Anda di halaman 1dari 14

Pembuatan dan Karakterisasi Sediaan Radioisotop 169ErCl3 Hasil

Iradiasi Bahan Sasaran 168Erbium Diperkaya 97,75 %


(Azmairit Aziz) ISSN 1411 – 3481

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI SEDIAAN RADIOISOTOP 169ErCl3


HASIL IRADIASI BAHAN SASARAN ERBIUM-168 DIPERKAYA 97,75%

Azmairit Aziz

Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri - BATAN


Jl.Tamansari 71 Bandung, 40132
E-mail: aaziz@batan.go.id

Diterima:16-02-2012
Diterima dalam bentuk revisi: 10-07-2012
Disetujui: 24-07-2012

ABSTRAK
PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI SEDIAAN RADIOISOTOP 169ErCl3 HASIL
IRADIASI BAHAN SASARAN ERBIUM-168 DIPERKAYA 97,75%. Erbium-169 (169Er)
merupakan salah satu radioisotop pemancar β yang dapat digunakan untuk radiosinovektomi.
Pada penelitian ini dikembangkan pembuatan radioisotop 169ErCl3 dengan cara iradiasi bahan
sasaran erbium oksida diperkaya dengan pengayaan 168Er sebesar 97,75%. Sebelum
digunakan dalam pembuatan radiofarmaka, larutan 169ErCl3 dikarakterisasi supaya memenuhi
syarat aplikasinya. Karakterisasi fisiko-kimia radioisotop 169ErCl3 yang meliputi kejernihan; pH;
muatan listrik; kemurnian radiokimia; dan kemurnian radionuklida; masing-masing ditentukan
dengan cara visual; kertas indikator pH; metode elektroforesis kertas; kromatografi kertas dan
elektroforesis kertas; serta spektrometer γ saluran ganda. Kestabilan larutan ditentukan dengan
mengamati kemurnian radiokimia larutan 169ErCl3 setiap hari selama satu bulan penyimpanan
pada temperatur kamar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 169ErCl3 berupa larutan jernih,
memiliki pH 1,5 – 2, tidak bermuatan, kemurnian radiokimia sebesar 99,51 ± 0,41% dan
kemurnian radionuklida sebesar 99,84 ± 0,1%. Aktivitas jenis dan konsentrasi radioaktif larutan
169
ErCl3 masing-masing sebesar 1,26 – 3,38 mCi/mg Er dan 11,05 – 29,59 mCi/mL pada saat
end of irradiation (EOI). Uji stabilitas menunjukkan bahwa larutan 169ErCl3 masih stabil sampai
satu bulan dengan kemurnian radiokimia sebesar 99,65 ± 0,09%. Larutan 169ErCl3 yang
diperoleh dari bahan sasaran erbium oksida diperkaya 97,75% memiliki karakteristik fisiko-kimia
yang memenuhi syarat untuk radiosinovektomi.

Kata kunci : erbium-169, 169Er, diperkaya, radiosinovektomi

ABSTRACT
PREPARATION AND CHARACTERIZATION OF 169ErCl3 RADIOISOTOPE FROM
IRRADIATED 97.75% ENRICHED ERBIUM-168 TARGET. Erbium-169 (169Er) is one of
radioisotopes that can be used for radiosynovectomy due to its β particle emission. The
preparation of 169ErCl3 radioisotope has been developed by irradiation of enriched erbium oxide
target with 97.75% of 168Er enrichment. Before it is used in radiopharmaceuticals preparation,
the 169ErCl3 solution was characterized to fulfil its application criteria. The physico-chemical
characterization of 169ErCl3, including solution clarity; pH; electric charge; the radiochemical
purity; and the radionuclidic purity, were determined by visual observation; pH indicator paper;
paper electrophoresis technique; paper chromatography and paper electrophoresis techniques;
and multichannel γ spectrometry, respectively. The stability of 169ErCl3 solution was determined
by daily observation of radiochemical purity during one month at room temperature. The present
study has shown that 169ErCl3 was a clear solution, the pH of 1.5 – 2, neutral, the
radiochemical purity of 99.51 ± 0.41% and radionuclidic purity of 99.84 ± 0.1%. The solution had
specific activity and radioactive concentration of 1.26 – 3.38 mCi/mg Er and 11.05 – 29.59
mCi/mL at the end of irradiation (EOI), respectively. Stability evaluation indicated that 169ErCl3
solution was still stable for one month at room temperature with radiochemical purity of 99.65 ±
0.09%. Based on the results, 169ErCl3 solution from enriched erbium oxide target with 97.75% of
168
Er enrichment has suitable physico-chemical characteristics for radiosynovectomy.

