Perencanaan Beban
Perencanaan Beban
Suatu instalasi industri TM/TM/TR pada MDP (Main Distribution Panel) terbagi
menjadi 4 kelompok, yaitu :
DEFINISI
A. PERHITUNGAN TRAFO
Untuk memilih trafo yang akan digunakan dalam instalasi TM/TM/TR
maka harus memperhatikan ketentuan-ketentuan diantaranya:
S = 2150 kVA
2. Kebutuhan Beban Maksimum
= FK x Daya Total
=1612 kVA
= 1612 x 120 %
= 1935kVA
4. Karena daya yang tersambung diatas 200 kVA, maka trafo tidak memakai GTT
(Gardu Trafo Tiang), melainkan Gardu Distribusi. Penyediaan trafo ditanggung
pelanggan dan rugi-rugi (kVARh) pada jaringan di tanggung pula oleh
pelanggan. Dari kebutuhan daya terpasang sebesar 1935 kVA, sesuai TDL dan
perpres No. 8 Tahun 2011 industri ini tergolong tarif I-3/TM.
5. Pelanggan TM/TM/TR dengan golongan tarif I-3, menggunakan alat ukur
dengan KWH meter kode sambungan 412 dan kVARH meter kode sambungan
402 yaitu:
412 = 4 kawat, double tariff dan register sekunder, register sekunder
menggunakan CT dan PT.
402 = 4 kawat, single tariff dan register sekunder, register sekunder
menggunakan CT dan PT.
6. Keandalan system yang dikehendaki
- pada industriini direncanakan dengan menggunakan 2 sumber yaitu PLN
dan satu buah genset yang akan menghidupkan 2 kelompok beban jika
sumber listrik dari PLN mati. Karena 2 kelompok tersebut tidak boleh
berhenti saat pekerjaan berlangsung.
- Menggunakan system yang mudah dalam perawatan dan pengoperasian
mesin
- Jika pada sisi bawah ada gangguan, pengaman terdekat akan
mengamankannya. Hal itu dilakukan agar tidak mengganggu system kerja
yang lain.
B. PEMILIHAN TRAFO
Dalam pemilihan trafo ada hal-hal terpenting yang perlu diperhatikan antara
lain adalah faktor keandalan, kualitas produk trafo, faktor ekonomis (harga &
tempat trafo tersebut diproduksi) dan rugi – rugi pada trafo. Oleh karena itu paling
tidak dibutuhkan dua data trafo untuk dibandingkan.
Siemens
No. Pembanding Traffindo
Transformer
1. Daya (kVA) 2000 2000
2. HV/LV (V) 20000 / 400 20000 / 400
3. No Load Losses (W) 3600 2050
4. Load Losses (W) 21000 26000
5. Total Losses (W) 246000 28050
6. Impedansi % 7 6
7. Dimensi
Lebar (mm) 1215 1270
Tinggi (mm) 1985 2230
Panjang (mm) 2050 1855
Berat (kg) 4900 4350
8. Noise Level (dB) 61 68
9. Bushing x
NB: keterangan lebih lengkap ada pada lampiran
Dari hasil perbandingan trafo di atas maka trafo yang dipilih merk traffindo dengan
keunggulan secara mekanik maupun elektrik. Dan yang paling penting adalah pada trafo
traffindo terdapat keterangan bushing, ukuran bushing tersebut menentukan ukuran dan
jumlah kabel yang dapat disambungkan dengan trafo.
C. PEMILIHAN GENSET
Frekuensi : 50 Hz
PENGAMAN GENSET
Untuk pengaman genset disesuaikan dengan rating arus dari genset itu
sendiri sebesar 1587 A. Maka pengaman yang dipilih adalah type sebagai berikut
Pengaman yang digunakan adalah ACB type NW16( H1 ) dengan rated 800
sampai1600 A dan Ihs = 65 kA.
