Anda di halaman 1dari 5

1.

Prinsip-prinsip Good Corporate Governance


Prinsip Corporate Governance awal mulanya dibuat oleh Organization Economic and Co-
operation Development (OECD). OECD adalah organisasi untuk kerjasama ekonomi dan
pembangunan yang salah satu tujuannya adalah untuk mengembangkan Corporate Governance
yang dapat digunakan oleh para anggotanya dan juga pemerintah yang bukan anggota OECD.
Awal pembentukan prinsip CG oleh OECD dimulai bulan Mei tahun 1999 dan kemudian
mengalami revisi pada bulan Desember tahun 2004 dan tahun 2014 sampai 2015 direview kembali.
Prinsip yang telah direview kemudian diperbaharui dan diluncurkan pada pertemuan G20 Menteri
Keuangan dan Gubernur Bank Sentral di Ankara pada 4-5 September 2015. Pengesahannya
dilaksanakan pada saat Pemimpin Puncak G20 mengadakan pertemuan di Antalya pada 15-16
November 2015. Prinsip-prinsip OECD tahun 2015 meliputi enam bidang utama yaitu :
1) Menjamin kerangka dasar Corporate Governance yang efektif.
2) Hak-hak dan perlakuan yang adil bagi pemegang saham dan pemilik.
3) Investor institusional, pasar saham, dan perantara lainnya.
4) Peran stakeholder dalam Corporate Governance.
5) Pengungkapan dan transparansi.
6) Tanggung jawab dewan (komisaris dan direksi).

Terdapat lima prinsip GCG yang dapat dijadikan pedoman bagi para pelaku bisnis, antara lain :
1) Transparancy (keterbukaan informasi)
Secara sederhana bisa diartikan sebagai keterbukaan informasi. Dalam mewujudkan
prinsip ini, perusahaan dituntut untuk menyediakan informasi yang cukup, akurat, tepat
waktu kepada stakeholders.
2) Accountability (akuntabilitas)
Yang dimaksud dengan akuntabilitas adalah kejelasan fungsi, struktur, sistem dan
pertanggungjawaban elemen perusahaan. Apabila prinsip ini diterapkan secara efektif,
maka akan ada kejelasan akan fungsi, hak,kewajiban dan wewenang serta tanggungjawab
antara pemegang saham, dewan komisaris dan dewan direksi.
3) Responsibility (pertanggung jawaban)
Bentuk pertanggung jawaban perusahaan adalah kepatuhan perusahaan terhadap peraturan
yang berlaku, diantaranya : masalah pajak, hubungan industrial, kesehatan dan
keselamatan kerja, perlindungan lingkungan hidup, memelihara lingkungan bisnis yang
kondusif.
4) Indepandency (kemandirian)
Prinsip ini mensyaratkan agar perusahaan dikelola secara profesional tanpa ada benturan
kepentingan dan tanpa tekanan atau intervensi dari pihak manapun yang tidak sesuai
dengan peraturan-peraturan yang berlaku.
5) Fairness (kesetaraan dan kewajaran)
Prinsip ini menuntut adanya perlakuan yang adil dalam memenuhi hak stakeholder sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku. Diharapkan fairness dapat menjadi faktor
pendorong yang dapat memonitor dan memberikan jaminan perlakuan yang adil di antara
beragam kepentingan dalam perusahaan.

2. Konsep Good Corporate Govarnance

Konsep yang baik yang dan efisien dalam mewujudkan Good Corporate Governance yaitu
dengan cara melindungi hak pemegang saham serta memberlakukan hak persamaan terhadap
pemegang saham. Selain itu peranan Stockholder juga terkait bisinis yang dijalakan kan dalam
perusahaan. Konsep tersebut juga harus berdasarkan dari prinsip-prinsip GCG yang terdiri dari:

