kesehatan jiwa yaitu halusinasi. Pasien Bapak PB (30 tahun) mengalami halusinasi penglihatan
dengan riwayat pernah mengalami mati suri 6 bulan yang lalu, setelahnya ia mengatakan sering
melihat sosok anak kecil yang sering mengikutinya sedangkan pasien PA (22 tahun) mengalami
halusinasi pendengaran setelah mengalami trauma kepala 2 bulan yang lalu dan ia mengatakan
sering mendengar seorang berteriak-teriak.
Pasien PB sudah dirawat selama 3 minggu dan memiliki perkembangan yang baik. Pasien PB
sudah dapat mengontrol halusinasinya dengan cara-cara yang diajarkan perawat A, perawat B,
perawat C, dan perawat D yaitu dengan menghardik, bercakap-cakap, dan melakukan aktivitas,
serta minum obat. Pasien PB saat ini sedang melatih kemampuan untuk beraktivitas dan akan
diajarkan cara mengendalikan halusinasi dengan obat.
Sedangkan pasien PA baru dirawat selama 2 hari, dan akan diajarkan cara mengendalikan
halusinasinya menggunakan 4 metode pengendalian halusinasi.
Pada suatu ketika, pasien PA sedang mondar-mandir di koridor rumah sakit. Lalu, perawat A
menghampirinya.
Pasien PA
:
Dimana kalian? Dimana kalian? (berteriak dan menoleh kanan dan kiri)
Perawat A
:
Permisi PA.. Saya Perawat A yang bertugas hari ini. Boleh saya bantu? PA sedang mencari apa?
Pasien PA
:
Jangan ganggu saya dulu, saya lagi mencari suara yang berteriak-teriak meminta tolong.
Perawat A
:
Saya tidak mendengar suara itu, tapi mungkin saya bisa bantu mencari, ayo kita keliling di tempat
ini untuk mencarinya. Bagaimana?
Pasien PA
:
Emangnya kamu percaya sama saya? Sebelumnya tidak ada orang yang percaya sama saya ketika
saya mengatakan ada suara yang berteriak-teriak meminta tolong.
Perawat A
:
Iya saya ingin tahu suara yang PA dengar. Kita mau ke arah mana dulu sekarang?
Pasien PA
:
Ke sana aja.
Perawat
:
Ayo..
Setelah berkeliling ke semua tempat yang PA mau, PA pun merasa lelah karena tidak kunjung
menemukan suara yang ia dengar. Lalu PA memutuskan berhenti untuk mencari dan merasa putus
asa. Suara yang ia dengar pun samar-samar menghilang.
Pasien PA
:
Kita berhenti saja mencari! (PA terlihat seperti kecewa).. Saya lelah, kita tidak menemukan suara
itu.
Perawat A
:
Baik, tapi apakah saya boleh ngobrol sama PA sekarang?
Pasien PA
:
Mau ngobrol apa?
Perawat A
:
Yaaa,, mau ngobrol tentang suara-suara yang PA dengar itu. (tersenyum ramah).
Pasien PA
:
Kamu tidak akan percaya apa yang saya dengar, jadi percuma saja. (berkata ketus).
Perawat A
:
Saya percaya apa yang PA dengar, tapi saya hanya tidak bisa mendengarnya juga seperti yang PA
dengar. Boleh kita mengobrol? 15 menit saja?
Pasien PA
:
(mengangguk) Saya mau duduk di bawah pohon.
Perawat A
:
PA, saya sudah berbicara dengan perawat yang merawat PA sebelumnya, mereka sudah bercerita
tentang PA sebelumnya. Kalau kita pelajari, apa yang PA alami ini namanya halusinasi, yaitu PA
mendengar sesuatu tetapi orang lain tidak bisa mendengar suara yang PA dengar itu. Apakah PA
mendengar suara tanpa ada wujudnya? Apa yang dikatakan suara itu PA?