Keywords: erbium-169, 169Er, enriched, radiosynovectomy

95
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia
Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology
Vol. 13, No.2,Agustus 2012; 95-108 ISSN 1411 – 3481

1. PENDAHULUAN merupakan karakteristik dari rheumatoid


Rheumatoid arthritis merupakan salah arthritis dan penyakit radang sendi lainnya
satu penyakit autoimun, yaitu terjadinya (5,7,8). Teknik ini telah digunakan di Eropa
gangguan pada sistem kekebalan tubuh (1- lebih dari 50 tahun (2).
3). Gangguan tersebut terjadi karena sel Radionuklida yang dapat digunakan
kekebalan tubuh dalam darah menjadi untuk radiosinovektomi adalah pemancar β,
terlalu aktif. Pada kondisi ini, sel kekebalan yang daya tembusnya di dalam jaringan
tubuh tidak berfungsi menyerang atau hanya beberapa milimeter saja sehingga
memakan sel kuman penyakit seperti tidak merusak jaringan yang sehat di
bakteri dan virus, akan tetapi justru sekitarnya. Radionuklida pemancar β dalam
menyerang sel yang sehat, yaitu membran bentuk koloid atau partikel dianggap sebagai
sinovial. Membran sinovial merupakan benda asing oleh sel makrofag yang ada di
lapisan paling dalam pada kapsul sendi lapisan paling luar membran sinovial yang
yang berfungsi untuk menghasilkan cairan meradang. Benda asing dimakan dengan
pelumas sendi. Pada rheumatoid arthritis cepat oleh sel-sel tersebut melalui proses
terjadi produksi cairan sendi berlebihan, yang disebut fagositosis. Apabila jumlah
sehingga menimbulkan radang pada radioaktivitas yang diinjeksikan memadai,
membran sinovial, bengkak pada kapsul maka radioisotop dalam bentuk
sendi dan rasa nyeri yang sangat radiofarmaka pemancar β dapat masuk ke
mengganggu. Rheumatoid arthritis stadium lapisan yang lebih dalam pada membran
lanjut dapat mengakibatkan kerusakan pada sinovial dan akan menghancurkan atau
kartilago, sehingga terjadi pengikisan pada merusak jaringan membran sinovial yang
ujung tulang, perubahan bentuk sendi, meradang. Apabila jaringan yang meradang
bahkan kehilangan fungsi sendi. Hal ini tersebut telah hilang, maka jaringan
mengakibatkan penderita tidak dapat membran sinovial yang baru, sehat dan
melakukan aktivitas sehari-hari dan kualitas normal akan terbentuk kembali (1,3,8,9).
hidup menurun (4). Sekitar 1 % dari populasi Radioisotop merupakan bagian yang
penduduk dunia terserang rheumatoid penting dalam pembuatan suatu
arthritis (1). radiofarmaka. Radioisotop yang digunakan
Radiosinovektomi adalah teknik untuk secara in vivo untuk terapi di bidang
pemulihan membran sinovial menggunakan kedokteran nuklir harus memperhatikan tiga
radionuklida pemancar β dari suatu syarat utama, yaitu memiliki kemurnian
radiofarmaka berbentuk koloid atau partikel radionuklida dan kemurnian radiokimia yang
yang diinjeksikan secara intra-artikular, tinggi serta aktivitas jenis yang memadai.
sehingga dapat masuk dan kontak dengan Radioisotop dengan aktivitas jenis relatif
jaringan sinovial (1-3,5,6). Radiosinovektomi rendah dapat digunakan dalam pembuatan
paling efektif untuk menghilangkan rasa radiofarmaka partikulat, seperti untuk
nyeri, bengkak dan radang pada sendi yang radiosinovektomi dan terapi kanker hati (10).

96
Pembuatan dan Karakterisasi Sediaan Radioisotop 169ErCl3 Hasil
Iradiasi Bahan Sasaran 168Erbium Diperkaya 97,75 %
(Azmairit Aziz) ISSN 1411 – 3481

Radioisotop yang ideal digunakan sangat rendah yaitu sebesar 0,01 – 0,02
untuk radiosinovektomi adalah pemancar β mCi/mg Er, sehingga tidak memadai jika
yang memiliki energi dengan daya tembus digunakan dalam pembuatan radiofarmaka
maksimum pada jaringan lunak sejauh 5-10 untuk radiosinovektomi. Untuk mendapatkan
169
cm, waktu paro (T1/2) yang pendek (dalam radioisotop ErCl3 dengan aktivitas jenis
orde hari), dan tidak memancarkan sinar γ yang memadai, maka perlu dilakukan
atau memiliki emisi sinar γ rendah. pengembangan pembuatan larutan
169
Jenis radioisotop yang digunakan radioisotop ErCl3 menggunakan bahan
untuk radiosinovektomi bergantung pada sasaran erbium oksida yang diperkaya
168
ukuran sendi (1,2,11). Radioisotop yang dengan isotop Er dan diiradiasi di reaktor
memiliki energi β lemah digunakan untuk nuklir dengan fluks neutron yang lebih tinggi.
sendi ukuran kecil, seperti sendi yang Tujuan penelitian ini adalah
169
terdapat pada jari tangan atau kaki. memperoleh radioisotop ErCl3 dengan
Radioisotop dengan energi beta menengah karakteristik fisiko-kimia yang memenuhi
digunakan untuk sendi berukuran lebih syarat untuk radiosinovektomi, khususnya
besar seperti pada sendi pergelangan untuk sendi ukuran kecil. Dalam makalah ini
tangan, siku, bahu, pergelangan kaki dan dikemukakan pengembangan pembuatan
169
pinggul, sedangkan radioisotop yang larutan radioisotop ErCl3 mengunakan
memiliki energi β besar digunakan untuk bahan sasaran erbium oksida diperkaya
169 168
sendi lutut. Erbium-169 ( Er) merupakan dengan pengayaan isotop Er sebesar
salah satu radioisotop yang dapat 97,75% dan diiradiasi di RSG – G.A.
digunakan untuk radiosinovektomi karena Siwabessy dengan fluks neutron sekitar 1,8
merupakan pemancar β dengan T1/2 selama x 1014 n.cm-2.det-1. Sebelum radioisotop
169
9,4 hari dan Eβ maksimum sebesar 0,34 MeV ErCl3 digunakan dalam pembuatan
serta Eγ sebesar 0,008 MeV. Energi β radiofarmaka untuk radiosinovektomi di
sebesar 0,34 MeV tersebut memiliki jarak bidang kedokteran nuklir, terlebih dahulu
tembus maksimum pada jaringan lunak harus dilakukan karakterisasi fisiko-
sejauh 1,0 mm, sehingga sangat cocok kimianya. Karakterisasi fisiko-kimia yang
digunakan untuk radiosinovektomi pada dilakukan meliputi pemeriksaan kejernihan,
sendi ukuran kecil, yaitu sendi jari tangan penentuan pH, radioaktivitas, muatan listrik,
dan jari kaki (2,3). kemurnian radiokimia, kemurnian
Pada penelitian terdahulu telah radionuklida dan penentuan kestabilan.
diperoleh kondisi optimum pembuatan Radiofarmaka bertanda radioisotop
169
radioisotop 169
ErCl3 dari bahan sasaran Er untuk radiosinovektomi harus memiliki
erbium oksida alam dan karakteristiknya. karakteristik yang memenuhi persyaratan
Bahan sasaran diiradiasi di reaktor TRIGA antara lain aktivitas sediaan sebesar 0,3 – 1
2000 Bandung dengan fluks neutron sekitar mCi dengan volume sediaan sebanyak 0,5 –
1012 n.cm-2.det-1 (12). Radioisotop 169
ErCl3 1 mL dan kemurnian radionuklida > 99% .
yang diperoleh memiliki aktivitas jenis yang Dari penelitian ini diharapkan diperoleh

