Anda di halaman 1dari 22

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA BUKA TUTUP PINTU SANGKAR

3.1. KLASIFIKASI LIFT

Klasifikasi lift dibagi 2 macam yaitu

a. Lift Penumpang

b. Lift Barang

3.1.1 Lift Penumpang

Lift ini ditujukan untuk mengangkut penumpang secara vertikal yang bergerak

naik - turun mengikuti alur rel penuntun sangkar. Lift penumpang ini sering dijumpai

di gedung bertingkat seperti perkantoran, perhotelan, pertokoan. Pada banyak tempat

khususnya pertokoan, hotel, lift tidak hanya berfungsi sebagai alat angkut juga untuk

menarik minat pengunjung dengan penataan desain interior yang menarik.

Saat lift sedang bergerak naik - turun ataupun berhenti harus berjalan halus

tanpa sentakan yang mengganggu penumpang. Kecepatan lift umumnya menurut standr

internasional adalah

4 - 10 tingkat, kecepatan 60 sampai 150 m / menit

10 -15 tingkat, kecepatan 180 sampai 210 m / menit

15 - 20 tingkat, kecepatan 210 sampai 240 m / menit.

20 - 50 tingkat, kecepatan 270 sampai 360 m / menit

Lebih dari 50 tingkat, kecepatan 360 sampai 450 m / menit.

Rumah sakit, kecepatan 150 sampai 210 m / menit

Rumah tinggal, kecepatan 50 sampai 75 m / menit


3.1.2 Lift Barang

Lift barang digunakan untuk memindahkan barang. Lift jenis ini banyak

dijumpai pada daerah industri maupun daerah pertambangan.

Lift untuk barang biasanya dirancang dengan mampu angkut beban 500 kg

sampai 5000 kg. kecepatan umumnya yang dipakai adalah

a. - 3 tingkat, kecepatan 22,5 sampai 30 m / menit

b. - 5 tingkat, kecepatan 30 sampai 45 m / menit

c. -10 tingkat, kecepatan 45 sampai 60 m / menit

Data utama lift elektrik penumpang dan lift barang harus memenuhi

standar negara, biasanya lift penumpang tersedia mulai kapasitas 0,25 sampai 1,5

ton, sedangkan untuk barang dengan kapasitas 0,25 sampai 15 tondan lift barang

barang pelayanan ringan dengan kapasitas 50 sampai 100 kg.

3.2 Kontruksi Lift

Kontruksi dari lift berupa sangkar atau kereta yang dinaik - turunkan oleh

mesin, pengangkat melalui lubang dan terletak pada bagian atas di dalam

bangunan yang terbuat khusus untuk lift. Agar kereta / sangkar lift stabil dan tidak

bergoyang - goyang maka diperlukan rel - rel peluncur yang mencekeram bagian

samping lift yang didalamnya terdapat roda - roda dan bergerak mengikuti atur rel

penuntun.

3.3 Mekanisme Penggerak Lift

Alat penggerak utama lift naik - turun yang digunakan adalah motor listrik.

Karena motor listrik sendiri kebanyakan mempunyai putaran yang tinggi (bahkan

hingga ribuan rpm), maka diperlukan beberapa komponen roda gigi dan
ditempatkan dalam sebuah gear box yang mereduksi putaran motor listrik sehingga

membuat kecepatan gerak lift lebih pelan dari putaran motor penggerak. Selain

komponen - komponen roda gigi dapat juga digunakan puli dimana antara puli yang

satu dengan yang lain dihubungkan dengan mengunakan sabuk.