Pasien PA
:
Iya saya mendengar suara berteriak-teriak tapi tidak pernah menemukan suara itu. (terlihat
kebingungan). Seperti yang tadi, kita sudah mencarinya tapi tidak menemukan orang-orang yang
membuat suara itu.
Perawat A
:
Apakah terus menerus terdengar atau sewaktu waktu? Kapan yang paling sering PA dengar suara?
Berapa kali sehari PA alami? Pada keadaan apa suara itu terdengar? Apakah pada waktu sendiri ?
Pasien
:
Suara itu tidak terus-menerus saya dengar. Suara itu tiba-tiba saja muncul. Paling sering saat ramai
dan saat saya berjalan dekat dengan jalan raya. Saya mendengar suara itu bisa 4 sampai 5 kali
sehari.
Perawat A
:
Apa yang PA rasakan pada saat mendengar suara itu?
Apa yang PA lakukan saat mendengar suara itu?
Pasien PA
:
Saya merasa ingin mencari suara-suara itu. Tapi begitu saya mencari dan tidak menemukannya,
saya merasa putus asa, saya jengkel dengan suara itu.
Perawat A
:
Apakah dengan itu suara-suara itu hilang? Bagaimana kalau kita blajar cara-cara untuk mencegah
suara suara muncul ?
Pasien PA
:
Seperti tadi, suara itu masih terdengar tapi tidak sekeras awalnya. Suara ini bisa dihilangkan?
Perawat A
:
Tentu bisa PA kalau PA mau.
Pasien PA
:
Bagaimana caranya?
Perawat A
:
PA, ada 4 cara untuk mencegah suara suara itu muncul . Pertama, dengan menghardik/menghalau
suara itu muncul. Kedua, dengan bercakap cakap dengan orang lain. Ketiga, melakukan kegiatan
yangg sudah terjadwal dan keempat minum obat secara teratur.
Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu yaitu dengan menghardik?
Pasien PA
:
(mengangguk)
Perawat A
:
Caranya seperti ini: saat suara suara itu muncul, langsung D bilang, “pergi saya tidak mau
dengar!,...saya tidak mau dengar!”, “pergi jangan ganggu saya!”. “stop jangan ganggu saya!”.
begitu diulang ulang sampai suara itu tak terdengar lagi. Coba PA peragakan! Bisa PA lakukan
sambil menutup telinga.
Pasien PA
:
Pergi saya tidak mau dengar!,...saya tidak mau dengar!”, “pergi jangan ganggu saya!”. “stop
jangan ganggu saya!”.
Perawat A
:
Nah.., begitu..Bagus! Coba lagi! Ya bgus, PA sudah bisa.
Bagaimana perasaan PA stelah peragaan latihan tadi?
Pasien PA
:
Saya merasa lebih kuat.
Perawat A
:
Kalau suara suara itu muncul lagi, silahkan coba cara tersebut! Bagaimana kalau kita buat jadwal
latihannya?
Pasien PA
:
(mengangguk)
Perawat A
Mau pukul berapa saja latihannya? (memasukan kegiatan latihan menghardik halusinasi kedalam
jadwal kegiatan harian pasien).
Pasien PA
:
Jam 10 pagi, jam 5 sore.
Perawat A
:
Bagaimana kalau PA latihan mengendalikan suara-suara dengan cara kedua nanti sementara
sekarang PA kuasai dulu cara yang pertama? Nanti cara yang kedua akan dilatih oleh perawat B
ya, PA ingat tidak yang kemarin kenalan sama PA ada 5 perawat yang akan merawat PA, nanti
perawat B yang akan melatih cara yang kedua.
Pasien PA
:
Yang cara kedua terserah kapan aja.
Perawat A
:
Bagiamana kalau 2 jam lagi, nanti bersama perawat B? Dimana tempatnya?
Pasien PA
:
(mengangguk) di tempat ini saja lagi. Jangan lama-lama.
Perawat A
:
Baik kalau begitu 2 jam lagi, pukul 11 siang ya, di tempat ini. Saya permisi dulu PA.