97
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia
Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology
Vol. 13, No.2,Agustus 2012; 95-108 ISSN 1411 – 3481

169
radioisotop ErCl3 dengan karakteristik sampai hampir kering di atas pemanas dan
fisiko-kimia yang memenuhi syarat sehingga pengaduk magnetik. Setelah itu residu
dapat digunakan dalam pembuatan dilarutkan kembali dengan 1 mL akuabides
radiofarmaka untuk radioisonovektomi. steril.

2. TATA KERJA 2.2.2. Penentuan kejernihan


169
2.1. Bahan dan Peralatan Kejernihan larutan ErCl3 ditentukan
169
dengan meletakkan larutan ErCl3 di depan
Bahan utama yang digunakan dalam
lampu yang terang dengan latar belakang
penelitian ini adalah serbuk erbium oksida
putih dan hitam. Pengamatan dilakukan
(Er2O3) diperkaya dengan pengayaan isotop
168 secara visual untuk melihat keberadaan
Er sebesar 97,75% buatan Oak Ridge
partikel di dalam larutan 169ErCl3.
National Laboratory (ORNL), asam klorida,
dinatrium hidrogen fosfat, natrium
2.2.3. Penentuan pH
dihidrogen fosfat dan asam asetat buatan
169
Nilai pH larutan ErCl3 ditentukan
E.Merck, serta akuabides steril buatan
menggunakan kertas indikator pH. Larutan
IPHA. Bahan penunjang yang digunakan
169
ErCl3 diteteskan pada kertas indikator pH,
adalah kertas kromatografi Whatman 3 MM
kemudian pH ditentukan dengan
dan kertas indikator pH.
membandingkan perubahan warna yang
Peralatan yang digunakan terdiri dari
terjadi pada kertas pH dengan warna yang
spektrometer γ saluran ganda dengan
tertera pada kertas indikator pH.
detektor HPGe (Canbera), pencacah β
dengan detektor Geiger Muller (Ortec), alat
2.2.4. Penentuan kemurnian radiokimia
pemanas dan pengaduk magnetik (Nuova), dan muatan listrik
seperangkat alat kromatografi kertas dan
169
elektroforesis kertas, pipet mikro (Thermo Kemurnian radiokimia larutan ErCl3
Scientific) dan peralatan gelas. ditentukan dengan metode kromatografi
kertas dan elektroforesis kertas. Penentuan
169
2.2 Tata Kerja kemurnian radiokimia larutan ErCl3
2.2.1. Preparasi radioisotop 169
ErCl3 dari dengan metode kromatografi kertas
bahan sasaran erbium oksida dilakukan menggunakan sistem
diperkaya dengan 168Er sebesar
97,75% kromatografi yang cocok berdasarkan hasil
yang telah diperoleh pada penelitian
Sebanyak 10 mg serbuk Er2O3 sebelumnya, yaitu dengan menggunakan
diperkaya hasil iradiasi selama 3 - 5 hari di kertas kromatografi Whatman 3 MM (2 x 10
RSG - G.A. Siwabessy dimasukkan ke cm2) sebagai fase diam dan larutan asam
dalam gelas kimia berukuran 50 mL, asetat 50% sebagai fase gerak (12).
kemudian dilarutkan dengan 5 mL larutan Kemurnian radiokimia dan muatan listrik
HCl 1 N. Larutan dikisatkan perlahan-lahan 169
ErCl3 ditentukan menggunakan metode

98
Pembuatan dan Karakterisasi Sediaan Radioisotop 169ErCl3 Hasil
Iradiasi Bahan Sasaran 168Erbium Diperkaya 97,75 %
(Azmairit Aziz) ISSN 1411 – 3481

