Anda di halaman 1dari 12

Aplikasi model DISCOVERY LEARNING di kelas tahapan atau prosedur yang harus

dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar adalah sebagai berikut:

a) Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan).


Pertama-tama pada tahap ini pelajar dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan
kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi, agar timbul
keinginan untuk menyelidiki sendiri.
Tahap ini Guru bertanya dengan mengajukan persoalan, atau menyuruh anak didik
membaca atau mendengarkan uraian yang memuat permasalahan.
Stimulation pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi belajar
yang dapat mengembangkan dan membantu siswa dalam mengeksplorasi bahan.
Dalam memberikan stimulation dengan menggunakan teknik bertanya yaitu dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat menghadapkan siswa pada kondisi internal
yang mendorong eksplorasi.

b) Problem statement (pernyataan/ identifikasi masalah).


Setelah dilakukan stimulation langkah selanjutnya adalah guru memberi kesempatan
kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang
relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam
bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah)

c) Data collection (pengumpulan data).


Ketika eksplorasi berlangsung guru juga memberi kesempatan kepada para siswa
untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar
atau tidaknya hipotesis.
Pada tahap ini berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidak
hipotesis, dengan demikian anak didik diberi kesempatan untuk mengumpulkan (collection)
berbagai informasi yang relevan, membaca literature, mengamati objek, wawancara dengan
nara sumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya.

d) Data processing (pengolahan data).


Data processing merupakan kegiatan mengolah data dan informasi yang telah
diperoleh para siswa baik melalui wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu ditafsirkan.
Data processing disebut juga dengan pengkodean coding/ kategorisasi yang berfungsi
sebagai pembentukan konsep dan generalisasi.
Dari generalisasi tersebut siswa akan mendapatkan penegetahuan baru tentang
alternatif jawaban/ penyelesaian yang perlu mendapat pembuktian secara logis.

e) Verification (pentahkikan/pembuktian).
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan
atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya.

f) Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)


Tahap generalitation/menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah kesimpulan yang
dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama,
dengan memperhatikan hasil verifikasi.
Sintak Model Pembelajaran Discovery Learning

Fase-Fase Perilaku Guru


Stimulation  Memberikan stimulus kepada peserta didik
(Pemberian Stimulus) berupa pertanyaan yang berkaitan dengan
materi vektor. Misalnya “bagaimana cara
menguraikan vektor menjadi dua buah
vektor yang sebidang?”.
 Mengajak peserta didik berdiskusi untuk
mencari penyebab dan menemukan
pemecahan masalah
Problem Satatement Membimbing siswa untuk membentuk
(Mengidentifikasi Masalah) kelompok yang dilanjutkan dengan disuksi
rumusan maslah, tujuan, dan langkah kerja
dengan alat dan bahan yang telah tersedia
Data Callecting Membimbing peserta didik dalam
(Mengumpulkan Data) menyiapkan alat dan bahan berupa necara
pegas, busur derajat, benang, paku payung,
dan papan triplek yang dilengkapi kertas
berpetak dengan tujuan untuk menguraikan
vektor menjadi dua buah vektor yang
sebidang.
Data Processing Membimbing pesera didik dalam mengolah
(Mengolah Data) data eksperimen yaitu berupa vasiasi sudut
a
Verification Membimbing siswa menguji hasil
(Menguji Hasil) pengolahan data pengamatan yaitu
bagaimana kecenderungan rata-rata hasil
pengukuran apakah mempunyai nilai yang
sama antar data dengan mengubah-ubah
sudut a, serta kesalahan pengukuran dan
presentase eror perhitungan pada tiap-tiap
data pengukuran.
Generalization Mengarahkan peserta didik agar menyusun
(Menyimpulkan) kesimpulan dari eksperimen serta
mengarahkan peserta didik agar membuat
laporan.

Sintak model Problem Based Learning dari Bransford and Stein (dalam
Jamie Kirkley, 2003:3) terdiri atas:
1) Mengidentifikasi masalah

Pada tahapan ini dilakukan pengidentifikasian masalah melalui


curah pendapat dari kasus yang diberikan.

2) Menetapkan masalah melalui berpikir tentang masalah dan


menyeleksi informasi-informasi yang relevan
Pada tahap ini peserta didik diajak mendata sejumlah fakta
pendukung sesuai dengan masalah, dan pengetahuan-
pengetahuan yang harus diketahui (pengetahuan deklaratif
berupa konsep dan prinsip) berkenaan dengan masalah.

3) Mengembangkan solusi melalui pengidentifikasian alternatif-


alternatif, tukar-pikiran dan mengecek perbedaan pandang

Pada tahap ini peserta didik diajak berfikir untuk


mengembangkan pemecahan masalah melalui berfikir prosedur
untuk melakukan penelaahan letak penyebab masalah melalui
pengumpulan imformasi dari setiap langkah melalui
pemeriksaan hingga ditemukan penyebab utama masalah.

4) Melakukan tindakan strategis

Peserta didik diajak mengembangkan tindakan strategis yang


didasarkan atas temuan untuk memecahkan masalah.

5) Melihat ulang dan mengevaluasi pengaruh-pengaruh dari solusi


yang dilakukan

Peserta didik diajak memeriksa pengaruh hasil tindakan


terhadap permasalahan yang terjadi di dalam sistem, dengan
menggunakan rujukan seperti contoh service manual hingga
sistem bekerja secara normal sesuai tuntutan rujukan.

Sintak Model Pembelajaran


Materi Vektor
1. Sintak Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Fase-Fase Perilaku Guru
Fase 1  Menjelaskan tujuan pembelajarn tentang
Orientasi peserta didik pada masalah materi vektor yaitu menerapakn prinsip
penjumlahan vektor.
 Memperlihatkan dan menampilkan video
atau gambar tentang peristiwa atau hal-hal
yang berkaitan dengan penerapan vektor
dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya
video atau gambar tentang penarikan kapal
yang mengalami kecelakaan atau kerusakan
di tengah lautan dan harus segera dibawa
ke pelabuhan terdekat untuk diperbaiki.
Untuk menarik kapal tersebut dibutuhkan
dua kapal dengan dilengkapi kawat baja.
Agar kapal dapat sampai ke pelabuhan
yang dituju, posisi kapal selama perjalanan
selama perjalanan tetap stabil besar gaya
yang dibutuhkan oleh masing-masing kapal
penarik dan sudut yang dibentuk oleh
kawat baja harus diperhitungkan secara
cermat.
 Memotivasi peserta didik agar terlibat
pada aktivitas pemecahan masalah.
 Menjelaskan logistik yang dibutuhkan
seperti pembentukan tugas kelompok, serta
mengarahkan peserta untuk berkumpul
dengan kelompoknya masing-masing.
Fase 2  Membantu peserta didik mendefinisikan
Mengorganisasikan peserta didik untuk dan mengorganisasikan tugas belajar yang
belajar berhubungan dengan masalah tersebut yaitu
tentang menggambar vektor, resultan
vektor, komponen vektor serta mengitung
besar arah resultan vektor
 Mengarahkan peserta didik untuk
melakukan kajian teori yang relevan
dengan masalah serta mencari narasumber
lainnya
Fase 3 Mendorong peserta didik untuk
Membimbing penyelidikan individu dan mengumpulkan informasi yang sesuai yaitu
kelompok bagaimana mencari resultan dua vektor
sebidang atau mencari resultan dua vektor
dengan menerapkan operasi vektor.
Fase 4 Membantu peserta didik dalam
Mengembangkan dan menyajikan hasil memecahkan masalah seperti
karya merencanakan dan menyiapkan laporan
serta membantu siswa dalam berbagi tugas
dengan temannya.
Fase 5 Membantu siswa melakukan refleksi serta
Menganalisis dan mengevaluasi proses evaluasi terhadap penyelidikan peserta
pemecahan masalah didik dalam proses-proses yang dilakukan
serta meminta kelompok untuk presentasi.

Sintak/tahap model inkuiri terbimbing

1) Orientasi masalah

Memberikan suatu permasalahan pada peserta didik yang


harus dipecahkan seperti: contoh bola lampu putus.

2) Pengumpulan data dan verifikasi


Pada tahapan ini peserta didik mengumpulkan data berkaitan
dengan bahan/bagian/kondisi yang berhubungan dengan
permasalahan.

3) Pengumpulan data melalui eksperimen

Peserta didik melakukan pengumpulan data dengan memeriksa


fungsi bahan/bagian dan kondisi.

4) Pengorganisasian dan formulasi eksplanasi

Pada tahap ini peserta didik melakukan perumusan


atauformulasi berdasarkan hasil eksperimen berkaitan dengan
permasalah.

5) Analisis proses inkuiri

Pada tahap ini peserta didik melakukan generalisasi berkaitan


dengan permasalahan.

Sintak/tahap model inkuiri Sains (Biology)

1) Siswa disajikan suatu bidang penelitian

Pada tahap ini peserta didik disajikan bidang penelitian seperti


contoh: “pencemaran sungai”,termasuk metodologi yang
digunakan pada penelitian tersebut.

2) Menstrukturkan (Menyusun) problem/masalah

Peserta didik diajak untuk mengembangkan masalah dan


mengidentifikasi masalah yang terdapat dalam penelitian
tersebut. Pada tahap ini, bisa saja siswa akan mengalami
beberapa kesulitan yang harus mereka atasi, sepertiinterpretasi
data, generalisasi data, kontrol ujicoba, atau pembuatan
kesimpulan.

3) Mengidentifikasi masalah dalam penelitian


Peserta didik diminta untuk berspekulasi tentang masalah
tersebut; sehingga mereka dapat mengidentifikasi kesulitan
dalam proses penelitian.

4) Menyelesaikan kesulitan/masalah

Peserta didik diminta untuk berspekulasi tentang cara untuk


mengatasi kesulitan/masalah, dengan merancang kembali
ujicoba, mengolah data dengan cara yang berbeda,
mengeneralisasikan data danmengembangkan konstruk.

Sintak model pembelajaran Project Based Learning

1) Penentuan pertanyaan mendasar (Start with the Essential


Question)

Pada tahap ini peserta didik secara kelompok/individu


dihadapkan pada bagaimana cara mengatasi permasalahan dan
menentukan projek yang paling tepat cara mengatasi masalah.

2) Mendesain perencanaan proyek

Peserta didik merancang projek yang telah di tentukan baik


desain/perencanaan, gambar, bahan maupun teknis
pengerjaannya.

3) Menyusun jadwal (Create a Schedule)

Tahap ini peserta didik menyusun jadwal (waktu pelaksanaan),


distribusi kerja dan presentasi.

4) Memonitor kemajuan proyek (Monitor the Progress of the Project)

Tahap ini peserta didik mengerjakan projek sesuai rancangan


dan distribusi kerja serta menyampaikan progres/kemajuan
pengerjaan projek.

5) Menguji hasil (Assess the Outcome)


Peserta didik memeriksa hasil projek dengan membandingkan
dengan rancangan dan pendidik menilai kemajuan peserta
didik.

6) Mengevaluasi pengalaman (Evaluate the Experience)

Melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang


sudah dijalankan.

Sintak model Problem Solving Learning Jenis Trouble Shooting (David H.


Jonassen, 2011:93) terdiri atas:

1) Merumuskan uraian masalah

Pada tahap ini, peserta didik dihadapkan pada kasus,


mengidentifikasi masalah dan merumuskan kemungkinan
penyebab masalah.

2) Mengembangkan kemungkinan penyebab

Pengembangan kemungkinan penyebab dilakukan berdasarkan


observasi dan pemeriksaan terhadap fungsi yang di dasarkan
konsep atau prinsip.

3) Mengetes penyebab atau proses diagnosis

Menganalisis data-data hasil pemeriksaan dan menentukan


penyebab utama menggunakan berfikir prosedur serta
melakukan perlakuan/perbaikan.

4) Mengevaluasi

Memeriksa hasil perlakuan/perbaikan dan membandingkannya


dengan acuan rujukan atau service manual untuk menentukan
kasus/permasalahan telah dapat diatasi.

Sintaks model pembelajaran Production Based Trainning

1) Merencanakan produk
Membuat perencanaan produk dapat berupa benda hasil
produksi/layanan jasa/perencanaan pertunjukanyang dapat
dilakukan dari mulai menggambar detail/membuat pamflet
(berisi tgl waktu pertunjukan,isi cerita),perhitungan kebutuhan
bahan/kostum, peralatan, dan teknik pengerjaanserta alur
kerja/koordinasi kerja.

2) Melaksanakan proses produksi

Pada sintak ini peserta didik diajak melakukan tahapan


produksi berdasarkan rencana produk benda/layanan
jasa/perencanaan pertunjukan, alur kerja/koordinasi kerja
serta memonitor proses produksi.

3) Mengevaluasi produk (melakukan kendali mutu)

Pada langkah ini peserta didik diajak untuk memeriksa hasil


produk melalui membandingkan dengan tuntutan pada
perencanaan teknis.

4) Mengembangkan rencana pemasaran

Peserta didik diajak mempersiapkan rancangan pemasaran baik


dalam jejaring (daring) maupunluar jejaring (luring) berbentuk
brosur/pamflet dan mempresentasikannya.
(Diadaptasi dari Ganefri; 2013,G.Y. Jenkins, 2005).

Model pembelajaran Teaching Factory

a. Konsep Teaching Factory pada SMK


Pembelajaran Teaching Factoryadalah model pembelajaran di SMK
berbasis produksi/jasa yang mengacu pada standar dan prosedur
yang berlaku di industri dan dilaksanakan dalam suasana seperti
yang terjadi di industri. Pelaksanaan Teaching Factorymenuntut
keterlibatan mutlak pihak industri sebagai pihak yang relevan
menilai kualitas hasil pendidikan di SMK. Pelaksanaan Teaching
Factory (TEFA) juga harus melibatkan pemerintah,pemerintah
daerah dan stakeholders dalam pembuatan regulasi, perencanaan,
implementasi maupun evaluasinya.

Pelaksanaan Teaching Factory sesuai Panduan TEFA Direktorat


PMK terbagi atas 4 model, dan dapat digunakan sebagai alat
pemetaan SMK yang telah melaksanakan TEFA. Adapun model
tersebutadalah sebagai berikut:

1) Model pertama, Dual Sistem dalam bentuk praktik kerja


lapangan adalah pola pembelajaran kejuruan di tempat kerja
yang dikenal sebagai experience based training atau enterprise
based training.

2) Model kedua, Competency Based Training (CBT) atau pelatihan


berbasis kompetensi merupakan sebuah pendekatan
pembelajaran yang menekankan pada pengembangan dan
peningkatan keterampilan dan pengetahuan peserta didik
sesuai dengan kebutuhan pekerjaan. Pada model ini, penilaian
peserta didik dirancang untuk memastikan bahwa setiap
peserta didik telah mencapai keterampilan dan pengetahuan
yang dibutuhkan pada setiap unit kompetensi yang ditempuh.

