Azmairit Aziz
Diterima:16-02-2012
Diterima dalam bentuk revisi: 10-07-2012
Disetujui: 24-07-2012
ABSTRAK
PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI SEDIAAN RADIOISOTOP 169ErCl3 HASIL
IRADIASI BAHAN SASARAN ERBIUM-168 DIPERKAYA 97,75%. Erbium-169 (169Er)
merupakan salah satu radioisotop pemancar β yang dapat digunakan untuk radiosinovektomi.
Pada penelitian ini dikembangkan pembuatan radioisotop 169ErCl3 dengan cara iradiasi bahan
sasaran erbium oksida diperkaya dengan pengayaan 168Er sebesar 97,75%. Sebelum
digunakan dalam pembuatan radiofarmaka, larutan 169ErCl3 dikarakterisasi supaya memenuhi
syarat aplikasinya. Karakterisasi fisiko-kimia radioisotop 169ErCl3 yang meliputi kejernihan; pH;
muatan listrik; kemurnian radiokimia; dan kemurnian radionuklida; masing-masing ditentukan
dengan cara visual; kertas indikator pH; metode elektroforesis kertas; kromatografi kertas dan
elektroforesis kertas; serta spektrometer γ saluran ganda. Kestabilan larutan ditentukan dengan
mengamati kemurnian radiokimia larutan 169ErCl3 setiap hari selama satu bulan penyimpanan
pada temperatur kamar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 169ErCl3 berupa larutan jernih,
memiliki pH 1,5 – 2, tidak bermuatan, kemurnian radiokimia sebesar 99,51 ± 0,41% dan
kemurnian radionuklida sebesar 99,84 ± 0,1%. Aktivitas jenis dan konsentrasi radioaktif larutan
169
ErCl3 masing-masing sebesar 1,26 – 3,38 mCi/mg Er dan 11,05 – 29,59 mCi/mL pada saat
end of irradiation (EOI). Uji stabilitas menunjukkan bahwa larutan 169ErCl3 masih stabil sampai
satu bulan dengan kemurnian radiokimia sebesar 99,65 ± 0,09%. Larutan 169ErCl3 yang
diperoleh dari bahan sasaran erbium oksida diperkaya 97,75% memiliki karakteristik fisiko-kimia
yang memenuhi syarat untuk radiosinovektomi.
ABSTRACT
PREPARATION AND CHARACTERIZATION OF 169ErCl3 RADIOISOTOPE FROM
IRRADIATED 97.75% ENRICHED ERBIUM-168 TARGET. Erbium-169 (169Er) is one of
radioisotopes that can be used for radiosynovectomy due to its β particle emission. The
preparation of 169ErCl3 radioisotope has been developed by irradiation of enriched erbium oxide
target with 97.75% of 168Er enrichment. Before it is used in radiopharmaceuticals preparation,
the 169ErCl3 solution was characterized to fulfil its application criteria. The physico-chemical
characterization of 169ErCl3, including solution clarity; pH; electric charge; the radiochemical
purity; and the radionuclidic purity, were determined by visual observation; pH indicator paper;
paper electrophoresis technique; paper chromatography and paper electrophoresis techniques;
and multichannel γ spectrometry, respectively. The stability of 169ErCl3 solution was determined
by daily observation of radiochemical purity during one month at room temperature. The present
study has shown that 169ErCl3 was a clear solution, the pH of 1.5 – 2, neutral, the
radiochemical purity of 99.51 ± 0.41% and radionuclidic purity of 99.84 ± 0.1%. The solution had
specific activity and radioactive concentration of 1.26 – 3.38 mCi/mg Er and 11.05 – 29.59
mCi/mL at the end of irradiation (EOI), respectively. Stability evaluation indicated that 169ErCl3
solution was still stable for one month at room temperature with radiochemical purity of 99.65 ±
0.09%. Based on the results, 169ErCl3 solution from enriched erbium oxide target with 97.75% of
168
Er enrichment has suitable physico-chemical characteristics for radiosynovectomy.