169
elektroforesis kertas dengan kertas Sebanyak 5 μL larutan ErCl3 yang sudah
2
kromatografi Whatman 3 MM (2 x 38 cm ) diencerkan sampai memungkinkan untuk
dan larutan dapar fosfat 0,02 M pH 7,5 dicacah diteteskan di atas planset
sebagai larutan elektrolitnya, pemisahan aluminium, kemudian dibiarkan sampai
dilakukan selama 1 jam pada tegangan 350 kering dan dicacah dengan alat pencacah
V. Kertas kromatografi dan kertas Geiger Muller. Konsentrasi radioaktif
elektroforesis dikeringkan, dipotong-potong (mCi/mL) merupakan aktivitas radioisotop
169 169
sepanjang 1 cm dan dicacah dengan alat Er per volume larutan ErCl3,
pencacah β dengan detektor Geiger Muller. sedangkan aktivitas jenis (mCi/mg)
169
Kemurnian radiokimia merupakan merupakan aktivitas radioisotop Er per
168
persentase distribusi radioaktivitas senyawa berat isotop Er dalam bahan sasaran
169
ErCl3 terhadap radioaktivitas total Er2O3 diperkaya.
169
(radioaktivitas senyawa ErCl3 dan
169
senyawa lain dari radioisotop Er, yaitu 2.2.7. Penentuan kestabilan
169 169
Er(OH)3) yang ada di dalam larutan Kestabilan larutan ErCl3 diamati
169
ErCl3. dengan melihat kemurnian radiokimia
169
Muatan listrik senyawa ErCl3 dan larutan setiap hari selama satu bulan
senyawa lain sebagai pengotor radiokimia penyimpanan pada temperatur kamar.
yang mungkin ada di dalam larutan Selama waktu tersebut (~ 3 kali T1/2)
169
radioisotop yang diperoleh diketahui radioaktivitas ErCl3 masih memadai
berdasarkan pergerakan senyawa tersebut untuk dicacah. Kemurnian radiokimia
ke arah anoda jika senyawa bermuatan ditentukan dengan metode kromatografi
negatif. Sebaliknya jika senyawa bermuatan kertas dan elektroforesis kertas seperti yang
positif maka akan bergerak ke arah katoda. telah diuraikan sebelumnya pada sub bab
Apabila senyawa tidak bermuatan, maka 2.2.4.
akan tetap berada pada titik nol.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
2.2.5. Penentuan kemurnian radionuklida Sediaan radioisotop yang akan
169
Sebanyak 2 μL larutan ErCl3 digunakan dalam pembuatan suatu
diteteskan pada kertas saring, lalu radiofarmaka harus memenuhi beberapa
dikeringkan dan dimasukkan ke dalam persyaratan, yaitu memiliki kemurnian
bungkus plastik, kemudian dicacah dengan radionuklida dan kemurnian radiokimia yang
alat spektrometer γ saluran ganda selama tinggi, konsentrasi radioaktif dan aktivitas
10 menit. jenis yang memadai, serta berupa larutan
169
jernih (10,13). Larutan radioisotop Er
169
2.2.6. Penentuan aktivitas dalam bentuk senyawa ErCl3 telah
Konsentrasi radioaktif dan aktivitas diperoleh dari 5 kali hasil iradiasi sebanyak
169
jenis larutan ErCl3 ditentukan 10 mg bahan sasaran erbium oksida (Er2O3)
168
menggunakan pencacah Geiger Muller. diperkaya dengan isotop Er sebesar

99
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia
Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology
Vol. 13, No.2,Agustus 2012; 95-108 ISSN 1411 – 3481

97,75% dan dilarutkan dalam larutan HCl 1 diam dan asam asetat 50% sebagai fase
N. Dari pemeriksaan kejernihan larutan gerak. Pada sistem kromatografi kertas
169 169 169
ErCl3 secara visual diperoleh ErCl3 terlihat senyawa ErCl3 bergerak ke arah
berupa larutan yang jernih (tidak aliran fase gerak dengan Rf = 0,9,
mengandung partikel). Di samping itu, sedangkan pengotor radiokimia dalam
169 169
pemeriksaan terhadap pH larutan ErCl3 bentuk senyawa Er(OH)3 tetap berada
yang ditentukan dengan kertas indikator pH pada titik nol (Rf = 0). Pada kromatogram
diperoleh pH larutan berkisar antara 1,5 – 2. tidak terlihat keberadaan pengotor
169 169
Dalam pembuatan larutan radioisotop Er(OH)3 dalam larutan ErCl3 yang
169 169
ErCl3, radionuklida Er yang dihasilkan dibuktikan dengan tidak terdapatnya
diharapkan hanya berada dalam bentuk distribusi radioaktivitas pada Rf = 0. Hasil
169
senyawa ErCl3. Pengotor radiokimia yang yang diperoleh mirip dengan yang
mungkin ada di dalam larutan tersebut dikemukakan peneliti sebelumnya pada
169 175
adalah senyawa Er(OH)3 jika pada larutan pembuatan radiolantanida YbCl3 karena
radioisotop yang dihasilkan terbentuk suatu sifatnya yang mirip sebagai radiolantanida.
175
koloid (14). Senyawa YbCl3 bergerak ke arah aliran
Gambar 1 memperlihatkan hasil fase gerak dengan Rf = 0,8-0,9 dan tidak
analisis kromatografi kertas senyawa terdapat distribusi radioaktivitas pada Rf = 0
169
ErCl3 menggunakan kertas kromatografi (15).
2
Whatman 3 MM (2x10 cm ) sebagai fase

18000 169
ErCl
16000
14000
Cacahan (cps)

12000
10000
8000
6000
4000
2000
0
-2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Jarak migrasi (cm)

Gambar 1. Hasil kromatografi kertas 169ErCl3 dari bahan


sasaran erbium oksida diperkaya dengan isotop
168
Er sebesar 97,75%.

