Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Di beberapa negara tumbuhan ini tergolong narkotika, walau tidak terbukti
bahwa pemakainya menjadi kecanduan, berbeda dengan obat-obatan terlarang yang
berdasarkan bahan kimiawi dan merusak sel-sel otak, yang sudah sangat jelas
bahayanya bagi umat manusia. Di antara pengguna ganja, beragam efek yang
dihasilkan, terutama euphoria (rasa gembira) yang berlebihan, serta hilangnya
konsentrasi untuk berpikir di antara para pengguna tertentu.
Efek negatif secara umum adalah bila sudah menghisap maka pengguna akan
menjadi malas dan otak akan lamban dalam berpikir. Namun, hal ini masih menjadi
kontroversi, karena tidak sepenuhnya disepakati oleh beberapa kelompok tertentu yang
mendukung medical marijuana dan marijuana pada umumnya. Selain diklaim sebagai
pereda rasa sakit, dan pengobatan untuk penyakit tertentu (termasuk kanker), banyak
juga pihak yang menyatakan adanya lonjakan kreatifitas dalam berfikir serta dalam
berkarya (terutama pada para seniman dan musisi.
Seperti yang kita ketahui bersama, narkoba bisa memicu terjadinya HIV/AIDS.
AIDS adalah suatu penyakit yang belum ada obatnya dan belum ada vaksin yang bisa
mencegah serangan virus HIV,sehingga penyakit ini merupakan salah satu penyakit
yang sangat berbahaya bagi kehidupan manusia baik sekarang maupun waktu yang
datang. Selain itu AIDS juga dapat menimbulkan penderitaan, baik dari segi fisik
maupun dari segimental. Mungkin kita sering mendapat informasi melalui media cetak,
elektronik,ataupun seminar-seminar, tentang betapa menderitanya seseorang yang
mengidap penyakit AIDS. Dari segi fisik, penderitaan itu mungkin, tidak terliha secara
langsung karena gejalanya baru dapat kita lihat setelah beberapa bulan. Tapi darisegi
mental, orang yang mengetahui dirinya mengidap penyakit AIDS akanmerasakan
penderitaanbatin yang berkepanjangan. Semua itu
menunjukkan bahwa masalah AIDS adalah suatu masalah besar dari kehidupa
kita semua. Dengan pertimbangan-pertimbangan dan alasan itulah kami sebagai pelajar,
sebagai bagian dari anggota masyarakat dan sebagai generasi penerus bangsa, merasa
perlu memperhatikan hal tersebut. Oleh karena itu kami membahasnya dalam makalah
ini dan mengangkat judul “Narkoba Dan HIV/AIDS”

2.1 RUMUSAN MASALAH


3.1 TUJUAN
4.1 MANFAAT
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 NARKOBA

2.1.1 PENGERTIAN NARKOBA

Narkoba dan Napza Narkoba adalah singkatan dari Narkotika dan obat
berbahaya. Napza adalah singkatan dari Narkotika Alkohol Psikotropika dan Zat
Adiktif lainnya. Nikotik secara etimologi berasal dari bahasa Yunani yang artinya
‘kelenger’, merujuk pada sesuatu yang bisa membuat seseorang tak sadarkan diri
(fly), sedangkan dalam bahasa Inggris narcotic lebih mengarah ke obat yang membuat
penggunanya kecanduan.

Narkotika secara farmakologik adalah opioida, tetapi menurut UU no 22,


tahun 1997 narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri,
dan dapat menimbulkan ketergantungan. Seiring berjalannya waktu keberadaan
narkoba bukan hanya sebagai penyembuh namun justru menghancurkan. Awalnya
narkoba masih digunakan sesekali dalam dosis kecil dan tentu saja dampaknya tak
terlalu berarti. Namun perubahan jaman dan mobilitas kehidupan membuat narkoba
menjadi bagian dari gaya hidup, dari yang tadinya hanya sekedar perangkat medis,
kini narkoba mulai tenar digaungkan sebagai dewa dunia, penghilang rasa sakit.

Alkohol adalah minuman yang mengandung etanol yang diproses dari bahan
hasil pertanian yang mengandung karbohidrat dengan cara fermentasi dan distilasi
atau fermentasi tanpa distilasi, baik dengan cara memberikan perlakuan terlebih
dahulu atau tidak, menambahkan bahan lain atau tidak, maupun yang diproses dengan
cara mencampur konsentrat dengan etanol atau dengan cara pengenceran minuman
yang mengandung etanol.

Yang dimaksud dengan narkotika meliputi :

 Golongan Opiat : heroin, morfin, madat, dan lain-lain. Golongan Kanabis : ganja,
hashish.
 Golongan Koka : kokain, crack.

Psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintetis bukan
narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf
pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Zat
Adiktif Lainnya adalah bahan lain bukan narkotika atau psikotropika yang
penggunaannya dapat menimbulkan ketergantungan.

Psikotropika menurut Undang-undang Nomor 5 tahun 1997 meliputi ectasy,


shabu-shabu, LSD, obat penenang/obat tidur, obat anti depresi dan anti psikosis. Zat
psikotropika yang sering disalahgunakan (menurut WHO 1992) adalah :
1. Alkohol : Semua minuman beralkohol yang mengandung etanol (Etil alkohol).
2. Opioida : heroin, morfin, pethidin, candu.
3. Kanabinoida : Ganja, hashish.
4. Sedativa/hipnotika : obat penenang/obat tidur.
5. Kokain : daun koka, serbuk kokain, crack.

