Anda di halaman 1dari 32

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

Prosedur penelitian dimaksud dalam penelitian ini adalah Rangkaian

kegiatan penelitian ditempuh melalui langkah- langkah dan tahapan kegiatan

yang dilakukan secara sistematis antara lain: penetapan tempat dan waktu

pemelitian, metode penelitian, penetapan populasi dan sampel, penetapan

instrument penelitian, tekhnik analisis data dan hipotesis statistika.

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Lokasi penelitian dimaksudkan sebagai lokasi yang menggambarkan

suatu kondisi dan letak ruang lingkup aktivitas yang dilakukan dalam

melakukan kegiatan penelitian, lokasi yang dijadikan tempat penelitian yaitu

Taman Kanak-Kanak (TK) Bayuning Kecamatan Kadugede yang beralamat

di Jalan Tentara Pelajar No.400 Dusun Pahing RT 09 RW 02 Desa Bayuning

Kecamatan Kadugede.

TK Bayuning mulai berdiri pada tanggal 1 Agustus 1976 sampai

dengan sekarang di bawah kepala Ibu Sukmi,S.Pd.AUD terlihat kemajuan

dan perkembangan sekolah yang lebih meningkat yang dibuktikan dengan

jumlah siswa yang semakin banyak yaitu 30 siswa dengan jumlah guru

pembimbing 3 orang yang secara keseluruhan sudah memenuhu standar

pendidik yaitu dengan kelulusan dari sarjana Pendidikan Anak Usia Dini. TK

Bayuning didirikan diatas tanah milik sendiri dengan luas tanah 330 m².

1
2

2. Waktu Penelitian

Waktu yang digunakan dalam kegiatan penelitian ini direncanakan

selama 4 bulan yaitu bulan Maret sampai dengan bulan Juni pada tahun 2016.

Rencana Kegiatan Penelitian adalah Sebagai Berikut :

Tabel 1
Jadwal kegiatan Penelitian dari bulan Maret – Bulan Juni 2016

Pelaksanaan Bulan/ Minggu ke…


No Kegiatan Maret April Mei Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pendahuluan

2. Observasi
3. Pengumpulan Data

4. Pengolahan dan Analisis data

5. Penyusunan Laporan

B. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu cara ilmiah dalam

mengumpulkan, mengolah, menyajikan suatu data yang dilakukan secara

sistematis dan efisien untuk memecahkan suatu permasalahan. Sebagaimana

Uhar Suharsaputra (2012:19) mengatakan bahwa “metode penelitian

merupakan cara ilmiah untuk memperoleh, mengembangkan, dan

memverifikasi pengetahuan/teori.”

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif

korelasional.
3

Menurut Uhar Suharsaputra (2012:42) menjelaskan bahwa

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang sederhana menjelaskan


fenomena yang ada dengan menggunakan angka untuk mengelompokan
individu dan kelompok. Penelitian korelasional adalah penelitian yang
memperkirakan hubungan antara dua atau lebih fenomena.

Dikatakan deskriptif karena bertujuan untuk menggambarkan

pembelajaran pengembangan pembiasaan teladan di TK Bayuning.

Kemudian dikatakan korelasional yaitu untuk mencari apakah terdapat

pengaruh pembelajaran pengembangan pembiasaan teladan terhadap perilaku

siswa di lingkungan keluarga pada siswa TK Bayuning .

C. Variabel dan Pengukurannya

Variabel adalah segala sesuatu yang mencerminkan suatu karakteristik

yang akan diobservasi pada suatu objek. Menurut Sugiyono (2008:60)

mengatakan bahwa “variabel merupakan segala sesuatu yang berbentuk apa

saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh

informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan.”

Variabel penelitian memiliki fungsi masing-masing sesuai dengan tipe

variabel tersebut. Dalam penelitian ini fungsi variabel terbagi atas dua

macam, sesuai dengan pendapat Sugiyono (2008:61) yaitu :

1. Variabel Independen : Variabel ini sering disebut sebagai variabel


stimulus, prediktor, antecedent. Dalam Bahasa Indonesia sering
disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas adalah merupakan
variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya
atau timbulnya variabel dependen (terikat).
2. Variabel Dependen : sering disebut variabel output, kriteria,
konsekuen. Dalam Bahasa Indonesia sering disebut sebagai terikat,
variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.
4

Berdasarkan uraian tersebut maka dalam penelitian ini penulis

mengkaji dua variabel, yaitu:

1. Pembelajaran pengembangan pembiasaan teladan terhadap pada siswa

TK Bayuning sebagai variabel independen atau variabel bebas. (Variabel

X)

2. Perilaku siswa di lingkungan keluarga sebagai variabel depeden atau

variabel terikat. (Variabel Y)

Pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala

likert. Menurut Sugiyono (2008:134) mengatakan bahwa “skala likert adalah

skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi

seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.”

Dengan skor tertinggi 3 (tiga) dan skor terendah 1 (satu) berlaku untuk

pernyataan positif maupun negatif, seperti yang tertera dalam tabel ini.