100
Pembuatan dan Karakterisasi Sediaan Radioisotop 169ErCl3 Hasil
Iradiasi Bahan Sasaran 168Erbium Diperkaya 97,75 %
(Azmairit Aziz) ISSN 1411 – 3481

25000
169
ErCl3
20000

Cacahan (cps)
15000

10000

5000

0
-12 -10 -8 -6 -4 -2 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
Jarak migrasi (cm)

Gambar 2. Hasil elektroforesis kertas 169ErCl3 dari bahan


sasaran erbium oksida diperkaya dengan isotop
168
Er sebesar 97,75%.

Hasil analisis elektroforesis kertas (17-20). Pada elektroforetogram tidak


menggunakan kertas kromatografi Whatman terlihat keberadaan pengotor radiokimia
2
3 MM (2x38 cm ) sebagai pelat pendukung berupa spesi senyawa kompleks erbium
dan larutan dapar fosfat 0,02 M pH 7,5 seperti [169ErCl4]-, [169ErCl5]2-, [169ErCl6]3-, dan
sebagai larutan elektrolitnya diperlihatkan [169ErCl8]5- yang dibuktikan dengan tidak
pada Gambar 2. Dari Gambar 2 terlihat terdapatnya distribusi radioaktivitas pada
169
bahwa senyawa ErCl3 tetap berada pada anoda. Spesi senyawa kompleks erbium
169
titik nol dengan Rf = 0. Senyawa ErCl3 tersebut dapat terbentuk apabila senyawa
merupakan kompleks yang stabil dan erbium oksida dilarutkan menggunakan
terbentuk melalui ikatan antara logam larutan HCl dengan konsentrasi yang lebih
erbium sebagai atom pusat dan klor sebagai tinggi.
ligan. Ikatan antara erbium dan klor adalah Berdasarkan penentuan kemurnian
transisi antara ikatan kovalen dan ionik radiokimia menggunakan metode
akibat perbedaan keelektronegatifan antara kromatografi kertas dan elektroforesis
unsur Er dan Cl sebesar 1,92, dimana kertas, diperoleh kemurnian radiokimia
169
keelektronegatifan Er = 1,24 dan Cl = 3,16. larutan ErCl3 sebesar 99,51 ± 0,41%.
169
Perbedaan keelektronegatifan sebesar 1,6 - Kemurnian radiokimia larutan ErCl3 yang
2,0 merupakan transisi antara pembentukan diperoleh memenuhi syarat untuk digunakan
ikatan kovalen dan ionik (16). Hasil di bidang kedokteran nuklir, yaitu lebih dari
elektroforesis juga menunjukkan bahwa 95% (21). Nilai kemurnian radiokimia larutan
169 169
senyawa ErCl3 tidak bermuatan. Hasil radioisotop ErCl3 yang diperoleh sedikit
yang diperoleh mirip dengan yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai
dikemukakan oleh peneliti sebelumnya kemurnian radiokimia larutan radioisotop
169
dalam pembuatan radioisotop golongan ErCl3 hasil iradiasi bahan sasaran erbium
lantanida (radiolantanida) lainnya, yaitu oksida alam yang memiliki kemurnian
175 170 177 153
YbCl3, TmCl3, LuCl3 dan SmCl3 radiokimia sebesar 98,32 ± 1,28% (12). Di

101
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia
Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology
Vol. 13, No.2,Agustus 2012; 95-108 ISSN 1411 – 3481

samping itu reprodusibilitas yang diperoleh Hasil analisis spektrum sinar γ


juga lebih tinggi dengan diperolehnya nilai menunjukkan adanya pengotor radionuklida
169 170
standar deviasi yang lebih rendah. utama dalam larutan ErCl3 yaitu Tm
169 170 169
Untuk mengetahui pengotor dan Yb. Radionuklida Tm dan Yb
radionuklida yang diperoleh dari hasil terbentuk melalui reaksi inti (n,γ) isotop
169 168
iradiasi bahan sasaran erbium oksida Tm (σ = 105 barn) dan Yb (σ = 2300
168
diperkaya dengan isotop Er sebesar barn) yang terdapat dalam bahan sasaran
97,75%, dilakukan pencacahan larutan erbium oksida diperkaya dengan isotop 168Er
169 170
ErCl3 menggunakan alat spektrometer γ sebesar 97,75%. Radionuklida Tm dan
169
saluran ganda selama 10 menit. Spektrum Yb memiliki waktu paro masing-masing
sinar γ dari berbagai pengotor radionuklida selama 129 dan 30,6 hari. Dengan
169
dalam larutan ErCl3 dapat dilihat pada menghitung aktivitas pengotor radionuklida
170 169
Gambar 3. Pada Gambar 3 tidak terlihat Tm dan Yb, maka kemurnian
169 169 169
keberadaan Er karena radionuklida Er radionuklida larutan ErCl3 sesuai Gambar
merupakan pemancar β serta pemancar γ 3 dapat diketahui seperti pada Tabel 1.
dengan energi rendah, yaitu sebesar 8 keV
dan tidak dapat terlihat pada spektrum.

