Anda di halaman 1dari 6

ejournal Keperawatan (e-Kep) Volume 3. Nomor 1.

Februari 2015

HUBUNGAN STRES DENGAN KEJADIAN ACNE VULGARIS PADA


MAHASISWA SEMESTER V (LIMA) PROGRAM STUDI ILMU
KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO

Cindy K Manarisip
Billy J Kepel
Sefty S Rompas

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran


Universitas Sam Ratulangi
Email : kristimanarisip@ymail.com

Abstract : Acne vulgaris is a skin disease that is often a problem for adolescents and
young adults. Many risk factors that may affect the incidence of this disease, such as
genetic factors, hormonal, stress, Propionibacterium acnes microorganisms, and other
environmental factors. Conditions of stress and emotional disorders may exacerbate acne.
increased production of androgens from the adrenal glands and sebum, even fatty acids in
sebum increases. The aim of research to analyze the relationship between stress and the
incidence of acne vulgaris. The method used is analytic by using case control approach.
The sampling technique in this study is simple random sampling with 36 samples. Data
collected by distributing questionnaires and observations. Data analysis using chi square
test, at 95% significance level (α 0.05). The results showed that (50.0%) of respondents
suffering from acne vulgaris and most students experience stress as much (99.9%). Test
statistics of the stress and the incidence of acne vulgaris find the p-value = 0.037. This
means that the p-value is smaller than α = 0:05. This conclusion indicates that there is a
relationship between stress and the incidence of acne vulgaris in the Fifth Semester
Students, Study Program of Nursing Science University of Sam Ratulangi Manado.
Keywords: Stress, Acne vulgaris.

Abstrak : Acne Vulgaris adalah salah satu penyakit kulit yang sering menjadi masalah
bagi remaja dan dewasa muda. Banyak faktor resiko yang dapat mempengaruhi timbulnya
penyakit ini, seperti faktor genetik, hormonal, stres, mikroorganisme Propionibacterium
Acnes, dan faktor lingkungan lainnya. Kondisi stres dan gangguan emosi dapat
menyebabkan eksaserbasi acne ini disebabkan oleh meningkatnya produksi hormon
androgen dari kelenjar adrenal dan sebum, bahkan asam lemak dalam sebum pun
meningkat. Tujuan penelitian untuk menganalisis hubungan stres dengan kejadian acne
vulgaris. Metode penelitian yang digunakan yaitu analitik dengan menggunakan
pendekatan case control. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu simple
random sampling dengan jumlah 36 sampel. Pengumpulan data dilakukan dengan
menyebarkan kuesioner dan observasi. Analisis data menggunakan uji chi square, pada
tingkat kemaknaan 95% (α 0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa (50,0%)
responden menderita acne vulgaris dan sebagian besar mahasiswa mengalami stres
sebanyak (99,9%). Uji statistika dari stres dan kejadian acne vulgaris mendapati p-
value=0,037. Ini berarti bahwa nilai p lebih kecil dari α=0.05. Kesimpulan ini
menunjukkan bahwa ada hubungan antara stres dengan kejadian acne vulgaris pada
mahasiswa semester V (Lima) Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Sam
Ratulangi Manado.
Kata kunci : Stres, Acne vulgaris.

