Anda di halaman 1dari 10

BUKU PETUNJUK BRIDGING COURSE

MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR
DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
2011

1
Skenario
Tiap bab disajikan dengan menuntut partisipasi aktif siswa yang
difasilitasi guru. Kegiatan dikemas dalam bentuk permainan-permainan kreatif
sehingga menumbuhkan motivasi siswa untuk belajar bahasa Indonesia. Secara
rinci skenario pelaksanaan pembelajaran dilakukan berikut.

BAB I TUNJUKKAN NYALIMU DENGAN PERCAYA DIRI

Materi pada bab I melatih siswa membacakan pidato. Karakter yang


akan ditumbuhkan adalah rasa percaya diri dan kerja sama. Skenario
pembelajaran terdiri atas tiga kegiatan pokok. Kegiatan diawali dengan
bermain menirukan ucapan tokoh yang diidolakan untuk melatih pelafalan dan
intonasi. Pada kegiatan ini guru bertugas memotivasi siswa agar memiliki
kepercayaan diri. Secara berpasangan siswa saling menilai ketepatan intonasi,
kejelasan lafal, kelancaran, ketepatan ekspresi, kepercayaan diri. Siswa
berpasangan saling menilai untuk melatih objektifitas dan kecermatannya.
Media yang digunakan bisa berupa kartu kalimat ucapan tokoh dan gambar-
gambar tokoh ketika berpidato. Untuk lebih semarak, kegiatan 1 bisa juga
dilakukan dengan berlari memilih gambar dan ucapan tokoh yang telah
disembunyikan guru. Perlu dirancang permainan semenarik mungkin agar
siswa aktif dan gembira dalam belajar.
Kegiatan 2 berupa latihan memberi mengidentifikasi tanda jeda dan
intonasi pada naskah pidato. Kegiatan dimulai dengan meminta siswa
membaca prinsip dan contoh pemberian tanda jeda serta intonasi. Kegiatan
membaca ini bisa dilakukan secara interaktif dengan cara mengajukan
pertanyaan-pertanyaan seputar cara pemberian tanda jeda. Guru juga bisa
meminta siswa menilai contoh penjedaan yang dilakukan guru. Supaya ada
unsur permainan cara penunjukan siswa dilakukan dengan mengundi atau
memutar lagu dan berhenti mendadak pada siswa yang ditunjuk. Kegiatan dua
disusul dengan latihan individu untuk memberi tanda jeda pada kutipan yang
disediakan. Guru membahas dua sampel yang dianggap guru relatif tepat dan
yang kurang tepat dalam pemberian tanda jeda.
Kegiatan 3 berupa permainan kelompok untuk membacakan naskah
yang telah diberi tanda jeda dan intonasi. Kegiatan ini dilakukan secara
berantai dari tiap anggota kelompok. Tiap kelompok (5-6 orang) maju bersama
dan secara berantai membacakan naskah yang telah diberi tanda jeda. Siswa
dalam kelompok lain menilai dengan pedoman yang disediakan. Urutan
membacakan diundi agar ada unsur kegembiraan. Guru memfasilitasi dengan
memberi balikan dan menjadi juri untuk memilih kelompok terbaik.

2
BAB II AYO MENEMUKAN GAGASAN UTAMA DENGAN CERMAT
Materi pada bab I melatih siswa menentukan gagasan pokok. Karakter
yang akan ditumbuhkan adalah kerja keras, cermat, dan kerja sama. Skenario
kegiatan terdiri atas empat kegiatan pokok. Kegiatan diawali dengan
mengamati model penemuan gagasan pokok. Pada kegiatan ini guru bertugas
memandu siswa menemukan cara menentukan gagasan pokok melalui
pemodelan. Contoh bisa dicari lagi selain yang ada pada buku. Dikarenakan
keterbatasan mekanisme penyajian, guru diharapkan lebih kreatif dalam
mengembangkan kegiatan-kegiatan pembelajaran ini dan memperkaya materi
ajar ini dengan contoh-contoh lain sehingga dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa dan pemberian model pada siswa. Untuk lebih menyenangkan,
kegiatan pemodelan bisa didemonstrasikan dengan media yang kreatif.
Kegiatan 2 berupa adu cepat menyusun kartu kalimat menjadi paragraf.
Siswa secara berkelompok menyusun kartu kalimat menjadi paragraf. Guru
bertugas menyiapkan susunan paragraf yang benar sebagai kunci. Siswa
berlomba untuk menyusun kartu kalimat. Kelompok yang paling cepat dan
benar susunan paragrafnya dianggap sebagai pemenang. Guru juga bisa
menyiapkan permainan yang berbeda untuk menyusun kartu kalimat.
Misalnya, kegiatan dilakukan di luar kelas untuk berderet menyusun kalimat.
Tiap siswa berperan menjadi sebuah kalimat. Supaya ada unsur permainan
cara penunjukan siswa dalam kelompok dilakukan dengan mengundi atau
kartu warna.

