Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gangguan persepsi sensori: halusinasi merupakan kasus yang paling
banyak terjadi pada klien dengan gangguan tersebut dapat berakibat fatal karena
beresiko tinggi untuk merugikan dan merusak diri pasien sendiri, orang lain
disekitarnya dan juga lingkungan.
Untuk mengetahui masalah yang terjadi pada pasien perlu dikaji lebih
lanjut tentang gangguan persepsi sensori: halusinasi pada pasien. Pemberian
asuhan keperawatan yang maksimal dapat membantu pasien untuk menghadapi
masalahnya dan meminimalkan resiko yang akan terjadi.
Halusinasi merupakan salah satu gejala yang sering ditemukan pada klien
dengan gangguan halusinasi sering diidentikan dengan skizofrenia. Dari seluruh
skizofrenia, 70% diantaranya mengalami halusinasi. Gangguan jiwa lain yang
sering juga disertai dengan gejala halusinasi adalah gangguan manik depresif dan
delirium. (Buku Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Masalah Psikososial dan
Gangguan Jiwa).
1.2 Tujuan
a. Tujuan umum
Untuk mengetahui gambaran nyata tentang asuhan keperawatan jiwa pada
klien dengan perubahan persepsi sensori: halusinasi pendengaran di
ruangan Sorik Merapi Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Muhammad Ildrem
Provinsi Sumatera Utara.
b. Tujuan khusus
1. Membina hubungan saling percaya dengan pasien
2. Mengkaji masalah-masalah klien dengan melakukan pendekatan
terapeutik
3. Merumuskan diagnosa keperawatan
4. Menyusun rencana tindakan keperawatan
5. Melaksanakan tindakan keperawatan
6. Mengevaluasi keberhasilan dan tindakan yang telah diberikan.
1.3 Ruang Lingkup
Asuhan keperawatan kesehatan jiwa pada Tn. J dengan halusinasi
pendengaran.
1.4 Metode Pengambilan Data
Metode penulisan adalah secara deskriptif:
1. Wawancara
Mengadakan tanya jawab secara langsung dengan pasien
2. Observasi
Mengadakan pengamatan langsung pada pasien
3. Studi dokumentasi
Penulis mendapat data dari pasien dan keluarga dan disesuaikan dengan
buku pustaka
4. Studi kepustakaan
Digunakan untuk menunjang dasar-dasar ilmiah yang dilakukan dengan
mempelajari buku-buku dan sumber lain yang ada kaitannya dengan
laporan ini.

BAB II
TEORITIS MEDIK
2.1 Defenisi
Halusinasi adalah persepsi atau tanggapan dari panca indera tanpa adanya
rangsangan (stimulus eksternal). Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana
pasien mempersiapkan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi.
Halusinasi pendengaran (audiotorik) merupakan tanggapan dari panca
indera tanpa adanya rangsangan (stimulus) eksternal yang berupa mendengar
suara-suara (Stuart dan Laraia, 2001).
Halusinasi merupakan salah satu gejala yang ditemukan pada klien
dengan gangguan jiwa . Halusinasi di identikkan dengan skizofrenia dari seluruh
skizoprenia,70 % diantaranya mengalami halusinasi.
2.2 Rentang Respon Halusinasi
Adaptif Maladaptif

Pikiran logis Kadang pikiran terganggu Delusi


Persepsi akurat Ilusi Halusinasi
Emosi konsisten Emosi berlebihan Tidak emosi
Perilaku sesuai Perilaku tidak biasa Tidak terorganisir
Hubungan sosial positif Menarik diri Isolasi sosial
a. Respon adaptif
Pasien gangguan orientasi realita dan mengalami perubahan proses pikir,
persepsi, afek, kegiatan motorik dan sosial
b. Respon maladaptif
Pada pikiran logis dan jelas karakteristik pemikiran orang waham, pada
pasien gangguan orientasi realita pola proses pikir primitive. Keadaan ini
sering terjadi pada stress, ansietas dan takut. Pasien yang terganggu
pikirannya sukar berperilaku, kohern dan tidak cenderung berdasarkan
penilaian pribadi pasien kepada realita yang tidak sesuai pemikiran yang
diterima umum.
2.3 Etiologi
a. Faktor predis posisi.
1. Biologis
Gangguan perkembangan dan fungsi otak,susunan syaraf-syaraf dapat
menimbulkan gangguan relita,belajar,berbicara,daya ingat yang
muncul prilaku menarik diri
2. Psikologis
Keluarga pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi respon
psikologis klien,sikap atau keadaan yang dapat mempengaruhi
gangguan orientasi realitas adalah : penolakan atau tindakan kekerasan
rentang hidup klien
3. Sosial Budaya
Kondisi sosial budaya mempengaruhi gangguan orientasi realita
seperti kemiskinan, konflik,sosial budaya ( perang,kerusuhan,bencana
alam)dan kehidupan yang terisolisasi disertai stress.