Tabel
Nilai Pernyataan Positif dan Negatif

Nomor Item
Pilihan Pernyataan
Positif Negatif

Selalu 3 1

Kadang-Kadang 2 2
Tidak Pernah 1 3
5

Berikut ini adalah penjelasan lebih lanjut terkait uraian di atas, maka

penulis dalam bentuk tabel berikut ini:

Tabel
Operasional Variabel

Variabel Konsep Variabel Indikator Pengukuran

Pembelajaran Masukan kutipan pengertian Masukan kutipan


Skala Sikap
Pengembangan variabel yang diteliti indikator/karakteristik/ciri-
Model
Pembiasaan Dan sebutkan siapa yang ciri dari variabel yang Likert
Teladan menulisnya diteliti dengan 3
(Variabel X) Dan sebutkan siapa yang Option
menulisnya (Interval)
Pernyataan
positif :
S =3
KK = 2
Perilaku Siswa di Masukan kutipan pengertian Masukan kutipan
TP = 1
lingkungan variabel yang diteliti indikator/karakteristik/ciri-
Keluarga Dan sebutkan siapa yang ciri dari variabel yang
menulisnya diteliti
Pernyataan
(Variabel Y)
Dan sebutkan siapa yang negatif :
menulisnya S =1
KK = 2
TP = 3

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi menurut Margono adalah ” seluruh data yang menjadi

perhatian dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang ditentukan”. Sedangkan

menurut Suharsimi Arikunto (1998) populasi adalah” keseluruhan subyek

penelitian apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam

wilayah penelitian”. Menurut Sutrisno Hadi populasi adalah” semua individu

atau sesuatu penduduk untuk diselidiki atau diteliti disebut populasi atau
6

universum, bila populasi dibatasi sebagai jumlah penduduk atau individu

paling sedikit mempunyai sifat yang sama.

Dari ketiga pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa

populasi adalah sejumlah penduduk yang menjadi obyek penelitian atau

sejumlah obyek atau penduduk yang sekurang-kurangnya mempunyai satu

persamaan sifat atau karakteristik. Adapun menjadi populasi dalam

penelitian ini adalah Orang Tua Siswa TK Bayuning Kecamatan Kadugede

sejumlah 30 Orang.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin diteliti. Sugiyono,

menuturkan ”sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut”

Menurut Suharsimi Arikunto “untuk menentukan beberapa sampel

yang diambil dari dari sesuatu yang ada. Apabila subyek dari populasi

kurang dari 100, maka dapat diamati semua, tetapi bila jumlah subyek lebih

dari 100, bisa dapat diambil antara 10-15% atau 20-25%”.

Dengan mengacu kaidah di atas, maka sampel yang akan digunakan

pada penelitian ini adalah keseluruhan populasi yakni berjumlah 30 orang.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara untuk memperoleh data

yang diperlukan dalam penelitian. Dalam hal ini penulis menggunakan

instrumen penelitian berupa kuesioner atau angket. Suharsimi Arikunto


7

(1998) mengatakan bahwa ”sejumlah pertanyaan yang ditulis yang

digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan

tentang pribadi atau hal-hal yang ia ketahui”.

Angket ini disusun oleh penulis sesuai dengan variabel dalam

penelitian ini yang mengungkapkan data mengenai pembelajaran

pengembangan pembiasaan teladan terhadap perilaku siswa di lingkungan

keluarga pada siswa TK.

F. Uji Instrumen

Kuesioner merupakan salah satu alat yang digunakan untuk

memperoleh data, seperti yang telah dijelaskan dalam teknik penggumpulan

data di atas. Sebelum melakukan pengolahan atau analisis data, terlebih

dahulu mesti dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas dari kuesioner sebagai

instrumen utama tersebut, dengan tujuan untuk mengetahui apakah instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini valid (sahih/tepat) dan relibel

(ajeg/tetap) atau tidak.

Adapun langkah-langkah dalam pengujian tersebut yakni sebagai

berikut :

1. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk melihat apakah yang diamati oleh

peneliti sesuai dengan sesungguhnya ada dalam kenyataan atau tidak.

Instrumen yang valid adalah instrumen yang dapat menyatakan sesuatu yang
8

akan diukur. Dalam menguji validitas instrumen (kuesioner) menggunakan

langkah-langkah sebagai berikut :

a. Memberi skor pada setiap jawaban dari masing-masing responden.

b. Menghitung skor total dari hasil penjumlahan masing-masing skor item

( 𝑋).

c. Menghitung perolehan skor total dari hasil penjumlahan masing-masing

responden ( 𝑌).

d. Menghitung jumlah total dari hasil penjumlahan masing-masing skor

item dari tiap-tiap responden, setelah dikuadratkan ( 𝑋 2 ).

e. Menghitung perolehan skor total dari masing-masing responden setelah

dikuadratkan ( 𝑌 2 ).

f. Menghitung skor total hasil perkalian dari masing-masing skor item

yang diperoleh tiap-tiap responden dengan skor total yang diperoleh

masing-masing responden ( 𝑋𝑌).

g. Memasukan ke dalam rumus Korelasi Product Moment dari Karl

Pearson, yaitu :

𝑁 𝑥 ∑ 𝑋𝑌 − (∑ 𝑋) 𝑥 (∑ 𝑌)
𝑟=
√{𝑁 𝑥 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋)2 } 𝑥 {𝑁 𝑥 ∑ 𝑌 2 − (∑ 𝑌)2 }

Keterangan :

r = Koefisien korelasi antara vaiabel X dan Y, dua variabel yang

dikorelasikan.

N = Jumlah responden

X = Skor item
9

Y = Skor total

(Uhar Suharsaputra, 2012:102)

Keputusan pengujian validitas dengan menggunakan taraf

signifkansi 5% adalah sebagai berikut :

a. Item pertanyaan atau pernyataan responden penelitian dikatakan valid

jika r hitung > r table.

b. Item pertanyaan atau pernyataan responden penelitian dikatakan tidak

valid jika r hitung ≤ r tabel.