Perawat A menuju ruang perawatan dan berdiskusi dengan perawat B mengenai rencana mereka
tadi.
Perawat A
:
Perawat B, tadi saya sudah mengajarkan cara menghardik kepada pasien PA dan dia menunjukkan
respons yang baik dan sudah dapat mendemonstrasikan. Sesuai rencana kita tadi, perawat B yang
akan mengajarkan cara bercakap-cakap ke pasien PA. tadi saya sudah mengontrak seperti yang
perawat B minta yaitu 2 jam lagi pada pukul 11 siang di bawah pohon dekat tower. Bagaimana
perawat B?
Perawat B
:
Ooh iya, nanti saya ke sana menemui pasien PA. terimakasih ya.
Setelah 2 jam berlalu... perawat B menuju ke bawah pohon seperti yang diinfokan perawat A.
Perawat B
:
PA kemana ya, kenapa belum ada di sini. Hmm.. apa mungkin dia lupa ya. Mungkin sebaiknya
saya cari saja.
Perawat B
:
Permisi PA, saya perawat B, ingat? Kemarin kita sudah berkenalan. PA sedang mendengar suara
itu lagi ya?
Pasien PA
:
(mengangguk tidak fokus). Suaranya hanya kecil.
Perawat B
:
Bagus PA. (sambil memberikan sentuhan terapeutik kepada PA). PA masih ingat yang kita pelajari
tadi. Tapi PA lupa ya janji kita mau belajar cara yang kedua untuk menghilangkan suara itu?
Pasien PA
:
Saya lupa, karena sejak tadi saya mendengar suara itu lagi.
Perawat B
:
Bagaimana kalau kita ke bawah pohon?
Pasien PA
:
Iya..
Perawat B dan PA menuju ke bawah pohon untuk melakukan latihan cara kedua yaitu bercakap-
cakap.
Perawat B
:
Bagaimana perasaan PA tadi setelah melakukan cara menghardik?
Pasien PA
:
Suaranya semakin mengecil dan saya merasa lebih percaya diri.
Perawat B
:
Bagus! (tersenyum) Sesuai janji kita tadi, saya akan melatih cara kedua untuk mengontrol
halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang lain. kita akan latihan selama 10 menit.
Cara kedua untuk mencegah/mengontrol halusinasi yang lain adalah dengan bercakap-cakap
dengan orang lain. Jadi, kalau PA mulai mendengar suara suara, langsung saja cari teman untuk di
ajak bicara atau perawat yang ada di sini. Minta teman/perawat untuk ngobrol dengan PA.
Contohnya begini ... “tolong, saya mulai mendengar suara-suara. ayo ngobrol dengan saya !” atau
kalau ada orang di rumah mis. Ibu. PA katakan, “Bu ayo ngobrol dengan PA. PA sedang dengar
suara suara.”
Begitu PA. Coba PA lakukan seperti yang tadi saya lakukan.
Pasien PA
:
Tolong, saya mulai mendengar suara-suara. ayo ngobrol dengan saya !
Tolong, saya mulai mendengar suara-suara. ayo ngobrol dengan saya !
Perawat B
:
Ya, begitu. Bagus ! Nah, latih terus ya, PA!
Bagaimana perasaan PA setelah latihan ini ?
Pasien PA
:
Saya merasa senang ada punya cara agar suara itu tidak terdengar lagi.
Perawat B
:
Jadi sudah ada berapa cara yang PA pelajari untuk mencegah suara-suara itu?
Pasien PA
:
Ada 2. Yang pertama dengan “stop saya tidak mau dengar, jangan ganggu saya”. Yang kedua
dengan ngobrol sama teman bilang kalau “saya lagi dengar suara itu, ayo ngobrol dengan saya”.
Perawat B
:
Bagus, cobalah kedua cara ini kalau PA mengalamai halusinasi lagi. Bagaimana kalau kita
masukan dalam jadwal harian PA? Mau pukul berapa latihan bercakap cakap?
Pasien PA
:
Samaan dengan latihan sebelumnya saja.
