Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

Data Encryption Standard ( DES )

OLEH :

NAMA : SARWONO

NIM : 12210076

TUGAS : Sistem Keamanan Jaringan

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA STRATA SATU

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA KOMPUTER

(STIKOM) UYELINDO KUPANG

2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan
karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Tidak
lupa kami ucapkan kepada teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam
menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan,
oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan
semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-
teman. Amin …

Penulis

Sarwono
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Sistem keamanan pengiriman data (komunikasi data yang aman)


dipasang untuk mencegah pencurian, kerusakan, dan penyalahgunaan data yang
terkirim melalui jaringan komputer. Dalam praktek, pencurian data berwujud
pembacaan oleh pihak yang tidak berwenang biasanya dengan menyadap saluran
publik. Teknologi jaringan komputer telah dapat mengurangi bahkan membuang
kemungkinan adanya kerusakan data akibat buruknya konektivitas fisik, namun
gangguan tetap bisa terjadi karena ada unsur kesengajaan yang mengarah ke
penyalahgunaan sistem dari pihak-pihak tertentu.

Enkripsi adalah salah satu teknik yang paling baik untuk menjaga kerahasiaan
suatu data dalam berkomunikasi. Dengan enkripsi, suatu informasi akan menjadi
sulit untuk diketahui oleh orang yang tidak berhak. Tujuan dari makalah ini
adalah untuk lebih mengetahui tekhik-teknik mengamankan pengiriman data
dengan enkripsi. Enkripsi data yang akan dibahas pada makalah ini adalah
Data Encryption Standard.

Oleh sebab itu, makalah ini disusun sebagai dasar atau landasan akan
pentingnya keamanan pengiriman data

B. Maksud Dan Tujuan


1. Agar dapat menambah pengetahuan kami dan juga pembaca tentang teknikteknik
mengamankan pengiriman data dengan enkripsi.
2. Agar kami dan semua yang membaca makalah ini lebih memahami
pentingnya teknik enkripsi dalam mengamankan pengiriman data.
C. Metode Penulisan

Metode penulisan yang dilakukan adalah dengan menganalisa literature yang


telah ada, beberapa literature diantaranya yang telah dipublikasikan oleh para ahli
keamanan jaringan, yang dapat dikatakan berpengalaman dalam mengatasi serangan
ini.
BAB II

PEMBAHASAN
Pengertian Data Encryption Standard ( DES )

DES merupakan salah satu algoritma kriptografi cipher block dengan ukuran
blok 64 bit dan ukuran kuncinya 56 bit. Algoritma DES dibuat di IBM, dan
merupakan modifikasi daripada algoritma terdahulu yang bernama Lucifer.
Lucifer merupakan algoritma cipher block yang beroperasi pada blok masukan
64 bit dan kuncinya berukuran 128 bit. Pengurangan jumlah bit kunci pada DES
dilakukan dengan alasan agar mekanisme algoritma ini bisa diimplementasikan
dalam satu chip. DES pertama kali dipublikasikan di Federal Register pada 17
Maret 1975. Setelah melalui banyak diskusi, akhirnya algortima DES diadopsi
sebagai algoritma standar yang digunakan oleh NBS (National Bureau of Standards)
pada 15 Januari 1977. Sejak saat itu, DES banyak digunakan pada dunia
penyebaran informasi untuk melindungi data agar tidak bisa dibaca oleh orang lain.

Namun demikian, DES juga mengundang banyak kontroversi dari para ahli di
seluruh dunia. Salah satu kontroversi tersebut adalah S-Box yang digunakan
pada DES. S-Box merupakan bagian vital dari DES karena merupakan bagian yang
paling sulit dipecahkan. Hal ini disebabkan karena S-Box merupakan satu – satunya
bagian dari DES yang komputasinya tidak linear. Sementara itu, rancangan dari S-
Box sendiri tidak diberitahukan kepada publik. Karena itulah, banyak yang curiga
bahwa S-Box dirancang sedemikian rupa sehingga memberikan trapdoor kepada
NSA agar NSA bisa membongkar semua ciphertext yang dienkripsi dengan
DES kapan saja. Kontroversi yang kedua adalah jumlah bit pada kunci DES
yang dianggap terlalu kecil, hanya 56 bit. Akibatnya DES rawan terhadap
serangan brute force. Namun demikian, DES tetap digunakan pada banyak
aplikasi seperti pada enkripsi PIN (Personal Identification Numbers) pada mesin
ATM (Automatic Teller Machine) dan transaksi perbankan lewat internet.
Bahkan, organisasi–organisasi pemerintahan di Amerika seperti Department of
Energy, Justice Department, dan Federal Reserve System menggunakan DES
untuk melindungi penyebaran data mereka.
A. Sejarah DES