Stimulansia lain, termasuk kafein, ectasy, dan shabu-shabu. Halusinogenika,


LSD,mushroom, mescalin.

Tembakau (mengandung nikotin). Pelarut yang mudah menguap seperti aseton


dan lem. Multipel (kombinasi) dan lain-lain, misalnya kombinasi heroin dan shabu-
shabu, alkohol dan obat tidur. Zat adiktif lain termasuk inhalansia (aseton, thinner cat,
lem, nikotin, kafein).

2.1.2 PENYEBARAN

Hingga kini penyebaran narkoba sudah hampir tak bisa dicegah. Mengingat
hampir seluruh penduduk dunia dapat dengan mudah mendapat narkoba dari oknum-
oknum yang tidak bertanggung jawab. Misalnya saja dari bandar narkoba yang senang
mencari mangsa didaerah sekolah, diskotik, tempat pelacuran, dan tempat-tempat
perkumpulan genk. Tentu saja hal ini bisa membuat para orang tua, ormas,
pemerintah khawatir akan penyebaran narkoba yang begitu meraja rela. Upaya
pemberantas narkoba pun sudah sering dilakukan, namun masih sedikit kemungkinan
untuk menghindarkan narkoba dari kalangan remaja maupun dewasa, bahkan anak-
anak usia SD dan SMP pun banyak yang terjerumus narkoba. Hingga saat ini upaya
yang paling efektif untuk mencegah penyalahgunaan Narkoba pada anak-anak yaitu
dari pendidikan keluarga. Orang tua diharapkan dapat mengawasi dan mendidik
anaknya untuk selalu menjauhi Narkoba.

2.1.3 EFEK NARKOBA

Halusinogen, efek dari narkoba bisa mengakibatkan bila dikonsumsi dalam


sekian dosis tertentu dapat mengakibatkan seseorang menjadi ber-halusinasi dengan
melihat suatu hal/benda yang sebenarnya tidak ada / tidak nyata contohnya kokain &
LSD.

Stimulation, efek dari narkoba yang bisa mengakibatkan kerja organ tubuh
seperti jantung dan otak bekerja lebih cepat dari kerja biasanya sehingga
mengakibatkan seseorang lebih bertenaga untuk sementara waktu , dan cenderung
membuat seorang pengguna lebih senang dan gembira untuk sementara waktu
Depresan, efek dari narkoba yang bisa menekan sistem syaraf pusat dan mengurangi
aktivitas fungsional tubuh, sehingga pemakai merasa tenang bahkan bisa membuat
pemakai tidur dan tidak sadarkan diri. Contohnya putaw.

 Adiktif, Seseorang yang sudah mengkonsumsi narkoba biasanya akan ingin dan
ingin lagi karena zat tertentu dalam narkoba mengakibatkan seseorang cenderung
bersifat pasif , karena secara tidak langsung narkoba memutuskan syaraf-syaraf
dalam otak, contohnya ganja, heroin , putaw. Jika terlalu lama dan sudah
ketergantungan narkoba maka lambat laun organ dalam tubuh akan rusak dan jika
sudah melebihi takaran maka pengguna itu akan overdosis dan akhirnya kematian.
 Psilocin, sebuah obat halusinogen yang diperoleh dari jamur (Psilocybe mexicana).
Efek yang timbul seperti dilatasi pupil, kegelisahan atau gejolak, euforia, terbuka
dan mata tertutup visual (menengah umum pada dosis tinggi), sinestesia (mis.
pendengaran melihat warna dan suara), meningkat suhu tubuh, sakit kepala,
berkeringat dan menggigil, dan mual.
 sabu-sabu, adalah obat psikostimulansia dan simpatomimetik. Dipasarkan untuk
kasus parah gangguan hiperaktivitas kekurangan perhatian. Efek fisik dapat
mencakup anoreksia, hiperaktif, pupil melebar, kemerahan, kegelisahan, mulut
kering, sakit kepala, takikardia, Bradycardia, tachypnea, hipertensi, hipotensi,
hipertermia, diaphoresis, diare, sembelit, penglihatan kabur, pusing, berkedut,
insomnia, kesemutan, jantung berdebar , aritmia, jerawat, pucat, kejang-kejang,
serangan jantung, stroke, dan kematian dapat terjad

2.1.4 JENIS-JENIS NARKOBA

Adapun jenis-jenis narkoba, yaitu :

a. Heroin

Heroin adalah derivatif 3.6-diasetil dari morfin (karena itulah namanya adalah diasetilmorfin)
dan disintesiskan darinya melalui asetilasi. Bentuk kristal putihnya umumnya adalah garam
hidroklorida, diamorfin hidroklorida. Heroin dapat menyebabkan kecanduan. Heroin atau
diamorfin (INN) adalah sejenis opioid alkaloid.

b. Ganja

Ganja (Cannabis sativa syn. Cannabis indica) adalah tumbuhan budidaya penghasil serat,
namun lebih dikenal karena kandungan zat narkotika pada bijinya, tetrahidrokanabinol
(THC, tetra-hydro-cannabinol) yang dapat membuat pemakainya mengalami euforia (rasa
senang yang berkepanjangan tanpa sebab).