Perawat B
:
PA kalau sekarang mau ndak ngobrol sama teman? Nanti saya panggilkan teman.
Pasien PA
:
O iya mau, tapi nantian dah soalnya saya mau istirahat dulu sekarang.
Perawat B
:
Oke dah, nanti sambil saya carikan PA teman untuk mengobrol, mau ndak nanti jam 12 kita
ngobrol-ngobrol sama teman barunya?
Pasien PA
:
(mengangguk)
Perawat B
:
Baiklah kalau gitu, saya permisi dulu ya.
Pasien PA
:
(terdiam)
Perawat B mencari PB dan mengontrak untuk mengobrol dengan pasien PA pada pukul 12 siang
dan pasien PB bersedia.
Pukul 12 pun tiba, perawat B, pasien PA, dan pasien PB berkumpul di bawah pohon.
Perawat B
:
Selamat siang PA dan PB.
Pasien PB
:
Selamat siang.
Perawat B
:
Bagaimana PA, istirahatnya sudah cukup?
Pasien PA
:
(mengangguk)
Pasien PB
:
Perawat B, ada apa dengan pasien PA?
Perawat B
:
Nah itu yang kita mau bicarakan siang ini. Pasien PA ingin ngobrol dengan teman. Jadi saya rasa
pasien PB cocok untuk diajak ngobrol karena bisa menjaga rahasia.
Langsung aja ya kita perkenalan.
Pasien PB
:
(mengulurkan tangan sambil mengucapkan salam) Halo nama saya PB, nama kamu siapa?
Pasien PA
:
(terdiam dan tidak memperhatikan)
Perawat B
:
PA balas dong salam temannya (memberikan sentuhan terapeutik)
Pasien PA
:
Saya PA.
Perawat B, mana dong teman yang mau saya ajak ngomong?
Perawat B
:
Ini kan ada PB di sini, tadi udah kenalan, sekarang kita ngobrol-ngobrol.
Pasien PA, pasien PB, dan perawat B bercakap-cakap mengenai halusinasi yang mereka rasakan.
Perawat B
:
Bagaimana percakapannya tadi? Sangat menarik sekali percakapan kita hari ini, saya salut dengan
pasien PA sudah mau mengobrol dengan teman dan juga pasien PB yang sudah mau menerima dan
mendengarkan cerita teman.
Pasien PA
:
Terimakasih PB, sudah mau mendengarkan saya. Besok kita ngobrol-ngobrol lagi ya.
Pasien PB
:
Iya sama-sama, besok kita ngobrol-ngobrol lagi ya.
Perawat B
:
PA, sudah bagus sekali mengikuti kegiatan ini, sepertinya kita bisa lanjut ke latihan cara ketiga
yaitu melakukan aktivitas, nanti latihan aktivitas akan diajarkan oleh perawat C. nanti saya yang
memberitahu perawat C. sekarang saya permisi dulu.
Perawat B mencari perawat C untuk menginformasikan mengenai pasien PA untuk dilakukan
kontrak pertemuan untuk mengajarkan latihan aktivitas.
Perawat C mencari pasien PA untuk mengontrak tindakan latihan aktivitas.
Perawat C
:
Permisi, selamat siang PA. masih ingat saya PA, saya perawat C yang bertugas pada saat ini.
Kedatangan saya kemari untuk membuat kesepakatan untuk mengajari PA melakukan latihan
aktivitas untuk mencegah munculnya suara-suara. PA mau?
Pasien PA
:
Boleh ajak pasien PB ndak? Biar ada teman saya?
Perawat C
:
Oo tentu boleh, tapi setelah saya kita selesai latihan aktivitas. PA mau jam berapa dan dimana?
Pasien PA
:
Di bawah pohon tempat bercakap-cakap kemarin, saya suka tempat itu. Jam 4 sore aja besok.
Perawat C
:
Baik jadi besok ya jam 4 sore di bawah pohon yang kemarin itu. Kalau begitu saya balik dulu ya
PA.
