Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di Negara Maju terjadi kecenderungan penurunan kasus penyakit jantung(PJ) dan penyakit
pembuluh darah(PD)(contoh: antara tahun 1988-1998 di USA terjadi penurunan sebesar 30%,
sementara di swendia 42% ) yang disebabkan oleh perbaikan gaya hidup, seperti mengurangi
tembakau(rokok) dan tingkat kesadaran yang tinggi terhadap kesehatan. Sementara di Negara
berkembang terjadi hal yang sebaliknya, yaitu adanya kecenderungan peningkatan penyakit,
pembuluh darah, dan penyakit jantung yang disebabkan oleh gaya hidup”kebarat-baratan”(yang
sebenarnya di dunia barat sudah mulai di tinggalkan), dan peningkatan jumlah usia
lanjut(Depkes RI, 2007).
Di Negara berkembang keadaan tersebut telah menambah beban masalah kesehatan yang
harus di hadapi. Sementara masalah kurang gizi dan penyakit infeksi masih belum teratasi,
penyakit tidak menular termasuk di dalam penyakit jantung dan pembuluh darah mengalami
peningkatan pervalensi(Depkes RI, 2007).
Penyakit system sirkulasi menduduki peringkat pertama sebagai penyebab kematian di
Indonesia. Proses kenaikan proporsi kematian akibat kardiovaskular nyata sekali yaitu dalam 10
tahun terjadi peningkatan dari 13% pada tahun 1980 menjadi 24 % pada tahun 1990, beberapa
hasil penelitian membuktikan bahwa salah satu factor resiko terjadinya peningkatan
stroke(kardiovaskular) adalah tekanan darah tinggi(hipertensi)(woro Riyadina,dkk,2002). Dari
10 peringkat utama penyakit system sirkulasi darah RS Indonesia rawat jalan tahun 2005,
hipertensi esensial (primer) menduduki peringkat pertama, disusul dengan penyakit jantung
lainnya(depkes RI, 2007).
Prevalensi hipertensi di Indonesia bervariasi antara 1,8%-17,6% dari survey kesehatan rumah
tangga tahun 2004, prevalensi hipertensi di Indonesia sekitar 14% dari meningkat dan
bertambahnya umur . pada kelompok umur 25-34 tahun sebesar 7% menjadi 16% pada
kelompok umur 65 tahun atau lebih menjadi 29%. Prevalensi tersebut pada perempuan (16%)
lebih tinggi di bandingkan laki-laki(12%). Hipertensi labil maupun menetap tinggkat ringan
maupun berat, hipertensi sistolik atau diastolic, timbul pada usia berapa pun(Depkes RI,2007).
Mayoritas hipertensi 90% adalah hipertensi esensial(tidak diketahui penyebabnya),
sedangkan 10% adalah hipertensi sekunder(akibat suatu penyakit). Meskipun telah banyak
dilakukan pengobatan baik secara farmakologis maupun non farmakologis, prevalensi hipertensi
tidak menunjukan adanya penurunan secara bermakna terutama untuk hipertensi esensial(woro
Riyadina,ddk,2002).
Adapun factor-faktor yang berperan dalam hipertensi esensial adalah : factor genetic, umur,
jenis kelamin, ras, asupan tinggi natrium, obesitas, stress, logam berat, dan lain-lain(Woro
Riyadina,dkk,2002).
Hipertensi berperan penting dalam perkembangan komplikasi pada berbagi organ seperti
mata, ginjal, jantung, dan otak. Hipertensi dapat menimbulkan komplikasi penyakit jantung
koroner, gagal jantung, retinopati, gagal ginjal, stroke dan sebagainya(soeparman,1996).
Mengingat besarnya pengaruh hipertensi dalam perkembangan komplikasi pada berbagai
organ, maka asuhan keperawatan pada klien dengan hipertensi yang efektif sangatlah penting
dalam upaya penanganan hipertensi dan mencegah timbulnya komplikasi pada berbagai organ
akibat hipertensi.
Dari uraian di atas, maka kelompok tertarik membahas tentang asuhan keperawatan pada
klien dengan hipertensi.

