PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bangunan bentang lebar telah lama muncul di dunia ini bahkan sejak zaman Romawi kuno
telah ada. Bagunan-bangunan tersebut rata-rata memiliki tingkat yang rendah namun memiliki
bentangan yang luas. Perkembangan teknologi selanjutnya menghasilkan sistem struktur yang
juga mengalami kemajuan dimana telah dikembangkan prinsip-prinsip struktur yang ada seiring
dengan perkembangan teknologi bahan bangunan. perkembangant eknologi ini dpat memenuhi
asirasi rancangan seorang arsitek. Menurur Tanggoro, dkk (2006) bentangan adalah suatu jarak
antara dua tumpuan sebagai penyangga beban yang harus ditumpu dan disalurkan ke pondasi
sebagai tempat pendukung akhir suatu bangunan. bentangan ini mempunyai kriteria pembagian
yaitu bentang pendek (jarak tumpuan <10 m), bentang sedang (jarak tumpuan 10-20 m) dan
bentang lebar (jarak tumpuan >20m).
Bangunan bentang lebar juga dapat diartikan sebagai bangunan yang memungkinkan
penggunaan ruang bebas kolom yang selebar dan sepanjang mungkin. Bangunan bentang lebar
biasanya digolongkan secara umum menjadi 2 yaitu bentang lebar sederhana dan bentang lebar
kompleks. Bentang lebar sederhana berarti bahwa konstruksi bentang lebar yang ada
dipergunakan langsung pada bangunan berdasarkan teori dasar dan tidak dilakukan modikasi
pada bentuk yang ada. Sedangkan bentang lebar kompleks merupakan bentuk struktur bentang
lebar yang melakukan modikasi dari bentuk dasar, bahkan kadang dilakukan penggabungan
terhadap beberapa sistem struktur bentang lebar (Sadono, 2009)
Bangunan bentang lebar ini hampir kebanyakan digunakan untuk untuk bangunan umum
yang memerlukan suatu lahan yang luas dan tidak terhalang adanya tiang/kolom sehingga lebih
banyak penekanannya pada suatu sistem struktur atap dengan bentang lebar. Makalah ini
bertujuan untuk menganalisis pemilihan sistem struktur bangunan Large Building yang telah
dibangun, baik di Indonesia maupun luar negeri, dengan mempertimbangkan beberapa faktor
seperti pertimbangan ekonomi, kecepatan membangun, bentuk geometri, rasio antara lebar dan
tinggi, konfigurasi spasial, jenis pembebanan dan kondisi tanah.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah bagaimana analisis pemilihan sistem struktur
bangunan Large Building (nama Bangunan), dengan mempertimbangkan beberapa faktor seperti
pertimbangan ekonomi, kecepatan membangun, bentuk geometri, rasio antara lebar dan tinggi,
konfigurasi spasial, jenis pembebanan dan kondisi tanah?
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah menganalisis pemilihan sistem struktur bangunan
Large Building (nama Bangunan), dengan mempertimbangkan beberapa factor, yaitu:
1. Pertimbangan ekonomi
2. Kecepatan membangun
3. Bentuk geometri
4. Rasio antara lebar dan tinggi
5. Konfigurasi spasial
6. Jenis pembebanan
7. Kondisi tanah.
D. Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini antara lain:
1. Mahasiswa mampu lebih memahami analisis pemilihan sistem struktur bangunan Large
Building yang telah dibangun, baik di Indonesia maupun luar negeri, dengan
mempertimbangkan beberapa faktor seperti pertimbangan ekonomi, kecepatan membangun,
bentuk geometri, rasio antara lebar dan tinggi, konfigurasi spasial, jenis pembebanan dan
kondisi tanah.
2. Menambah pengetahuan pembaca tentang Struktur Large Building.
BAB II
TINJAUAN
A. Struktur Bentang Lebar
Menurut Tanggoro (2006), bangunan menurut bentangannya dapat dikategorikan sebagai
berikut.
