Anda di halaman 1dari 31

PETUNJUK KEGIATAN PRAKTIKUM

PENGANTAR MIKROBIOLOGI

Disusun Oleh:

Dr. Agus Sutanto, M. Si


Rasuane Noor, S.Si, M.Sc.
Suharno Zein, M,Sc.

LABORATORIUM PENDIDIKAN IPA TERPADU


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
2018/2019

1
KATA PENGANTAR

Buku/Diktat petunjuk praktikum Mikrobiologi ini disusun dengan maksud


dan tujuan membantu mahasiswa dalam melaksanakan praktikum mata kuliah
Pengantar Mikrobiologi. Keahlian dan keterampilan kerja di laboratorium sangat
membantu dalam memahami teori yang telah diperoleh di kuliah sehingga dapat
tercipta korelasi yang saling membangun antara teori dengan kenyataan.
Diktat praktikum ini disusun rinci dan sistematis, dilengkapi dengan gambar
sehingga memudahkan praktikan memahami dan mempersiapkan diri sebelum
melakukan kegiatan praktikum. Materi yang disajikan dalam diktat ini mencakup
teknik dasar yang lazim dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi pada umumnya.
Harapan kami, buku ini dapat bermanfaat bagi praktikan pengantar
mikrobiologi serta bagi mahasiswa yang memerlukannya. Segala kritik dan saran
yang bersifat membangun tentang isi buku ini sangat dihargai demi perbaikan
kualitas lebih lanjut.

Metro, Maret 2019


Tim Penyusun

2
TATA TERTIB PELAKSANAAN PRAKTIKUM
PENGANTAR MIKROBIOLOGI

Untuk kelancaran dan keberhasilan pelaksanaan praktikum Pengantar


Mikrobiologi, setiap praktikan diwajibkan mematuhi tata tertib sebagai berikut :
1. Sebelum mulai bekerja setiap orang diwajibkan untuk mempelajari terlebih
dahulu materi praktikum yang akan dilakukan. Buatlah skema yang baik,
seperti dalam bentuk jurnal, sehingga dapat bekerja dengan tepat, cepat, dan
teliti.
2. Letakkan tas dan benda-benda lain yang tidak diperlukan pada tempat yang
disediakan; janganlah sekali-sekali meletakkan di atas meja laboratorium.
3. Diwajibkan menggunakan jas laboratorium selama bekerja di laboratorium.
4. Setiap kelompok menempati tempat yang tetap.
5. Bersihkan meja laboratorium dengan desinfektan sebelum dan sesudah
kegiatan laboratorium.
6. Cucilah tangan anda baik-baik dengan air dan sabun sebelum dan sesudah
kegiatan laboratorium. Lakukan hal yang sama bila anda meninggalkan
laboratorium untuk pergi ke kamar kecil.
7. Dilarang merokok, makan, dan minum di laboratorium, dan selama praktikum
hindari bicara yang berlebihan.
8. Jauhkan tangan anda dari mulut, hidung, dan telinga selama anda bekerja di
laboratorium.
9. Perlakukan organisme yang anda tangani sebagai patogen (mampu)
menimbulkan penyakit), meskipun kebanyakan biakan yang disediakan di
laboratorium tidak berbahaya, tetapi diantaranya berbahaya.
10. Tidak diperkenankan membawa ke luar biakan mikroorganisme apapun dari
ruangan laboratorium.
11. Mikroorganisme yang anda tangani jangan sampai tercecer dan tercampur
dengan mikroorganisme lainnya.
12. Bila biakan yang sedang anda pindahkan tercecer di lantai, tuangkan
desifektan ke atasnya, seka dengan kertas serap atau lap kertas dan buang ke
tempat yang telah disediakan.

3
13. Bila memecahkan tabung berisi mikroorganisme, tuangkan desinfektan ke
atasnya, sapukan dan buang ke tempat yang telah disediakan.
14. Anda bekerja dekat/dengan api, hati-hati jangan sampai ada kertas, rambut
atau baju yang terbakar.
15. Kalau terjadi kesalahan atau kecelakaan segera lapor kepada pembimbing
praktikum.
16. Alat-alat yang sudah dipakai dicuci bersih dan dikembalikan dalam keadaan
kering.
17. Tidak diperkenankan membuang bahan padat ke dalam westafel.
18. Setelah selesai praktikum alat dan bahan yang tidak dipakai dikembalikan
kepada pembimbing praktikum dan meninggalkan meja laboratorium dalam
keadaan bersih.
19. Setiap kali selesai praktikum setiap orang, diwajibkan menyerahkan jurnal
praktikum sementara dan menyerahkan jurnal praktikum fix sebelum masuk
praktikum selanjutnya.
20. ABSENSI PRAKTIKUM WAJIB 100%.

4
SISTEMATIKA JURNAL SEMENTARA

I. JUDUL
II. TUJUAN
III. CARA KERJA/DIAGRAM ALUR KERJA (SKEMA)
IV. HASIL PERCOBAAN
V. JAWABAN PERTANYAAN
VI. KESIMPULAN

SISTEMATIKA JURNAL FIX

I. JUDUL
II. TUJUAN
III. LANDASAN TEORI (MIN 4 PUSTAKA)
IV. METODE
A. BAHAN
B. ALAT
C. CARA KERJA
V. HASIL
A. DATA KELOMPOK
B. DATA KELOMPOK LAIN
C. PEMBAHASAN
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
B. SARAN
VII. DAFTAR PUSTAKA

5
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii


TATA TERTIB PRAKTIKUM ........................................................................ iii
SISTEMATIKA PENULISAN JURNAL ......................................................... v
DAFTAR ISI ...................................................................................................... vi
Bab 1 :Pengenalan Alat Mikrobiologi dan Sterilisasi ....................................... 7
Bab 2 : Pembuatan Media ................................................................................. 9
Bab 3 : Isolasi Mikroba Tanah, Jamur dan Pengamatan
Morfologi Koloni .................................................................................. 14
Bab 4 : Menangkap bakteri Acetobacter xylinum.............................................. 16
Bab 5 : Pengujian Air Secara Mikrobiologi Menggunakan
Metode MPN ........................................................................................ 19
Bab 6 : Pembuatan Nata de Fruit ...................................................................... 21
Bab 7 : Pengecatan Gram ................................................................................. 22
Bab 8 : Pengamatan Kapsula Bakteri ................................................................ 25
Bab 9 : Pengamatan Morfologi Fungi ............................................................... 30
Daftar Pustaka

6
BAB I
PENGENALAN ALAT MIKROBIOLOGI DAN STERILISASI

A. KOMPETENSI
Mahasiswa dapat mengenal berbagai macam alat-alat di laboratorium
mikrobiologi dan mengerti cara-cara penggunaanya dan mengerti tehnik
dalam sterilisasi.

B. PENDAHULUAN
Dalam Praktikum atau kegiatan di laboratorium pertama harus
mengenal semua keadaan lingkungan dan prangkat laboratorium yang
meliputi keadaaan steril dan alat alat laboratorium. Steril adalah suatu
keadaan dimana suatu zat bebas dari mikroba hidup, baik
yang patogen (menimbulkan penyakit) maupun apatogen / non patogen (tidak
menimbulkan penyakit), baik dalam bentuk vegetatif (siap untuk berkembang
biak) maupun dalam bentukspora (dalam keadaan statis, tidak dapat
berkembang biak, tetapi melindungi diri dengan lapisan pelindung yang kuat).
Sterilisasi adalah suatu proses untuk membuat ruang / benda menjadi
steril atau uatu proses untuk membunuh semua jasad renik yang ada, sehingga
jika ditumbuhkan di dalam suatu medium tidak ada lagi jasad renik yang
dapat berkembang biak. Sterilisasi harus dapat membunuh jasad renik yang
paling tahan panas yaitu spora bakteri (Fardiaz, 1992).

C. ALAT, BAHAN DAN CARA KERJA

No. Nama Fungsi Cara Kerja


Alat

1. Autoclave Untuk mensterilkan 1. Sebelum melakukan sterilisasi cek


alat dan bahan. dahulu banyaknya air dalam
autoclave. Jika air kurang dari batas
yang ditentukan, maka dapat
ditambah air sampai batas tersebut.
Gunakan air hasil destilasi, untuk

7
menghindari terbentuknya kerak dan
karat.
2. Masukkan peralatan dan bahan. Jika
mensterilisasi botol bertutup ulir,
maka tutup harus dikendorkan.
3. Tutup autoclave dengan rapat lalu
kencangkan baut pengaman agar
tidak ada uap yang keluar dari bibir
autoclave. Klep pengaman jangan
dikencangkan terlebih dahulu.
4. Nyalakan autoclave,
diaturtimer dengan waktu minimal
15 menit pada suhu 121oC.
5. Tunggu sampai air mendidih
sehingga uapnya memenuhi
kompartemen autoclave dan terdesak
keluar dari klep pengaman.
Kemudian klep pengaman ditutup
(dikencangkan) dan tunggu sampai
selesai. Penghitungan waktu 15’
dimulai sejak tekanan mencapai 2
atm.
6. Jika alarm tanda selesai berbunyi,
maka tunggu tekanan dalam
kompartemen turun hingga sama
dengan tekanan udara di lingkungan
(jarum padapreisure
gauge menunjuk ke angka nol).
Kemudian klep-klep pengaman
dibuka dan keluarkan isi autoclave
dengan hati-hati.

2. Jarum Ose Untuk memindahkan Jarum Ose disentuhkan pada bagian


atau mengambil mikrobia kemudian menggosokkan pada
koloni suatu kaca preparat untuk diamati.
mikrobia ke media
yang akan digunakan
kembali.

3. Inkubator Tempat menyimpan 1. Hubungkan kabel power ke stop


hasil penanaman kontak.

8
mikroba. 2. Putar tombol power ke arah kiri
(lampu power hijau menyala).
3. Atur suhu dalam incubator dengan
menekan tombol set.
4. Sambil menekan tombol set,
putarlah tombol di sebeklah kanan
atas tombol set hingga mnencapai
suhu yang di inginkan.
5. Setelah suhu yang diinginkan selesai
diatur, lepaskan tombol set.
6. Inkubator akan menyesuaikan
setingan suhu secara otomatis setelah
beberapa menit.

4. Magnetik Untuk 1. Tombol logam untuk menghidupkan


Stirer menghomogenkan alat.
suatu larutan dengan 2. Ambil stirer ( batang magnet) dan
pengadukan. masukkan pada larutan (di tempatkan
dalam erlenmeyer/ beaker glass)
yang akan di homogenkan.
3. Letakkan tepat di bagian tengah
papan besi dengan hati-hati.
4. Ubah tombol di sebelah kanan untuk
mengatur kecepatan( lihat tanda
panah).
5. Ubah tombol di sebelah kiri untuk
mengatur suhu.
6. Waktu penggunaan di sesuaikan
dengan kebutuhan.
7. Setelah selesai, tombol kecepatan
dan suhu di-0 kan kemudian matikan
alat.
8. Ambil batang magnet dari larutan
yang telah homogen,cuci dan
letakkan kembali di atas papan besi.

5. Timbangan Menimbang bahan 1. Meletakkan bahan pada timbangan


Analitik yang akan digunakan tersebut.
dalam praktikum 2. Melihat angka yang tertera pada
dengan tingkat layar, dan angka itu merupakan berat
ketelitian yang dari bahan yang ditimbang.

9
tinggi.

6. Fortex Untuk mengaduk 1. Tabung reaksi diletakkan pada


senyawa kimia yang lubang tempat tabung.
ada dalam tabung 2. Menekan tombol power hingga
reaksi atau wadah. tempat meletakkan tabung bergerak.
Dengan adanya tegangan yang
diberikan, maka tabung reaksi yang
berisi larutan akan tercampur rata.

7. Erlenmeyer Untuk menampung 1. Menyiapkan Erlenmeyer yang sudah


larutan, bahan atau bersih.
cairan. 2. Isi dengan benda cair dengan jumlah
besar dan berskala.

8. Tabung Wadah untuk 1. Sterilisasikan alat yang akan


Reaksi mereaksikan dua digunakan untuk melakukan
atau lebih larutan/ percobaan.
bahan kimia. Wadah 2. Masukkan tabung reaksi yang telah
pengembangan disterilkan pada rak tabung reaksi.
mikroba, misalnya 3. Masukkan bahan yang akan
dalam pengujian dilarutkan pada tabung reaksi.
jumlah bakteri.

9. Cawan Sebagai wadah 1. Meletakan medium di dalam cawan


Petri penyimpanan dan petri.
pembuatan kultur 2. Menutup Cawan petri dengan
media. penutup cawan.

10. Alumunium Sebagai penutup 1. Ambil aluminium foil secukupnya.


Foil Erlenmeyer/tabung 2. Letakkan pada bibir Erlenmeyer
reaksi. maupun tabung reaksi.
3. Rekatkan sampai tertutup rapat.

11. Jangka Untuk mengukur 1. Hal pertama yang kita lakukan


Sorong panjang suatu benda adalah melepaskan pengunci.
dengan ketelitian 2. Memasangkan dan menggeserkan
hingga 0,1 mm. rahang geser hingga bola mini
terjepit diantara rahang geser dan
rahang tetap, lalu mengunci rahang
geser.

10
3. Amati skala nonius dan mencari
garis pada skala nonius yang segaris
dengan garis skala pada skala utama.
Pada contoh ini, kita mendapatkan
angka 40 (atau 0,4 mm).
4. Amati skala utam dan cari garis pada
skala utama yang terdekat dengan
garis 0 pada skala nonius. Pada
contoh ini, kita mendapatkan angka
32 mm.
5. Jumlahkan hasilyang kita dapatkan
dari skala utama dan skala nonius,
yaitu 32 mm + 0,44 mm = 32,4 mm

12. Colony Untuk menghitung 1. Hubungkan Kabel Power ke sumber


Counter jumlah koloni listrik.
mikroba. 2. Tekan tombol di sebelah kiri
belakang sampai lampu colony
counter menyala dan stabil.
3. Letakkan cawan petri dengan posisi
terbalik.
4. Tekan tombol set agar angka pada
display menunjukkan angka 0.
5. Hitung jumlah colony mikroba
dengan menekan koloni yang
terlihat.
6. Jumlah yang tertera pada display
menunjukkan jumlah koloni yang
telah di hitung.
CATATAN : Jika penggunaan
memerlukan waktu yang lama, colony
counter harus sering di matikan.

13. Mikropipet Memindahkan cairan 1. Sebelum digunakan Thumb


yang bervolume Knob sebaiknya ditekan berkali-kali
cukup kecil, untuk memastikan lancarnya
biasanya kurang dari mikropipet.
1000 µl. 2. Masukkan Tip bersih ke
dalam Nozzle / ujung mikropipet.
3. Tekan Thumb Knob sampai
hambatan pertama / first stop, jangan

11
ditekan lebih ke dalam lagi.
4. Masukkan tip ke dalam cairan
sedalam 3-4 mm.
5. Tahan pipet dalam posisi vertikal
kemudian lepaskan tekanan
dari Thumb Knobmaka cairan akan
masuk ke tip.
6. Pindahkan ujung tip ke tempat
penampung yang diinginkan.
7. Tekan Thumb Knob sampai
hambatan kedua / second stop atau
tekan semaksimal mungkin maka
semua cairan akan keluar dari ujung
tip.
8. Jika ingin melepas tip putarThumb
Knob searah jarum jam dan ditekan
maka tip akan terdorong keluar
dengan sendirinya, atau
menggunakan alat tambahan yang
berfungsi mendorong tip keluar.

14. Tip / Ujung Sebagai tempat 1. Masukkan Tip bersih ke dalam


Mikropipet untuk cairan dalam Nozzle / ujung mikropipet.
ukuran 1µl sampai 2. Tekan Thumb Knob sampai
20 µl. hambatan pertama / first stop, jangan
ditekan lebih ke dalam lagi.
3. Masukkan tip ke dalam cairan
sedalam 3-4 mm.
4. Tahan pipet dalam posisi vertikal
kemudian lepaskan tekanan dari
Thumb Knob maka cairan akan
masuk ke tip.
5. Pindahkan ujung tip ke tempat
penampung yang diinginkan.
6. Tekan Thumb Knob sampai
hambatan kedua / second stop atau
tekan semaksimal mungkin maka
semua cairan akan keluar dari ujung
tip. Jika ingin melepas tip putar
Thumb Knob searah jarum jam dan
ditekan maka tip akan terdorong

12
keluar dengan sendirinya, atau
menggunakan alat tambahan yang
erfungsi mendorong tip keluar.

15. Pinset Untuk mengambil Bahan yang akan diambil, dijepit dengan
benda dengan pinset yang tengah-tengahnya ditekan.
menjepit misalnya
saat
memindahkancakram
antibiotik.

16. Rak Tempat Meletakkan tabung reaksi tegak lurus


Tabung penyimpanan tabung dalam jumlah banyak.
Reaksi reaksi agar posisi
tabung tetap tegak.

17. Bunsen Untuk memanaskan 1. Menyalakan Bunsen.


medium, 2. Memanaskan alat-alat tersebut di
mensterilkan jarum atas api sampai pijar.
inokulasi dan alat-
alat yang terbuat dari
platina dan nikrom
seperti jarum platina
dan ose

13
BAB II
PEMBUATAN MEDIA

A. KOMPETENSI
Mahasiswa dapat membuat dan mempersiapkan media pertumbuhan
Nutrient Agar (NA) dan Potato Dextrose Agar / Kentang Agar (KA)

B. PENDAHULUAN
Medium merupakan substrat atau dasar makanan yang diperlukan
untuk pertumbuhan mikroba yang akan dipelajari. Komponen dasar medium
biasanya telah disesuaikan dengan jenis nutrisi yang diperlukan oleh mikroba
tersebut. Medium padatan mengandung serbuk agar yang berfungsi sebagai
bahan pengental, disamping komponen nutrisi lainnya.

C. ALAT
- Timbangan - Tabung Reaksi
- Beaker glass 500 ml - Kain kasa
- Kompor - Corong Kaca
- Panci - Benang pengikat
- Cawan petri - Pengaduk
- Autoklaf - Kertas sampul/dorslag
- Kapas - Gelas ukur

D. BAHAN
a. Medium KA
- Kentang 500 gr
- Gula halus 25 gr
- Agar-agar (netral) 25gr
- Aquadest
b. Medium NA
- Air kaldu 1000 ml
- Pepton 5gr
- Agar 25gr

14
E. CARA KERJA
a. Medium Potato Dextrose Agar (PDA)
1. Rebuslah kentang yang sudah dikuliti
dan dipotong-potong berbentuk kubus
dalam 1000 ml aquades selama 60 menit
(sampai lunak), kemudian diambil
ekstraknya dengan menyaring dan
memerasnya menggunakan kertas saring
lalu ditampung di beaker glass baru.
2. Larutkan 25 gr gula halus dan 20 gr powder agar /agar batangan
kedalam suspensi tersebut, kemudian panaskan lagi sampai larut, aduk
terus dan kecilkan apinya, jangan sampai meluap.
3. Siapkan 3 cawan petri dan 3 tabung reaksi untuk setiap kelompok.
4. Tuangkan medium PDA kedalam tiap cawan petri 10 ml, dan 5 ml
untuk setiap tabung reaksi. Lakukan sebelum larutan mengental.
5. Tutuplah cawan petri dan sumbatlah tabung reaksi dengan kapas,
bungkuslah cawan petri dengan kertas sampul.
6. Setelah pembuatan medium selesai, maka medium disterilisasikan
dengan menggunakan autoklaf.
b. Medium Nutrient Agar (NA)
1. Air Kaldu 1000 ml dicampur dengan pepton 5 gr hingga homogen.
2. Ditambah agar dan dipanaskan hingga mendidih, serta diaduk terus
menerus hingga semua agar larut.
3. Tuang medium NA kedalam cawan petri 10 ml, dan 5 ml untuk setiap
tabung reaksi. Lakukan hal ini sebelum larutan mengental.
4. Tutuplah cawan petri dan sumbatlah tabung reaksi dengan kapas,
bungkuslah cawan petri dengan kertas sampul. Kemudian medium di
sterilisasi menggunakan autoklaf.

15
Langkah-langkah sterilisasi menggunakan autoklaf adalah sebagai berikut:
1. Isilah autoklaf dengan air setinggi batas sarangannya.
2. Oleskan vaselin dengan tipis dan merata pada tepi autoklaf bagian tempat
dan tutup.
3. Masukkan semua bahan dan alat yang akan disterilkan, kemudian tutuplah
dan kencangkan.
4. Siapkan kompor, lalu letakkan autoklaf diatasnya. Aturlah katup uap air pada
tutup autoklaf, sehingga posisi tegak.
5. Tunggulah sampai ada uap air yang keluar melalui celah katup, kemudian
lipatlah katup tersebut sehingga posisinya mendatar.
6. Tunggulah sampai jarum manometer menunjukkan angka 15, berarti tekanan
autoklaf telah mencapai 15 lbs. kecilkan api kompor lalu pertahankan tekanan
agar tetap sebesar 15 lbs, selama 15 menit.
7. Setelah 15 menit, matikan api kompor. Lalu biarkan sampai tekanan yang
ditunjukkan oleh manometer menjadi 0 lbs.
8. Tegakkan posisii katup uap air sehingga uap air keluar. Kemudian bukalah
tutup autoklaf dan keluarkan bahan dan alat yang telah disterilkan.
9. Medium yang belum segera digunakan dapat disimpan dalam almari es.

Gambar Autoklaf
http://www.scribd.com/doc/39590251/Sterilisasi-Dan-Aotuclave-5

16
BAB III
ISOLASI DAN KULTIVASI MIKROBA TANAH SERTA PENGAMATAN
MORFOLOGI KOLONI

A. KOMPETENSI
Mahasiswa dapat mengisolasi, mengkultur mikroba dari sampel tanah
dan mengetahui morfologi koloni bakteri dan jamur.

B. PENDAHULUAN
Mikroba di alam dapat hidup dan berkembang sesuai dengan
habitatnya, populasi mikroba tidak terpisah sendiri menurut jenisnya, tetapi
terdiri dari campuran berbagai macam sel. Untuk mempelajari morfologi
koloni, perlu di isolasi dan ditumbuhkan pada medium lempeng.

C. ALAT
- Tabung reaksi 8 buah - Pipet berskala
- Pipet tetes kecil - Batang drugal
- Medium padat - Alkohol
- Aquades - Bunsen
- Jarum Ose - Mortar dan Pestle

D. BAHAN
- Tanah (usahakan mengambil tanah yang berbeda tempat dengan
kelompok lain).

E. CARA KERJA
a. Isolasi Bakteri
1. Pengenceran (dilution plate)
- Tanah seberat 1 g dimasukan ke
dalam tabung pengenceran 10-1 secara
aseptis dan selanjutnya dilakukan
pengenceran bertingkat sampai 10-8.
2. Penanaman

17
- Pengenceran pertama dan
terakhir diambil 0,1 ml untuk
ditanam secara spread plate pada
medium NA dan PDA, setelah
selesai, diinkubasi pada 37oC
selama 1x24 jam.
- Koloni akan tumbuh pada kedua cawan tersebut kemudian amati
perbedaan dari kedua cawan petri.
- Lakukan pengamatan koloni yang meliputi:
1. Warna koloni
2. Bentuk koloni
3. Tepi koloni
4. Mengkilat atau suram
5. Jumlah koloni
6. Diameter koloni
- Dari masing-masing koloni yang tumbuh dapat dilakukan kultivasi
dengan cara memindahkan sebagian dari koloni ke media yang baru
dalam kondisi aseptis.
- Lakukan hal ini untuk setiap koloni yang ada disetiap cawan petri, hasil
pengamatan disusun dalam bentuk tabel.

b. Isolasi Jamur
1. Untuk jamur dari udara, buka media PDA diatas meja selama 1 jam
kemudian ditutup kembali.
2. Dari masing-masing koloni yang tumbuh dapat dilakukan kultivasi
dengan cara memindahkan sebagian dari koloni ke media yang baru
dalam kondisi aseptis.
3. Untuk jamur dari bahan makanan, haluskan roti yang sudah berjamur,
taburkan diatas media PDA kemudian tutup kembali.
4. Inkubasi pada suhu kamar selama 2-3 hari.
5. Lakukan pengamatan koloni meliputi hal yang sama dengan isolasi
bakteri diatas.

18
BAB IV
MENANGKAP BAKTERI Acetobacter xylinum

A. KOMPETENSI
Mahasiswa mengetahui cara menangkap bakteri Acetobacter xylinum
menggunakan buah nanas dan kulit nanas dan mengetahui bakteri
Acetobacter xylinum merupakan bakteri aerob atau anaerob.

B. PENDAHULUAN
Untuk dikonsumsi dalam bentuk buah maupun sebagai makanan
alternatif lain, nanas perlu dikupas terlebih dahulu, karena bagian kulitnya
yang kasar dapat mengganggu saat dikonsumsi. Namun sering kali kulit nanas
yang terbuang tidak dimanfaatkan dengan baik. Padahal kalau kita jeli kulit
nanas masih mengandung 81,72% air, 20,87% serat kasar, 17,53%
karbohidrat, 4,41% protein dan 13,65% gula (Wijana dkk, 1991).
Kandungan zat ini diduga akan dapat dimanfaatkan oleh bakteri
Acetobacter xylinum untuk tumbuh dan berkembang. Selama ini pertumbuhan
bakteri Acetobacter xylinum membutuhkan unsur karbon (C) dan kondisi
yang memiliki pH-asam. Kandungan zat berupa gula dan unsur lain tersebut
diatas serta kondisi nanas yang asam latar belakang nanas dipilih sebagai
bahan untuk menangkap bakteri Acetobacter xylinum.

C. ALAT
- Blender - Pisau
- Saringan Kain - Kapas
- Gelas Ukur - Botol kaca bekas
- Beaker glass

D. BAHAN
- Kulit nanas 1kg - Buah Nanas
- Gula - Aquades steril

19
E. CARA KERJA
a. Kulit nanas
- Potong kulit nanas (2kg) kecil-kecil, kemudian blender kulit nanas
sampai lembut, saring dan masukan dalam wadah (dilakukan rumah).
Dalam membuat perasan air kulit nanas diambil dari 2 kilogram kulit
nanas yang diblender dan diperoleh ± 400 ml air kulit nanas.
- Air kulit buah nanas dimasukkan ke dalam botol, masing-masing 200
ml dan ditambah aquades steril sampai 1000 ml, kemudian ditambah
gula 20 gram dan di aduk hingga homogen.
- Botol 1 ditutup dengan kain (supaya terjadi sirkulasi udara), botol 2
ditutup dengan plastik (supaya tidak ada udara yang masuk).
- Inkubasi kurang lebih 1 - 2 minggu, sampai terbentuk gumpalan
kenyal berwarna putih. Amati dan bandingkan hasil dari 2 botol
tersebut.
b. Buah nanas
- Kupas Nanas yang sangat matang sebanyak dua buah, lalu cuci hingga
bersih.
- Potong kecil-kecil nanas tersebut, masukan ke dalam blender (atau
alat penghancur lainnya seperti parutan). Setelah dihancurkan, peras
air nanas dan saring, ambil ampasnya.
- Timbang ampas nanas dan bagi 2, masukkan ke dalam botol, lalu
tambahkan gula pasir dan air dengan perbandingan ampas nanas:gula
pasir:air = 6:3:1.
- Aduk hingga homogen campuran tersebut, tuang kedalam 2 botol.
- botol 1 tutup dengan kain, dan botol 2 tutup dengan plastik. Setelah 2
minggu amati hasilnya dan gambar, serta beri keterangan apakah
kontam oleh jamur atau tidak.

20
BAB V
PENGUJIAN AIR SECARA MIKROBIOLOGI MENGGUNAKAN
METODE MPN (MOST PROBABLE NUMBER)

A. KOMPETENSI
Mahasiswa dapat mengetahui layak tidaknya air minum untuk dikonsumsi
dari hasil pengujian menggunakan metode MPN.

B. PENDAHULUAN
Metode MPN ini umumnya digunakan untuk menghitung jumlah bakteri pada
air khususnya untuk mendeteksi adanya bakteri koliform yang merupakan
kontaminan utama sumber air minum. Ciri-ciri utamanya yaitu bakteri gram
negatif, batang pendek, tidak membentuk spora, memfermentasi laktosa
menjadi asam dan gas yang dideteksi dalam waktu 2x24 jam inkubasi pada
37ºC.

C. ALAT
- Tabung reaksi berpenutup - Tabung durham
- Bunsen - Pipet Berskala
- Rak tabung reaksi
D. BAHAN
- Air isi ulang (usahakan mengambil berbeda tempat dengan kelompok
lain).
- Pepton - Beff ekstrak
- Laktosa - Bromtymol blue
E. CARA KERJA
1. Sediakan 3 tabung berisi LBDS (9 ml tiap tabung) dan 6 tabung berisi
LBSS (9 ml tiap tabung) lengkap dengan tabung durham. Atur kesembilan
tabung menjadi 3 seri (seperti di gambar).
2. Kocok botol yang berisi air sampel.
3. Pindahkan suspensi air sample sebanyak 10 ml ke masing-masing tabung
seri pertama (3 tabung LBDS), secara aseptis.

21
4. Pindahkan suspensi air sampel sebanyak 1 ml ke masing-masing tabung
seri kedua (3 tabung LBSS), secara aseptis.
5. Pindahkan suspensi air sampel sebanyak 0.1 ml ke masing-masing tabung
seri ketiga (3 tabung LBSS), secara aseptis.
6. Inkubasi semua tabung pada suhu 37º C selama 2x24 jam.
7. Lihat tabung gas positif (asam dan gas ; harus ada keduanya), lalu hitung
tabung positif untuk tiap seri. Tulis kombinasi tabung positif tiap seri
(misal : 3 2 1). Kombinasi angka tersebut lalu dicocokkan dengan tabel
MPN untuk seri 3 sehingga diperoleh jumlah mikroba sebenarnya.

Tabel MPN:

22
Cara Menghitung:
Contoh data yang diperoleh seperti gambar di bawah:
Data yang di dapat adalah: 3 positif, 2
positif dan 1 positif. Dilihat di table 321
mempunyai index MPN/100ml = 150.
Artinya jumlah bakteri koliform 150 sel /
3 Positif 2 positif 1 positif
100ml.

Note:
Untuk sampel sebanyak 10 ml ditumbuhkan pada media LBDS (Lactose Broth
Double Stegth) yang memiliki komposisi Beef extract (3 gr), peptone (5 gr),
lactose (10 gr) dan Bromthymol Blue (0,2 %) per liternya. Untuk sampel 1 ml dan
0,1 ml dimasukkan pada media LBSS (Lactose Broth Single Stegth) yang
berkomposisi sama tapi hanya kadar laktosa setengah dari LBDS yaitu 5 gr.

23
BAB VI
PEMBUATAN NATA DE FRUIT

A. KOMPETENSI
Mahasiswa dapat mengetahui apakah nata bisa terbentuk dari bahan
dasar selain air kelapa

B. PENDAHULUAN
Prinsip dasar dari pembuatan nata adalah suatu bahan pangan dapat
diolah menjadi nata adalah adanya kandungan karbohidrat (glukosa) yang
cukup memadai. Hal tersebut dikarenakan prinsip kerja bakteri Acetobacter
Xylinum yang merubah karbohidrat (atau polisakarida) menjadi selulosa.

C. ALAT
- Panci - Botol selai
- Saringan - Sendok
- Gelas ukur - Kertas sampul coklat
- Kompor - Karet gelang
- Kin kasa - Plastik

D. BAHAN
- Buah-buahan yang diambil airnya (1000ml). Perbandingan buah dan air
1:1 (buah 500gr : Air 500ml).
- Gula pasir 100 gram.
- Kecambah kacang hijau 100 gram.
- Asam cuka keras 25 ml.
- Starter Nata

E. CARA KERJA
1. 500 gram buah di hancurkan, dicampur air dan disaring, sampai 1000ml.
2. Rebusan 100 gr kecambah dalam 250 ml air yang dimasak sampai
mendidih.

24
3. Tambahkan gula pasir dan air kecambah ke dalam ekstrak buah yang
sebelumnya telah disediakan kemudian memasaknya sampai mendidih
selama 15 menit. Setelah mendidih, masukkan asam cuka 5ml.
4. Setelah larutan sudah mulai hangat, tambahkan starter nata dengan
perbandingan 5:1 (5 larutan induk : 1 starter).
5. Masukkan ke dalam botol yang telah disterilkan dan tutup dengan sampul
cokelat bersih. Simpan bahan nata di tempat gelap selama 7 hari.
6. Amati lapisan berwarna putih pada permukaan larutan setelah hari ke-2
sampai hari ke-7, dengan catatan jangan menggoyang botol.
7. Ukur tebal nata dan timbang berat basah lapisan nata yang terbentuk.
Bandingkan tebal, berat dan serat lapisan nata dari masing-masing
kelompok

25
BAB VII
PENGECATAN GRAM

A. KOMPETENSI
Mahasiswa dapat memperoleh ketrampilan pengecatan bakteri secara gram
dan dapat menentukan sifat gram dari bakteri yang diperiksa.

B. PENDAHULUAN
Pewarnaan secara gram merupakan salah satu prosedur yang penting
dan paling banyak digunakan dalam klasifikasi bakteri. Dengan metode ini,
bakteri dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar, yaitu: bakteri gram
positif yang berwarna ungu pada akhir pewarnaan, dan bakteri gram negative
bewarna merah pada akhir pewarnaan. Karena kemampuannya membedakan
suatu kelompok bakteri tertentu dari kelompok lainnya, maka pewarnaan ini
juga disebut pewarnaan diferensial.

C. ALAT
- Mikroskop - Mangkok pewarna
- Kaca benda - kawat penyanggah
- Pipet - Bunsen
- Pinset - Botol Penyemprot
- Kertas penghisap - Korek api

D. BAHAN
- Aquades steril - Alkohol 70%
- Biakan bakteri - Lisol
- Lar. Ammonium Kristal violet - Lar. Safranin
- Lar. Iodium - Alkohol 90%

E. CARA KERJA
1. Sterilkan kaca benda dengan melewatkan diatas api Bunsen.

26
2. Teteskan setetes aquades steril pada kaca benda kemudian ambil inokulum
bakteri yang akan di uji (bakteri hasil pengujian air secara mikrobiologi
menggunakan metode MPN), kemudian ratakan pelan-pelan hingga tipis
dan rata di kaca benda (jangan sampai luber).
3. Fiksasi dengan cara melewatkan di atas api Bunsen dengan cepat.
4. Teteskan larutan Kristal violet, tunggu selama ± 1 menit, cuci dengan
aquades mengalir, sisa aquades hisap dengan kertas penghisap.
5. Teteskan larutan iodium, tunggu selama ± 2 menit, cuci dengan aquades
mengalir, sisa aquades hisap dengan kertas penghisap.
6. Teteskan alcohol 95%, tunggu 1 menit, cuci dengan aquades mengalir, sisa
aquades hisap dengan kertas penghisap.
7. Teteskan larutan safranin, tunggu 30 detik, cuci dengan aquades mengalir,
sisa aquades hisap dengan kertas penghisap.
8. Keringkan preparat dengan kertas penghisap lalu amati menggunakan
mikroskop. Apabila pewarnaan berhasil dengan baik, maka sel bakteri
bersifat gram + akan berwarna ungu, sedangkan sel bakteri bersifat gram –
akan berwarna merah.

Gambar Cara Kerja Pengecatan Teknik Gram

27
BAB VII
PENGAMATAN KAPSULA BAKTERI

A. KOMPETENSI
Mahasiswa dapat mengamati kapsula bakteri.

B. PENDAHULUAN
Kebanyakan bakteri mengeluarkan lender pada permukaan selnya,
melapisi dinding sel. Apabila lapisan lender ini cukup tebal dan kompak,
maka disebut kapsula. Pada beberapa jenis bakteri, adanya kapsula ini
menunjukkan sifat virulen. Kapsula bakteri tidak berwarna, sehingga
diperlukan pewarnaan khusus agar dapat diamati di bawah mikroskop cahaya
dengan jelas.

C. ALAT
- Mikroskop - Pipet tetes
- Kaca benda - Pinset
- Lampu spirtus - Korek api
- Beaker glass - Kertas hisap
- Lap

D. BAHAN
- Biakan bakteri - Lar. Kristal violet 0.5%
- Alcohol 70% - Lar. CuSo4.5H2O 20%
- Aquades - Tinta Cina merk pelican

E. CARA KERJA
1. Teteskan aquades steril di atas
kaca benda.
2. Secara aseptic (dekatkan
dengan api Bunsen) ambillah
inokulum yang akan diamati.

28
3. Ratakan perlahan-lahan di atas tetesan aquades. Biarkan sampai sediaan
mongering.
4. Teteskan setetes tinta cina di atas sediaan.
5. Ambillah kaca benda lain yang
bersih, kemudian letakkan di atas
kaca benda sediaan sehingga
membentuk sudut 45o, kemudian
gesekkan ke samping kiri. Biarkan
preparat mengering di udara, jangan
difiksasi atau dipanaskan di atas api.
6. Amati dengan mikroskop tanpa kaca penutup. Sel bakteri akan nampak
agak transparan. Apabila di sekeliling sel terdapat daerah berwarna putih,
berarti sel bakteri ini mempunyai kapsula.

Untuk menguatkan hasil kerja diatas dapat dilakukan dengan cara berikut: langkah
1-4 sama dengan langkah diatas, kemudian ikuti langkah selanjutnya:
1. Lakukan fiksasi dengan cara melewatkan sediaan tersebut di atas nyala api
Bunsen dengan cepat (setengah kering).
2. Teteskan lar. Kristal violet di atas sediaan tersebut (letakkan kaca benda di
atas beaker glass), kemudian bilas sediaan dengan lar. CuSo4.5H2O.
3. Keringkan sediaan dengan menggunakan kertas hisap (lakukan dengan
hati-hati agar tidak merusak sediaan).
4. Amati preparat dengan mikroskop, gambar dan catat hasilnya, bandingkan
dengan cara kerja diatas. Note: Sel bakteri berwarna biru tua dan ungu.
Apabila di sekeliling sel terdapat bayangan berwarna biru muda, berarti sel
bakteri ini mempunyai kapsula.

29
BAB VIII
PENGAMATAN STRUKTUR JAMUR

A. KOMPETENSI
Mahasiswa dapat mempelajari morfologi jamur dan dapat
mengklasifikasikan jamur yang diamati.

B. PENDAHULUAN
Jamur merupakan mikroba dengan struktur talus berupa benang-
benang (hifa) yang terjalin seperti jala (myselium). Hifa dapat berekat (septat)
dengan inti tunggal/ lebih dan hifa tidak bersekat (aseptat). Penampakan
morfologi koloni pada umumnya seperti benang (filamentous) yang
pertumbuhannya membentuk lingkaran. Apabila diamati di mikroskop akan
terlihat struktur jamur antara lain terlihat spora, sporangium, hifa, konidia, dll.

C. ALAT
- Kaca benda - Kaca penutup
- Jarum Ose - Mikroskop

D. BAHAN
- Jamur tempe (cari yang agak hitam) - Jamur roti
- Jamur Oncom - Jamur dinding

E. CARA KERJA
1. Ambil jamur menggunakan jarum ose / jarum
jahit, letakkan dia kaca benda.
2. Teteskan aquades, kemudian tutup dengan
kaca benda.
3. Amati dengan mikroskop.
4. Gambar hasil pengamatan dan beri keterangan
bagian-bagian yang terlihat (seperti gambar
Rhizopus oryzae disamping).

30
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, N., Padaga, M, Suhartini, S., 2006, Mikrobiologi Industri, Penerbit
ANDI: Yogyakarta.
Jutono, 1980, Pedoman Praktikum Mikrobiologi Umum, UGM: Yogyakarta.
Pelczar, Michael dan Chan, E.C.S, 1986, Dasar-Dasar Mikrobiologi I, 48, 189,
190-205, Diterjemahkan oleh Ratna Sini, UI Press: Jakarta.
Pelczar, Michael dan Chan, E.C.S, 1988, Dasar-Dasar Mikrobiologi Jilid II.
Diterjemahkan oleh Ratna Siri Hadioetomo, Teja Imas, Sutarmi,
Tjitrosomo, Sri Lestari A., UI Press: Jakarta.
Suriawiria, U., 2003, Mikrobiologi Air, PT Alumni: Bandung.
Tarigan Jeneng, 1988, Pengantar Mikrobiologi, Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek
Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan: Jakarta.
Waluyo, L.,2007, Mikrobiologi Umum. Edisi revisi UMM Press: Malang.
Waluyo, L.,2008, Teknik dan Metode Dasar dalam Mikrobiologi, UMM Press:
Malang.

31

Anda mungkin juga menyukai