b. Faktor Prespitasi
Secara umum klien dengan gangguan halusinasi timbul gangguan setelah
adanya hubungan yang berhubungan,tekanan,isolasi,putus asa dan
perasaaan tidak berdaya.
2.4 Manifestasi Klinis

Gejala yang dapat terjadi antara lain :

a. Tersenyum,tertawa sendiri
b. Pergerakan mata yang cepat
c. Respon ferbal yang lambat
d. Sulit berhubungan dengan orang lain
Prilaku :
a. Panik
b. Berpotensial untuk bunuh diri dan membunuh orang lain
c. Tindakan kekerasan,agitasi menarik diri atau ketakutan
2.5 Klasifikasi Halusinasi
a. Halusinasi dengar/suara
DO: Berbicara/tertawa sendiri, marah-marah tanpa sebab, menyendengkan
telinga kearah tertentu, menutup telinga.
DS: Mendengar suara atau kegaduhan, mendengar suara-suara yang
mengajak bercakap-cakap dan menyuruh melakukan sesuatu yang
berbahaya.
b. Halusinasi penglihatan
DO: menunjuk-nunjuk kearah tertentu, ketakutan dengan sesuatu yang
tidak jelas
DS: melihat bayangan, sinar, bentuk geometris, bentuk kartoon, melihat
hantu, monster, atau panoram yang luas dan kompleks, bisa
menyenangkan dan menakutkan
c. Halusinasi penghidu
DO: menghidu seperti sedang membaui bau-bauan tertentu, menutup
hidung
DS: membaui bau-bauan yang busuk, amis, dan bau yang menjijikan
seperti darah, urin, feses, dan kadang-kadang bau itu menyenangkan.
d. Halusinasi perabaan
DO: menggaruk-garuk permukaan kulit
DS: mengatakan rasa sakit atau tidak enak tanpa adanya stimulus yang
terlihat seperti merasakan sensasi listrik dataang dari tanah, benda mati
atau orang lain, mengatakan serangga dipermukaan kulit
2.6 Penatalaksanaan Medik
Penatalaksanaan dengan memberikan obat-obatan dan tindakan lain yaitu:
a. Psikofarmakologi
Obat-obatan yang lazim di gunakan pada klien halusinasi pendngaran yang
merupakan gejala psikosis pada klien skizoprenia adalah obat-obatan anti
psikosis,adapun kelompok umum yang di gunakan adalah :
Kelas kimia Nama generic Dosis Harian
Fenotiazin Asetofinazin ( Tidal ) 60-120 mg
Klopromazin ( thorazin ) 30-800 mg
Flofenazin ( Prolixine ) 1-40 mg
Mesoridazin ( serenpill) 30-400 mg
Prokloperazin ( Kompazire ) 15-150 mg
Promozine ( Sparine ) 40-1200 mg
Tiodazine ( mellaril ) 150-800 mg
Trifluoperazine ( stelazine ) 2-40 mg
Triplotromazine ( vespirin ) 60-150 mg
Tioksanten Kloprotiksen ( Tarctan ) 75-600 mg
Tiotiksen ( Navare ) 8-30 mg
Butirofenol Halloperidol ( Haldol ) 1-100 mg
Dibenzondiazepin Klozapin ( Klorazil ) 300-900
Dibenzokasadepin Loksapin ( Loxitane ) 20-150
Dihidroldolon Molindone ( Moban ) 15-225
b. Terapi kejang listrik / ECT
c. T.A.K (Terapi Aktivitas Kelompok)
2.7 Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan psikologis
b. Pemeriksan fisik
2.8 Proses Keperawatan
a. Pengkajian
1. Faktor predisposisi
a. Faktor perkembangan
Jika tugas perkembangan mengalami hambatan dan hubungan
Interpersional terganggu, maka individu akan mengalami stress
dan kecemasan
b. Faktor sosio cultural
Berbagai faktor dimasyarakat dapat menyababkan seseorang
Merasaa disingkirkan terhadap lingkungan tempat klien dibesarkan.
c. Faktor Bio-kimia
Mempunyai pengaruh terhadap terjadinya gangguan jiwa.Dengan
adanya stres yang berlebihan yang dialami seseorang,maka didalam
tubuh akan dihasilkan suatu zat yang dapat bersifat
halusinogenik,neurokimia seperti : Bukopianom dan Dimeti
Transferasi ( DMP )
d. Faktor psikologis
Hubungan interpersonal yang tidak harmonis serta adanya peran ganda
yang bertentangan dan sering diterima oleh anak akan mengakibatkan
stres dan kecemasan yang tinggi dan berakhir dengan orientasi realita.
e. Faktor genetik
Gen apa yang berpengaruh dalam skezoprenia belum diketahui,tapi
hasil studi menunjukkan hubungan yang sangat berpengaruh pada
penyakit ini.
2. Faktor prespitasi
Yaitu Stimulus yang dipersiapkan oleh individu sebagai
tantangan,ancaman atau tuntutan yang memerlukan energi ekstra untuk
koping.Isolasi adalah : sering sebagai pencetus terjadinya
halusinasi,karena hal tersebut dapat meningkatkan stress dan kecemasan
yang merangsang tubuh mengeluarkan zat halusinogenik.
3. Prilaku
Respon klien terhadap halusinasi dapat berupa curiga,ketakutan,persaan
tidak aman,gelisah dan bingung,prilaku merusak diri tidak mampu
mengambil keputusan,serta tidak dapat membedakan hal yang nyata dan
tidak nyata.
4. Sumber koping.
Individu dapat mengatasi stres dan ansietas,dengan menggerakkan sumber
koping di lingkungan.sumber koping tersebut sebagai modal untuk
menyelesaikan maslah.dapat membantu seseorang mengintegrasikan
pengalaman yang menimbulkan stres dan mengadopsi strategi koping yang
berhasil.
5. Mekanisme koping
Tiap upaya yang di harapkan pelaksanaan stres,termasuk upaya
penyelesaian masalah langsung dan mekanisme pertahanan yang di
gunakan untuk melindungi diri.
2.9 Pohon Masalah