1. Bentang pendek, jika jarak tumpuan kurang dari 10.00 m
2. Bentang sedang, jika bentangan sesudah mencapai jarak antara 10.00-20.00 m
3. Bentang lebar (bentang panjang), jika bentangan sudah mencapai jarak lebih dari 20.00 m
Bangunan bentang lebar biasanya digunakan untuk bangunan umum yang memerlukan suatu
lahan yang luas dan tidak terhalang adanya tiang/kolom sehingga lebih banyak penekanannya
pada suatu sistem struktur apat dengan bentang lebar. Tuntutan kebutuhan akan sistem struktur
yang dapat menyelesaikan masalah bentangan yang lebar, cukup banyak caranya. Sistem struktur
bangunan bentangan lebar disusun sebagai berikut:
1. Struktur padat (solid structure)
2. Struktur bidang (Surface structure)
3. Struktur rangka (skeleton)
4. Struktur biomorfik
Salah satu cara untuk menentukan gaya dalam batang pada rangka batang dalam
menggambarkan bentuk berdeformasi yang mungkin dari struktur yang ada. Dengan
demikian sifat gaya (tarik atau tekan) batang itu dapat diketahui berdasarkan analisis
mengenai pencegahan deformasi tersebut.
Struktur rangka ruang merupakan rangka batang yang dikembangkan ke arah tiga dimensi.
Struktur rangka ruang merupakan komposisi dari batang-batang yang masing-masing berdiri
sendiri memikul gaya tekan yang sentris dan dikaitkan satu sama lain dengan sistem dalam
tiga dimensi atau ruang. Sistem konstruksi rangka ruang menggunakan sistem sambungan
antara batang satu sama lain yang menggunakan bola/ball joint sebagai sendi
penyambungan dalam bentuk modul-modul segitiga. Sistem truktur ini pada umumnya
digunakan pada atap bangunan dan dapat meminimalisir penggunaan kolom. Modul unit
ruang yang digunakan dalam menyusun rangka space frame adalah sebagai berikut.
a. Unit segitiga horizontal dengan tiga bidang segitiga miring
3. Translational Surface, diperoleh jika suatu garis lengkung yang datar digeser sejajar diri
sendiri terhadap garis lengkung yang datar lainnya, dapat dibagi menjadi dua yaitu
Hiperbolic paraboloid dan Conoid
Hiperbolic paraboloid Conoid
2. Double Curved Shell, yaitu shell dengan arah lengkungannya dalam dua arah, terdiri dari 2
macam yaitu Synclastic Shell dan Anticlastic Shell
Salah satu struktur cangkan adalah kubah atau “dome”. Kubah yang terdiri atas jarring-jaring
batang bersendi tak teratur pertama kali diperkenalkan pada tahun 1863 di Berlin oleh
Schwedler dengan bentang 48 m atau setara dengan 132 kaki. Kubah adalah suatu elemen
struktural dari arsitektur yang berbentuk atap tetapi memiliki rongga dan membentuk
seperti sebuah bola, tepatnya setengah lingkaran. Kubah merupakan struktur dengan
permukaan berbentuk bola, memiliki denah melingkar, terdiri dari tumpukan blok-blok,
material kaku yang kontinu seperti beton bertulang atau dari elemen-elemen linear pendek,
seperti kubah geodesic. Kubah menyerupai bentuk busur yang dirotasi kecuali bahwa gaya
tekan dikembangkan di dekat pusat dan gaya tarik di bagian bawah (Ching, 2001).
BAB III
ANALISIS DAN KONSEP
A. Wembley Stadium
Wembley Stadium adalah stadion sepakbola yang terletak di Wembley, daerah pinggiran kota
di sebelah Utara London, Inggris. Bangunan ini merupakan bangunan yang direnovasi kembali
pada awal tahun 2000 dan diresmikan pada tahun 2007. Setelah 20 tahun berdiri, pemerintah
Inggris merasakan stadion Wembley memiliki banyak keterbatasan. Mereka pun berusaha untuk
membuat suatu stadion yang akan menjadi pusat perhatian dunia yang dapat menjadi tempat
dilakukannya 3 cabang olahraga yaitu sepakbola, rugby dan atletik.
3. Truss
Tribun penonton ditutupi oleh atap dengan menggunakan rangka batang dan rangka ruang.
Truss Wembley Stadium