Kegiatan 3 berupa kegiatan mendiskusikan ketepatan penentuan gagasan


pokok dalam paragraf. Pada kegiatan ini siswa diminta guru untuk
mengomentari ketepatan gagasan pokok dari sebuah paragraf yang disediakan.
Kegiatan ini berfungsi untuk mengecek pemahaman siswa tentang penemuan
gagasan pokok. Diskusi dilakukan secara kelompok. Tiap kelompok terdiri atas
5-6 orang. Sebelum diskusi guru menjelaskan bahwa tugas siswa memberi
alasan tentang ketepatan gagasan pokok yang disajikan pada buku. Siswa
mendiskusikan apa benar gagasan pokok dari paragraf yang disediakan adalah
meningkatnya peminat sulap. Pada kegiatan ini peran guru adalah memfasilitasi
proses diskusi dan memberikan balikan atas komentar dan alasan yang
diberikan tiap kelompok. Guru dapat menambahkan paragraf lain untuk
didiskusikan sebagai pengayaan.

Kegiatan 4 berupa kegiatan adu cepat menemukan gagasan pokok. Pada


kegiatan ini siswa beradu cepat menemukan gagasan pokok dari 5 paragraf
yang disediakan pada buku. Sebelum kegiatan guru perlu menjelaskan aturan

3
main adu cepat untuk menemukan gagasan pokok (batas waktu maksimal
yang disediakan, cara beradu cepat, dan penentuan pemenang). Setelah itu,
siswa berkelompok dan bekerjasama untuk beradu cepat. Kelompok mana
yang lebih cepat menentukan gagasan utama paragraf tersebut, kelompok
itulah yang menjadi pemenangnya atau menjadi kelompok tercepat
menentukan gagasan pokok pada paragraf-paragraf yang tersedia. Pada
kegiatan ini guru menjadi juri pada perlombaan adu cepat dan menentukan
pemenangnya. Kegiatan diakhiri dengan refleksi.

BAB III Mencintai Cerita Rakyat Kekayaan Budaya Kita

Kegiatan pembelajaran pada Bab III ini adalah bermain mengidentifikasi


cerita cerita rakyat. Kegiatan pada Bab III dilakukan dengan tujuan melatih
kemampuan siswa menentukan unsur intrinsik cerita rakyat (tokoh, watak
tokoh, latar cerita, alur, dan tema). Karakter yang ditumbuhkan pada kegiatan
pembelajaran ini adalah karakter cermat, cinta tanah air, dan kerjasama.
Skenario kegiatan terdiri atas tiga kegiatan pokok.
Pada kegiatan 1, siswa berpasangan memilih cerita rakyat yang pernah
dibaca. Guru memfasilitasi siswa untuk memilih pasangan dan saling
membisikkan judul cerita rakyat yang pernah dibaca dan tokoh-tokohnya
kepada pasangannya. Setiap siswa menuliskan judul cerita dan tokoh dari
cerita yang dibisikkan. Jika sebagian siswa kesulitan guru memberi contoh.
Dengan kegiatan tersebut diharapkan siswa berlatih mendengar dengan
cermat apa yang disampaikan orang lain. Peran guru pada kegiatan ini adalah
membacakan aturan dan memfasilitasi bila ada yang belum jelas.
Kegiatan 2, siswa diajak bermain adu cepat menentukan unsur intrinsik
cerita (tokoh, watak tokoh, dan latar) cerita rakyat dari Jawa Barat yang
berjudul Situ Bagendit. Sebelum siswa bermain menentukan tokoh, watak
tokoh, dan latar, guru bertugas memberikan contoh dan merangsang tanya-
jawab tentang cara menentukan tokoh, watak tokoh, dan latar. Contoh guru
diupayakan menggunakan cerita rakyat lain yang relatif pendek atau yang ada
di daerah masing-masing. Setelah tanya jawab dan pemberian contoh, siswa
difasilitasi untuk membaca cerita rakyat yang disediakan pada buku (cerita
rakyat bisa diganti dengan cerita rakyat lain yang ada di daerahnya atau daerah
Nusantara yang lain). Selanjutnya, guru memfasilitasi siswa untuk adu deret
untuk menjawab pertanyaan yang disediakan. Tiap deret menjawab satu
nomor pertanyaan (satu deret satu nomor pertanyaan dari 3 nomor yang
disediakan). Penunjukkan wakil deret akan diundi sehingga semua siswa
berpeluang menjadi sasaran. Wakil deret akan menjawab pertanyaan
(pertanyaan diundi oleh guru). Deret yang menjawab paling banyak dengan

4
skor yang paling tinggi akan menjadi pemenangnya. Kelompok yang
mendapat skor tertinggi menjadi pemenang permainan ini. Permainan dapat
divariasikan dengan model tebak tokoh, tebak tempat, dan sebagainya.
Prinsipnya, siswa belajar sambil bermain dan bekerjasama.
Kegiatan 3 adalah mengamati cara merangkum alur cerita. Dalam
kegiatan ini guru berperan memodelkan cara membuat ranguman alur cerita
dengan merujuk contoh pada buku. Kegiatan ini diawali dengan meminta
siswa membaca cerita rakyat yang disediakan (Malin Kundang). Kemudian
guru memodelkan cara merangkum alur cerita dan siswa mengamati. Kegiatan
dilanjutkan dengan tanya jawab tentang cara menentukan alur dan tema cerita
rakyat. Siswa yang banyak berpartisipasi dalam menjawab pertanyaan guru
maupun bertanya kepada guru akan mendapat hadiah.

Kegiatan 4, Adu Kekompakan Tim dalam Pemahaman Cerita. Kegiatan


ini bertujuan menguji kekompakan dan rasa percaya diri dari siswa. Kegiatan
ini merupakan lanjutan dari kegiatan membaca cerita, dan membuat
rangkuman alur cerita di atas. Setelah siswa mengetahui atau membuat
rangkuman cerita langkah selanjutnya siswa disuruh berkelompok yang terdiri
dari 5 atau 6 orang. Tiap anggota kelompok ditempeli nomor dada 1-5. Tiap
kelompok diundi untuk maju ke depan kelas. Guru memerintahkan nomor
yang disebut untuk memulai menceriterakan isi cerita. Guru akan
menghentikan dan berpindah pada nomor yang lain untuk melanjutkan isi
cerita. Selama satu kelompok tampil, siswa dalam kelompok lain memberikan
penilaian dengan format yang sudah disediakan yang mencakup kelengkapan
isi cerita (tokoh, watak, rangkaian peristiwa, seting, tema) penceritaan,
ketepatan isi, kejelasan ucapan, kekompakan, dan kepercayaan diri. Tidak lupa
bagi kelompok yang mendapatkan skor paling banyak adalah pemenangnya.
Kelompok yang menang berhak mendapatkan reward dari gurunya. Variasi
kegiatan ini bisa dikembangkan dengan model yang lain misalnya cara
penunjukkan siswa yang bercerita, guru menggunakan tape recorder untuk
memutar lagu dan kemudian lagunya dimatikan. Pada saat lagu diputar, guru
memberikan bola kecil yang harus digilir ke seluruh siswa.
Nah, pada saat lagu dimatikan, siswa yang masih memegang bolalah yang
mendapat giliran bercerita.

Kegiatan 5, Latihan Lanjutan. Kegiatan ini bertujuan untuk memperluas


wawasan siswa terhadap cerita nusantara. Kegiatan ini sebagai tugas mandiri
siswa yang bisa dikerjakan di rumah. Dongeng atau cerita yang disiapkan oleh
guru dalam hal ini adalah cerita dengan judul Arya Menak. Namun demikian,
guru juga memberikan keleluasaan siswa untuk mencari atau membaca buku

5
cerita yang lain. Siswa juga disarankan untuk meminjam atau mencari buku
certita yang lain yang ada di Perpustakaan. Sebelum siswa mulai mengerjakan
kegiatan lanjutan ini, guru menjelaskan kepada siswa tugas yang harus
dikerjakan antara lain yaitu 1) siswa membaca buku cerita Nusantara, 2) siswa
membuat kerangka isi ceritanya yang mencakup tokoh dan perwatakan, serta
isi atau alur cerita. Akhir kegiatan lanjutan ini guru mengadakan refleksi untuk
mengetahui pesan dan kesan siswa terhadap pembelajaraan cerita rakyat
nusantara.

BAB IV BERMAIN KATA DENGAN CERMAT

Kegiatan pembelajaran pada Bab IV ini adalah bernyanyi


mengidentifikasi penggunaan kata depan dan huruf kapital, bermain
menggunakan kata depan, bermain adu deret, dan pemantapan pemahaman.
Kegiatan pada Bab IV dilakukan dengan tujuan melatih kemampuan siswa
dalam menggunakan tanda baca. Secara rinci diharapkan siswa dapat
menggunakan kata depan, huruf kapital, tanda baca (titik dan koma) dengan
cermat. Karakter yang ditumbuhkan pada kegiatan pembelajaran ini adalah
karakter cermat dan kerjasama. Karakter yang ditumbuhkan pada kegiatan
pembelajaran ini adalah karakter cermat dan kerjasama. Skenario pembelajaran
terdiri atas empat kegiatan pokok.
Pada kegiatan 1, siswa diajak bernyanyi untuk mengidentifikasi
penggunaan kata depan dan huruf kapital serta tanda baca. Lagu yang
dinyanyikan adalah Disini Senang Disana Senang dan Dari Sabang Sampai
Merauke. Dengan lagu tersebut diharapkan siswa termotivasi dan senang
mengikuti pembelajaran. Guru boleh membuat syair lagu sendiri sesuai
kebutuhan. Artinya, guru bebas membuat syair lagu sendiri. Setelah itu, guru
menugasi siswa untuk mendiskusikan penulisan kata depan dan huruf kapital
pada lagu tersebut. Penulisan kata depan dan huruf kapital yang benar
dimasukan atau dikelompokkan pada kolom tabel “Benar” , dan penulisan kata
depan dan huruf kapital yang salah dimasukan pada kolom “salah”. Peran
guru adalah memfasilitasi
Kegiatan 2, Siswa diajak bermain menggunakan kata depan. Caranya
adalah siswa berpasangan untuk mengomentari penggunaan kata depan dan
huruf kapital yang tertulis pada kalimat di bawah gambar yang disediakan.
Penggunaan media gambar ini bertujuan agar pembelajaran tidak monoton
melainkan ada variasi sehingga siswa termotivasi untuk belajar. Namun
sebelumnya agar siswa tidak kebingungan membuat komentar, guru terlebih
dahulu memberikan contoh kemungkinan komentar yang bisa ditulis siswa.

