Anda di halaman 1dari 10

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Peningkatan pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat di berbagai bidang serta meningkatkan
pengetahuan masyarakat berimplikasi meningkatkan tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan
kesehatan termasuk pelayanan keperawatan. Selain itu kesadaran hukum masyarakat yang juga
semakin baik dimana masyarakat lebih meyadari akan hak-haknya menuntut perawat untuk
melaksanakan kewajiban dan tugas profesinya dengan lebih hati-hati dan penuh tanggung jawab. Bagi
profesi keperawatan hal ini adalah sebuah tantangan dalam mengembangkan profesionalisme yang
harus memberikan pelayana berkualitas. Karena itu untuk mendapatkan kualitas pelayanan yang baik
diperlukan landasan komitmen yang kuat berdasarkan pada etika, moral, dan hukum yang berlaku.
Pemahaman yang mendalam tentang etika dan moral serta penerapan menjadi bagian yang
penting dalam memberikan asuhan keperawatan dimana nilai-nilai pasien selalu menjadi dasar
pertimbangan dan dihormati. Sebagai tenaga profesional, seorang perawat dalam melaksanakan
tugasnya harus menjamin terlaksanannya tugas tersebut dengan baik dan bertanggung jawab secara
etis maupun moral. Dengan demikian setiap perawat akan menunjukan sikap etis profesional yang baik
dalam setiap penampilan dan tindakannya, termasuk dalam mengambil keputusan ketika merespon
sebuah situasi yang sulit. Kode etik keperawatan merupakan bagian dari etika kesehatan yang
menerapkan nilai etika terhadap bidang pemeliharaan atau pelayanan kesehatan masyarakat.
Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan secara jelas telas memberikan
pengakuan terhadap tenaga keperawatan sebagai tenanga profesional sebagaimana tercantum dalam
Pasal 24 ayat (1) dan ayat (2), Pasal 27 ayat (1). Profesi perawat harus berpedoman pada etika
keperawatan. Sebagai suatu profesi, PPNI memiliki kode etik keperawatan yang ditinjau setiap 5 tahun
dalam MUNAS PPNI.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari kode etik keperawatan ?
2. Bagaimana kontens kode etik keperawatan ?
3. Apa maksud dan tujuan dari kode etik keperawatan ?
4. Bagaimana sistematika etika ?
5. Apa isi dari prinsip-prinsip etik ?
6. Bagaimana contoh kasus etik ?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Memahami dan mampu menjelaskan tentang prinsip-prinsip etik
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Memahami definisi dari kode etik keperawatan
2. Memahami kontens kode etik keperawatan
3. Memahami maksud dan tujuan dari kode etik keperawatan
4. Memahami sistematika etika
5. Memahami isi dari prinsip-prinsip etik
6. Memahami contoh kasus etik