1. Arus Nominal Primer
Faktor penempatan : 1 ( pemasangan menggunakan kabel tray )
Faktor suhu : 1 ( Menggunakan AC, suhu dipertahankan 28°C )
𝑑𝑎𝑦𝑎 𝑛𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑙 𝑡𝑟𝑎𝑓𝑜
𝐼𝑛 =
√3 × 𝑡𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑝𝑟𝑖𝑚𝑒𝑟
2000 × 103
=
√3 × 20000
= 57,7 𝐴
𝐾𝐻𝐴 = 125% 𝑥 57,7 𝐴 = 72 𝐴
2000 × 103
=
√3 × 400
= 2887 𝐴
= 3608 A
500 × 103
𝐼𝑛 =
√3 × 400
= 722 𝐴
= 903 𝐴
Untuk penghantar menggunakan kabel NYY 2 x (1 x 185 mm2) per phasa dan
kabel netral 1 x (1 x 185 mm2) dengan KHA 490 A di udara, dengan suhu
keliling 30˚C dan tegangan pengenal 1,2 kV. Busbar yang digunakan adalah
tembaga telanjang 1 x (50 x 10) mm2 dengan pembebanan kotinue = 1050 A.
Kelompok 4
400 × 103
𝐼𝑛 =
√3 × 400
= 577 𝐴
𝐾𝐻𝐴 = 125% × 577 𝐴
= 721 𝐴
2. Dengan perhitungan melalui rumus yang sudah ditetapkan. Untuk Jawa Timur
besarnya P = 500∠81,37 MVA
A. Sisi Atas TM 20 kV
𝑉 2 4002
𝑍1 = = = 320 𝑠𝑖𝑛𝜃 = 0,98
𝑃 500
𝐿 2
𝑅4 = 𝜌 = 22,5 = 0,045 𝑚Ω 𝑋4 = 0,15 × 𝐿 = 0,15 × 2 = 0,3 𝑚Ω
𝐴 10 × 100
Kelompok I
𝐿 1
𝑅𝐺1 = 𝜌 = 22,5 = 0,037 𝑚Ω 𝑋𝐺1 = 0,15 × 𝐿 = 0,15 × 1 = 0,15 𝑚Ω
𝐴 60 × 10
Kelompok 2
𝐿 1
𝑅𝐺2 = 𝜌 = 22,5 = 0,09 𝑚Ω 𝑋𝐺2 = 0,15 × 𝐿 = 0,15 × 1 = 0,15 𝑚Ω
𝐴 50 × 5
Kelompok 3
𝐿 1
𝑅𝐺3 = 𝜌 = 22,5 = 0,045 𝑚Ω 𝑋𝐺3 = 0,15 × 𝐿 = 0,15 × 1 = 0,15 𝑚Ω
𝐴 50 × 10
Kelompok 4
𝐿 1
𝑅𝐺4 = 𝜌 = 22,5 = 0,045 𝑚Ω 𝑋𝐺4 = 0,15 × 𝐿 = 0,15 × 1 = 0,15 𝑚Ω
𝐴 50 × 10
Arus Hubung Singkat Pengaman Utama
Resistansi dan reaktansi total untuk menentukan Isc pada trafo dapat dihitung:
𝑅𝑡1 = 𝑅1 + 𝑅2 + 𝑅3 + 𝑅4 = 0,256 + 0,98 + 0,18 + 0,045 = 1,461 𝑚Ω
Arus hubung singkat pada pengaman utama dapat dihitung dengan rumus :
𝑽𝟎 𝑽𝟎 𝟒𝟎𝟎
𝑰𝑯𝑺 = = =
√𝟑 × 𝒁
√𝟑 × √𝑹𝟐𝒕𝟏 + 𝑿𝟐𝒕𝟏 √𝟑 × √𝟏, 𝟒𝟔𝟏𝟐 + 𝟓, 𝟑𝟑𝟑𝟐
= 𝟒𝟏, 𝟕𝟕𝒌𝑨
In = 3608 A
a. Kelompok 1
𝑅𝑡2 = 𝑅𝑡1 + 𝑅𝐺1 = 1,461 + 0,037 = 1,298 𝑚Ω
𝑽𝟎 𝑽𝟎 𝟒𝟎𝟎
𝑰𝑯𝑺 = = =
√𝟑 × 𝒁
√𝟑 × √𝑹𝟐𝒕𝟐 + 𝑿𝟐𝒕𝟐 √𝟑 × √𝟏, 𝟐𝟗𝟖𝟐 + 𝟓, 𝟒𝟖𝟑𝟐
= 𝟒𝟎, 𝟗𝟗𝒌𝑨
In = 1083 A
𝑽𝟎 𝑽𝟎 𝟒𝟎𝟎
𝑰𝑯𝑺 = = =
√𝟑 × 𝒁
√𝟑 × √𝑹𝟐𝒕 + 𝑿𝟐𝒕 √𝟑 × √𝟏, 𝟒𝟕𝟐 + 𝟓, 𝟑𝟒𝟖𝟐
= 𝟒𝟏, 𝟔𝟑 𝒌𝑨
In = 722 A
c. Kelompok 3
𝑽𝟎 𝑽𝟎 𝟒𝟎𝟎
𝑰𝑯𝑺 = = =
√𝟑 × 𝒁
√𝟑 × √𝑹𝟐𝒕 + 𝑿𝟐𝒕 √𝟑 × √𝟏, 𝟒𝟕𝟐 + 𝟓, 𝟑𝟒𝟖𝟐
= 𝟒𝟏, 𝟔𝟑 𝒌𝑨
In = 722 A
𝑽𝟎 𝑽𝟎 𝟒𝟎𝟎
𝑰𝑯𝑺 = = =
√𝟑 × 𝒁
√𝟑 × √𝑹𝟐𝒕 + 𝑿𝟐𝒕 √𝟑 × √𝟏, 𝟓𝟎𝟔𝟐 + 𝟓, 𝟑𝟒𝟖𝟐
= 𝟒𝟐, 𝟑𝟔 𝒌𝑨
In = 577 A
Arrester dipakai sebagai alat proteksi utama dari tegangan lebih. Oleh
karena pemilihan arrester harus sesuai dengan peralatan yang dilindunginya. Karena
kepekaan arrester terhadap tegangan, maka pemakainya harus disesuikan dengan
tegangan sistem.
Pada pemilihan arrester ini dimisalkan tegangan impuls petir yang datang
berkekuatan 400 KV dalam waktu 0,1μs, jarak titik penyambaran dengan transformator
5 Km.
Tegangan sistem tertinggi umumnya diambil harga 110% dari harga tegangan
nominal sistem. Pada arrester yang dipakai PLN adalah :
Vmaks = 110% x 20 KV
Koefisien Pentanahan
Didefinisikan sebagai perbandingan antara tegangan rms fasa sehat ke tanah
dalam keadaan gangguan pada tempat dimana penagkal petir, dengan tegangan rms
fasa ke fasa tertinggi dari sistem dalam keadaan tidak ada gangguan Untuk
menetukan tegangan puncak (Vrms) antar fasa dengan ground digunakan persamaan:
Vm
Vrms=
2
22
=
2
= 15,5 KV
Vrms 2
Vm(L - G) =
3
15,5 2
=
3
= 12,6 KV
12,6 KV
Koefisien pentanahan =
15,5KV
= 0,82
Keterangan :
e
E =
K .e.x
400KV
E =
0,0006 5Km
= 133,3 KV
Keterangan :
Harga puncak surja petir yang masuk ke pembangkit datang dari saluran
yang dibatasi oleh BIL saluran. Dengan mengingat variasi teganagn flasover dan
probabilitas tembus isolator, maka 20% untuk faktor keamanannya, sehingga harga e
adalah :
Keterangan :
tegangankejutimpuls100%
R =
aruspemuat
105KV
=
2,5KA
= 42
2 400 KV 133,3KV
I =
0 42
= 15,8 KA
Keterangan :
x = jarak perambatan
V =IxR
ea = Eo + (I x R) (25)
Keterangan :
e = 1,2 x 150 KV
e = 180 KV
= 125.28 %
Keterangan :
2 A x
Ep = ea +
v
2 4000 KV / s x
125 = 133,3 KV+
300m / s
8,3 = 26,6x
x = 0,31 m
Tegangan masih
di bawah rating
transformator
120 KV < 150 KV <125 KV Aman maupun arrester
Tegangan masih
memenuhi
125 KV <150 KV =125 KV Aman
batasan
keduanya
Tegangan lebih
diterima arrester
130 KV <150 KV >125 KV Aman
dan dialirkan ke
tanah
Masih memenuhi
batas tegangan
tertinggi yang
150 KV =150 KV >125 KV Aman bisa diterima
arrester.
Melting time adalah interval waktu antara permulaan arus gangguan dan
pembusuran awal. Interval selama dalam masa pembusuran berakhir adalah arching
time. Sedangkan clearing time adalah melting time ditambah dengan arching time.
Setelah melihat data- data diatas maka perhitungan pemilihan fuse cut-
out adalah sebagai berikut :
Arus
Dayatrafo
I co 2,5
3 20kV
2000kVA
I co 2,5
3 20kV
= 144,3 A
Rating arus kontinyu dari fuse besarnya dianggap sama atau lebih besar
dari beban kontinyu maksimal yang diinginkan / ditanggung. Oleh karena itu dipilih
HUBBELL CO dengan arus sebesar 200 A, yang mempunyai spesifikasi umum
sebagai berikut:
o Type : CP710342
o Voltage Nominal : 27 Kv
o Current continuous : 200 A
o Interupting RMS Asym : 10 kA
NB: Keterangan lebih lengkap dapat dilihat pada katalog
SANGKAR FARADAY
Medan listrik berpengaruh dan berbahaya bagi pekerja yang bekerja pada atau
dekat sekali dengan bagian dari jaringan yang bertegangan. Pekerja dapat
mempergunakan perlindungan untuk hal tersebut seperti sangkar faraday dimana kuat
medan listrik didalam pelindung konduktor ini merupakan fungsi dari derajat
perlindungannya
Sangkar pelindung terbuat dari bahan konduktor dan beberapa tahun yang lalu
Faraday telah menunjukkan bahwa kuat medan listrik didalam sangkar adalah nol (0)
bila sangkar berbentuk kotak penuh. Namun jika sangkar tersebut berbentuk kotak
penuh sehingga pekerja didalamnya bebs terhadap medan listrik, maka hal ini tidak
dapat dipakai untuk bekerja. Perlindungan terhadap medan ini hanya dilakukan oleh
sangjar yang hanyaberbentuk setengah kotak atau sangkar yang tidak berbentuk kotak
penuh, tergantung pada derajat perlindungan yang kita inginkan
Dalam perhitungan ini yang perlu diperhatikan adalah system pengaman dari sisi
TR maupun TM pada trafo. Sesuai dengan catalog yang ada jarak aman sisi tegangan
tinggi adalah = 750 mm. Dengan perkiraan panjang tangan manusia sekitar kurang lebih
600 mm. Sehingga dapat terhitung sangkar faraday sesuai dengan dimensi trafo yang
digunakan.
: 4550 mm
Lebar : (jarak aman trafo+panjang tangan manusia) x 2 + lebar trafo
: 3715 mm
: 1000 mm + 2985 mm
: 3000 mm
PEMILIHAN KOMPONEN KUBIKEL
Kubikel terdiri dari dua unit. Pertama adalah milik PLN (yang bersegel) dan
kubikel milik pelanggan (hak pelanggan sepenuhnya). Setiap kubikel terdiri dari
incoming, metering dan outgoing. Pada perencanaan ini, kubikel pelanggan dan PLN
disamakan spesifikasinya, karena selain PLN, pelanggan juga perlu memonitoring
metering milik pelanggan itu sendiri. Spesifikasi kubikel ialah:
1. Incoming : IMC
2. Metering : CM2
3. Outgoing : DM1-A
Dari schneider / Merlin Gerin
1. INCOMING (IMC)
Terdiri atas LBS (load break switch), coupling kapasitor dan CT
- LBS
Ialah pemutus dan penyambung tegangan dalam keadaan berbeban,
komponen berbeban terdiri atas beberapa fungsi yaitu:
1. Earth Switch
2. Disconnect Switch
3. Load Break Switch
Untuk meng-energized, proses harus berurutan (1-2-3) dan memutus
beban harus dengan urutan kebalikan (3-2-1).
- Coupling Capasitor
Dalam penandaan kubikel membutuhkan lampu tanda dengan tegangan
kerja 400 kV. Karena pada kubikel mempunyai tegangan kerja 20 kV, maka
tegangan tersebut harus diturunkan hingga 400 V menggunakan coupling
capasitor dengan 5 cincin yang menghasilkan output tegangan
= 20 kV/5
= 400 V
1. Transformer ARJP2/N2F
2. Single Primary Winding
3. Double Secondary Winding Untuk Pengukuran dan Pengaman
4. Arus rating : 400 A / 5
5. Burden : 7,5 VA
6. Class : 0,5
NB: Keterangan lebih lengkap bisa dilihat katalog kubikel
2. METERING (CM2)
Terdiri atas LBS type CS, busbar 3 phasa, LV circuit isolation switch,
LV fuse, 3 fuse type UTE atau DIN 6.3 A, heater 150 W (karena daerah dengan
tingkat kelembaban tinggi).
1. Earth switch
2. Disconnect switch
- Auxiliary kontak untuk CM2 yaitu 10 + 2c
- Voltage transformator
- Fuse
Fuse yang digunakan pada kubikel metering tergantung dari tegangan
kerja dan transformator yang digunakan. Setelah melihat tabel seleksi fuse
(katalog kubikel),
Pemilihan Fuse
Fuse = 400% x In
= 4 x 288,67
= 1154,7 A
- Heater 150 W
Heater digunakan sebagai pemanas dalam kubikel. Sumber listrik heater
ini berdiri sendiri 220 V-AC. Difungsikan untuk menghindari flash over akibat
embun yang ditimbulkan oleh kelembaban di sekitar kubikel.
3. OUTGOING (DM1-A)
Terdiri atas:
Jika DS dioperasikan pada saat keadaan berbeban maka akan terjadi flash
over atau percikan-percikan api yang dapat merusak alat itu sendiri.
KVA(trafo)
I 1,15
3 20kV
10000kV
I 1,15
3 20kV
= 331,98 A
KVA(trafo)
I 1,15
3 20kV
10000kVA
I 1,15
3 20kV
= 331,98 A
Tabung Udara
Tiga kontak putar ditempatkan dalam satu enclosure dengan tekanan gas
relative 0,4 bar
Operasi Keamanan
Saklar memiliki tiga posisi, yaitu:
- Tertutup
- Terbuka
- Ditanahkan
Dengan system operasi interlock, mencegah terjadinya kesalahan
pengoperasian.
