Anda di halaman 1dari 9

Idea Nursing Journal Vol. IX No.

1 2018
ISSN : 2087-2879, e-ISSN : 2580 - 2445
UPAYA PROMOSI DAN PREVENSI KESEHATAN REPRODUKSI WANITA
OLEH PETUGAS KESEHATAN

Promotional and Prevention Efforts Undertaken by Health Workers Related to Women's


Reproductive Health

Ermiati1, Restuning Widiasih2


1
Departemen Maternitas, Fakultas Keperawatan, Universitas Padjadjaran, Jawa Barat.
2
Departemen Maternitas, Fakultas Keperawatan, Universitas Padjadjaran, Jawa Barat.
E-mail: ermiati@unpad.ac.id

ABSTRAK
Masalah kesehatan reproduksi wanita seperti infeksi menular seksual, kanker serviks, kanker payudara,
angka kematian ibu terjadi peningkatan dari tahun ke tahun. Rumah sakit dan petugas kesehatan
merupakan bagian yang tidak terpisah dari program pelayanan kesehatan dan menjadi ujung tombak
dalam upaya promosi dan prevensi kesehatan dalam mencegah dan menurunkan masalah-masalah
kesehatan reproduksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran upaya promosi dan prevensi
yang dilakukan oleh petugas kesehatan berhubungan dengan kesehatan reproduksi wanita. Jenis
penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi seluruh petugas kesehatan di Ruang Kebidanan RSHS Bandung.
Sampel berjumlah 37 responden, yang merupakan tenaga kesehatan/bidan di ruang kebidanan yang
bersedia untuk diambil datanya. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner yang berisi pernyataan yang
berhubungan dengan materi kesehatan reproduksi. Penelitian ini menunjukkan lebih dari 80% tenaga
kesehatan melakukan upaya promosi dan prevensi kesehatan pada kesejahteraan ibu dan bayi pada
periode perinatal (ibu hamil, melahirkan, postpartum) dan KB. Kurang dari 50% tenaga kesehatan
melakukan upaya promosi dan prevensi kesehatan reproduksi pada infeksi pada system reproduksi,
kesehatan reproduksi remaja, deteksi dini, kesehatan lansia dan KDRT. Upaya promosi dan prevensi
kesehatan reproduksi yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di ruang kebidanan lebih berfokus pada
periode perinatal dan KB sedangkan untuk kesehatan reproduksi seperti infeksi, kespro remaja, deteksi
dini, lansia dan KDRT masih kurang optimal. Diharapkan upaya promosi dan prevensi kesehatan
dilakukan oleh tenaga kesehatan mencakup seluruh aspek kesehatan reproduksi.

Kata Kunci: Promosi, prevensi, kesehatan reproduksi

ABSTRACT
Women’s reproductive health issues are increasing year by year in Indonesia. Hospitals and health
workers are an integral part of the healthcare program and are at the forefront of promotional efforts
and prevention to reduce reproductive health problems.The aim of the research is to determine the
description of promotional and prevention efforts undertaken by health workers related to women's
reproductive health. Quantitative descriptive methods are applied in this research. The population is all
health workers in RSHS Bandung Midwifery Room. The sample is 37 respondents, who are health
workers/midwives in midwifery room who are willing to take the data. The instrument used is a
questionnaire containing statements relating to reproductive health materials. The results of this study
indicate that more than 80% of health workers make promotion efforts and health prevention on the
welfare of mothers and infants in the perinatal period (pregnant women, childbirth, postpartum) and
family planning. Less than 50% of health workers make promotional efforts and prevention of
reproductive health in infections of the reproductive system, adolescent reproductive health, early
detection, elderly health and domestic violence. Reproductive health promotion and prevention efforts
conducted by health workers in midwifery are more focused on perinatal and family planning periods,
while for reproductive health such as infection, adolescent counseling, early detection, elderly and
domestic violence are not optimal. It is expected that health promotion and prevention efforts will be
conducted by health workers covering all aspects of reproductive health.

Keywords: Promotion, illness prevention, reproductive health

PENDAHULUAN 2015, AKI di Indonesia adalah 228 per


Berdasarkan Survei Demografi 100.000 kelahiran hidup (Dinas Kesehatan
Kependudukan Indonesia (SDKI) tahun Provinsi Jawa Barat, 2015). Sementara

47
Idea Nursing Journal Ermiati, dkk

berdasarkan Laporan Rutin Program kedua aspek tersebut yaitu promotif dan
Kesehatan Ibu (LRPKI) tahun 2013, tercatat preventif.
Jawa Barat menduduki peringkat tertinggi Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan
dalam jumlah AKI. Dalam laporan tersebut Sadikin (RSHS) Bandung adalah rumah sakit
terdapat 765 kasus dari 5.019 kasus kematian tipe A dan rumah sakit rujukan nomor satu di
ibu yang terjadi di Jawa Barat. Artinya Jawa Jawa Barat serta merupakan rumah sakit
Barat menjadi penyumbang 50 persen AKI di pendidikan. Sebagai rumah sakit besar
Indonesia. harapan terhadap upaya promosi dan prevensi
Sementara itu ibu meninggal akibat yang baik pun sangat tinggi. Hal ini selain
komplikasi kehamilan sebanyak 585 ribu per dikarenakan terdapat kelengkapan fasilitas
tahun, aborsi 2,3 juta per tahun, 500 juta pelayanan kesehatan, di RSHS juga memiliki
wanita kekurangan nutrisi (anemia), 165 juta petugas kesehatan dengan tingkat pendidikan
wanita terpapar penyakit menular seksual, yang tinggi. Terbukti dengan banyaknya
dan 64 juta menderita komplikasi pasca perawat lulusan S1, S2, dan kebidanan
persalinan (Kusmiran, 2011). lulusan D4 yang kini mulai mengurangi
Masalah kesehatan reproduksi wanita keberadaan lulusan D3 secara perlahan
cenderung meningkat dari tahun ke tahun. dengan memberikan kesempatan untuk
Hal ini perlu adanya keseriusan dalam melanjutkan pendidikan ke jenjang S1.
promosi dan prevensi kesehatan reproduksi Dari hasil wawancara dan observasi
wanita di masyarakat. Rumah sakit dan terhadap pasien ibu postpartum spontan di
petugas kesehatan merupakan ujung tombak ruang rawat inap Alamanda, didapatkan 2
dalam upaya promosi dan prevensi dari 3 pasien tersebut mengatakan bahwa
kesehatan. Menurut Kementerian Kesehatan mereka enggan untuk Buang Air Kecil
(2010), organisasi rumah sakit harus (BAK) dan Buang Air Besar (BAB) karena
memiliki kebijakan tertulis untuk Promosi khawatir terjadi robekan pada luka jahitan
Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) yang (episiotomi). Sedangkan wawancara terhadap
merupakan bagian yang tidak terpisah dari 20 orang pasien dari masing – masing
program pelayanan kesehatan di rumah sakit. ruangan di Poliklinik Kebidanan, UGD
Selain itu pemerintah bertanggung jawab atas Kebidanan lantai 2, Kemuning Kebidanan
ketersediaan akses terhadap informasi, lantai 3, Ruang Alamanda rawat inap dan
edukasi, dan fasilitas pelayanan kesehatan, VK, didapatkan 16 orang dari mereka
serta upaya kesehatan diselenggarakan dalam menyatakan bahwa mereka kesulitan
bentuk kegiatan dengan pendekatan promotif, mendapatkan informasi yang cukup tentang
preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang kesehatan.
dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh, Kejadian-kejadian seperti ini
dan berkesinambungan. seharusnya tidak terjadi dan bisa dicegah
Hasil rumusan Konferensi melalui upaya promosi dan prevensi rumah
Internasional Promosi Kesehatan tahun 1986 sakit, sehingga tidak terdapat kejadian infeksi
di Ottawa, Canada menyatakan bahwa dan minimnya pengetahuan pasien dalam hal
promosi kesehatan memiliki cakupan lebih pemeliharaan dan peningkatan derajat
luas dari pendidikan kesehatan karena kesehatannya.
promosi kesehatan tidak hanya untuk Berdasarkan uraian latar belakang di
perubahan perilaku tetapi juga perubahan atas penulis merasa tertarik untuk melakukan
lingkungan yang memfasilitasi perubahan penelitian tentang Gambaran Upaya Promosi
perilaku tersebut. Sedangkan upaya saat ini dan Prevensi Yang Dilakukan Oleh Petugas
lebih prioritas pada kedua aspek tersebut Kesehatan Berhubungan Dengan Kesehatan
yaitu promotif dan preventif. Prevensi berasal Reproduksi Wanita Di Ruang Kebidanan
dari kata preventif yang berarti pencegahan RSHS Bandung.
dengan kata lain, promosi kesehatan adalah
upaya yang dilakukan terhadap masyarakat METODE PENELITIAN
sehingga mereka mau dan mampu untuk
Jenis penelitian adalah deskriptif
memelihara dan meningkatkan kesehatan
kuantitatif yang bertujuan untuk
mereka sendiri (Notoatmodjo, 2010).
mengidentifikasi gambaran upaya promosi
Sedangkan upaya saat ini lebih prioritas pada
dan prevensi yang dilakukan oleh petugas

49
Idea Nursing Journal Vol. IX No. 1 2018

kesehatan berhubungan dengan kesehatan Berdasarkan tabel 1 pada antenatal sebagian


reproduksi wanita di ruang kebidanan RSHS besar responden melakukan promosi dan
Bandung. prevensi tentang perawatan selama hamil
Variabel yang akan diteliti dalam yaitu sebanyak 31 responden (84%) dan
penelitian ini yaitu Kesejahteraan Ibu dan perubahan selama hamil yaitu sebanyak 32
Bayi dimana didalamnya mencakup upaya responden (86%). Hampir sebagian
promosi dan prevensi yang dilakukan petugas responden menjelaskan tentang senam hamil
kesehatan terhadap antenatal, intranatal, dan yaitu sebanyak 13 responden (34%). Pada
postnatal, Program KB, Infeksi Saluran intranatal hampir seluruh responden yang
Reproduksi (ISR), Kesehatan Reproduksi melakukan promosi dan prevensi tentang
Remaja, Usia Lanjut, dan Deteksi Dini serta persiapan persalinan yaitu sebanyak 30
Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). responden (81%) dan perawatan intranatal
Populasi dalam penelitian ini adalah yaitu sebanyak 28 responden (76%). Pada
seluruh petugas kesehatan di Ruang postpartum hampir seluruh responden
Kebidanan RSHS Bandung. Sampel adalah melakukan promosi dan prevensi tentang
petugas kesehatan, yang diambil dari perawatan dan komplikasi postpartum yaitu
Poliklinik Kebidanan, Kemuning Kebidanan sebanyak 35 responden (95%) dan perawatan
lantai 3, Alamanda rawat inap dan Alamanda bayi baru lahir yaitu sebanyak 31 responden
VK dengan kriteria bersedia menjadi (84%).
responden yang berjumlah 37 responden.
Tabel 2. Distribusi Variabel (KB, Infeksi
Data dikumpulkan menggunakan kuesioner
Sistem Reproduksi, Kespro Remaja, Lansia,
tertutup dikotomi yang sudah disediakan
Deteksi Dini dan KDRT) Pada Upaya
pilihan jawaban “Ya” dan “Tidak”.
Promosi Dan Prevensi Kesehatan Reproduksi
Wanita Yang Dilakukan Oleh Petugas
HASIL Kesehatan Di Ruang Kebidanan RSHS
Gambaran promosi dan prevensi Bandung (N=37)
kesehatan reproduksi oleh tenaga Melakukan Tidak
kesehatan di ruang kebidanan RSHS Upaya promosi dan melakukan
Bandung prevensi n % n %
KB
Tabel 1. Distribusi Variabel Menjelaskan tentang 36 97 1 3
Kesejahteraan Pada Ibu Dan Bayi Pada program &manfaat
Upaya Promosi Dan Prevensi Kesehatan KB
Reproduksi Wanita Yang Dilakukan Oleh Informasi 35 95 2 5
Petugas Kesehatan Di Ruang Kebidanan pencegahan &
RSHS Bandung (N=37) pengaturan
Upaya promosi dan Melakuk Tidak kehamilan
prevensi an Melaku Efek samping setiap 29 78 8 22
kan kontrasepsi
n % n % Infeksi Saluran
Reproduksi
Antenatal
Menjelaskan tentang 16 43 21 57
Menjelaskan Perawatan 31 84 6 16
infeksi saluran
selama hamil
reproduksi
Menjelaskan Perubahan 32 86 5 14
Menjelaskan tentang 15 41 22 59
selama kehamilan
penyakit menular
Menjelaskan Senam 13 35 24 65
seksual
hamil
Reproduksi Remaja
Intranatal
Menjelaskan 11 30 26 70
Menjelaskan Persiapan 30 81 7 19
perkembangan
persalinan
kematangan
Menjelaskan Perawatan 28 76 9 24
reproduksi pada
intra natal
remaja
Postnatal
Memberikan penkes 19 51 18 49
Menjelaskan Perawatan 35 95 2 5
ttg proses kehamilan
& komplikasi PP
& pencegahannya
Perawatan bayi baru 31 84 6 16
lahir

50
Idea Nursing Journal Ermiati, dkk

Lansia (24%), dan hampir sebagian responden


Menjelaskan 21 57 16 43 menjelaskan upaya bantuan bila terjadi
premenopause dan KDRT yaitu sebanyak 10 responden (27%).
menopause
Menjelaskan 19 51 18 49
perawatan kesehatan DISKUSI
menopause Setelah dilakukan penelitian pada 37
Deteksi dini responden yang merupakan tenaga kesehatan
Pemeriksaan 18 49 19 51 (bidan) di ruang kebidanan didapatkan bahwa
payudara sendiri upaya promosi dan prevensi kesehatan
Pap smear 22 60 15 40
Periksa vagina 18 49 19 51
reproduksi pada kesejahteraan ibu dan bayi
sendiri dilakukan oleh sebagian besar responden.
KDRT Variabel kesejahteraan ibu dan bayi dibagi
Menjelaskan contoh- 9 24 28 76 dalam 3 variabel yaitu antenatal, intranatal
contoh KDRT dan postnatal.
Menjelaskan upaya 10 27 27 73 Pada periode perinatal upaya promosi
mencari bantuan bila dan prevensi tentang perubahan yg terjadi
terjadi KDRT selama kehamilan, persiapan persalinan,
perawatan intranatal, komplikasi postpartum,
Berdasarkan tabel 2 hampir seluruh dan perawatan bayi baru lahir dilakukan oleh
responden melakukan promosi dan prevensi tenaga kesehatan. Hal ini menunjukkan
tentang KB yaitu sebanyak 36 responden bahwa tenaga kesehatan telah melakukan
(97%), pencegahan dan pengaturan promosi dan prevensi pada kesejahteraan ibu
kehamilan yaitu sebanyak 35 responden dan bayi walaupun belum seluruh responden
(95%) dan efek samping kontrasepsi yaitu melakukannya.
sebanyak 29 responden (78%). Pada variabel Hasil penelitian Yanuaria dan
infeksi saluran reproduksi hampir setengah Wulandari (2013) tentang upaya peningkatan
responden melakukan promosi dan prevensi pelayanan antenatal didapatkan hasil bahwa
tentang infeksi saluran reproduksi yaitu semua ibu hamil yang melakukan ANC di
sebanyak 16 responden (43%) dan penyakit Puskesmas Pacarkeling membutuhkan
menular seksual yaitu sebanyak 15 responden pelayanan ANC yang lebih memiliki kualitas
(41%). Pada variabel kesehatan reproduksi secara fungsional yaitu membutuhkan adanya
remaja hampir sebagian responden komunikasi interpersonal antara pemberi
melakukan promosi dan prevensi tentang pelayanan, informasi yang komprehensif agar
perkembangan kematangan reproduksi pada dapat mengetahui perkembangan
remaja yaitu sebanyak 11 responden (30%) kehamilannya dan pemberi pelayanan harus
dan sebagian besar responden memberikan mampu untuk berkomunikasi dengan baik.
penkes tentang proses kehamilan dan Informasi yang dibutuhkan ibu hamil yang
pencegahannya yaitu sebanyak 19 responden datang ke pelayanan antenatal, setiap wanita
(51%). yang datang berkunjung pada masa antenatal
Pada variabel lansia sebagian besar tidak sekedar ingin memeriksa kehamilan
responden melakukan promosi dan prevensi dan kondisi janinnya saja, akan tetapi ibu
tentang premenopause dan menopause yaitu hamil ingin diberikan penjelasan tentang
sebanyak 21 responden (57%) dan perawatan kondisi mereka dan diberi kebebasan untuk
kesehatan menopause yaitu sebanyak 19 memilih pelayanan atau tindakan medis yang
responden (51%). Pada varibel deteksi dini akan mereka terima kesempatan untuk
hampir sebagian responden melakukan bertanya dan memperoleh informasi yang
promosi dan prevensi tentang pemeriksaan mereka inginkan, walaupun mereka telah
payudara sendiri dan vagina sendiri masing- banyak mendapatkan informasi dari tenaga
masing sebanyak 18 responden (49%), dan kesehatan (Handerson & Jones, 2005). Hal
sebagian besar responden menjelaskan ini sesuai dengan salah satu tugas dari tenaga
tentang pap smear yaitu sebanyak 22 kesehatan pada asuhan antenatal yaitu
responden (60%). Pada variabel KDRT memberikan pendidikan selama kehamilan
sebagian kecil responden melakukan promosi agar wanita hamil mengetahui cara menjaga
dan prevensi tentang menjelaskan contoh- diri agar tetap sehat dan meningkatkan
contoh KDRT yaitu sebanyak 9 responden

51
Idea Nursing Journal Vol. IX No. 1 2018

kesadaran wanita hamil tentang kemungkinan mengetahui bantuan dari tenaga ahli yang
adanya resiko tinggi atau terjadinya dibutuhkannya, mampu mengenali
komplikasi dan diharapkan mampu penyimpangan yang terjadi sehingga ia
mengenali secara dini (Pinem, 2009). segera menghubungi pemberi layanan
Pada asuhan intranatal tenaga kesehatan jika terjadi komplikasi sehingga
kesehatan diruang kebidanan yang masalah kesehatan pada masa postpartum
seluruhnya bidan adalah orang yang bertugas dapat segera ditangani.
memberikan asuhan dan dukungan selama Pemberian penyuluhan pada klien
proses persalinan. Tanggung jawab bidan mengenai perawatan postpartum dan
adalah memonitor kondisi ibu dan janin, komplikasi merupakan bagian dari asuhan
mengenali adanya abnormalitas yang keperawatan yang wajib diberikan untuk
mungkin membutuhkan penanganan dan mencegah terjadinya masalah kesehatan pada
tindakan yang tepat dari dokter. Tujuan ibu postpartum yang berkepanjangan akibat
asuhan kebidanan adalah membantu ketidaktahuan ibu postpartum untuk
kelahiran bayi dengan sehat dan selamat serta mengenali tanda-tanda abnormal. Tenaga
memuaskan ibu. kesehatan harus menggunakan setiap
Wanita bersalin sangat membutuhkan kesempatan yang ada untuk menjelaskan
informasi tentang kemajuan persalinannya, perubahan fisiologis pada ibu, sehingga ia
dan diyakinkan bahwa kemajuan mampu mengenali penyimpangan dan
persalinannya adalah normal. Proses menghubungi pemberi layanan kesehatan jika
persalinan ini dapat berlangsung dengan terjadi komplikasi (Ladewig, 2005).
lancar bila ada kerjasama, komunikasi dan Pada aspek penjelasan tentang senam
kepercayaan yang baik antara bidan dan hamil hanya dilakukan sebagian kecil
wanita yang akan bersalin (Bobak, responden, seharusnya penjelasan tentang
Lowdermilk, & Jensen, 2005). Pada wanita senam hamil di sampaikan kepada ibu hamil
bersalin membutuhkan dukungan fisik dan yang datang berkunjung ke pelayanan
emosional. Bentuk dukungan yang diberikan antenatal. Dengan mendapatkan promosi dan
berupa menggosok punggung, memegang prevensi tentang senam hamil diharapkan ibu
tangan, mempertahankan kontak mata, hamil memahami dan mau mengikuti kelas
didampingi oleh orang-orang yang ramah, senam hamil. Manfaat senam hamil adalah
memberikan kata-kata pujian serta penguatan melatih pernafasan, melatih otot panggul dan
dan diyakinkan bahwa selama proses vagina agar tidak kaku, melancarkan
persalinan akan di dampingi, hasil penelitian peredaran darah yang relative lamban pada
menunjukkan waktu persalinan yang lebih masa kehamilan dan melatih meneran
singkat, berkurangnya penggunaan obat- (Pinem, 2009). Ibu-ibu yang melakukan
obatan penghilang nyeri, menurunkan kegiatan senam dengan teratur selama selama
persalinan pervaginam dengan tindakan, trimester akhir saat persalinan tingkat nyeri
apgar score pada menit kelima lebih dari lebih rendah dibandingkan dengan persalinan
tujuh (Handerson & Jones, 2005). para ibu yang tidak melakukan kegiatan
Sementara itu pada asuhan postnatal senam dan wanita hamil yang melakukan
dalam praktik perawatan saat ini lama senam selama 30 menit, 5 hari dalam
perawatan ibu postpartum di rumah sakit seminggu, melahirkan bayi yang lebih besar
hanya 1-2 hari. Kondisi ini mengharuskan dan lebih sehat (Hanton, 2001).
pemberian asuhan berfokus pada pengkajian Upaya promosi dan prevensi tentang
terhadap perkembangan komplikasi yang program KB telah dilaksanakan oleh tenaga
mungkin terjadi, dan penyuluhan pada klien, kesehatan diruang kebidanan. Penjelasan
mengkaji kesehatan dan kesejahteraan ibu, tentang program KB dan manfaat KB
kepercayaan diri ibu untuk menyusui, tingkat dilakukan hamper seluruh responden.
dukungan yang diberikan keluarga dan Pelaksanaan program KB di Indonesia saat
mampu mengidentifikasi kebutuhan ibu akan ini mengalami beberapa hambatan salah
informasi yang akurat, sehingga ibu satunya peserta KB menghentikan
pospartum mampu mengidentifikasi penggunaan kontrasepsi masih banyak
kebutuhannya seperti kesehatan bayi dan dengan alasan efek samping, kesehatan dan
dirinya, mencari dukungan praktis, kegagalan pemakaian (Pinem, 2009).
pendidikan dan dukungan emosional,

52
Idea Nursing Journal Ermiati, dkk

Sementara itu pada penelitian ini hidup sehat dan bila akhirnya muncul
penjelasan tentang efek samping oleh tenaga gejala/simptomatik wanita akan segera
kesehatan dilakukan oleh sebagian besar berupaya ke pelayanan sehingga penyakit
responden. Penjelasan tentang efek samping bisa terdeteksi lebih dini.
pada penggunaan alat kontasepsi mutlak Upaya melakukan promosi dan
harus di sampaikan oleh tenaga kesehatan prevensi tentang perkembangan kematangan
kepada peserta KB, hal ini untuk reproduksi pada remaja, upaya melakukan
menghindari berhentinya penggunaan promosi dan prevensi tentang proses
kontrasepsi dikarenakan tidak memahami kehamilan dan pencegahannya dilakukan
efek samping yang mungkin akan muncul, sebagian dari responden. Hasil penelitian ini
atau terlambat datang ke pelayanan kesehatan menunjukkan bahwa masih rendahnya
karena tidak memahami kapan harus segera perhatian tenaga kesehatan di ruang
kepelayanan bila terjadi efek samping yang kebidanan terhadap kesehatan reproduksi
mengharuskan peserta KB kepelayanan pada remaja. Sementara itu remaja termasuk
kesehatan untuk menghentikan penggunaan kelompok yang mengalami resiko reproduksi
kontrasepsi dan menggantinya dengan alat yang tinggi, dikarenakan perilaku kesehatan
kontrasepsi yang lain. Penjelasan tentang reproduksi remaja saat ini cenderung
efek samping dari setiap kontrasepsi akan memprihatinkan. Sebagian remaja sudah
memberikan ketenangan pada peserta KB mengalami pematangan organ reproduksi dan
bahwa kondisi yang dialaminya merupakan bisa bereproduksi, namun secara mental,
hal yang memang akan mereka lalui. Bila emosi dan sosial mereka belum dewasa dan
terjadi kondisi yang mengharuskan mereka akan mengalami banyak masalah bila
kepelayanan, mereka masih mau untuk tetap pendidikan seksualitas dan reproduksi
sebagai peserta KB dengan mengganti mereka terabaikan. Banyak remaja yang
metode yang sesuai dengan mereka hal ini sudah aktif secara seksual dan berganti-ganti
diharapkan dapat menurunkan angka pasangan seks sehingga akibatnya banyak
kegagalan dalam penggunaan kontrasepsi terjadi infeksi menular seksual, kehamilan
atau penghentian penggunaan alat dini, kehamilan yang tidak diinginkan dan
kontrasepsi. upaya aborsi yang tidak aman.
Upaya promosi dan prevensi tentang Pemberian materi kesehatan
infeksi saluran reproduksi dan upaya promosi reproduksi dan seksual sudah sangat
dan prevensi tentang penyakit menular diperlukan bagi remaja saat ini. Pendidikan
seksual dilakukan sebagian kecil responden, tersebut diperlukan agar remaja dapat
hasil ini menunjukkan bahwa upaya promosi menghindari perilaku seks yang beresiko
dan prevensi kesehatan reproduksi tentang yang membahayakan kesehatan reproduksi
infeksi pada sistem reproduksi di ruang dan seksualnya. Hal ini didukung oleh hasil
kebidanan masih rendah. survei Puska Gender dan Seksualitas
Setiap tahun terjadi peningkatan kasus terungkap bahwa pengetahuan remaja
infeksi saluran reproduksi (ISR) dan infeksi mengenai kesehatan reproduksi dan seksual
menular seksual (IMS), cara yang paling masih sangat terbatas. Sebagai contoh, masih
efektif untuk menghindari terinfeksi adalah banyak (36,3%) siswa yang tidak mengetahui
menjauhkan diri dari hubungan seksual yang bahwa hubungan seksual meskipun hanya
berganti-ganti pasangan. Untuk menurunkan satu kali pada masa subur dapat
angka kejadian ISR dan IMS harus dilakukan menyebabkan kehamilan. Sementara di sisi
sosialisasi bagaimana cara mencegah lain, remaja semakin aktif secara seksual
terjadinya infeksi sistem reproduksi atau dan yang membuat remaja semakin rentan
tanda gejala dari ISR. Penjelasan mengenai terhadap kehamilan tidak diinginkan dan
pencegahan infeksi pada sistem reproduksi infeksi menular seksual atau HIV dan AIDS.
harus diberikan untuk meningkatkan Kasus HIV AIDS di Indonesia terbanyak
pengetahuan wanita tentang infeksi sistem merupakan kelompok usia 20-29 tahun yang
reproduksi dan faktor resiko terjadinya mengindikasikan mereka terkena HIV 3-10
penyakit ini. Memberikan penjelasan tentang tahun sebelumnya (KPAN&Unicef, 2011).
infeksi pada sistem reproduksi akan Survei Kesehatan Reproduksi Remaja
meningkatkan pengetahuan dan kesadaran Indonesia (SKRRI) tahun 2007
untuk mengurangi resiko dengan menerapkan mengungkapkan bahwa remaja berusia

53
Idea Nursing Journal Vol. IX No. 1 2018

kurang dari sama dengan 19 tahun yang banyak tidak diketahui oleh wanita-wanita
belum menikah namun memiliki pengalaman yang memasuki masa menopause.
seks sebesar 3,6% dan 1% mengalami Lansia yang mengalami kesehatan
kehamilan tidak diinginkan. Kerentanan yang buruk, 21% mengalami depresi (Bobak,
remaja juga terlihat dari kasus pelecehan Lowdermilk, & Jensen, 2005). Oleh karena
seksual yang menimpa remaja, khususnya itu diperlukan perhatian khusus dari tenaga
remaja perempuan, dari survei Puska Gender kesehatan untuk dapat memberikan promosi
dan Seksualitas tersebut juga ditemukan dan preventif pada lansia dengan demikian
sebanyak 5,2% responden mengaku pernah diharapkan dapat ditemukan lansia yang
dipaksa melakukan hubungan seks dan memiliki masalah kesehatan dan dapat
mereka yang mengalami hal tersebut, 61,4% dengan segera diberikan perawatan. Tindakan
mengaku dipaksa oleh pacar mereka. keperawatan untuk mengatasi gejala fisik
Remaja perlu mendapatkan informasi yang dirasakan dapat mengurangi depresi
yang benar dari sumber yang terpercaya. lansia. Usaha pelayanan pada lansia
Tenaga kesehatan memiliki tanggung jawab ditujukan untuk membantu lansia
dalam menyampaikan kesehatan reproduksi mempertahankan tujuan hidup mengurangi
pada remaja, dikarenakan merupakan salah morbilitas pada lansia sehingga lansia
satu seharusnya memberikan penjelasan memiliki kualitas hidup yang lebih baik.
tentang perkembangan kematangan Upaya promosi dan prevensi tentang
reproduksi remaja dan proses terjadinya pemeriksaan payudara sendiri dan vagina
kehamilan dan pencegahannya. Penjelasan sendiri masing-masing 18 responden (49%),
tentang proses terjadinya kehamilan dan dan sebagian besar responden menjelaskan
pencegahannya agar remaja memahami tentang pap smear yaitu 22 responden (60%).
proses kehamilan, dan tidak mencoba-coba Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
hal baru yang didorong oleh rangsangan upaya promosi dan prevensi terhadap deteksi
seksual yang bila tidak di jelaskan dengan dini kurang menjadi perhatian bagi tenaga
baik pada remaja, khususnya remaja kesehatan diruang kebidanan. Deteksi dini
perempuan terjerumus dalam hubungan seks dengan melakukan pemeriksaan payudara
pranikah dengan segala akibatnya (Pinem, sendiri, VSE dan pap smear merupakan salah
2009) satu cara yang paling mudah di lakukan
Upaya promosi dan prevensi tentang untuk mendeteksi awal adanya kelainan pada
premenopause, menopause dan perawatan payudara dan vagina.
kesehatan menopause dilakukan sebagian Sekitar 90% dari semua lesi payudara
dari responden. Hasil penelitian ini di deteksi oleh individu sendiri. Kanker
menunjukkan bahwa kesehatan pada lansia payudara merupakan penyebab utama
masih kurang menjadi perhatian oleh tenaga kematian akibat kanker pada wanita. Di
kesehatan di ruang kebidanan. Pada wanita Indonesia kanker serviks merupakan kasus
lanjut usia menopause memberikan tanda terbanyak dan hampir 70%nya ditemukan
akan berakhirnya potensi reproduksi seiring dalam kondisi stadium lanjut. Hal ini karena
dengan mulainya kegagalan fungsi ovarium masih rendahnya pelaksanaan skrining yaitu
secara irreversibel. Penurunan fungsi hanya 5%. Pelaksanaan skrining yang ideal
ovarium mengakibatkan terjadi defisiensi adalah 80%. Hal ini yang menyebabkan
estrogen yang merupakan penyebab jumlah kasus baru kanker serviks mencapai
timbulnya gejala-gejala seperti panas pada 40-45/hari dan jumlah kematian akibat
dada (hot flush) yang dapat berlangsung 4-5 kanker serviks 20-25/hari (Samadi,2011).
tahun, banyak keringat, rasa kedinginan, sakit Tenaga kesehatan memiliki peran penting
kepala, desing dalam telinga, tekanan darah dalam menyelengarakan skrining dan
tidak stabil, berdebar-debar, susah bernapas, penyuluhan kanker payudara, VSE dan pap
jari-jari atrofi dan gangguan usus. Gangguan smear. Jika tumor dapat dideteksi lebih dini
lain yang dapat timbul dan gangguan dalam kondisi masih terlokalisasi, angka
psikis,gangguan somatic dan gangguan siklus kelangsungan hidup mencapai 100%
menstruasi. Perubahan ini akan dialami setiap (Bobak, Lowdermilk, & Jensen, 2005).
wanita yang akan memasuki masa Upaya promosi dan prevensi yang
menopause akan tetapi gejala yang muncul dilakukan oleh tenaga kesehatan tentang
menjelaskan bentuk-bentuk KDRT hanya

54
Idea Nursing Journal Ermiati, dkk

24% responden, penjelasan tentang upaya responden, perawatan intranatal


bantuan bila terjadi KDRT hanya dilakukan dilakukan oleh 76% responden.
oleh 10% responden. Hasil ini menunjukkan - Upaya promosi dan prevensi pada
bahwa masih rendahnya perhatian dari tenaga postnatal tentang perawatan dan
kesehatan terhadap KDRT. komplikasi postpartum dilakukan
KDRT sebagian besar korbannya oleh 95% responden dan perawatan
adalah kaum perempuan/istri dan pelakunya bayi baru lahir dilakukan oleh 84%
adalah suami. Ironisnya kasus KDRT sering responden.
ditutup-tutupi oleh korban karena faktor b. Upaya promosi dan prevensi tentang
budaya, agama dan sistem hukum yang program KB dilakukan oleh 97%
banyak belum dipahami oleh masyarakat. responden, pencegahan dan pengaturan
Tenaga kesehatan merupakan lini pertama kehamilan dilakukan oleh 95%
yang dapat menemukan kasus kekerasan responden, efek samping dilakukan oleh
dalam rumah tangga pada wanita yang datang 78% responden.
pada pelayanan kesehatan. Biasanya wanita c. Upaya promosi dan prevensi kesehatan
yang datang ke pelayanan kesehatan untuk infeksi saluran reproduksi dilakukan oleh
berobat karena masalah kesehatan, kontrol 43% responden dan tentang penyakit
kehamilan dan KB sangat jarang dijumpai menular seksual dilakukan oleh 41%
korban KDRT datang ke pelayanan kesehatan responden,
berterus terang bahwa telah mengalami d. Upaya melakukan promosi dan prevensi
KDRT. Sering dijumpai wanita yang kesehatan reproduksi remaja tentang
mengalami KDRT saat di gali tentang memar perkembangan kematangan reproduksi
atau tanda-tanda kekerasan pada tubuhnya pada remaja dilakukan oleh 30%
berusaha menutup-nutupinya. responden dan tentang proses kehamilan
Tenaga kesehatan harus memberikan dan pencegahannya yaitu 51%
promosi dan prevensi kekerasan dalam responden.
rumah tangga kepada wanita yang datang e. Upaya promosi dan prevensi kesehatan
kepelayanan agar wanita dan masyarakat lansia tentang premenopause dan
memahami bentuk–bentuk kekerasan dalam menopause yaitu 57% responden dan
rumah tangga dan cara menghentikan perawatan kesehatan menopause yaitu
kekerasan dalam rumah tangga, karena 51% responden.
kekerasan yang dibiarkan dapat mengancam f. Upaya promosi dan prevensi deteksi dini
kehidupan dan kejiwaan korban. Kesimpulan tentang pemeriksaan payudara sendiri
berisi rangkuman singkat atas hasil penelitian dan vagina sendiri masing-masing 49%
dan pembahasan. Berikan saran yang relevan responden, dan sebagian besar responden
dengan hasil penelitian menjelaskan tentang pap smear yaitu
60% responden.
KESIMPULAN DAN SARAN g. Upaya promosi dan prevensi KDRT yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan tentang
Simpulan
menjelaskan bentuk-bentuk KDRT hanya
a. Upaya petugas kesehatan dalam promosi
24% responden, penjelasan tentang
dan prevensi kesehatan pada
upaya bantuan bila terjadi KDRT hanya
kesejahteraan ibu dan bayi:
dilakukan oleh 10% responden.
- Upaya promosi dan prevensi
kesehatan reproduksi pada antenatal Saran
tentang perawatan selama hamil Diharapkan tenaga kesehatan dirumah
dilakukan sebanyak 84% responden, sakit terutama diruang kebidanan dalam
perubahan yg terjadi selama memberikan pelayanan promosi dan prevensi
kehamilan dilakukan oleh sebanyak tidak hanya berfokus pada masa perinatal:
86% responden, senam hamil hamil, melahirkan dan postpartum saja akan
dilakukan oleh 34% responden. tetapi juga memberikan promosi dan prevensi
- Upaya promosi dan prevensi pada kesehatan reproduksi terhadap infeksi pada
intranatal tentang persiapan sistem reproduksi, deteksi dini, KDRT,
persalinan dilakukan oleh 81% kesehatan reproduksi remaja dan lansia.

55
Idea Nursing Journal Vol. IX No. 1 2018

KEPUSTAKAAN
Yanuaria, MR dan Wulandari, RD. (2013).
Bobak, I.M., Lowdermilk, D.L., & Jensen,
Penyusunan Upaya Peningkatan Pelayanan
M.D. (2005). Maternity nursing. (4th
Antenatal Care Berdasarkan Voice Of The
ed). (Wijayarini, M.A., & Anugrah,
Customer Utilization Improvement Of
P.I, Penerjemah). California: Mosby.
Antenatal Care Based On Voice Of The
(Sumber asli diterbitkan, 1995).
Customer. Jurnal Administrasi Kesehatan
Indonesia Volume 1 Nomor 1 Januari –
Depkes RI. (2003). Materi Pelatihan
Maret 2013
Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja
(PKPR). Jakarta: Depkes RI

Depkes RI. (2001). Program kesehatan


reproduksi dan pelayanan integratifdi
tingkat pelayanan dasar. Jakarta:
Depkes RI

Downie, R.S., Tannahill, C., Fyfe. C


&Andrew Tannahill. A. (1990)
Health Promotion: Models and
Values. Oxford University Press

Hanton, T.W. (2001). Ibu kuat bayi sehat:


panduan senama kebugaran untuk
wanita hamil. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.

Henderson, C & Jones, K. (2005). Buku ajar


konsep kebidanan. Jakarta. EGC

Kusmiran, E. 2011. Kesehatan Reproduksi


Remaja dan Wanita. Jakarta :
Salemba Medika.

Ladewig, P.W., London, M.L., & Olds, S.B.


(2002). Clinical handbook:
Contemporary maternal-newborn
nursing care. (5thed). (Salmiyatun,
Penerjemah). New Jersey: Pearson
Education. (Sumber asli diterbitkan
tahun 2002).

Pinem, S. (2009). Kesehatan reproduksi dan


kontrasepsi. Jakarta: TIM

Samadi, H.P. (2011). Yes, I know everyting


about kanker serviks: mengenali,
mencegahnya dan bagaimana anda
menjalani pengobatannya. Solo. Tiga
Serangkai Pustaka Mandiri.

World Health Organization. (2016).


Sustainable Development Goals.
Retrieved from www.who.int

56

Anda mungkin juga menyukai