95
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia
Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology
Vol. 13, No.2,Agustus 2012; 95-108 ISSN 1411 – 3481
96
Pembuatan dan Karakterisasi Sediaan Radioisotop 169ErCl3 Hasil
Iradiasi Bahan Sasaran 168Erbium Diperkaya 97,75 %
(Azmairit Aziz) ISSN 1411 – 3481
Radioisotop yang ideal digunakan sangat rendah yaitu sebesar 0,01 – 0,02
untuk radiosinovektomi adalah pemancar β mCi/mg Er, sehingga tidak memadai jika
yang memiliki energi dengan daya tembus digunakan dalam pembuatan radiofarmaka
maksimum pada jaringan lunak sejauh 5-10 untuk radiosinovektomi. Untuk mendapatkan
169
cm, waktu paro (T1/2) yang pendek (dalam radioisotop ErCl3 dengan aktivitas jenis
orde hari), dan tidak memancarkan sinar γ yang memadai, maka perlu dilakukan
atau memiliki emisi sinar γ rendah. pengembangan pembuatan larutan
169
Jenis radioisotop yang digunakan radioisotop ErCl3 menggunakan bahan
untuk radiosinovektomi bergantung pada sasaran erbium oksida yang diperkaya
168
ukuran sendi (1,2,11). Radioisotop yang dengan isotop Er dan diiradiasi di reaktor
memiliki energi β lemah digunakan untuk nuklir dengan fluks neutron yang lebih tinggi.
sendi ukuran kecil, seperti sendi yang Tujuan penelitian ini adalah
169
terdapat pada jari tangan atau kaki. memperoleh radioisotop ErCl3 dengan
Radioisotop dengan energi beta menengah karakteristik fisiko-kimia yang memenuhi
digunakan untuk sendi berukuran lebih syarat untuk radiosinovektomi, khususnya
besar seperti pada sendi pergelangan untuk sendi ukuran kecil. Dalam makalah ini
tangan, siku, bahu, pergelangan kaki dan dikemukakan pengembangan pembuatan
169
pinggul, sedangkan radioisotop yang larutan radioisotop ErCl3 mengunakan
memiliki energi β besar digunakan untuk bahan sasaran erbium oksida diperkaya
169 168
sendi lutut. Erbium-169 ( Er) merupakan dengan pengayaan isotop Er sebesar
salah satu radioisotop yang dapat 97,75% dan diiradiasi di RSG – G.A.
digunakan untuk radiosinovektomi karena Siwabessy dengan fluks neutron sekitar 1,8
merupakan pemancar β dengan T1/2 selama x 1014 n.cm-2.det-1. Sebelum radioisotop
169
9,4 hari dan Eβ maksimum sebesar 0,34 MeV ErCl3 digunakan dalam pembuatan
serta Eγ sebesar 0,008 MeV. Energi β radiofarmaka untuk radiosinovektomi di
sebesar 0,34 MeV tersebut memiliki jarak bidang kedokteran nuklir, terlebih dahulu
tembus maksimum pada jaringan lunak harus dilakukan karakterisasi fisiko-
sejauh 1,0 mm, sehingga sangat cocok kimianya. Karakterisasi fisiko-kimia yang
digunakan untuk radiosinovektomi pada dilakukan meliputi pemeriksaan kejernihan,
sendi ukuran kecil, yaitu sendi jari tangan penentuan pH, radioaktivitas, muatan listrik,
dan jari kaki (2,3). kemurnian radiokimia, kemurnian
Pada penelitian terdahulu telah radionuklida dan penentuan kestabilan.
diperoleh kondisi optimum pembuatan Radiofarmaka bertanda radioisotop
169
radioisotop 169
ErCl3 dari bahan sasaran Er untuk radiosinovektomi harus memiliki
erbium oksida alam dan karakteristiknya. karakteristik yang memenuhi persyaratan
Bahan sasaran diiradiasi di reaktor TRIGA antara lain aktivitas sediaan sebesar 0,3 – 1
2000 Bandung dengan fluks neutron sekitar mCi dengan volume sediaan sebanyak 0,5 –
1012 n.cm-2.det-1 (12). Radioisotop 169
ErCl3 1 mL dan kemurnian radionuklida > 99% .
yang diperoleh memiliki aktivitas jenis yang Dari penelitian ini diharapkan diperoleh
97
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia
Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology
Vol. 13, No.2,Agustus 2012; 95-108 ISSN 1411 – 3481
169
radioisotop ErCl3 dengan karakteristik sampai hampir kering di atas pemanas dan
fisiko-kimia yang memenuhi syarat sehingga pengaduk magnetik. Setelah itu residu
dapat digunakan dalam pembuatan dilarutkan kembali dengan 1 mL akuabides
radiofarmaka untuk radioisonovektomi. steril.
