Anda di halaman 1dari 2

Penghapusan PPN Bikin Ekspor Jasa Indonesia

Lebih Bisa Bersaing


Oleh Septian Deny pada 25 Okt 2018, 11:32 WIB

Liputan6.com, Pajak, jakarta

P rofesional diyakini akan berdampak


positif bagi pertumbuhan ekonomi
Indonesia. Sebab, sektor ini punya
potensi menjadi andalan ekspor Indonesia
yang sayangnya masih kurang kompetitif
"Sehingga, konsumen jasa LN akan
menganggap adanya tambahan biaya atau
harga dari pemberi jasa sehingga jasa dari
Indonesia menjadi lebih mahal," ungkap dia.

dibandingkan negara lain. Kebijakan ini tentu membebani para pelaku


usaha khususnya dalam aspek daya saing di
Pengamat Perpajakan Center of Indonesia samping aspek kualitas jasa yang mampu
Tax Analysis, Yustinus Pratowo mengatakan, disediakan. Ide memberlakukan PPN 0
saat ini penerapan tarif PPN 0 persen masih persen atas ekspor jasa juga dapat membantu
terbatas hanya di tiga sektor jasa yaitu meningkatkan daya saing jasa Indo nesia
maklon, jasa perbaikan dan perawatan
barang bergerak, serta jasa konstruksi. “PPN prinsipnya adalah pajak atas konsumsi
(on consumption), pengenaannya dilakukan
Namun, pemerintah harus didorong untuk ditempat barang/jasa dikonsumsi
segera memperluas penerapan PPN nol (destination). Bagi perekonomian, tentu akan
persen ini ke beberapa sektor lainnya seperti sangat bagus karena sektor jasa bisa
jasa informasi dan teknologi, jasa penelitian meningkat kontribusinya sesuai harapan
dan pembangunan. Kemudian penyewaan Pemerintah,” tutup Yustinus.
peralatan transportasi, jasa pengelolaan
transportasi, professional, dan jasa Hal senada diungkapkan Life Science and
perdangan. Healthcare Lead, Deloitte Indonesia,
Zamzam Djaelani. Selaku pelaku usaha di
"Khusus terkait dengan jasa profesional, sektor jasa, pihaknya mendukung jika PPN
sektor ini diharapkan dapat berkontribusi ini akan dihapus.
langsung terhadap serapan tenaga kerja
sehingga ekonomi dapat tumbuh," ujar dia di "Penghapusan PPN ekspor jasa dapat
Jakarta, Kamis (25/10/2018). memberikan keunggulan kompetitif untuk
ekspor sektor jasa kita," kata dia.
Yustinus mengungkapkan, pada umumnya
pengenaan PPN 10 persen oleh provider jasa Sebelumnya, Kepala Badan Kebijakan Fiskal
dalam negeri berpotensi menimbulkan pajak (BKF) Kementerian Keuangan, Suahasil
ganda atas konsumsi jasa tersebut. Karena Nazara mengungkapkan saat ini merupakan
penerima jasa di luar negeri (LN) juga akan waktu yang tepat bagi Indonesia untuk
membayar PPN sesuai ketentuan domestik menggenjot ekspor jasa profesional.
masing-masing. Menurut dia, dengan adanya pengenaan nol
persen PPN pada sektor tersebut, maka
defisit neraca transaksi berjalan dapat
dikurangi. Dengan demikian, hal ini akan
berdampak positif pada pertumbuhan
ekonomi Indonesia.

“Jadi kita harus kurangi impor jasa dan


tingkatkan ekspor untuk kurangi defisit ini,"
ungkap dia.

Anda mungkin juga menyukai