Anda di halaman 1dari 8

PENUNTUN CSL

SISTEM IMUNOHEMATOLOGI

OLEH :

TEAM TEACHING SISTEM IMUNOHEMATOLOGI

(Hanya Dipakai Dilingkungan Sendiri)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS OLAH RAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2018
A. Definisi
Golongan Darah
Golongan darah adalah pengklasifikasian darah dari suatu individu berdasarkan ada
atau tidak adanya zat antigen warisan pada permukaan membran sel darah merah. Hal ini
disebabkan karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan
membran sel darah merah tersebut. Sistem penggolongan darah besar yang dikenal adalah
sistem ABO (golongan darah A, B, AB, dan O) serta sistem penggolongan darah Rhesus
(Rh+ dan Rh-).
Dalam proses transfusi darah harus benar-benar memperhatikan golongan darah
karena ketidakcocokkan golongan darah si penerima dengan si pendonor dapat
menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal
ginjal, syok, dan kematian bagi si penerima.
Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang
terkandung dalam darahnya, sebagai berikut:
 Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di
permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B
dalam serum darahnya.
 Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah
merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya
 Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan
B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B
 Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi
memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B

Rhesus
Rhesus adalah sistem penggolongan darah berdasarkan ada atau tidaknya antigen D
di permukaan sel darah merah, nama lainnya adalah faktor Rhesus atau faktor Rh. Nama ini
diperoleh dari monyet jenis Rhesus yang diketahui memiliki faktor ini pada
tahun 1940 oleh Karl Landsteiner.
Seseorang yang tidak memiliki faktor Rh di permukaan sel darah merahnya memiliki
golongan darah Rh- (Rhesus Negatif). Mereka yang memiliki faktor Rh pada permukaan sel
darah merahnya disebut memiliki golongan darah Rh+ (Rhesus Positif).
Jenis penggolongan ini seringkali digabungkan dengan penggolongan ABO dengan
menambahkan “+” bagi pemilik faktor rhesus atau “-“ bagi yang tidak memiliki faktor
rhesus dalam darahnya, sehingga kita mengenal golongan darah A+ atau A-, B+ atau B-,
AB+ atau AB-, dan O+ atau O-.
B. Tujuan
Tujuan umum
Mampu mempersiapkan, melakukan serta menginterprestasikan hasil penetapan golongan
darah.
Tujuan Khusus
1. Mampu menerangkan kepada pasien tujuan dan prosedur penetapan golongan darah
ABO
2. Mampu melakukan persiapan bahan dan alat untuk penetapan golongan darah ABO
secara tepat
3. Mampu melaksanakan pengambilan darah kapiler dengan baik
4. Mampu melakukan penetapan golongan darah ABO dengan benar
5. Mampu menginterpretasikan hasil penetapan golongan darah

C. Indikasi Penetapan Golongan Darah


1. Menentukan golongan darah seseorang
2. Sebelum transfusi darah untuk mencocokkan darah donor dengan darah pasien yang
akan ditransfusi. Jika tidak ada kecocokkan dapat menimbulkan reaksi transfusi darah
hemolitik.

D. Persiapan
Persiapan penderita: tidak memerlukan persiapan khusus
Persiapan sample: Larutan sel darah merah yang akan diperiksa dari darah utuh
Prinsip: Reaksi antigen-antibodi berupa penggumpalan (aglutinasi)

E. Hasil Pemeriksaan

AGLUTINASI TERJADI PADA PENILAIAN


anti-A anti-B anti-AB anti-D Golongan darah Rh
+ - + + A Positif
- + + + B Positif
+ + + - AB Negatif
- - - - O Negatif

Golongan RBC Serum aglutinin Donor yang Donor yang tidak


aglutinogen dapat diterima dapat diterima
A A Anti-B A dan O B dan AB
B B Anti-A B dan O A dan AB
AB A dan B --- A, B, AB, dan O ---
O Donor universal Anti-A dan anti-B O A, B, dan AB
CONTOH HASIL PEMERIKSAAN:

Gambar Golongan darah O dengan Rhesus (+)

Gambar Golongan darah A dengan Rhesus (+)


PROSEDUR PEMERIKSAAN SEDERHANA
GOLONGAN DARAH DAN RHESUS (TEKHNIK SLIDE)

Nama Mahasiswa : ........................................................................


NIM : ........................................................................
Kelas : ........................................................................

N PROSEDUR PEMERIKSAAN SEDERHANA


SKOR NILAI
O GOLONGAN DARAH DAN RHESUS (TEKHNIK SLIDE)
KOGNITIF / PENGETAHUAN (Skor maksimal 15)
1. Pengetahuan tentang prasat yang dilakukan 0-5
A.
2. Rasional tindakan 0-5
3. Kemampuan komunikasi kepada klien 0-5
PSIKOMOTOR / TINDAKAN(Skor maksimal 70)
Pengkajian :
1. Mengkaji kembali program/instruksi medik.
0-5
2. Mengkaji adanya keluhan ketidaknyamanan
3. Prinsip: Reaksi antigen-antibodi berupa penggumpalan (aglutinasi)
Persiapan Bahan :
1. Persiapan sample: Larutan sel darah merah yang akan diperiksa dari darah utuh.
2. Serum yang terdiri atas:
a) serum anti-A biasanya berwarna biru atau hijau,
b) serum anti-B biasanya berwarna kuning,
c) serum anti-AB biasanya berwarna merah muda/tak berwarna
d) serum anti-D (Rhesus) biasanya tidak berwarma/bening

B.

0 - 10

Persiapan alat:
1. Object glass
2. Blood Lancet

3. Lancing device

4. Kapas steril dengan alkohol 70% dalam com


5. Lidi bersih/batang pengaduk
6. Nierbeken
7. Tempat buang sampah medis (blood lancet yang sudah terpakai)
8. Handscoon
9. Pengalas/perlak
Persiapan perawat dan lingkungan
1. Memberitahu dan menjelaskan tujuan tindakan.
0-5
2. Menyiapkan posisi pasien sesuai kebutuhan
3. Menyiapkan lingkungan aman dan nyaman.
Pelaksanaan prosedur
1. Tekhnik aseptic (Cuci tangan 7 langkah)

0 - 50
2. Letakkan perlak/alasnya di bagian bawah tangan klien yang akan diberi tindakan
3. Meletakkan kapas alcohol dalam com & batang pengaduk dekat dengan pasien
4. Meletakkan bengkok /nirbeken dekat dengan pasien
5. Memakai Handscoon
6. Pasang blood lancet pada lancing device pastikan blood lancet baru, kemudian
pasang pada lancing device dan atur kedalaman jarum di angka 5. Pastikan ujung
lancing device bersih dari darah.
7. Sediakan 4 buah slide / objek glas
8. Letakkan serum anti-A, anti-B, anti-AB, dan anti-D pada kaca object letakkan 1
tetes dengan posisi tegak lurus dengan menyediakan tempat untuk sampel darah
nantinya.
9. Disinfeksi salah satu ujung jari pasien dengan kapas alkohol 70% (jari ke 2, ke3
atau ke 4 juga bisa)
10.Tusuklah ujung jari pasien dengan blood lancet dengan benar. Pastikan darah
terkumpul dibagian ujung jari dengan mengurut jari terlebih dahulu dan tusuk
ujung jari tersebut dengan posisi tegak lurus dengan menekan terlebih dahulu
kemudian tekan tombol lancing device.
11.Letakkan tetes darah disamping anti serum anti-A, anti-B, anti-AB, dan anti-D /
tempat yang sudah disediakan di samping tegak lurus anti reagennya.
12.Campurkan darah sengan serum anti-A, anti-B, anti-AB, dan anti-D dengan salah
satu ujung lidi/batang pengaduk sampai merata (untuk mencampur reagen
lainnya gunakan ujung lidi/batang pengaduk yang baru)
13.Goyangkan kaca objek dengan membuat gerakan lingkaran lebih kurang 1 menit
Perhatikan terbentuknya aglutinasi setelah 2 menit.

INTERPRETASIKAN HASIL :
Gol. Darah A : aglutinasi dengan serum anti-A, dengan (anti-B tidak)
Gol. Darah B : aglutinasi dengan serum anti-B, dengan (anti-A tidak)
Gol. Darah AB : aglutinasi dengan serum anti-A dan anti-B
Gol. Darah O : tidak terjadi aglutinasi dengan kedua serum.
Rhesus : Negatif jika tidak terjadi aglutinasi, positif jika terjadi aglutinasi

14.Melepaskan lacet dari lancing device dan membuang lancet ke tempat khusus
yang sudah disediakan
15.Merapikan klien dengan menutuo area bekas tusukan dengan kapas
16.Membereskan alat-alat dan membuang kotoran
17.Melepas sarung tangan
18.Mencuci tangan
Evaluasi
1. Kaji keberhasilan pemeriksaan
2. Kaji rasa nyaman pasien
3. Dokumentasikan
AFEKTIF / SIKAP (Skor maksimal 15)
1. Disiplin 0-5
C.
2. Kemandirian 0-5
3. Penampilan 0-5
NILAI AKHIR (Skor maksimal 100)

Evaluasi kelulusan uji lab ini minimal nilai C. bagi mahasiswa yang mendapatkan nilai D atau E
dinyatakan tidak lulus dan diwajibkan untuk mengulang pada uji kompetensi sesuai jadwal
terlampir. Standar nilai akhir yang digunakan adalah sebagai berikut :
79 – 100 :A
68 – 78 :B
56 – 67 :C
41 – 55 :D
0 – 40 :E

Gorontalo,............................2015

PENGUJI

________________________________

Anda mungkin juga menyukai