HALUSINASI
A. Pengertian
B. Penyebab
1. Faktor Predisposisi
a. Biologis
b. Psikologis
c. Sosial Budaya
2. Faktor Presipitasi
a. Biologis
Gangguan dalam komunikasi dan putaran balik otak, yang mengatur proses
informasi serta abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang
mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif menanggapi stimulus
yang diterima oleh otak untuk diinterpretasikan.
b. Stress lingkungan
c. Sumber koping
C. Manifestasi Klinis
D. Akibat
Data subjektif :
a) Mengungkapkan mendengar atau melihat objek yang mengancam
Data objektif :
b) Mondar-mandir
d) Tangan mengepal
f) Mata merah
E. Penatalaksanaan
Keluarga pasien dan petugas lain sebaiknya di beritahu tentang data pasien agar
ada kesatuan pendapat dan kesinambungan dalam proses keperawatan, misalny
dari percakapan dengan pasien di ketahui bila sedang sendirian ia sering
mendengar laki-laki yang mengejek. Tapi bila ada orang lain di dekatnya suara-
suara itu tidak terdengar jelas. Perawat menyarankan agar pasien jangan
menyendiri dan menyibukkan diri dalam permainan atau aktivitas yang ada.
Percakapan ini hendaknya di beritahukan pada keluarga pasien dan petugaslain
agar tidak membiarkan pasien sendirian dan saran yang di berikan tidak
bertentangan.
F. Pohon Masalah
Isolasi Sosial
G. Asuhan Keperawatan
1. Identitas klien
Meliputi nama klien, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, tanggal
MRS (masuk rumah sakit), informan, tanggal pengkajian, No Rumah Sakit dan
alamat klien.
2. Keluhan utama
Tanyakan pada keluarga/klien hal yang menyebabkan klien dan keluarga datang
ke rumah sakit. Yang telah dilakukan keluarga untuk mengatasi masalah, dan
perkembangan yang dicapai.
3. Faktor predisposisi
4. Aspek fisik/biologis
Hasil pengukuran tanda-tanda vital (TD, Nadi, Suhu, Pernafasan, TB, BB) dan
keluhan fisik yang dialami oleh klien.
5. Aspek psikososial
b) Konsep diri
6. Status mental
Nilai klien rapi atau tidak, amati pembicaraan klien, aktivitas motorik klien,
afek klien, interaksi selama wawancara, persepsi, proses pikir, isi pikir, tingkat
kesadaran, memori, tingkat konsentrasi, dan berhitung.
8. Kemampuan makan klien dan menyiapkan serta merapikan lat makan kembali.
9. Mekanisme koping
Malas beraktivitas, sulit percaya dengan orang lain dan asyik dengan stimulus
internal, menjelaskan suatu perubahan persepsi dengan mengalihkan tanggung
jawab kepada orang lain.
11. Pengetahuan
H. Analisa data
Diagnosa keperawatan yang dapat ditarik dari pohon masalah tersebut adalah :
J. Intervensi
DIAGNOSA
TUJUAN INTERVENSI
KEPERAWATAN
· Jelaskan pengertian tanda dan gejala, dan jenis halusinasi yang dialami
Klien serta proses terjadinya
A. Pengertian
Harga diri rendah adalah cenderung untuk memilih dirinya negative dan
merasa lebih rendah dari orang lain (Hamid Achir Yani, 2005)
Harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga
dan tidak dapat bertanggung jawab pada kehidupannya sendiri (Yoeddhas,
2010)
B. Penyebab
1. Faktor Predisposisi
a. Faktor yang memiliki harga diri meliputi pendataan orang lain, harapan
orang tua yang tidak realistis, kegagalan yang berulang kali, kurang
mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain dan
ideal diri yang tidak realistis.
2. Faktor Presipitasi
d. Transisi peran sehat sakit akibat pergeseran dari keadaan sehat ke sakit
dicetuskan oleh kehilangan bagian tubuh, perubahan ukuran bentuk,
penampilan, fungsi tubuh, perubahan fisik berhubungan dengan tumbang
normal moral dan prosedur medis keperawatan
C. Manifestasi Klinis
Menurut Suliswati, 2005 tanda dan gejala harga diri rendah yaitu :
6. Rasa bersalah
D. Akibat
Harga diri rendah dapat membuat klien menjdai tidak mau maupun
tidak mampu bergaul dengan orang lain dan terjadinya isolasi sosial : menarik
diri. Isolasi sosial menarik diri adalah gangguan kepribadian yang tidak
fleksibel pada tingkah laku yang maladaptive, mengganggu fungsi seseorang
dalam hubungan sosial (DEPKES RI, 1998 : 336).