2. Uji Reliabilitas

Selain daripada uji validitas instrumen, diperlukan juga uji reliabilitas

instrumen. Instrumen penelitian yang dianggap baik, selain valid juga harus

reliabel (dapat dipercaya/ ajeg) atau memiliki nilai ketetapan.

Titik berat instrumen yang reliabel terletak pada adanya konsistensi

atau kesamaan hasil yang diperoleh. Instrumen yang reliabel akan

menghasilkan data yang dapat dipercaya. Reliabilitas ini ditunjukan oleh

indeks reliabilitas yang tinggi.

Dalam penelitian ini, uji reliabilitas dicari dengan menggunakan

teknik Belah Dua (Splith-Half Method) dengan formula Spearman Brown,

dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Kelompokkan item-item menjadi dua kelompok didasarkan pada

kelompok ganjil (nomor item ganjil) dan kelompok genap (nomor item

genap), atau secara random.


10

b. Jumlahkan skor pada setiap kelompok sehingga diperoleh skor total

untuk tiap kelompok

c. Korelasikan skor total antar kelompok dengan formula korelasi Product

Moment.

d. Masukan nilai koefisien korelasi tersebut ke dalam rumus Spearman

Brown untuk mencari koefisien reliabilitas, yaitu:

2 𝑥 𝑟𝑏
𝑟𝑖 =
1 + 𝑟𝑏

Dimana:

𝑟𝑖 = Koefisien Reliabilitas

𝑟𝑏 = Koefisien antar kelompok

(Uhar Suharsaputra, 2012:107-108)

Selanjutnya untuk menentukan tinggi rendahnya reabilitas instrumen,

penulis ini mengacu pada klasifikasi Guilford (M. Salim dalam Iding,

2011:53), sebagai berikut:

Tabel
Batas dan Tafsiran Reliabilitas

Batasan Nilai Tafsiran

r > 0,8 Sangat kuat

0,6 < r < 0,8 Kuat

0,4 < r < 0,6 Sedang

0,4 < r Lemah


11

G. Metode Analisis Data

1. Analisis Data Deskriptif

Untuk mengetahui gambaran tentang variabel X dan varibel Y

dihitung dengan menggunakan teknik presentase dengan langkah sebagai

berikut:

a. Menghitung skor ideal dengan cara mengalikan jumlah item dengan nilai

tertinggi pada angket.

b. Menghitung interval dengan cara mengurangi skor ideal dengan skor

jumlah item, kemudian dikali 33%.

c. Menentukan skor atas, tengah, dan bawah dalam tiga kategori, yaitu:

Kategori tinggi = 33% skor atas

Kategori sedang = 33% skor tengah

Kategori rendah = 33% skor bawah

d. Menghitung jumlah jawaban responden yang termasuk ke dalam kategori

tinggi, sedang, rendah terhadap masing-masing variabel, kemudian

diprosentasekan.

e. Menentukan jumlah skor kriterium (SK) baik skor kriterium tertinggi

maupun terendah dengan menggunakan rumus :

SK = ST x JB x JR
SK = Skor Kriterium
ST = Skor Tertinggi
JB = Jumlah Baru
JR = Jumlah Responden
12

f. Menentukan skor angket dengan menggunakan rumus:


𝑛

∑ 𝑥1= 𝑥1+𝑥2…….+ 𝑥𝑛
1=1

g. Membandingkan jumlah skor angket dengan skor kriterium, dengan

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝐴𝑛𝑔𝑘𝑒𝑡
menggunakan rumus : 𝑥100%
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝐾𝑟𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑢𝑚

h. Untuk melihat varibel X dan variabel Y dalam garis kontinum maka

dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

1) Menentukan klasifikasi dalam kategori rendah, sedang, tinggi

dengan menggunakan rumus :

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑇𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ


3

2) Setelah diketahui nilai antara klasifikasi, maka dilanjutkan dengan

menentukan daerah kriterium menjadi tiga tingkatan, yaitu rendah,

sedang, tinggi dengan patokan pada nilai terendah skor tiap variabel.

Daerah rendah pada interval = 0% - 33%

Daerah sedang pada interval = 34% - 67%

Daerah tinggi pada interval = 68% - 100%

2. Analisis Statistik

a. Konversi Data

Langkah yang bertujuan untuk menggunakan statistik parametik harus

mengkonversikan data dari ordinal ke interval, dengan menggunakan regresi

linier sederhana. Adapum dalam penghitungan konversi data ini digunakan


13

Methode of Successive Interval (MSI) dalam Microsoft Excel dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

1) Program MSI dicopykan ke dalam folder yang dikehendaki

2) Masuk ke MS. Excel kemudian klik tools pada menu toolbar dan pilih

add-ins

2) Akan muncul beberapa common botton, pilih browse dan masukan file

program MSI yang telah disimpan atau di copy pada folder yang

dikehendaki tadi.

3) Akan muncul option baru yakni successive interval kemudian klik.

4) Klik Ok akan muncul Analize pada menu toolbar, menu inilah yang akan

mengubah data ordinal menjadi interval.

5) Buka file data variabel x dari hasil pengkodingan kemudian klik Analize,

pilih successive interval.

6) Klik pada kolom Data Range dan sorot semua data variabel x yang telah

dikoding.