98
Pembuatan dan Karakterisasi Sediaan Radioisotop 169ErCl3 Hasil
Iradiasi Bahan Sasaran 168Erbium Diperkaya 97,75 %
(Azmairit Aziz) ISSN 1411 – 3481
169
elektroforesis kertas dengan kertas Sebanyak 5 μL larutan ErCl3 yang sudah
2
kromatografi Whatman 3 MM (2 x 38 cm ) diencerkan sampai memungkinkan untuk
dan larutan dapar fosfat 0,02 M pH 7,5 dicacah diteteskan di atas planset
sebagai larutan elektrolitnya, pemisahan aluminium, kemudian dibiarkan sampai
dilakukan selama 1 jam pada tegangan 350 kering dan dicacah dengan alat pencacah
V. Kertas kromatografi dan kertas Geiger Muller. Konsentrasi radioaktif
elektroforesis dikeringkan, dipotong-potong (mCi/mL) merupakan aktivitas radioisotop
169 169
sepanjang 1 cm dan dicacah dengan alat Er per volume larutan ErCl3,
pencacah β dengan detektor Geiger Muller. sedangkan aktivitas jenis (mCi/mg)
169
Kemurnian radiokimia merupakan merupakan aktivitas radioisotop Er per
168
persentase distribusi radioaktivitas senyawa berat isotop Er dalam bahan sasaran
169
ErCl3 terhadap radioaktivitas total Er2O3 diperkaya.
169
(radioaktivitas senyawa ErCl3 dan
169
senyawa lain dari radioisotop Er, yaitu 2.2.7. Penentuan kestabilan
169 169
Er(OH)3) yang ada di dalam larutan Kestabilan larutan ErCl3 diamati
169
ErCl3. dengan melihat kemurnian radiokimia
169
Muatan listrik senyawa ErCl3 dan larutan setiap hari selama satu bulan
senyawa lain sebagai pengotor radiokimia penyimpanan pada temperatur kamar.
yang mungkin ada di dalam larutan Selama waktu tersebut (~ 3 kali T1/2)
169
radioisotop yang diperoleh diketahui radioaktivitas ErCl3 masih memadai
berdasarkan pergerakan senyawa tersebut untuk dicacah. Kemurnian radiokimia
ke arah anoda jika senyawa bermuatan ditentukan dengan metode kromatografi
negatif. Sebaliknya jika senyawa bermuatan kertas dan elektroforesis kertas seperti yang
positif maka akan bergerak ke arah katoda. telah diuraikan sebelumnya pada sub bab
Apabila senyawa tidak bermuatan, maka 2.2.4.