E. Penatalaksanaan
a. Farmakologi.
b. Terapi lain seperti terapi psikomotor, terapi rekreasi, terapi tingkah laku,
terapi keluarga, terapi spiritual, terapi lingkungan, terapi aktivitas kelompok
yang tujuannya adalah memperbaiki perilaku klien dengan harga diri
rendah.
1. Persepsi
G. Askep
1. Identitas klien
2. Keluhan utama
3. Faktor predisposisi
Hasil pengukuran tanda-tanda vital (TD, Nadi, Suhu, Pernafasan, TB, BB)
dan keluhan fisik yang dialami oleh klien.
5. Aspek psikososial
b) Konsep diri
6. Status mental
8. Mekanisme koping
Malas beraktivitas, sulit percaya dengan orang lain dan asyik dengan
stimulus internal, menjelaskan suatu perubahan persepsi dengan
mengalihkan tanggung jawab kepada orang lain.
9. Masalah psikososial dan lingkungan
10. Pengetahuan
H. Analisa Data
I. Diagnose Keperawatan
DIAGNOSA
TUJUAN INTERVENSI
KEPERAWATAN
SP 3
ISOLASI SOSIAL
A. Pengertian
Isolasi social adalah suatu sikap individu menghindari diri dari interaksi
dengan orang lain. Individu merasa bahwa ia kehilanngan hubungan akrab dan
tidak mempunyai kesempatan untuk membagi perasaan, pikiran, prestasi, atau
kegagalan (Yosep, 2009, hlm.229).
B. Penyebab
a. Faktor Perkembangan
d. Faktor biologi
2. Faktor Presipitasi
Stresor presipitas terjadi isolasi sosial dapat ditimbulkan oleh faktor Internal
maupun eksternal meliputi.
b. Stressor Giokimic
d. Stressor psikologis
C. Manifestasi Klinis
3) Klien tampak memisahkan diri dari orang lain misalnya pada saat makan.
10) Tidak melakukan kegiatan sehari-hari, artinya perawatan diri dan kegiatan
rumah tangga sehari-hari tidak dilakukan.
D. Akibat
E. Penatalaksanaan
1. Farmakoterapi
3. Terapi psikologi
4. Terapi social
b) Pemeriksaan psikologi
F. Pohon Masalah
Isolasi Sosial
G. Askep
1. Identitas klien
2. Keluhan utama
3. Faktor predisposisi
4. Aspek fisik/biologis
Hasil pengukuran tanda-tanda vital (TD, Nadi, Suhu, Pernafasan, TB, BB)
dan keluhan fisik yang dialami oleh klien.
5. Aspek psikososial
b) Konsep diri
6. Status mental
7. Nilai klien rapi atau tidak, amati pembicaraan klien, aktivitas motorik klien,
afek klien, interaksi selama wawancara, persepsi, proses pikir, isi pikir,
tingkat kesadaran, memori, tingkat konsentrasi, dan berhitung.
9. Mekanisme koping
Malas beraktivitas, sulit percaya dengan orang lain dan asyik dengan
stimulus internal, menjelaskan suatu perubahan persepsi dengan
mengalihkan tanggung jawab kepada orang lain.
b) Isolasi sosial
H. Analisa Data
I. Diagnose Keperawatan
Isolasi Sosial
J. Intervensi
DIAGNOSA
TUJUAN INTERVENSI
KEPERAWATAN
SP 4
A. Pengertian
Bunuh diri adalah suatu upaya yang disadari dan bertujuan untuk
mengakhiri kehidupan, individu secara sadar berhasrat dan berupaya untuk
mewujudkan hasratnya untuk mati. Perilaku bbunuh diri ini meliputi isyarat-
isyarat, percobaan atau ancaman verbal, yang akan mengakibatkan kematian,
luka, atau menyakiti diri sendiri (Clinton, 1995 dalam Yosep, 2010).
B. Penyebab
1. Faktor predisposisi
e. Faktor Biokimia. Data menunjukkan bahwa pada klien dengan risiko bunuh
diri terdapat peningkatan zat-zat kimia yang terdapat di dalam otak seperti
serotonin, adrenalin, dan dopamine yang dapat dilihat dengan EEG.
2. Faktor Presipitasi
Perilaku destruktif dapat ditimbulkan oleh stress yang berlebihan yang dialami
oleh individu. Pencetusnya seringkali kejadian hidup yang memalukan, melihat
atau membaca melalui media tentang orang yang melakukan bunuh diri ataupun
percobaan bunuh diri (Fitria, 2009).
C. Manifestasi Klinis
4. Impulsif.
10. Kesehatan fisik (biasanya pada klien dengan penyakit kronis atau terminal).
D. Akibat
Resiko yang mungkin terjadi pada klien yang mengalami krisis bunuh diri
adalah mencederai diri dan lingkungan dengan tujuan mengakhiri hidup.
Perilaku yang muncul meliputi isyarat, percobaan atau ancaman verbal untuk
melakukan tindakan yang mengakibatkan kematian perlukaan atau nyeri pada
diri sendiri.
E. Penatalaksanaan
F. Pohon Masalah
Isolasi Sosial
Bunuh Diri
G. Askep
1. Identitas klien
2. Keluhan utama
3. Faktor predisposisi
4. Aspek fisik/biologis
Hasil pengukuran tanda-tanda vital (TD, Nadi, Suhu, Pernafasan, TB, BB)
dan keluhan fisik yang dialami oleh klien.
5. Aspek psikososial
b) Konsep diri
Nilai klien rapi atau tidak, amati pembicaraan klien, aktivitas motorik klien,
afek klien, interaksi selama wawancara, persepsi, proses pikir, isi pikir,
tingkat kesadaran, memori, tingkat konsentrasi, dan berhitung.
8. Mekanisme koping
Malas beraktivitas, sulit percaya dengan orang lain dan asyik dengan
stimulus internal, menjelaskan suatu perubahan persepsi dengan
mengalihkan tanggung jawab kepada orang lain.
10. Pengetahuan
c) Isolasi sosial.
H. Analisa Data
No Data Masalah
menghargai diri Sp 2 :
sebagai individu
o Identifikasi aspek positif
yang berharga.
pasien.
- pasien mampu
o Dorong pasien untuk
mengidentifikasi
berpikir positif terhadap
pola koping
diri
yang konstruktif
dan mampu o Dorong pasien untuk
menerapkannya. menghargai diri sebagai
individu yang berharga.
- klien mampu
membut rencana Sp 3 :
masa depan
yang realistis
dan mampu o Identifikasi pola koping
melakukan yang biasa diterapkan
kegiatan. pasien.
o Anjurkan pasien
menerapkan pola
koping yang
konstruktuif dalam
kegiatan harian.
Sp 4 :
o Identifikasi cara
mencapai rencana masa
depan yang realistis.
A. Pengertian
B. Penyebab
1. Faktor Predisposisi
a. Psikologis
b. Perilaku
Budaya yang pasif – agresif dan kontrol sosial yang tidak pasti terhadap
pelaku kekerasan akan menciptakan seolah-olah kekerasan adalah hal yang
wajar
d. Bioneurologis
2. Faktor Presipitasi
1. Fisik
c) Tangan mengepal
d) Rahang mengatup
2. Verbal
a) Bicara kasar
e) Suara keras
3. Perilaku
d) Merusak lingkungan
e) Amuk/agresif
4. Emosi
a) Tidak adekuat
d) Tidak berdaya
e) Bermusuhan
5. Intelektual
6. Spiritual
7. Sosial
8. Perhatian
D. Akibat
E. Penatalaksanaan
1. Farmakologi
2. Terapi modalitas
a) Terapi keluarga
Berfokus pada keluarga dimana keluarga membantu mengatasi masalah
klien dengan memberikan perhatian :
1) BHSP
b) Terapi kelompok
c) Terapi music
F. Pohon Masalah
G. Askep
1. Identitas klien
Meliputi nama klien, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, tanggal
MRS (masuk rumah sakit), informan, tanggal pengkajian, No Rumah Sakit dan
alamat klien.
2. Keluhan utama
Tanyakan pada keluarga/klien hal yang menyebabkan klien dan keluarga datang
ke rumah sakit. Yang telah dilakukan keluarga untuk mengatasi masalah, dan
perkembangan yang dicapai.
3. Faktor predisposisi
4. Aspek fisik/biologis
Hasil pengukuran tanda-tanda vital (TD, Nadi, Suhu, Pernafasan, TB, BB) dan
keluhan fisik yang dialami oleh klien.
5. Aspek psikososial
6. Status mental
Nilai klien rapi atau tidak, amati pembicaraan klien, aktivitas motorik klien,
afek klien, interaksi selama wawancara, persepsi, proses pikir, isi pikir, tingkat
kesadaran, memori, tingkat konsentrasi, dan berhitung.
8. Mekanisme koping
Malas beraktivitas, sulit percaya dengan orang lain dan asyik dengan stimulus
internal, menjelaskan suatu perubahan persepsi dengan mengalihkan tanggung
jawab kepada orang lain.
10. Pengetahuan
a) Perilaku kekerasan
e) Isolasi social
f) Berduka disfungsional
I. Intervensi
DIAGNOSA
TUJUAN INTERVENSI
KEPERAWATAN
dilakukan harian
§ Dapat mendemonstrasik
an cara mengontrol PK
SP II:
dengan cara :
· Diskusikan jadwal harian
- Fisik
· Latih pasien mengntrol
- Social dan verbal
PK dengan cara sosial
- Spiritual
· Latih pasien cara menolak
· Minum obat teratur dan meminta yang asertif
WAHAM
A. Pengertian
Waham adalah keyakinan yang salah dan menetap dan tidak dapat
dibuktikan dalam kenyataan. (Harold K, 2004)
B. Penyebab
1. Faktor Predisposisi
2. Faktor Presipitasi
1. Waham Agama
2. Waham Kebesaran
3. Waham Somatik
4. Waham Curiga
6. Waham Nihilistik
Klien yakin bahwa ada orang lain mengetahui apa yang dia butuhkan
walaupun dia tidak menyatakan pada orang tersebut apa yang dinyatakan
secara berulang dan tidak sesuai kenyataan
D. Manifestasi Klinis
3. Curiga
4. Bermusuhan
9. Mudah tersinggung
E. Akibat
F. Pohon Masalah
1. Identitas klien
2. Keluhan utama
3. Faktor predisposisi
4. Aspek fisik/biologis
Hasil pengukuran tanda-tanda vital (TD, Nadi, Suhu, Pernafasan, TB, BB)
dan keluhan fisik yang dialami oleh klien.
5. Aspek psikososial
6. Status mental
Nilai klien rapi atau tidak, amati pembicaraan klien, aktivitas motorik klien,
afek klien, interaksi selama wawancara, persepsi, proses pikir, isi pikir, tingkat
kesadaran, memori, tingkat konsentrasi, dan berhitung.
7. Kebutuhan persiapan pulang
8. Mekanisme koping
Malas beraktivitas, sulit percaya dengan orang lain dan asyik dengan stimulus
internal, menjelaskan suatu perubahan persepsi dengan mengalihkan tanggung
jawab kepada orang lain.
10. Pengetahuan
Data Objektif :
H. Intervensi
Dx Perencanaan
¨ Yakinkan bahwa
kerahasiaan klien
akan tetap terjaga
¨ Tunjukkan sikap
terbuka dan jujur
¨ Dengarkan pernyataan
klien dengan empati
tanpa mendukung /
menentang
pernyataan
wahamnya.
3. Klien dapat 3. Klien dpt 3. Bantu klien untuk
mengidentifi menyebutkan mengidentifikasi
kasi kejadian-kejadian kebutuhan yang tidak
stressor/penc sesuai dengan terpenuhi serta
etus urutan waktu serta kejadian yang
wahamnya. harapan/kebutuhan- menjadi factor
(Triggers nya yg tdk terpenuhi pencetus
Factor) seperti : Harga diri,
¨ Diskusikan dengan
rasa aman dsb.
klien tentang
(2 X interaksi) kejadian-kejadian
transmatik yang
menimbulkan rasa
takut, anxietas
maupun perasaan
tidak dihargai.