Pada sekitar akhir tahun 1960, IBM melakukan riset pada bidang kriptografi
yang pada akhirnya disebut Lucifer. Lucifer dijual pada tahun 1971 pada sebuah
perusahaan di London. Lucifer merupakan algoritma berjenis Block Cipher yang
artinya bahwa input maupun output dari algoritma tersebut merupakan 1 blok yang
terdiri dari banyak bit seperti 64 bit atau 128 bit. Lucifer beroperasi pada blok input
64 bit dan menggunakan key sepanjang 128 bit. Lama kelamaan Lucifer semakin
dikembangkan agar bisa lebih kebal terhadap serangan analisis cypher tetapi
panjang kuncinya dikurangi menjadi 56 bit dengan maksud supaya dapat masuk pada
satu chip. Di tempat yang lain, biro standar Amerika sedang mencari-cari
sebuah algoritma enkripsi untuk dijadikan sebagai standar nasional. IBM
mencoba mendaftarkan algoritmanya dan di tahun 1977 algoritma tersebut dijadikan
sebagai DES (Data Encryption Standard). Ternyata timbul masalah setelah DES
resmi dijadikan algoritma standar nasional. Masalah pertama adalah panjang kunci
DES yang hanya 56-bit sehingga amat sangat rawan dan riskan serta berbahaya ,
terhadap brute-force attack. Masalah kedua adalah struktur DES pada bagian
substitution-box (S-box) yang diubah menurut saran dari NSA. Desain
substitution-box dirahasiakan oleh NSA sehingga kita tidak mengetahui kemungkinan
adanya kelemahan-kelemahan pada DES yang sengaja disembunyikan oleh NSA.
Dan juga muncul kecurigaan bahwa NSA mampu membongkar cypher tanpa
harus memiliki key-nya karena menurut para “pakar” kriptografi, DES sudah
didesain secara cermat sehingga kalau S-box ini diubah secara acak maka sangat
mungkin DES justru lebih mudah “dijebol” meskipun DES cukup kebal
terhadap serangan differential cryptanalysis maupun linier cryptanalysis. Seperti
kata peribahasa “Karena susu setitik rusak iman sebelanga” .Di dunia ini tak
ada ciptaan manusia yang sempurna.

Pada tahun 1998, 70 ribu komputer di internet berhasil menjebol satu


kunci DES dengan waktu sekitar 96 hari. Bahkan pada tahun 1999 berhasil dibobol
dalam waktu kurang dari 22 hari. Pada tanggal 16 juni 1998 ada sebuah
kelompok yang menamakan dirinya Electronic Frontier Foundation (EFF) telah
berhasil memecahkan DES dalam waktu 4-5 hari menggunakan komputer yang
dilengkapi dengan Integrated Circuit Chip DES Cracker. Di akhir tragedi ini, DES
dianggap sudah tak aman lagi sehingga ia dicampakkan begitu saja dan digantikan
oleh AES (Anvanced Encryption Standard). Proses kerja DNS sebagai berikut:
Algoritma DES dalam melakukan proses enkripsi dan dekripsi menggunakan teknik
yang disebut feistel yang muncul ketika awal tahun 70-an. Fungsi pada feistel
dijamin dapat didekripsi : Li « f(Ri , Ki+1) « f(Ri , Ki+1) = Li Fungsi di atas
dijamin dapat didekripsi selama input f dalam setiap tahap dapat dikembalikan juga.
Tidak perduli macam f (meskipun fungsi f tidak dapat dibalik sekalipun) kita
dapat mendesain serumit apapun tanpa perlu susah-susah untuk membuat 2
algoritma untuk enkripsi dan dekripsi. Teknik ini digunakan pada banyak algoritma
seperti DES, Lucifer, FEAL, Blowfish, dll. Seperti sudah disampaikan di awal bahwa
panjang kunci DES yang hanya 56 bit sangat rawan di brute force sehingga saat ini
digunakan 3 buah DES secara berurutan untuk mengenkripsi sebuah paintext
yang disebut Triple DES. Panjang kunci Triple DES juga diperpanjang 3 kali
menjadi 168 bit (56*3 = 168).

