Anda di halaman 1dari 42

Laporan Kerja Praktek

PT. PERTAMINA EP ASSET 1 LIRIK UNIVERSITAS ISLAM RIAU

BAB III
SISTEM OPERASIONAL DAN PRODUKSI

3.1. SISTEM OPERASIONAL


PT. Pertamina EP Asset 1 Lirik dibagi menjadi dua area operasi produksi,
area Distrik I yang memiliki 5 manifold dan 71 well aktif serta Distrik II yang
memiliki 3 manifold dan 27 well aktif. Jadi, total keseluruhan well aktif milik PT.
Pertamina EP Asset 1 Lirik adalah 98 well aktif.
Sistem pengumpulan minyak pada PT. Pertamina EP Asset 1 Lirik,
memiliki bentuk atau model yang hampir sama. Secara umum proses produksi
yang terjadi pada PT. Pertamina EP Asset 1 Lirik dimulai dari wellhead. Fluida
yang dipompakan oleh pompa akan mengalir melalui tubing keluar ke permukaan
sumur dan mengalir melalui flowline. Crude oil dari semua sumur disatukan
dalam satu header produksi melalui manifold-manifold yang ada dan diinjeksikan
chemical demulsifier yang kemudian masuk ke FWKO (Free Water Knock Out).
Dari FWKO crude oil akan dikumpulkan di tangki untuk selanjutnya dipompakan
ke sistem pengumpul utama. Air terproduksinya di injeksikan ke sumur, setelah di
treatment di water injection plant.
Pada sistem pengumpul utama, crude oil yang dipompakan, disatukan
pada FWKO untuk dipisahkan kembali dari air formasi. Dari FWKO minyak akan
diproses lebih lanjut di heater treater untuk memisahkan butir-butir air yang masih
terbawa dengan menggunakan proses pemanasan. Setelah minyak benar-benar
bersih atau hanya terdapat sedikit air yang terbawa, minyak kemudian ditampung
di storage tank. Air yang terpisahkan ditampung di skimming pit untuk kemudian
diinjeksikan ke sumur injeksi.
Pada PT. Pertamina EP Asset 1 Lirik ini sendiri mempunyai dua Stasiun
Pengumpul Utama (SPU) yaitu SPU Sei Karas dan SPU Ukui. SPU Sei Karas
menampung minyak dari manifold-manifold yang berada di dalam area struktur
distrik I, yaitu struktur Molek, Sago, dan Lirik. Setelah di kumpulkan di dalam

10
Laporan Kerja Praktek
PT. PERTAMINA EP ASSET 1 LIRIK UNIVERSITAS ISLAM RIAU

SPU Sei Karas, minyak akan dialirkan ke dalam PPP (Pusat Pengumpul Produksi)
yang berada di sebelah SPU Sei Karas untuk dipisahkan lebih lanjut.
Sedangkan SPU Ukui menampung minyak dari manifold-manifold yang
berada di dalam area distrik II, yaitu struktur Andan, Ukui, South Pulai, dan North
Pulai. SPU Ukui ini berbeda dengan SPU Sei Karas, karena di dalam SPU Ukui
ini langsung menjadi satu dengan Pusat Pengumpul Produksinya.
Minyak yang sudah terpisahkan dari air akan di tampung di dalam Storage
Tank yang berada di Pusat Pengumpul Produksi. Dalam storage tank, dilakukan
pengetesan sampling minyak untuk mengetahui berapa persen watercut yang
terdapat di dalam minyak tersebut. Minyak yang boleh dilanjutkan ke proses
trucking dan selanjutnya di proses yaitu minyak yang mempunyai water cut tidak
lebih dari 0,5 %. Setelah minyak di trucking, minyak tersebut akan dibawa
menuju terminal buatan dan selanjutnya akan dilakukan pengapalan menuju Sei
Pakning.
Secara umum diagram aliran produksi yang terdapat di PT. Pertamina EP
Asset 1 Lirik dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.1. Diagram Alir Produksi PT. Pertamina EP Asset 1 Lirik

11
Laporan Kerja Praktek
PT. PERTAMINA EP ASSET 1 LIRIK UNIVERSITAS ISLAM RIAU

3.1.1. Sumur (Well)


Satu rangkaian pipa yang dipasang pada waktu pengeboran, kemudian
menjadi tempat mengalirnya minyak, air, dan gas dari reservoir ke permukaan.
Ada dua lifting yang dipakai oleh PT. Pertamina EP Asset 1 Lirik, yaitu Sucker
Rod Pump dan Electrical Submersible Pump.

Gambar 3.2. Sumur (well)

3.1.2. Stasiun Pengumpul


Stasiun Pengumpul merupakan fasilitas yang berfungsi untuk
mengumpulkan fluida hasil produksi dari sumur-sumur minyak, untuk dilakukan
pemisahan antara minyak dan air. Di stasiun pengumpul terdiri beberapa fasilitas,
yaitu:
a. Manifold
Manifold merupakan kumpulan dari valve-valve yang berfungsi untuk
mengatur aliran fluida produksi dari masing-masing sumur.

12
Laporan Kerja Praktek
PT. PERTAMINA EP ASSET 1 LIRIK UNIVERSITAS ISLAM RIAU

Gambar 3.3. Manifold


Di manifold terdapat Header. Header merupakan tempat
berkumpulnya aliran fluida dari flowline yang terletak diatas manifold dan
mempunyai diameter lebih besar dari flowline. Secara keseluruhan header
mempunyai fungsi sebagai berikut:
1. Menampung fluida produksi dari beberapa gate valve pada suatu unit
manifold.
2. Membantu terjadinya proses pemisahan dengan adanya penginjeksian
chemical demulsifier.
Terdapat tiga macam header yaitu header produksi, header test dan
header emergency (cadangan). Crude oil yang dialirkan dari sumur
disatukan dalam header produksi. Penginjeksian demulsifier ditempatkan
pada header produksi. Apabila header produksi mengalami kerusakan atau
sedang dalam perawatan, aliran dialihkan menuju header emergency.
Sedangkan header test berfungsi untuk mengetahui laju alir fluida.

b. Free Water Knock Out (FWKO)


Free Water Knock Out digunakan untuk memisahkan air dan minyak.
Air dan minyak dipisahkan dengan gaya gravitasi (berat jenis fluida) dan
13
Laporan Kerja Praktek
PT. PERTAMINA EP ASSET 1 LIRIK UNIVERSITAS ISLAM RIAU

bantuan chemical. Air menuju ke Outlet bagian bawah FWKO sedangkan


minyak menuju bagian atas FWKO. Air yang sudah dipisahkan kemudian
dipompakan menuju ke skimming pit. Sedangkan minyak keluar melalui
flowline menuju ke dalam storage tank.