7) Pada Max Value sesuaikan dengan skor tertinggi yang digunakan.

8) Kemudian sorot kolom output cell, pilih cell yang kosong pada sheet

yang sama dan akan muncul hasilnya.

9) Lanjutkan proses yang sama pada variabel berikutnya.


14

b. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dimaksudkan untuk mengetahui kenormalan

distribusi data sampel. Sebagaimana menurut Ating Somantri dan Sambas Ali

(2006:289) mengatakan bahwa “pengujian normalitas dilakukan untuk

mengetahui normal atau tidaknya suatu distribusi data.”

Pada penelitian ini, penulis menggunakan untuk pengukuran uji

normalitas dengan menggunakan formula/prosedur Kolmogorov Smirnov.

Sebelum penulis memamparkan prosedur dari Kolmogorov Smirnov,

terlebih dahulu penulis memaparkan rumus Mean dan Standar Deviasi yang

tercantum dalam Ating Somantri dan Sambas Ali (2006:294). Karena akan

membantu dalam penyelesaian prosedur Kolmogorov Smirnov.

∑𝑋
𝑋̅ =
𝑛

2
∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋)
√ 𝑛
𝑆=
𝑛−1

Dimana:

𝛴𝑋 = Jumlah skor total

𝛴𝑋 2 = Jumlah kuadrat nilai X

𝑁 = Jumlah responden

𝑆 = Standar Deviasi

𝑋̅ = Mean
15

Selanjutnya berikut ini adalah langkah-langkah Kolmogorov Smirnov

yang dikemukakan Uhar Suharsaputra (2012:173):

1) Masukkan data dalam kolom pertama dan hitung frekuensinya.

2) Cari presentase (p) dengan cara frekuensi (f) dibagi dengan jumlah data.

3) Cari Kp (presentase kumulatif) dengan cara menjumlahkan presentase

kumulatif dengan presentase dibawahnya, khusus untuk baris pertama

nilai p langsung dipindahkan.

4) Cari nilai Zx dengan cara Skor X dikurangi dengan Mean (Nilai rata-

rata) dibagi nilai Standar Deviasi.

5) Cari nilai Z tabel (Zt) dengan melihat Tabel Kurva Normal baku (Tabel

Z) berdasarkan nilai Zx-nya.

6) Nilai a1 diperoleh dengan cara menyelisihkan nilai Kp dengan nilai Zt

dibawahnya, khusus untuk baris pertama nilai Zt langsung diisikan.

7) Nilai a2 diperoleh dengan menyelisihkan nilai Kp dengan nilai Zt yang

sejajar.

8) Setelah selesai cari nilai amaksimum, maka bandingkan dengan nilai Dtabel.

Dengan kriteria pengujian: Jika nilai amaksimum ≥ nilai Dtabel maka

distribusi data dinyatakan tidak normal. Tapi apabila nilai amaksimum ≤ nilai

Dtabel maka distribusi data dinyatakan normal.

c. Analisis Koefisien Korelasi

Analisis koefisien korelasi digunakan untuk mengetahui kuat atau

tidaknya suatu hubungan antar variabel yang diteliti. Pada penelitian ini,
16

penulis menggunakan rumus Angka Kasar (Raw Score) Karl Pearson yang

tercantum dalam Uhar Suharsaputra (2012:132), yaitu:

𝑁 𝑥 ∑ 𝑋𝑌 − (∑ 𝑋) 𝑥 (∑ 𝑌)
𝑟𝑥𝑦 =
√{𝑁 𝑥 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋)2 } 𝑥 {𝑁 𝑥 ∑ 𝑌 2 − (∑ 𝑌)2 }

Keterangan :

𝑟𝑥𝑦 = Koefisien korelasi antara vaiabel X dan Y, dua variabel yang

dikorelasikan.

𝑁 = Jumlah responden

𝛴𝑋 = Jumlah skor butir

𝛴𝑌 = Jumlah skor total

𝛴𝑋 2 = Jumlah kuadrat nilai X

𝛴𝑌 2 = Jumlah kuadrat nilai Y

Untuk dapat menginterpretasikan kuatnya suatu hubungan, maka

dapat digunakan pedoman yang tercantum pada Sugiyono (2008:257),

sebagai berikut:

Tabel
Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi
Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 - 0,199 Sangat Rendah

0,20 - 0,399 Rendah

0,40 - 0,599 Sedang

0,60 - 0,799 Kuat


17

0,80 - 1,000 Sangat Kuat

d. Analisis Regresi

Analisis regresi sederhana ini digunakan untuk mengetahui pengaruh

pembelajaran pengembangan pembiasaan teladan di sekolah terhadap

perilaku di lingkungan keluarga. Sebagaimana menurut Riduwan (2010:148)

mengatakan bahwa “Regresi linear sederhana dapat dianalisis karena didasari

oleh hubungan fungsional atau hubungan sebab akibat (kausal) veriabel bebas

(X) terhadap variabel terikat (Y).”

Pada penelitian ini, penulis menggunakan rumus yang tercantum

dalam Ating Somantri dan Sambas Ali (2006:243):

𝑌̂ = 𝑎 + 𝑏𝑋

Dimana :

𝑌̂ = Subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan

𝑎 = Harga Y bila X = 0 (harga konstan)

𝑏 = Angka arah atau koefisien regresi yang menunjukan angka

peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan

pada variabel independen.

Bila b (+) maka naik, dan bila (-) maka terjadi penurunan.

X = Subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.