¨ Diskusikan dengan
klien cara-cara
mengatasi situasi
tersebut.
¨ Diskusikan dengan
klien apakah ada
halusinasi yang
meningkatkan fikiran
/ perasaan yang
terkait wahamnya.
¨ Hubungkan kejadian-
kejadian tersebut
dengan wahamnya.
4. Klien dapat 4. Klien dapat 4. Bantu klien
mengidentifi membedakan mengidentifikasi
kasi pengalaman nyata keyakinannya yang
wahamnya dengan pengalaman salah tentang situasi
wahamnya. yang nyata (bila klien
sudah siap)
(3x interaksi)
¨ Diskusikan dengan
klien pengalaman
wahamnya tanpa
berargumentasi
¨ Diskusikan dengan
klien respon perasaan
terhadap wahamnya
¨ Diskusikan frekuensi,
intensitas dan durasi
terjadinya waham
¨ Bantu klien
membedakan situasi
nyata dengan situasi
yang dipersepsikan
salah oleh klien
¨ Diskusikan dengan
klien orang/tempat ia
minta bantuan
apabila wahamnya
timbul / sulit
dikendalikan.
6.3. Diskusikan
hobi/aktivitas yang
disukainya
6.5. Bertanggung
jawab secara personal
dalam
mempertahankan /
meningkatkan
kesehatan dan
pemulihannya
6.6. Beri
penghargaan bagi
setiap upaya klien
yang positif
A. Pengertian
B. Penyebab
1. Faktor prediposisi
a) Perkembangan
b) Biologis
d) Sosial
2. Faktor presipitasi
a) Body Image
b) Praktik Sosial
Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan
akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat
gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk
menyediakannya.
d) Pengetahuan
e) Budaya
f) Kebiasaan seseorang
Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan
perlu bantuan untuk melakukannya
C. Manifestasi Klinis
1. Fisik:
2. Psikologis
3. Social
· Interaksi kurang
· Kegiatan kurang
· Cara makan tidak teratur, BAB dan BAK disembarang tempat , gosok gigi
dan mandi tidak mampu mandiri
D. Akibat
E. Penatalaksanaan
Isolasi social
G. Askep
1. Identitas klien
2. Keluhan utama
3. Faktor predisposisi
4. Aspek fisik/biologis
Hasil pengukuran tanda-tanda vital (TD, Nadi, Suhu, Pernafasan, TB, BB)
dan keluhan fisik yang dialami oleh klien.
5. Aspek psikososial
b. Konsep diri
6. Status mental
8. Mekanisme koping
Malas beraktivitas, sulit percaya dengan orang lain dan asyik dengan
stimulus internal, menjelaskan suatu perubahan persepsi dengan
mengalihkan tanggung jawab kepada orang lain.
b. Isolasi Sosial
H. Analisa Data
H. Intervensi
DIAGNOSA
TUJUAN INTERVENSI
KEPERAWATAN
Aziz R, dkk, Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa Semarang : RSJD Dr. Amino
Gonohutomo, 2003
Fitria, N. 2009. Prinsip Dasar & Aplikasi Laporan Pendahuluan & Strategi
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP & SP) untuk 7 Diagnosa. Jakarta
: Salemba Medika
Kaplan, H.I., Sadock, B.J., 2005, Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat (terjemahan),
Widya Medika, Jakarta
Keliat, B.A., 2005, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi 2, EGC, Jakarta.
Maramis, W.f. 2005. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Ed. 9 Surabaya: Airlangga
University Press.
Rasmun S. Kep. M 2004. Seres Kopino dan Adaptasir Toors dan Pohon Masalah
Keperawatan. Jakarta : CV Sagung Seto
Sujono & Teguh. (2009). Asuhan Keperawatan Jiwa. Jogjakarta: Graha Ilmu.
Stuart, GW. 2002. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta: EGC.
Stuart dan sundeen. 2004. Buku Saku Keperawatan Jiwa : Jakarta. EGC
Stuart, G.W. dan Sundden, S.J. ( 2006). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta :
EGC
Yosep Iyus, 2009, Keperawatan Jiwa, Edisi Revisi, Bandung : Refika Aditama