Gambar 3.4. Free Water Knock Out (FWKO)

c. Heater Treater
Alat yang digunakan untuk memisahkan crude oil yang telah
dikumpulkan di Stasiun Pengumpul. Panas yang dihasilkan dari steam
yang dihasilkan dari boiler.
Panas dari Header Treater berfungsi agar crude oil tidak beku setelah
kehilangan panas. Selain itu panas tersebut membantu pemisahan minyak
dan air.

14
Laporan Kerja Praktek
PT. PERTAMINA EP ASSET 1 LIRIK UNIVERSITAS ISLAM RIAU

Gambar 3.5. Heater Treater

d. Storage Tank
Fungsi Storage Tank ada dua, yaitu sebagai penampung minyak
sementara di manifold dan SPU serta sebagai tempat untuk memisahkan
minyak dan air di PPP (Pusat Pengumpul Produksi).

Gambar 3.6. Storage Tank

e. Skimming Pit
Secara umum kegunaan skimming pit yaitu sebagai kolam tempat
penampungan air pemisahan. Namun sekarang skimming pit disini
digunakan untuk tempat pemisahan kembali air yang masih mengandung

15
Laporan Kerja Praktek
PT. PERTAMINA EP ASSET 1 LIRIK UNIVERSITAS ISLAM RIAU

minyak dari FWKO dan storage tank. Air yang sudah benar-benar tidak
mengandung minyak akan digunakan untuk water injection. Sedangkan
minyak yang terpisahkan dipompakan kembali ke storage tank.

Gambar 3.7. Skimming Pit

f. Heat Exchanger
Heat Exchanger digunakan untuk pemanasan crude oil yang akan di
trucking. Pemanasannya diperoleh dari steam yang dihasilkan oleh boiler.
mempercepat proses pemisahan fluida dengan menggunakan steam atau
penguapan.

Gambar 3.8. Heat Exchanger

16
Laporan Kerja Praktek
PT. PERTAMINA EP ASSET 1 LIRIK UNIVERSITAS ISLAM RIAU

g. Boiler
Boiler adalah alat yang digunakan untuk menghasilkan steam/uap
panas. Air yang sudah bersih dipanaskan didalam boiler sampai mencapai
didihnya dan menjadi uap panas. Bahan boiler di PT.Pertamina EP Asset 1
Lirik ini menggunakan gas. Steam/uap digunakan untuk memanaskan
storage tank dan menjaga temperatur storage tank agar terjaga antara
1320F – 1340F serta untuk uap/steam di dalam heat exchanger.

Gambar 3.9. Boiler

3.2. METODE PRODUKSI


3.2.1. Sucker Rod Pump (SRP)
Sucker Rod Pump atau pompa angguk adalah metode artificial lift yang
paling umum digunakan pada perusahaan-perusahaan minyak dunia. Karena
pompa ini dianggap paling ekonomis, dan mudah didesain serta dioperasikan.
Keuntungan Sucker rod pump :
1) Desain sistem relatif sederhana.
2) Efisien, sederhana dan mudah untuk dioperasikan.

17
Laporan Kerja Praktek
PT. PERTAMINA EP ASSET 1 LIRIK UNIVERSITAS ISLAM RIAU

3) Dapat memompa sumur untuk tekanan yang rendah.


4) Dapat melakukan pengangkatan untuk minyak bertemperatur tinggi.

Sedangkan kekurangan metode ini adalah :


1) Tidak dapat digunakan untuk lubang miring karena dapat menimbulkan
problem friksi.
2) Kapasitas untuk produksi rendah
3) Sucker rod mempunyai keterbatasan untuk sumur yang dalam.
4) Tidak dapat digunakan pada offshore.
5) Produksi padatan yang tinggi dapat menimbulkan permasalahan. Produksi
gas dapat menurunkan efisiensi volumetric pompa.

Penjelasan mengenai komponen alat ini adalah sebagai berikut:

Gambar 3.10. Sucker Rod Pump


Sucker Rod Pump ini dibagi menjadi 2 bagian. Bagian pertama adalah
bagian permukaan dan kedua adalah bagian bawah permukaan.

18
Laporan Kerja Praktek
PT. PERTAMINA EP ASSET 1 LIRIK UNIVERSITAS ISLAM RIAU

A. Peralatan Permukaan
Fungsi utama peralatan sucker rod pump di atas permukaan adalah:
a). Memindahkan energi atau tenaga dari prime mover ke unit peralatan
pompa di dalam sumur.
b). Mengubah gerak berputar dari prime mover menjadi gerak naik turun.
c). Mengubah kecepatan putar prime mover menjadi suatu langkah
pemompaan (stroke/menit, SPM) yang sesuai atau yang diinginkan.

 Prime mover
Merupakan pengerak utama, dimana prime mover akan memberikan
gerakan putar yang diubah menjadi gerak naik turun pada polished rod dan
sucker rod untuk diteruskan ke peralatan bawah permukaan. Prime mover
dapat berupa mesin gas, diesel, motor bakar dan listrik. Prime mover ini
disesuaikan dengan tersedianya sumber tenaga tersebut. Jadi pemilihan
motor diusahakan mempunyai daya yang cukup untuk mengangkat fluida
dan rangkaian rod dengan kecepatan yang diinginkan.

Gambar 3.11. Prime Mover

19
Laporan Kerja Praktek
PT. PERTAMINA EP ASSET 1 LIRIK UNIVERSITAS ISLAM RIAU

 Crank
Merupakan sepasang tangkai yang menghubungkan crank shaft pada
gear reducer dengan counterbalance. Pada crank ini terdapat lubang-
lubang tempat pitman bearing. Besar kecilnya langkah atau stroke
pemompaan yang diinginkan dapat diatur disini, dengan cara mengubah-
ubah pitman bearing.

 Pitman
Merupakan lengan penghubung antara walking beam pada equalizer
hearing dengan crank. Lengan Pitman merubah gerakan berputar menjadi
gerakan naik-turun.

Gambar 3.12. Crank dan Pitman

 Counterbalance
Merupakan sepasang pemberat yang fungsinya :
 Untuk mengubah gerak berputar dari prime mover menjadi gerak
naik turun.

20
Laporan Kerja Praktek
PT. PERTAMINA EP ASSET 1 LIRIK UNIVERSITAS ISLAM RIAU

 Menyimpan tenaga prime mover pada saat down-stroke atau pada


saat counterbalance menuju ke atas, yaitu pada saat kebutuhan
tenaga kecil atau minimum.

Gambar 3.13. Counterbalance

 Walking Beam
Merupakan tangkai horizontal dibawah horse head. Fungsinya
merupakan gerak naik turun yang dihasilkan oleh pasangan pitman-crank-
counterbalance, ke rangkaian pompa di dalam sumur melalui rangkaian
rod.

Gambar 3.14. Walking Beam

 Horse Head
Berfungsi menurunkan gerak dari walking bean ke unit pompa di
dalam sumur melalui bridle, polished rod dan sucker string atau
merupakan kepala dari walking bean yang menyerupai kepala kuda.

21
Laporan Kerja Praktek
PT. PERTAMINA EP ASSET 1 LIRIK UNIVERSITAS ISLAM RIAU

 Briddle
Berfungsi sebagai tali penggantung carrier bar.

Gambar 3.15. Horse Head Dan Briddle

 Carrier bar
Merupakan penyangga dari polished rod clamp.

Gambar 3.16. Carrier bar

 Stuffing box
Merupakan alat yang dipasang di atas kepala sumur (casing atau
tubing head) untuk mencegah atau menahan minyak agar tidak keluar
bersama naik turunnya polished rod. Disamping itu juga berfungsi sebagai
tempat kedudukan polished head rod, sehingga polished rod dapat
bergerak naik turun dengan bebas.

22
Laporan Kerja Praktek
PT. PERTAMINA EP ASSET 1 LIRIK UNIVERSITAS ISLAM RIAU

Gambar 3.17. Stuffing box

 Polished Rod
Merupakan bagian teratas dari rangkaian rod yang muncul di
permukaan. Berfungsi untuk menghubungkan antara rangkaian rod di
dalam sumur dengan peralatan di permukaan.

 Sampson post
Merupakan tiang penyangga walking bean.

Gambar 3.18. Sampson post Dan Polished Rod


23
Laporan Kerja Praktek
PT. PERTAMINA EP ASSET 1 LIRIK UNIVERSITAS ISLAM RIAU

 Equalizer
Merupakan bagian atas dari pitman yang dapat bergerak secara leluasa
menurut kebutuhan operasi pemompaan minyak berlangsung.

Gambar 3.19. Equalizer

B. Bagian Bawah Permukaan


Prinsip kerja di bawah permukaan adalah sebagai berikut : ketika gerakan
plunger kebawah, standing valve akan tertutup karena ditekan fluida di atasnya,
travelling valve terbuka karena mendapat dorongan dari fluida di working
barrel, fluida bergerak masuk dari barrel ke plungernya. Pada gerakan ke atas,
travelling valve tertutup, standing valve terbuka karena efek penghisapan,
fluida masuk dari sumur ke working barrel karena effek penghisapan tersebut.
working barrel digunakan untuk tempat naik dan turunnya plunger dan sebagai
tempat pengumpul cairan.

24
Laporan Kerja Praktek
PT. PERTAMINA EP ASSET 1 LIRIK UNIVERSITAS ISLAM RIAU

Gambar 3.20. Diagram Downstroke dan Upstroke Pada Sucker Rod Pump

Untuk peralatan pompa di bawah permukaan (Subsurface pump


equipment) terdiri dari empat komponen utama, yaitu: working barrel, plunger,
travelling valve dan standing valve.

 Working Barrel
Merupakan tempat dimana plunger dapat bergerak naik-turun sesuai
dengan langkah pemompaan dan menampung minyak terisap oleh plunger
pada saat bergerak ke atas (up stroke).

 Plunger
Merupakan bagian dari pompa yang terdapat di dalam barrel dan dapat
bergerak naik turun yang berfungsi sebagai penghisap minyak dari formasi
masuk ke barrel yang kemudian diangkat ke permukaan melalui tubing.

25
Laporan Kerja Praktek
PT. PERTAMINA EP ASSET 1 LIRIK UNIVERSITAS ISLAM RIAU

Gambar 3.21. Plunger

 Tubing
Seperti halnya pada peralatan sembur alam, tubing digunakan untuk
mengalirkan minyak dari dasar sumur ke permukaan setelah minyak
diangkat oleh plunger pada saat up stroke.

 Standing valve
Merupakan bola yang ikut bergerak naik turun menurut gerakan
plunger dan berfungsi mengalirkan minyak dari working barrel masuk ke
plunger dan hal ini terjadi pada saat plunger bergerak ke atas dan
selanjutnya standing valve membuka. Pada saat plunger bergerak ke
bawah standing valve akan menutup untuk mencegah fluida keluar ke
annulus.

26
Laporan Kerja Praktek
PT. PERTAMINA EP ASSET 1 LIRIK UNIVERSITAS ISLAM RIAU

Gambar 3.22. Standing valve

 Travelling valve
Merupakan bola yang ikut bergerak naik turun menurut gerakan
plunger dan berfungsi mengalirkan minyak dari working barrel masuk ke
plunger dan hal ini terjadi pada saat plunger bergerak ke bawah serta
menahan minyak keluar dari plunger pada saat plunger bergerak ke atas.

Gambar 3.23. Traveling valve

27
Laporan Kerja Praktek
PT. PERTAMINA EP ASSET 1 LIRIK UNIVERSITAS ISLAM RIAU

 Gas anchor
Merupakan komponen pompa yang dipasang di bagian bawah dari
pompa yang berfungsi untuk memisahkan gas dari minyak agar gas tidak
ikut terproduksi.