akan tetap berada pada titik nol.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
2.2.5. Penentuan kemurnian radionuklida Sediaan radioisotop yang akan
169
Sebanyak 2 μL larutan ErCl3 digunakan dalam pembuatan suatu
diteteskan pada kertas saring, lalu radiofarmaka harus memenuhi beberapa
dikeringkan dan dimasukkan ke dalam persyaratan, yaitu memiliki kemurnian
bungkus plastik, kemudian dicacah dengan radionuklida dan kemurnian radiokimia yang
alat spektrometer γ saluran ganda selama tinggi, konsentrasi radioaktif dan aktivitas
10 menit. jenis yang memadai, serta berupa larutan
169
jernih (10,13). Larutan radioisotop Er
169
2.2.6. Penentuan aktivitas dalam bentuk senyawa ErCl3 telah
Konsentrasi radioaktif dan aktivitas diperoleh dari 5 kali hasil iradiasi sebanyak
169
jenis larutan ErCl3 ditentukan 10 mg bahan sasaran erbium oksida (Er2O3)
168
menggunakan pencacah Geiger Muller. diperkaya dengan isotop Er sebesar
99
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia
Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology
Vol. 13, No.2,Agustus 2012; 95-108 ISSN 1411 – 3481
97,75% dan dilarutkan dalam larutan HCl 1 diam dan asam asetat 50% sebagai fase
N. Dari pemeriksaan kejernihan larutan gerak. Pada sistem kromatografi kertas
169 169 169
ErCl3 secara visual diperoleh ErCl3 terlihat senyawa ErCl3 bergerak ke arah
berupa larutan yang jernih (tidak aliran fase gerak dengan Rf = 0,9,
mengandung partikel). Di samping itu, sedangkan pengotor radiokimia dalam
169 169
pemeriksaan terhadap pH larutan ErCl3 bentuk senyawa Er(OH)3 tetap berada
yang ditentukan dengan kertas indikator pH pada titik nol (Rf = 0). Pada kromatogram
diperoleh pH larutan berkisar antara 1,5 – 2. tidak terlihat keberadaan pengotor
169 169
Dalam pembuatan larutan radioisotop Er(OH)3 dalam larutan ErCl3 yang
169 169
ErCl3, radionuklida Er yang dihasilkan dibuktikan dengan tidak terdapatnya
diharapkan hanya berada dalam bentuk distribusi radioaktivitas pada Rf = 0. Hasil
169
senyawa ErCl3. Pengotor radiokimia yang yang diperoleh mirip dengan yang
mungkin ada di dalam larutan tersebut dikemukakan peneliti sebelumnya pada
169 175
adalah senyawa Er(OH)3 jika pada larutan pembuatan radiolantanida YbCl3 karena
radioisotop yang dihasilkan terbentuk suatu sifatnya yang mirip sebagai radiolantanida.
175
koloid (14). Senyawa YbCl3 bergerak ke arah aliran
Gambar 1 memperlihatkan hasil fase gerak dengan Rf = 0,8-0,9 dan tidak
analisis kromatografi kertas senyawa terdapat distribusi radioaktivitas pada Rf = 0
169
ErCl3 menggunakan kertas kromatografi (15).
2
Whatman 3 MM (2x10 cm ) sebagai fase
18000 169
ErCl
16000
14000
Cacahan (cps)
12000
10000
8000
6000
4000
2000
0
-2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Jarak migrasi (cm)
100
Pembuatan dan Karakterisasi Sediaan Radioisotop 169ErCl3 Hasil
Iradiasi Bahan Sasaran 168Erbium Diperkaya 97,75 %
(Azmairit Aziz) ISSN 1411 – 3481
25000
169
ErCl3
20000
Cacahan (cps)
15000
10000
5000
0
-12 -10 -8 -6 -4 -2 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
Jarak migrasi (cm)
101
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia
Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology
Vol. 13, No.2,Agustus 2012; 95-108 ISSN 1411 – 3481
169
Gambar 3. Spektrum sinar γ beberapa pengotor radionuklida dalam larutan ErCl3
168
dari bahan sasaran erbium oksida diperkaya dengan isotop Er sebesar 97,75%.
102
Pembuatan dan Karakterisasi Sediaan Radioisotop 169ErCl3 Hasil
Iradiasi Bahan Sasaran 168Erbium Diperkaya 97,75 %
(Azmairit Aziz) ISSN 1411 – 3481
Aktivitas
Aktivitas Kemurnian
Radionuklida Energi Efisiensi radionuklida 169
Cacahan Er radionuklida
pengotor (keV) detektor pengotor
(mCi) (%)
(mCi)
169
Keberadaan pengotor radionuklida radioisotop ErCl3 hasil iradiasi bahan
170 169 169 171
Tm dan Yb dalam larutan ErCl3 dari sasaran erbium oksida alam adalah Er
166 171 166
5 kali iradiasi bahan sasaran erbium oksida dan Ho (12). Radionuklida Er dan Ho
168
diperkaya dengan isotop Er sebesar memiliki waktu paro masing-masing sebesar
97,75% diperoleh masing-masing sebesar 7,52 jam dan 1,11 hari. Waktu paro kedua
0,08%. Jumlah kedua pengotor radionuklida pengotor radionuklida tersebut sangat
169 169
tersebut < 1%, sehingga larutan ErCl3 singkat dibanding radionuklida Er (t½ = 9,4
yang diperoleh mempunyai kemurnian hari), sehingga dengan dilakukan
radionuklida yang tinggi, yaitu sebesar 99,84 pendinginan (cooling) selama 3 hari setelah
± 0,1%. Kemurnian radionuklida larutan iradiasi, maka radioaktivitas dari kedua
169
ErCl3 yang diperoleh memenuhi syarat radionuklida tersebut sudah sangat kecil.
