SKRIPSI
Oleh :
JURUSAN KEBIADANAN
TAHUN 2019
BAB I
PENDAHULUAN
Ibu hamil berhak menghirup udara bebas tanpa paparan asap rokok, serta
anak-anak mempunyai hak untuk tumbuh dan berkembang dilingkungan yang
sehat bebas asap rokok. Tujuan dari penelitian ini adalah ibu hamil mampu
mengetahui dampak yang diakibatkan dari asap rokok, menyadari pengaruh
asap rokok terhadap janin dan sedapat mungkin menghindarinya. Harapannya
keluarga maupun masyarakat mampu peduli akan lingkugannya, terhadap
bahaya asap rokok yang dihasilkan. Bila merokok sedapat mungkin menjauh
dari orang lain, utamnya menghindari ibu hamil, serta bayi. Bila dirumah,
merokok diluar rumah sedapatnya 7,5 meter dari rumah, karena bila berada
diruangan asap rokok akan tetap tinggal 4-6 jam setelah merokok. Bila
ditempat umum merokok pada fasilitas-fasilitas yang telah disediakan atau
yang bertuliskan “smoking area”. Pemerintah mampu memberikan kebijakan
mengenai kawasan tanpa rokok, sehingga ibu hamil tidak perlu merasa
khawatir ketika berada ditempat kerja, tempat umum, kendaraan umum,
maupun tempat-tempat lain akan asap rokok (Media Informasi Daerah, 2007).
Epidemi tembakau merupakan salah satu ancaman terbesar didunia di
bidang kesehatan masyarakat, karena menyebabkan kematian sekitar 6 juta
orang per tahun. Kematian pada perokok terjadi 5 juta lebih kasus dan
600.000 lebih untuk non perokok yang hanya terpapar asap rokok. Perokok
pasif adalah yang menjadi korban asap rokok ketika seseorang merokok yang
berada di restoran, kantor, atau ruangan tertutup lainnya. Di dalam asap
tembakau terdapat lebih dari 4.000 bahan kimia. Hal tersebut sering
menyebabkan kematian mendadak pada bayi dan untuk wanita hamil
menyebabkan bayi dengan berat badan lahir rendah. Hampir setengah dari
seluruh anak didunia secara teratur menghirup udara yang tercemar asap
tembakau di tempat umum, termasuk Indonesia. Asap rokok menyebabkan
lebih dari 600.000 kematian dini atau premature per tahun. Tahun 2014, 28%
kematian anak disebabkan perokok pasif (indrarto, W, 2016).
Asap rokok yang terhirup oleh perokok pasif lima kali lebih banyak
mengandung karbonmonoksida (Windriya, 2013; Wardoyo, 1996). Salah satu
dampak akibat rokok pada kehamilan yaitu ketuban pecah dini (Pantikaawati
dan Saryono, 2010).
Asap rokok menyebaban terganggunya penyampaian oksigen ke janin
sehingga pertukaran gas menjadi abnormal (Laksmi et al, 2008). Hal ini dapat
menyebabkan terjadinya perubahan biokimia yaitu berkurangnya komponen
kolagen seperti asam askorbit dan tembaga sehingga terjadi abnormalitas
pertumbuhan struktur kolagen selaput ketuban. Sehingga menyebabkan
kekuatan selaput ketuban inferior rapuh sehingga terjadi ketuban pecah dini
(Prawirahardjo, 2014).