Torsi motor listrik dapat dicari dengan menggunakn rumus:

T= F x r

Dimana :

T = Torsi (Nm )

F = gaya angkat sangkar ( N )

r = jari -jari ( mm )

3.4 Bagian - Bagian Utama Lift Pada Umumnya


Gambar 3.1Lift penumpang

Bagian-bagian utama lift pada umumnya terdiri dan

1. Mesin pengakat

2. Motor elektrik

3. Rem elektromagnetik

4. Piringan pengemudi

5. Panel teminal

6. Relay pengatur

7. Papan saklar distribusi

8. Pengatur kecepatan

9. Saklar pengatur

10. Kerangka kotak lift


11. Interior kotak

12. Tongkat pengatur untuk saklar pengatur

13. Penyeimbang

14. Pintu kontak kotak.

15. Papan tombol tekan.

16. Bagian mekanis dart kunci.

17. Bagian elektris dari kunci

18. Blok penahan kayu untuk kunci.

19. Lengan pengayun atas untuk saldar pengatur.

20. Tongkat pengatur baja untuk saldar pengatur.

21. Pemengang kotak

22. Kontak lantai kotak.

23. Re] penuntun kayu kotak

24. Rel beban penyaeimbang

25. Papan terminal

26. Soket kabel pengantung

27. Saklar pengatur

28. Kabel penggantung

29. Alat pemanggil

30. Beban penyeimbang

31. Pengatur kecepatan tekan beban

32. Legan pengayun bawah

33. Penyetop kotak


34. Portal dengan pintu

35. Kotak pada pintu keluar

36. Kerangka jaringan kabel

37. Biji penangkap pengaman.

38. Tali pengatur kecepatan.

39. Tieroda pengaman.

Fungsi dari beberapa komponen – komponen utama lift pada umumnya sebagai

berikut :

3.4.1 Sangkar

Fungsi sangkar adalah untuk mengangkat penumpang. Sangkar juga

memperoleh suatu gaya akibat dari pembebanan baik saat naik maupun turun atau

yang sering kita sebut dengan beban dinamik, dimana beban dinamik terjadi pada

bingkai/rangka sangkar.

Tabel perbandingan bobot sangkar dengan jumlah penumpang adalah

sebagai berikut :

Kapasitas (jumlah Penumpang) 2 3 4 5 6

Bobot Sangkar (Kg) 250 275 300 350 400

Sangkar untuk penumpang didesain dengan interior yang indah dengan langit -

langit, lantai dan pintu. Ruang seluas 0,5 sampai 0,3 m2 dipakai penumpang

sebagai dasar untuk menentukan kapasitas sangkar dengan tinggi minimal 2,2 m2
Rangka sangkar yang dibuat dari kanal dan besi siku sedangkan dinding dari

kayu atau plat besi anti gelincir. Sangkar tersebut cukup kokoh untuk menahan

deformasi akibat beban kejut akibat yang timbul ketika pemuatan.

Sangkar juga memperoleh suatu gaya akibat dari pembebanan baik saat naik

maupun turun atau yang sering kita sebut dengan beban dinamik, dimana beban

dinamik terjadi pada bingkai / rangka sangkar.

s
t=
v

v
a=
t

Dimana:

t = waktu (dt )

S=jarak (m)

V = kecepatan (m / dt )

a = percepatan ( m / dt )

-Sangkar kondisi turun

WS

Gambar 3.2 Tegangan tali kondisi turun


Ms = massa sangka

Ms = massa sangka

Tegangan tali ( T ) T - Ws = Ms. a

T = Ms. a + Ws

- Sangkar kondisi naik

WS

Gambar 3.3 Tegangan tali saat kondisi naik

Tegangan tali ( T )

T - Ws = Ms. a

T = M s . a - Ws

Reaksi beba didalam sangkar

Apabila bergerak kearah atas maka bertanda positif ( + )

Apabila bergerak kearah kebawah maka bertanda negative ( - )

Untuk sangkar lift barang dipilih berdasarkan satuan yang dikerjakan pada lantai. Rumus

yang digunakan sebagai berikut


Q
q=
F

Dimana

Q = kapasitas ( kg )

F = Luas Iantai ( cm2 )

q = tekan satuan yang dikerjakan pads lantai ( kg / cm2 )

Gambar 3.4 Sangakar


Gambar 3.5 Lorong

Accesoris dalam dan bentuk sangkar untuk rumah tangga produk atlantik

elevator.