Ganja menjadi simbol budaya hippies yang pernah populer di Amerika Serikat. Hal ini
biasanya dilambangkan dengan daun ganja yang berbentuk khas. Selain itu ganja dan opium
juga didengungkan sebagai simbol perlawanan terhadap arus globalisme yang dipaksakan
negara kapitalis terhadap negara berkembang. Di India, sebagian Sadhu yang menyembah
dewa Shiva menggunakan produk derivatif ganja untuk melakukan ritual penyembahan
dengan cara menghisap Hashish melalui pipa Chilam/Chillum, dan dengan meminum Bhang.

c. Narkotika

Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis
maupun semi sintetis yang menyebabkan pengaruh bagi pengguannya. Pengaruh tersebut
berupa pembiusan, hilangnya rasa sakit, rangsangan semangat , halusinasi atau timbulnya
khayalan-khayalan yang menyebabkan efek ketergantungan bagi pemakainya.

5. FAKTOR PENYALAHGUNAAN NARKOBA

Penyalahgunaan narkoba ada beberapa faktor yaitu:

1. Lingkungan sosial
 Motif ingin tahu: di masa remaja seseoraang lazim mempunyai rasa ingin lalu setelah
itu ingin mencobanya. misalnya dengan mengenal narkotika, psykotropika maupun
minuman keras atau bahan berbahaya lainnya.
 Adanya kesempatan: karena orang tua sibuk dengan kegiatannya masing-masing,
mungkin juga karena kurangnya rasa kasih saying dari keluarga ataupun karena akibat
dari broken home.
 Sarana dan prasarana: karena orang tua berlebihan memberikan fasilitas dan uang
yang berlebihan, merupakan sebuah pemicu untuk menyalahgunakan uang tersebut
untuk membeli narkotika untuk memuaskan rasa keingintahuan mereka.

2. Kepribadian

 Rendah diri : perasaan rendah diri di dalam pergaulan di masayarakat ataupun di


lingkungan sekolah, kerja dsb, mereka mengatasi masalah tersebut dengan cara
menyalahgunakan narkotik, psykotropika maupun minuman keras yang dilakukan
untuk menutupi kekurangan mereka tersebut sehingga mereka memperoleh apa yang
diinginkan seperti lebih aktif dan berani
 Emosional dan mental : Pada masa-masa ini biasanya mereka ingin lepas dari segala
aturan-aturan dari orang tua mereka. Dan akhirnya sebagai tempat pelarian yaitu
dengan menggunakan narkotik, psikotropika dan minuman keras lainnya. Lemahnya
mental seseorang akan lebih mudah dipengaruhi oleh perbuatan-perbuatan negatif
yang akhirnya menjurus ke arah penggunaan narkotik, psikotropika dan minuman
keras lainnya.

6. MANFAAT NARKOBA

Tumbuhan ganja telah dikenal manusia sejak lama dan digunakan sebagai bahan pembuat
kantung karena serat yang dihasilkannya kuat. Biji ganja juga digunakan sebagai sumber
minyak.

Namun demikian, karena ganja juga dikenal sebagai sumber narkotika dan kegunaan ini lebih
bernilai ekonomi, orang lebih banyak menanam untuk hal ini dan di banyak tempat
disalahgunakan.

Di sejumlah negara penanaman ganja sepenuhnya dilarang. Di beberapa negara lain,


penanaman ganja diperbolehkan untuk kepentingan pemanfaatan seratnya. Syaratnya adalah
varietas yang ditanam harus mengandung bahan narkotika yang sangat rendah atau tidak ada
sama sekali.

Sebelum ada larangan ketat terhadap penanaman ganja, di Aceh daun ganja menjadi
komponen sayur dan umum disajikan.

Bagi penggunanya, daun ganja kering dibakar dan dihisap seperti rokok, dan bisa juga
dihisap dengan alat khusus bertabung yang disebut bong.

Tanaman ini ditemukan hampir disetiap negara tropis. Bahkan beberapa negara beriklim
dingin pun sudah mulai membudidayakannya dalam rumah kaca.

Morfin adalah alkaloid analgesik yang sangat kuat dan merupakan agen aktif utama yang
ditemukan pada opium. Morfin bekerja langsung pada sistem saraf pusat untuk
menghilangkan sakit. Efek samping morfin antara lain adalah penurunan kesadaran, euforia,
rasa kantuk, lesu, dan penglihatan kabur. Morfin juga mengurangi rasa lapar, merangsang
batuk, dan meyebabkan konstipasi. Morfin menimbulkan ketergantungan tinggi dibandingkan
zat-zat lainnya. Pasien morfin juga dilaporkan menderita insomnia dan mimpi buruk. Kata
“morfin” berasal dari Morpheus, dewa mimpi dalam mitologi Yunani.

Kokain adalah senyawa sintetis yg memicu metabolisme sel menjadi sangat cepat.
Kokain merupakan alkaloid yang didapatkan dari tanaman Erythroxylon coca, yang berasal
dari Amerika Selatan, dimana daun dari tanaman ini biasanya dikunyah oleh penduduk
setempat untuk mendapatkan “efek stimulan”.

Saat ini Kokain masih digunakan sebagai anestetik lokal, khususnya untuk pembedahan mata,
hidung dan tenggorokan, karena efek vasokonstriksif-nya juga membantu. Kokain
diklasifikasikan sebagai suatu narkotika, bersama dengan morfin dan heroin karena efek
adiktiF.