1
ejournal Keperawatan (e-Kep) Volume 3. Nomor 1. Februari 2015

PENDAHULUAN mahasiswa semester lima sebanyak 91


Salah satu penyakit kulit yang orang. Setelah diobservasi, sekitar 50%
banyak dijumpai secara global pada mahasiswa semester V sedang mengalami
remaja dan dewasa muda adalah jerawat jerawat (acne vulgaris) kebanyakan belum
atau dalam bahasa medisnya disebut acne mengenal kiat-kiat dalam mengenali
(Yuindartanto, 2009). Pertumbuhan acne faktor-faktor penyebab timbulnya jerawat
vulgaris disebabkan oleh berbagai faktor salah satunya faktor stres. Bila sudah
seperti genetik, endokrin (androgen menjadi korban, barulah mereka cemas
pituitary sebotropic), faktor makanan, dan bingung akan cara untuk mengobati
keaktifan dari kelenjar sebasea, faktor dan menyingkirkan noda-noda yang
psikis, musim, faktor stres, infeksi bakteri mencederai wajah yang dulu mulus dan
(Propionibacterium acnes), kosmetik, dan halus.
bahan kimia yang lain (Harahap, 2000). Berdasarkan uraian di atas, maka
Eksaserbasi acne ini disebabkan oleh peneliti tertarik untuk meneliti hubungan
meningkatnya produksi hormon androgen stres dengan kejadian acne vulgaris pada
dari kelenjar adrenal dan sebum, bahkan mahasiswa semester lima Program Studi
asam lemak dalam sebum pun meningkat Ilmu Keperawatan FK Unsrat Manado.
(Harahap, 2000).
Pada beberapa penderita, stres dan METODE PENELITIAN
gangguan emosi dapat menyebabkan Desain penelitian yang digunakan
eksaserbasi acne. Kecemasan dalam penelitian ini adalah metode
menyebabkan penderita memanipulasi pendekatan analitik dengan menggunakan
acnenya secara mekanis, sehingga terjadi desain Case Control. Populasi dalam
kerusakan pada dinding folikel dan timbul penelitian ini adalah 91 orang.
lesi yang beradang yang baru (Goggin et Pengambilan sampel ini menggunakan
al, 2000). probability sampling yaitu simple random
Di Amerika, acne vulgaris adalah sampling, dimana setiap anggota atau unit
penyakit kulit umum dan ditandai oleh dari populasi mempunyai kesempatan
peradangan, baik terbuka maupun tertutup yang sama untuk diseleksi sampel. Teknik
yaitu peradangan komedo, papula, pengambilan sampel secara acak
pustula, dan nodul, terjadi sekitar 60-70% sederhana ini dilakukan dengan mengundi
kasus acne dan 20% akan memiliki anggota populasi (Notoatmodjo, 2010)..
jerawat yang parah, yang dapat berakibat Sampel dalam penelitian ini adalah 36.
pada fisik dan mental permanen jaringan Penelitian ini dilakukan pada mhasiswa
parut (Goggin et al, 2000). Dari survey di semester lima Program Studi Ilmu
kawasan Asia Tenggara terdapat 40-80% Keperawatan FK Unsrat Manado.
kasus acne (Graham, 2005). Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 9
Di Indonesia, acne vulgaris Desember sampai 11 Desember 2014.
merupakan penyakit kulit yang umum Dalam penelitian ini yang digunakan
terjadi sekitar 85-100% kasus acne. Acne sebagai pengumpulan data berupa
vulgaris sering dijumpai pada wanita yang kuisioner DASS (Depresion Anxiety
berusia 14-17 tahun dan pada pria berusia Stress Scale (Lovibond 1995 dalam Yosep
16-19 tahun (Yuindartanto, 2009). 2011), dengan 14 pertanyaan.
Menurut catatan kelompok studi Data yang terkumpul diolah dan
dermatologi kosmetika Indonesia dianalisis menggunakan komputer dengan
menunjukkan 60% penderita acne vulgaris program SPSS. Supaya dalam pengelolaan
pada tahun 2006 dan 80% pada tahun data tidak mendapatkan kendala setelah
2007 (Effendi, 2003). Berdasarkan data itu diolah dengan menggunakan sistem
awal yang diperoleh di Program Studi komputerisasi, tahapan-tahapan tersebut
Ilmu Keperawatan memiliki jumlah yaitu :Editing, Coding, Entry data,