 Rod String
Tangkai pompa (sucker rod string) terdiri dari :
 Sucker rod
Merupakan batang/rod penghubung antara plunger dengan
peralatan di permukaan. Fungsi utamanya adalah melanjutkan gerak
lurus naik turun dari horse head ke plunger.
Untuk menghubungkan antara dua sucker rod digunakan sucker
rod coupling. Umumnya panjang satu single dari sucker rod yang
sering digunakan berkisar antara 20 – 30 ft.
 Pony rod
Merupakan rod yang mempunyai panjang yang lebih pendek dari
panjang rod umumnya (± 25 ft). Fungsinya adalah untuk melengkapi
panjang dari sucker rod apabila tidak mencapai kepanjangan yang
dibutuhkan, ukurannya adalah 2, 4, 6, 8 dan 12 ft.
 Polished rod
Polished rod merupakan tempat rod yang berada di luar sumur
yang menghubungkan sucker rod string dengan carrier bar dan dapat
naik turun dalam stuffing box. Diameter stuffing box lebih besar dari
diameter sucker rod, yaitu 1 1/8, 1 ¼, 1.5, 1 ¾. Panjang polished rod
adalah 8, 11, 16 dan 22 ft.

C. Prinsip Kerja Sucker Rod Pump


Mekanisme kerja Sucker Rod Pump merupakan gerakan yang kompleks
dari semua komponen yang ada. Prime Over menghasilkan gerak rotasi,
gerakan ini diubah menjadi gerakan naik turun oleh pumping unit. Terutama
28
Laporan Kerja Praktek
PT. PERTAMINA EP ASSET 1 LIRIK UNIVERSITAS ISLAM RIAU

oleh System Pitman Assembly Crank. Kemudian gerakan angguk naik-turun


ini oleh Horse Head dijadikan gerak naik-turun yang selanjutnya
menggerakkan Plunger yang berada dalam Tubing Barel yang berada di dalam
sumur.
Instalasi pumping unit di permukaan dihubungkan dengan pompa yang ada
di dalam sumur oleh sucker rod pump, sehingga gerak naik-turun dari horse
head dipindahkan ke plunger pompa, dan plunger ini bergerak naik-turun
dalam barel pompa.
Pada saat upstroke, plunger bergerak ke atas (up-stroke) dimana traveling
valve menjauhi standing valve, maka traveling valve akan tertutup
dikarenakan adanya tekanan dari fluida yang ada diatasnya, sehingga fluida
tersebut dapat terangkat kepermukaan mengalir melalui tubing. Pada saat
plunger bergerak keatas, tekanan dalam barel akan berkurang atau vacum,
sehingga tekanan formasi akan membuka standing valve dan fluida masuk
kedalam barel.
Pada saat downstroke, standing valve menutup karena tekanan fluida yang
di atasnya dan pengaruh berat ball itu sendiri. Sedangkan travelling valve akan
membuka dan terdorong oleh fluida yang ada dalam barel, kemudian fluida
tersebut mengisi tubing. Proses ini akan berlanjut sesuai dengan gerakan yang
diberikan oleh unit pompa di permukaan (surface pumping unit) sampai pipa
terisi oleh fluida dan bergerak ke permukaan.

3.2.2 Electrical Submersible Pump


Unit Electric Submersible Pump mempunyai dua bagian utama , yaitu
peralatan di atas permukaan (Surface Hole Equipment ESP) dan peralatan bawah
permukaan (Down Hole Equipment ESP).

29
Laporan Kerja Praktek
PT. PERTAMINA EP ASSET 1 LIRIK UNIVERSITAS ISLAM RIAU

Gambar 3.24. Diagram Electrical Submersible Pump

A. Peralatan Permukaan
Peralatan di atas permukaan meliputi Wellhead, Junction Box,
Switchboard, Dan Transformer.

30
Laporan Kerja Praktek
PT. PERTAMINA EP ASSET 1 LIRIK UNIVERSITAS ISLAM RIAU

a. Wellhead (Tubing Head)


Wellhead (Tubing Head) dilengkapi dengan tubing hanger khusus yang
mempunyai lubang untuk cable pack-off atau penetrator. Cable pack-off
ini biasanya tahan sampai tekanan 3000 psi.
Tubing Head digunakan untuk menggantungkan tubing string pada
casing head. Tubing head mempunyai packing element (karet yang
mempunyai lubang-lubang tempat ESP cable). Karena ini menjaga agar
fluida tidak keluar dari casing dan agar tidak terjadi kebocoran (Flowing).

Gambar 3.25. Wellhead

b. Junction Box
Junction box ditempatkan di antara kepala sumur dan switchboard
untuk alasan keamanan. Gas dapat mengalir ke atas melalui kabel dan naik
ke permukaan menuju switchboard, yang bisa menyebabkan terjadinya
kebakaran, karena itu kegunaan dari junction box ini adalah untuk
mengeluarkan gas yang naik ke atas tadi. Gas yang ke luar dari sumur
akan masuk ke dalam junction box lalu kemudian keluar melalui
sambungan kabel dari switchboard dengan kabel dari ESP motor. Junction

31
Laporan Kerja Praktek
PT. PERTAMINA EP ASSET 1 LIRIK UNIVERSITAS ISLAM RIAU

box biasanya dipasang 15 feet (minimum) dari kepala sumur serta 35 feet
dari switchboard.
Fungsi dari junction box antara lain:
1) Sebagai ventilasi terhadap adanya gas yang mungkin bermigrasi ke
permukaan melalui kabel agar terbuang ke atmosfer.
2) Sebagai terminal penyambungan kabel dari dalam sumur dengan kabel
dari switchboard.
Namun untuk aplikasi di lapangan ada beberapa sumur yang tidak lagi
menggunakan junction box hal ini dikarenakan sudah tidak ada gas yang
terproduksi dari reservoir, sehingga junction box tidak perlu dipasang.

Gambar 3.26. Junction Box

c. Switchboard
Switchboard adalah panel kontrol kerja di permukaan saat pompa
bekerja yang dilengkapi dengan motor controller, overload dan underload
protection serta alat pencatat (recording instrument) yang bisa bekerja
secara manual ataupun otomatis apabila terjadi penyimpangan.

32
Laporan Kerja Praktek
PT. PERTAMINA EP ASSET 1 LIRIK UNIVERSITAS ISLAM RIAU

Switchboard ini dapat digunakan untuk tegangan dari 440 volt sampai 480
volt.
Fungsi utama dari switchboard adalah :
1) Untuk mengontrol kemungkinan terjadinya downhole problem seperti:
Overload atau Underload Current.
2) Auto restart setelah underload pada kondisi intermittent well.
3) Mendeteksi unbalance voltage.
Pada switchboard biasanya dilengkapi dengan ammeter chart yang
berfungsi untuk mencatat arus motor versus waktu ketika motor bekerja.