Perawat C
:
Selamat sore PA, Bagaimana perasaan PA hari ini? apakah suara suara nya masih muncul? apakah
sudah dipakai dua cara yang dilatih?
Pasien PA
:
Menurut saya, cara-cara yang diajarkan sangat membantu saya untuk mengurangi suara-suara itu,
terutama dengan mengobrol dengan teman.
Perawat C
:
Bagus! Ditingkatkan lagi ya. O ya, sesuai janji kita, hari ini kita akan belajar cara yang ketiga
untuk mencegah halusinasi yaitu melakukan kegiatan terjadwal. Bagaimana kalau 30 menit?
Pasien PA
:
Iya (sambil mengangguk)
Perawat C
Baiklah, apa saja kegiatan yang biasa PA lakukan? (terus menanyakan sampai didapatkan kegiatan
sampai malam).
Perawat C dan pasien PA berjalan mencari mesin pemotong rumput dan sambil mengajak pasien
PA mengobrol.
Setelah menemukan mesinnya (*bentuk mesin pemotong rumput yang diaplikasikan dengan cara
mendorong), lalu mereka mencari pasien PB untuk diajak melakukan aktivitas bersama-sama dan
pasien PB pun mau diajak untuk memotong rumput bersama-sama. Lalu, perawat C membantu
pasien PA untuk melakukan latihan/aktivitasnya yaitu memotong rumput sambil mengobrol.
Pasien PA pun terlihat dapat meredakan suara-suara yang didengar karena pasien PA tampak
menikmati aktivitas.
Setelah 25 menit berlalu, perawat C pun mengatakan untuk mengakhiri kegiatan sesuai kontrak
waktu, dan 5 menit sisanya digunakan untuk mengevaluasi aktivitas.
Pasien PA pun berterimakasih kepada pasien PB karena sudah mau menemainya memotong
rumput.
Pasien PA
:
PB terimakasih ya sudah mau menemani saya.
Pasien PB
:
Ya, sama-sama. Saya mau balik ke kamar dulu karena saya punya jadwal untuk membersihkan
kamar.
Perawat C
:
PA ayo kita duduk sebentar..
Nah, PA sekian dulu ya pertemuan kita sore ini, karena sesuai perjanjian ini sudah 30 menit. Besok
siang kita ketemu lagi. Dan besok pagi ada perawat yang mau mengajarkan PA cara yang terakhir
untuk mencegah suara-suara.
Pasien PA
:
Iya, saya sudah pingin mandi soalnya keringetan.
Perawat C
:
Kalau begitu, selamat mandi PA.
Malam harinya, orang tua pasien PA yaitu Ibu N menelpon menanyakan keadaan PA dan
mengatakan ingin menjenguk PA besok sore.
Keesokan paginya perawat D membaca rekam medis pasien PA, lalu mencari PA untuk
melanjutkan intervensi mengajarkan mengenai obat-obat yang diminum PA. sebelumnya, perawat
C pun melakukan kontrak dahulu ke pasien PA. perawat C menemukan PA sedang melamun di
dekat tangga.
Perawat D
:
Selamat pagi PA, saya perawat D, mungkin PA sudah lupa, saya yang waktu itu ada saat PA
pertama dibawa ke sini.
Pasien PA
:
(hanya melihat sejenak lalu tertawa sendiri)
Perawat D
:
PA sedang apa kenapa sendiri di sini? Boleh saya temani ngobrol?
Pasien PA
:
(seolah mengobrol dengan orang lain dan berkata “apa sih kamu!”.
Perawat D
:
PA boleh saya duduk di sini lebih lama?
Pasien PA
:
Saya tidak mau di sini, kalau mau tunggu di kursi di depan saja. Nanti saya akan ke sana.
Perawat D
:
Ya udah.. saya tunggu di kursi depan ya..