2
ejournal Keperawatan (e-Kep) Volume 3. Nomor 1. Februari 2015

Cleaning. Analisa dalam penelitian ini Total 36 100,0


yaitu analisa univariat dilakukan terhadap Sumber : Data Primer (diolah tahun 2015)
setiap variable independen yaitu stress dan
variable dependennya adalah acne Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi dan
vulgaris untuk mengetahui karakteristik Persentase Responden Berdasarkan
penelitian dilakukan dengan menganalisis Kategori Stres
variabel-variabel yang ada secara Kategori
deskriptif dengan menghitung distribusi N %
Stres
frekuensi dan proporsinya.analisa bivariat
dilakukan untuk mengetahui hubungan Tidak Stres 12 36,1
stres dengan kejadian acne vulgaris pada Stres 23 63,9
mahasiswa semester V (Lima) Program Total 36 100,0
Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Sumber : Data Primer (diolah tahun 2015)
Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
Manado menggunakan uji statistik chi- Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi dan
square (X2) dengan tingkat kemaknaan Persentase Responden Berdasarkan
95% (α= 0,05). Selain itu dilakukan juga Kategori Acne vulgaris
perhitungan Odds Ratio (OR) oleh (Wati, Kejadian
2009) yang digunakan untuk N %
Acne Vulgaris
mengestimasi tingkat risiko antara
variabel dependen dengan independen. Tidak Acne 18 50
Dalam melakukan penelitian, peneliti Acne 18 50
memperhatikan masalah-masalah etika Total 36 100,0
penelitian yang meliputi : Informed Sumber : Data Primer (diolah tahun 2015)
Consent, Anonimity dan Confidentialy.
Karakteristik Responden
HASIL DAN PEMBAHASAN Jenis Kelamin :
Hasil Analisis Univariat dengan Berdasarkan jenis kelamin dalam
karakteristik responden meliputi : jenis penelitian ini responden terbanyak adalah
kelamin, umur, kategori stress, dan perempuan dengan jumlah (86.1%)
kategori acne vulgaris responden. Sama dengan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Perumal
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi dan (2011) dimana dari 120 jumlah sampel
Persentase Responden Berdasarkan yang termasuk dalam kategori acne,
Jenis Kelamin responden berjenis kelamin perempuan
Jenis % lebih tinggi 59.2% dari pada responden
N
Kelamin berjenis kelamin laki-laki 40.8%. Karena
Perempuan 31 86,1 jumlah mahasiswa perempuan yang
Laki-laki 5 13,9 memang lebih besar dari jumlah
mahasiswa laki-laki.
Total 36 100,0 Sepanjang kehidupan perempuan
Sumber : Data Primer (diolah tahun 2015)
kadar hormon androgen yang disebut
sebagai penyebab jerawat, kadarnya relatif
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi dan tidak turun secara drastis. Hormon
Persentase Responden Berdasarkan androgen ini berasal dari suatu mekanisme
Umur perubahan lemak, khususnya kolesterol.
Umur N % Efek kerja kelenjar sebum mulai
18 1 2,8 berkurang pada wanita saat menjelang
18 12 33,3 menopause. (Khoeriyah. 2010). Aktivitas
20 23 63,9 kelenjar sebum sangat dipengaruhi

3
ejournal Keperawatan (e-Kep) Volume 3. Nomor 1. Februari 2015

hormon androgen. Kerja kelenjar ini Hasil Analisis Bivariat


memuncak saat seseorang mencapai masa
pubertas. Perubahan hormonal dan Tabel 5.5 Crosstabulation Kategori
perubahan tubuh selama masa pubertas ini Stres dengan Kejadian Acne vulgaris
Sumber : Data Primer (diolah tahun 2015)
terjadi 2 tahun lebih awal pada anak
perempuan atau sekitar usia 10 tahun
sedangkan pada anak laki – laki dimulai
Kejadian Acne
pada usia 12 tahun (Ahmad, 2013).
Total
Hormon androgen dan esrtogen Kategori
Stres Acne Tidak Acne p OR
merupakan hormon yang ada pada pria
dan wanita. Perbedaannya hanya dalam N % N % n %
kadar atau jumlah yang dihasilkan.
Hormon androgen lebih banyak pada pria, Stres 15 65,2 8 34,8 23 100
sedangkan hormon estrogen lebih banyak 0,001
Tidak
3 23,1 10 76,9 13 100
pada wanita. Stres