169
Gambar 3. Spektrum sinar γ beberapa pengotor radionuklida dalam larutan ErCl3
168
dari bahan sasaran erbium oksida diperkaya dengan isotop Er sebesar 97,75%.

102
Pembuatan dan Karakterisasi Sediaan Radioisotop 169ErCl3 Hasil
Iradiasi Bahan Sasaran 168Erbium Diperkaya 97,75 %
(Azmairit Aziz) ISSN 1411 – 3481

Tabel 1. Kemurnian radionuklida larutan 169ErCl3

Aktivitas
Aktivitas Kemurnian
Radionuklida Energi Efisiensi radionuklida 169
Cacahan Er radionuklida
pengotor (keV) detektor pengotor
(mCi) (%)
(mCi)

Tm-170 84,72 7,12E+002 7,44E-002 0,0073


11,05 99,92
Yb-169 109,93 2,39E+002 7,84E-002 0,0006

169
Keberadaan pengotor radionuklida radioisotop ErCl3 hasil iradiasi bahan
170 169 169 171
Tm dan Yb dalam larutan ErCl3 dari sasaran erbium oksida alam adalah Er
166 171 166
5 kali iradiasi bahan sasaran erbium oksida dan Ho (12). Radionuklida Er dan Ho
168
diperkaya dengan isotop Er sebesar memiliki waktu paro masing-masing sebesar
97,75% diperoleh masing-masing sebesar 7,52 jam dan 1,11 hari. Waktu paro kedua
0,08%. Jumlah kedua pengotor radionuklida pengotor radionuklida tersebut sangat
169 169
tersebut < 1%, sehingga larutan ErCl3 singkat dibanding radionuklida Er (t½ = 9,4
yang diperoleh mempunyai kemurnian hari), sehingga dengan dilakukan
radionuklida yang tinggi, yaitu sebesar 99,84 pendinginan (cooling) selama 3 hari setelah
± 0,1%. Kemurnian radionuklida larutan iradiasi, maka radioaktivitas dari kedua
169
ErCl3 yang diperoleh memenuhi syarat radionuklida tersebut sudah sangat kecil.
untuk digunakan di bidang kedokteran Aktivitas yang dibutuhkan sediaan
nuklir, yaitu lebih dari 99% (21). Pada radiofarmaka untuk radiosinovektomi yang
penelitian lain juga dikemukakan oleh diinjeksikan pada sendi jari tangan atau
169
Ingrand bahwa sediaan radioisotop Er jari kaki berkisar antara 0,3 – 1 mCi dengan
memiliki kemurnian radionuklida di atas 99% volume sediaan sebanyak 0,5 – 1 mL (23).
171
dengan pengotor radionuklida berupa Er Pada penelitian terdahulu telah diperoleh
171
(T1/2= 7,5 jam) dan Tm (T1/2= 1,9 tahun) kondisi optimum pembuatan radioisotop
169
masing-masing sekitar 0,01% (22). ErCl3 dari bahan sasaran erbium oksida
Perbedaan pengotor radionuklida yang alam beserta karakteristiknya (12).
169
diperoleh kemungkinan disebabkan oleh Radioisotop ErCl3 yang diperoleh memiliki
perbedaan spesifikasi bahan sasaran yang aktivitas jenis yang sangat rendah yaitu
digunakan. Nilai kemurnian radionuklida sebesar 0,01 – 0,02 mCi/mg Er, sehingga
169
larutan radioisotop ErCl3 yang diperoleh tidak memadai jika digunakan dalam
tidak berbeda secara signifikan pembuatan radiofarmaka untuk
dibandingkan dengan nilai kemurnian radiosinovektomi pada sendi ukuran kecil.
169 169
radionuklida larutan radioisotop ErCl3 Aktivitas larutan ErCl3 hasil 5 kali
hasil iradiasi bahan sasaran erbium oksida iradiasi 10 mg serbuk erbium oksida
168
alam yang memiliki kemurnian radionuklida diperkaya dengan Er 97,75%
sebesar 99,98%. Pengotor radionuklida diperlihatkan pada Tabel 2.
utama yang terdapat di dalam larutan

103
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia
Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology
Vol. 13, No.2,Agustus 2012; 95-108 ISSN 1411 – 3481

Tabel 2. Aktivitas jenis 169Er pada saat end of irradiation (EOI) dari hasil iradiasi 10 mg bahan sasaran
168
erbium oksida diperkaya dengan Er sebesar 97,75% di RSG-G.A. Siwabessy
pada fluks neutron 1,8 x 1014 n.cm-2.det-1

Waktu iradiasi Aktivitas Aktivitas jenis


No.
(hari) (mCi) (mCi/mg Er)
1. 5 25,34 2,90
2. 5 29,59 3,38
3. 4 26,46 3,03
4. 3 11,05 1,26
5. 3 14,87 1,70

100
Kemurnian radiokimia (%)

98

96

94

92

90
0 5 10 15 20 25 30 35
Hari ke-

Gambar 4. Kestabilan larutan 169ErCl3 dari bahan sasaran erbium oksida


diperkaya dengan isotop 168Er sebesar 97,75%.