Ini yang warna orange CPZ 3 kali sehari pukul 7 pagi, pukul 1 siang dan pukul 7 malam gunanya
untuk membuat pikiran tenang. (sambil menunjukkan obat)
Ini yang putih (THP) 3 kali sehari pukulnya sama gunanya untuk rileks dan tidak kaku. (sambil
menunjukkan obat)
Sedangkan yang merah jambu 3 kali sehari, waktunya sama gunannya untuk menghilangkan
suara-suara. (sambil menunjukkan obat)
Kalau suara suara sudah hilang obatnya tidak boleh diberhentikan. Nanti tunggu konsultasikan
dengan dokter dulu, sebab kalau putus obat PA akan kambuh dan sulit untuk mengembalikan ke
keadaan semula.
Obat diminum tepat pada waktunya, dengan cara yang benar, yaitu diminum sesudah makan. PA
juga harus memperhatikan berapa jumlah obat sekali minum dan harus cukup minum 10 gelas per
hari.
Pasien PA
:
Iya, jadi saya minum 3 obat, warna oranye, putih, dan merah jambu.
Perawat D
:
Benar sekali PA.
Bagaimana perasaan PA setelah kita ngobrol tentang obat?
Pasien PA
:
Saya jadi tau gunanya obat-obat yang saya minum, saya kira obat-obat itu biar buat saya mati.
Perawat D
:
Tidak mungkin PA, kami semua di sini berusaha untuk membuat PA cepat sembuh dan bisa
kembali ke rumah. (tersenyum hangat)
O iya, PA, sudah berapa cara yang kita latih untuk mencegah suara-suara? Coba sebutkan!
Pasien PA
:
Dengan bilang stop jangan ganggu saya, pergi saya tidak mau dengar, lalu dengan ngobrol sama
teman, dan dengan melakukan kegiatan.
Perawat D
:
Tepat sekali..
Mari kita masukan jadwal minum obatnya pada jadwal kegiatan PA. pukul 7 pagi, 1 siang, dan 7
malam. Jangan lupa pada waktunya minta obat pada perawat atau pada keluarga kalau dirumah.
Nah, makanan sudah datang. Kita ketemu lagi untuk melihat manfaat 4 cara yang sudah PA
pelajari untuk mencegah suara yang telah kita bicarakan. Bagaimana kalau minggu depan?
Pasien PA
:
Iya boleh.
Perawat D
:
Mau pukul berapa? Bagaimana kalau pukul 10 saja?
Pasien PA
:
Iya nanti perawat D ingetin saya lagi pas deket-deketnya, saya takut lupa.
Perawat D
:
Iya, pasti. Sampai jumpa PA.
Seminggu kemudian .... (pasien PA sedang duduk-duduk sambil bertopang dagu)
Perawat D
:
Selamat pagi PA...masih ingat dengan sya?
Pasien PA
:
Masihh dong suster..suster D kan? tapi saya lupa suster mau ngobrol tentang apa ya sama saya?
Perawat D
:
Iyabenar sekali saya suster D. , nanti suster kasih tau lagi, ayo sekarang pasien PA maunya kita
ngobrol dimana...?
Pasien PA
:
Eh tapi suster jangan lama lama yaa.. ?
Perawat D
:
Enggak kog, 15 menit aja... boleh ya PA?
Pasien PA
:
E,mmmmmmm... yadeh, ayo (perawat mengikuti PA di bawah pohon)..nah udah sampe
suster....suster jadi mau ngobrol soal apa?
Perawat D
:
Iyaa.. pasien PA ingat tidak 4 cara yang sudah di ajarkan oleh saya dan perawat A, B, dan C
tentang cara mengontrol halusinasi?
Pasien Pa
:
Emm ingettt...
Perawat D
:
Nah, coba sebutkan, saya ingin mendengarnya sekali lagi...
Pasien PA
:
Yang pertamaa dengan bilang ‘“pergi saya tidak mau dengar!,...saya tidak mau dengar!”, “pergi
jangan ganggu saya!”. “stop jangan ganggu saya!”. yang keduaaa dengan bilang ‘Tolong, saya
mulai mendengar suara-suara. ayo ngobrol dengan saya !’ yang ketiga dengan motong rumputt,
yang ke empat minum obat susterr.. ya kan?