3.4.2 Alat Penuntun

Sangkar bergerak dalam lorong pada rel penuntun yang terpasang tetap. Untuk

keperluan ini kedua sisi kendaraan bagian atas dan bawah diberi penuntun yang

bentuknya sesuai dengan rel penuntun.

Gambar 3.6 Penuntun Lift Penumpang

Gambar 3.7 Rel Berengsel

Rel atau batangan penuntun terbuat dari batang baja kanai profil ( siku, T, T -
ganda ) atau batang kayu dan pasang pada kedua sisi lorong yang berlawanan. Rel

penuntun dari kayu harus dicelupkan dengan feoreosot ( minyak yang di dapat dari tar

batubara ) untuk melindungi kayu tersebut terhadap pengaruh kelembapan dan

pengaruh atmosfer lain.rel harus diberi pelumas decara teratur. Kerugian akibat

gesekan pada rel penuntun diambil sebesar 5 % sampai 10 % dari bobot komponen

gerak. Rel penuntun dipasang pada rangka lorong lift penumpang pada setiap tingkat.

Dalam desain rel penuntun dan cara pemasangan harus ingat bahwa selama lift

berkuat dengan penahan pengaman, bila tali putus, disamping bobot sangkar yang

bermuatan, rel juga hares menahan benturan yang diakibatkan penyerapan energi

kinetic sangkar yang jatuh. Semakin kecil lintas pengereman sangkar ketika ketika

pelambatan akan semakin besar gaya yang timbul dari benturan. Energi kinetik akibat

bobot sangkar dengan muatan Q adalah :

mv 2 Q + Gsangkar 2
= V
2 2g

Dimana:

v = kecepatan ( m / s )

g = kecepatan gravitasi = 9,81 m / s2

Lintas pengereman dianggap 5 - 10 cm. Pehitungan didasarkan pada anggapan

bahwa pertautan antara penahan pengaman dengan rel mengakibatkan gaya pada setiap

lintasan s yang meningkat mulai 0 sampai Rsangkar menurut hubungan linier. Kerja yang

1
dihasilkan gaya 2 RMAKSIMUM dengan sepanjang lintasan s adalah X 2 Rmaksi 2 .
2

Persamaan umum kerja dapat ditulis


Q + Gsangkar
V 2 + (Q + Gsangkar )s =
1
2R 2
2g 2 maksaimum

Maka gaya yang bekerja satu rel penuntun adalah :

⎡ v2 ⎤
R = 1⎢+ xQ + GSANGKAR ⎥
⎣ 2 gs ⎦

3.4.3. Alat Penggantung

Ada dua peralatan yang digunakan untuk menghubungkan antara beban

penyeimbang, puli yang digerakan motor penggerak dan sangkar, yaitu tali dan rantai.

Ada dua macam rantai, yaitu rantai lasa dan rantai rol. Rantai lasan berbentuk

jalinan baja oval yang berurutann. Rantai rol terdiri atas plat yang dihubungkan

engsel oleh pena. Rantai untuk beban ringan terbuat dari dua keeping plat, sedang

untuk beban berat dapat menggunakan sampai 12 keping plat.

3.4.3.1 Tali

Penggunaan lift ini alat yang digunakan untuk menarik sangkar adalah tali .

* klasifikasi tali ada 2 macam yaitu sebagai berikut:

A. Tali baja

Tali baja dibuat dari menjalin sejumlah kawat halus dengan garis tengah

0,4 - 2 mm sampai menjadi jalin.

Beberapa keunggulan tali baja dibanding rantai.

a. Tahan beban kejut

b.Bila akan putus, tali bagian terluar akan memberi tanda terlebih dahulu.

c. Elastis.

d. Saat beroperasi tidak telalu berisik.

e. Bisa dipakai pada kecepatan tinggi.


