PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Hal ini
dikarenakan masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) yang ada
di Indonesia. Angka kematian ibu di Indonesia merupakan yang tertinggi di ASEAN dengan jumlah
kematian ibu tiap tahunnya mencapai 450 per 100.000 kelahiran, jauh diatas angka kematian Ibu di
Filipina yang mencapai 170 per 100.000 kelahiran hidup, atau Thailand 44 per 100.000 kelahiran
hidup (Profil Kesehatan Indonesia, 2010) dan menurut data Survey Demografi Kesehatan
Indonesia (SKDI) tahun 2007, angka kematian bayi sebesar 34 per 1000 kelahiran hidup.
Berdasarkan kesepakatan global (Millenium Development Goals / MGD’s 2000) untuk tahun 2015,
diharapkan angka kematian ibu menurun menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup, dan angka
kematian bayi menurun menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup. (Kemenkes RI, 2011).
Masa persalinan meruapakan salah satu periode yang mengandung resiko bagi ibu hamil.
Kematian ibu, kematian bayi dan juga berbagai komplikasi lainnya pada umumnya terjadi pada
masa persalinan, setelah melahirkan dan satu minggu pertaman setelah melahirkan.
Salah satu faktor penting dalam upaya menurunkan angka kematian yaitu penyediaan
pelayanan kesehatan maternal dan neonatal yang berkualitas. Pelayanan kebidanan dalam hal ini
memiliki peran yang sangat penting. Pelayanan kebidanan yang berkesinambungan dan paripurna,
berfokus pada aspek pencegahan, promosi kesehatan dan berlandaskan kemitraan adalah hal
penting yang dapat membantu menurunkan angka kematian ibu dan angka kesakitan serta
kematian bayi.
Pelayanan kebidanan yang bermutu ditentukan oleh faktor input dan proses pelayanan itu
sendiri. Faktor input dari pelayanan diantyaranya meliputi kebijakan rumah sakit, tenaga yang
melayani, saran dan prasarana, standar asuhan kebidanan, dan standar lain atau metode yang
disepakati. Sedangkan faktor proses adalah suatu kinerja dalam mendayagunakan input yang ada
dalam interaksi antara bidan dengan pasien yang meliputi kinerja yang sesuai dengan standar etika
dan pelayanan kebidanan.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan pelayana asuhan kebidanan di RSIA Abdhi Famili dalam menentukan
sikap menghadapi perkembangan pelayana kesehatan global, nasional maupun regional
2. Tujuan Khusus
2.1 Sebagai acuan dalam memberikan pelayanan asuhan kebidanan secara professional
2.2 Sebagai dasar pengembangan pelayanan asuhan kebidanan dan organisasi profesi bidan
2.3 Sebagai pedoman penilaian mutu pelayanan asuhan kebidanan
C. Sasaran
1. Bagi fungsional medis dan keperawatan sebagai pedoman pelaksanaan pelayanan kebidanan
di RSIA Abdhi Famili
2. Bagi manajemen pelayanan medis dan keperawatan sebagai pengelola pelayanan kebidanan di
RSIA Abdhi Famili
3. Bagi direksi RSIA Abdhi Famili sebagai pedoman untuk mengevaluasi kinerja pelayanan medis
dan keperawatan
D. Landasan Hukum
1. Undang-undang Nomor : 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
2. Undang-undang Nomor : 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1575/Menkes/XI/2005 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan.
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1457 Tahun 2003 tentang Standar
Pelayanan Kesehatan Minimal Bidang Kesehatan.
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 836/Menkes/SK/VI/2005 tentang
Pedoman Pengembangan Manajemen Kinerja Perawat dan Bidan.
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 369/Menkes/SK/III/2007 tentang
Standar Profesi Bidan.
7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 938/Menkes/SK/VIII/2007 tentang
Standar Asuhan Kebidanan.
E. Pengertian
1. Kebidanan
Adalah suatu bidang ilmu yang mempelajari keilmuan dan seni yang mempersiapkan
kehamilan , mendorong persalinan, nifas dan menyusui, masa interval dan pengaturan
kesuburan, klimakterium dan menopause, bayi baru lahir, balita, fungsi-fungsi reproduksi
manusia serta memberikan bantuan / dukungan pada perempuan, keluarga dan komunitasnya.
2. Pelayanan Kebidanan
Adalah bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan yang diberikan oleh bidan yang
telah terakreditasi yang dapat dilalukan secara mandiri, kolaborasi dan rujukan.
3. Praktik Kebidanan
Adalah implementasi dari ilmu kebidanan yang bersifat otonom, kepada perempuan,
keluarga dan komunitasnya didasari etika dan kode etik.