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kode Etik Keperawatan


Istilah etika berasal dari bahasa Yunani Kuno Ethos (jamak-nya : ta etha). Yang berarti “adat-
istiadat” atau “kebiasaan”. Dalam hal ini, etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, tata cara
hidup yang baik, baik pada diri seseorang atau masyarakat. Kebiasaan hidup yang baik ini dianut dan di
wariskan dari satu generasi ke generasi yang lain.
Etika disebut juga filsafat moral yang merupakan cabang filsafat yang berbicara tentang tindakan
manusia. Etika lebih menekankan pada bagaimana manusia harus bertindak, tindakan manusia ini di
tentukan oleh bermacam-macam norma, diantaranya norma hukum, norma moral, norma agama dan
norma sopan santun. Norma hukum berasal dari hukum dan perundang-undangan, norma agama
berasal dari agama, norma moral berasal dari suara hati dari norma sopan santun berasal dari
kehidupan sehari-hari.
Etika juga mendeskripsikan suatu pola atau cara hidup, sehingga etika merefleksikan sifat, prinsip
dan standar seseorang yang mempengaruhi perilaku profesional. Dengan demikian etika memberikan
semacam batasan maupun stadart yang mengatur pergaulan manusia di dalam kelompok sosialnya.
Cara hidup moral perawat dideskrisikan sebagai etika perawatan.
Dalam konteks pergaulan manusia, etika kemudian diwujudkan dalam bentuk aturan tertulis yang
secara sistematis dibuat berdasarkan prinsip-prinsip moral yang ada. Aturan tertulis ini pada saat yang
dibutuhkan dapat digunakan sebagai alat untuk menghakimi tindakan-tindakan yang secara logika
rasional umum (common sence) dinilai menyimpang dari kode etik. Dengan demikian etika adalah
refleksi dari apa yang disebut dengan “kontrol diri”, karena aturan tersebut dibuat dan diterapkan untuk
kepentingan kelompok sosial (profesi) itu sendiri.
Etika dalam perkembangannya sangat memengaruhi kehidupan manusia. Etika memberi orientasi
tentang bagaimana seseorang seharusnya bertindak dalam rangka menjalani hidupnya. Ini berarti etika
membantu manusia untuk mengambil sikap dan bertindak secara tepat dalam menjalani hidup. Etika ini
dapat diterapkan dalam segala aspek kehidupan manusia.
Kode etik keperawatan merupakan bagian dari etika kesehatan. Inti dari hal tersebut, yaitu
menerapkan nilai etika terhadap bidang pemeliharaan atau pelayanan kesehatan masyarakat. Kozier
berpendapat bahwa kode etik keperawatan adalah :
1. Kode etik menjadi alat untuk menyusun standar praktik profesional serta memperbaiki dan
memelihara standar tersebut.
2. Kode etik adalah pedoman resmi untuk tindakan profesional. Artinya, diikuti orang-orang dalam
profesi dan harus diterima sebagai nilai pribadi bagi anggota profesional.
3. Kode etik memberi kerangka pikir kepada anggota profesi untuk membuat keputusan dalam
situasi keperawatan.
4. Etika akan menunjukkan standar profesi untuk kegiatan keperawatan, standar ini akan
melindungi perawat dan pasien.
2.2 Kontens Kode Etik Keperawatan
Kode etik keperawatan Indonesia telah disusun oleh Dewan Pemimpin Pusat Persatuan Perawat
Nasional Indonesia, melalui Munas PPNI di Jakarta pada tanggal 29 November 1989. Kode etik
tersebut terdiri atas lima bab dan 16 pasal, di mana :
1. Bab kesatu
Menjelaskan tentang tanggung jawab perawat terhadap individu, keluarga dan masyarakat
yang terdiri atas empat pasal.
2. Bab kedua
Menjelaskan tanggung jawab perawat terhadap tugasnya yang terdiri atas lima pasal.
3. Bab ketiga
Menjelaskan tanggung jawab terhadap sesama perawat dan profesi kesehatan lainnya yang
terdiri dari dua pasal.
4. Bab keempat
Menjelaskan tentang tanggung jawab perawat terhadap profesi keperawatan yang terdiri dari
empat pasal
5. Menjelaskan tanggung jawab perawat terhadap pemerintah, bangsa, dan tanah air yang terdiri
dari dua pasal
Fungsi etika keperawatan :
1. Sebagai alat untuk mengukur perilaku moral dan keperawatan.
2. Kerangka berpikir bagi para perawat untuk mengambil keputusan tanggung jawab kepada
masyarakat, anggota tim kesehatan, dan kepada profesi yang lain.
Menurut pandangan Hypocrates, fungsi kode etik adalah :
1. Menghindari ketegangan antar manusia
2. Memperbaiki status kepribadian
3. Menopang pertumbuhan dan perkembangan kehidupan
4. Beranjak dari pandangan Hypocrates tersebut, kode etik merupakan hal yang penting dalam
sistem pelayanan kesehatan serta dalam pelayanan praktik keperawatan.

2.3 Maksud dan Tujuan Kode Etik


Tujuan dari kode etik keperawatan pada dasarnya adalah upaya agar para perawat dalam
menjalankan tugas dan fungsinya dapat menghargai dan menghormati martabat manusia. Secara
umum tujuan etika keperawatan yaitu menciptakan dan mempertahankan kepercayaan antara perawat
dengan klien, perawat dengan perawat juga antar perawat dengan masyarakat.
Sedangkan tujuan etika keperawatan nenurut National for Nursing (NLN) atau pusat pendidikan
tenaga keperawatan milik perhimpunan perawat Amerika adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan pengertian peserta didik tentang hubungan antar profesi kesehatan lain dan
mengerti akan pesan dan fungsi anggota tim kesehatan tersebut.
2. Mengembangkan potensi pengambilan keputusan yang bersifat moralitas yaitu keputusan
tentang baik dan buruk yang dipertanggungjawabkan kepada Tuhan sesuai dengan
kepercayaannya.
3. Mengembangkan sikap personal atau pribadi dan sikap profesional.
4. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang penting untuk dasar praktik
keperawatan profesional.
5. Memberikan kesempatan untuk menerapkan ilmu dan prinsip etika keperawatan dalam praktik
dan situasi yang nyata.
Adapun tujuan etika keperawatan menurut Biro Ethics Commission on Teaching Amerika yaitu:
1. Mengenal dan mendefinisikan unsur–unsur moral dalam prakik keperawatan
2. Membentuk strategi atau cara-cara dan menganalisa masalah-masalah moral yang terjadi
dalam praktik keperawatan
3. Menghubungkan prinsip-prinsip moral atau pelajaran yang baik dapat dipertanggungjawabkan
kepada diri sendiri, keluarga, masyarakat, dan kepada Tuhan sesuai dengan kepercayaannya.
2.4 Sistematika Etika
Ada dua macam etika yang harus kita pahami bersama dalam menentukan baik dan buruknya
perilaku manusia :
1. Etika Deskriptif, yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis dan rasional sikap dan
perilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang
bernilai. Etika deskriptif memberikan fakta sebagai dasar untuk mengambil keputusan tentang
perilaku atau sikap yang mau diambil.
2. Etika Normatif, yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola perilaku ideal
yang seharusnya dimiliki oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai. Etika
normatif memberi penilaian sekaligus memberi norma sebagai dasar dan kerangka tindakan
yang akan diputuskan.

Etika secara umum dapat dibagi menjadi :


1) Etika Umum, berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana manusia bertindak
secara etis, bagaimana manusia mengambil keputusan etis, teori-teori etika dan prinsip-
prinsip moral dasar yang menjadi pegangan bagi manusia dalam bertindak serta tolak ukur
dalam menilai baik atau buruknya suatu tindakan.
2) Etika Khusus, merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang kehidupan
yang khusus. Penerapan ini bisa berwujud, bagaimana mengambil keputusan dan
bertindak dalam bidang kehidupan dan kegiatan khusus yang dilakukan didasari dengan
teori dan prinsip-prinsip moral dasar. Etika khusus dibagi lagi menjadi dua bagian, yaitu :
a. Etika individual, yaitu menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap dirinya
sendiri.
b. Etika sosial, yaitu berbicara mengenai kewajiban, sikap dan pola perilaku manusia.
Perlu diperhatikan bahwa etika individual dan etika sosial tidak dapat dipisahkan satu
sama lain.
c. Etika sosial menyangkut hubungan manusia dengan manusia baik secara langsung
maupun secara kelembagaan (keluarga, masyarakat, negara), sikap kritis terhadap
pandangan-pandangan dunia dan idiologi-idiologi maupun tanggung jawab umat
manusia terhadap lingkungan hidup. Dengan demikian luasnya lingkup dari etika sosial,
maka etika sosial ini terbagi atau terpecah menjadi banyak bagian atau bidang, yaitu :
a) Sikap terhadap sesama
b) Etika keluarga
c) Etika profesi
d) Etika politik
e) Etika lingkungan
f) Etika idiologi
Sistem Penilaian Etika
1. Titik berat penilaian etika sebagai suatu ilmu, adalah pada perbuatan baik atau buruk, susila
atau tidak susila.
2. Perbuatan atau kelakuan seseorang yang telah menjadi sifat baginya atau telah mendarah
daging, itulah yang disebut akhlak atau budi pekerti. Budi tumbuhnya dalam jiwa, bila telah
dilahirkan dalam bentuk perbuatan namanya pekerti. Jadi suatu budi pekerti, pangkal
penilaiannya adalah dari dalam jiwa dari semasih berupa angan-angan, cita-cita, niat hati,
sampai ia lahir keluar berupa perbuatan nyata.

Burhanuddin Salam, Drs. menjelaskan bahwa sesuatu perbuatan di nilai pada 3 (tiga) tingkat :
a. Tingkat pertama, semasih belum lahir menjadi perbuatan, jadi masih berupa rencana dalam
hati, niat.
b. Tingkat kedua, setelah lahir menjadi perbuatan nyata, yaitu pekerti.
c. Tingkat ketiga, akibat atau hasil perbuatan tersebut, yaitu baik atau buruk.
2.5 Prinsip-prinsip Etik
1. Otonomi ( Autonomy)
Prinsip ini didasarkan pada keyakinan bahwa setiap individu memiliki kemampuan berfikir logis
dan membuat keputusan sendiri. Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu
yang menuntut pembelaan diri. Prinsip otonomi merupakan bentuk respek terhadap seseorang
atau dipandang sebagai persetujuaan tidak memaksa dan bertindak secara rasional. Orang
dewasa dianggap kompeten dan memiliki kekeuatan membuat sendiri, memilih dan memiliki
berbagai keputusan atau pilihan yang harus dihargai oleh orang lain. Prinsip otonomi direfleksikan
dalam sebuah praktek profesional ketika perawat menghargai hak-hak klien dalam membuat
keputusan tentang perawatan dirinya.
2. Berbuat baik, mendatangkan manfaat ( Beneficial )
Beneficial artinya mendatangkan manfaat atau kebaikan. Kebaikan memerlukan pencegahan
dari kesalahan atau kejahatan, penghapus kesalahan atau kejahatan dan penigkatan kebaikan
oleh diri dan orang lain. Terkadang, dalam situasi pelayanan kesehatan, terjadi konflik antara
prinsip ini dengan otonomi. Prinsip kemurahan hati adalah :
1) Menghilangkan kondisi-kondisi sangat merugikan
2) Mencegah kerugian/kerusakan/kesalahan
3) Berbuat baik
3. Keadilan ( Justice )
Prinsip ini dibutuhkan untuk tercapainya keadilan terhadap orang lain dengan teta p menjunjung
prinsip-prinsip moral , legal dan kemanusiaan. Nilai ini terefleksikan dalam praktek profesional
ketika perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai dengan hukum, standar praktik dan
keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan.
4. Tidak Merugikan ( Nonmaleficience )
Prinsip ini tidak mengindikasikan bahwa individu secara moral diharuskan untuk menghindari
sesuatu yang dapat merugikan orang lain (tindakan menghindari kerusakan/kerugian/kejahatan).
Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologi pada klien.

5. Kejujuran ( Veracity )
Veracity berarti penuh dengan kebenaran. Pemberi pelayanan kesehatan harus menyampaikan
kebenaran pada setiap klien dan memastikan bahwa klien sangat mengerti dengan situasi yang
dia hadapi. Dengan kata lain, prinsip ini berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk
mengatakan kebenaran. Informasi yang disampaikan harus akurat, komprehensif, dan obyektif
sehingga pasien mendapatkan pemahaman yang baik megenai keadaan dirinya selama menjalani
perawatan. Kebenaran merupakan dasar dalam membangun hubungan saling percaya.
6. Kesetiaan, Menepati Janji ( Fidelity )
Prinsip ini berarti bahwa tenaga kesehatan wajib menepati janji, menjaga komitmennya dan
menyimpan rahasia klien. Kesetiaan perawat menggambarkan kepatuhan perawat terhadap kode
etik yang menyatakan bahwa tanggung jawab dasar seorang perawat adalah meningkatkan
kesehatan, mencegah penyakit, memulihkan kesehatan dan meminimalkan penderitaan.
7. Kerahasiaan ( Confidentiality )
Prinsip ini menggariskan bahwa informasi tentang klien harus dijaga kerahasiannya. Segala
sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan klien hanya boleh dibaca dalam rangka
pengobatan klien. Tidak ada seorangpun dapat memperoleh informasi tersebut kecuali jika
diijinkan oleh klien dengan bukti persetujuan. Diskusi tentang klien dengan tenanga kesehatan lain
di luar pelayanan, menyampaikan pada teman atau keluarga pasien tentang klien yang harus
ditangani.
8. Akuntabilitas ( Accountability )
Akuntabilitas adalah mempertanggungjawabkan hasil pekerjaan dimana “tindakan” yang
dilakukan merupakan satu aturan profesional. Oleh karena itu pertanggungjawaban atas hasil
asuhan keperawatan mengarah langsung kepada praktisi itu sendiri.
BAB 3
KASUS
Contoh kasus
Kasus Ny. D seorang ibu rumah tangga, umur 35 tahun, mempunyai 2 orang anak yang ber
umur 6 dan 4 tahun, Ny.D. berpendidikan SMA, dan suami Ny.D bekerja sebagai Sopir angkutan umum.
Saat ini Ny.D dirawat di ruang kandungan RS. sejak 2 hari yang lalu. Sesuai hasil pemeriksaan Ny.D
positif menderita kanker Rahim grade III, dan dokter merencanakan klien harus dioperasi untuk
dilakukan operasi pengangkatan kanker rahim, karena tidak ada tindakan lain yang dapat dilakukan.
Semua pemeriksaan telah dilakukan untuk persiapan operasi Ny.D. Klien tampak hanya diam dan
tampak cemas dan binggung dengan rencana operasi yang akan dijalaninnya. Pada saat ingin
meninggalakan ruangan dokter memberitahu perawat kalau Ny.D atau keluarganya bertanya,
sampaikan operasi adalah jalan terakhir. Dan jangan dijelaskan tentang apapun, tunggu saya yang
akan menjelaskannya.