1.2 Tujuan
1.2..1 Tujuan Umum
Untuk mempelajari tentang asuhan keperawatan pada klien dengan hipertensi.
1.2.2 Tujuan Umum
1. Untuk mengetahui konsep dasar teoritis penyakit hipertensi
2. Untuk mengetahui konsep dasar asuhan keperawatan pada klien dengan hipertensi,
yang meliputi pengkajian, diagnose keperawatan, dan intervensi.
3. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan hipertensi, yang meliputi
pengkajian, diagnose keperawatan, intervensi, implementasi, dan evaluasi.

1.3 Manfaat Penelitian


1. Aplikatif malakah ini diharapkan menambah pengetahuan dan keterampilan kelompok dalam
memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan hipertensi.
2. Menambah pengetahuan dan wawasan bagi semua pembaca tentang asuhan keperawatan pada
klien dengan hipertensi.

2.1.1.2 diagnosa keperawatan yang mungkin muncul


a. resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload,
vasokonstriksi, hipertrofi, dan iskemia miokardia.
b. nyeri(akut) : sakit kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral pada
region sub oksipital
c. intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen.
d. perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan berlebihan
sehubungan dengan kebutuhan metabolic pola hidup monoton.
e. ketidakefektifan koping individual berhubungan dengan krisis maturasional
f. kurang pengetahuan(kebutuhan belajar) mengenai kondisi dan rencana pengobatan
berhubungan dengan kurang pengetahuan/daya ingat.

2.1.1.3 Rencana Asuhan keperawatan(Nursing care Planning/NCP)


A. Resiko Tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload,
vasokonstriksi, hipertrofi dan iskemia miokardia.
Tujuan:
Setelah dilakukan intervensi keperawatan , diharapkan penurunan curah jantung tidak terjadi.
Criteria Hasil:
1). Tekanan darah dalam batas normal/terkontrol(110/70-120/80 mmHg)
2). Irama dan Frekuensi Jantung stabil(HR=60-100x/i)
3). Akral hangat
4). Kulit tidak pucat
5). Pengisian kapiler(Capilarry refile) baik, kembali dalam waktu 2-3 detik
6). Oedema tidak ada

Intervensi Rasional
Mandiri:
- Pantau tekanan darah, ukur tangan/paha, -perbandingan dari tekanan memberikan
untuk evaluasi awal gambaran yang lebih lengkap tentang bidang
- Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral masalah vascular.
dan perifer - denyutan karotis, jugularis, radialis dan
- Auskultasi tonus jantung dan bunyi nafas femoralis mungkkin teramati/terpalpasi.
- Amati warna kulit, kelembaban suhu, dan -umum terdengar pada pasien hipertensi berat
masa pengisiaan kapiler karena adanya hipertrofi atrium
- Catat edema umum dan tertentu -adanya pucat, dingin, kulit lembab, dan masa
- Berikan lingkungan tenang, nyaman, pengisian kapiler lambat mungkin berkaitan
kurangi aktivitas/keributan lingkungan dengan vasokonstriksi
- Pertahankan pembatasan aktifitas -dapat mengindikasikan gagal jantung,
- Lakukan tindakan yang nyaman kerusakan ginjal, dan vascular.
-membantu untuk menurunkan rangsangan
simpatis:meningkatkan relaksasi
-menurunkan stress dan ketegangan yang
- Anjurkan tekhnik relaksasi, panduan mempengaaruhi tekanan darah
imajinasi, aktivitas pengalihan -mengurangi ketidaknyamanan dan dapat
menurunkan rangsangan simpatis
-menurunkan rangsangan yang dapat
menimbulkan stress, sehingga dapat
- Pantau respons terhadap obat untuk menurunkan tekanan darah.
mengontrol tekanan darah. -respon terhadap terapi obat tergantung pada
individu dan efek sinergis obat
Kolaborasi:
- Berikan obat-obatan sesuai indikasi
-karena efek kerja obat bervariasi waktupun
- Berikan pembatasan cairan dan diit natrium secara umum dapat menurunkan tekanan darah
sesuaii indikasi. -dapat menangani retensi cairan dengan respon
hipertensi.

b. Nyeri akut: sakit kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan vascular selebar

Intervensi Rasionalisasi
Mandiri:
- Pertahankan tirah baring selama fase aktif - Meminimalkan stimulus/tindakan relaksasi
- Berikan tindakan non farmokologis untuk - Tindakan yang menurunkan tekanan
menghilangkan sakit kepala vaskuler serebal dan yang
memperlambat/memblok respon simpatis
efektif dalam menghilangkan sakit kepala dan
komplikasinya.
- Hilangkan minimal aktifitas vasokontraksi - Aktifitas yang meningkatakan
yang dapat meningkatkan sakit kepala. vasokontraksi menyebabkan skit kepala.
- Bantu pasien dalam ambulasi sesuai - Pasien juga dapat mengalami episode
kebutuhan. impotensi postural.
- Berikan cairan,makanan lunak,perawatan - Meningkatkan kenyamanan umum.
mulut yang teratur bila terjadi pendarahan
hidung.
Kolaborasi:
- Berikan obat sesuai dengan indikasi - Menurunkan nyeri dan menurunkan
analgesic. rangsangan system syaraf simpatis.
- Anti ansientas. - Mengurangi tekanan dan ketidak nyamanan
yang diperberat oleh stress.

c.intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, ketidakseimbangan antara suplai


dan kebutuhan oksigen.
Intervensi Rasional
- Kaji respon pasien terhadap aktivitas, -menyebutkan parameter membantu dalam
perhitungan frekuensi nadi lebih dari mengkaji, respons fisiologis terhadap stress
20x/menit di atas frekuensi istirahat aktivitas dan bila ada merupakan indicator
- Instruksikan pasien tentang teknik dari kelebihan kerja yang berkaitan dengan
penghematan energy tingkat aktivitas
- Berikan dorongan untuk melakukan -teknik menghemat energy mengurangi
aktifitas perawatan diri terhadap jika dapat penggunaan energy, juga membantu
di toleransi keseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen.
-kemajuan aktivitas terhadap menncegah
peningkatan kerja jantung tiba.

d. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan berlebihan
berhubungan dengan kebutuhan metabolic, pola hidup monoton dan keyakinan budaya.
Intervensi Rasional
-kaji pemahaman pasien tentang -Kegemukan adalah resiko tambahan
hubungan langsung antara hipertensi dan pada tekanan darah naik
kegemukan -kesalahan kebiasaan makan dapat
-bicarakan pentinganya menurunkan menunjang terjadinya arterosklerosis dan
masukan kalori dan batasi masukan kegemukan
lemak, garam, dan gula sesuai indikasi -motivasi untuk pennurunan berat badan
-tetapkan keinginan pasien menurunkan adalah internal
berat badan -mengidentifikasi kekuatan /kelemahan
-kaji ulang masukan kalori harian dan dalam program diit terakhir
pilihan diet -penurunan masukan kalori seseorang
-tetapkan rencana penurunan berat badan sebanyak 500 kalori/hari secara teori
yang realistic dengan pasien dapat menurunkan 0,5 kg/minggu
-dorong pasien untuk mempertahankan -memberikan data dasar tentang
masukan makan harian termasuk kapan keadekuatan nutrisi yang dimakan dan
dan dimana makan dilakukan dan kondisi emosi saat makan.
lingkungan dan perasaan sekitar saat -menghindari makanan tinggi lemak
makanan di makan jenuh dan kolesterol penting dalam
-instruksikan dan bantu memilih makan menvegah perkembangan aterogenesis
yang tepat, hindari makanan dengan -memberikan konseling dan bantuan
kejenuhan lemak tinggi. dengan memenuhi kebutuhan diet
individual.
Kolaborasi:
-rujuk ke ahli gizi sesuai indikasi

BAB III
TINJAUAN KASUS
Kasus:
Tn.A (40thn) datang ke RS dr.M.Yunus Bengkulu pada tanggal 5 juni 2010 jam 09.20 WIB
dengan keluhan sakit kepala disertai rasa berat ditengkuk,sakit kepala berdenyut. Pada saat
dilakukan pengkajian oleh perawat “M”,klien mengatakan sakit kepala,sejak 5hari sebelum
masuk RS.Klien mengatakan adanya perdarahan dari hidung,sakit kepala timbul setelah
melakukan aktivitas yang berat,klien merasa pusing,dan kelelahan,lemas,gelisah,keletihan.klien
mengatakan kesulitan bernapas. Selain klien mengatakan sakit kepala dan pusing timbul
perlahan-lahan,terus menerus dan beraktivitas.klien juga mengatakan ia merasakan mual dan
muntah sehingga tidak nafsu makan,dia hanya mampu menghabiskan ¼ porsi setiap kali makan
(pagi,siang,malam). Klien mengatakan pandangannya menjadi kabur. Klien mengatakan pernah
menderita penyakit hipertensi,DM. klien mengatakan ada riwayat alergi terhadap makanan.
Riwayat merokok ±1 bungkus perhari. Klien juga mengatakan ada anggota keluarga yang
menderita penyakit keturunan. Seperti jantung,hipertensi,obesitas,dll.
Pada pemeriksaan fisik yang dilakukan oleh perawat”M” didapatkan data : keadaan umum
lemah,letih,dank lien tampak gelisah.TTV : TD = 150/100mmHg. ND= 120x/i ,RR=32x/i ,S=
37,2oC, BB= 66(turun 4 kg dari 70 kg menjadi 66kg),TB = 155cm.Turgor kulit buruk (tidak
elastis),kuku pucat, dan sedikit sianosis,mukosa bibir kering dan pucat,dipsnea,adanya
epistaksis,adanya kelemahan otot. Atau perubahan mental. Pada leher terdapat bising
karotis,adanya suara napas tambahan : ronchi,wheezing. Pada abdomen terdapat bising dan
peristaltic dan adanya edema.
Hasil foto rontgen menunjukkan pembesaran jantung,vaskularisasi,atau aorta yang lebar.
Hasil EKG menunjukkan adanya pembesaran ventrikel kiri,pembesaran atrium kiri,dan adanya
penyakit jantung koroner/aritmia. Sedangkan dari hasil laboratorium fungsi ginjal terdapat urine
lengkap (urinalisa) dan asam urat. Kemudian pada pemeriksaan echocardiogram tampak adanya
penebalan dinding ventrikel,dan terjadi dilatasi dan gangguan fungsi sistolik dan diastolik.

3.1. Pengkajian
1. Data Biografi
Identitas Klien:
Nama : Tn. A No Register:
Umur : 40 tahun
Suku/bangsa : Indonesia
Status perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Petani
Alamat : Jl. Basuki Rahmat
Tanggal masuk RS : 6 Juni 2010
Catatan kedatangan : Kursi roda (), Ambulans (√), Brankar (√)
2. Riwayat Kesehatan/ Keperawatan
1) Keluhan utama/ alasan masuk RS:
Tn.A (40th) dating ke RS.dr.M.Yunus Bengkulu pada tanggal 6 Juni 2010 jam 09.20 WIB dengan
keluhan sakit kepala,disertai rasa berat di tengkuk,sakit kepala berdenyut.
2) Riwayat kesehatan sekarang:
Faktor pencetus: k/ mengatakan sakit kepala muncul setelah melakukan aktivitas yang berat.
Sifat keluhan; klien mengatakan sakit kepala dan pusing muncul perlahan-lahan,terus menerus
dan bertambah dengan aktivitas.
Lokasi dan sifatnya: menyebar
Munculnya Keluhan : k/ mengatakan sakit kepala sejak 3hari sebelum masuk RS.
Keluhan saat pengkajian: klien juga mengatakan adanya perdarahan dari hidung,klien merasa
pusing,dan kelelahan,lemas,gelisah,keletihan,klien mengatakan kesulitan bernapas,klien juga
mengatakan ia merasa mual dan muntah sehingga tidak nafsu makan,dia hanya mampu
menghabiskan ¼ porsi setiap kali makan (pagi,siang,malam). Klien mengatakan pandangannya
menjadi kabur.
3) Riwayat kesehatan dahulu:
k/ mengatakan pernah menderita penyakit Hipertensi,DM
k/ mengatakan ada riwayat alergi terhadap makanan.
Riwayat merokok ±1 bungkus perhari.
4) Riwayat kesehatan keluarga:
k/ mengatakan ada anggota keluarga yang menderita penyakit keturunan seperti
jantung,hipertensi,obesitas,dll.
5). Pola nutrisi dan metabolism
k/ mengatakan ia merasakan mual dan muntah sehingga tidak nafsu makan,dia
hanya mampu menghabiskan ¼ porsi setiap kali makan (pagi,siang,malam).
3. Pemeriksaan Fisik
1). keadaan umum :
penampilan umum : Klien tampak lemah, klien tampak letih dan klien tampak gelisah.
BB: 66Kg(turun 4kg dari 70kg menjadi 66kg)
TB: 155cm
2). Tanda tanda vital :
TD: 150/100 mmHg
ND: 120 x/menit
RR: 32 x/menit
S :38 oC
3). Kulit
Turgor kulit: buruk(tidak elastis)
4). Mulut dan tenggorokan
Mukosa bibir : kering dan pucat.
5). Leher
Terdapat bising karotis,adanya suara napas tambahan seperti ronchi,wheezing.
6). Pernapasan :
Adanya dipsnea,epistaksis dan kelemahan otot atau perubahan mental.
7). Abdomen:
Terdapat bising dan peristaltic dan adanya edema.
4. Pemeriksaan Penunjang :
 Hasil Foto rongten : menunjukan pembesaran jantung,vaskularisasi atau aorta yang lebar.
 Hasil EKG : menunjukkan adanya pembesaran ventrikel kiri,pembesaran atrium kiri,dan
adanya penyakit jantung koroner/aritmia.
 Hasil Laboratorium : fungsi ginjal terdapat urine lengkap (urinalisa),dan asam urat.
 Echocardiogram : tampak adanya penebalan dinding ventrikel,dan terjadi dilatasi dan
gangguan fungsi sistolik dan diastolic

ANALISA DATA
Nama klien :Tn . A
Ruang Rawat ;
Diagnosa medik : Hipertensi
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1. DS: Peningkatan Risiko tinggi terhadap
- Klien mengatakan adanya afterload, penurunan curah
perdarahan dihidung. vasokonstriksi, jantung.
- Kien mengatakan merasa pusing. Hipertrofi,dan
- Klien mengatakan merasa iskemia miokardia
kelelahan
- Klien mengatakan merasa lemas.
- Klien mengatakan merasa gelisah.
- Klien mengatakan kesulitan
bernapas.
DO :
- Klien tampak gelisah
- Klien tampak letih.
- Klien tampak lemah.
- Tanda tanda vital :
TD: 150/100 mmHg Peningkatan
ND: 120 x/menit tekanan vaskuler
RR: 37,2 x/menit serebral pada
- Turgor kulit buruk (tidak elastis) region sub
- Kuku pucat dan sedikit sianosis oksipital.
- Pada leher terdapat bising karotis
- Adanya suara napas tambahan :
Ronchi,wheezing.
- Pada abdomen adanya edema.
Nyeri akut; sakit
2. DS: kepala.
- klien mengatakan sakit kepala
sejak 3 hari sebelum masuk RS.
- klien mengatakan sakit kepala
timbul setelah melakukan aktivitas
yang berat.
- klien mengatakan merasa pusing.
- Klien mengatakan merasa gelisah. Ketidakseimbangan
- klien mengatakan pandangannya antara suplai dan
menjadi kabur. kebutuhan
- Klien mengatakan merasakan mual oksigen(O2).
dan muntah.

DO:
- Klien tampak gelisah
- klien tampak lemah
- klien tampak letih
- TTV
TD: 150/100mmHg
RR:32x/i
ND:120x/i
- Pada pemeriksaan
Echocardiogram tampak adanya
penebalan dinding ventrikel,dan
terjadi dilatasi dan gangguan fungsi
sistolik dan diastolik.

Intoleransi aktivitas
3. DS:
- Klien mengatakan lemas
- Klien mengatakan kelelahan
- Klien mengatakan merasa pusing.
- Klien mengatakan gelisah.
DO:
- klien tampak gelisah
- klien tampak lemah
- klien tampak letih
- TTV
- TD : 150/100mmHg
- ND : 120 x/i
- RR : 32 x/i
- Dipsnea
- Adanya kelemahan otot
- Perubahan mental.
- hasil EKG : adanya pembesaran
ventrikel kiri,pembesaran atrium
kiri,dan adanya penyakit jantung
koroner/aritmia.

3.2. Diagnosa keperawatan yang muncul


1. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung b.d peningkatan
afterload,vasokontriksi,hipertrofi dan iskemia miokardia
2. Nyeri akut:sakit kepala b.d peningkatan tekanan vaskuler serebral pada region sub oksipital
3. Intoleransi aktivitas b. d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen(O2)..

3.3 NCP (Nursing Care Planing)


Nama klien :Tn . A
Ruang Rawat ;
Diagnosa medik : Hipertensi

A. Resiko Tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload,
vasokonstriksi, hipertrofi dan iskemia miokardia.
Tujuan:
Setelah dilakukan intervensi keperawatan , diharapkan penurunan curah jantung tidak terjadi.
Criteria Hasil:
1). Tekanan darah dalam batas normal/terkontrol(110/70-120/80 mmHg)
2). Irama dan Frekuensi Jantung stabil(HR=60-100x/i)
3). Akral hangat
4). Kulit tidak pucat
5). Pengisian kapiler(Capilarry refile) baik, kembali dalam waktu 2-3 detik
6). Oedema tidak ada

Intervensi Rasional
Mandiri:
- Pantau tekanan darah, ukur tangan/paha, -perbandingan dari tekanan memberikan
untuk evaluasi awal gambaran yang lebih lengkap tentang bidang
- Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral masalah vascular.
dan perifer - denyutan karotis, jugularis, radialis dan
- Auskultasi tonus jantung dan bunyi nafas femoralis mungkkin teramati/terpalpasi.
- Amati warna kulit, kelembaban suhu, dan -umum terdengar pada pasien hipertensi berat
masa pengisiaan kapiler karena adanya hipertrofi atrium
- Catat edema umum dan tertentu -adanya pucat, dingin, kulit lembab, dan masa
- Berikan lingkungan tenang, nyaman, pengisian kapiler lambat mungkin berkaitan
kurangi aktivitas/keributan lingkungan dengan vasokonstriksi
- Pertahankan pembatasan aktifitas -dapat mengindikasikan gagal jantung,
- Lakukan tindakan yang nyaman kerusakan ginjal, dan vascular.
-membantu untuk menurunkan rangsangan
simpatis:meningkatkan relaksasi
-menurunkan stress dan ketegangan yang
- Anjurkan tekhnik relaksasi, panduan mempengaruhi tekanan darah
imajinasi, aktivitas pengalihan -mengurangi ketidaknyamanan dan dapat
menurunkan rangsangan simpatis
-menurunkan rangsangan yang dapat
menimbulkan stress, sehingga dapat
- Pantau respons terhadap obat untuk menurunkan tekanan darah.
mengontrol tekanan darah. -respon terhadap terapi obat tergantung pada
individu dan efek sinergis obat
Kolaborasi:
- Berikan obat-obatan sesuai indikasi
-karena efek kerja obat bervariasi waktupun
- Berikan pembatasan cairan dan diit natrium secara umum dapat menurunkan tekanan darah
sesuaii indikasi. -dapat menangani retensi cairan dengan respon
hipertensi.

b. Nyeri akut: sakit kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan vascular selebar

Intervensi Rasionalisasi
Mandiri:
- Pertahankan tirah baring selama fase aktif - Meminimalkan stimulus/tindakan relaksasi
- Berikan tindakan non farmokologis untuk - Tindakan yang menurunkan tekanan
menghilangkan sakit kepala vaskuler serebal dan yang
memperlambat/memblok respon simpatis
efektif dalam menghilangkan sakit kepala dan
komplikasinya.
- Hilangkan minimal aktifitas vasokontraksi - Aktifitas yang meningkatakan
yang dapat meningkatkan sakit kepala. vasokontraksi menyebabkan skit kepala.
- Bantu pasien dalam ambulasi sesuai - Pasien juga dapat mengalami episode
kebutuhan. impotensi postural.
- Berikan cairan,makanan lunak,perawatan - Meningkatkan kenyamanan umum.
mulut yang teratur bila terjadi pendarahan
hidung.
Kolaborasi:
- Berikan obat sesuai dengan indikasi - Menurunkan nyeri dan menurunkan
analgesic. rangsangan system syaraf simpatis.
- Anti ansientas. - Mengurangi tekanan dan ketidak nyamanan
yang diperberat oleh stress.

c.intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, ketidakseimbangan antara suplai


dan kebutuhan oksigen.
Intervensi Rasional
- Kaji respon pasien terhadap aktivitas, -menyebutkan parameter membantu dalam
perhitungan frekuensi nadi lebih dari mengkaji, respons fisiologis terhadap stress
20x/menit di atas frekuensi istirahat aktivitas dan bila ada merupakan indicator
- Instruksikan pasien tentang teknik dari kelebihan kerja yang berkaitan dengan
penghematan energy tingkat aktivitas
- Berikan dorongan untuk melakukan -teknik menghemat energy mengurangi
aktifitas perawatan diri terhadap jika dapat penggunaan energy, juga membantu
di toleransi keseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen.
-kemajuan aktivitas terhadap menncegah
peningkatan kerja jantung tiba.

3. 4 implementasi dan evaluasi SOAP


No Hari/tgl Dx kep Implementasi Evaluasi
1. Senin, Risiko tinggi terhadap Pukul 08. 00 wib Pukul 10. 00 wib
28 juni penurunan curah jantung b.d Mandiri: S=
2010 peningkatan -memantau - Klien mengatakan
afterload,vasokontriksi,hipertrofi tekanan darah, tidak adanya
dan iskemia miokardia ukur tangan/paha, perdarahan dihidung.
untuk evaluasi - Kien mengatakan
awal merasa tidak pusing
-mencatat lagi.
keberadaan, - Klien mengatakan
kualitas denyutan merasa tidak kelelahan
sentral dan perifer lagi
-mengauskultasi - Klien mengatakan
tonus jantung dan merasa tidak lemas
bunyi nafas lagi.
-mengamati - Klien mengatakan
warna kulit, merasa tidak gelisah
kelembaban suhu, lagi.
dan masa - Klien mengatakan
pengisiaan kapiler tidak kesulitan
-mencatat edema bernapas.
umum dan O=
tertentu - Klien tampak
-memberikan tenang
lingkungan - Klien tampak tidak
tenang, nyaman, letih.
kurangi - Klien tampak tidak
aktivitas/keributan lemah.
lingkungan - Tanda tanda vital :
-mempertahankan TD:120/80 mmHg
pembatasan ND: 95 x/menit
aktifitas RR: 37,5 x/menit
-melakukan - Turgor kulit baik
tindakan yang (elastis)
nyaman - Kuku tidak pucat
-menganjurkan - Pada leher tidak
tekhnik relaksasi, terdapat bising karotis
panduan - Tidak adanya suara
imajinasi, napas tambahan :
aktivitas Ronchi,wheezing.
pengalihan - Pada abdomen
-memantau adanya edema.
respons terhadap A=
obat untuk Masalah teratasi, Klien
mengontrol jadi tenang,tidak letih
tekanan darah. dan lemahTanda tanda
Kolaborasi: vital :TD:120/80
-memberikan mmHg,ND: 95
obat-obatan sesuai x/menit,RR: 37,5
indikasi x/menit,Turgor kulit
-memberikan baik (elastis),Kuku
pembatasan cairan tidak pucat,Pada leher
dan diit natrium tidak terdapat bising
sesuai indikasi. karotis,Tidak adanya
suara napas tambahan
:Ronchi,wheezing,Pada
abdomen adanya
edema.
P=
Intervensi di hentikan.

2 Kamis, Nyeri akut:sakit kepala b.d Pukul 12. 00 wib Pukul 16. 00 wib
27 mei peningkatan tekanan vaskuler Mandiri: S:
2010 serebral pada region sub -mempertahankan- klien mengatakan
oksipital tirah baring tidak sakit kepala lagi.
selama fase aktif - klien mengatakan
-memberikan tidak sakit kepala
tindakan non setelah melakukan
farmokologis aktivitas yang berat.
untuk - klien mengatakan
menghilangkan merasa tidak pusing
sakit kepala lagi.
-menghilangkan - Klien mengatakan
minimal aktifitas merasa tidak gelisah
vasokontraksi lagi.
yang dapat - klien mengatakan
meningkatkan pandangannya tidak
sakit kepala. kabur lagi.
-membantu pasien - Klien mengatakan
dalam ambulasi merasakan tidak mual
sesuai kebutuhan. dan muntah lagi.
-memberikan O:
cairan,makanan - Klien tampak tidak
lunak,perawatan gelisah lagi
mulut yang - klien tampak lemah
teratur bila lagi.
terjadi pendarahan- klien tampak tidak
hidung. letih lagi.
Kolaborasi: - TTV
-memberikan obat TD: 120/80mmHg
sesuai dengan RR:37,5x/i
indikasi analgesic. ND:95x/i
-Anti ansientas. - Pada pemeriksaan
Echocardiogram tidak
tampak adanya
penebalan dinding
ventrikel,dan tidak
terjadi dilatasi dan
gangguan fungsi
sistolik dan diastolik.
A=
- Masalah teratasi,
Klien tampak tidak
gelisah dan lemah,letih
lagi,TTV:TD:
120/80mmHg,RR:37,5
x/I,
- ND:95x/I,Pada
pemeriksaan
Echocardiogram tidak
tampak adanya
penebalan dinding
ventrikel,dan tidak
terjadi dilatasi dan
gangguan fungsi
sistolik dan diastolik.
P=
Intervensi di
hentikan
3 Jumat, Intoleransi aktivitas Pukul 09. 00 wib Pukul 13. 00 wib
28 mei berhubungan dengan ketidak Mandiri: S:
2010 seimbangan antara suplai dan -mengkaji respon- Klien mengatakan
kebutuhan oksigen(O2) pasien terhadap tidak lemas lagi.
aktivitas, - Klien mengatakan
perhitungan tidak kelelahan lagi.
frekuensi nadi - Klien mengatakan
lebih dari merasa tidak pusing
20x/menit di atas lagi.
frekuensi istirahat- Klien mengatakan
-Instruksikan tidak gelisah lagi.
pasien tentang O:
teknik - klien tampak tidak
penghematan gelisah lagi
energy - klien tampak tidak
-memberikan lemah lagi
dorongan untuk - klien tampak tidak
melakukan letih lagi.
aktifitas - TTV
perawatan diri
- TD :120/80mmHg
terhadap jika
- ND : 95 x/i
dapat di toleransi- RR : 37,5 x/i
- Tidak ada dipsnea
- Tidak adanya
kelemahan otot
- Tidak ada
Perubahan mental.
- hasil EKG : tidak
adanya pembesaran
ventrikel kiri,tidak
adanya pembesaran
atrium kiri,dan tidak
adanya penyakit
jantung
koroner/aritmia.

A:
Masalah teratasi, klien
tampak tidak
gelisah,lemah dan letih
lagi,TTV:TD
:120/80mmHg,ND : 95
x/I,RR : 37,5 x/I,Tidak
ada dipsnea,Tidak
adanya kelemahan
otot,hasil EKG : tidak
adanya pembesaran
ventrikel kiri,tidak
adanya pembesaran
atrium kiri,dan tidak
adanya penyakit
jantung
koroner/aritmia.
P=
intervensi di hentikan.
BAB IV
PENUTUP
*Kesimpulan
Hipertensi adalah kenaikan tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan tekanan
darah diastolik > 90 mmHg.
Hemodinamik adalah suatu keadaan dimana tekanan darah, aliran darah dapat mempertahankan
perfusi atau pertukaran zat di jaringan tubuh.
Menurut penyebabnya hipertensi dapat dibagi dua:
1. Hipertensi primer atau essensial.
90 % hipertensi yang ada di masyarakat.
Belum diketahui penyebabnya.
2. Hipertensi sekunder.
Dapat diketahui penyebabnya.
 Kelainan ginjal.
o Glomerulonepritis acut.
o Glomerulonepritis kronik.
o Pyelonepritis kronis.
Kelainan hormon.
o Diabetes melitus.
o Pil KB.
o Phecromacytoma ( tumor adrenal )
Kelainan neurologis.
o Polineuritis.
o Polimyelitis.
Obat-obatan
o Obat-oabatan inotropik = > mis dopamin.
Preeklamsia.
Kortasio aorta.

*Saran
Pada pasien yang menderita Hipertensi tidak bisa melakukan aktivitas yang berat karena
akan memperparah keadaan, untuk itu diharapkan agar penderita lebih banyak istirahat dan
melakukan terapi pengobatan.

Anda mungkin juga menyukai