4. Manajemen asuhan kebidanan
Adalah pendekatan dan kerangka pikir yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan
metode pemecahan masalah secara sistematis mulai dari pengumpulan data, analisa data,
diagnosa kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
5. Asuhan kebidanan
Adalah proses pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan, sesuai
dengan wewenang dan ruang lingkup praktiknya berdasakan ilmu dan kiat kebidanan.
F. Ruang lingkup pelayanan kebidanan
1. Poliklinik kebidanan
- Melaksanakan pemerikasaan kehamilan, seleksi dan pencegahan kehamilan resiko tinggi
- Melaksanakan kegiatan penyuluhan, imunisasi dan senam hamil
- Melaksanakan pelayanan post partum lanjutan
- Melakukan deteksi dini terhadap kejadian infeksi luka operasi
2. Kamar bersalin
- Melayani ibu bersalin normal maupun patologis
- Melayani ibu post partum sebelum dipindah ke rawat gabung atau rawat inap khusus
- Melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
- Melakukan pemeriksaan bayi baru lahir
1. Struktur organisasi
Kepala Ruangan
Kebidanan
2. Uraian tugas
Uraian tugas :
a. Melakukan kerjasama dan berkomunikasi dengan seluruh bagian terkait, pasien dan
dokter serta menciptakan lingkungan kerja yang kondusif sesuai dengan pedoman
pelayanan dan pedoman pengorganisasian agar pelayanan dapat berjalan dengan
maksimal.
b. Melakukan pengawasan pelayanan kebidanan sesuai dengan pedoman pelayanan agar
pelayanan dapat berjalan sesuai standar.
c. Melakukan pengawasan terhadap saran dan prasarana , inventaris alat dan bagian
logistik di unit perawatan yang menjadi supervisinya sesuai dengan kebijakan rumah
sakit agar selalu dalam keadaan tersedia dan siap pakai.
d. Membuat laporan setiap bulan sesuai dengan kebijakan agar terinformasikan data
pelayanan kebidanan.
e. Membuat jadwal dinas dan mengawasi pelaksanaannya serta membuat rekapitulasinya
sesuai dengan pedoman agar ketenagaan yang ada sesuai dengan rasio pasien dan
kompetensi yang dibutuhkan.
f. Melakukan pendistribusian dan pendelegasian kerja bagi personel yang berada dibawah
supervisinya sesuai dengan pedoman pengorganisasian agar pelayananterlaksanan
dengan baik.
g. Membuat usulan kebutuhan alat kesehatan yang diperlukan sesuai dengan kebijakan
rumah sakit agar terpenuhinya alat kesehatan sesuai dengan kebutuhan.
h. Mengusulkan promosi, rotasi dan peningkatan pendidikan bagi bidan, sesuai dengan
peraturan kepegawaian dan kebijakan pelayanan agar komposisi ketenagaan seimbang.
i. Melakukan pembinaan stafbidan sesuai dengan peraturan.
j. Memberikan pelatihan keperawatan / sosialisasi SOP dan melakukan orientasi
pelayanan kepada karyawan, perawat / bidan lama maupun baru.
k. Memberikan bimbingan teknis keperawatan / kebidanan kepada perawat / bidan
l. Mengevaluasi pelaksanaan asuhan keperawatan / kebidanan secara komprehensif.
m. Melakukan penilaian terhadap kinerja staf bidan sesuai dengan peraturan kepegawaian
agar terlaksana sistem penghargaan dengan baik.
n. Memberikan bimbingan klinik kepada mahasiswa yang sedang menjalankan praktik
klinik keperawatan / kebidanan.
o. Memimpin persalinan normal yang menjadi tanggung jawabnya apabila dokter obgyn
belum tiba di ruangan atau keadaan mendesak.
Tanggung jawab :
a. Keterwujudan koordinasi dengan seuruh bagian terkait, pasien dokter, tim kesehatan
lain, serta terciptanya lingkungan kerja yang kondusif.
b. Kelancaran pelayanan keperawatan dan kebidanan yang berkualitas dan sesuai dengan
standar serta mengevaluasinya
c. Ketersediaan sarana dan prasarana, inventaris alat dan logistik di unit yang menjadi
supervisinya agar selalu dalam keadaan siap pakai dan sesuai dengan kebutuhan.
d. Ketersediaan laporan bulanan.
e. Ketersediaan jadwal dinas dan rekapitulasi jadwal dinas bagi personel yang menjadi
bawahannya.
f. Terlaksananya distribusi dan delegasi kerja bagi personel yang berada dibawah
supervisinya.
g. Ketersediaan usulan kebutuhan akan alat kesehatan yang diperlukan.
h. Ketersediaan usulan promosi , rotasi dan peningkatan pendidikan bagi perawat / bidan.
i. Ketercapaian pembinaan staf di unitnya.
j. Keterlaksanaan penilaian terhadap kinerja staf di unitnya.