A. Perhitungan AC Ruang Kubikel
Untuk menjaga suhu ruang kubikel kita tidak menggunakan ventilasi,
namun menggunakan AC. Hal ini dimaksukan agar suhu ruang tetap stabil walupun
keadaan cuaca di luar ruangan berubah – ubah. Berikut perhitungan daya AC pada
ruang kubikel :
Kebutuhan BTU = 500 BTU/h tiap m3
Rumus : ( P x L x T ) BTU/h
½ PK ( 368 W ) setara dengan 5000 BTU/h
Panjang ruangan = 8 m
Lebar ruangan = 8 m
Tinggi ruangan = 4 m
Harmonisa 30%
Power factor 0.76
Power factor yang diinginkan 0.9
Daya aktif 1615 W
Perhitungan menggunakan metode 1 ( tabel cos phi ). Melihat tabel cos phi
menunjukkan factor pengali sebesar 0,371. Maka daya reaktif yang diperlukan :
Melihat kebutuhan daya reaktif sebesar 599 kVAr, nilai perubahan power factor
( fluktuasi ) yang tinggi dan harmonisa yang tinggi maka dipilih kapasitor bank produk
ABB series CLMR dengan spesifikasi umum sebagai berikut :
kVAr : 500
steps : 4
Tinggi : 2286
Lebar : 1270
Tebal : 508
Reactor : include
PEMILIHAN SKUN, MUR & BAUT
Pemilihan skun kabel outgoing trafo harus disesuaikan dengan besarnya kabel,
sedangkan pemilihan mur baut disesuaikan dengan lubang bushing trafo, lubang skun
kabel, dan tebal bushing ditambah tebal ujung skun kabel. Maka dengan pertimbangan
factor – factor tesebut maka dipilih komponen sebagai berikut :
PEMILIHAN ATS
Untuk ATS rating arusnya disesuaikan dengan pengaman utama, sehingga dari
perhitungan pengaman utama, maka dipilih ATS 640-PC dengan rating sebesar 4000 A
produk OSUNG dengan spesifikasi sebagai berikut :
Lebih lengkapnya mengenai dimensi dan spesifikasi lain tentangATS osung bisa
dilihat pada katalog.
PENTANAHAN BODY TRAFO, SANGKAR FARADAY, BODY CUBICLE
Elektroda ditanam pada tanah ladang dengan tahanan jenis ( ρ ): 100 ohm/m
r = 7,94 mm
4L
R pentanahan = ln 1
2. .L a
100 4 x3
ln 1
2. .3 0,00794
l 3
k In In 5,9
r 0,00794
1 L 1 3 In.x In.1,33
x 1,33 m 0,048
L 3 k 5,9
1 2m 1 20,048
Factor pengali konfigurasi =0,548
2 2
Rpt x factor pengali konfigurasi
2L
100
x0,548 2,9 memenuhi persyaratan karena Rpt<5Ω
2x3
tunggal sistem double straight adalah sebesar 2,9 Ω. Sehingga memenuhi syarat
PUIL.
Agar bahaya sambaran petir tidak masuk ke dalam siatem maka arrester
Elektroda ditanam pada tanah ladang dengan tahanan jenis ( ρ ): 100 ohm/m
r = 7,94 mm
4L
R pentanahan = ln 1
2. .L a
100 4 x3
ln 1
2. .3 0,00794
l 3
k In In 5,9
r 0,00794
1 L 1 3 In.x In.1,33
x 1,33 m 0,048
L 3 k 5,9
1 2m 1 20,048
Factor pengali konfigurasi =0,548
2 2
Rpt x factor pengali konfigurasi
2L
100
x0,548 2,9 memenuhi persyaratan karena Rpt<5Ω
2x3
tunggal sistem double straight adalah sebesar 2,9 Ω. Sehingga memenuhi syarat
PUIL.
PANEL GENSET
Pada pentanahan titik netral trafo, panel MDP, body Genset, dan panel
Elektroda ditanam pada tanah ladang dengan tahanan jenis ( ρ ): 100 ohm/m
4L
R pentanahan = ln 1
2. .L a
100 4 x3
ln 1
2. .3 0,00794
l 3
k In In 5,9
r 0,00794
1 L 1 3 In.x In.1,33
x 1,33 m 0,048
L 3 k 5,9
1 2m 1 20,048
Factor pengali konfigurasi =0,548
2 2
Rpt x factor pengali konfigurasi
2L
100
x0,548 2,9 memenuhi persyaratan karena Rpt<5Ω
2x3
tunggal sistem double straight adalah sebesar 2,9 Ω. Sehingga memenuhi syarat
PUIL.