Gambar 3.27. Switchboard

d. Transformer
Transformer merupakan alat untuk mengubah tegangan listrik, bisa
untuk menaikkan atau menurunkan tegangan. Alat ini terdiri dari core
(inti) yang dikelilingi oleh coil dari lilitan kawat tembaga. Keduanya, baik
core maupun coil direndam dengan minyak travo sebagai pendingin dan
isolasi. Perubahan tegangan akan sebanding dengan jumlah lilitan
kawatnya. Biasanya tegangan input transformer diberikan tinggi agar
didapat ampere yang rendah pada jalur transmisi, sehingga tidak
33
Laporan Kerja Praktek
PT. PERTAMINA EP ASSET 1 LIRIK UNIVERSITAS ISLAM RIAU

dibutuhkan kabel (penghantar) yang besar. Tegangan input yang tinggi


akan diturunkan dengan menggunakan step-down tranformer sampai
dengan tegangan yang dibutuhkan oleh motor.

Gambar 3.28. Transformer

B. Peralatan di Bawah Permukaan


Peralatan di bawah permukaan meliputi Motor Listrik, Protektor, Gas
separator, Pump intake, Pompa, Electric Cable, Check Valve, Bleeder Valve
dan Centralizer.
a. Motor listrik
Setiap system pemompaan memerlukan tenaga penggerak. Pada kasus
pompa ESP tenaga penggeraknya adalah Electric Motor.
Pada saat pengoperasiannya motor diisi dengan minyak yang berfungsi:
a. Sebagai pelumas
b. Sebagai tahanan (isolasi)
c. Sebagai media penghantar panas motor yang ditimbulkan oleh
perputaran rotor ketika motor tersebut sedang bekerja.

34
Laporan Kerja Praktek
PT. PERTAMINA EP ASSET 1 LIRIK UNIVERSITAS ISLAM RIAU

Jadi minyak tersebut harus mempunyai spesifikasi tertentu yang


biasanya sudah ditentukan oleh pabrik, yaitu berwarna jernih, tidak
mengandung bahan kimia, dielectric strength tinggi, lubricant dan tahan
panas. Minyak yang diisikan akan mengisi semua celah-celah yang ada
dalam motor, yaitu antara rotor dan stator. Motor berfungsi sebagai tenaga
penggerak pompa (prime mover), yang mempunyai 2 (dua) bagian pokok
yaitu Rotor (gulungan kabel halus) bagian yang berputar dan Stator
(gulungan kabel halus yang stasioner dan menempel pada badan motor)
merupakan bagian yang tidak berputar.

1). Stator
Pada motor, stator terbuat dari lapisan besi dan kuningan yang ditekan
ke bagian bawah, lapisan ini digunakan karena lebih mudah dimagnetisasi
dibandingkan dengan besi pejal. Lapisan ini mengandung (3-4) % silicon
untuk menambah sifat magnet dari besi dan dapat juga lapisan oksida yang
berfungsi untuk memisahkan dengan lapisan kuningan. Lapisan kuningan
digunakan pada bagian yang terdapat bantalan untuk memegang rotor.
Pada stator terdapat 16 slot dan setiap slot diisolasi dengan teflon yang
mempunyai sifat dielectric yang tinggi, stator kemudian dililit dengan
lapisan kapton dan kawat tembaga yang kemudian dilapisi dengan vernish
untuk menutupi daerah kosong yang terdapat pada slot
2). Rotor
Rotor yang digunakan sangat panjang sehingga membutuhkan penahan
pada beberapa tempat, untuk itu rotor harus dibagi beberapa bagian
dengan penahan diantara rotor dan stator. Penahan dilengkapi dengan
bantalan sehingga memungkinkan rotor dan poros bergerak bebas,
bantalan itu terletak pada bagian rotor sedangkan lilitan pada bagian stator
tidak terputus sehingga perlu membuat daerah yang tidak terdapat medan
magnet sebagai tempat bantalan, untuk itu digunakan lapisan stator yang
nonmagnet (kuningan) disekitar daerah bantalan pada statator. Banyak
35
Laporan Kerja Praktek
PT. PERTAMINA EP ASSET 1 LIRIK UNIVERSITAS ISLAM RIAU

rotor yang terdapat pada motor merupakan besarnya daya yang


dikeluarkan motor. Seri motor listrik yang dipakai dan besarnya horse
power per rotor.
Stator menginduksi aliran listrik dan mengubah menjadi tenaga
putaran pada rotor, dengan berputarnya rotor maka poros (shaft) yang
berada di tengahnya akan ikut berputar, sehingga poros yang saling
berhubungan akan ikut berputar pula (shaft pump, intake, dan protector).

Gambar 3.29. Motor Listrik

b. Protector
Protector ini dipasang di atas motor atau di bawah pompa. Secara
prinsip Protector memiliki fungsi utama sebagai pelindung motor listrik
dengan cara sebagai berikut:
 Memberikan ruangan untuk pengembangan dan penyusutan minyak
motor sebagai akibat adanya perubahan temperatur dari motor pada
saat berkerja dan pada saat motor dimatikan.
 Menyekat fluida agar tidak masuk ke dalam motor.
 Memberikan keseimbangan tekanan dalam motor dengan tekanan
luar, yaitu tekanan fluida sumur pada kedalaman tertentu.
Selain fungsi di atas, Protector mempunyai tugas pokok lainnya, yaitu
menyeimbangkan tekanan dalam motor dengan tekanan dalam annulus,
yang mengakomodasi pengembangan fluida (liquid) motor karena naiknya
temperatur, serta menyambungkan motor dengan intake pump.