Wewenang :
a. Mengatur sumber daya yang ada dibawah supervisinya.
b. Mengatur pelayanan kebidanan yang berada dibawah supervisinya sesuai standar
prosedur dan pelayanan.
c. Mengelola sarana dan prasarana serta alat kesehatan yang menjadi tanggung
jawabnya.
d. Mengatur pelaksanaan mutu asuhan kebidanan sesuai standar.
e. Mengatur kelancaran proses persalinan normal jika dalam keadaan mendesak.
2.2. Penanggung jawab shift
Uraian Tugas :
a. Melakukan asuhan kebidanan kepada pasien sesuai dengan pedoman pelayanan agar
dapat memberikan asuhan keperawatan / kebidanan yang berkualitas dan
komprehensif.
b. Melakukan pengawasan terhadap pelayana asuhan kebidanan yang diberikan kepada
pasien dalam shift yang menjadi tanggung jawabnya dan menciptakan komunikasi yang
baik dengan pasien, dokter dan petugas kesehatan lainnya sesuai dengan pedoman
pelayanan dan pedoman pengorganisasian agar pelayanan dapat berjalan dengan
maksimal.
c. Membuat laporan harian pelayanan kebidanan sesuai dengan kebijakan keperawatan /
kebidanan agar data pasien terinformasi dengan baik.
d. Melakukan pengawasan terhadap sarana dan prasarana serta inventaris alat yang
terdapat di unitnya sesuai dengan pedoman pelayanan agar selalu dalam keadaan siap
pakai.
e. Berpartisipasi dalam program pendidikan dan pelatihan sesuai dengan kebijakan
pelayanan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan staf.
f. Membantu melakukan penilaian prestasi bidan sesuai dengan peraturan kepegawaian
agar terlaksananya sistem penghargaan dengan baik.
g. Melakukan pendistribusian dan pendelegasian kerja bagi personel yang berada dibawah
supervisinya selama jam kerjanya sesuai dengan pedoman pengorganisasian agar
pelayanan terlaksana dengan baik.
h. Memberikan pelatihan keperawatan, sosialisasi SOP dan melakukan orientasi
pelayanan kepada karyawan perawat / bidan lama maupun baru.
i. Memberikan bimbingan teknis keperawatan / kebidanan kepada perawat / bidan.
j. Mengevaluasipelaksanaan asuhan keperawatan / kebidanan secara komprehensif.
k. Memberikan bimbingan klinik kepada mahasiswa yang sedang menjalankan praktik
klinik keperawatan / kebidanan.
l. Memimpin persalinan normal yang menjadi tanggung jawabnya apabila dokter obgyn
belum tiba di ruangan atau keadaan mendesak.
Tanggung jawab :
a. Pelaksanaan asuhan kebidanan yang berkualitas.
b. Kelancaran terhadap pemberian asuhan kebidanan secara komprehensif.
c. Keterwujudan kerjasama dan komunikasi dengan seluruh bagian terkait, pasien, dokter
serta terciptanya lingkungan kerja yang kondusif.
d. Ketersediaan laporan harian.
e. Ketersediaan sarana dan prasarana, serta inventaris alat di agar selalu dalam keadaan
siap pakai.
f. Keikutsertaan dalam program pendidikan dan pelatihan.
g. Ketersediaan penilaian kinerja karyawan.
h. Kejelasan distribusi dan delegasi kerja bagi personel yang berada dibawah supervisinya.
i. Kelancaran proses persalinan normal yang menjadi tanggung jawabnya apabila dokter
obgyn belum tiba di ruangan atau keadaan mendesak.
2.3. Bidan senior
Uraian tugas :
a. Menciptakan komunikasi yang baik dengan pasien, dokter dan petugas kesehatan lain
sesuai dengan pedoman pelayanan dan pengorgnisasian agar pelayanan berjalan
lancar.
b. Melakukan asuhan kebidanan kepada pasien sesuai dengan pedoman pelayanan agar
dapat memberikan asuhan kebidanan yang komprehensif dan berkualitas serta
bertanggung jawab terhadap asuhan keperawatan yang diberikan.
c. Menjaga saran dan prasarana yang berada di unitnya sesuai pedoman pelayanan agar
selalu berada dalam keadaan siap pakai.
d. Melakukan inventaris alat kesehatan,alat medis dan alat rumah tangga lainnya yang
berada di unitnya sesuai dengan pedoman pelayanan agar alat – alat selalu dalam
keadaan siap pakai.
e. Membimbing dan mendampingi bidan junior dalam pelaksanaan asuhan kebidanan
sesuai dengan pedoman pelayanan untuk meningkatkan kemampuan bidan.
f. Berpatisipasi dalam program pendidikan dan pelatihan sesuai dengan kebijakan
pelayanan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan staf.
g. Membantu melakukan penilaian prestasi bidan junior dan nurse aid sesuai dengan
peraturan kepegawaian agar terlaksana sistem penghargaan dengan baik.
h. Membantu persalinan normal yang menjadi tanggung jawabnya apabila dokter obgyn
belum tiba di ruangan atau keadaan mendesak.
Tanggung jawab :
a. Keterwujudan kerjasama dan komunikasi dengan seluruh bagian terkait, pasien, dokter
serta terciptanya lingkungan kerja yang kondusif.
b. Kelancaran pelaksanaan asuah kebidanan yang berkualitas dan sesuai dengan standar
asuhan kebidanan.
c. Memastikan sarana dan prasarana, alat kesehatan dan alat medis yang ada dalam
unitnya dalam keadaan baik dan siap dipakai setiap shift, serta alat rumah tangga
berfungsi dengan baik.
d. Memastikan bidan junior dapat melaksanakan pelayanan asuhan kebidanan dengan
benar.
e. Keikutsertaan dalam program pendidikan dan pelatihan.
f. Ketersediaan penilaian kinerja karyawan, bidan junior dan asisten perawat.
Tanggung jawab :
a. Keterwujudan kerjasama dan komunikasi dengan seluruh bagian terkait, pasien dan
dokter.
b. Kelancaran pemberian asuhan kebidanan yang berkualitas dan sesuai dengan standar
asuhan kebidanan.
c. Memastikan sarana dan prasarana yang ada di dalam unitnya dalam keadaan baik dan
siap pakai.
d. Ketersediaan inventaris alat.
e. Keikutsertaan dalam program pendidikan dan pelatihan.
Uraian tugas :
Pelatihan umum
a. Orientasi karyawan
b. Pelatihan communication skill
c. Pelatihan customer service quality
d. Program komputer MS Word, Excel dan Power Point
e. Basic supervisor
f. Handling complain
g. Pelatihan nosokomial infection control
h. Patient safety
i. Pelatihan K3
Pelatihan wajib
a. Manajemen kepala ruangan (manajemen bangsal)
b. APN
c. PONEK
d. IMD
e. Resusitasi neonatus
f. Manajemen laktasi
Pelatihan pendukung
a. BLS
b. IV therapy
c. Seminar dan workshop terkait konsep kebidanan
d. Pelaporan pelayanan kebidanan, TOT kebidanan
e. Standar asuhan kebidanan
3.2. Persyaratan jabatan penanggung jawab shift ruang kebidanan
Pelatihan umum
a. Orientasi karyawan
b. Pelatihan communication skill
c. Pelatihan customer service quality
d. Program komputer MS Word, Excel dan Power Point
e. Handling complain
f. Pelatihan nosokomial infection control
g. Patient safety
h. Pelatihan K3
Pelatihan wajib
a. APN
b. PONEK
c. IMD
d. Resusitasi neonatus / kegawatan neonatus
e. Kegawatdaruratan maternal neonatal
f. BLS
g. IV therapy
h. Konselor ASI
i. Manajemen laktasi
Pelatihan pendukung
Pelatihan umum
a. Orientasi karyawan
b. Pelatihan communication skill
c. Pelatihan customer service quality
d. Pelatihan nosokomial infection control
e. Patient safety
f. Pelatihan K3
Pelatihan wajib
a. APN
b. PONEK
c. IMD
d. Resusitasi neonatus / kegawatan neonatus
e. Kegawatdaruratan maternal neonatal
f. BLS
g. IV therapy
h. Manajemen laktasi
Pelatihan pendukung
Pelatihan umum
a. Orientasi karyawan
b. Pelatihan communication skill
c. Pelatihan customer service quality
d. Pelatihan nosokomial infection control
e. Patient safety
f. Pelatihan K3
Pelatihan wajib
a. APN
b. PONEK
c. Resusitasi neonatus / kegawatan neonatus
d. Kegawatdaruratan maternal neonatal
e. BLS
f. IV therapy
Pelatihan pendukung
Pelatihan umum
a. Pelatihan communication skill
b. Pelatihan komputer program MS Word, Excel
c. Pelatihan nosokomial infection control
d. Pelatihan K3
Pelatihan wajib
a. Pelatihan peningkatan pengetahuan dan keterampilan asistensi keperawatan dasar
Pelatihan pendukung
a. BLS
b. Pelatihan pengarsipan dan kesekretariatan
5. Mekanisme rekrutmen
6. Program orientasi
Program orientasi dijalankan setelah selesai proses rekrutmen penerimaan bidan baru sebelum
pegawai tersebut ditempatkan disalah satu unit yang menjadi area kerjanya.
Materi orientasi
a. Struktur organisasi dan tata laksana dalam pelayanan di Rumah Sakit Abdhi Famili.
b. Visi, misi, prinsip dan tujuan organisasi serta pelayanan di Rumah Sakit Abdhi Famili.
c. Jenis-jenis pelayanan dan program yang tersedia.
d. Fasilitas-fasilitas yang ada di rumah sakit.
e. Prosedur yang digunakan untuk pemeliharaan fasilitas-fasilitas rumah sakit.
f. Sistem pengamanan dan ketertibat termasuk peraturan di rumah sakit.
g. Wewenang dan larangan.
h. Hak dan kewajiban pegawai ( insentif, libur, cuti, pensiun dan kesejahteraan)
i. Sistem penghargaan dan sanksi.
j. Sistem pengembangan staf.
k. Sistem evaluasi kinerja staf.
l. Program pelayanan keperawatan dan kebidanan.
m. Deskripsi pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya.
n. Batas kewenangannya.
o. Kode etik profesi keperawatan dan kebidanan.
p. Dukungan standar keperawatan dan kebidanan.
q. Program pemasaran dan kepuasan konsumen.
r. Fasilitas peralatan kesehatan yang tersedia.
s. Prosedur pemeliharaan fasilitas perawatan / kebidanan
t. Berbagai SPO asuhan / pelayanan, antara lain prosedur:
- SPO penanganan pasien gawat.
- Sistem pengendalian infeksi nosokomial
- Persiapan dan perawatan pasien operasi ( kasus bedah ).
- Prosedur tindakan-tindakan seperti resusitasi kardio pulmonari, pertolongan melahirkan,
dan instalasi seperti NGT, kateter, O2 , infus, transfusi darah dan lain-lain.
7. Distribusi ketenagaan
a. Dinas pagi
Petugas yang berdinas sejumlah 6 orang dengan kategori :
- 1 orang kepala ruangan
- 4 orang bidan pelaksana
- 1 orang asisten perawat
b. Dinas sore
Petugas yang berdinas sejumlah 6 orang dengan kategori :
- 1 orang bidan penanggung jawab shift
- 4 orang bidan pelaksana
- 1 orang asisten perawat
c. Dinas malam
Petugas yang berdinas sejumlah 5 orang dengan kategori :
- 1 orang bidan penanggung jawab shift
- 4 orang bidan pelaksana
8. Pengaturan jaga
a. Pengaturan jadwal dinas dibuat dan dipertanggungjawabkan oleh kepala ruangan dan disetujui
oleh kepala keperawatan.
b. Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu 1 bulan dan disosialisasikan kepada bidan pelaksana
c. Untuk bidan yang memiliki keperluan penting pada hari tertentu dapat mengajukan permintaan
dinas pada buku permintaan. Permintaan akan disesuaikan dengan kebutuhan ruangan.
Apabila tenaga mencukupi dan berimbang serta tidak menggangu pelayanan maka permintaan
akan disetujui.
d. Setiap tugas jaga / shift harus ada bidan penanggung jawab shift dengan syarat dan kualifikasi
yang telah ditetapkan.
e. Jadwal dinas terdiri dari dinas pagi, sore, malam dan libur.
f. Apabila ada bidan yang oleh karena satu dan lain hal tidak dapat menjalankan tugasnya sesuai
dengan jadwal yang telah ditentukan, maka yang bersangkutan harus memberitahu atasan,
minimal 4 jam sebelum jam dinas berlangsung untuk dicarikan pengganti dinasnya tersebut.
BAB III
- Menerima pasien baru dan melakukan serah terima dengan perawat / bidan dari ruang
sebelumnnya.
- Mencocokkan gelang identitas pasien, meyakinkan ketepatan identitas pasien dengan
bertanya langsung kepada pasien. Setelah identitas sesuai, gelang dikenakan ke tangan
pasien.
- Menambahkan gelang pasien dengan tanda alergi atau resiko tinggi sesuai dengan
ketentuan.
- Melakukan pengkajian kebidanan.
- Melakukan observasi tanda-tanda vital.
- Melakukan pemeriksaan yang berhubungan dengan keadaan pasien sesuai dengan
kondisi pasien.
- Melaporkan hasil pengkajian kepada dokter penanggung jawab dan melakukan tindakan
sesuai instruksi dokter.
- Mencatat tindakan yang telah dilakukan ke dalam berkas rekam medis pasien yang
telah ditandatangani oleh bidan yang melakukan tindakan.
2. Penerimaan dan perawatan pasien rawat inap sehari (one day care)
- Kontrol his, monitor denyut jantung janin dan perhatikan keadaan umum pasien.
- Mengkaji adanya faktor resiko pada ibu dan janin sebelum proses persalinan, laporkan
pada dokter.
- Periksa dalam untuk menentukan diagnosis sudah memasuki kala II.
- Monitor denyut jantung bayi sesuai dengan partograf.
- Lakukan perawatan kala III.
- Bantu dokter dalam proses penjahitan luka perineum.
- Lakukan perawatan kala IV.
- Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis pasien yang
ditandatangani oleh bidan yang melakukan tindakan.
- Memastikan pasien telah mendapatkan penjelasan tindakan yang akan dilakukan oleh
dokter operator.
- Mempersiapkan surat ijin tindakan curretage dan surat ijin tindakan anastesi yang telah
ditanda tangani oleh pasien atau keluarga pasien.
- Persiapkan pasien seperti puasa, pasang infus, pakaian pasien, kosongkan kandung
kemih, dan lain-lain.
- Masukkan jaringan kedalam bokal formalin 10% dan diberi identitas pasien untuk
jaringan yang akan dilakukan pemeriksaan Patoligi Anatomi. Untuk jaringan yang tidak
akan dilakukan pemeriksaan patologi anatomi, raringan dapat dimasukkan kedalam
bokal / palstik tanpa formalin dan diberikan kepada keluarga (dicek apakah boleh
jaringan yang sudah diambil tidak di PA).
- Mengobservasi keadaan umum, tanda-tanda vital normal, tidak ada pendarahan sampai
dengan 3-4 jam setelah tindakan curretage.
- Jika keadaan umum baik, tanda vital normal, tidak ada pendarahan dan keluhan, pasien
diperbolehkan pulang setelah menunjukkan surat izin pulang.
- Mempersiapkan pasien pulang.
B. Alur pelayanan
ALUR PELAYANAN PASIEN MELAHIRKAN DI KAMAR BERSALIN
Ibu dan
Menolong persalinan
Serah terima bayi baik
Berkas dengan asistensi bidan
pasien
RM
pasien
ya tidak
Komplikas
Melakukan pengkajian,
i
TTV, pemeriksaan
kebidanan Bayi ke ruang
ya tidak Rawat gabung perinatologi;
ibu ke ruang
perawatan
Melaporkan hasil
Memberitahu
pemeriksaan kepada
tindakan yang akan
dokter OBGYN
dilakukan kepada
keluarga pasien
Asisten dokter
Setuju
melakukan tindakan tidak
Surat izin tindaka
tindakan n
Penolakan
tindakan
ya
Observasi pasien
Melakukan
tindakan
Tindakan di VK Tindakan di OK
ALUR PELAYANAN ODC DI KAMAR BERSALIN
Melakukan anestesi
Menolong persalinan
Serah terima
Berkas dengan asistensi bidan
pasien
RM
pasien
Observasi paska
Observasi paska Catatan
anestesi
Melakukan pengkajian,
Catatan
tindakan anestesi
TTV, pemeriksaan
dokter
kebidanan
OBGYN
Menghubungi dokter
OBGYN
Komplikas
i
Menghubungi
ya
dokter Anestesi
tidak
Perlu
rawat
Asisten dokter inap
melakukan tindakan Menyelesaikan
administrasi
Menghubungi
admission untuk
permintan rawat
inap
Selesai
ALUR PASIEN OPERASI SC DI KAMAR BERSALIN
Kamar
Mulai Menerima laporan bidan
operasi
Ibu dan
Serah terima Emergenc
bayi baik
Berkas pasien y
RM
pasien
tidak tidak
ya
Melakukan pengkajian, ya
TTV, pemeriksaan
kebidanan Bayi ke ruang
Memberikan Operasi Rawat gabung perinatologi;
penjelasan sesuai
ibu ke ruang
rencana tindakan rencana /
perawatan
Menghubungi dokter Elektif
SC
OBGYN
Melakukan persiapan
operasi
Keluarga
Setuju
Surat izin tindakan
tindakan
Bezet ke kamar
operasi
KESELAMATAN PASIEN
A. Pengertian
- Assesment resiko.
- Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien.
- Pelaporan dan analisis insiden.
- Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untik
meminimalkan timbulnya resiko.
Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan, atau tidak melakukan suatu tindakan yang
seharusnya dilakukan.
B. Tujuan
1. Hak pasien.
2. Mendidik pasien dan keluarga.
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program
peningkatan keselamatan pasien.
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien.
6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien.
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan.
Adverse event :
Adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan yang mengakibatkan cedera pasien akibat
melaksanakan suatu tindakan, atau tidak mengambil suatu tindakan yang seharusnya diambil, dan
bukan karena penyakit dasarnya atau kondisi pasien. Cedera dapat diakibatkan oleh kesalahan
medis atau bukan kesalahan medis karena tidak dapat dicegah.
Near miss :
Suatu kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan ( commision ) atau tidak mengambil
suatu tindakan yang seharusnya diambil ( ommision ) yang dapat mencederai pasien, tetapi
cedera serius tidak terjadi karena keberuntungan ( misalnya pasien terima suatu obat kontra
indikasi tetapi tidak timbul reaksi obat ), karena pencegahan( suatu obat dengan overdosis lethal
akan diberikan, tetapi staf lain mengetahui dan membatalkan sebelum obat diberikan ), atau
peringanan ( suatu obat dengan overdosis lethal diberikan, tetapi diketahui secara dini lalu
diberikan antidotumnya ).
H. Kesalahan medis
Medical errors :
Kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis yang mengakibatkan atau berpotensi
mengakibatkan kematian atau cedera pada pasien, termasuk gagal melaksanakan sepenuhnya
suatu rencana atau menggunakan rencana yang salah untuk mencapai tujuannya,dapat
merupakan akibat dari melaksanakan suatu tindakan ( commision ) atau tidak mengambil tindakan
yang seharusnya diambil ( ommision ).
J. Kejadian sentinel
Sentinel event :
Suatu kejadian yang tidak diharapkan yang mengakibatkan kematian atau cedera serius.
Biasanya dipakai untuk kejadian yang sangat tidak diharapkan atau tidak dapat diterima seperti
operasi pada bagian tubuh yang salah. Pemilihan kata sentinel terkait dengan keseriusan cedera
yang terjadi, sehingga pencarian fakta terhadap kejadian ini mengungkapkan adanya masalah
yang serius pada kebijakan dan prosedur yang berlaku.
K. Tata laksana kerja untuk keselamatan pasien
1. Semua pasien yang datang, baik dalam kondisi inpartu maupun observasi kebidanan harus
dilakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik.
2. Memperhatikan identitas pasien, khususnya nama dan nomor rekam medis.
3. Memastikan pasien telah mendapatkan informed consent dari dokter penanggungjawab pasien
atau dokter konsulen sebelum pasien mendapatkan penatalaksanaan medis.
4. Seluruh persalinan normal wajib ditolong oleh dokter spesialis kebidanan, bidan boleh
menolong persalinan dalam kondisi emergensi, disaat tidak ada dokter atau dokter spesialis
kebidanan.
5. Pemeriksaan pervaginam dalam proses persalinan dilakukan setiap 4 jam sekali atau bila ada
indikasi.
6. Observasi pasien ODC dilakukan selama 3-4 jam paska tindakan, pasien baru diperbolehkan
pulang setelah sadar penuh dan keadaan umumnya baik.
7. Seluruh pemeriksaan penunjang medis harus disertai dengan identias pasien yang lengkap,
benar dan jelas.
8. Setiap bayi yang lahir, langsung dikakukan pemeriksaan fisik, dicap kaki dan diberikan peneng
untuk identitas.
9. Penghalang tempat tidur pasien selalu dalam keadaan terpasang bila ada pasien diatas tempat
tidur.
10. Selalu memperhatikan prinsip benar pemberian obat.
11. Kuku petugas harus pendek.
12. Mencuci tangan sesuai prosedur sebelum dan sesudah tindakan.
13. Mempertahankan sterilitas dan kebersihan.
14. Sarung tangan yang digunakan harus seuai dengan ukuran tangan.
BAB VI
KESELAMATAN KERJA
A. Pendahuluan
HIV / AIDS telah menjadi ancaman global. Ancaman tersebut menjadi lebih tinggi dan
berbahaya karena penderita HIV / AIDS tidak menampakkan gejala, dan yang lebih
mengkhawatirkan, hal tersebut banya rejadi di negara-negara berkembang yang belum mampu
menyelengggarakan berbagai kegiatan pencegahan dan penanggulangan secara memadai.
Penderita penyakit HIV / AIDS terus meningkat, sejalan denga semakn tingginya potensi
penularan di masyarakat. Hal ini ditunjang dengan maraknya perilaku seks bebas tanpa
pelingdung, pelayanan kesehatan yang belum aman karena belum ditetapkannya kewaspadaan
umum dengan baik, dan penggunaan bersama peralatan yang menembus kulit (jarum suntik,
tindik, tatto).
Selain HIV / AIDS, juga wajib diwaspadai penyakit Hepatitis B dan C, yang keduanya potensial
menular melalui tindakan pada pelayanan esehatan. Kedua penyakit ini sering tidak dapat dikenali
secara klinis karena tidak menampakkan gejala.
Dengan munculnya penyebaran penyakit-penyakit tersebut diatas, memperkuat keinginan
untuk mengembangkan dan menjalankan prosedur yang bisa melindungi semua pihak dari
penyebaran infeksi. Upaya pencegahan penyebaran infeksi dikenal melalui “Universal precaution“.
Tenaga kesehatan sebagai ujung tombak pelayanan yang melakukan kontak 24 jam dengan
pasien, mempunyai resiko terpajan lebih besar, oleh sebab itu tenaga kesehatan wajib menjaga
kesehatan dan keselamatan dirinya dari resiko tertular penyakit agar dapat bekerja maksimal.
B. Tujuan
1. Petugas kesehatan dapat mlindungi dirinya sendiri, pasien dan masyarakat dari penularan
infeksi dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya.
2. Petugas kesehatan haru smenerapkan prinsip universal precaution dalam menjalankan tugas
dan kewajibannya sehingga dapat mengurangi resiko terpajan atau terinfeksi penyakit menular.
Ada beberapa hal yang dapat membuat sesoang tenaga kesehatan dapat terpajan dengan
infeksi menular yaitu :
1. Cuci tangan yang tidak benar.
2. Penggunaan sarung tangan yang kurang tepat.
3. Penutupan kembali jarum suntik secara tidak aman.
4. Pembuangan peralatan tajam secara tidak aman.
5. Teknik dekontaminasi dan sterilisasi peralatan yang kurang benar.
6. Praktek kebersihan ruangan yang belum memadai.
Prinsip utama dari prosedur universal precaution dalam kaitannya dengan keselamatan kerja,
khususnya di Instalasi Kamar Bersalin adalah menjaga higiene sanitasi individu, higiene dan
sanitasi ruangan, higiene dan sterilisasi peralatan. Ketiga prinsip tersebut dapat dijabarkan dalam
kegiatan sebagai berikut :
1. Cuci tangan guna mencegah infesi silang.
2. Pemakaian APD ( Alat Pelindung Diri ), yaitu peindung kaki / sandal, sepatu khusus makar
bersalin, apron/gaun pelindung, topi, masker, goggle/kacamata, dan sarung tangan.
3. Pengelolaan instrumen bekas pakai dan alat kesehatan lainnya.
4. Pengelolaan jarum dan lata tajam lainnya untuk mencegah perlukaan.
5. Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan.
6. Pengelolaan alat tenun / linen bekas pakai.
7. Pemeriksaan kesehatan berkala bagi tenaga kesehatan dan pemberian imunisasi.
Petugas kesehatan wajib mengetahui hal-hal yang harus dilakukan jika terpajan / terpapar
dengan infeksi menular, sehingga dapat ditanggulangi dengan tepat dan cepat. Hal-hal yang harus
diketahui petugas kesehatan yang terpapar adalah :
1. Tindakan sesuai dengan jenis paparan.
2. Status kesehatan petugas terpapar.
3. Status kesehatan sumber paparan.
4. Kebijakan yang ada.
5. Tindakan pertama pada paparan bahan kimia atau cairan tubuh.
6. Tindakan paska tertusuk jarum bekas pakai atau benda tajam bekas pakai lainnya,
BAB VII
PENGENDALIAN MUTU
Indikator mutu pelayanan kebidanan yang digunakan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Abdhi Famili
diambil dari Standar Pelayanan Rumah Sakit yang ditepkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor : 129 / Menkes / SK / II / 2008 tentang Standar Pelayanan Rumah
Sakit, yaitu:
6. Keluarga berencana
Persentase keluarga berencana vasektomi dan tubektomi yang dilakukan pleh tenaga
kompeten dokter spesialis kebidanan, dokter spesialis bedah umum, dokter spesialis
urologi dan dokter umum terlatih 100%
Persentase peserta keluarga berencana mantap yang mendapatkan konseling keluarga
berencana mantab oleh bidan terlatih 100%
B. Evaluasi
Merupakan upaya yang dilakukan untuk mengetahui capaian mutu pelayanan berdasarkan
indikator yang telah ditetapkan, dapat dilakukan dengan cara :
PENUTUP
Buku Pedoman Pelayanan Kebidanan ini disusun dalam rangka memberikan acuan bagi tenaga
kesehatan yang bekerja di unit pelayanan kebidanan RSIA Abdhi Famili agar dapat
menyelenggarakan pelayanan kebidanan yang bermutu, aman, efektif dan efisien dengan
mengutamakan keselamatan pasien. Apabila dikemudian hari diperlukan adanya perubahan, maka
Buku Pedoman Pelayanan Kebidanan ini akan disempurnakan.