Perawat D
:
Wah.....pasien PA pintar sekali, ... lalu setelah 4 cara trsebut di ajarkan, apa yang PA rasakan
sekarang? masihkan PA sering mendengar suara suara tersebut?
Pasien PA
:
Emm..udah ngak pernah lagi suster.... kalaupun muncul, setelah saya katakan “pergi jangan
ganggu saya!” suara itu cepat sekali menghilang...saya ingin pulang suster..saya kangen rumah
saya..
Perawat D
:
Alhamdulillah kalau begitu, pasien PA harus tetap semangat yaa... jangan lupa stiap suara itu
muncul lagi, pasien PA harus lakukan apa yang sudah perwaat ajarkan pada PA ya.. agar PA segera
sehat kembali dan bisa segera pulang ke rumah... kalau PA patuh dengan apa yang di ajarkan oleh
perawat peawat di sini, tidak lama lagi Pa pasti akan segera bsa kembali ke rumah...bagaimana
PA? harus semangat yaaa....
Pasien PA
:
Iya deh suster..klau gitu Pa semangatt deh biar bisa segera pulang.. suster udah dulu yaa. PA mau
main sama PB...thaa susterr... (pergi begitu saja meninggalkan perawat D)
Perawat D
:
Selamat bermain ya D ..thaaa (sambil tersenyum)
2 hari kemudian.... IBU PA menjenguk PA di rumah sakit, PA tampak senang sekali...dan perawat
E hendak melakukan penkes terhadap ibu PA ..
Perawat E
:
“selamat pagi,perkenalkan bapak ibu nama saya perawat E , perawat yang merawat anak bpk/ibu”
Ibu PA
:
Oh iya Selamat pagi...
Perawat E
:
“bagaimana perasaan bapak /ibu hari ini? apa pendapat bpk/ibu tentang anak bpk/ibu?’’
Ibu PA
:
Saya merasa sangat senang bisa bertemu anak saya hari ini...kondisinya saya rasa sudah cukup
baik jika dibandingkan hari hari yang lalu..
Perawat E
:
“iya alhamdulillah... bapak ibu jadi hari ini kita akan berdiskusi tentang apa masalah yang bpk/ibu
hadapi dalam merawat PA? apakah ibu bisa meluangkan waktu ibu sebentar?”
Ibu PA
:
Oh iya uster, kalau utuk kebaikan anak saya saya bersediaa ...
Perawat E
:
Baik lah kalau begitu “kita mau diskusi dimana?
Ibu PA
:
Emmmm.....terserah suster saja...
Perawat E
:
bagaimana kalau di ruang tamu?
Ibu PA
:
Oh bolehh sus...
Perawat E
:
berapa lama waktu bpk /ibu bisa luangkan ?(ibu Pa bingung) bagaimana kalau 30 menit?”
Ibu PA
:
Oh iya tidak masalah.... tapi saya permisi dulu ke anak saya yaa sus...
Perawat E
:
Oh iya silahkan ...
IBU PA
:
Nak ...sebantar dulu ya, mama mau bicara sama suster E, nanti mama kembali
Perawat E
:
Iya Pa sebentar ya, 30 menit sajaa...
Pasien PA
:
(terdiam) emmmmm iyadeh tapi 30 menit mama harus kembali yaa..janji yaa?
Ibu PA
:
Iya sayang... sebentar saja kog...tunggu yaa (sambil membelai kepala anaknya dan beranjak pergi)
Perawat E
:
Mari ibuu ....
Ibu PA
:
Oh gitu ya sus..apa saja caranya sus?