Kekurangan tali baja dibanding rantai

a. Mudah terkorosi

b. Sukar ditekuk

c. Dapat memuai

d. Cenderung untuk berputar

Kawat baja mempunyai kekakuan a b = 130 kg / mm2 sampai 200 kg / mm2

sedang tegangan pada tali yang dibebani pada bagian yang melengkung karena

tarikan dan lenturan digunakan :

σB
σ∑=
K

Dimana

σ B = kekuatan kawat baja ( kg / mm2 )

K = factor kamanan tali.

B. Tali Rami

Tali rami hanya cocok digunakan untuk mesin pengangkat yang digerakan

tangan. Karena sifat mekanisnya yang lemah. Berdasarkan mode pembuatan dan

jumlah untaian tali dikelompokkan menjadi dua yaitu polos dan tali kabel.

3.4.3.2 Puli

Puli merupakan suatu piringan berbentuk radial yang diatas permukaannya

memiliki alur sehingga dapat digunakan untuk tempat tali atau rantai yang

menghubungkan antara sangkar dan beban penyeimbang. Puli ada 2 macam,

yaitu:
A. Puli Tetap

Puli tetap terdiri dari sebuah cakra dan seutas tali yang dilingkarkan pada

alur yang salah satu ujungnya digantungi dengan beban Q dan. ujung yang

lainnya ditahan atau di tank kebawah dengan gaya sebesar Zo, sehingga

beban Q tertarik keatas.

Puli tetap ini dihubungkan langsung dengan rangka atau suatu bagian yang

tetap, atau puli dengan as yang tetap.

B. Puli bebas

Puli bebas yaitu puli yang mempunyai cakra dan poros yang bebas.

Dimana puli bebas ini tidak menempel pada suatu rangka, dan hanya ditopang

oleh tali sehingga unit dari puli ini bisa bergerak naik turun, selain itu juga puli

bebas ini mempunyai gandar yang langsung menerima beban. Dimensi utama puli

Diamaeter puli.

D = V.60

r.N

Dimana

D = diameter puli ( cm )

N = putaran pull ( rpm )

V = kecepatan sudut ( rpm )

Lebar pull B = 1,25.b


B = lebar puli ( mm ) b =diameter tali (mm)

3.4.3.3 Poros

Peranan utama dalam transmisi tenaga pada roda gigi adalah poros. Jadi poros

merupakan salah satu bagian yang terpenting dari setiap mesin dan hampir semua

permesinan meneruskan dayanya dengan putaran. Sebelum perencanaan poros

dimulai, hal-hal yang harus kekuatan poros

Kelelahan, tumbukan atau pengaruh konsentrasi tegangan hares diperhatikan.

Karena itu rancangan poros harus direncanakan secara teliti sehingga poros akan

cukup kuat ketika digunakan untuk menahan beban.

A. Kekakuan poros

Walaupun suatu poros mempunyai kekuatan yang cukup tetapi jika lenturan

atau defleksi puntirnya terlalu besar akan mengakibatkan ketidak telitian atau

getaran dan suara. Karena itu kekakuannya juga harus diperhatikan.

B. Putaran kritis

Putaran kritis terjadi bila putaran suatu mesin dinaikkan dan pada harga putaran

tertentu terjadi getaran yang luar biasa besarnya. Untuk menghindarinya poros

harus direncanakan sedemikian rupa hingga putaran kerjanya lebih rendah dari

putaran kritisnya.

C. Bahan poros
Baja karbon konstruksi mesin (disebut bahan S-C) biasa digunakan poros untuk

mesin umum. Bahan ini kelurusannya agak kurang tetap dan dapat mengalami

deformasi, tetapi penarikan dingin membuat permulaan poros menjadi keras

dan kekuatannya bertambah. Poros untuk meneruskan putaran yang tinggi dan

beban berat umumnya dibuat dari baja paduan dengan pengerasan kulit yang

sangat tahan terhadap keausan.