Pada Tabel 2 terlihat bahwa hasil (24). Dalam penyediaan radiofarmaka untuk
iradiasi sebanyak 10 mg bahan sasaran radiosinovektomi dengan aktivitas sebesar 1
168 169
erbium oksida diperkaya dengan isotop Er mCi dibutuhkan ErCl3 sebanyak 0,5 – 1,5
sebesar 97,75% memberikan aktivitas jenis mg, sehingga radiofarmaka yang dihasilkan
dan konsentrasi radioaktif pada saat end of tidak bersifat toksik.
iradiaation masing-masing sebesar 1,26 – Sediaan radioisotop yang akan
3,38 mCi/mg Er dan 11,05 – 29,59 mCi/mL. digunakan dalam pembuatan suatu
Aktivitas jenis yang diperoleh cukup radiofarmaka harus memiliki kestabilan yang
memadai dalam pembuatan radiofarmaka cukup tinggi, baik secara fisika maupun
untuk radiosinovektomi pada sendi ukuran kimia. Hasil pengamatan kestabilan
169
kecil. Berdasarkan literatur diketahui ErCl3 larutan ErCl3 selama penyimpanan
memiliki toksisitas rendah, dimana nilai LD50 diperlihatkan pada Gambar 4. Stabilitas
169
pada hewan percobaan mencit (injeksi larutan ErCl3 diamati dengan melihat
secara intraperitoneal) sebesar 535 mg/kg kemurnian radiokimianya setiap hari selama

104
Pembuatan dan Karakterisasi Sediaan Radioisotop 169ErCl3 Hasil
Iradiasi Bahan Sasaran 168Erbium Diperkaya 97,75 %
(Azmairit Aziz) ISSN 1411 – 3481

satu bulan pada temperatur kamar. Pada kimia yang memenuhi syarat untuk
169
Gambar 4 terlihat bahwa larutan ErCl3 radiosinovektomi.
cukup stabil selama satu bulan
169
penyimpanan. Larutan ErCl3 memiliki 5. UCAPAN TERIMA KASIH
kemurnian radiokimia masih tinggi, yaitu Penulis mengucapkan terima kasih
sebesar 99,65 ± 0,09%. Berdasarkan kepada Sdr. Hotman Lubis dan Sdr. Abidin
169
pengamatan secara visual, larutan ErCl3 dari PRR-BATAN yang telah membantu
masih terlihat jernih (tidak mengandung dalam persiapan iradiasi bahan sasaran di
169
partikel). Di samping itu, larutan ErCl3 RSG-G.A. Siwabessy – Serpong. Penulis
juga memiliki pH yang stabil selama juga mengucapkan terima kasih kepada Sdr.
penyimpanan, yaitu masih memiliki pH 1,5 - Nana Suherman, Sdri. Titin S.M., Sdri.
2. Nilai pH yang diperoleh mirip dengan pH Neneng N., dan Sdri. Syukria yang telah
sediaan radioisotop golongan lantanida membantu penulis di dalam penelitian ini.
lainnya yang telah diaplikasikan selama ini
untuk terapi di bidang kedokteran nuklir, 6. DAFTAR PUSTAKA
166 177
seperti HoCl3 dan LuCl3 yang memiliki 1. Das BK. Role of radiosynovectomy in
pH 1 – 2 (25, 26). the treatment of rheumatoid arthritis
and hemophilic athropathies. Biomed
4. KESIMPULAN Imaging Interv J 2007;3(4):e45.
169
Pembuatan radioisotop ErCl3 2. Schneider P, Farahati J, Reiners C.
dengan cara iradiasi bahan sasaran erbium Radiosynovectomy in rheumatology,
169
oksida diperkaya menghasilkan ErCl3 orthopedics, and hemophilia. J Nucl
dengan karakteristik fisiko-kimia berupa Med 2005;46(1):48S-54S.
larutan jernih, memiliki pH 1,5 – 2, tidak 3. Kampen WU, Brenner W, Czech N,
bermuatan, kemurnian radiokimia sebesar Henze E. Intraarticular application of
99,51 ± 0,41% dan kemurnian radionuklida unsealed beta-emitting radionuclides in

sebesar 99,84 ± 0,1%. Larutan tersebut the treatment course of inflammatory

memiliki aktivitas jenis dan konsentrasi joint diseases. [Online]. [diakses 23-11-

radioaktif masing-masing sebesar 1,26 – 2004];

3,38 mCi/mg Er dan 11,05 – 29,59 mCi/mL Available:http://www.bentham.org/samp

pada saat end of irradiation. Uji stabilitas le-issues/cmcaiaa1-1/Kampen/kampen-

menunjukkan bahwa larutan tersebut masih ms.htm.

stabil sampai satu bulan dengan kemurnian 4. Pandey U, Bapat K, Sarma HD, Dhami

radiokimia sebesar 99,65 ± 0,09 %. PS, Naik PW, Samuel G, et al.