HIV/AIDS

Sejarah HIV AIDSKasus AIDS pertama kali ditemukan oleh Gottlieb di Amerika Serikat
padatahun 1983 dan virusnya di temukan Luc Montagnier pada tahun 1983.
AIDS pertama kali dilaporkan pada tanggal 5 juni 1981, ketika Centers for Disease
Control and Prevention Amerika Serikat mencatat adanya
Pneumonia pneumosistis (sekarang masih diklasifikasi sebagai PCP tetapi diketahuidiseb
abkan oleh Peneumocystis Jirovecii) pada lima laki-laki homoseksual di LosAngeles.
Penyakit AIDS dewasa ini telah terjangkit hampir setiap didunia (pandemi),termasuk
diantaranya Indonesia. Hingga November 1996 diperkirakan telahterdapat sebanyak
8.400.000 kasus didunia yang terdiri dari 6,7 juta dewasa dan1,7 anak-anak. Di Indonesia
berdasarkan data-data yang bersumber dari DirektoratJendaral P2M dan PLP Depertemen
Kesehatan RI sampai dengan 1Mei
1998 jumlah penderita HIV/AIDS sebanyak 685 orang yang dilaporkan oleh 23 provinsi d
i Indonesia. Data jumlsh penderita yang sebenarnya. Pada penyakit ini berlaku teori
“Gunung Es” dimana penderita yang kelihatan hanya sebagian kecildari yang semestinya.
Untuk itu WHO mengestimasikan bahwa 1 penderita yangterinfeksi telah terdapat kurang
lebih 100-200 penderita HIV yang belumdiketahui.Penyakit AIDS telah menjadi masalah
internasional karena dalam waktusingkat terjadi peningkatan jumlah penderita dan
melanda semakin banyak negara.Dikatakan pula bahwa epidemic yang terjadi tidak saja
mengenal penyakit(AIDS), virus (HIV) tetapi juga reaksi/dampak negative berbagai
bidang sepertikesehatan, social, ekonomi, politik, kebudayaan dan demografi. Hal
inimerupakan tantangan yang harus diharapi baik oleh negara maju maupun
negara berkembang
1. Defiinisi
Virus HIV
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang dapatmenyebabkan AIDS. HIV
termasuk keluarga virus retro yaitu virus yangmemasukan materi genetiknya ke dalam sel
tuan rumah ketika melakukancara infeksi dengan cara yang berbeda (retro), yaitu dari
RNA menjadi DNA,yang kemudian menyatu dalam DNA sel tuan rumah, membentuk
pro virusdan kemudian melakukan replikasi.Virus HIV ini dapat menyebabkan AIDS
dengan cara menyerang seldarah putih yang bernama sel CD4 sehingga dapat merusak
sistem kekebalantubuh manusia yang pada akhirnya tidak dapat bertahan dari
gangguan penyakit walaupun yang sangat ringan sekalipun Virus HIV menyerang sel
CD4 dan merubahnya menjadi tempat berkembang biak Virus HIV baru kemudian
merusaknya sehingga tidak dapatdigunakan lagi. Sel darah putih sangat diperlukan untuk
sistem kekebalantubuh. Tanpa kekebalan tubuh maka ketika diserang penyakit maka
tubuh kitatidak memiliki pelindung. Dampaknya adalah kita dapat meninggal duniaakibat
terkena pilek biasa

2. Penyakit AIDSAIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome)


merupakan dampakatau efek dari perkembang biakan virus HIV dalam tubuh makhluk
hidup.Virus HIV membutuhkan waktu untuk menyebabkan sindrom AIDS
yangmematikan dan sangat berbahaya. Penyakit AIDS disebabkan oleh melemahatau
menghilangnya sistem kekebalan tubuh yang tadinya dimiliki karena selCD4 pada sel
darah putih yang banyak dirusak oleh Virus HIV.Ketika kita terkena Virus HIV kita tidak
langsung terkena AIDS.Untuk menjadi AIDS dibutuhkan waktu yang lama, yaitu
beberapa tahununtuk dapat menjadi AIDS yang mematikan. Saat ini tidak ada obat,
serummaupun vaksin yang dapat menyembuhkan manusia dari Virus HIV penyebab
penyakit AIDS.

