Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Endurance 3(1) Februari 2018 (88-95)

HUBUNGAN PENERAPAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK


PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN
Chichi Hafifa Transyah*, Jerman Toni
STIKes YPAK Padang, Program StudiPendidikan Ners, Jl. S.Parman No 120 Padang,
*
chichitransyah@yahoo.co.id,

Submitted :19-09-2017, Reviewed:07-10-2017, Accepted:04-11-2017


DOI: http://doi.org/10.22216/jen.v3i1.2487

ABSTRAK
Komunikasi terapeutik termasuk komunikasi interpersonal dengan titik tolak saling memberikan
pengertian antar perawat dengan pasien. Rata-rata hasil data yang didapatkan dari beberapa rumah sakit
di Indonesia menunjukan 67% pasien mengeluh adanya ketidakpuasan dalam penerimaan pelayanan
kesehatan, terutama dalam hal komunikasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan
penerapan komunikasi terapeutik dengan kepuasan pasien di ruang rawat inap interne RSUD dr. Rasidin
Padang 2017.Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik. Penelitian telah dilakukan
pada bulan Oktober 2016 sampai dengan Agustus 2017 di ruang rawat inap interne RSUD dr. Rasidin
Padang dengan 228 populasi dan 70 orang sampel. Sampel diambil secara accidental sampling. Data
diolah secara univariat menggunakan distribusi frekuensi dan secara bivariat dengan menggunakan chi
square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari separoh yaitu 64% pasien tidak puas dengan
pelaksanaan komunikasi terapeutik perawat. Lebih dari separoh yaitu 74% perawat kurang melakukan
komunikasi terapeutik terhadap pasien. Jadi terdapat hubungan yang bermakna antara kepuasan pasien
dengan pelaksanan komunikasi terapeutik perawat di ruang rawat inap interne RSUD dr. Rasidi Padang
tahun 2017 (p= 0,003 (< 0,05). Simpulan penelitian bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara
penerapan komunikasi terapeutik dengan kepuasan pasien di ruang rawat inap interne RSUD dr. Rasidi
Padang tahun 2017.

Kata kunci : komunikasi terapeutik, Kepuasan Pasien

ABSTRACT
Therapeutic communication includes interpersonal communication with the starting point of mutual
understanding between nurses and patients. The average data obtained from several hospitals in
Indonesia shows 67% of patients who complain of dissatisfaction in the acceptance of health services,
Based on the initial survey that researchers have done on October 20, 2016 at RSUD dr. Rasidin padang
by interview 10 patients 4 people said friendly nurse, 6 people said normal because nurses do not
explain to the patient what the purpose of the actions performed, nurses do not smile, do not introduce
themselves and nurses do not Reminded to seek treatment again.The research design used is descriptive
analytic. The study was conducted in October 2016 until August 2017 in the internal ward of RSUD dr.
Rasidin Padang in 228 populations with 76 samples. Samples are taken by accidental sampling. The
data were processed univariate using frequency distribution and bivariate by using chi square. The
results showed that more than half of 64% of patients were dissatisfied with the implementation of
therapeutic communication nurses. More than half of 74% of nurses lacked therapeutic communication
to patients. So there is a significant relationship between patient satisfaction with the implementation
of therapeutic communication nurse in inpatient ward of RSUD dr. Rasidi Padang in 2017 (p =
0.003).The conclusion of the study that there was a significant relationship between the implementation
of therapeutic communication with patient satisfaction in the internal ward of RSUD dr. Rasidi Padang
in 2017.

