BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Pengertian Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah organisasi
fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat
menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan terjangkau oleh
masyarakat dan menggunakan hasil pembangunan ilmu pengetahuan dan
tekhnologi tepat guna, dengan biaya yang dapat ditanggung oleh
pemerintah dan masyarakat. Upaya kesehatan tersebut luas mencapai
derajat kesehatan yang optimal, tanpa pengambilan mutu pelayanan
kepada perorangan.Pengelolaan Puskesmas biasanya berada dibawah
Dinas Kesehatan Kabupaten dan Kota(Saragih Rosita, 2010).
Pelayanan yang diberikan Puskesmas merupakan pelayanan
yang menyeluruh, yang meliputi pelayanan kuratif (pengobatan),
prefentif (pencegahan), promotif (peningkatan kesehatan), dan
rehabilitatif (pemulihan kesehatan). Pelayanan tersebut ditujukan kepada
semua penduduk dengan tidak membedakan jenis kelamin dan golongan
umur, sejak dari pembuahan sampai tutup usia (Efendi, 2009).
Tujuan Puskesmas antara lain:
a. Meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara
langsung, serta sehingga masyarakat ikut serta dalam upaya
kesehatan secara terus menerus dan seoptimal mungkin.
b. Meningkatkan derajat kesehatan (Sragih Rosita, 2010).
2. Fungsi Puskesmas
Puskesmas mempunyai fungsi pengembangan upaya kesehatan,
pembinaan peran serta pelayanan kesehatan masyarakat sebagai berikut:
1) Sebagai salah satu pusat pengembangan kesehatan masyarakat di
wilayah kerjanya, puskesmas berfungsi menegakkan diagnosa masalah
masyarakat wilayah kerjanya, mengadakan pengamatan secara terus
7
tepat waktu, aman, paripurna, dan diberikan oleh ahli serta mudah
dijangkau (Nasution, 2009).
b) Kualitaspelayanan (ServiceQuality)
Memegang peranan penting dalam industry jasa. Pelanggan
dalam hal ini pasien akan merasa puas jika mereka memperoleh
pelayanan yang baik (Nasution, 2009).
c) Dimensi keterjangkauan atau akses terhadap layanan kesehatan
Dimensi keterjangkauan atau akses, artinya layanan
kesehatan itu harus dapat dicapai oleh masyarakat, tidak terhalang
oleh keadaan geografis, social, ekonomi, organisasi dan bahasa.
Akses geografi diukur dengan jarak, lama perjalanan, biaya
perjalanan, jenis transportasi atau hambatan fisik lain yang dapat
menghalangi seseorang untuk mendapat layanan kesehatan. Akses
social atau budaya berhubungan dengan dapat diterima atau tidaknya
layanan kesehatan itu secara social atau nilai budaya, kepercayaan
dan perilaku.Akses organisasi ialah sejauh mana layanan itu diatur
agar memberi kemudahan/kenyamanan kepada pasien atau
konsumen.Akses bahasa, artinya pasien harus dilayani dengan
menggunakan bahasa yang dapat dipahami oleh pasien (Nasution,
2009).
d) Dimensi efektivitas layanan kesehatan
Layanan kesehatan harus efektif, artinya harus mampu
mengobati atau mengurangi keluhan yang ada, mencegah terjadinya
penyakit serta berkembangnya dan atau meluasnya penyakit yang
ada.Efektivitas layanan kesehatan ini bergantung pada bagaimana
standar layanan kesehatan itu digunakan dengan tepat, konsisten, dan
sesuai dengan situasi setempat.Umumnya standar layanan kesehatan
diukur pada tingkat organisasi yang lebih tinggi, sementara pada
tingkat pelaksana, standar layanan kesehatan itu harus dibahas agar
dapat digunakan sesuai dengan kondisi setempat(Nasution, 2009).
11
e) Dimensi kenyamanan
Dimensi kenyamanan tidak berhubungan langsung dengan
efektivitas layanan kesehatan, tetapi mempengaruhi kepuasan
pasien/konsumen sehingga mendorong pasien untuk dating berobat
kembali ke tempat tersebut.Kenyamanan atau kenikmatan dapat
menimbulkan kepercayaan pasien kepada organisasi layanan
kesehatan. Jika biaya layanan kesehatan menjadi persoalan,
kenikmatan akan mempengaruhi pasien untuk membayar biaya
layanan kesehatan. Kenyamanan juga terkait dengan penampilan
fisik layanan kesehatan, pemberi pelayanan, peralatan medis dan non
medis.Misalnya tersedianya AC, TV, majalah, music, kebersihan
dalam suatu ruangan tunggu dapat menimbulkan perasaan
kenikmatan tersendiri sehingga waktu tunggu tidak menjadi hal yang
membosankan. Tersedianya gorden penyekat dalam kamar periksa
akan memberikan kenyamanan terutama pada pasien wanita
(Nasution, 2009).
f) Dimensi informasi
Layanan kesehatan yang bermutu harus mampu memberikan
informasi yang jelas tentang apa, siapa, kapan, dimana, dan
bagaimana layananDari penjelasan tersebut dapat disimpulkan
bahwa kepuasan pelanggan adalah hasil (outcome) yang dirasakan
atas penggunaan produk dan jasa, sama atau melebihi harapan.
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor :
KEP/25/M.PAN/2/2004 tentang pedoman umum penyusunan indeks
kepuasan masyarakat unit pelayanan instansi pemerintah
menerangkan bahwa kepuasan pelayanan adalah hasil pendapat dan
penilaian masyarakat terhadap kinerja pelayanan yang diberikan oleh
aparatur penyelenggara pelayanan public.
Dijelaskan pula bahwa indeks kepuasan masyarakat (IKM)
adalah data dan informasi tentang tingkat kepuasan masyarakat yang
12
b) Kehandalan (Reliability)
Yaitu kemampuan petugas memberikan pelayanan dengan segera,
tepat waktu dan benar misalnya penerimaan yang cepat, pelayanan
pemeriksaan dan perawatan yang cepat dan tepat.Kehandalan juga
merupakan kemampuan Paramedis dalam pelayanan yang akurat atau
tidak ada kesalahan (Suprapto 2009).
c) Ketanggapan (Responsivencess)
Yaitu kemampuan petugas dalam menanggapi keluhan pasien
termasuk kemampuan petugas untuk cepat tanggap dalam
menyelesaikan keluhan dan tindakan cepat pada saat dibutuhkan
(Suprapto 2009).
d) Jaminan (Assurance)
Yaitu kepercayaan pasien terhadap jaminan kesembuhan dan
keamanan sehingga akibat pelayanan yang diberikan termasuk
pengetahuan petugas kesehatan dalam memberikan tindakan
pelayanan.Aspek ini juga mencakup kesopanan dan sifat dapat
dipercaya yang dimiliki oleh petugas, bebas dari bahaya, resiko, dan
keragu-raguan (Suprapto 2009).
e) Empati (Emphaty)
Meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi
yang baik dan memahami kebutuhan klien yang terwujud dalam
penuh perhatian terhadap setiap pasien (Suprapto 2009).
17
B. Kerangka Teori
Puskesmas
Kepuasan
Aspek Kepuasan
Pasien
Kualitas
C. Kerangka konsep
Kenyaaan
(tangible)
Kehandalan
(reliability)
KEPUASAN Ketanggapan
PASIEN (responsivenes)
PUSKESMAS
Kemampuan
pengetahuan
(assrance)
Empati
(empathy)