Bahaya Aids Orang yang telah mengidap virus AIDS akan


menjadi pembawa dan penular AIDS selama hidupnya, walaupun tidak merasa sakit dan
tampak sehat. AIDS juga dikatakan penyakit
yang berbahaya karena sampai saat ini belum ada obat atau vaksin yang bisa mencegah
vrrus AIDS. Selain itu orang terinfeksi virus AIDS akan merasakan tekanan mental dan
penderitaan batin karena sebagian besar orang di sekitarnya akan mengucilkan atau
menjauhinya. Dan penderitaan itu akan bertambah lagi akibat tingginya biaya
pengobatan. Bahaya AIDS yang lain adalah menurunnya sistim kekebalan tubuh.
Sehingga serangan penyakit yang biasanya tidak berbahaya pun akan menyebabkan sakit
atau bahkan meninggal.Secara etiologi, HIV, yang dahulu disebut virus limfotrofiksel-T
manusia tipe III (HTLV-III) atau virus limfadenopati (LAV),adalah suatu retrovirus
manusia sitopatik dari famili lentivirus.Retrovirus mengubah asam ribonukleatnya (RNA)
menjadi asam deoksiribo nukleat (DNA) setelah masuk ke dalam sel pejamu. HIV-1dan
HIV-2 adalah lentivirus sitopatik, dengan HIV-1 menjadi penyebab utama AIDS di
seluruh dunia.
Genom HIV mengode sembilan protein yang esensial untuksetiap aspek siklus hidup
virus. Dari segi struktur genomik, virus-virus memiliki perbedaan yaitu bahwa protein
HIV-1,Vpu, yang membantu pelepasan virus, tampaknya diganti oleh protein Vpx
padaHIV-2. Vpx meningkatkan infeksi-vitas (daya tular) dan mungkin merupakan
duplikasi dari protein lain, Vpr. Vpr diperkirakan meningkatkan transkripsi virus. HIV-2,
yang pertama kali diketahui dalam serum dari para perempuan Afrika Barat (warga
Senegal) pada tahun 1985, menyebabkan penyakit klinis tampaknya kurang patogenik
dibandingkan dengan HIV-

3. Penyebab dan Gejala Terserang Virus HIV/AIDSHIV tidak ditularkan atau disebarkan
melalui hubungan sosial yang biasaseperti jabatan tangan, bersentuhan, berciuman biasa,
berpelukan,
penggunaan peralatan makan dan minum, gigitan nyamuk, kolam renang, penggunaan ka
marmandi atau WC/Jamban yang sama atau tinggal serumah bersama Orang
DenganHIV/AIDS (ODHA). ODHA yaitu pengidap HIV atau AIDS. Sedangkan
OHIDA(Orang hidup dengan HIV atau AIDS) yakni keluarga (anak, istri, suami, ayah,ibu)
atau teman-teman pengidap HIV atau AIDS.Lebih dari 80% infeksi HIV diderita oleh
kelompok usia produktif terutamalaki-laki, tetapi proporsi penderita HIV perempuan
cenderung meningkat. Infeksi pada bayi dan anak, 90 % terjadi dari Ibu pengidap
HIV. Hingga beberapa tahun,seorang pengidap HIV tidak menunjukkan gejala-gejala
klinis tertular HIV,namun demikian orang tersebut dapat menularkan kepada orang lain.
Setelah itu,AIDS mulai berkembang dan menunjukkan tanda-tanda atau gejala-
gejala.Tanda-tanda klinis penderita AIDS :
a. Berat badan menurun lebih dari 10 % dalam 1 bulan
b. Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan.
c. Demam berkepanjangan lebih dari1 bulan.
d. Penurunan kesadaran dan gangguan-gangguan neurologis.
e. Dimensia/HIV ensefalopati

Gejala minor
a. Batuk menetap lebih dari 1 bula
b. Dermatitis generalisata yang gatal3.
c. Adanya Herpes zoster multisegmental dan berulang
d. Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanitaHIV dan AIDS dapat menyerang
siapa saja. Namun pada kelompok rawan mempunyai risiko besar tertular HIV
penyebab AIDS, yaitu :
a) Orang yang berperilaku seksual dengan berganti-ganti pasangan tanpamenggunakan
kondom
b) Pengguna narkoba suntik yang menggunakan jarum suntik secara bersama-sama
c) Pasangan seksual pengguna narkoba suntik
d) Bayi yang ibunya positif HIV
Para ahli menjelaskan bahwa Tanda dan Gejala Penyakit AIDS seseorang yang
terkena virus HIV pada awal permulaan umumnya tidak memberikan tanda dan gejala
yang khas, penderita hanya mengalami demam selama 3 sampai 6 minggu tergantung
daya tahan tubuh saat mendapat kontak virus HIV tersebut. Setelah kondisi membaik,
orang yang terkena virus HIV akan tetap sehat
dalam beberapa tahun dan perlahan kekebelan tubuhnya menurun/lemah hingga jatuh
sakit karena serangan demam yang berulang. Satu cara untuk mendapat kepastian
adalah dengan menjalani Uji Antibodi HIV terutamanya jika seseorang merasa telah
melakukan aktivitas yang berisiko terkena virus HIV. Adapun tanda dan gejala yang
tampak pada penderita penyakit AIDS diantaranya adalah seperti dibawah ini :
 Saluran pernafasan. Penderita mengalami nafas pendek, henti nafassejenak,
batuk, nyeri dada dan demam seprti terserang infeksi viruslainnya
(Pneumonia). Tidak jarang diagnosa pada stadium awal penyakitHIV AIDS
diduga sebagai TBC.
 Saluran Pencernaan. Penderita penyakit AIDS menampakkan tanda dangejala
seperti hilangnya nafsu makan, mual dan muntah, kerap
mengalami penyakit jamur pada rongga mulut dan kerongkongan, serta menga
lamidiarhea yang kronik.
 Berat badan tubuh. Penderita mengalami hal yang disebut juga
wastingsyndrome, yaitu kehilangan berat badan tubuh hingga 10%
dibawahnormal karena gangguan pada sistem protein dan energy didalam
tubuhseperti yang dikenal sebagai Malnutrisi termasuk juga karena
gangguanabsorbsi/penyerapan makanan pada sistem pencernaan
yangmengakibatkan diarhea kronik, kondisi letih dan lemah kurang bertenaga.
 System Persyarafan. Terjadinya gangguan pada persyarafan central
yangmengakibatkan kurang ingatan, sakit kepala, susah berkonsentrasi,
seringtampak kebingungan dan respon anggota gerak melambat. Pada
system persyarafan ujung (Peripheral) akan menimbulkan nyeri dan kesemuta
n pada telapak tangan dan kaki, reflek tendon yang kurang, selalumengalami
tensi darah rendah dan Impoten.
 System Integument (Jaringan kulit). Penderita mengalami serangan viruscacar
air (herpes simplex) atau carar api (herpes zoster) dan berbagaimacam
penyakit kulit yang menimbulkan rasa nyeri pada jaringan kulit.Lainnya
adalah mengalami infeksi jaringan rambut pada kulit(Folliculities), kulit
kering berbercak (kulit lapisan luar retak-retak) sertaEczema atau psoriasis.
 Saluran kemih dan Reproduksi pada wanita. Penderita seringkalimengalami
penyakit jamur pada vagina, hal ini sebagai tanda awalterinfeksi virus HIV.
Luka pada saluran kemih, menderita penyakitsyphillis dan dibandingkan Pria
maka wanita lebih banyak jumlahnya yangmenderita penyakit cacar. Lainnya
adalah penderita AIDS wanita banyakyang mengalami peradangan rongga
(tulang) pelvic dikenal sebagai istilah'pelvic inflammatory disease (PID)' dan
mengalami masa haid yang tidakteratur (abnormal).
4. Cara PenularanCara penularan HIV ada tiga :
a. Hubungan seksual, baik secara vaginal, oral, ataupun anal dengan
seorang pengidap. Ini adalah cara yang paling umum terjadi,. Lebih mudah
terjadi penularan bila terdapat lesi penyakit kelamin dengan ulkus atau
peradangan jaringan seperti herpes genitalis, sifilis, gonorea, klamidia,kankroi
d, dan trikomoniasis. Resiko pada seks anal lebih besar disbandingseks vaginal
dan resiko juga lebih besar pada yang reseptive dari padayang insertive.
b. Kontak langsung dengan darah / produk darah / jarum suntik.
- Transfusi darah yang tercemar HIV
- Pemakaian jarum tidak steril/pemakaian bersama jarum suntik dansempritnya
pada para pencandu narkotik suntik.
- Penularan lewat kecelakaan tertusuk jarum pada petugas kesehatan.
- Secara vertical dari ibu hamil pengidap HIV kepada bayinya, baik selama
hamil, saat melahirkan ataupun setelah melahirkan.Infeksi HIV kadang-
kadang ditularkan ke bayi melalui air susu ibu (ASI).Saat ini belum diketahui
dengan pasti frekuensi kejadian seperti ini atau mengapa hanya terjadi pada
beberapa bayi tertentu tetapi tidak pada bayiyang lain. Di ASI terdapat lebih
banyak virus HIV pada ibu-ibu yang barusaja terkena infeksi dan ibu-ibu yang
telah memperlihatkan tanda-tanda penyakit AIDS.Setelah 6 bulan, sewaktu
bayi menjadi lebih kuat dan besar, bahaya diaredan infeksi menjadi lebih baik.
ASI dapat diganti dengan susu lain danmemberikan makanan tambahan.
Dengan cara ini bayi akan mendapatmanfaat ASI dengan resiko lebih kecil
untuk terkena HIV
5. Cara Pencegahan dan Penanganan HIV/AID
Cara Pencegahan dan Penanganan HIV/AIDS2.
Cara pencegahan:
a. Hindarkan hubungan seksual diluar nikah. Usahakan
hanya berhubungan dengan satu orang pasangan seksual, tidak berhubungan
dengan orang lain.
b. Pergunakan kondom bagi resiko tinggi apabila melakukanhubungan seksual.
c. Ibu yang darahnya telah diperiksa dan ternyata mengandung virus,hendaknya
jangan hamil. Karena akan memindahkan virus AIDS pada janinnya.
d. Kelompok resiko tinggi di anjurkan untuk menjadi donor darah.
e. Penggunaan jarum suntik dan alat lainnya ( akupuntur, tato, tindik )harus
dijamin sterilisasinya. Adapun usaha-usaha yang dapat dilakukan pemerintah
dalam usaha untuk mencegah penularan AIDS yaitu, misalnya :
Memberikan penyuluha – penyuluhan atau informasi kepada seluruh
masyarakat tentang segala sesuatau yang berkaitan dengan AIDS, yaitu
melalui seminar-seminar terbuka, melalui penyebaran brosur atau poster-
poster yang berhubungandengan AIDS, ataupun melalui iklan diberbagai
media massa baik mediacetak maupun media elektronik.penyuluhan atau
informasi tersebut dilakukansecara terus menerus dan berkesinambungan,
kepada semua lapisanmasyarakat, agar seluarh masyarakat dapat mengetahui
bahaya AIDS,sehingga berusaha menghindarkan diri dari segala sesuatu yang
bisamenimbulkan virus AIDS.

6. Penanganan HIV/AIDS2.5.2.1
a. Penanganan Umum.
a) Setelah dilakukan diagnosa HIV, pengobatan dilakukan untuk
memperlambat tingkat replikasi virus. Berbagai macam obat
diresepkan untuk mencapai tujuan ini
dan berbagai macam kombinasi obat-obatan terus diteliti.Untuk
menemukan obat penyembuhannya.
b) Pengobatan-pengobatan ini tentu saja memiliki efek samping, namun
demikian ternyata mereka benar-benar mampu memperlambat laju
perkembangan HIV didalam tubuh.
c) Pengobatan infeksi-infeksi appertunistik tergantung padazat-zat khusus
yang dapat menginfeksi pasien, obat
anti biotic dengan dosis tinggi dan obat-obatan anti virusseringkali
diberikan secara rutin untuk mencegah infeksiagar tidak menjalar dan
menjadi semakin parah.

b. Penanganan Khusus.
a) Penapisan dilakukan sejak asuhan antenatal dan pengujiandilakukan
atas permintaan pasien dimana setelah proseskonseling risiko PMS dan
hubungannya dengan HIV, yang bersangkutan memandang perlu
pemeriksaan tersebut.
b) Upayakan ketersediaan uji serologic.
c) Konseling spesifik bagi mereka yang tertular HIV, terutamayang
berkiatan dengan kehamilan da risiko yang dihadapi
d) Bagi golongan risiko tinggi tetapi hasil pengujian negativelakukan
konseling untuk upaya preventif (penggunaankondom)
e) Berikan nutrisi dengan nilai gizi yang tinggi, atasi infeksioportunistik.
f) Lakukan terapi (AZT sesegera mungkin, terutama bilakonsentrsi virus
(30.000-50.000) kopi RNA/Ml atau jikaCD4 menurun secara dratis
g) Tatalaksana persalinan sesuai dengan pertimbangan kondisiyang
dihadapi (pervaginanm atau perabdominam, perhatikan prinsip
pencegahan infeksi).

7. Penyebaran Virus HIV Dalam Tubuh


Supaya terjadi infeksi, virus harus masuk ke dalam sel dan materi genetikvirus
dimasukkan ke dalam DNA sel sehingga terjadi infeksi. Di dalam sel,
Virus berkembng biak pada akhirnya menghancurkan sel serta melepaskan pertikel
virusyang baru. Partikel virus yang baru kemudian menginfeksi limfosit lainnya
danmenghancurkannya.
Virus menempel pada limfosit yang memiliki satu reseptor protein
yangdisebut CD4, yang terdapat di selaput bagian luar. Sel-sel yang memiliki
reseptor biasanya, disebut sel CD4+ atu disebut limfosit T penolong. Limfosit
T penolong berfungsi mengaktifkan dan menagatur sel-
sel lain pada sistemkekebalan.(misalnya limfosit B, makrofag dan limfosit T stitostik),
yangkesemuanya membantu menghancurkan sel-sel ganas dan organisme
asing.Infeksi HIV menyebabkan hancurnya limfosit T penolong, sehingga
teradikelemahan sistem tubuh dalam melindungi dirinya terhadap infksi dan
kanker.Seseorang yang terinfeksi HIV akan kehilangan limfosit Tpenolong melalui
3tahap selama beberpa bulan atau tahun.
- Seseorang yang sehat memiliki limfosit CD4 sebanyak 800-1300 sel/mLdarah.
Pada beberapa bulan pertama setelah terinfeksi HIV sejumlah selmenurun
sebanyak 40-50%. Selama bulan-bulan ini penderita bisamenularkan HIV
kepada orang lain karena banyak partikel virus yangterdapat dalam luar darah.
Meskipun tubuh berusaha melawan virus, tetapitubuh tidak mampu meredakan
infeksi.
- Setelah sekitar 6 bulan, jumlah partikel virus didalam darah mencapaikadar
yang stabil, yang berlainan pada setiap penderita. Perusakan selCD4+ dan
penularan penyakit kepada orang lain terus berlanjut.
Kadar partikel virus yang tinggi dak kadar Limfosit CD4+ yang rendahmemba
ntu dokter mendapati orang-orang yang berisiko tinggi menderitaAIDS.
- 1-2 tahun sebelum terjadinya AIDS, jumlah limfosit CD4+ biasanyamenurun
drastis. Jika kadarnya turun hingga 200 sel/Ml darah, maka penderita menjadi
rentan terhadap infeksi.Infeksi HIV juga menyebabkan gangguan pada fungsi
limfosit B. Limfosit Badalah limfosit yang menghasilkan antibodi. Seringkali
HIV
meyebabkan produksi antibodi berlebihan. Antibodi yang diperuntukkan mela
wan HIV daninfeksi lain ini banyak membantu dalam melawan berbagai
infeksi oportunistik pada AIDS.
Pada saat yang bersamaan, penghancuran limfosit CD4+ oleh virus
menyebabkan berkurangnya kemampuan Sistem kekebalan tubuh dalam
mengenali dan sasaran baru yang harus diserang.2.7 Pemeriksaan
Laboratorium Terdapat dua uji yang khas digunakan untuk mendeteksi
antibodi terhadap HIV. Yang pertama, enzymelinked immunosorbent assay
(ELISA), bereaksi terhadap adanya antibodi dalam serum dengan
memperlihatkan warna yang lebih jelas apabila terdeteksi antibodi virus
dalam jumlah besar.
Karena hasil positif palsu dapat menimbulkan dampak psikologis yang
besar, maka hasil uji ELISA yang positif diulang, dan apabila keduanya
positif, maka dilakukan uji yang lebihspesifik, Western blot. Uji Western blot
juga dikonfirmasi dua kali. Uji ini lebihkecil kemungkinannya memberi hasil
positif-palsu atau negatif-palsu. Juga dapatterjadi hasil uji yang tidak
konklusif, misalnya saat ELISA atau Western blot bereaksi lemah dan
agak mencurigakan. Hal ini dapat terjadi pada awal infeksi HIV, pada infeksi
yang sedang berkembang (sampai semua pita penting pada ujiWestern blot
tersedia lengkap), atau pada reaktivitas-silang dengan titer retrovirus tinggi
lain, misalnya HIV-2 atau HTLV-1. Setelah konfirmasi, pasien
dikatakan seropositif HIV.
Pada tahap ini, dilakukan pemeriksaan klinis danimunologik lain untuk
mengevaluasi derajat penyakit dan dimulai usaha-usahauntuk mengendalikan
infeksi.HIV juga dapat dideteksi dengan uji lain, yang memeriksa ada tidaknya
virusatau komponen virus sebelum ELISA atau Western blot dapat
mendeteksiantibodi. Prosedur-prosedur ini mencakup biakan virus,
pengukuran antigen p24,dan pengukuran DNA dan RNA HIV yang
menggunakan reaksi berantai polimerase (PCR) dan RNA HIV-1 plasma. Uji-
uji semacam ini bermanfaatdalam studi mengenai imunopatogenesis, sebagai
penanda penyakit, pada deteksidini infeksi, dan pada penularan neonatus. Bayi
yang lahir dari ibu positif-HIVdapat memiliki antibodi anti-HIV ibu dalam
darah mereka sampai usia 18 bulan,tanpa bergantung apakah mereka terinfeksi
atau tidak.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat penulis simpulkan mengenai makalah ini adalah:
- HIV (Human Immuno – Devesiensi) adalah virus yang hanya hidup dalam
tubuh manusia, yang dapat merusak daya kekebalan tubuh manusia. AIDS
(Acguired Immuno – Deviensi Syndromer) adalah kumpulan gejala
menurunnya gejala kekebalan tubuh terhadap serangan penyakit dari luar.
- Tanda dan Gejala Penyakit AIDS seseorang yang terkena virus HIV pada awal
permulaan umumnya tidak memberikan tanda dan gejala yang khas, penderita
hanya mengalami demam selama 3 sampai 6 minggu tergantung daya tahan
tubuh saat mendapat kontak virus HIV tersebut.
- Hingga saat ini penyakit AIDS tidak ada obatnya termasuk serum maupun
vaksin yang dapat menyembuhkan manusia dari Virus HIV penyebab
penyakit AIDS yang ada hanyalah pencegahannya saja.
- Narkoba adalah obat obatan terlarang yang jika dikonsumsi mengakibatkan
kecanduan dan jika terlalu lama dan sudah ketergantungan narkoba maka
lambat laun organ dalam tubuh akan rusak dan jika sudah melebihi takaran
maka pengguna itu akan overdosis dan akhirnya kematian.
- Narkoba pun ada berbagai jenis seperti: heroin, ganja, putaw, kokain, sabu-
sabu,dan alkoholpun termasuk dalam golongan narkoba
- Manfaat yang dirasakan hanyalah sesaat. Tapi mudhorotnya jelas banyak
sekali. Banyak organ tubuh menjadi rusak. palagi bila pakai obat bius. Dalah-
salah pada saat operasi (karena suatu kejadian) bakal tak mampu lagi bius bagi
para penggunanya. Yang pasti biaya untuk bisa mengkonsumsi barang-barang
haram itu, sangatlah mahal. Salah-salah bisa masuk bui, kalau ketangkep
aparat.
B. SARAN
Diharapkan setelah penulis menyusun makalah ini masyarakat sadar akan
bahayanya mengkonsumsi narkoba dan menyalah gunakan narkoba.
Karena jika salah seorang sudah menggunakan narkoba dan kecanduan, orang
tersebut akan mengalami jantung yang berdebar-debar, mering menguap,
mengeluarkan air mata berlebihan, mengeluarkan keringat berlebihan, mengalami
nyeri kepala, mengalami nyeri/nilu sendi-sendi.
DAFTAR PUSTAKA

Wikipedia. 2010. “Narkoba” (online), (http://id.wikipedia.org/wiki/Narkoba. diakses tanggal


12 Desember 2010, pukul 10:19 )
BNK Samarinda. 2007. “Faktor dan Akibat NArkoba” (online),
(http://bnk.samarinda.go.id/index.php?q=faktor-akibat-narkoba. diakses tanggal 13 Desember
2010, pukul 21:49)
Widoyono. 2005. Penyakit Tropis:
Epidomologi, penularan, pencegahan, dan pemberantasannya.
. Jakarta: Erlangga Medical Series

Muhajir. 2007. Pendidkan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Bandung: Erlangga

Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 1993. MikrobiologKedokteran.


Jakarta Barat: Binarupa Aksara

Djuanda, adhi. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: Balai PenerbitFKUI

Mandal,dkk. 2008. Penyakit Infeksi. Jakarta: Erlangga Medical Series

Anda mungkin juga menyukai