6
Dengan contoh tersebut sebagai model, maka diharapkan siswa tidak kesulitan
mengikuti kegiatan tersebut. Dari komentar-komentar yang ditulis siswa
selanjutnya guru memberikan penilaian. Kelompok yang mendapat skor
tertinggi menjadi pemenang permainan ini. Bagi kelompok yang menang
sebaiknya ada reward untuk siswanya. Reward bisa berupa tepuk tangan,
pemberian bunga, atau berupa makanan seperti biskuat, coklat dan lain-lain.
Hal ini dilakukan agar siswa semakin bersemangat dalam permainan yang
artinya semangat pula di dalam pembelajaran.
Kegiatan 3, Bermain adu deret. Kegiatan ini diawali dengan membagi
siswa menjadi 3-4 deret. Setiap deret ditunjuk satu orang pemimpin yang akan
memberi aba-aba (TUNJUKAN PENDAPATMU). Sebelum permainan dimulai,
guru menjelaskan terlebih dahulu langkah-langkah permainannya. Antara lain,
(1) setiap siswa dalam kelompok deret membaca kalimat dan mendiskusikan
ketepatan penggunaan kata depan dan huruf kapital dari soal nomor 1 sampai
dengan 10, (2) selanjutnya guru menunjuk kelompok deret yang akan
menjawab soal-soal yang telah tersedia, (3) jika kalimat dianggap salah
kelompok deret bertepuk tangan sebanyak satu kali, jika kalimat dianggap
benar, maka kelompok deret bertepuk tangan sebanyak dua kali, (4) Deret yang
kompak dan tepat simpulannya (jawabannya) akan menjadi pemenangnya.
Guru diharapkan dapat menegmbangkan variasi soal dalam permainan ini
sesuai dengan tingkat kemampuan para siswanya.
Kegiatan 4, Pemantapan Pemahaman. Kegiatan ini dilakukan untuk
meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi penggunaan kata depan,
huruf kapital, tanda baca titik, dan tanda baca koma. Pada latihan ini siswa
disuruh menuliskan kalimat-kalimat yang meggunakan kata depan, huruf
kapital dan tanda baca yang tepat. Selain itu, siswa juga disuruh untuk
menuliskan kalimat yang menggunakan kata depan dan huruf kapital serta
tanda baca yang tepat berdasarkan gambar yang disediakan. Dalam hal ini
gambar yang disediakan guru boleh bervariasi. Kegiatan diakhiri dengan
refleksi untuk mengetahui kesan dan pesan siswa setelah mengikuti
pembelajaran tersebut.

PETUNJUK

A. Latar Belakang

Salah satu masalah yang dihadapi oleh sejumlah SMP di Indonesia


(terutama SMP menuju SPM) adalah kurang memadainya entry behaviour

7
peserta didik baru mereka ketika memulai pendidikannya pada jenjang SMP.
Rendahnya mutu pendidikan di sejumlah SD menyebabkan lulusan SD kurang
siap mengikuti pendidikan di SMP yang pada gilirannya dapat mengakibatkan
pencapaian prestasi belajar yang rendah, tinggal kelas, dan bahkan putus
sekolah (drop out).

Batas nilai minimum kelulusan yang saat ini ditetapkan dan praktik
pendidikan di Indonesia dewasa ini memberi peluang kepada peserta didik SD
untuk dapat lulus dari SD walaupun tingkat penguasaan kompetensi mereka
terbatas. Hal ini menjadi masalah bagi guru di SMP, antara lain guru-guru SMP
mendapatkan kesulitan memulai pelajaran karena bekal awal yang dimiliki
oleh peserta didik baru mereka (lulusan SD) kurang cukup untuk mengikuti
pelajaran di SMP dengan baik.

Untuk mengatasi masalah tersebut, peserta didik baru SMP yang


kompetensi awalnya kurang memadai perlu ditingkatkan kompetensinya agar
mereka siap untuk mengikuti pelajaran dengan prestasi yang tinggi. Salah satu
jalan keluar yang dipandang efektif adalah dengan memberikan bridging course
(BC) kepada mereka di awal tahun pelajaran SMP. Program BC di SMP ini
mirip program matrikulasi untuk meningkatkan kemampuan awal siswa di
tingkat SMP.

B. Tujuan
Buku Bridging Course Bahasa Indonesia ini dikembangkan dengan
tujuan untuk membekali siswa lulusan Sekolah Dasar yang akan melanjutkan
ke Sekolah Menengah Pertama. Diharapkan peserta didik baru SMP yang
kompetensi bahasa Indonesianya kurang memadai dapat ditingkatkan
kompetensinya. Selain itu, dengan buku ini dapat dilatihkan karakter-karakter
positif yang berupa kerjasama, kecermatan, tanggung jawab, kerja keras, dan
cinta tanah air (cinta budaya Indonesia)
C. Pendekatan dan Metode
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan pembelajaran kontekstual.
Pembelajaran dilakukan dengan metode bervariasi untuk mengaktifkan siswa.
Pembelajaran dilakukan dengan berbagai permainan sehingga siswa senang
belajar bahasa Indonesia. Proses pembelajaran dilakukan baik secara
individual, berpasangan atau berkelompok. Pembelajaran dilakukan dengan
mengintegrasikan kompetensi berbahasa reseptif (menyimak dan membaca)
dan produktif (berbicara dan menulis). Prinsip lain yang mendasari buku ini
adalah pemilihan metode pembelajaran yang berdampak pengiring pada
pembentukan karakter siswa. Karakter yang akan ditumbuhkan melalui

8
kegiatan pembelajaran adalah kerja keras, mandiri, kerja sama, kejujuran/
objektivitas, cinta tanah air, kreatif dan kepercayaan diri.

D. Karakteristik dan Pengorganisasian Materi Pembelajaran


Keterampilan berbahasa Indonesia yang dilatihkan pada buku ini
difungsikan sebagai materi pendukung agar mereka lebih siap dalam
mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia di tingkat SMP. Oleh karenanya,
bahan atau materi yang disajikan dalam materi buku ini berisi keterampilan
dasar berbahasa berdasarkan kesalahan-kesalahan yang biasa dilakukan siswa.
Materi yang diberikan juga sebagai alat untuk merangsang kecintaan belajar
bahasa Indonesia dan mendasari kemampuan belajar melalui membaca dan
mendengar.
Buku ini terdiri atas empat bab. Tiap bab secara umum berisi unit dan
tema, tujuan, kegiatan belajar, rangkuman, dan refleksi. Bab I berfokus pada
kemampuan membaca nyaring. Bab II berisi pembelajaran untuk melatih siswa
menemukan gagasan utama (membaca pemahaman). Bab III berisi latihan
mengidentifikasi unsur intrinsik cerita rakyat. Bab III ini juga digunakan untuk
menumbuhkan kecintaan siswa terhadap budaya bangsa. Bab IV berisi kegiatan
pembelajaran untuk menggunakan tanda baca dan ejaan secara cermat .

E. Peran Guru dan Siswa


Tiap siswa harus berperan aktif dalam semua kegiatan. Kegiatan yang
disajikan pada buku ini menuntut partisipasi aktif siswa dan guru. Siswa
dituntut aktif mengamati, membaca, mendengar, menulis, dan
mengungkapkan komentarnya. Peran guru dalam penggunaan buku ini
mencakup (1) memfasilitasi pembentukan kelompok dengan berbagai model
permainan, (2) memfasilitasi siswa agar terlibat aktif untuk bertanya,
bekerjasama, dan bermain sesuai aturan, (3) memberikan balikan dan menjadi
juri pada setiap permainan yang ada pada buku, (4) mencari contoh lain yang
berbeda dengan contoh yang disediakan, (5) memvariasikan permainan yang
disediakan disesuaikan dengan konteks daerah/ sekolahnya, dan (6) menjadi
juri pada setiap permainan yang dituntut pada buku.

F. Media/ alat Pembelajaran


Media yang digunakan meliputi (1) kartu kalimat, (2) kartu paragraf, (3)
contoh pidato, (4) contoh penjedaan, (5) kartu kalimat yang berisi contoh
penggunaan kata depan dan ejaan yang salah, (6) kartu kalimat yang berisi
contoh penggunaan kata depan dan ejaan yang tepat, (7) gambar-gambar yang
relevan.
G. Penilaian

9
Penilaian dilakukan secara otentik sesuai dengan karakteristik kompetensi.
Kompetensi membaca nyaring dinilai dengan unjuk kerja. Penilaian membaca
pemahaman dilakukan dengan tes objektif dan esai. Selanjutnya, aspek afektif
dinilai dengan pengamatan.

10

Anda mungkin juga menyukai