36
Laporan Kerja Praktek
PT. PERTAMINA EP ASSET 1 LIRIK UNIVERSITAS ISLAM RIAU

Gambar 3.30. Protector


Ada dua jenis Protector, yaitu :
1. Labyrinth Path
Protector ini mempunyai dua ruang (atas dan bawah) yang
dihubungkan dengan beberapa pipa. Cara kerja dari jenis ini didasarkan
pada perbedaan jenis fluida sumur dengan fluida motor. Setelah protector
dipasang diantara motor dan intake, protector harus terisi minyak motor
sebelum dimasukkan ke dalam sumur. Ketika unit pompa dimasukkan ke
dalam sumur, maka fluida motor dan protector akan ke luar menuju
annulus melalui lubang di dasar intake dan setelah motor dijalankan, maka
temperatur motor dan protector akan meningkat sehingga akan
mengakibatkan fluida motor berekspansi dan semakin banyak fluida yang
keluar dari protector ke sumur.
2. Positive Seal (Bag Type Protector)
Design protector type labyrinth tidak menggunakan positive seal
sehingga motor pada protector dan fluida sumur dapat bercampur dalam
ruangan bagian atas dari protector pada operasi normal, dengan ini maka
dapat menggunakan positive seal sehingga dapat mencegah bercampurnya
fluida motor dengan fluida sumur. Pada saat protector dan motor
dimasukkan ke dalam sumur maka temperatur akan naik dan oli akan
mengembang dan mengalir dari motor melewati bantalan luncur menuju
tabung dan naik disepanjang poros, dan mendesak bagian dalam tubing
elastis dan mengisinya. Oli yang berlebihan akan ke luar melalui relief

37
Laporan Kerja Praktek
PT. PERTAMINA EP ASSET 1 LIRIK UNIVERSITAS ISLAM RIAU

valve yang terletak di atas protector, relief valve ini diatur dan bekerja
pada tekanan 3 sampai 5 psi.
Dalam beberapa hal, kemungkinan untuk memasang protector lebih
dari satu di dalam sumur atau sering disebut dengan Tandem Protector.
Hal ini dimaksudkan untuk mencoba menambah panjang umur dari unit
motor.

c. Gas separator dan intake


Intake atau Gas separator dipasangkan dibawah pompa dengan cara
menyambungkan sumbunya (shaft) memakai coupling. Intake ada yang
dirancang untuk mengurangi volume gas yang masuk ke dalam pompa,
disebut dengan gas separator, tetapi ada juga yang tidak. Pada sumur-
sumur dengan GOR tinggi, gas separator dapat disambungkan pada pompa
guna memberikan efisiensi pompa. Gas separator memiliki beberapa
fungsi antara lain:
 Mencegah menurunnya head capacity yang dihasilkan pompa.
 Mencegah terjadinya fluktuasi beban pada motor.
 Mengurangi adanya surging pressure.

38
Laporan Kerja Praktek
PT. PERTAMINA EP ASSET 1 LIRIK UNIVERSITAS ISLAM RIAU

Gambar 3.31. Gas Separator dan Intake

d. Pump
Setiap pompa terdiri dari beberapa tingkat (multistage) dimana
masing-masing terdiri dari impeller dan diffuser. Impeller yang dikunci
dengan shaft yang merupakan bagian yang berputar yang berfungsi untuk
memindahkan fluida dari tempat yang satu ke tempat yang lainnya,
sedangkan diffuser adalah bagian yang diam dan berfungsi untuk
mengarahkan fluida ke stage berikutnya. Semakin banyak stage yang
dipasangkan, maka semakin besar kemampuan pompa untuk dapat
mengangkat fluida ke permukaan. Stage sendiri merupakan jumlah tingkat
yang tersedia pada unit pompa.

39
Laporan Kerja Praktek
PT. PERTAMINA EP ASSET 1 LIRIK UNIVERSITAS ISLAM RIAU

Gambar 3.32. Pump

Unit Pump terdiri dari beberapa bagian yaitu :


 Impeller
merupakan bagian yang bergerak, dan menerima fluida dari intake
yang kemudian dialirkan ke difusser.

Gambar 3.33. Impeller

 Diffuser
Diffuser adalah bagian yang diam dan menerima fluida dari impeller

40
Laporan Kerja Praktek
PT. PERTAMINA EP ASSET 1 LIRIK UNIVERSITAS ISLAM RIAU

Gambar 3.34. Diffuser

e. Electric Cable
Arus listrik dibutuhkan untuk menghidupkan motor di dalam sumur.
Untuk itu dibutuhkan kabel yang mampu menahan temperatur tinggi,
tekanan dan kedap air untuk mensupplai arus maksimum ke motor dengan
kerugian tegangan yang minimum. Di beberapa sumur tertentu bahkan
dibutuhkan kabel yang mampu bertahan terhadap serangan korosi (karat)
dan tekanan gas yang tinggi.
Bagian dari kabel biasanya terdiri dari:
1. Konduktor (Conductor)
2. Isolasi (Insulation)
3. Sarung (sheath)
4. Jacket
5. Armour
Ada dua jenis kabel yang biasa dipakai yaitu: Round Cable dan Flat
Cable. Round Cable adalah kabel berpenampang bulat yang dipasang di
sepanjang rangkaian tubing sampai ke transformer. Pada jenis round cable
dibagian luar sarungnya dibungkus lagi dengan karet (rubber jacket).
41
Laporan Kerja Praktek
PT. PERTAMINA EP ASSET 1 LIRIK UNIVERSITAS ISLAM RIAU

Biasanya kabel jenis round ini memiliki ketahanan yang lebih lama dari
pada jenis Flat Cable, tetapi memerlukan ruang penempatan yang lebih
besar. Sedangkan Flat Cable adalah kabel berpenampang pipih yang
dipasang di sepanjang unit pompa mulai dari motor listrik sampai ke unit
pompa.
Secara umum ada dua jenis kabel yang biasa dipakai dilapangan, yaitu:
1. Low Temperature
Disarankan untuk pemasangan pada sumur-sumur dengan maximum
2000F.
2. Hight Temperature
Disarankan untuk pemasangan pada sumur-sumur dengan temperatur
yang cukup tinggi sampai mencapai 4000F.

Gambar 3.35. Flat Cable dan Round Cable

42
Laporan Kerja Praktek
PT. PERTAMINA EP ASSET 1 LIRIK UNIVERSITAS ISLAM RIAU

f. Check Valve
Check valve dipasang di atas pompa yang disambung dengan nipple
joint. Bertujuan untuk menjaga fluida tetap berada di atas pompa. Jika
check valve tidak dipasang maka kebocoran fluida dari tubing (kehilangan
fluida) akan melalui pompa yang dapat menyebabkan aliran balik dari
fluida yang naik ke atas, sebab aliran balik (back flow) tersebut membuat
putaran impeller berbalik arah, dan dapat menyebabkan motor terbakar
atau rusak.
Jadi umumnya check valve digunakan agar tubing tetap terisi penuh
dengan fluida sewaktu pompa mati dan mencegah supaya fluida tidak
turun ke bawah.

Gambar 3.36.Check Valve

g. Bleeder Valve
Bleeder valve dipasang satu joint di atas check valve, mempunyai
tujuan untuk mengosongkan kolom fluida di dalam tubing agar pada saat
pencabutan pompa, tubing dalam keadaan kosong. Sehingga para pekerja
tidak terkena tumpahan minyak dari tubing yang dicabut dari dalam
sumur.

43
Laporan Kerja Praktek
PT. PERTAMINA EP ASSET 1 LIRIK UNIVERSITAS ISLAM RIAU

Gambar 3.37. Bleeder Valve

h. Centralizer
Centralizer berfungsi untuk menjaga kedudukan unit pompa agar tidak
bergeser atau selalu di tengah-tengah pada saat pompa beroperasi,
sehingga kerusakan kabel karena gesekan dapat dikurangi/dicegah.

Gambar 3.38. Centralizer

44
Laporan Kerja Praktek
PT. PERTAMINA EP ASSET 1 LIRIK UNIVERSITAS ISLAM RIAU

C. Prinsip Kerja Electrical Submersible Pump


Electric Submersible Pump adalah sebuah rangkaian pompa yang terdiri
dari banyak tingkat (multi stage) dengan motor yang dibenamkan di dalam
fluida dan menggunakan aliran listrik dari permukaan. Sistem kerja dari
Electric Submersible Pump ini adalah dengan mengalirkan energi listrik dari
transformer (step down) melalui switchboard. Pada switchboard, semua kinerja
dari Electric Submersible Pump (ESP) dan kabel akan dikontrol atau dimonitor.
Kemudian energi listrik akan diteruskan dari switchboard ke motor melalaui
cable yang diletakkan di sepanjang tubing dari rangkaian ESP.
Selanjutnya, melalui motor, energi listrik akan dirubah menjadi energi
mekanik yaitu berupa tenaga putar. Putaran akan diteruskan ke protector dan
pump melalui shaft yang dihubungkan dengan coupling. Pada saat shaft dari
pompa berputar, impeller akan ikut berputar dan mendorong fluida yang masuk
melalui pump intake atau gas separator ke permukaan. Fluida yang didorong
secara perlahan akan memasuki tubing dan terus menuju ke permukaan sampai
gathering system.

3.3. MICROBIAL ENHANCED OIL RECOVERY


Microbial Enhanced Oil Recovery (MEOR) adalah suatu metoda yang
digunakan untuk menguras minyak sisa (oil residual) yang masih tertinggal di
dalam reservoir dengan memanfaatkan mikroorganisme. MEOR merupakan suatu
teknik yang potensial untuk menguras sisa minyak yang terperangkap di dalam
pori-pori batuan yang sangat kecil atau pada daerah yang tidak dapat dijangkau
oleh metoda EOR klasik atau moderen, seperti pembakaran di tempat (in-situ
combustion), injeksi uap (steam flooding), dan injeksi surfactant-polimer.
Reservoir minyak adalah lingkungan yang mengandung mikroorganisme
dan faktor non mikroorganisme (mineral) yang berinteraksi satu sama lain dalam
jaringan dinamis yang rumit dari nutrisi dan energi fluks. Karena reservoir
heterogen, sehingga melakukan berbagai ekosistem yang mengandung mikroba

45
Laporan Kerja Praktek
PT. PERTAMINA EP ASSET 1 LIRIK UNIVERSITAS ISLAM RIAU

beragam komunitas yang pada gilirannya mampu mempengaruhi perilaku dan


mobilisasi reservoir minyak.

a). Keuntungan MEOR


 Injeksi mikroba dan nutrisi yang murah.
 Meningkatkan produksi minyak.
 Fasilitasnya tidak memerlukan modifikasi yang banyak.

b). Kekurangan MEOR


 Oksigen dikerahkan di MEOR yang bergerak, dapat bertindak sebagai
agen korosif non resisten.
 Mikroorganisme yang diinjeksikan tersebut dapat menyumbat (plugging)
reservoir.
 Pertumbuhan mikroba terjadi apabila lapisan permeabilitas lebih besar dari
50md.

c). Klasifikasi Proses MEOR


Proses injeksi mikroba yang diaplikasikan ke dalam reservoir dapat
diklasifikasikan berdasarkan tempat dimana mikroorganisme tersebut bekerja,
yaitu di permukaan (surface MEOR) dan di bawah permukaan (underground
MEOR).

 Surface MEOR
Surface MEOR ini merupakan suatu proses dimana mikroba
membentuk biosurfactant (Rhamnolipid), biopolymer (Xanthan Gum), dan
enzim di fasilitas permukaan. Tiga produk di atas disebut dengan
biological product yang kemudian akan diinjeksikan ke dalam reservoir.

 Underground MEOR
Untuk proses di bawah permukaan atau underground MEOR,
mikroorganisme, nutrient (makanan mikroorganisme) dan additive lain

46
Laporan Kerja Praktek
PT. PERTAMINA EP ASSET 1 LIRIK UNIVERSITAS ISLAM RIAU

diinjeksikan ke dalam reservoir, kemudian mikroorganisme tersebut


dibiarkan berkembang biak dan ber-fermentasi. Underground MEOR ini
dapat dikategorikan sebagai in-situ MEOR.

d). Proses Kerja Mikroorganisme


Pada kerja praktek ini proses injeksi microba dilakukan pada
Underground. Proses kerja bakteri atau mikroorganisme yang dimasukkan ke
dalam reservoir dapat dibedakan menjadi beberapa metoda, yaitu:

 Cyclic Microbial Recovery


Mikroorganisme yang dimasukkan ke dalam reservoir akan
ditransportasikan dengan menggunakan larutan (solution) tertentu selama
proses injeksi berlangsung. Larutan tersebut dapat berupa air yang sudah
dicampur dengan nutrisi tertentu sebagai makanan untuk mikroorganisme.
Setelah proses injeksi selesai, maka sumur ditutup. Selama periode
penutupan sumur ini mikroorganisme memproduksi gas karbondioksida
(CO2) dan surfactant yang akan membantu proses mobilisasi minyak.
Kemudian sumur dibuka kembali dan minyak kembali diproduksikan.
Metoda ini disebut dengan Huff and Puff.

