Anda di halaman 1dari 2

Hukum dan Keadilan Prosedural

Subjek hukum selaku pengemban hak dan kewajiban, baik itu orang perorangan maupun badan hukum,
dapat melakukan perbuatan hukum berdasarkan kemampuan dan kewenangan yang melekat pada
dirinya. Dalam berbagai segi kehidupan, tentu banyak terjadi hubungan hukum sebagai konsekuensi
adanya perbuatan-perbuatan hukum yang dilakukan oleh subjek hukum itu. Perbuatan hukum
tersebutlah yang menjadi awal lahirnya hubungan hukum. Agar suatu hubungan hukum tersebut berjalan
secara adil, seimbang, dan harmonis, dalam arti antarsubjek hukum mendapatkan apa yang menjadi
haknya dan menjalankan apa yang menjadi kewajibannya, maka disitulah hukum tampil sebagai aturan
main dalam mengatur hubungan hukum tersebut (Ridwan H.R, 2014: 265).

Hukum dapat dilihat sebagai suatu instrumen atau alat yang mengatur hak dan kewajiban subjek hukum.
Hukum dapat pula dilihat dari fungsinya yang menjadi pelindung. Pelindung akan kepentingan manusia
supaya kepentingan tersebut dapat terlaksana dan mencapai tujuan tertentu. Dari kedua hal ini, hukum
dapat berfungsi sebagai alat pengatur maupun pelindung bagi subjek hukum untuk mencapai tujuan
hukum yaitu dapat menciptakan suasana hubungan hukum secara adil, seimbang, harmonis, dan damai.

Namun bagaimana hukum dapat mencapai tujuannya tersebut? Menurut Van Apeldoorn, tujuan-tujuan
hukum dapat tercapai apabila distribusi dilakukan secara adil artinya jika masing-masing subjek hukum
mendapatkan hak-haknya secara wajar dan menjalankan kewajiban-kewajibannya sesuai dengan aturan
hukum yang berlaku (L.J. Van Apeldoorn, 1966: 9-10). Dalam hal ini, yang menjadi fokus bukanlah
mengenai distribusi mana yang adil melainkan prosedur distribusi bagaimana yang adil. Oleh karenanya,
menurut Robert Kuehn dikenal adanya suatu keadilan prosedural. Menurut Robert Kuehn, keadilan
prosedural merupakan keadilan untuk memperoleh perlakuan yang sama. Perlakuan yang sama ini
bukanlah persamaan dalam hal distribusi barang dan kesempatan, tetapi persamaan atas perhatian
(concern and respect) dalam pengambilan keputusan terkait dengan distribusi barang dan kesempatan
tersebut.

Dengan demikian, kita dapat mengatahui bahwa distribusi yang adil adalah keadilan yang mengikuti
prosedural. Kita tidak bisa melihat hukum yang mencapai keadilan adalah hukum yang memberikan right
to equal treatment saja atau hak yang memperlakukan subjek hukum secara sama, melainkan kita harus
melihat hukum yang dapat memberikan right to treatment as an equal. Bahwa setiap subjek hukum
dianggap memiliki kesempatan yang sama untuk melakukan segala perbuatan hukum. Namun, distribusi
bisa tidak sama, yang terpenting adalah perlakuan yang sama untuk bisa melakukan perbuatan hukum
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai