Laporan Perencanaan
Pekerjaan Instalasi
PEMADAM KEBAKARAN
18 Nopember 2011
DAFTAR ISI Halaman
1. UMUM ……………………………………………………………………………. 2
1.1 Data Proyek ………………………….……………………………….. . 2
1.2 Fungsi Bangunan …………………………………………………….. . 2
1.3 Data Bangunan ………………………………………………………. . 2
6. PERHITUNGAN …….……………………………………...……………………. 8
LAMPIRAN :
1. UMUM
Bangunan ini secara umum berfungsi sebagai Hunian (Kantor), terdiri dari 30 Lantai + 4
Basemen.
1. SNI 03–1745–2000, Tata Cara Perencanaan dan pemasangan sistem pipa tegak dan slang
untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung.
2. SNI 03-3989-2000, Tata Cara Perencanaan dan pemasangan sistem sprinkler otomatik
untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung.
3. SNI 03-6570-2001, Instalasi pompa yang dipasang tetap untuk proteksi kebakaran
5. PERDA DKI No. 8 Tahun 2008 tentang “Pencegahan dan Penanggulangan Bahaya
Kebakaran”.
a. Buku Perencanaan dan Pemeliharaan Sistem Plambing oleh Soufyan M. Noerbambang dan
Morimura.
4. KRITERIA PERANCANGAN
2. Sisa tekanan minimum pada landing valve hidran terjauh sebesar 6,9 kg/cm2 (diujung
nozzle ∅ 65 mm), tekanan maksimum pada landing valve hidran sebesar 12 kg/cm2.
5. Kapasitas dan head pompa kebakaran mampu menanggulangi kebakaran pada setiap
tekanan minimum yang dipersyaratkan.
6. Jumlah hidran gedung sesuai dengan peraturan untuk gedung bertingkat yaitu 800 m2
per satu buah hidran gedung dan diletakan dengan jarak maksimum 30 m dari area
terjauh. Disediakan minimum dua sambungan dinas kebakaran yang terletak di pintu
masuk gedung.
2. Sisa tekanan minimum pada hidran terjauh sebesar 6,9 kg/cm2 (untuk Ø 65mm).
4. Kapasitas reservoir untuk 60 menit durasi kebakaran (sistem kombinasi dengan hidran
gedung).
5. Kapasitas dan head pompa kebakaran menggunakan kapasitas dan head yang sama
dengan hidran gedung (sistem kombinasi dengan hidran gedung).
6. Jumlah dan perletakan hidran halaman sesuai dengan peraturan untuk gedung
bertingkat yaitu di sekeliling gedung dengan jarak minimum 10 m dari bangunan.
3. Sisa tekanan minimum pada kepala sprinkler terjauh sebesar 0,62 kg/cm2 untuk
kebakaran ringan dan 0,56 kg/cm2 untuk kebakaran sedang kelompok I.
6. Kapasitas dan head pompa kebakaran menggunakan kapasitas dan head yang sama
dengan hidran gedung (sistem kombinasi).
8. Jumlah kepala sprinkler per riser untuk bahaya kebakaran ringan adalah maksimum 500
sprinkler sesuai dengan SNI 03-3989-2000 (bahaya kebakaran ringan).
9. Jumlah kepala sprinkler per riser/area parkir untuk bahaya kebakaran sedang adalah
maksimum 1000 sprinkler sesuai dengan SNI 03-3989-2000 (bahaya kebakaran
sedang).
10. Jumlah cadangan kepala sprinkler sebanyak 36 buah, sesuai dengan SNI 03-3989-2000
dimana klasifikasi bahaya terberat adalah kebakaran sedang.
3. Perletakan APAR
• Kantor : jarak jangkauan maksimum ke APAR 23 m
• Parkir : jarak jangkauan maksimum ke APAR 23 m
1. Perletakan SMC, 2 SMC pada jalan masuk dan 2 SMC pada jalan keluar.
5. KONSEP PERANCANGAN
• 5 lantai parkir
• 4 lantai basemen
• 24 kantor
• 1 ruang serbaguna
Sesuai SNI 03-1745-2000 pasal 7.9.1.1 dan 7.9.1.3, maka kapasitas pompa kebakaran
dihitung untuk sistem kombinasi / pasokan bersama hidran dan sprinkler. Jumlah pipa
tegak 2 untuk hidran dan 1 untuk sprinkler, maka kapasitas pompa kebakaran adalah :
Perhitungan kapasitas tangki air pemadam mampu menampung air untuk kebutuhan
kapasitas (laju aliran) pompa sistem pemadam kebakaran sesuai NFPA 14 (1996), bagian 7
– 2 minimum 30 menit dan Kep Men PU No.26/PRT/M/2008, bagian 3.3.a.2.b minimum 45
menit, yang terletak pada Basemen 1, ditentukan untuk durasi 60 menit.
Zona pelayanan alarm gong melayani beberapa lantai, sehingga jumlah springkler mencapai
500 buah per riser (bahaya kebakaran ringan) dan 1000 buah per riser (bahaya kebakaran
sedang).
Penentuan jumlah hidran gedung berdasarkan jarak maksimum antar hidran gedung sejauh
60 m.
Penentuan jumlah hidran dan sambungan dinas kebakaran sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
APAR adalah pemadam api yang ringan, mudah dibawa/dipindahkan dan dikerjakan/dilayani oleh
satu orang. Alat ini hanya digunakan untuk memadamkan api pada awal terjadinya kebakaran,
bila diketahui oleh orang pada saat api belum terlalu besar, yaitu dengan cara penyemprotan ke
sumber api.
Pompa jockey berfungsi untuk menjaga tekanan air pada instalasi sprinkler dan hidran tetap
berada pada batas tekanan yang ditentukan dengan cara membuat sistim kontrol otomatis untuk
pompa agar hidup pada saat tekanan turun akibat kebocoran pada seal pompa dan mati pada
saat tekanan yang ditentukan telah tercapai.
Pompa utama pemadam kebakaran berfungsi untuk mengalirkan air secara otomatis pada saat
sprinkler pecah akibat kebakaran atau pada saat dilakukan penyemprotan dengan menggunakan
hidran.
JP Start – 5 Psi
18/11/11
JUMLAH PIPA TEGAK KLASIFIKASI JENIS & JUMLAH ALAT KEBAKARAN
NAMA LANTAI FUNGSI ELEVASI
IHB SPRINKLER KEBAKARAN PH/OHB SMC IHB SPR / SPARE FE CO2 CO2 Trolley
BASEMENT
DENAH SITUASI - - - 4 4 - - - - -
= 7,5 Gpm
16,4
a. Pompa Utama
i) Listrik (EFP)
H2 = ( Q2 )2
H1 ( Q1 )2
Contoh :
23,6 = ( 1000 )2
H1 ( 750 )2
5 L9 - L12 567 23,2 L = = 27.7 0.032 1.7 95 - 23,2 - 1,7 Δ = 10,1 70,1 - 10,1 = 60
P-S-E (150) ELB 90 = 1x6 = 6 = 70,1
TEE B = 2x9 = 18
GV = 1 x 1.2 = 1.2
= 52.9
6 L13 - L16 567 12,9 L = = 17.4 0.032 1.6 95 - 12,9 - 1,6 Δ = 20,5 80,5 - 20,5 = 60
P-S-F (150) ELB 90 = 1x6 = 6 = 80,5
TEE B = 2x9 = 18
TEE S = 4 x 1.8 = 7.2
GV = 1 x 1.2 = 1.2
= 49.8
7 L17 - L20 567 4,3 L = = 8.8 0.032 1.3 95 - 4,3 - 1,3 Δ = 29,4 89,4 - 29,4 = 60
P-S-G (150) ELB 90 = 1x6 = 6 = 89,4
TST = 4 x 1,8 = 7.2
TEE B = 2x9 = 18
GV = 1 x 1.2 = 1.2
= 41.2
8 L21 - L24 567 22,7 L = = 27.2 0.032 1.9 95 - 22,7 - 1,9 Δ = 10,4 70,4 - 10,4 = 60
P-S-H (150) ELB 90 = 1x6 = 6 = 70,4
TST = 4 x 1,8 = 7.2
TEE B = 2x9 = 18
GV = 1 x 1.2 = 1.2
= 59.6
9 L25 - L28 567 12,9 L = = 17.4 0.032 2.4 95 - 12,9 - 2,4 Δ = 19,7 79,7 - 19,7 = 60
P-S-I (150) ELB 90 = 5x6 = 30 = 79,7
TST = 4 x 1,8 = 7.2
TEE B = 2x9 = 18
GV = 1 x 1,2 = 1.2
= 73.8
10 L29 - L30 567 131,3 L = = 135.8 0.032 6.2 240 - 131,3 - 6,2 Δ = 42,5 102,5 - 42,5 = 60
P-S-J (150) ELB 90 = 5x6 = 30 = 102,5
TST = 4 x 1,8 = 7.2
TEE B = 2x9 = 18
GV = 1 x 1,2 = 1.2
= 192.2
2 L4 - L9 2838 25,4 L = = 46.4 0.065 3.86 240 - 25,4 - 3,86 Δ = 115,74 210,74 - 115,74
(P - H - 3) (150) ELB 90 = 2 x 6,5 = 13 = 210,74 = 95
= 59.4
3 L10 - L15 2838 52,9 L = = 73.9 0.065 5.90 240 - 52,9 - 5,9 Δ = 86,2 181,2 - 86,2 = 95
(P - H - 4) (150) ELB 90 = 2 x 6,5 = 13 = 181,2
TEE S = 1x4 = 4
= 90.9
4 L16 - L21 2838 78,7 L = = 99.7 0.065 7.58 240 - 78,7 - 7,58 Δ = 58,72 153,72 - 58,72 = 95
(P - H - 5) (150) ELB 90 = 2 x 6,5 = 13 = 153,72
TEE S = 1x4 = 4
= 116.7
5 L22 - L27 2838 105,7 L = = 126.7 0.065 9.34 240 - 105,7 - 9,34 Δ = 29,96 124,94 - 29,96
(P - H - 6) (150) ELB 90 = 2 x 6,5 = 13 = 124,96 = 95
TEE S = 1x4 = 4
= 143.7
Po = ΔP 500 ( Bar )
Qx
= 1,9 500 .
1892,7
= 0,5
Po = ΔP 5000 ( Bar )
Qx
= 2 5000 .
1892,7
= 5,2