Pada pemaparan materi yang diselenggarakan hari Minggu pagi (25/8) di Auditorium
Prof. Harjono Danoesastro, Fakultas Pertanian UGM, pembicara menjelaskan
tentang pertanian dalam era Revolusi Industri (RI) 4.0.
Menteri Sekretaris Negara, Prof. Dr. Pratikno, M.Soc.Sc., sebagai keynote speaker,
menerangkan kemungkinan pertanian menjadi sektor yang paling terpengaruh
distrupsi di era RI 4.0. Ia mengungkapkan bahwa hampir setengah dari petani di
dunia kehilangan pekerjaanya karena RI 4.0 ini.
“Hal itu terjadi bukan karena produksi pertanian tidak lagi dibutuhkan, melainkan
tenaga mereka telah digantikan,” tuturnya.
Tuntutan dari era saat ini, menurut Pratikno, adalah kecepatan dan kreatifitas.
Faktor-faktor seperti lahan, tenaga kerja, dan kekayaan hayati tidak lagi menjadi
yang utama. “Digitalisasi, bioteknologi, dan efektivitas proses menjadi kunci dari
revolusi agrikultur dalam era ini,” ujarnya.
Akan tetapi, Pratikno menuturkan bahwa revolusi agrikultur tadi terjadi dominan di
benua Eropa. Menurutnya, faktor yang mendorong hal itu adalah bencana demografi,
yakni jumlah penduduk dengan usia produktif lebih sedikit dibanding penduduk usia
non-produktif.
Hal itu terjadi, jelas Pratikno, akibat kondisi sosio ekonomi masyarakat Indonesia
yang plural. Ia mengungkapkan bahwa ketimpangan kelas sosial di Indonesia
terlampau tinggi. “Makanya, isunya disini bukan lagi availability, melainkan
accessability,” tegasnya.
“Tugas Fakultas Pertanian adalah menjadi garda depan yang menerima dan
memproses dampak RI 4.0, sekaligus nantinya berperan untuk mendistribusikannya
kepada para petani di daerah-daerah,” tutupnya. (Humas UGM/Hakam)
Sumber link
https://ugm.ac.id/id/berita/16905-sektor.pertanian.dalam.pusaran.revolusi.industri.40