untuk digunakan di bidang kedokteran Aktivitas yang dibutuhkan sediaan
nuklir, yaitu lebih dari 99% (21). Pada radiofarmaka untuk radiosinovektomi yang
penelitian lain juga dikemukakan oleh diinjeksikan pada sendi jari tangan atau
169
Ingrand bahwa sediaan radioisotop Er jari kaki berkisar antara 0,3 – 1 mCi dengan
memiliki kemurnian radionuklida di atas 99% volume sediaan sebanyak 0,5 – 1 mL (23).
171
dengan pengotor radionuklida berupa Er Pada penelitian terdahulu telah diperoleh
171
(T1/2= 7,5 jam) dan Tm (T1/2= 1,9 tahun) kondisi optimum pembuatan radioisotop
169
masing-masing sekitar 0,01% (22). ErCl3 dari bahan sasaran erbium oksida
Perbedaan pengotor radionuklida yang alam beserta karakteristiknya (12).
169
diperoleh kemungkinan disebabkan oleh Radioisotop ErCl3 yang diperoleh memiliki
perbedaan spesifikasi bahan sasaran yang aktivitas jenis yang sangat rendah yaitu
digunakan. Nilai kemurnian radionuklida sebesar 0,01 – 0,02 mCi/mg Er, sehingga
169
larutan radioisotop ErCl3 yang diperoleh tidak memadai jika digunakan dalam
tidak berbeda secara signifikan pembuatan radiofarmaka untuk
dibandingkan dengan nilai kemurnian radiosinovektomi pada sendi ukuran kecil.
169 169
radionuklida larutan radioisotop ErCl3 Aktivitas larutan ErCl3 hasil 5 kali
hasil iradiasi bahan sasaran erbium oksida iradiasi 10 mg serbuk erbium oksida
168
alam yang memiliki kemurnian radionuklida diperkaya dengan Er 97,75%
sebesar 99,98%. Pengotor radionuklida diperlihatkan pada Tabel 2.
utama yang terdapat di dalam larutan
103
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia
Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology
Vol. 13, No.2,Agustus 2012; 95-108 ISSN 1411 – 3481
Tabel 2. Aktivitas jenis 169Er pada saat end of irradiation (EOI) dari hasil iradiasi 10 mg bahan sasaran
168
erbium oksida diperkaya dengan Er sebesar 97,75% di RSG-G.A. Siwabessy
pada fluks neutron 1,8 x 1014 n.cm-2.det-1
100
Kemurnian radiokimia (%)
98
96
94
92
90
0 5 10 15 20 25 30 35
Hari ke-
Pada Tabel 2 terlihat bahwa hasil (24). Dalam penyediaan radiofarmaka untuk
iradiasi sebanyak 10 mg bahan sasaran radiosinovektomi dengan aktivitas sebesar 1
168 169
erbium oksida diperkaya dengan isotop Er mCi dibutuhkan ErCl3 sebanyak 0,5 – 1,5
sebesar 97,75% memberikan aktivitas jenis mg, sehingga radiofarmaka yang dihasilkan
dan konsentrasi radioaktif pada saat end of tidak bersifat toksik.