Perawat E
:
. ada beberapa cara untuk mebantu anak bpk/ibu agar dapat mengendalikan halusinasi. cara cara
tersebut antara lain:
pertama, dihadapan anak bpk/ibu jangan mebantah hakusinasi atau menyokongnya. katakan saja
bahwa bpk/ibu percaya bahwa PA memang mendengar suara atau bayangan, tetapi bpk/ibu sendiri
tidak mendengar ataupun melihatnya”
“kedua, bantu anak bpk/ibu minum obat secra teratur. jangan menghentikan obat tanpa konsultasi.
terkait dengan obat ini, saya juga sudah melatih PA untuk minum oat secara teratur. Jadi bpk ibu
dapat mengingatkan kembali . obatnya ada 3 acam ini yang orange namanya CPZ gunanya untuk
menenangkan pikiran. diminum 3 kali sehari pada pukul 7 pagi, 1 siang, dan 7 malam. yang putih
namanya THP gunanya membuat rileks, waktu minum nya sama dengan CPZ tadi. yang biru
namanya HP. gunanya menghilangkan suara suara. waktu minum ny sama dengan CPZ. obat perlu
selalu diminum untuk mencegah kekambuhan”
:terakhir bila tandatanda halusinasi mulai muncul, putus halusinasi PA dengan cara menepuk
punggung anak bpk/ibu. kemudian suruhlah PA menghardik suara tersebut. PA sudah saya ajarkan
cara menghardik halusinasi.”
Ibu PA
:
Bisa suster melatih saya? saya tidak tau caranya...
Perawat E
:
Tentu saja ibu.... “sekarang, mari kita latihan memutus halusinasi PA. sambil menepuk punggung
PA, katakan ‘’PA, sedanf apa kamu? kamu ingat kan apa yang diajarkan perawat bila suara siuara
itu datang? Ya. usir dan katakan stop pada suara itu. tutup telinga kamu dan katakan pada suara itu
‘saya tidak mau dengar, jangan ganggu saya, stop tinggalkan saya. ucapkan berulang ulang PA’
“sekarang coba bpk/ibu praktikan cara yang baru saja saya ajarkan”
Ibu Pa
:
(memperaktikan)
Perawat E
:
“bagus pak/bu”
“bagaimana perasaan bpk/ibu setelah kita berdiskusi dan memerlukan latihan memutuskan
halusinasi PA?”
Ibu PA
:
Saya merasa sedikit lega dan kebingungan saya hilang...
Perawat E
:
“sekarang coba bpk/ibu sebutkan kembali tiga cara merawat PA”
Ibu PA
:
pertama, saya harus katakan saja bahwa saya percaya bahwa PA memang mendengar suara atau
bayangan, tetapi saya sendiri tidak mendengar ataupun melihatnya”
“kedua, bantu anak minum obat secra teratur. CPZ gunanya untuk menenangkan pikiran. diminum
3 kali sehari pada pukul 7 pagi, 1 siang, dan 7 malam. yang putih namanya THP gunanya
membuat rileks, waktu minum nya sama dengan CPZ tadi. yang biru namanya HP. gunanya
menghilangkan suara suara. waktu minum ny sama dengan CPZ. obat perlu selalu diminum untuk
mencegah kekambuhan”
:terakhir bila tandatanda halusinasi mulai muncul, putus halusinasi PA dengan cara menepuk
punggung anak bpk/ibu. kemudian suruhlah PA menghardik suara tersebut.
Perawat E
:
Bagus sekali ibu... “diingat ingat pelajaran kita hari ini ya Pak/bu. bpk ibu dapat melakukan cara
itu bila PA mengalami halusinasi”
Ibu PA
:
Iya sus insyaallah saya akan selalu ingat, terimakasih ya sus..
Perawat E
:
Iya bu, terimakasih kembali karena bu sudah mau meluangkan waktu untuk mendengarkan
penjelsan saya dengan baik..sudah 30 menit, mari saya antar ibu kembali ke kamar PA...
Ibu PA
:
Iya sus sama sama....
ENDING
(akhirnya seluruh SP telah dilaksanakan oleh perawat)
Pasien PA :
Pasien PB :
Perawat A :
Perawat B :
Perawat C :
Perawat D :
Perawat E :
Ibu pasien PA :