 Microbial Flooding Recovery


Peningkatan perolehan minyak melalui metoda ini adalah dengan
menggunakan larutan yang telah mengandung mikroorganisme yang
diinjeksikan ke dalam reservoir (melalui sumur injeksi). Sebelum
menginjeksikan mikroorganisme ini, reservoir terlebih dahulu diinjeksi air
sebagai preflush, kemudian larutan yang membawa mikroorganisme
diinjeksikan dan diberi tekanan melalui dorongan air agar solution yang
membawa mikroorganisme tersebut dapat masuk jauh ke dalam reservoir.
Aktivitas ini akan membentuk gas dan surfactant yang akan membantu
proses mobilisasi minyak dan diproduksikan pada sumur produksi.

47
Laporan Kerja Praktek
PT. PERTAMINA EP ASSET 1 LIRIK UNIVERSITAS ISLAM RIAU

3.4. PENGENALAN SONOLOG


Sonolog merupakan suatu pekerjaan pada sumur-sumur minyak untuk
mengetahui ketinggian fluida (Fluid Level) dengan peralatan acoustic dengan
bantuan peralatan tipe penghasil gelombang suara/acoustic pulse generator.
Ekspansi gas dari volume chamber/tabung ke sumur menghasilkan denyut
gelombang akustik/suara. Dalam banyak kasus CO2 dan N2 yang telah di
mampatkan dan terkandung di volume chamber, akan memberi beban tekanan
lebih besar dari pada tekanan sumur. Katup yang terpasang pada wellhead dibuka
dengan cara cepat baik secara manual atau elektrikal, dan menghasilkan
gelombang tekanan pada casing annulus. Perjalanan gelombang suara melalui gas
pada casing annulus dan perubahan cross sectional sebagai refleksi dari tubing
collar, tubing anchor, casing perforasi dan lain-lain. Sisa energi gelombang
kemudian direfleksikan dengan gas /liquid interface pada kedalaman liquid level.
Pantulan gelombang sinyal yang kembali ke permukaan sumur di deteksi oleh
mikropon dan terbaca oleh grafik chart khusus atau pada peralatan digital yang
langsung terlihat oleh layar laptop.
Jenis-jenis alat yang umum yang digunakan dalam pengerjaan Sonolog :
1. Product Keystone – Manual (Produk Langka Era tahun 70-an)
2. Product Echometer – Type M (Manual)
1. Digital Well Analyzer – Echometer (Digital dengan Software khusus
TWM dengan perangkat Amplifier+Laptop )
Alat yang Sonolog yang digunakan dalam kerja praktek ini merupakan jenis
Digital Well Analyzer produk Echometer dengan tipe Remote Fire Gas Gun
dengan tekanan maksimum sebesar 1500 psi, yang dapat menembakan secara
auto.
Dengan menggunakan laptop seorang operator dapat menentukan secara
otomatis Fluid Level dan mengukur tekanan permukaan sumur beserta dengan
BHP-nya, sehingga pengukuran PBU/Drawdown Test di pompa sumur dapat
dilakukan tanpa harus mengeluarkan banyak biaya. Ada beberapa keuntungan
menggunakan prosesing mikro komputer jika dibandingkan dengan pengukuran
48
Laporan Kerja Praktek
PT. PERTAMINA EP ASSET 1 LIRIK UNIVERSITAS ISLAM RIAU

secara manual. Pertama, komputer dapat memanfaatkan digital prosesing pada


data akustik yang berguna untuk meningkatkan keakuratan pengukuran Fluid
Level secara otomatis. Kedua, perhitungan BHP dari pengukuran Fluid Level,
tekanan permukaan, dan propertis cairan yang terproduksi dapat digunakan untuk
perhitungan parameter lainnya. Ketiga, komputer dapat dioperasikan sacara
otomatis yang mana dapat diprogram sesuai dengan kinerja Well Sounding dan
pengukuran tekanan permukaan pada Casing dapat diprogram sesuai dengan
intruksi otomatis tanpa harus ada pengawasan dari opertor. Keempat, data sumur
dapat tersimpan secara otomatis dan dikelola secara efisien dan akurat.

Peralatan Sonolog
Secara sederhana prinsip kerja dari peralatan sonolog dapat dilihat pada
gambar 3.40, serta perhitungan yang dilakukan untuk mendapatkan besarnya
tekanan yang ada di bawah permukaan. Sinyal yang digunakan untuk menentukan
besarnya tekanan yang ada di bawah permukaan sumur adalah gelombang akustik
yang dihasilkan gas nitrogen yang ditembakan dari volume chamber dan besarnya
frekuensi sinyal tersebut dalam range gelombang sonik, namun memiliki besar
frukensi yang berbeda-beda, tergantung pada besarnya tekanan gas yang ada di
volume chamber, semakin besar tekanan yang diberikan maka semakin besar
frekuensi dan amplitudo gelombang yang dihasilkan, begitu juga sebaliknya
semakin kecil tekanan yang diberikan maka semakin kecil frekuensi dan
amplitudo gelombang yang dihasilkan, dalam keadaan tertentu besarnya tekanan
yang harus diberikan pada sonolog tidak boleh lebih rendah dari tekanan yang ada
di sumur, karena hal ini dapat menyebabkan selenoid valve pada sonolog tidak
akan terbuka secara otomatis bila mendeteksi besarnya tekanan yang diberikan
pada volume cahamber yang ada pada sonolog lebih kecil dari tekanan yang ada
pada annulus sumur.

49
Laporan Kerja Praktek
PT. PERTAMINA EP ASSET 1 LIRIK UNIVERSITAS ISLAM RIAU

Gambar 3.39. Sonolog Tipe Remote Fire Gas Gun

50
Laporan Kerja Praktek
PT. PERTAMINA EP ASSET 1 LIRIK UNIVERSITAS ISLAM RIAU

Gambar 3.40. Rangkaian peralatan sonolog dan parameter-parameter yang dapat


terukur

51

Anda mungkin juga menyukai