Keywords : Therapeutic Communication, Patient Satisfaction

Kopertis Wilayah X 88
Jurnal Endurance 3(1) Februari 2018 (88-95)

PENDAHULUAN rendahnya mutu pelayanan yang diberikan


Perawat merupakan seorang yang tenaga kesehatan (perawat) dan hilangnya
memberikan jasanya kepada pasien, pasien atau pelanggan ke tempat lain maka
keluarga pasien, dan masyarakat baik sakit alangkah sangat bijaksana dan tepat, jika
maupun sehat yang mencakup seluruh suatu institusi pelayanan kesehatan dapat
proses kehidupan manusia. Perawat sebagai meningkatkan kualitas pelayanannya. Salah
petugas yang selalu berhubungan dengan satu bentuknya adalah dengan
pasien harus memiliki banyak meningkatkan kemampuan komunikasi yang
keterampilan,salah satunya adalah baik dan tepat bagi perawat.
keterampilan interpersonal yaitu Kepuasan pasien rawat inap adalah
keterampilan dalam komunikasi dengan tingkat perasaan seseorang pasien setelah
pasien. komunikasi merupakan proses membandingkan kinerja pelayanan atau
kompleks yang melibatkan prilaku dan hasil yang dirasakan dengan harapan yang
memukinkan individu untuk berhubungan diinginkan oleh pasien setelah menjalani
dengan orang lain dan dunia sekitanya. rawat inap. Perawat dalam memberikan
Perawat yang memiliki keterampilan asuhan keperawatan tidak terlepas dari
berkomunikasi secara terapeutik tidak (sikap dan perilaku) dalam berkomunikasi
mudah menjalin hubungan rasa percaya dengan pasien yang dapat mempengaruhi
dengan klien, mencegah terjadinya masalah kepuasan pasien, meskipun sarana dan
ilegal, memberikan kepuasan profesional prasarana pelayanan sering dijadikan
dalam pelayana keperawatan menigkatkan ukuran mutu oleh pelanggan namun ukuran
citra profesi keperawatan sertacitra rumah utama penilaian tetap sikap dan perilaku
sakit (Nugroho & Aryati, 2013) pelayanan yang ditampilkan oleh petugas.
Salah satu faktor yang Sikap dan perilaku yang baik oleh perawat
mempengaruhi kepuasan dalam pelayanan sering dapat menutupi kekurangan dalam
atau pemberian asuhann keperawatan hal sarana dan prasarana.
adalah komunikasi tata cara penyampaian Komunikasi merupakan proses
informasi yang diberikan pihak penyedia yang sangat khusus dan berarti dalam
jasa dan menanggapi keluhan-keluhan dari hubungan antar manusia. Pada profesi
pasien dan bagaimana keluhan pasien keperawatan komunikasi menjadi
dengan cepat diterima oleh penyedia jasa lebih bermakna karena merupakan metoda
terutama perawat dalam meberikan respon utama dalam meng- implementasikan
terhdap keluhan pasien (Priyanto, 2012) proses keperawatan.
Kepuasan pasien terhadap Komunikasi terapeutik termasuk
komunikasi petugas perawat merupakan komunikasi interpersonal dengan titik tolak
tingkat perasaan setelah membandingkan saling memberikan pengertian antar
komunikasi perawat yang dirasakan dengan perawat dengan pasien. Persoalan mendasar
harapan yang diinginkan oleh pasien dan komunikasi ini adalah saling
setelah menjalani perawatan (Nursalam, membutuhan antara perawat dan pasien, sehingga
2013). Kepuasan pasien adalah suatu dapat dikategorikan ke dalam komunikasi
tingkat perasaan yang timbul sebagai akibat pribadi di antara perawat dan
kinerja layanan kesehatan yang diperoleh pasien, perawat membantu dan pasien
setelah pasien membandingkannya dengan menerima bantuan (Indrawati, 2003).
apa yang diharapkannya (Imbolo, 2006). Komunikasi terapeutik bukan pekerjaan
Kondisi ketidakpuasan tersebut yang bisa dikesampingkan, namun harus
akanberdampak pada rendahnya mutu direncanakan, disengaja, dan merupakan
pelayanan yang diberikan tenaga kesehatan, tindakan profesional. Akan tetapi, jangan
dan larinya pasien kepada institusi sampai karena terlalu asyik bekerja,
pelayanan kesehatan lainnya yang dapat kemudian melupakan pasien sebagai
memberikan kepuasan. Untuk menghindari

Kopertis Wilayah X 89
Jurnal Endurance 3(1) Februari 2018 (88-95)

manusia dengan beragam latar belakang menerima bantuan (Indrawati, 2003).


dan masalahnya (Arwani, 2003). Komunikasi terapeutik bukan pekerjaan
Kondisi ketidakpuasan tersebut yang bisa dikesampingkan, namun harus
akanberdampak pada rendahnya mutu direncanakan, disengaja, dan merupakan
pelayanan yang diberikan tenaga kesehatan, tindakan profesional. Akan tetapi, jangan
dan larinya pasien kepada institusi sampai karena terlalu asyik bekerja,
pelayanan kesehatan lainnya yang dapat kemudian melupakan pasien sebagai
memberikan kepuasan. Untuk menghindari manusia dengan beragam latar belakang
rendahnya mutu pelayananyang diberikan dan masalahnya (Arwani, 2003).
tenaga kesehatan (perawat) dan hilangnya Pengetahuan adalah hasil
pasien atau pelanggan ke tempat lain maka pengindraan seseorang terhadap objek
alangkah sangat bijaksana dan tepat, jika melalui indra yang di milikinya. Sebagian
suatu institusi pelayanan kesehatan dapat besar pengetahuan seseorang di peroleh
meningkatkan kualitas pelayanannya. Salah melalui indra pendengaran (telinga), indra
satu bentuknya adalah dengan penglihatan (mata). Pengetahuan atau
meningkatkan kemampuan komunikasi yang kognitif merupakan domain yang sangat
baik dan tepat bagi perawat. penting untuk terbentuknya tindakan
Kepuasan pasien rawat inap adalah seseorang (Notoatmodjo, 2014).
tingkat perasaan seseorang pasien setelah Menurut Depkes RI tahun 2005,
membandingkan kinerja pelayanan atau masih ditemukan adanya keluhan tentang
hasil yang dirasakan dengan harapan yang ketidakpuasan pasien terhadap komunikasi
diinginkan oleh pasien setelah menjalani perawat. Rata-rata hasil data yang
rawat inap. Perawat dalam memberikan didapatkan dari beberapa rumah sakit di
asuhan keperawatan tidak terlepas dari Indonesia menunjukan 67% pasien yang
(sikap dan perilaku) dalam berkomunikasi mengeluh adanya ketidakpuasan dalam
dengan pasien yang dapat mempengaruhi penerimaan pelayanan kesehatan (Depkes
kepuasan pasien, meskipun sarana dan RI, 2005).
prasarana pelayanan sering dijadikan Berdasarkan survey awal yang telah
ukuran mutu oleh pelanggan namun ukuran peneliti lakukan pada 20 oktober 2016 di
utama penilaian tetap sikap dan perilaku Rumah Sakit RSUD RS.Rasidin padang
pelayanan yang ditampilkan oleh petugas. dengan cara wawancara 10 pasien 4 orang
Sikap dan perilaku yang baik oleh perawat mengatakan perawat ramah karena perawat
sering dapat menutupi kekurangan dalam ada komunikasi terapeutik yaitu fase pra
hal sarana dan prasarana. intraksi perawat ada senyum kepada pasien,
Komunikasi merupakan proses fase orientasi perawat ada menyebutkan
yang sangat khusus dan berarti dalam tujuan tindakan, tahap kerja perawat ada
hubungan antar manusia. Pada profesi memberikan penyuluhan tentang penyakit
keperawatan komunikasi menjadi klien dan fase terminasi perawat ada
lebih bermakna karena merupakan metoda mengingatkan datang berobat kembali, dan
utama dalam meng- implementasikan 6 orang mengatakan biasa saja karena
proses keperawatan. perawat tidak menjelaskan ke pasien apa
Komunikasi terapeutik termasuk tujuan dari tindakan yang dilakukan,
komunikasi interpersonal dengan titik tolak perawat tidak senyum, tidak
saling memberikan pengertian antar memperkenalkan diri dan perawat tidak
perawat dengan pasien. Persoalan mendasar mengingatkan untuk berobat kembali.
dan komunikasi ini adalah saling Tujuan umum penelitian adalah
membutuhan antara perawat dan pasien, sehingga Untuk mengetahui hubungan penerapan
dapat dikategorikan ke dalam komunikasi komunikasi terapeutik dengan kepuasan
pribadi di antara perawat dan pasien di ruang interne rawat inap RSUD
pasien, perawat membantu dan pasien Rasidin Padang Tahun 2017.

Kopertis Wilayah X 90
Jurnal Endurance 3(1) Februari 2018 (88-95)

METODE PENELITIAN komunikasi terapeutik di Ruang Rawat Inap


Jenis penelitian yang digunakan Interne RSUD dr. Rasidin Padang Tahun
adalah deskriptif analitik dengan desain 2017.
peneltian CrossSectionalstudy, Penelitian
ini telah di lakukan di Ruangan Interne Tabel 3. Hubungan Penerapan
rawat inap RSUD Rasidin Padang di mulai Komunikasi Terapeutik Perawat
bulan Oktober 2016 - Agustus 2017 sampel dengan Kepuasan Pasien
70. Populasi dari penelitian ini yaitu semua
pasien yang ada di ruangan interne rawat Kepuasan
N Penerapan pasien Jum
inap RSUD Rasidin Padang tahun 2017 dan o Komunikasi
Tidak Puas lah %
sampel pada penelitian ini adalah sebanyak Terapeutik
70 orang. Pengumpulan data dilakukan puas
n % n % N
dengan wawancara dan lembar kuesioner.
Analisa di lakukan dengan cara univariat 1 Tidak baik 3 75 1 25 40 1
0 0 0
dan bivariat uji statistik yang di gunakan 0
adalah uji chi square. 2 1B 36 1 63 30 1
1a ,7 9 ,3 0
HASIL DAN PEMBAHASAN i 0
Hasil penelitian yang telah k
dilakukan di Ruang rawat inap RSUD Jumlah 4 58 2 41 93 1
Rasidin Padang di dapatkan hasil : 1 ,6 9 ,4 0
0
p = 0,003
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Kepuasan
Pasien
Berdasarkan tabel dapat dilihat
bahwa dari 40 orang pasien dengan
No Kepuasan Pasien f %
komunikasi terapeutik yang tidak baik
1 Tidak puas 41 58,6 terdapat 30 orang (75%) pasien dengan
2 Puas 29 41,4 merasa tidak puas. sedangkan dari 30 orang
Jumlah 70 100 pasien dengan komunikasi terapeutik yang
baikterdapat19pasien(63,3%)pasien merasa
Berdasarkan tabel dapat dilihat puas di Ruang Rawat Inap InterneRSUD dr.
bahwa dari 70 orang responden terdapat Rasidin Padang Tahun 2017. Hasil uji
lebih dari separuh 41 (58,6%) responden statistic menggunakan uji chi square di
tidak puas dengan komunikasi terapeutik di dapatkan nilai p=0,003 (p<0,05) artinya
Ruang Rawat Inap InterneRSUD dr. terdapat Hubungan yang bermakna antara
Rasidin Padang Tahun 2017. komunikasi terapeutik dengan kepuasan
pasien di Ruang Rawat Inap Interne RSUD
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Penerapan dr. Rasidin Padang Tahun 2017.
Komunikasi Terapeutik Pembahasan hasil penelitian yang
telah dilakukan adalah sebagai berikut :
No Penerapan f %
Komunikasi Kepuasan Pasien
Terapeutik Berdasarkan hasil penelitian
1 Tidak Baik 40 57,1 didapatkan dari 70 orang responden
2 Baik 30 42,9 terdapat lebih dari separuh 41 (58,6%)
Jumlah 70 100 responden tidak puas dengan komunikasi
Berdasarkan tabel dapat dilihat terapeutik di Ruang Rawat Inap
bahwa dari 70 orang responden terdapat InterneRSUD dr. Rasidin Padang Tahun
lebih dari separuh 40 (57,1%) perawat tidak 2017.
baik dalam melakukan penerapan

Kopertis Wilayah X 91
Jurnal Endurance 3(1) Februari 2018 (88-95)

Hasil penelitian ini sejalan dengan selama di rumah sakit. Padahal penurut
penelitian yang dilakukan oleh Darmawan Priyanto, A (2012) bahwa prinsip
(2009) tentang “Hubungan Pelaksanaan pelaksanaan komunikasi terapeutik adalah
komunikasi Terapeutik dengan Kepuasan menjadikan pasien sebagai focus yang
Klien dalam Mendapatkan Pelayanan utama dalam interaksi. Mengkaji kualitas
Keperawatan di Instalasi Gawat Darurat intelektual untuk menentukan pemahaman,
RSUD Dr. Soedarso Pontianan Kalimantan mempergunakan sikap membuka diri hanya
Barat” menyatakan bahwa lebih dari tujuan terapeutik, menerapkan prilaku
separoh yaitu 74% pasien tidak puas professional dalam mengatur hubungan
dengan komunikasi terapeutik yang terapeutik, menghindari hubungan sosial
dilaksanakan perawat. Juga sejalan dengan dengan pasien, harus betul-betul menjaga
penelitian Nugroho dan Aryati (2009) kerahasiaan pasien, mengimplementasikan
tentang hubungan Komunikasi Terapeutik intervensi berdasarkan teori,
Perawat dengan Kepuasan Pasien di Rumah mengobservasikan respon verbal pasien
Sakit Islam Kendal. Hasil penelitian melalui pernyataan klarifikasi dan hindari
menunjukkan bahwa nilai rata-rata tingkat perubahan subjek atau topik jika perubahan
kepuasan pasien 57,4%. isi topik bukan sesuatu yang sangat menarik
Kepuasan adalah tingkat perasaan bagi pasien, memelihara hubungan atau
seseorang setelah membandingkan kinerja interaksi yang tidak menilai, dan hindarin
atau hasil yang dirasakan dengan membuat penilaian tentang tingkah laku
harapannya.Kepuasan pelanggan dan memberi nasehat pasien dan memberi
ditentukan oleh kualitas barang atau jasa petunjuk pasien untuk menginterpretasikan
yang dikehendaki oleh konsumen atau kembali pengalamannya secara nasional.
pelanggan, sehingga jaminan kualitas Analisa peneliti terhadap penelitian
menjadi prioritas utama bagi setiap rumah ini adalah bahwa ditemukan pada penelitian
sakit yang ada pada saat ini khususnya ini bahwa lebih dari separoh pasien tidak
dijadikan sebagai tolak ukur keunggulan puas dengan komunikasi terapeutik perawat
daya saing rumah sakit. Teori lain di ruang interne ruang rawat inap RSUD
disampaikan oleh Priyanto, A (2012) Rasidin Padang tahun 2017. Hal ini
bahwa kepuasan pasien terhadap menggambarkan persepsi pasien terhadap
komunikasi petugas perawat merupakan pelaksanaan komunikasi terapeutik oleh
tingkat perasaan seseorang pasien setelah perawat di ruang interne ruang rawat inap
membandingkan komunikasi perawat yang RSUD Rasidin Padang.
dirasakan dengan harapan yang diinginkan
oleh pasien setelah menjalani rawat inap. Komunikasi Terapeutik
Terdapat lebihseparuhpasien yang Berdasarkan hasildapatdilihat
tidak puas pada penelitian ini dapat bahwa dari 70 orang responden terdapat
disebabkan oleh kurang baiknya lebih dari separuh 40 (57,1%) perawat tidak
pelaksanaan komunikasi terapeutik di baik dalam melakukan penerapan
Ruang Rawat Inap InterneRSUD Rasidin komunikasi terapeutikdi Ruang Interne
Padang. Hal ini dibuktikan dengan Rawat Inap RSUD dr. Rasidin Padang
pengisian kusioner sebanyak 58,6% pasien Tahun 2017.
mengatakan tidak puas dengan sikap Hasil penelitian ini sejalan dengan
perawat (senyum, sopan, menyala, dll) penelitian yang dilakukan oleh Aziz (2012)
selama di rawat di rumah sakit, kuisioner tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
sebanyak 57,1% pasien mengatakan pasien pelaksanaan komunikasi terapeutik di Unit
tidak merasa puas dengan keramahan Gawat Darurat (UGD) Rumah Sakit TK.III
perawat sebanyak 52,9% pasien Dr. Reksodiwiryo kota Padang. Hasil
mengatakan tidak puas dengan perawat penelitian ini menunjukkan bahwa kurang
ketika memberikan jaminan kesehatan dari separoh responden (40%) memiliki

Kopertis Wilayah X 92
Jurnal Endurance 3(1) Februari 2018 (88-95)

pelaksanaan komunikasi terapeutik dengan interneruang rawat inap RSUD Rasidin


kategori kurang baik yaitu di Unit Gawat Padang.
Darurat (UGD) Rumah Sakit TK.III Dr.
Reksodiwiryo kota Padang. Hubungan Komunikasi Terapeutik
Menurut priyanto, A (2012) bahwa dengan Kepuasan Pasien
komunikasi terapeutik adalah suatu Berdasarkan hasil penelitian diatas
hubungan interpersonal antara perawat dan dapat dilihat bahwa dari 40 orang
pasien, dimana perawat berupaya agar pasiendengan komunikasi terapeutik yang
pasien dapat mengatasi masalahnya sendiri tidak baikterdapat 30 orang (75%) pasien
maupun masalahnya dengan orang lain atau dengan merasa tidak puas. sedangkan dari
lingkungannya. 30 orang pasien dengan komunikasi
Berdasarkan dari hasil kuesioner terapeutik yang baikterdapat
didapatkan data bahwa pada saat perawat 19pasien(63,3%)pasien merasa puas di
masuk keruangan tidak tersenyum kepada Ruang Interne Rawat Inap RSUD dr.
pasien sebanyak 52,5%. Sebanyak 54,6% Rasidin Padang Tahun 2017. Hasil uji
pasien mengatakan perawat tidak pernah statistic menggunakan uji chi square
menyebutkan tujuan sebelum melakukan didapatkan nilai p=0,003(p<0,05) artinya
tindakan terlebih dahulu. Dan kuisioner terdapat Hubungan yang bermakna antara
sebanyak 53,9% pasien mengatakan bahwa komunikasi terapeutikdengan kepuasan
perawat tidak pernah mengingatkan untuk pasien di Ruang Interne Rawat Inap RSUD
meminum obat. dr. Rasidin Padang Tahun 2017
Menurut Kariyoso (1994), ada Hasil penelitian ini sejalan dengan
beberapa kemungkinan kurang berhasilnya penelitian yang dilakukan oleh Darmawan
komunikasi terapeutik perawat pada pasien (2009) tentang “Hubungan Pelaksanaan
diantaranya dipengaruhi oleh kurangnya komunikasi Terapeutik dengan Kepuasan
pengetahuan perawat dalam komunikasi Klien dalam Mendapatkan Pelayanan
terapeutik, sikap perawat, pengalaman Keperawatan di Instalasi Gawat Darurat
kerja, lingkungan, jumlah tenaga yang RSUD Dr Soedarso Pontianan Kalimantan
kurang dan lain-lain. Pasien merasa bahwa Barat, terdapat nilai p=0,0005yang
pelayanan yang diberikan merupakan berarti(p<0,05) menunjukan adanya
penghargaan terhadap diri dan kehormatan hubungan yang bermakna antara tingkat
yang dimilikinya, karena itu rumah sakit kepuasan pasien dengan komunikasi
harus memberikan pelayanan yang terapeutik yang dilaksanakan perawat pada
berkualitas dan bermutu tinggi bagi pasien. tahap orientasi dan kerja.
Menurut analisa peneliti terhadap Juga sejalandenganpenelitian
penelitian ini adalah bahwa masih Nugroho dan Aryati (2009) tentang
banyaknya terdapat perawat yang kurang Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat
dalam melakukan komunikasi terapeutik dengan Kepuasan Pasien di Rumah Sakit
terhadap pasien, hal ini perlu segera diatasi Islam Kendal.Menunjukkan hubungan
karena akan berdampak terhadap kepuasan linear positif antara komunikasi terapeutik
dan tingkat kepercayaan pasien terhadap yang dilaksanakna oleh perawat dan tingkat
pelayanan di rumah sakit ini sehingga juga kepuasan pasien dengan hasil semakin
berdampak pada perpindahan pasien untuk baik.Komunikasi terapeutik perawat maka
berobat ke rumah sakit swasta lainnya. pasien semakin puas.
Kondisi ini dapat disebabkan karena Terdapatnya hubungan antara
kurangnya pengetahuan perawat tentang pelaksanaan komunikasi terapeutik dengan
pelaksanaan komunikasi terapeutik.Oleh tingkat kepuasan disebabkan karena
sebab itu adanya pelatihan penyegaran dengan adanya pelaksanaan komunikasi
tantang pelaksanaan komunikasi terapeutik terapeutik dengan baik maka pasien merasa
terhadap perawat yang bertugas di ruang nyaman dan dihargai sehingga akan

Kopertis Wilayah X 93
Jurnal Endurance 3(1) Februari 2018 (88-95)

menimbulkan adanya rasa puas pada pasien UCAPAN TERIMA KASIH


tersebut. Sesuai dengan teori Priyanto, A Ucapan terima kepada Direktur
(2012) bahwa salah satu faktor yang RSUD DR. Rasidin Padang yang telah
mempengaruhi kepuasan dalam pelayanan memberikan kesempatan untuk melakukan
atau pemberian asuhan keperawatan adalah penelitian di di Ruang Rawat Inap Interne
komunikasi tata cara penyampaian RSUD DR. Rasidin Padang tahun 2017,
informasi yang diberikan pihak penyedia sehingga penelitian ini sudah terlaksana
jasa dan menanggapi keluhan-keluhan dari dengan baik.
pasien dan bagaimana keluhan pasien
dengan cepat diterima oleh penyedia jasa DAFTAR PUSTAKA
terutama perawat dalam memberikan
respon terhadap keluhan pasien. Arikunto,S. (2002).Prosedurpenelitian.
Analisa peneliti tehadap penelitian Suatu PedekatanPraktek.Jakarta :
ini adalah terbukti bahwa pelaksanaan Rineka Cipta.
komunikasi terapeutik mempengaruhi
kepuasan pasien dimana jika perawat Arwani. (2002). Komunikasi dalam
melaksanakan komunikasi terapeutik Keperawatan.Jakarta: EGC.
dengan baik maka pasien akan merasa puas
Asmadi. (2005).Konsep Dasar
begitu juga sebaliknya jika perawat tidak
Keperawatan.Jakarta: EGC.
melaksanakan komunikasi terapeutik
dengan baik maka pasien tidak puas. Oleh Aripuddin 1. (2014).Ensiklopedia Mini
sebab itu untuk meningkatkan kepuasan Asal Mula Propesi Perawat.Jakarta:
pasien maka pelaksanaan komunikasi Angkasa.
terapeutik oleh perawat di ruang
interneruang rawat inap RSUD Rasidin Brodero, M. Dayrit, MW & Siswandi, Y.
padang juga harus diperbaiki. (2006).Buku Saku Konseling Dalam
Upaya yang dilakukan untuk Keperawatan. Jakarta: EGC.
mencapai kepuasan pasien, perawat harus
Depkes RI. (2005). Profil Kepuasan Pasien
meningkatkan komunikasi terapeutik Indonesia.Pusat Datadan
dengan baik sehingga terjalain hubungan Informasi. Jakarta: Departemen
yang baik antara perawat dan pasien, Kesehatan RI.
tujuanya untuk mempercepat kesembuhan
Dermawan, I. (2015). Hubungan
pasien.
Pelaksanaan Komunikasi
SIMPULAN terapeutik dengan kepuasan klien
Berdasarkan hasil penelitian, dalam mendapatkanpelayanan
didapatkan kesimpulan bahwa lebih dari keperawatan dalam di instalasi
separuh pasien tidak puas dengan gawat darurat RSUDdr. Soedoro
pelaksanaan komunikasi terapeutik perawat pontianak kalimantan
di ruang internerawat inap RSUD Rasidin Barat.http://eprints.undip.ac.id/924
Padang tahun 2017, lebih dari separuh 3/1/ARTIKEL.pdf. Diakses tanggal
perawat kurang melakukan komunikasi 15 Agustus 2017.
terapeutik terhadap pasien di ruang Ellis, RB, Gates, RJ,,& Kenworthy N.
interneruang rawat inap RSUD Rasidin (2000). Komunikasi Interpersonal
Padang tahun 2017. Terdapat hubungan dalam Keperawatan, Teori dan
yang bermakna antara penerapan Praktik. Jakarta: EGC.
komunikasi terapeutik dengan kepuasan
pasien di ruang internerawat inap RSUD Husna A, ddk, Skripsi. (2008). Hubungan
Rasidin Padang tahun 2017. Antara Komunikasi Terapeutik

Kopertis Wilayah X 94
Jurnal Endurance 3(1) Februari 2018 (88-95)

Perawat Dengan Kepuasan Pasien Nugroho & Aryati. (2014).Hubungan


Dalam Pelayanan Keperawatan Di komunikasi terapeutik perawat
Ramah Sakit Siti Khodijah.Jurnal dengan kepuasan pasien di rumah
Online Universitas Muhammadiyah sakit islam Kendal. Jurnal.
Surabaya, Vol, 5. No 1 .unimus.ac.id/index.php/FIKkes/art
icle/view/245/25.
Ellis, RB, Gates, RJ,,& Kenworthy N.
(2000). Komunikasi Interpersonal Nursalam. (2012). Manajemen
dalam Keperawatan, Teori dan keperawatan aplikasi dalam praktik
Praktik.Jakarta: EGC. keperawatan profesional, edisi 2.
Jakarta: Salemba Medika.
Hidayat, A. (2002). Riset Keperawatan dan
Tehnik Penulisan Ilmiah. Surabaya: Purwaningsi, W dan Karlina (2012).
Salembah Medika. Asuhan Keperawatan
Jiwa.Yogyakarta: Nuha Medika.
Imbalo. (2016). Komunikasi Terapeutik
Teori dan Praktik. Jakarta : EGC Priyanto, A. (2012). Komunikasi dan
Konseling. Jakarta: Salemba
Mundakir. (2016). Komunikasi Medika.
Keperawatan.Yogyakarta: Graha
Ilmu. Supranto, J. (2006). Pengukuran tingkat
kepuasan pelanggan, untuk
Nurjana. (2001). Hubungan Terapeutik menaikkan pangsa pasar. Jakarta:
Perawat dan Klien, Kwantitas Rineka Cipta.
Pribadi Sebagai Sarana.
Yogyakarta: PSJK UGM. Pohan, Imbalo. S. (2012). Jaminan mutu
pelayanan kesehatan. Jakarta: EGC

Kopertis Wilayah X 95

Anda mungkin juga menyukai