iradiaation masing-masing sebesar 1,26 – Sediaan radioisotop yang akan
3,38 mCi/mg Er dan 11,05 – 29,59 mCi/mL. digunakan dalam pembuatan suatu
Aktivitas jenis yang diperoleh cukup radiofarmaka harus memiliki kestabilan yang
memadai dalam pembuatan radiofarmaka cukup tinggi, baik secara fisika maupun
untuk radiosinovektomi pada sendi ukuran kimia. Hasil pengamatan kestabilan
169
kecil. Berdasarkan literatur diketahui ErCl3 larutan ErCl3 selama penyimpanan
memiliki toksisitas rendah, dimana nilai LD50 diperlihatkan pada Gambar 4. Stabilitas
169
pada hewan percobaan mencit (injeksi larutan ErCl3 diamati dengan melihat
secara intraperitoneal) sebesar 535 mg/kg kemurnian radiokimianya setiap hari selama
104
Pembuatan dan Karakterisasi Sediaan Radioisotop 169ErCl3 Hasil
Iradiasi Bahan Sasaran 168Erbium Diperkaya 97,75 %
(Azmairit Aziz) ISSN 1411 – 3481
satu bulan pada temperatur kamar. Pada kimia yang memenuhi syarat untuk
169
Gambar 4 terlihat bahwa larutan ErCl3 radiosinovektomi.
cukup stabil selama satu bulan
169
penyimpanan. Larutan ErCl3 memiliki 5. UCAPAN TERIMA KASIH
kemurnian radiokimia masih tinggi, yaitu Penulis mengucapkan terima kasih
sebesar 99,65 ± 0,09%. Berdasarkan kepada Sdr. Hotman Lubis dan Sdr. Abidin
169
pengamatan secara visual, larutan ErCl3 dari PRR-BATAN yang telah membantu
masih terlihat jernih (tidak mengandung dalam persiapan iradiasi bahan sasaran di
169
partikel). Di samping itu, larutan ErCl3 RSG-G.A. Siwabessy – Serpong. Penulis
juga memiliki pH yang stabil selama juga mengucapkan terima kasih kepada Sdr.
penyimpanan, yaitu masih memiliki pH 1,5 - Nana Suherman, Sdri. Titin S.M., Sdri.
2. Nilai pH yang diperoleh mirip dengan pH Neneng N., dan Sdri. Syukria yang telah
sediaan radioisotop golongan lantanida membantu penulis di dalam penelitian ini.
lainnya yang telah diaplikasikan selama ini
untuk terapi di bidang kedokteran nuklir, 6. DAFTAR PUSTAKA
166 177
seperti HoCl3 dan LuCl3 yang memiliki 1. Das BK. Role of radiosynovectomy in
pH 1 – 2 (25, 26). the treatment of rheumatoid arthritis
and hemophilic athropathies. Biomed
4. KESIMPULAN Imaging Interv J 2007;3(4):e45.
169
Pembuatan radioisotop ErCl3 2. Schneider P, Farahati J, Reiners C.
dengan cara iradiasi bahan sasaran erbium Radiosynovectomy in rheumatology,
169
oksida diperkaya menghasilkan ErCl3 orthopedics, and hemophilia. J Nucl
dengan karakteristik fisiko-kimia berupa Med 2005;46(1):48S-54S.
larutan jernih, memiliki pH 1,5 – 2, tidak 3. Kampen WU, Brenner W, Czech N,
bermuatan, kemurnian radiokimia sebesar Henze E. Intraarticular application of
99,51 ± 0,41% dan kemurnian radionuklida unsealed beta-emitting radionuclides in
memiliki aktivitas jenis dan konsentrasi joint diseases. [Online]. [diakses 23-11-
stabil sampai satu bulan dengan kemurnian 4. Pandey U, Bapat K, Sarma HD, Dhami
larutan 169
ErCl3 dari bahan sasaran erbium animal model of arthritis. Ann Nucl Med
105
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia
Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology
Vol. 13, No.2,Agustus 2012; 95-108 ISSN 1411 – 3481
106
Pembuatan dan Karakterisasi Sediaan Radioisotop 169ErCl3 Hasil
Iradiasi Bahan Sasaran 168Erbium Diperkaya 97,75 %
(Azmairit Aziz) ISSN 1411 – 3481
107
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia
Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology
Vol. 13, No.2,Agustus 2012; 95-108 ISSN 1411 – 3481
108