Menjelang hari operasinya klien berusaha bertanya kepada perawat ruangan yang
merawatnya, yaitu:
“apakah saya masih bisa punya anak setelah dioperasi nanti”.karena kami masih ingin punya anak.
“apakah masih ada pengobatan yang lain selain operasi” dan “apakah operasi saya bisa diundur dulu
suster”
Dari beberapa pertanyaan tersebut perawat ruangan hanya menjawab secara singkat,
“ibu kan sudah diberitahu dokter bahwa ibu harus operasi”
“penyakit ibu hanya bisa dengan operasi, tidak ada jalan lain”
“yang jelas ibu tidak akan bisa punya anak lagi…”
“Bila ibu tidak puas dengan jawaban saya, ibu tanyakan lansung dengan dokternya…ya.”
Sehari sebelum operasi klien berunding dengan suaminya dan memutuskan menolak operasi dengan
alasan, klien dan suami masih ingin punya anak lagi.
BAB 4
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kode etik keperawatan merupakan bagian dari etika kesehatan. Inti dari hal tersebut, yaitu
menerapkan nilai etika terhadap bidang pemeliharaan atau pelayanan kesehatan masyarakat.
Kode etik tersebut terdiri atas lima bab dan 16 pasal, di mana :
6. Bab kesatu
Menjelaskan tentang tanggung jawab perawat terhadap individu, keluarga dan masyarakat
yang terdiri atas empat pasal.
7. Bab kedua
Menjelaskan tanggung jawab perawat terhadap tugasnya yang terdiri atas lima pasal.
8. Bab ketiga
Menjelaskan tanggung jawab terhadap sesama perawat dan profesi kesehatan lainnya yang
terdiri dari dua pasal.
9. Bab keempat
Menjelaskan tentang tanggung jawab perawat terhadap profesi keperawatan yang terdiri dari
empat pasal
10. Menjelaskan tanggung jawab perawat terhadap pemerintah, bangsa, dan tanah air yang terdiri
dari dua pasal.
Tujuan dari kode etik keperawatan pada dasarnya adalah upaya agar para perawat dalam
menjalankan tugas dan fungsinya dapat menghargai dan menghormati martabat manusia. Ada dua
macam etika yaitu etika deskriptif dan etika normatif.
Prinsip-prinsip etik terbagi menjadi 8 macam, yaitu :
9. Otonomi ( Autonomy)
10. Berbuat baik, mendatangkan manfaat ( Beneficial )
11. Keadilan ( Justice )
12. Tidak Merugikan ( Nonmaleficience )
13. Kejujuran ( Veracity )
14. Kesetiaan, Menepati Janji ( Fidelity )
15. Kerahasiaan ( Confidentiality )
16. Akuntabilitas ( Accountability )

3.2 Saran
Dengan selesainya makalah ini diharapakan kepada para pembaca agar dapat lebih memperdalam
pengetahuan tentang prinsip-prinsip etik.
Dalam pembuatan makalah ini mungkin terjadi kesalahan dalam penulisan, maka dari itu kami
mohon maaf jika terjadi kesalahan dalam penulisan dan kami menerima kritikan dan saran agar
pembuatan makalah berikutnya lebih baik dari sebelumnya. Terima kasih
Daftar Pustaka

Kozier B., Erb G., Berman A., & Snyder S.J. 2010. Fundamentals of Nursing Concepts, Process
and Practice 7th Ed., New Jersey: Pearson Education Line.
Rifiani, Nisya & Hartanti Sulihandari. 2013. Prinsip – Prinsip Dasar Keperawatan .Jakarta Timur :
Dunia Cerdas.
Potter & Perry. 2005. Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik. Ed. 4 Volume 1.
Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai