1 2018
ISSN : 2087-2879, e-ISSN : 2580 - 2445
UPAYA PROMOSI DAN PREVENSI KESEHATAN REPRODUKSI WANITA
OLEH PETUGAS KESEHATAN
ABSTRAK
Masalah kesehatan reproduksi wanita seperti infeksi menular seksual, kanker serviks, kanker payudara,
angka kematian ibu terjadi peningkatan dari tahun ke tahun. Rumah sakit dan petugas kesehatan
merupakan bagian yang tidak terpisah dari program pelayanan kesehatan dan menjadi ujung tombak
dalam upaya promosi dan prevensi kesehatan dalam mencegah dan menurunkan masalah-masalah
kesehatan reproduksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran upaya promosi dan prevensi
yang dilakukan oleh petugas kesehatan berhubungan dengan kesehatan reproduksi wanita. Jenis
penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi seluruh petugas kesehatan di Ruang Kebidanan RSHS Bandung.
Sampel berjumlah 37 responden, yang merupakan tenaga kesehatan/bidan di ruang kebidanan yang
bersedia untuk diambil datanya. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner yang berisi pernyataan yang
berhubungan dengan materi kesehatan reproduksi. Penelitian ini menunjukkan lebih dari 80% tenaga
kesehatan melakukan upaya promosi dan prevensi kesehatan pada kesejahteraan ibu dan bayi pada
periode perinatal (ibu hamil, melahirkan, postpartum) dan KB. Kurang dari 50% tenaga kesehatan
melakukan upaya promosi dan prevensi kesehatan reproduksi pada infeksi pada system reproduksi,
kesehatan reproduksi remaja, deteksi dini, kesehatan lansia dan KDRT. Upaya promosi dan prevensi
kesehatan reproduksi yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di ruang kebidanan lebih berfokus pada
periode perinatal dan KB sedangkan untuk kesehatan reproduksi seperti infeksi, kespro remaja, deteksi
dini, lansia dan KDRT masih kurang optimal. Diharapkan upaya promosi dan prevensi kesehatan
dilakukan oleh tenaga kesehatan mencakup seluruh aspek kesehatan reproduksi.
ABSTRACT
Women’s reproductive health issues are increasing year by year in Indonesia. Hospitals and health
workers are an integral part of the healthcare program and are at the forefront of promotional efforts
and prevention to reduce reproductive health problems.The aim of the research is to determine the
description of promotional and prevention efforts undertaken by health workers related to women's
reproductive health. Quantitative descriptive methods are applied in this research. The population is all
health workers in RSHS Bandung Midwifery Room. The sample is 37 respondents, who are health
workers/midwives in midwifery room who are willing to take the data. The instrument used is a
questionnaire containing statements relating to reproductive health materials. The results of this study
indicate that more than 80% of health workers make promotion efforts and health prevention on the
welfare of mothers and infants in the perinatal period (pregnant women, childbirth, postpartum) and
family planning. Less than 50% of health workers make promotional efforts and prevention of
reproductive health in infections of the reproductive system, adolescent reproductive health, early
detection, elderly health and domestic violence. Reproductive health promotion and prevention efforts
conducted by health workers in midwifery are more focused on perinatal and family planning periods,
while for reproductive health such as infection, adolescent counseling, early detection, elderly and
domestic violence are not optimal. It is expected that health promotion and prevention efforts will be
conducted by health workers covering all aspects of reproductive health.
47
Idea Nursing Journal Ermiati, dkk
berdasarkan Laporan Rutin Program kedua aspek tersebut yaitu promotif dan
Kesehatan Ibu (LRPKI) tahun 2013, tercatat preventif.
Jawa Barat menduduki peringkat tertinggi Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan
dalam jumlah AKI. Dalam laporan tersebut Sadikin (RSHS) Bandung adalah rumah sakit
terdapat 765 kasus dari 5.019 kasus kematian tipe A dan rumah sakit rujukan nomor satu di
ibu yang terjadi di Jawa Barat. Artinya Jawa Jawa Barat serta merupakan rumah sakit
Barat menjadi penyumbang 50 persen AKI di pendidikan. Sebagai rumah sakit besar
Indonesia. harapan terhadap upaya promosi dan prevensi
Sementara itu ibu meninggal akibat yang baik pun sangat tinggi. Hal ini selain
komplikasi kehamilan sebanyak 585 ribu per dikarenakan terdapat kelengkapan fasilitas
tahun, aborsi 2,3 juta per tahun, 500 juta pelayanan kesehatan, di RSHS juga memiliki
wanita kekurangan nutrisi (anemia), 165 juta petugas kesehatan dengan tingkat pendidikan
wanita terpapar penyakit menular seksual, yang tinggi. Terbukti dengan banyaknya
dan 64 juta menderita komplikasi pasca perawat lulusan S1, S2, dan kebidanan
persalinan (Kusmiran, 2011). lulusan D4 yang kini mulai mengurangi
Masalah kesehatan reproduksi wanita keberadaan lulusan D3 secara perlahan
cenderung meningkat dari tahun ke tahun. dengan memberikan kesempatan untuk
Hal ini perlu adanya keseriusan dalam melanjutkan pendidikan ke jenjang S1.
promosi dan prevensi kesehatan reproduksi Dari hasil wawancara dan observasi
wanita di masyarakat. Rumah sakit dan terhadap pasien ibu postpartum spontan di
petugas kesehatan merupakan ujung tombak ruang rawat inap Alamanda, didapatkan 2
dalam upaya promosi dan prevensi dari 3 pasien tersebut mengatakan bahwa
kesehatan. Menurut Kementerian Kesehatan mereka enggan untuk Buang Air Kecil
(2010), organisasi rumah sakit harus (BAK) dan Buang Air Besar (BAB) karena
memiliki kebijakan tertulis untuk Promosi khawatir terjadi robekan pada luka jahitan
Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) yang (episiotomi). Sedangkan wawancara terhadap
merupakan bagian yang tidak terpisah dari 20 orang pasien dari masing – masing
program pelayanan kesehatan di rumah sakit. ruangan di Poliklinik Kebidanan, UGD
Selain itu pemerintah bertanggung jawab atas Kebidanan lantai 2, Kemuning Kebidanan
ketersediaan akses terhadap informasi, lantai 3, Ruang Alamanda rawat inap dan
edukasi, dan fasilitas pelayanan kesehatan, VK, didapatkan 16 orang dari mereka
serta upaya kesehatan diselenggarakan dalam menyatakan bahwa mereka kesulitan
bentuk kegiatan dengan pendekatan promotif, mendapatkan informasi yang cukup tentang
preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang kesehatan.
dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh, Kejadian-kejadian seperti ini
dan berkesinambungan. seharusnya tidak terjadi dan bisa dicegah
Hasil rumusan Konferensi melalui upaya promosi dan prevensi rumah
Internasional Promosi Kesehatan tahun 1986 sakit, sehingga tidak terdapat kejadian infeksi
di Ottawa, Canada menyatakan bahwa dan minimnya pengetahuan pasien dalam hal
promosi kesehatan memiliki cakupan lebih pemeliharaan dan peningkatan derajat
luas dari pendidikan kesehatan karena kesehatannya.
promosi kesehatan tidak hanya untuk Berdasarkan uraian latar belakang di
perubahan perilaku tetapi juga perubahan atas penulis merasa tertarik untuk melakukan
lingkungan yang memfasilitasi perubahan penelitian tentang Gambaran Upaya Promosi
perilaku tersebut. Sedangkan upaya saat ini dan Prevensi Yang Dilakukan Oleh Petugas
lebih prioritas pada kedua aspek tersebut Kesehatan Berhubungan Dengan Kesehatan
yaitu promotif dan preventif. Prevensi berasal Reproduksi Wanita Di Ruang Kebidanan
dari kata preventif yang berarti pencegahan RSHS Bandung.
dengan kata lain, promosi kesehatan adalah
upaya yang dilakukan terhadap masyarakat METODE PENELITIAN
sehingga mereka mau dan mampu untuk
Jenis penelitian adalah deskriptif
memelihara dan meningkatkan kesehatan
kuantitatif yang bertujuan untuk
mereka sendiri (Notoatmodjo, 2010).
mengidentifikasi gambaran upaya promosi
Sedangkan upaya saat ini lebih prioritas pada
dan prevensi yang dilakukan oleh petugas
49
Idea Nursing Journal Vol. IX No. 1 2018
50
Idea Nursing Journal Ermiati, dkk
51
Idea Nursing Journal Vol. IX No. 1 2018
kesadaran wanita hamil tentang kemungkinan mengetahui bantuan dari tenaga ahli yang
adanya resiko tinggi atau terjadinya dibutuhkannya, mampu mengenali
komplikasi dan diharapkan mampu penyimpangan yang terjadi sehingga ia
mengenali secara dini (Pinem, 2009). segera menghubungi pemberi layanan
Pada asuhan intranatal tenaga kesehatan jika terjadi komplikasi sehingga
kesehatan diruang kebidanan yang masalah kesehatan pada masa postpartum
seluruhnya bidan adalah orang yang bertugas dapat segera ditangani.
memberikan asuhan dan dukungan selama Pemberian penyuluhan pada klien
proses persalinan. Tanggung jawab bidan mengenai perawatan postpartum dan
adalah memonitor kondisi ibu dan janin, komplikasi merupakan bagian dari asuhan
mengenali adanya abnormalitas yang keperawatan yang wajib diberikan untuk
mungkin membutuhkan penanganan dan mencegah terjadinya masalah kesehatan pada
tindakan yang tepat dari dokter. Tujuan ibu postpartum yang berkepanjangan akibat
asuhan kebidanan adalah membantu ketidaktahuan ibu postpartum untuk
kelahiran bayi dengan sehat dan selamat serta mengenali tanda-tanda abnormal. Tenaga
memuaskan ibu. kesehatan harus menggunakan setiap
Wanita bersalin sangat membutuhkan kesempatan yang ada untuk menjelaskan
informasi tentang kemajuan persalinannya, perubahan fisiologis pada ibu, sehingga ia
dan diyakinkan bahwa kemajuan mampu mengenali penyimpangan dan
persalinannya adalah normal. Proses menghubungi pemberi layanan kesehatan jika
persalinan ini dapat berlangsung dengan terjadi komplikasi (Ladewig, 2005).
lancar bila ada kerjasama, komunikasi dan Pada aspek penjelasan tentang senam
kepercayaan yang baik antara bidan dan hamil hanya dilakukan sebagian kecil
wanita yang akan bersalin (Bobak, responden, seharusnya penjelasan tentang
Lowdermilk, & Jensen, 2005). Pada wanita senam hamil di sampaikan kepada ibu hamil
bersalin membutuhkan dukungan fisik dan yang datang berkunjung ke pelayanan
emosional. Bentuk dukungan yang diberikan antenatal. Dengan mendapatkan promosi dan
berupa menggosok punggung, memegang prevensi tentang senam hamil diharapkan ibu
tangan, mempertahankan kontak mata, hamil memahami dan mau mengikuti kelas
didampingi oleh orang-orang yang ramah, senam hamil. Manfaat senam hamil adalah
memberikan kata-kata pujian serta penguatan melatih pernafasan, melatih otot panggul dan
dan diyakinkan bahwa selama proses vagina agar tidak kaku, melancarkan
persalinan akan di dampingi, hasil penelitian peredaran darah yang relative lamban pada
menunjukkan waktu persalinan yang lebih masa kehamilan dan melatih meneran
singkat, berkurangnya penggunaan obat- (Pinem, 2009). Ibu-ibu yang melakukan
obatan penghilang nyeri, menurunkan kegiatan senam dengan teratur selama selama
persalinan pervaginam dengan tindakan, trimester akhir saat persalinan tingkat nyeri
apgar score pada menit kelima lebih dari lebih rendah dibandingkan dengan persalinan
tujuh (Handerson & Jones, 2005). para ibu yang tidak melakukan kegiatan
Sementara itu pada asuhan postnatal senam dan wanita hamil yang melakukan
dalam praktik perawatan saat ini lama senam selama 30 menit, 5 hari dalam
perawatan ibu postpartum di rumah sakit seminggu, melahirkan bayi yang lebih besar
hanya 1-2 hari. Kondisi ini mengharuskan dan lebih sehat (Hanton, 2001).
pemberian asuhan berfokus pada pengkajian Upaya promosi dan prevensi tentang
terhadap perkembangan komplikasi yang program KB telah dilaksanakan oleh tenaga
mungkin terjadi, dan penyuluhan pada klien, kesehatan diruang kebidanan. Penjelasan
mengkaji kesehatan dan kesejahteraan ibu, tentang program KB dan manfaat KB
kepercayaan diri ibu untuk menyusui, tingkat dilakukan hamper seluruh responden.
dukungan yang diberikan keluarga dan Pelaksanaan program KB di Indonesia saat
mampu mengidentifikasi kebutuhan ibu akan ini mengalami beberapa hambatan salah
informasi yang akurat, sehingga ibu satunya peserta KB menghentikan
pospartum mampu mengidentifikasi penggunaan kontrasepsi masih banyak
kebutuhannya seperti kesehatan bayi dan dengan alasan efek samping, kesehatan dan
dirinya, mencari dukungan praktis, kegagalan pemakaian (Pinem, 2009).
pendidikan dan dukungan emosional,
52
Idea Nursing Journal Ermiati, dkk
Sementara itu pada penelitian ini hidup sehat dan bila akhirnya muncul
penjelasan tentang efek samping oleh tenaga gejala/simptomatik wanita akan segera
kesehatan dilakukan oleh sebagian besar berupaya ke pelayanan sehingga penyakit
responden. Penjelasan tentang efek samping bisa terdeteksi lebih dini.
pada penggunaan alat kontasepsi mutlak Upaya melakukan promosi dan
harus di sampaikan oleh tenaga kesehatan prevensi tentang perkembangan kematangan
kepada peserta KB, hal ini untuk reproduksi pada remaja, upaya melakukan
menghindari berhentinya penggunaan promosi dan prevensi tentang proses
kontrasepsi dikarenakan tidak memahami kehamilan dan pencegahannya dilakukan
efek samping yang mungkin akan muncul, sebagian dari responden. Hasil penelitian ini
atau terlambat datang ke pelayanan kesehatan menunjukkan bahwa masih rendahnya
karena tidak memahami kapan harus segera perhatian tenaga kesehatan di ruang
kepelayanan bila terjadi efek samping yang kebidanan terhadap kesehatan reproduksi
mengharuskan peserta KB kepelayanan pada remaja. Sementara itu remaja termasuk
kesehatan untuk menghentikan penggunaan kelompok yang mengalami resiko reproduksi
kontrasepsi dan menggantinya dengan alat yang tinggi, dikarenakan perilaku kesehatan
kontrasepsi yang lain. Penjelasan tentang reproduksi remaja saat ini cenderung
efek samping dari setiap kontrasepsi akan memprihatinkan. Sebagian remaja sudah
memberikan ketenangan pada peserta KB mengalami pematangan organ reproduksi dan
bahwa kondisi yang dialaminya merupakan bisa bereproduksi, namun secara mental,
hal yang memang akan mereka lalui. Bila emosi dan sosial mereka belum dewasa dan
terjadi kondisi yang mengharuskan mereka akan mengalami banyak masalah bila
kepelayanan, mereka masih mau untuk tetap pendidikan seksualitas dan reproduksi
sebagai peserta KB dengan mengganti mereka terabaikan. Banyak remaja yang
metode yang sesuai dengan mereka hal ini sudah aktif secara seksual dan berganti-ganti
diharapkan dapat menurunkan angka pasangan seks sehingga akibatnya banyak
kegagalan dalam penggunaan kontrasepsi terjadi infeksi menular seksual, kehamilan
atau penghentian penggunaan alat dini, kehamilan yang tidak diinginkan dan
kontrasepsi. upaya aborsi yang tidak aman.
Upaya promosi dan prevensi tentang Pemberian materi kesehatan
infeksi saluran reproduksi dan upaya promosi reproduksi dan seksual sudah sangat
dan prevensi tentang penyakit menular diperlukan bagi remaja saat ini. Pendidikan
seksual dilakukan sebagian kecil responden, tersebut diperlukan agar remaja dapat
hasil ini menunjukkan bahwa upaya promosi menghindari perilaku seks yang beresiko
dan prevensi kesehatan reproduksi tentang yang membahayakan kesehatan reproduksi
infeksi pada sistem reproduksi di ruang dan seksualnya. Hal ini didukung oleh hasil
kebidanan masih rendah. survei Puska Gender dan Seksualitas
Setiap tahun terjadi peningkatan kasus terungkap bahwa pengetahuan remaja
infeksi saluran reproduksi (ISR) dan infeksi mengenai kesehatan reproduksi dan seksual
menular seksual (IMS), cara yang paling masih sangat terbatas. Sebagai contoh, masih
efektif untuk menghindari terinfeksi adalah banyak (36,3%) siswa yang tidak mengetahui
menjauhkan diri dari hubungan seksual yang bahwa hubungan seksual meskipun hanya
berganti-ganti pasangan. Untuk menurunkan satu kali pada masa subur dapat
angka kejadian ISR dan IMS harus dilakukan menyebabkan kehamilan. Sementara di sisi
sosialisasi bagaimana cara mencegah lain, remaja semakin aktif secara seksual
terjadinya infeksi sistem reproduksi atau dan yang membuat remaja semakin rentan
tanda gejala dari ISR. Penjelasan mengenai terhadap kehamilan tidak diinginkan dan
pencegahan infeksi pada sistem reproduksi infeksi menular seksual atau HIV dan AIDS.
harus diberikan untuk meningkatkan Kasus HIV AIDS di Indonesia terbanyak
pengetahuan wanita tentang infeksi sistem merupakan kelompok usia 20-29 tahun yang
reproduksi dan faktor resiko terjadinya mengindikasikan mereka terkena HIV 3-10
penyakit ini. Memberikan penjelasan tentang tahun sebelumnya (KPAN&Unicef, 2011).
infeksi pada sistem reproduksi akan Survei Kesehatan Reproduksi Remaja
meningkatkan pengetahuan dan kesadaran Indonesia (SKRRI) tahun 2007
untuk mengurangi resiko dengan menerapkan mengungkapkan bahwa remaja berusia
53
Idea Nursing Journal Vol. IX No. 1 2018
kurang dari sama dengan 19 tahun yang banyak tidak diketahui oleh wanita-wanita
belum menikah namun memiliki pengalaman yang memasuki masa menopause.
seks sebesar 3,6% dan 1% mengalami Lansia yang mengalami kesehatan
kehamilan tidak diinginkan. Kerentanan yang buruk, 21% mengalami depresi (Bobak,
remaja juga terlihat dari kasus pelecehan Lowdermilk, & Jensen, 2005). Oleh karena
seksual yang menimpa remaja, khususnya itu diperlukan perhatian khusus dari tenaga
remaja perempuan, dari survei Puska Gender kesehatan untuk dapat memberikan promosi
dan Seksualitas tersebut juga ditemukan dan preventif pada lansia dengan demikian
sebanyak 5,2% responden mengaku pernah diharapkan dapat ditemukan lansia yang
dipaksa melakukan hubungan seks dan memiliki masalah kesehatan dan dapat
mereka yang mengalami hal tersebut, 61,4% dengan segera diberikan perawatan. Tindakan
mengaku dipaksa oleh pacar mereka. keperawatan untuk mengatasi gejala fisik
Remaja perlu mendapatkan informasi yang dirasakan dapat mengurangi depresi
yang benar dari sumber yang terpercaya. lansia. Usaha pelayanan pada lansia
Tenaga kesehatan memiliki tanggung jawab ditujukan untuk membantu lansia
dalam menyampaikan kesehatan reproduksi mempertahankan tujuan hidup mengurangi
pada remaja, dikarenakan merupakan salah morbilitas pada lansia sehingga lansia
satu seharusnya memberikan penjelasan memiliki kualitas hidup yang lebih baik.
tentang perkembangan kematangan Upaya promosi dan prevensi tentang
reproduksi remaja dan proses terjadinya pemeriksaan payudara sendiri dan vagina
kehamilan dan pencegahannya. Penjelasan sendiri masing-masing 18 responden (49%),
tentang proses terjadinya kehamilan dan dan sebagian besar responden menjelaskan
pencegahannya agar remaja memahami tentang pap smear yaitu 22 responden (60%).
proses kehamilan, dan tidak mencoba-coba Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
hal baru yang didorong oleh rangsangan upaya promosi dan prevensi terhadap deteksi
seksual yang bila tidak di jelaskan dengan dini kurang menjadi perhatian bagi tenaga
baik pada remaja, khususnya remaja kesehatan diruang kebidanan. Deteksi dini
perempuan terjerumus dalam hubungan seks dengan melakukan pemeriksaan payudara
pranikah dengan segala akibatnya (Pinem, sendiri, VSE dan pap smear merupakan salah
2009) satu cara yang paling mudah di lakukan
Upaya promosi dan prevensi tentang untuk mendeteksi awal adanya kelainan pada
premenopause, menopause dan perawatan payudara dan vagina.
kesehatan menopause dilakukan sebagian Sekitar 90% dari semua lesi payudara
dari responden. Hasil penelitian ini di deteksi oleh individu sendiri. Kanker
menunjukkan bahwa kesehatan pada lansia payudara merupakan penyebab utama
masih kurang menjadi perhatian oleh tenaga kematian akibat kanker pada wanita. Di
kesehatan di ruang kebidanan. Pada wanita Indonesia kanker serviks merupakan kasus
lanjut usia menopause memberikan tanda terbanyak dan hampir 70%nya ditemukan
akan berakhirnya potensi reproduksi seiring dalam kondisi stadium lanjut. Hal ini karena
dengan mulainya kegagalan fungsi ovarium masih rendahnya pelaksanaan skrining yaitu
secara irreversibel. Penurunan fungsi hanya 5%. Pelaksanaan skrining yang ideal
ovarium mengakibatkan terjadi defisiensi adalah 80%. Hal ini yang menyebabkan
estrogen yang merupakan penyebab jumlah kasus baru kanker serviks mencapai
timbulnya gejala-gejala seperti panas pada 40-45/hari dan jumlah kematian akibat
dada (hot flush) yang dapat berlangsung 4-5 kanker serviks 20-25/hari (Samadi,2011).
tahun, banyak keringat, rasa kedinginan, sakit Tenaga kesehatan memiliki peran penting
kepala, desing dalam telinga, tekanan darah dalam menyelengarakan skrining dan
tidak stabil, berdebar-debar, susah bernapas, penyuluhan kanker payudara, VSE dan pap
jari-jari atrofi dan gangguan usus. Gangguan smear. Jika tumor dapat dideteksi lebih dini
lain yang dapat timbul dan gangguan dalam kondisi masih terlokalisasi, angka
psikis,gangguan somatic dan gangguan siklus kelangsungan hidup mencapai 100%
menstruasi. Perubahan ini akan dialami setiap (Bobak, Lowdermilk, & Jensen, 2005).
wanita yang akan memasuki masa Upaya promosi dan prevensi yang
menopause akan tetapi gejala yang muncul dilakukan oleh tenaga kesehatan tentang
menjelaskan bentuk-bentuk KDRT hanya
54
Idea Nursing Journal Ermiati, dkk
55
Idea Nursing Journal Vol. IX No. 1 2018
KEPUSTAKAAN
Yanuaria, MR dan Wulandari, RD. (2013).
Bobak, I.M., Lowdermilk, D.L., & Jensen,
Penyusunan Upaya Peningkatan Pelayanan
M.D. (2005). Maternity nursing. (4th
Antenatal Care Berdasarkan Voice Of The
ed). (Wijayarini, M.A., & Anugrah,
Customer Utilization Improvement Of
P.I, Penerjemah). California: Mosby.
Antenatal Care Based On Voice Of The
(Sumber asli diterbitkan, 1995).
Customer. Jurnal Administrasi Kesehatan
Indonesia Volume 1 Nomor 1 Januari –
Depkes RI. (2003). Materi Pelatihan
Maret 2013
Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja
(PKPR). Jakarta: Depkes RI
56