D. Klasifakasi Poros

Klasifikasi poros menurut pembebanannya:

a). Poros transmisi

Daya ditransmisikan pads poros ini melalui kopling, roda gigi, puli sabuk atau

sprocket rantai dll.

b). Spindle

Spindel adalah poros transmisi yang relative pendek, seperti poros utama mesin

perkakas, dimana beban utamanya berupa puntiran.

c). Gandar

Menurut bentuknya poros dapat digolongkan atas:

a). Poros lurus umum.

b). Poros engkol.

c). Poros luwes.

RUMUS

Daya rencana Pd =fd. P


3.5. RANGKA UTAMA LIFT PENUMPANG

Konstruksi atau rangka utama terdiri dan beberapa bagian. Rangka utama

merupakan ruang luncur atau lorong tempat naik-turunnya lift. Rangka ini

sebenarnya adalah bentuk pada bangunan atau gedung yang akan dipasang lift.

Tahap pembuatan rangka utama sendiri dibagi menjadi beberapa bagian yaitu :

a. Pembuatan sangkar

b. Pembuatan lorong lift

c. Pembuatan rangka utama/secara keseluruhan

Pembuatan rangka utama ini menggunakan bahan plat aluminum 3%inch

dan aluminum L. Untuk menggabungkan atau penyambungan antar plat digunakan

mur baut. Alasan digunakan mur taut adalah agar lebih mudah jika sewaktu-

waktu rangka harus dibongkar kembali karena beberapa alasan. Rangka model

lift ini disusun untuk tiga lantai.

3.5.1. Pembuatan Sangkar

Sangkar merupakan bagian dari lift yang digunakan sebagai tempat untuk

meletakkan penumpang. Sangkar ini dibuat pertama kali untuk lebih memudahkan

pembuatan lorong lift dan ini berarti dimensi lorong lift menyesuaikan ukuran sangkar.

Sangkar terbuat dari plat aluminum lembaran dengan tebal 0,2 mm. kemudian

untuk rangkanya digunakan aluminum L berprofil siku yang kemudian saling dikaitkan

satu dengan yang lainnya sehingga membentuk rangka dengan bentuk kubus. Dalam

mengkaitkan ini dengan menggunakan sambungan baut. Ukuran sangkar adalah p x 1 x t

= 110 mm x 100 mm x 120mm.

Pada sisi kanan dan kiri sangkar terdapat masing-masing 2 buah matex yang
berfungsi sebagai roda penyearah. Dipasang pada proil aluminum U yang dilekatkan

di samping kiri dan kanan sangkar. Roda penyearah ini dimasukkan pada rel

penuntun yang telah terpasang pada rangka utama. Hal ini dimaksudkan agar sangkar

tidak mudah bergoyang dan bergerak naik-turun dengan arah lurus.

3.5.2. Pembuatan Lorong

Lorong lift sebagai tempat luncur lift dibuat dengan ukuran hampir sama besar

dengan dimensi sangkar ditambah dengan roda penuntun (matex). Dibuat daii

aluminum L yang dibagi menjadi 4 bagian/bilah dengan ukuran panjang masing-

masing bilah 900 mm yang berfungsi sebagai pilar lorong. Kemudian dipotong lagi

aluminum sepanjang 205 mm empat bilah dan 165 mm juga empat bilah.

Lorong dibuat memanjang ke atas karena gerakan lift adalah gerakan

vertikal/naik-turun.

Setelah lorong dibuat, kemudian dipasang rel penuntun. Bahan rel penuntun

adalah aluminum U yang dipotong sepanjang 605 mm sejumlah empat bilah.

Dua bilah untuk rel penuntun pada sisi kanan clan kiri sangkar serta dua untuk

rel penuntun counterweight/beban penyeimbang.


Gambar 3.13 kerangka lorong

a. Rel penuntun sangkar

b. Rel penuntun penyeimbang

3.5.3 Mekanisme Gerak Naik Turun Lift Penumpang

Dalam mekanisne gerak naik turun lift kita memiliki seperangkat alat yang

harus digunakan pada lift sebagai berikut:

3.5.4. Motor penggerak utama.

Motor penggerak utama yang digunakan adalah jenis motor DC dengan tegangan

12 volt DC dan memiliki putaran 2800 rpm.motor penggerak ini yang kita gunakan
adalah dinamo stater pada sepeda motor atau menggunakan dinamo stepdown.