B. Panjang Kunci dan Ukuran Blok DES

Algoritma DES dikembangkan di IBM dibawah kepemimpinan W.L.


Tuchman pada tahun 1972. Algoritma ini didasarkan pada algoritma Lucifer yang
dibuat oleh Horst Feistel. Algoritma ini telah disetujui oleh National Bureau of
Standard (NBS) setelah penilaian kekuatannya oleh National Security Agency
(NSA) Amerika Serikat. DES termasuk ke dalam kriptografi kunci-simetri dan
tergolong jenis cipher blok. DES beroperasi pada ukuran blok 64 bit. Panjang
kunci ekternal = 64 bit (sesuai ukuran blok), tetapi hanya 56 bit yang dipakai (8 bit
paritas tidak digunakan). Setiap blok (plainteks atau cipherteks) dienkripsi
dalam 16 putaran. Setiap putaran menggunakan kunci internal berbeda. Kunci
internal (56-bit) dibangkitkan dari kunci eksternal. Setiap blok mengalami
permutasi awal (IP), 16 putaran enciphering, dan inversi permutasi awal (IP-1).
(lihat Gambar 1)

Gambar 1. Skema Global Algoritma DES


C. Metode DES

DES termasuk ke dalam sistem kriptografi simetri dan tergolong jenis cipher
blok. DES dirancang untuk melakukan enchiper dan dechiper data yang berisi 56 bit
dibawah kendali 56 bit kunci internal atau upakunci. Dalam melakukan dechiper
harus dilakukan dengan menggunakan kunci yang sama dengan saat proses
enchiper tetapi sat melakukan dechiper pemberian halaman berubah sehingga
proses dechiper merupakan kebalikan dari proses enchiper. Sejumlah data yang
akan di enchiper disebut sebagai permutasi awal atau initial permutation (IP).
Komputasi key – dependent didefinisikan sebagai fungsi f sebgai fungsi chipper
dan function KS sebagai key schedule. Deskripsi dari komputasi diberikan pertama,
bersama dengan detail bagaimana algoritma digunakan dalam proses enchiper.
Selanjutnya, penggunaan algoritma untuk proses dechiper dideskripsikan. Pada
akhirnya, sebuah definisi chipper fungsi f diberikan dalam bentuk fungsi primitive
yang disebut fungsi seleksi Si dan fungsi permutasi P.
BAB III

KESIMPULAN

Meskipun DES merupakan algoritma yang sudah banyak digunakan,

ternyata algoritma ini dianggap belum memiliki tingkat keamanan yang cukup.

Karena itulah, untuk meningkatkan keamanannya dilakukan beberapa cara. Cara yang

pertama adalah mengubah susunan S-Box nya sedemikian rupa, sehingga

distribusinya lebih merata. Sedangkan cara yang kedua adalah dengan

menggunakan teknik DES yang diulang seperti Double DES dan Triple DES.

Teknik Differential Cryptanalysis merupakan sebuah teknik yang sangat banya

digunakan untuk memecahkan berbagai algoritma enkripsi blok berbasiskan

permutasi dan substitusi. Beberapa algoritma enkripsi blok lain yang juga lemah

terhadap serangan ini misalnya adalah algoritma FEAL, REDOC-II, and LOKI.

Meskipun demikian, apabila jumlah ronde pada DES dinaikkan, maka teknik ini

juga akan membutuhkan waktu yang lama untuk memecahkannya. Untuk jumlah

ronde di atas 10, maka teknik ini sudah tidak terlalu ampuh lagi, meskipun

masih lebih baik daripada teknik brute force.


DAFTAR PUSTAKA

http://www.google.com (Diakses tanggal 20 April 2015),

http://id.wikipedia.org (Diakses tanggal 20 April 2015),

http://komputer.mitrasites.com (Diakses tanggal 20 April 2015),

Anda mungkin juga menyukai