Anda di halaman 1dari 5

Artikel Penelitian

Potensi Asam Amino pada Tempe untuk Memperbaiki


Profil Lipid dan Diabetes Mellitus

Potency of Amino Acid in Tempeh for Improving Lipid Profile and Diabetes
Mellitus

Diah M. Utari* Rimbawan** Hadi Riyadi** Muhilal*** Purwantyastuti****

*Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat FKM UI, **Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor,
***Puslitbang Gizi dan Makanan Kementerian Kesehatan RI, ****Departemen Farmakologi Fakultas Kedokteran UI

Abstrak having health benefit.


Prevalensi penyakit degeneratif dari tahun ke tahun meningkat akibat pe- Key words: Tempeh, protein, arginine, lipid profile, diabetes mellitus
rubahan gaya hidup, khususnya perubahan pola makan. Walaupun tempe
sebagai makanan tradisional Indonesia yang banyak dikonsumsi
masyarakat karena mudah diperoleh dan harga terjangkau, tidak banyak Pendahuluan
yang mengetahui manfaat tempe bagi kesehatan. Tempe lama dikenal se- Indonesia dihadapkan pada masalah gizi ganda,
bagai sumber protein yang dikonsumsi oleh kalangan masyarakat berpeng- masalah gizi kurang masih belum terselesaikan dan
hasilan rendah. Kajian lebih mendalam mengenai kandungan gizi dan man- masalah gizi lebih serta penyakit degeneratif mulai
faat tempe dan bagi kesehatan, khusus sebagai pencegah penyakit de- mengalami peningkatan yang memprihatinkan. Masalah
generatif perlu dilakukan. Proses fermentasi kedelai menjadi tempe meng- gizi lebih berupa kelebihan berat badan dan obesitas bi-
akibatkan perubahan zat gizi dan non gizi yang mengakibatkan manfaat asanya disertai profil lipid yang memburuk akan diikuti
tempe jauh lebih baik dibandingkan kedelai. Protein tempe lebih mudah di dengan kejadian penyakit degeneratif seperti stroke, dia-
cerna tubuh, sedangkan asam amino arginin yang meningkat hampir dua betes mellitus, atherosklerosis, hipertensi, dan penyakit
kali lipat pada tempe, sangat tinggi manfaatnya bagi kesehatan terutama jantung koroner (PJK). Berdasarkan Riskesdas 2010,
dalam memperbaiki profil lipid dan diabetes mellitus. Mempertimbangkan ditemukan prevalensi gizi lebih dan obesitas pada de-
hal tersebut tempe dapat dipertimbangkan sebagai pangan fungsional yang wasa (19,1%), penyakit jantung (7,2%), diabestes mel-
bermanfaat bagi kesehatan. litus (1,1%), hipertensi (29,8%) dan stroke (0,8%) ter-
Kata kunci: Tempe, protein, arginin, profil lipid, diabetes mellitus golong tinggi.1 Gizi lebih dan obesitas berisiko sangat
tinggi terhadap kejadian profil lipid buruk yang ditandai
Abstract dengan kolesterol total, kolesterol LDL (K-LDL), tri-
Degenerative diseases prevalence had been arining over years. One of the giliserida serta rendahnya kolesterol-HDL (K-HDL) yang
causes is the life style changes including eating pattern. Tempeh, an tinggi. Gizi lebih, profil lipid yang buruk dan penyakit de-
Indonesian soybean traditionally fermented food, was known and con- generatif disebabkan oleh perubahan gaya hidup, khusus-
sumed by almost all Indonesian people. However, only a few know the nya perubahan pola makan dari makanan tinggi serat dan
health benefit of tempeh. Tempeh was also welknown and cheap protein karbohidrat menjadi tinggi lemak dan natrium serta ren-
source food affordable for the poor. Hence, there is a need to explore the dah serat. Hal tersebut akan meningkatkan risiko dia-
nutritious content of tempeh and health benefit of it deeper such as in pre- betes mellitus yang akhir-akhir ini banyak disoroti berba-
venting degenerative diseases. Fermentation process of soybean to be- gai media mengingat prevalensi yang melonjak tinggi,
come tempeh had improved nutrient and non-nutrient contents that make tersebut dikhawatirkan berdampak pada peningkatan
tempeh better than soybean. Tempeh protein is more digestible than soy-
bean and the arginine content increases twice, that could improve lipid pro- Alamat Korespondensi: Diah M. Utari, Departemen Gizi Kesehatan
file and diabetes mellitus. Tempeh could be considered as functional food Masyarakat FKM Universitas Indonesia Gd. F Lt. 2 Kampus Baru UI Depok
16424, Hp.08164817164, e-mail: diah-fkm@ui.ac.id

166
Utari, Rimbawan, Riyadi, Muhilal, & Purwantyastuti, Potensi Asam Amino pada Tempe

penyakit jantung, gagal ginjal, katarak dan meningkatkan semakin meningkat.


risiko kematian. Pemilihan tempe sebagai bahan penelitian dilakukan
Sebagai makanan sumber protein nabati, kedelai dengan beberapa pertimbangan. Dari aspek produsen,
merupakan komponen penting dalam diet penduduk di kedelai merupakan bahan dasar pembuat tempe yang mu-
wilayah Asia dan diketahui merupakan faktor lingkungan dah didapatkan, proses pengolahan sederhana, mudah di-
yang menonjol dalam pencegahan penyakit degeneratif.2 pasarkan, dan keuntungan membuat tempe sekitar 30%
Hasil penelitian di berbagai populasi di banyak negara berharga murah, mudah didapat di pasar, mudah diolah
menunjukkan bahwa protein kedelai menurunkan koles- menjadi makanan, dan merupakan makanan yang umum
terol plasma, triasilgliserol, dan glukosa darah, dan dikonsumsi masyarakat. Selain itu, tempe dengan kan-
berperan sebagai antioksidan yang potensial serta mem- dungan gizi dan non gizi yang melebihi kedelai sangat
perbaiki fungsi endothelial koroner.3,4 Selama 60 tahun bermanfaat bagi kesehatan. Namun, sampai demikian
terakhir, diketahui bahwa mengganti konsumsi hewani jauh zat gizi yang terkandung di dalam tempe dan berpe-
dengan protein kacang-kacangan dapat memperbaiki ran penting bagi kesehatan belum banyak diketahui
profil lipid dan mencegah atherosklerosis. Dalam 10-12 masyarakat. Penelitian ini bertujuan menganalisis kan-
tahun terakhir penelitian tentang protein kacang-kacang- dungan protein dan asam amino dalam tempe dan
an yang semakin meningkat dan mendalam membuk- melakukan kajian terhadap makanan yang bermanfaat
tikan bahwa konsumsi protein memperbaiki beberapa as- bagi perbaikan profil lipid dan diabetes mellitus.
pek kesehatan termasuk diabetes mellitus dan kesehatan Mengingat keduanya merupakan faktor risiko penyakit
jantung. Suatu meta analisis pada tahun 1966 sampai jantung koroner (PJK) yang menjadi penyebab utama ke-
2005 menjelaskan bahwa suplementasi protein kedelai matian di Indonesia.
berpengaruh bermakna pada penurunan kolesterol total,
K-LDL dan trigliserida serta meningkatkan K-HDL.5 Metode
Protein kedelai memperbaiki profil lipid penduduk de- Bahan yang digunakan dalam analisis adalah tempe
wasa pada individu dengan profil lipid normal dan kukus karena dianggap berpengaruh paling rendah ter-
hiperkolesterolemia. Dengan demikian, mengganti hadap perubahan zat gizi dan substansi aktif dalam
makanan tinggi lemak jenuh, lemak trans dan kolesterol tempe. Selain itu, masyarakat umumnya mengonsumsi
dengan protein kedelai berpengaruh menguntungkan pa- tempe yang telah diolah karena tidak lazim untuk
da faktor risiko penyakit jantung koroner. mengonsumsi tempe mentah. Analisis protein dan asam
Peranan memperbaiki profil lipid dan glukosa darah amino tempe kukus dilakukan di Laboratorium Terpadu
terlihat lebih menguntungkan pada konsumsi matriks Institut Pertanian Bogor, Jawa Barat.9 Prinsip kerja ana-
protein kedelai atau protein kedelai bentuk utuh daripa- lisis protein adalah senyawa nitrogen dalam protein di-
da konsentrat protein atau konsentrat non gizi dalam ubah menjadi amonium sulfat oleh H 2 SO 4 pekat.
kedelai.6 Meskipun peran komponen kedelai secara indi- Amonium sulfat yang terbentuk diuraikan dengan larutan
vidu terhadap lemak tidak sepenuhnya dimengerti, pro- NaOH pekat (30%b/v). Amonium yang dibebaskan di-
tein kedelai diduga dapat mempengaruhi metabolisme ikat dengan asam borat berlebih dan kemudian di titar
hepatik dari kolesterol atau lipoprotein atau pengaturan dengan larutan HCl. Prinsip analisis asam amino adalah
reseptor LDL.7 hasil analisis asam amino ditingkatkan dengan meman-
Indonesia termasuk salah satu negara pengonsumsi faatkan reaksi prakolom gugus amino dengan pereaksi
kedelai yang tinggi dengan kebutuhan kedelai mencapai tertentu hingga membentuk derivat yang dapat menyerap
2,4 juta ton per tahun. Sekitar 50% dari kedelai tersebut sinar UV atau berflouresensi. Salah satu pereaksi pra
diolah menjadi tempe melalui proses fermentasi dengan kolom yang popular dalam analisis asam amino adalah
penambahan Rhizopus oligosporus yang merupakan ortoftalaldehida (OPA). Zat ini bereaksi dengan asam
makanan tradisional yang sangat popular.8 Tempe sangat amino primer dalam suasana basa yang mengandung
terkenal di kalangan masyarakat kelas menengah ke merkaptoetanol membentuk senyawa yang berfluoresen-
bawah karena harga yang sangat terjangkau. Kini, tempe si dan dideteksi dengan detektor flouresensi. Hasil ana-
dipertimbangkan sebagai pangan fungsional (functional lisis laboratorium dikaji lebih mendalam berdasarkan
food) karena kandungan gizi dan substansi yang aktif penelitian/pustaka terkait, sehingga secara ilmiah man-
dengan komposisi gizi yang lebih baik daripada kedelai. faat tempe bagi kesehatan khususnya pencegahan
Namun, kuantitas konsumsi tempe di Indonesia masih penyakit dapat diketahui.
tergolong rendah, kurang dari 7 kg/kap/tahun.
Sementara, hampir semua negara di dunia yang mengon- Hasil
sumsi tempe mengalami peningkatan. Sebagai akibat Analisis kadar protein menunjukkan bahwa dalam
pemahaman tentang hidup sehat dan penganut vegetari- 100 gram tempe kukus mengandung 16,85%w/w pro-
an yang mengonsumsi tempe sebagai pengganti daging tein. Pengukusan selama 10 menit menambah kadar air

167
Kesmas, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 5, No. 4, Februari 2011

Tabel 1. Kandungan Protein dan Asam Amino per 100 gram Tempe Kukus
dari protein hewani. Selama fermentasi, Rhizopus meng-
hasilkan setidaknya empat grup enzim yaitu lipase, pro-
Parameter Hasil tease, amylase, dan phytase yang menguntungkan bagi
%w/w Berat Basah
individu dengan masalah pencernaan. Enzim tersebut ju-
Protein 16,85 ga membantu proses pencernaan protein, lemak, dan kar-
Asam Amino bohidrat.11
Arginine 6,58
Glutamic acid 1,74
Aspartic acid 1,13 Pengaruh Asam Amino terhadap Profil Lipid
Serine 0,50 Secara umum, protein nabati lebih banyak mengan-
Histidine 0,31
Glycine 0,42
dung asam amino seperti arginin, glisin, dan alanin, se-
Threonine 0,44 mentara protein hewani banyak mengandung lisin dan
Alanine 0,47 metionin. Penelitian terdahulu mencatat bahwa asam
Tyrosine 0,40
Methionine 0,15
amino lisin dan metionin cenderung meningkatkan kadar
Valine 0,58 kolesterol, sedangkan arginin memperlihatkan efek yang
Phenylalanine 0,53 berlawanan.15 Metionin merupakan prekursor homosis-
I – leucine 0,51
Leucine 0,76
tein yang merupakan faktor risiko PJK. Hal tersebut men-
Lysine 0,95 jelaskan penyebab pangan hewani lebih bersifat hiperko-
Tryptophane 0,13 lesterolemia daripada pangan nabati. Penelitian lain men-
jelaskan bahwa semua asam amino esensial kecuali
arginin berpotensi hiperkolesterolemia, sedangkan lisin
sekitar 4% - 5%, sehingga dalam 100 gram tempe men- dan methionin merupakan asam amino dengan efek
tah mengandung 17,7%w/w protein. Asam amino yang terbesar.16
dominan pada tempe adalah arginin yang pada penelitian Insulin dan glukagon berperan dalam homeostatis
ini merupakan asam amino dengan kadar tertinggi, lemak dan glukosa tubuh. Perubahan hormon yang terja-
(6,58%w/w) (Lihat Tabel 1). di saat pemberian protein kedelai adalah penurunan rasio
insulin/glukagon. 17 Sedangkan, tingginya rasio in-
Pembahasan sulin/glukagon dihubungkan dengan peningkatan risiko
Kadar Protein dan Asam Amino PJK yang disebabkan efek atherogenik dan hiperlipi-
Hasil analisis pada studi ini menunjukkan bahwa demik. Penurunan rasio insulin/glukagon merupakan
kadar protein dalam 100 gram tempe mentah (berat bagian yang bertanggung jawab pada efek hipolipidemik
basah) adalah 17,7%w/w, sedikit lebih rendah diban- dari protein kedelai. Suatu studi pada binatang yang
dingkan kandungan protein tempe yang tertera dalam memberikan intervensi protein kedelai menemukan in-
PERSAGI tahun 2000 sebesar 20,8 gram/100 gram ba- tervensi protein kedelai pada jangka pendek akan menu-
han. 10 Berdasarkan penelitian terdahulu, total kan- runkan serum insulin dan intervensi pada jangka panjang
dungan protein kedelai tidak banyak berubah setelah meningkatkan serum glukagon.
proses fermentasi menjadi tempe, perubahan dalam nit- Kemampuan protein kedelai mengatur rasio
rogen terlarut hanya 0,5%-2,5%.11 Angka kecukupan insulin/glukagon dijelaskan oleh komposisi asam amino
gizi (AKG) protein untuk dewasa adalah 50 gram/hari, sedangkan konsentrasi serum glukagon tergantung pada
sehingga konsumsi 100 gram tempe akan memberikan jumlah dan komposisi protein yang dikonsumsi. Tingginya
sumbangan protein yang cukup besar, yaitu sekitar 35% rasio arginin/lisin dihubungkan dengan tingginya konsen-
AKG. trasi serum glukagon atau penurunan sekresi insulin se-
Setelah fermentasi, terjadi peningkatan asam amino hingga menghambat lipogenesis. Turunnya plasma insulin
bebas sebesar 7,3% hingga 30%.11,12 Hal tersebut kare- oleh protein kedelai disebabkan karena turunnya
na selama fermentasi, Rhizopus dan bakteri akan meng- pelepasan dari pankreas atau peningkatan perpindahan he-
hasilkan enzim protease, sehingga protein diurai menja- patik.18 Penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa
di asam amino bebas. 13 R.oligosporus akan meng- pemberian lisin dan methionin akan meningkatkan phos-
hidrolisa protein menjadi asam amino dan peptida. pholipid dalam hati dan peningkatan rasio PC/PE (phos-
Jumlah asam amino yang dibebaskan mencapai pun- phatidlcholine/phosphatidylethanolamine) dibandingkan
caknya setelah fermentasi selama 24 jam hingga 72 jika diberikan arginin.18 Diet lisin dan metionin juga
jam.14 Tempe yang dijual di pasaran pada umumnya meningkatkan kolesterol total dan K-LDL serta
melewati masa fermentasi selama 36 jam. Meningkatnya apolipoprotein B. Kandungan asam amino dan tocoferol
pelepasan asam amino ini akan memperbaiki nilai gizi pada tempe bekerja sinergis sebagai antioksidan dalam
tempe yaitu protein digestibility corrected amino acid tubuh. Banyak studi menunjukkan hasil bahwa kedelai
score (PDCAAS) yang mencapai 0,8 – 0,9 atau 80 – 90% mempunyai potensi sebagai penangkal radikal yang lebih

168
Utari, Rimbawan, Riyadi, Muhilal, & Purwantyastuti, Potensi Asam Amino pada Tempe

kuat dibandingkan sayuran lain seperti wortel, buncis, jus yang terdapat pada tempe yang mempunyai efek untuk
buah.19 Jika melihat perubahan zat gizi khususnya asam memperbaiki profil lipid dan diabetes mellitus.
amino tempe yang lebih baik dibandingkan kedelai, maka Mekanisme arginin terhadap efek profil lipid adalah
dapat dikatakan bahwa manfaat antioksidan tempe lebih melalui mekanisme penurunan lipogenesis. Sedangkan,
tinggi dibandingkan kedelai. pada penderita dibetes mellitus, arginin dapat memper-
Kampanye peningkatan konsumsi nabati nampaknya cepat penyembuhan luka dengan meningkatkan nitrat ok-
sudah didengungkan oleh ketetapan U.S. Food and Drug sida, menghambat laju kerusakan sel β pakreas dan mem-
Administration’s yang menyebutkan bahwa “25 gram punyai efek hipoglikemia sehingga bermanfaat untuk
protein nabati per hari sebagai bagian dari diet rendah mencegah memburuknya diabetes mellitus.
SAFA dan kolesterol dapat menurunkan risiko penyakit
jantung”.20 Berbagai uji klinik pada manusia menye- Saran
butkan bahwa konsumsi 25 gram hingga 50 gram protein Adanya kampanye untuk meningkatkan konsumsi
kedelai per hari adalah aman dan efektif menurunkan K- tempe sebagai pangan bergizi yang murah dan berman-
LDL sekitar 4% hingga 8% dan dapat memperbaiki pro- faat untuk kesehatan khususnya untuk mencegah mem-
fil lipid khususnya pada individu yang mengalami buruknya profil lipid dan mencegah serta memperlambat
hiperkolesterolemia.15 Jumlah tersebut kira-kira setara diabetes mellitus. Sebaiknya minimal dikonsumsi 3 po-
dengan minimal 150 gram tempe setiap hari atau 3 po- tong tempe ukuran sedang (sekitar 150 gram tempe/hari)
tong tempe ukuran sedang. Pemasakan yang tepat adalah dengan pemasakan pengukusan atau perebusan.
dengan pengukusan atau perebusan dalam waktu singkat
tidak lebih dari 10 menit, sehingga zat gizi masih dalam Daftar Pustaka
jumlah maksimal. Peran asam amino untuk memperbai- 1. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Laporan hasil riset kese-
ki profil lipid dan antioksidan tersebut dapat menurun- hatan dasar (Riskesdas). Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan
kan risiko terkena penyakit jantung koroner. Kesehatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 2007.
2. Rimbach G, Boesch-Saadatmandi C, Frank J, Fuchs D, Wenzel U, Daniel
Pengaruh Asam Amino terhadap Diabetes Mellitus H, Hall WL, Weinberg PD. Dietary isoflavones in the prevention of car-
Dalam dua dasawarsa terakhir banyak penelitian di- diovascular disease – a molecular perspective. Food and Chemical
lakukan untuk melihat efek pemberian kedelai terhadap Toxicology. 2007; 46: 1308-19.
hal-hal yang berkaitan dengan penyakit diabetes mellitus. 3. Palanisamy N, Viswanathan P, Anuradha CV. Effect of genistein, a soy
Arginin dihubungkan dengan penyembuhan luka khusus- isoflavone, on whole body insulin sensitivity and renal damage induced
nya pada penderita diabetes. Penelitian terdahulu mem- by a high-fructose diet. Renal Failure. 2008; 30: 645–54.
buktikan bahwa pemberian tempe dalam jangka lama da- 4. Matthan NR, Jalbert SM, Ausman LM, Kuvin JT, Karas RH,
pat memperbaiki penyembuhan luka pada tikus dia- Lichtenstein AH. Effect of soy protein from differently processed pro-
betes.21 Mekanisme pengaruh arginin dalam penyem- ducts on cardiovascular disease risk factors and vascular endothelial
buhan luka adalah bahwa arginin merupakan salah satu function in hypercholesterolemic subjects. Am J Clin Nutr. 2007;
bahan pembentuk nitrat oksida (NO) yang akan mem- 85:960–6.
bantu sintesa kolagen pada daerah yang luka.22 5. Reynolds K, Chin A, Lees KA, Nguyen A, Bujnowski D, He J. A meta-
Penelitian lain menyebutkan bahwa NO yang disinte- analysis of the effect of soy protein supplementation on serum lipids.
sa dari arginin akan mengatur metabolisme glukosa, Am J Cardiol. 2006; 98: 633– 40.
asam lemak dan asam amino, sehingga konsumsi arginin 6. Steinberg F, Guthrie N, Villablanca A, Kumar K, Murray M. Soy protein
akan menurunkan massa lemak pada tikus yang obesitas with isoflavones has favorable effects on endothelial function that are in-
dan diabetes.23 Nitrat oksida juga meningkatkan trans- dependent of lipid and antioxidant affects in healthy postmenopausal
port glukosa, menurunkan sintesa glukosa dan glikogen women. American Journal of Clinical Nutrition. 2003; 78: 123-30.
serta menstimulasi pelepasan insulin. Penelitian lain 7. Anderson JW. Diet first, then medication for hypercholesterolemia.
membuktikan bahwa pemberian ekstrak metanol-tempe Journal of the American Medical Association. 2003; 290: 531-3.
pada tikus diabetes dapat menurunkan kadar glukosa 8. Simatupang P, Marwoto, Swastika D. Pengembangan kedelai dan kebi-
darah dan menghambat laju kerusakan sel β pakreas.24 jakan penelitian di Indonesia. Dalam lokakarya Pengembangan kedelai
Daya hipoglikemik disebabkan karena terhambatnya en- dan lahan sub optimal. Malang: Balitkabi tanggal 26 Juli 2005.
zim α glukosidase dalam usus sehingga akan memper- 9. AOAC. Dalam panduan analisa. Bogor: Laboratorium Terpadu Institut
lambat penguraian karbohidrat menjadi bentuk seder- Pertanian Bogor.
hana dan akibatnya glukosa akan diperlambat pelepasan 10. Persatuan Ahli Gizi. Tabel komposisi pangan Indonesia. Jakarta; 2009.
dan absorbsinya dalam brush border usus. 11. Hermana, Mahmud M, Karyadi D. Composition and nutritional value of
tempe: its role in the improvement of the nutritional value of food.
Kesimpulan Dalam “The complete handbook of tempe”. The American Soybean
Arginin adalah asam amino dengan jumlah tertinggi Association. 1999.