3) Model ketiga, Production Based Education and Training (PBET)


merupakan pendekatan pembelajaran berbasis produksi.
Kompetensi yang telah dimliki oleh peserta didik perlu
diperkuat dan dipastikan keterampilannya dengan memberikan
pengetahuan pembuatan produk nyata yang dibutuhkan dunia
kerja (industri dan masyarakat).

4) Model keempat, Teaching Factory adalah konsep pembelajaran


berbasis industri (produk dan jasa) melalui sinergi sekolah dan
industri untuk menghasilkan lulusan yang kompeten dengan
kebutuhan pasar.

b. Sintaksis Teaching Factory


Atas dasar uraian di atas, sintaksis pembelajaran teaching factory
dapat menggunakan sintaksis PBET/PBT ataudapat juga
menggunakansintaksis yang diterapkan di Cal Poly - San Luis
Obispo USA ( Sema E. Alptekin : 2001) dengan langkah-langkah
yang disesuaikan dengan kompetensi keahlian :

1) Merancang produk

Pada tahap ini peserta didik mengembangkan produk


baru/cipta resep atau produk kebutuhan sehari-hari (consumer
goods)/merancang pertunjukankontemporer dengan
menggambar/membuat scrip/merancang pada komputer atau
manual dengan data spesifikasinya.

2) Membuat prototype

Membuat produk/ kreasi baru /tester sebagai proto type sesuai


data spesifikasi.

3) Memvalidasi dan memverifikasi prototype

Peserta didik melakukan validasi dan verifikasi terhadap


dimensi data spesifikasi dari prototype/kreasi baru/tester yang
dibuatuntuk mendapatkan persetujuan layak
diproduksi/dipentaskan.

4) Membuat produk masal

Peserta didik mengembangkan jadwaldan jumlah


produk/pertunjukan sesuai dengan waktu yang ditetapkan.

Dadang Hidayat (2011) berdasarkan hasil penelitian yang


dilakukan, mengembangkan langkah-langkah pembelajaran
Teaching Factory sebagai berikut.

1) Menerima order

Pada langkah belajar ini peserta didik berperan sebagai


penerima order dan berkomunikasi dengan pemberi order
berkaitan dengan pesanan/layanan jasa yang diinginkan.
Terjadi komunikasi efektif dan santun serta mencatat
keinginan/keluhan pemberi order seperti contoh: pada gerai
perbaikan Smart Phone atau reservasi kamar hotel.

2) Menganalisis order

Peserta didik berperan sebagai teknisi untuk melakukan


analisis terhadap pesanan pemberi order baik berkaitan dengan
benda produk/layanan jasa sehubungan dengan gambar detail,
spesifikasi, bahan, waktu pengerjaan dan harga di bawah
supervisi guru yang berperan sebagai supervisor.

3) Menyatakan Kesiapan mengerjakan order

Peserta didik menyatakan kesiapan untuk melakukan


pekerjaan berdasarkan hasil analisis dan kompetensi yang
dimilikinya sehingga menumbuhkan motivasi dan tanggung
jawab.

4) Mengerjakan order

Melaksanakan pekerjaan sesuai tuntutan spesifikasi kerja yang


sudah dihasilkan dari proses analisis order.
Siswasebagaipekerjaharusmenaatiprosedur kerja yang sudah
ditentukan. Dia harus menaati keselamatan kerja dan langkah
kerja dengan sungguh-sunguh untuk menghasilkan benda
kerja yang sesuai spesifikasi yang ditentukan pemesan

5) Mengevaluasi produk

Melakukan penilaian terhadap benda kerja/layanan jasa


dengan cara membandingkan parameter benda kerja/layanan
jasa yang dihasilkan dengan data parameter pada spesifikasi
order pesanan atau spesifikasi pada service manual.

6) Menyerahkan order

Peserta didik menyerahkan order baik benda kerja/layanan


jasa setelah yakin semua persyratan spesifikasi order telah
terpenuhi, sehingga terjadi komunikasi produktif dengan
pelanggan.

Anda mungkin juga menyukai