Jumlah 18 50,0 44 84,6 36 100 6,250


Umur :
Berdasarkan hasil penelitian
Karakteristik reponden berdasarkan menunjukkan bahwa dari 36 responden,
umur didapatkan dalam penelitian ini yang memiliki kategori stres berjumlah 23
yang terbanyak berusia (63.9%) tahun, orang dengan klasifikasi (34.8%) tidak
dengan rata-rata umur responden adalah
menderita acne vulgaris dan (65.2%)
19.61 tahun dimana termasuk dalam
kategori usia dewasa muda. Menurut menderita acne vulgaris. Sedangkan
Yuindartanto (2009) Insiden acne kategori tidak stres berjumlah 13 orang
vulgaris yang terjadi pada usia dewasa dengan klasifikasi (76.9%) tidak
muda yaitu umur 14-17 tahun pada menderita acne vulgaris dan (23.1%)
wanita dan 16-19 pada pria adalah sebesar menderita acne vulgaris. Dapat dilihat
80 – 100%. Hal ini disebabkan menjelang
bahwa perbandingan yang terjadi baik
dewasa tubuh mengalami berbagai
penyesuaian fisik, sosial dan psikologi responden dengan kategori stres maupun
yang pada umumnya disebabkan oleh kategori tidak stres, ternyata lebih dari
hormon dimana salah satunya adalah setengah diantaranya menderita acne
hormon androgen. Hormon androgen vulgaris.
merupakan hormon yang berperan aktif Dari hasil pengelolaan data yang
dalam merangsang tubuh untuk berbagai dilakukan dengan menggunakan SPSS
perubahan dan penyesuaian, kadar
menunjukkan bahwa ada hubungan antara
hormon androgen meningkat dan
mencapai puncak pada umur 18-20 tahun stres dengan kejadia acne vulgaris.
(Winarno & Ahnan, 2014). Kenaikan dari Berdasarkan perhitungan uji Chi Square,
hormon androgen yang beredar dalam diperoleh nilai p=0.037. Dengan demikian
darah yang dapat menyebabkan ada hubungan antara stres dengan
hiperplasia dan hipertrofi dari glandula kejadian acne vulgaris atau Hipotesis
sebasea sehingga dapat memicu alternatif (Ha) diterima.
timbulnya kejadian acne vulgaris
Hasil penelitian ini, sama dengan
(Yuindartanto, 2009).
penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Perumal (2011) tentang Hubungan
Stres dengan Kejadian Acne Vulgaris
dikalangan Mahasiswa Fakultas