Resti Kekerasan

Gangguan persepsi
sensorik halusinasi
Gangguan
pendengaran
komunikasi
verbal
Intoleransi Isolasi social : verbal
aktifitas Menarik diri

Gangguan konsep diri


: Harga diri rendah

2.10 Diagnosa Keperawatan


a. Gangguan persepsi sensorik halusinasi pendengaran.
b. Isolasi sosial :menarik diri.
c. Gangguan konsep diri : harga diri rendah.
d. Gangguan komunikasi verbal.
e. Resiko tinggi Perilaku Kekerasan.
2.11 Intervensi
a. Membantu klien mengenali halusinasinya
b. Membantu klien mengontrol halusinasinya
2.12 Evaluasi
Evaluasi keberhasilan tindakan keperawatan yang sudah dilakukan untuk
pasien halusinasi adalah sebagai berikut
a. Klien percaya terhadap perawat
b. Klien menyadari bahwa yang dialami tidak ada objeknya yang
merupakan masalah yang harus diatasi
c. Klien dapat mengontrol halusinasinya.
2.13 Strategi Pertemuan
a. SP 1
1. Mengidentifikasi jenis halusinasi
2. Mengidentifikasi isi halusinasi
3. Mengidentifikasi waktu halusinasi
4. Mengidentifikasi frekuensi halusinasi
5. Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi
6. Mengidentifikasi respon klien terhadap halusinasi
7. Mengajarkan klien menghardik halusinasi
8. Menganjurkan klien memasukkan cara menghardik halusinasi dalam
jadwal kegiatan harian
b. SP 2
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
2. Melatih klien mengendalikan halusinasi dengan cara bercakap-cakap
dengan orang lain
3. Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
c. SP3
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
2. Melatih klien mengendalikan halusinasi dengan melakukan kegiatan
yang bisa dilakukan di RS
3. Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
d. SP 4
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
2. Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat secara
teratur
3. Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

Anda mungkin juga menyukai