positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sebab, sektor ini punya potensi menjadi andalan ekspor Indonesia yang sayangnya masih kurang kompetitif "Sehingga, konsumen jasa LN akan menganggap adanya tambahan biaya atau harga dari pemberi jasa sehingga jasa dari Indonesia menjadi lebih mahal," ungkap dia.
dibandingkan negara lain. Kebijakan ini tentu membebani para pelaku
usaha khususnya dalam aspek daya saing di Pengamat Perpajakan Center of Indonesia samping aspek kualitas jasa yang mampu Tax Analysis, Yustinus Pratowo mengatakan, disediakan. Ide memberlakukan PPN 0 saat ini penerapan tarif PPN 0 persen masih persen atas ekspor jasa juga dapat membantu terbatas hanya di tiga sektor jasa yaitu meningkatkan daya saing jasa Indo nesia maklon, jasa perbaikan dan perawatan barang bergerak, serta jasa konstruksi. “PPN prinsipnya adalah pajak atas konsumsi (on consumption), pengenaannya dilakukan Namun, pemerintah harus didorong untuk ditempat barang/jasa dikonsumsi segera memperluas penerapan PPN nol (destination). Bagi perekonomian, tentu akan persen ini ke beberapa sektor lainnya seperti sangat bagus karena sektor jasa bisa jasa informasi dan teknologi, jasa penelitian meningkat kontribusinya sesuai harapan dan pembangunan. Kemudian penyewaan Pemerintah,” tutup Yustinus. peralatan transportasi, jasa pengelolaan transportasi, professional, dan jasa Hal senada diungkapkan Life Science and perdangan. Healthcare Lead, Deloitte Indonesia, Zamzam Djaelani. Selaku pelaku usaha di "Khusus terkait dengan jasa profesional, sektor jasa, pihaknya mendukung jika PPN sektor ini diharapkan dapat berkontribusi ini akan dihapus. langsung terhadap serapan tenaga kerja sehingga ekonomi dapat tumbuh," ujar dia di "Penghapusan PPN ekspor jasa dapat Jakarta, Kamis (25/10/2018). memberikan keunggulan kompetitif untuk ekspor sektor jasa kita," kata dia. Yustinus mengungkapkan, pada umumnya pengenaan PPN 10 persen oleh provider jasa Sebelumnya, Kepala Badan Kebijakan Fiskal dalam negeri berpotensi menimbulkan pajak (BKF) Kementerian Keuangan, Suahasil ganda atas konsumsi jasa tersebut. Karena Nazara mengungkapkan saat ini merupakan penerima jasa di luar negeri (LN) juga akan waktu yang tepat bagi Indonesia untuk membayar PPN sesuai ketentuan domestik menggenjot ekspor jasa profesional. masing-masing. Menurut dia, dengan adanya pengenaan nol persen PPN pada sektor tersebut, maka defisit neraca transaksi berjalan dapat dikurangi. Dengan demikian, hal ini akan berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi Indonesia.
“Jadi kita harus kurangi impor jasa dan
tingkatkan ekspor untuk kurangi defisit ini," ungkap dia.