1) Transparency (keterbukaan informasi), yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses


pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi materiil dan relevan
mengenai perusahaan.
2) Accountability (akuntabilitas), yaitu kejelasan fungsi, struktur, sistem, dan pertanggungjawaban
organ perusahaan sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif.
3) Responsibility (pertanggungjawaban), yaitu kesesuaian (kepatuhan) di dalam pengelolaan
perusahaan terhadap prinsip korporasi yang sehat serta peraturan perundangan yang berlaku.
4) Independency (kemandirian), yaitu suatu keadaan dimana perusahaan dikelola secara
profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak manajemen yang tidak
sesuai dengan peraturan dan perundangan-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi
yang sehat.
5) Fairness (kesetaraan da kewajaran), yaitu perlakuan yang adil dan setara di dalam memenuhi
hakhak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian serta peraturan perundangan yang
berlaku. Esensi dari corporate governance adalah peningkatan kinerja perusahaan melalui
supervisi atau pemantauan kinerja manajemen dan adanya akuntabilitas manajemen terhadap
pemangku kepentingan lainnya, berdasarkan kerangka aturan dan peraturan yang berlaku.

Dalam prinsip GCG kita lebih mengarah kepada transparasi dan akuntabilitas. karena hak
pemegang saham berhak memperoleh transparasi akan informasi tentang perusahaan serta bisa
dipertanggungjawabkan.

3. Perkembangan Good Corporate Governance di Indonesia, Peluang dan Tantangan

Krisis ekonomi yang menghantam Asia telah berlangsung lama. Negara harus mengakui
bahwa pondasi ekonomi mereka rapuh, yang pada akhirnya merambah pada krisis politik. Sejak
krisis tersebut melanda, kita sekarang dapat melihat pertumbuhan kembali Negara-negara yang
amat terpukul oleh krisis tersebut. Korea Selatan yang pernah terjangkit kejahatan financial yang
melibatkan para eksekutif puncak perusahaan-perusahaan blue-chip, Tantangan terbesar dan unik
bagi perusahaan-perusahaan publik dalam penerapan good corporate governance mungkin bukan
lagi kekurangan legal references, melainkan tantangan untuk mengubah kultur perusahaan yang
umunya sudah mengakar melalui kepemimpinan yang lugas, kompeten dan memiliki integritas
tinggi. Jangankan berpikir dan bertindak ke arah stakeholder concept karena pada saat ini untuk
menerapkan agency theory saja sudah sangat sulit (Tjager et al., 2003). Dari berbagai kesempatan
tatap muka yang dilakukan oleh Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI) dengan
kalangan korporasi baik BUMN maupun perusahaanperusahaan swasta, sebagaian besar
responden menegaskan bahwa kepemimpinan bersifat krusial dan merupakan faktor penting dalam
penerapan good corporate governance, dan tidak satupun yang mengingkari hal tersebut. Mereka
percaya bahwa tanpa kepemimpinan yang memadai, tidak akan ada penerapan good corporate
governance yang efektif di suatu perusahaan.

Penerapan good corporate governance bisa dilihat sebagai tantangan sebab membutuhkan
semua hal yang harus diperbaiki (legal, ekonomi, politik, budaya, dan sebagainya) dalam waktu
bersamaan, yang bila dikaji dalam konteks kondisi Indonesia pasca krisis dan waktu yang sangat
mendesak tentu menimbulkan beban berat atau mungkin frustasi karena terlampau berat untuk
dilalui. Tetapi bila dilihat sebagai kesempatan, dimana pada saat ini good corporate governance
bukan saja dirasakan sebagai pressure di Indonesia tetapi juga di semua belahan dunia, maka bila
perusahaan di Indonesia dapat lebih cepat dan tepat bertindak dari pesaingpesaing mereka (terlepas
masih banyaknya kekurangan-kekurangan secara makro) maka mereka dapat mempertahankan
keberadaan dan meningkatkan kinerja serta menjaga sustainability usaha yang berkualitas di
Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

https://saepudinonline.wordpress.com/2010/11/27/prinsip-good-corporate-governance-gcg-dan-
10-prinsip-good-governance/ diakses pada tanggal 16 Februari 2019

https://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/7973/Bab%202.pdf?seque
nce=10 diakses pada tanggal 18 Februari 2019

https://media.neliti.com/media/publications/73688-ID-penerapan-good-corporate-governance-
manf.pdf diakses pada tanggal 18 Februari 2019

Anda mungkin juga menyukai