169
Kesmas, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 5, No. 4, Februari 2011

12. Kiers JL. Effects of fermented soya bean on digestion, absorption and di- J. Nutr. Biochem. 1999; 10: 166-71.
arrhoea [disertation]. Wageningen University; 2001. 19. Wu X, Beecher GR, Holden JM, Haytowitz DB, Gebhardt SERL.
13. Hermana, Mahmud M. The development of tempe technology. Dalam Lipophilic and hydrophilic antioxidant capacities of common foods in
The complete handbook of tempe”. The American Soybean Association. the United States. J.Agric.Food.Chem. 2004; 52: 4026-37.
1999. 20. Food and Drug Administration. Food labelling: health claim, soy protein
14. Wang HL, Ruttle DI, Hesseltine CW. Protein quality of wheat and soy- and coronary hearth disease. Fed Regist. 1999; 57: 699-733. Available
beans after rhizopus oligosporus fermentation. J. Nutrition. 1996; 109- from: http://www.fda.gov/bbs/topics/ANSWERS/ANS00980.html.
14. 21. Setiawan GD. Pengaruh diet tempe terhadap kesembuhan luka pada
15. Erdman JJ, Badger T, Lampe J, Setchell KK, Messine M. Not soy pro- tikus diabetes yang diinduksi streptozotocin (STZ) [skripsi]. Bogor:
ducts are created equal: caution needed in interpretation of research re- Faperta Institut Pertanian Bogor; 2008.
sults. The Journal of Nutrition. 2004; 134: S1229-33. 22. Abumrad NN and Barbul A. The use of arginin in clinical practice; meta-
16. Kurowska EM, Carroll KK. Hypercholesterolemic responses in rabbits bolic and therapeutic aspects of amino acid in clinical nutrition (Luc A.
to selected groups of dietary essential amino acids. J Nutr. 1994; 124: Cynober ed.). New York: CRC; 2003.
364-70. 23. Shi JW, Fried SK, Fu WJ, Meininger CJ, Wu G. Regulatory role for the
17. Ham JO, Chapman KM, Essex-Sorlie D, Bakhit RM, Prabhudesai M, arginine-nitric oxide pathway in metabolism of energy substrates.
Winter L, dkk. Endocrinological response to soy protein and fiber in Journal of Nutr. Bioc. 2006; 17:57.
mildly hypercholesterolemic men. Nutr. Res. 1993; 13: 873-84. 24. Suarsana IN. Aktivitas hipoglikemik dan antioksidatif ekstrak metanol
18. Isabelle G, Kurowska EM, Carroll KK. Role o dietary lysine, methio- tempe pada tikus diabetes [disertasi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor;
nine, and arginine in the regulation of hypercholesterolemia in rabbits. 2009.

170

Anda mungkin juga menyukai