4
ejournal Keperawatan (e-Kep) Volume 3. Nomor 1. Februari 2015

Kedokteran Universitas Sumatera Utara k/histologi-zukesti3.pdf [


angkatan 2007-2009, dimana dalam diakses pada 26 September 2014 ]
penelitiannya hasil uji statistika Goggin et al, (2000). A histological and
immunocytochemical study of
menunjukkan nilai p-value=0.032
early acne lesions. Br J
Dalam penelitian Ofliza (2012), Dermatology;118(5):651-9. Di
didapatkan hasil bahwa dua faktor utama unduh dari:
yang beresiko besar memicu terjadinya http://adln.stress.ac.id/go.php?id=g
jerawat adalah faktor makanan dengan p- dlhub-gdl-sl-1999-11126
value = 0.003 dan faktor psikologi stres [ diakses pada 26 September 2014
dengan p-value = 0.036. ]
Graham, B. Brown Burns, T. (2005). Acne
Vulgaris. Dalam : Graham, B.
SIMPULAN
Brown. Burns, ed. Lecture Notes
Teridentifikasi lebih dari setengah
Dermatologi. Jakarta. Erlangga
(63.9%) mahasiswa semester V (Lima)
Harahap, Mawali. (Ed). (2000). Aspek
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas
Psikis dan Akne Vulgaris. Dalam
Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
Harahap, M. ed. Ilmu Penyakit
Manado mengalami stres. Separuh
Kulit Psikologis. Jakarta
responden (50%) menderita acne vulgaris.
Khoeriyah, Faridatul. (2010). Gambaran
Terdapat hubungan yang bermakna antara
Konsep Diri Remaja Putri yang
stres dengan kejadian acne vulgaris pada
Mempunyai Jerawat Di MAN 1
mahasiswa semester V (lima) Program
Semarang. Diunduh
Studi Ilmu Keperawatan Fakulyas
dari:http://digilib.unimus.ac.id/file
Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
s/111/jtptunimus-gdl-faridatulk-
Manado.
5518-bab1.pdf [diakses pada 9
Januari 2015]
Kozier, Erb, Berman, et al (2010).
DAFTAR REFERENSI
Fundamental Keperawatan:
Ahmad, A. (2013). Perubahan pubertas.
Konsep, Proses dan Praktik Edisi
Dikutip
VII. Jakarta: EGC
dari:http//edukasi.kompasiana.com
Nami, U., (2009). Hubungan Tingkat
/2013/09/16/perubahan-pubertas-
Stress Dan Kebersihan Diri
592331.html [diakses pada 9
dengan Akne Vulgaris. Di unduh
Januari 2015]
dari :
Budiman, (2011). Penelitian Kesehatan.
http://adln.lib.unair.ac.id/go.php?id
Buku Pertama Cetakan ke-II.
=gdlhub-gdl-sl-2009-utaminami-
Bandung. Di unduh
1126
dari:http://library.usu.ac.id/downlo
[ diakses pada 26 September 2014
ad/fk/histologi-zukesti3.pdf [
]
diakses pada 26 September 2014 ]
National Safety Council, (2003).
Djuanda, H. M, Aisah, S., (2013). Akne
Manajemen Stress. Jakarta: EGC
Vulgaris. Dalam Ilmu Penyakit
Niven, N, (2000). Psikologi Kesehatan:
Kulit dan Kelamin, Edisi ke-6.
Pengantar Untuk Perawat dan
Jakarta : Fakultas Kedokteran
Profesional Kesehatan Lain Edisi
Universitas Indonesia
II. Jakarta: EGC
Efendi, Z, (2003). Peranan Kulit dalam
Notoatmodjo, S. (2010). Metode
Mengatasi Terjadinya Akne
Penelitian Kesehatan : Rineka
Vulgaris. Di unduh dari:
Cipta Nursalam, Jakarta
http://library.usu.ac.id/download/f

5
ejournal Keperawatan (e-Kep) Volume 3. Nomor 1. Februari 2015

Ofliza. (2012). Faktor-faktor yang Potter, Patricia A. & Perry, Anne G.


berhubungan dengan acne (2012). Buku ajar fundamental
vulgaris pada remaja di SMA keperawatan konsep, proses, dan
Negri 1 Darul Imarah Kabupaten praktik edisi 4 (Renata
Aceh Besar, karya tulis ilmiah. Komalasari... [et al], alig bahasa).
Diunduh Jakarta:EGC
dari:http://180.241.122.205/dockti/ PSIK Unsrat, (2013). Pedoman Teknis
OFLIZA-08010064.pdf [diakses Penulisan Tugas Akhir Mahasiswa
pada 13 Januari 2015] Setiadi, (2013). Konsep dan Praktik
Perumal, Nitya. (2011). Hubungan Stress Penulisan Riset Keperawatan.
dengan Kejadian Akne Vulgaris Di Yogyakarta: Graha Ilmu
Kalangan Mahasiswa Fakultas Siregar, R. S., (2001). Akne Vulgaris,
Kedokteran Sumatra Utara Atlas Berwarna Saripati Penyakit
Angkatan 2007 2009. Di unduh Kulit, Ed. Carolin Wijaya & Peter
dari: Anugerah, Cetakan III, EGC,
http://repository.usu.ac.id/handle/1 Jakarta
23456789/21494 [ diakses pada Suliswati, Payapo, et al, (2012). Konsep
26 September 2014 ] Dasar Keperawatan Jiwa. Jakarta:
EGC

Anda mungkin juga menyukai