2. Roda gigi.

Roda gigi ini berada dalam sebuah gear box, fungsi roda gigi ini adalah untuk

mereduksi putarn motor penggerak sehingga menjadikan kemampuan untuk

menggangkat lebih tinggi, dengan menjadikan putaran keluar lebih lambat maka kita

perlu mengatur pulleynya.dalam sistem penggerak pada lift ini, kita menggunakan tiga

(3) gigi dengan jumlah gigi besar sebanyak 45 (1buah) gigi dan gigi kecil sebanyak 11

gigi (2buah).masing-masing gigi ini adalah:

Gigi besar berfungsi sebagai pengunci yang mempunyai arah berbeda agar

sangkar pada posisi di lantai 2 dan lantai 3tidak turun pada waktu lift berhenti.

3.6 Pemilihan limit switch

Pemilihan limit switch adalah sebuh saklar yang bekerja bedasarkan tekanan

sehingga kontak ON menjadi kontak dan kontak NC lepas

3.7 Pemasangan kabel kanal

Kanal kabel berguna untuk meleakkan kabel supaya rapi. Kanal kabel ini

mempunyai bentuk leter U dengan kedalaman 22,5 mm kanal kabel ini terbuat

aluminum dengan panjang disesuaikan dengan kegunaan kabel.


3.8 Pemilihan accesoris.

Accessoria ini adalah bagian dari control lift yang berguna untuk melengkapi

dari system control. Accessoris ini miliputi tombol dan lampu.

Tombol yang digunakan untuk memberi perintah kerja pada system control lift

tiga lantai ini. Tombol secara garis besar terbagi menjadi dua fungsi kerja yaitu

1. Tombol untuk memberikan kerja naik - turun sangkar dalam pengertian sangkar itu

akan menuja kemana.

2. Tombol akan memberikan perintah kerja buka - tutup dimana pintu itu akan

bekerja buka / tutup.

3.2.1. KLASIFIKASI BUKA TUTUP PINTU SANGKAR

Buka tutup pintu sangkar pada pesenger lift 3 lantai mempunyai prisip

kerja yang sama dengan prinsip kerja naik turunya sangkar karena kerja buka

tutup pintu sangkar pada pesenger lift ini adalah menggunakan control relai yang

pada dasarnya sama prinsip kerjanya,adalah sebagai berikut :

1.Pada setiap latai terdapat 1 limit switc untuk sistem buka tutup pintu

sangkar,dan limit switc ini kerjanya untuk menarik lembaran pintu sangkar atao

membuka pintu dan untuk mendorong lembaran pintu sangkar atao menutup

pintu. Untuk switc yang ke1 ini berfungsi kerja apabila ada tekanan dan tekana

tersebut terjadi karena adanya himpitan dari dinding sangkar jadi dengan secara
otomatis pada waktu sangkar berhenti pintu sangkar akan langsung tertarik atao

pintu sangkar akan membuka.

Lain dengan switc saat terlepas dari tekanan maka switc akan bekerja dan

apabila dia terlepas dari tekanan saat sangkar bergerak naik ataopun turun maka

secara ototmatis switc akan bekerja mendorong lembaran pintu sangkar maka

terjadilah pintu sangkar akan menutup bersamaan dengan bergeraknya sangkar.

2.Pada setiap lantai terdapat 2 rangkaian gigi bolak balik ,untuk kerja gigi bolak

balik ini tergantung pada switc ke1 ,apabila switc ke1 tertekan maka bekerjalah

motor pada gigi bolak balik akan bekerja menerik lembaran pintu sangkar dan

begitu juga sebaliknya apabila siwtc ke1 terlepas dari tekanan yang bekerja maka

motor akan bekerja mendorong lembaran pintu sangkar.

GB.3.9.Gamabar rangkaian lembaran pintu sangkar

Anda mungkin juga menyukai