Berdasarkan hasil yang diperoleh, Bioeveluation of 90Y-labeled particles in

larutan 169
ErCl3 dari bahan sasaran erbium animal model of arthritis. Ann Nucl Med

oksida diperkaya dengan isotop 168


Er 2009;23:333-9.

sebesar 97,75% memiliki karakteristik fisiko- 5. Melichar F, Kropacek M, Srank J,


Beran M, Mirzajevova M, Zimova J, et

105
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia
Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology
Vol. 13, No.2,Agustus 2012; 95-108 ISSN 1411 – 3481

al. Labelled compounds as potential agent for use in radiation


radiopharmaceuticals for synovectomy of small joints. J Nucl
radiosynoviorthesis. J Radioanal Nucl Med Biol 2006;33:585-91.
Chem 2009;280(2):353-8. 12. Aziz A, Suherman N. Pembuatan
6. Srivastava SC. Treatment of bone and radioisotop erbium-169 (169Er)
joint pain with electron emitting menggunakan sasaran erbium alam.
radiopharmaceuticals. Indian J Nucl Prosiding Seminar Nasional Sains dan
Med 2004;19(3):89-97. Teknologi Nuklir; 3 Juni 2009;
7. Cuoto RM, Souza AA, Herrerias R, Bandung. Bandung: PTNBR-BATAN;
Muramoto E, Araujo EB, Megatti J, et 2009. p. 318-25.
al. Hydroxyapatite labeled with Y-90 or 13. Direktorat Jendral Pengawasan Obat
Lu-177 for radiosynovectomy. 2007 dan Makanan. Farmakope Indonesia.
International Nuclear Atlantic ed 4. Jakarta: Departemen Kesehatan
Conference; 2007 September 30 - Republik Indonesia; 1995.
October 5; Santos SP, Brazil. 14. International Atomic Energy Agency..
8. Chattopadhyay S, Vimalnath KV, Saha Optimization of production and quality
S, Korde A, Sarma HD, Pal S, et al. control of therapeutic radionuclides and
Preparation and evaluation of a new radiopharmaceuticals. Production
radiopharmaceutical for Protocols. IAEA-TECDOC-1114.
111
radiosynovectomy, Ag-labelled Vienna: International Atomic Energy
hydroxyapatite (HA) particles. J Appl Agency; 1999. p. 79 – 82.
Radiat Isot 2008;66:334-9. 15. Chakraborty S, Unni PR, Venkatesh M,
9. Arguelles MG, Berlangga ISL, Torres Pillai MRA. Feasibility study for
153
EA. Preparation of Sm-particles for production of 175Yb: a promising
radiosynovectomy. J Radioanal Nucl therapeutic radionuclide. J Appl Radiat
Chem 1999;2:509-11. Isot 2002;57:295-301.
10. Unni PR, Kothari K, Pillai MRA. 16. Electronegativity table of the elements.
Radiochemical processing of [Online]. [diakses 1 Februari 2012];
105 166 153
radionuclides ( Rh, Ho, Sm, Available from: http://www.tutor-
186 188
Re and Re) for targeted homework.com/Chemistry_Help/electro
radiotherapy . In: therapeutic negativity_ table/electronegativity.html.
applications of radiopharmaceuticals. 17. Mathew B, Chakraborty S, Das T,
175
IAEA-TECDOC-1228. Vienna: Sharma HD, Banerjee S, et al. Yb
International Atomic Energy Agency; labeled polyaminophosphonates as
2001. p. 90 –8. potential agents for bone pain palliation.
11. Chakraborty S, Das T, Banerjee S, J Appl Radiat Isot 2004;60:635-42.
Subramanian S, Sarma HD, Venkatesh 18. Das T, Chakraborty S, Sarma HD,
175 170
M. Yb-labeled hydroxyapatite: a Tandon P, Banerjee S, et al. Tm-

106
Pembuatan dan Karakterisasi Sediaan Radioisotop 169ErCl3 Hasil
Iradiasi Bahan Sasaran 168Erbium Diperkaya 97,75 %
(Azmairit Aziz) ISSN 1411 – 3481

EDTMP: a potential cost-effective 22. Ingrand J. Characteristics of


89
alternative to SrCl2 for bone pain radioisotopes for intra-articular therapy.
palliation. J Nucl Med Biol 2009;36:561- J Ann Rheum Dis 1973;32:supp p.1-9.
8. 23. EANM Procedure Guidelines for
19. Das T, Chakraborty S, Unni PR, radiosynovectomy; 2002.
177
Banerjee S, Samuel G, et al. Lu- 24. Susan B, Maryadele JO, Ann S,
labeled cyclic polyaminophosphonates Patricia EH, Joanne FK, editors. The
as potential agents for bone pain merck index an encyclopedia of
palliation. J Appl Radiat Isot chemicals, drugs and biologicals. 12th
2002;57(2):177-84. ed. New York: Merck Research
20. Banerjee S, Chakraborty S, Das T, Laboratories, Division of Merck & C.,
177
Kothari K, Samuel G, et al. Lu- Inc; 1996.
153 175
DOTMP, -DOTMP, Yb-EDTMP 25. MURR Isotope information sheet.
186/188
and Re-CTMP: Novel agents for [Online]. [Diakses 4 Juli 2012];
bone pain palliation and their Available from:
153
comparison with Sm-EDTMP. http://www.missouri.edu/images/ho-
Founder’s Day Special Issue 2005:22- 166.
35. 26. Lu-177 Trichloride – GMP produced.
21. International Atomic Energy Agency. [Online]. [Diakses 4 Juli 2012];
Manual for reactor produced Available from: http://www.idb-
radioisotopes, IAEA-TECDOC-1340. holland.com/products/6/14_lu-
Vienna: International Atomic Energy 177_trichloride_gmp-produced.html.
Agency; 2003. p. 189 – 91.

107
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia
Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology
Vol. 13, No.2,Agustus 2012; 95-108 ISSN 1411 – 3481

108

Anda mungkin juga menyukai