Untuk memperoleh nilai a dan b digunakan rumus :

∑𝑌 − 𝑏 𝑥∑𝑋
𝑎=
𝑁
18

𝑁𝑥 ∑ 𝑋𝑌 − (∑ 𝑋) 𝑥 (∑ 𝑌)
𝑏=
𝑁 𝑥 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋)2

e. Analisis Koefisien Determinasi (KD)

Koefisien determinasi dilakukan untuk menyatakan besar kecilnya

sumbangan variabel X terhadap variabel Y. Riduwan (2010:224) menyatakan

bahwa untuk menghitung koefisien determinasi (KD) dapat menggunakan

rumus berikut ini:

𝐾𝐷 = 𝑟 2 𝑥 100%

Dimana : 𝑘𝑑 = koefisien determinasi

𝑟 = koefisien korelasi

f. Uji Hipotesis

Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji

signifikansi koefisien korelasi. Adapun langkah-langkah dalam pengujian ini

mengacu pada pendapat Ating Somantri dan Sambas Ali (2006:232), yakni

sebagai berikut:

1) Menentukan rumusan hipotesis statistik

Ho : ρ = 0 : Tidak terdapat hubungan antara variabel bebas (X) terhadap

variabel terikat (Y).

Ha : ρ ≠ 0 :Terdapat hubungan antara variabel bebas (X) terhadap

variabel terikat (Y).

2) Menentukan uji statistika, yaitu:

𝑟 𝑥 √𝑁 − 2
𝑡=
√1 − 𝑟 2
19

Keterangan :

𝑡 = Distribusi student dengan derajat kebebasan

𝑁 = Banyaknya data

𝑟 = Koefisien korelasi

3) Menentukan nilai kritis dan daerah kritis dengan derajat kebebasan = n-2

4) Membandingkan nilai thitung terhadap nilai ttabel (α, dk) dengan kriteria

pengujian: jika nilai thitung ≥ ttabel, maka tolak H0

5) Membuat kesimpulan

G. Rancangan Pembahasan

Pembahasan diuraikan berdasarkan analisis butir angket yakni dengan

mengangkat butir angket dengan skor terendah. Berdasarkan analisis butir

tersebut dapat diidentifikasi faktor-faktor yang menjadi pendukung maupun

penghambat bagi pengaruh pembelajaran pengembangan pembiasaan teladan

di sekolah terhadap perilaku di lingkungan keluarga.

Dengan mengamati butir-butir angket tersebut, maka dapat diketahui

aspek-aspek apa saja yang sudah baik dan aspek-aspek apa saja yang masih

memerlukan perbaikan dari masing-masing variabel.


20

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pengolahan dan Analisis Data

1. Uji Instrumen

a. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui kesahihan suatu instrumen.

Pengukuran validitas instrumen ini dilakukan berdasarkan langkah-langkah

yang dikemukakan di BAB III.

1) Uji Validitas Variabel X

Untuk perhitungan secara manual penulis memberikan contoh pada

item no. 1 (satu) dengan menggunakan rumus Korelasi Product Moment.

Sebelumnya penulis membuat Tabel Penolong Untuk Item No. 1 (lihat

Lampiran), hal ini dilakukan untuk memudahkan penulis dalam perhitungan

ini. Adapun untuk perhitungan uji validitas untuk item no. 1 pada variabel X

adalah sebagai berikut:

𝑁 𝑥 ∑ 𝑋𝑌 − (∑ 𝑋) 𝑥 (∑ 𝑌)
𝑟=
√{𝑁 𝑥 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋)2 } 𝑥 {𝑁 𝑥 ∑ 𝑌 2 − (∑ 𝑌)2 }

30 𝑥 4.155 − (77)𝑥 (1.590)


𝑟=
√{30 𝑥 209 − (77)2 } 𝑥 {30 𝑥 85.310 − (1.590)2 }

𝑟 = 0,681

Bulir pernyataan item no. 1 (satu) untuk variabel X adalah 0,681.

Selanjutnya untuk keputusan valid atau tidaknya suatu data adalah dengan
21

membandingkan rhitung dengan rtabel. Adapun rtabel pada baris N-2 (30-2) yaitu

28 sebesar 0,374 (lihat Lampiran - Tabel Nilai r Product Moment).

Dengan demikian, bulir pernyataan item no. 1 (satu) untuk variabel X

dinyatakan valid karena nilai rhitung 0,681 > rtabel 0,374.

Selain pengujian secara manual, penulis juga melakukan pengujian

dengan menggunakan Microsoft Excel 2010 dengan rumus “=CORREL

(array1;array2)” didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel
Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Validitas Variabel X

No rtabel No rtabel
rhitung Keterangan rhitung Keterangan
Item (5%,28) Item (5%,28)

1 0,681 0,374 Valid 11 0,729 0,374 Valid

2 0,543 0,374 Valid 12 0,609 0,374 Valid

3 0,566 0,374 Valid 13 0,396 0,374 Valid

4 0,729 0,374 Valid 14 0,609 0,374 Valid

5 0,497 0,374 Valid 15 0,409 0,374 Valid

6 0,542 0,374 Valid 16 0,506 0,374 Valid

7 0,522 0,374 Valid 17 0,670 0,374 Valid

8 0,649 0,374 Valid 18 0,729 0,374 Valid

9 0,614 0,374 Valid 19 0,685 0,374 Valid

10 0,721 0,374 Valid 20 0,368 0,374 Valid

Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas di atas, menunjukan bahwa

dari 20 pernyataan yang diajukan kepada responden dinyatakan valid.


22

2) Uji Validitas Variabel Y

Untuk perhitungan secara manual penulis memberikan contoh pada

item no. 1 (satu) dengan menggunakan rumus Korelasi Product Moment.

Sebelumnya penulis membuat Tabel Penolong Untuk Item No. 1 (lihat

Lampiran), hal ini dilakukan untuk memudahkan penulis dalam perhitungan

ini. Adapun untuk perhitungan uji validitas untuk item no. 1 pada variabel Y

adalah sebagai berikut:

𝑁 𝑥 ∑ 𝑋𝑌 − (∑ 𝑋) 𝑥 (∑ 𝑌)
𝑟=
√{𝑁 𝑥 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋)2 } 𝑥 {𝑁 𝑥 ∑ 𝑌 2 − (∑ 𝑌)2 }

30 𝑥 4.071 − (76)𝑥 (1.585)


𝑟=
√{30 𝑥 202 − (76)2 } 𝑥 {30 𝑥 84.817 − (1.585)2 }

𝑟 = 0,552

Bulir pernyataan item no. 1 (satu) untuk variabel X adalah 0,552.

Selanjutnya untuk keputusan valid atau tidaknya suatu data adalah dengan

membandingkan rhitung dengan rtabel. Adapun rtabel pada baris N-2 (30-2) yaitu

28 sebesar 0,374 (lihat Lampiran - Tabel Nilai r Product Moment).

Dengan demikian, bulir pernyataan item no.1 (satu) untuk variabel X

dinyatakan valid karena nilai rhitung 0,552 > rtabel 0,374.

Selain pengujian instrumen penelitian secara manual, penulis juga

melakukan pengujian dengan menggunakan Microsoft Excel 2010 dengan

“=CORREL (array1;array2)” didapatkan hasil sebagai berikut :


23

Tabel
Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Validitas Variabel Y

No rtabel No rtabel
rhitung Keterangan rhitung Keterangan
Item (5%,28) Item (5%,28)

1 0,552 0,374 Valid 11 0,544 0,374 Valid


2 0,561 0,374 Valid 12 0,367 0,374 Valid

3 0,451 0,374 Valid 13 0,522 0,374 Valid

4 0,654 0,374 Valid 14 0,603 0,374 Valid


5 0,403 0,374 Valid 15 0,662 0,374 Valid

6 0,670 0,374 Valid 16 0,683 0,374 Valid

7 0,673 0,374 Valid 17 0,616 0,374 Valid


8 0,562 0,374 Valid 18 0,827 0,374 Valid
9 0,601 0,374 Valid 19 0,367 0,374 Valid
10 0,479 0,374 Valid 20 0,759 0,374 Valid

Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas di atas, menunjukan bahwa

dari 20 pernyataan yang diajukan kepada responden dinyatakan valid.

b. Uji Reliabilitas

Selain daripada uji validitas instrumen, diperlukan juga uji reliabilitas

instrumen. Instrumen penelitian yang dianggap baik, selain valid juga harus

reliabel (dapat dipercaya) atau memiliki nilai ketetapan. Pengukuran

reliabilitas instrumen ini dilakukan berdasarkan langkah-langkah yang

dikemukakan di BAB III.


24

1) Uji Reliabilitas Variabel X

Pengujian reliabilitas pada instrumen pembelajaran pengembangan

pembiasaan teladan dilakukan dengan menggunakan teknik Belah Dua (Split-

Half Method) dengan menggunakan formula Spearman Brown.

Penulis menggunakan teknik Belah Dua dengan nilai skor kelompok

ganjil dan genap yang tertera di Lampiran (lihat Tabel Penolong Split-Half

Method Pada Variabel X). Selanjutnya untuk dapat menggunakan formula

Spearman Brown ini terlebih dahulu harus menghitung korelasi Product

Moment, maka penulis membuat Tabel Penolong Nilai Skor Total

Kelompok Genap Dan Ganjil Pada Variabel X (data pada tabel ini

berdasarkan pemisahan kelompok yang telah dilakukan sebelumnya). Di

bawah ini terdapat perhitungan reliabilitas variabel X, dengan melakukan

perhitungan korelasi Product Moment yaitu sebagai berikut:

𝑁 𝑥 ∑ 𝑋𝑌 − (∑ 𝑋) 𝑥 (∑ 𝑌)
𝑟=
√{𝑁 𝑥 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋)2 } 𝑥 {𝑁 𝑥 ∑ 𝑌 2 − (∑ 𝑌)2 }

30 𝑥 21.320 − (798)𝑥 (792)


𝑟=
√{30 𝑥 21.484 − (798)2 } 𝑥 {30 𝑥 21.186 − (792)2 }

𝑟 = 0,947

Selanjutnya memasukkan nilai koefisien korelasi tersebut ke dalam

rumus Spearman Brown untuk memperoleh koefisien reliabilitas, yakni

sebagai berikut:

2 𝑥 𝑟𝑏
𝑟𝑖 =
1 + 𝑟𝑏

2 𝑥 0,947
𝑟𝑖 =
1 + 0,947
25

1,894
𝑟𝑖 =
1,947

𝑟𝑖 = 0,973

Kemudian untuk mengetahui reliabelnya suatu instrumen, penulis

mengacu pada pendapat Nunnally (lihat BAB III). Ketentuannya adalah jika

suatu instrumen memiliki nilai sebesar 0,50, maka dinyatakan reliabel. Oleh

karena nilai reliabilitas pada variabel X ini sebesar 0,973, maka dengan

demikian pembelajaran pengembangan pembiasaan teladan dinyatakan

reliabel.

2) Uji Reliabilitas Variabel Y

Pengujian reliabilitas perilaku anak di lingkungan keluarga dilakukan

dengan menggunakan teknik Belah Dua (Split-Half Method) dengan

menggunakan formula Spearman Brown.

Penulis menggunakan teknik Belah Dua dengan nilai skor kelompok

ganjil dan genap yang tertera di Lampiran (lihat Tabel Penolong Split-Half

Method Pada Variabel Y). Selanjutnya untuk dapat menggunakan formula

Spearman Brown ini terlebih dahulu harus menghitung korelasi Product

Moment maka penulis membuat Tabel Penolong Nilai Skor Total

Kelompok Genap Dan Ganjil Pada Variabel Y (data pada tabel ini

berdasarkan pemisahan kelompok yang telah dilakukan sebelumnya). Di

bawah ini terdapat perhitungan realibilitas variabel Y, dengan melakukan

perhitungan korelasi Product Moment yaitu sebagai berikut:

𝑁 𝑥 ∑ 𝑋𝑌 − (∑ 𝑋) 𝑥 (∑ 𝑌)
𝑟=
√{𝑁 𝑥 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋)2 } 𝑥 {𝑁 𝑥 ∑ 𝑌 2 − (∑ 𝑌)2 }
26

30 𝑥 21.185 − (789) 𝑥 (796)


𝑟=
√{30 𝑥 20.997 − (789)2 } 𝑥 {30 𝑥 21.450 − (796)2 }

𝑟 = 0,878

Selanjutnya memasukkan nilai koefisien korelasi tersebut ke dalam

rumus Spearman Brown untuk memperoleh koefisien reliabilitas, yakni

sebagai berikut:

2 𝑥 𝑟𝑏
𝑟𝑖 =
1 + 𝑟𝑏

2 𝑥 0,878
𝑟𝑖 =
1 + 0,878
1,757
𝑟𝑖 =
1,878

𝑟𝑖 = 0,935

Kemudian untuk mengetahui reliabelnya suatu instrumen, penulis

mengacu pada pendapat Nunnally (lihat BAB III). Ketentuannya adalah jika

suatu instrumen memiliki nilai sebesar 0,50, maka dinyatakan reliabel. Oleh

karena nilai reliabilitas pada variabel Y ini sebesar 0,935, maka dengan

demikian perilaku anak di lingkungan keluarga dinyatakan reliabel.

2. Metode Analisis Data

a. Analisis Deskriptif

Pada bagian ini akan disajikan deskriptif kedua variabel yang diteliti,

yaitu lingkungan keluarga (X), dan motivasi belajar (Y). Lingkungan

keluarga (X) dan motivasi belajar (Y) ini diperoleh dari jawaban
27

kuisioner/angket yang dirancang oleh peneliti berdasarkan indikator-

indikatornya.

Deskripsi data tersebut dimaksudkan untuk memberi gambaran umum

tentang distribusi data, baik berupa distribusi frekuensi, histogram, harga rata-

rata, dan standar deviasi dari masing-masing variabel.

Setelah pendeskripsian data, selanjutnya disajikan pula pengujian

persyaratan analisis, dan pengujian hipotesis.

1) Analisis Deskriptif Variabel X

2) Analisis Deskriptif Variabel Y

b. Analisis Statistik

1) Konversi Data

Untuk melanjutkan analisis statistik, data penelitian yang berupa skala

ordinal diubah menjadi skala interval, dengan menggunakan MSI (Method of

Succesive Interval) yang disebutkan di BAB III. Adapun hasil perhitungan

Konversi Data tertera di Lampiran (lihat Tabel Hasil Konversi Data)

Untuk pengujian yang selanjutnya, data yang digunakan adalah hasil

berdasarkan konversi data, baik pada variabel X maupun variabel Y. Untuk

itu penulis membuat sebuah tabel penolong untuk pengujian selanjutnya,

sebagaimana tertera dalam Lampiran (lihat Tabel Penolong Koefisien

Korelasi, Uji Regresi Linear Sederhana)


28

2) Analisis Koefisien Korelasi

Analisis koefisien korelasi digunakan untuk mengetahui hubungan

antara lingkungan keluarga dengan motivasi belajar. Pengukuran ini

menggunakan rumus Angka Kasar (Raw Score) Karl Pearson. Adapun

perhitungannya adalah sebagai berikut:

𝑁 𝑥 ∑ 𝑋𝑌 − (∑ 𝑋) 𝑥 (∑ 𝑌)
𝑟𝑥𝑦 =
√{𝑁 𝑥 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋)2 } 𝑥 {𝑁 ∑ 𝑌 2 − (∑ 𝑌)2 }

30 𝑥 88.451 − (1.529) 𝑥 (1.705)


𝑟𝑥𝑦 =
√{30 𝑥 80.430 − (1.529)2 } 𝑥 {30 𝑥 99.429 − (1.705)2 }

2.653.515 − 2.606.676
𝑟𝑥𝑦 =
√{2.412.903 − 2.337.741} 𝑥 {2.982.870 − 2.906.550}

46.839
𝑟𝑥𝑦 =
√{75.162} 𝑥 {76.320}

46.839
𝑟𝑥𝑦 =
√5.736.377.789

46.839
𝑟𝑥𝑦 =
75.739

𝑟𝑥𝑦 = 0,618

Berdasarkan perhitungan diatas, dapat diketahui bahwa nilai koefisien

korelasi antara pembelajaran pengembangan pembiasaan teladan dengan

perilaku anak di lingkungan keluarga sebesar 0,618.

Untuk mengetahui tingkat hubungan koefisien korelasi, penulis

mengacu pada tabel (lihat Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi

Koefisien Korelasi). Nilai korefisien korelasi 0,618 berada pada interval

koefisien korelasi 0,600-0,799. Dengan demikian hubungan antara


29

pembelajaran pengembangan pembiasaan teladan dengan perilaku anak di

lingkungan keluarga memiliki tingkat hubungan yang kuat.

3) Analisis Regresi Linear Sederhana

Analisis regresi linear sederhana adalah untuk mengetahui pengaruh

variabel pembelajaran pengembangan pembiasaan teladan terhadap variabel

perilaku anak di lingkungan keluarga. Berikut ini adalah perhitungan uji

regresi linear sederhana pembelajaran pengembangan pembiasaan teladan

(variabel X) terhadap perilaku anak di lingkungan keluarga (variabel Y),

yakni sebagai berikut:

𝑁 𝑥 ∑ 𝑋𝑌 − (∑ 𝑋) 𝑥 (∑ 𝑌)
𝑏=
𝑁 𝑥 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋)2

30 𝑥 88.451 − (1.529) 𝑥 (1.705)


𝑏=
30 𝑥 80.430 − (1.529)2

2.653.515 − 2.606.676
𝑏=
2.412.903 − 2.337.741

46.839
𝑏= = 0,623
75.162

Langkah selanjutnya adalah mencari konstanta, adapun

perhitungannya adalah sebagai berikut:

∑𝑌 − 𝑏 𝑥∑𝑋
𝑎=
𝑁

1.705 − (0,623 𝑥 1.529)


𝑎=
30

1.705 − 953
𝑎=
30
30

752
𝑎=
30

𝑎 = 25,069

Selanjutnya adalah untuk memperoleh persamaan regresi, dengan

perhitungan sebagai berikut:

𝑌̂ = 𝑎 + 𝑏𝑋

𝑌̂ = 25,069 + 0,623𝑋

Persamaan regresi tersebut menunjukkan fungsi peningkatan (positif).

Jika terjadi perubahan 1 point pada pembelajaran pengembangan pembiasaan

teladan maka akan diikuti peningkatan perilaku anak di lingkungan keluarga

sebesar 0,623 dengan konstanta 20,069. Berdasarkan hal tersebut dapat

diartikan meningkatnya perilaku anak di lingkungan keluarga dipengaruhi

pembelajaran pengembangan pembiasaan teladan.

4) Analisis Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi dilakukan untuk menyatakan besar kecilnya

sumbangan pembelajaran pengembangan pembiasaan teladan terhadap

perilaku anak di lingkungan keluarga. Berikut ini adalah perhitungan

koefisien determinasi pembelajaran pengembangan pembiasaan teladan

terhadap perilaku anak di lingkungan keluarga, yakni sebagai berikut:

𝐾𝐷 = 𝑟 2 𝑥 100%

𝐾𝐷 = (0,618)2 𝑥 100%

𝐾𝐷 = 0,382 𝑥 100%

𝐾𝐷 = 38,25%
31

Berdasarkan perhitungan diatas, maka diketahui koefisien determinasi

pembelajaran pengembangan pembiasaan teladan terhadap perilaku anak di

lingkungan keluarga sebesar 38,25%. Hal ini berarti 38,25% perilaku anak di

lingkungan keluarga dipengaruhi oleh pembelajaran pengembangan

pembiasaan teladan, sisanya 61,75% dipengaruhi oleh faktor lain.

5) Uji Hipotesis

Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji

signifikansi koefisien korelasi. Adapun langkah-langkah dalam pengujian ini

sebagai berikut:

1) Menentukan rumusan hipotesis statistik

Ho : ρ = 0 : Tidak terdapat hubungan antara pembelajaran pengembangan

pembiasaan teladan (X) terhadap perilaku anak di lingkungan keluarga

(Y).

Ha : ρ ≠ 0 :Terdapat hubungan antara pembelajaran pengembangan

pembiasaan teladan (X) terhadap perilaku anak di lingkungan keluarga

(Y).

2) Menentukan uji statistika, yaitu:

𝑟 𝑥 √𝑁 − 2
𝑡=
√1 − 𝑟 2

0,618 𝑥 √30 − 2
𝑡=
√1 − 0,6182

0,618 𝑥 √28
𝑡=
√1 − 0,382
32

0,618 𝑥 5,292
𝑡=
√0,618

3,272
𝑡=
0,786

𝑡 = 4,164

3) Menentukan nilai kritis dan daerah kritis dengan derajat kebebasan = 30-

2=28.

4) Membandingkan nilai thitung = 4,164 terhadap nilai ttabel (α, dk) = 2,049

(0,05, 28). dengan kriteria pengujian: jika nilai thitung 4,164 ≥ ttabel 2,049,

maka tolak H0.

5) Kesimpulan

Berdasarkan perhitungan di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa

pembelajaran pengembangan pembiasaan teladan mempunyai pengaruh

signifikan terhadap perilaku anak di lingkungan keluarga.

Anda mungkin juga menyukai