: 02/2403.5/PKM-
No. Dokumen
JTM/IX/2017
SOP No. Revisi :
Tanggal Terbit : 14 September 2017
Halaman : 1/2
Cicih Rayasih,S.IP
Puskesmas
NIP.
Jatimulya
196305051985032010
1. Kriteria Diagnosa
1. Pengertian
Diare adalah Buang air besar ( defekasi ) dengan jumlah tinja yang lebih
banyak dari biasanya ( normal : 100 – 200 ml / jam tinja dengan tinja berbentuk
cairan atau setengah cair ( setengah padat ) dapat pula disertai frekuensi
defekasi yang meningkat ( lebih dari 3 x / hari )
2. Pemeriksaan Penunjang
2.1 Pemeriksaan tinja : Pemeriksaan Makros dan Mikros, biakan kuman dan uji
Resistensi antibiotic ( kalau diperlukan ) pH dan kadar gula ( jika dugaan
glucose intolerance )
2.2 Pemeriksaan darah
2.2.1 Darah perifer lengkap
2.2.2 Analisa gas darah ( bila diperlukan )
2.2.3 Elektrolit darah terutama Na, K, Ca, P ( pada diare dengan kejang)
2.3 Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin darah ( bila gejala klinis
memerlukan untuk mengetahui faal ginjal )
3. Therapi
3.1 Rehidrasi sebagai prioritas utama pengobatan.
3.1.1 Menentukan jenis cairan yang akan digunakan
Pada diare akut awal yang ringan, tersedia cairan oralit yang
hipotonik dengan komposisi 29 g glukosa, 3,5 g NaCl, 2,5 g Natrium
bikarbonat dan 1,5 KCL setiap liter. Cairan ini diberikan secara oral
atau lewat selang nasogastrik. Cairan lain adalah cairan ringer
laktat dan NaCl 0,9% yang diberikan secara intravena
3.1.2 Menentukan jumlah cairan yang akan diberikan
Perinsip dalam menentukan jumlah cairan inisial yang dibutuhkan
adalah: BJ plasma dengan rumus:
1
diberikan berdasarkan kehilangan selama 2 jam pemberian
cairan rehidrasi inisial sebelumnya. Bila tidak ada syok atau
skor daldiyono kurang dari 3 dapat diganti cairan per oral
3.1.3.3 Jam berikutnya pemberian cairan diberikan berdasarkan
kehilangan cairan melalui tinja dan insensible water loss
3.2 Therapi antimikroba (Diperlukan jika terdapat bakteri). Antibiotik yang
digunakan :
3.2.1 Golongan kuinolon yaitu ciprofloxacin 2 x 500 mg/hari selama 5 –
7 hari
3.2.2 Trimetroprim / Sulfamethoxazole 160/800 2 x 1 tablet/hari
3.2.3 Apabila diare diduga disebabkan oleh giardia, metronidazole
dapat digunakan dosis 3 x 500 mg/ hari selama 7 hari
3.2.4 Bila diketahui etiologi dari diare akut, terapi disesuaikan dengan
etiologi
3.3 Therapi sistomatik
3.3.1 Antimotolitas dan sekresi usus, misalnya : Loperamid, difenoksilat,
kodein, dll. Therapi ini sebaiknya tidak diberikan pada anak
dibawah usia 5 tahun
3.3.2 Adsorben, Misalnya norit, kaolin, attpulgit
3.3.3 Antiemetik, misalnya : metoklopramid, prometozin, domperidon
4. Edukasi
4.1 Hygiene perorangan dan sanitasi lingkungan
4.2 Pemberian oralit
5. Kriteria rujukan
5.1 Ada tanda-tanda dehidrasi berat
5.2 Terjadi penurunan kesadaran
5.3 Nyeri perut yang signifikan
5.4 Pasien tidak dapat minum oralit
5.5 Tidak ada infus set serta cairan infus di fasilitas pelayanan
6. Penyulit / Komplikasi
6.1 Syok Hipovolemik
Prosedur ini sebagai acuan dalam penatalaksanaan dan mencegah terjadinya
2. Tujuan
komplikasi untuk semua pasien yang menderita diare yang datang di unit
pelayanan umum di Puskesmas Jatimulya
2
2.6. Adanya gejala lain : demam, mual muntah, perut mulas, dan lain-lain
3. Dokter melakukan pemeriksaan fisik :
3.1. Memeriksa keadaan umum pasien : tanda – tanda dehidrasi (gelisah,
turgor kulit, sianosis extremitas, mukosa kering, nadi lemah), hipokalemi
(lemas, tonus otot menurun), asidosis (sesak napas, cepat dan dalam)
3.2. Memeriksa abdomen : nyeri tekan, masa intra abdomen, bising usus, dan
lain-lain
Dokter memberi terapi: rehidrasi, antibiotik, sistomatik, edukasi
(sebagaimana diatas)
4. Dokter melakukan rujukan : sesuai kriteria rujukan
5. Petugas melakukan dokumentasi
3
DINAS KESEHATAN KABUPATEN BEKASI
UPTD PUSKESMAS JATIMULYA
JL. RAYA JATIMULYA TELP: (021) 82406904
DAFTAR TILIK
SOP DIARE
PUSKESMAS JATIMULYA
TAHUN 2017
CR : …………………………%.
Bekasi, ........................
Pelaksana / Auditor
(……………………..)