BAB 2 Protan
BAB 2 Protan
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Untuk mengenal jenis-jenis tanaman sayuran
2. Memahami cara untuk melakukan teknik budidaya tanaman sayuran sesuai
jenisnya
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
3.2.2 Bahan
1. Tanaman kangkung
2. Kompos
3. Urea
4. SP-36
5. KCL
4.1 Hasil
Tabel Pengamatan Pertumbuhan Tanaman
Kel Parameter Interval pengamatan
Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu
1 2 3 4 5
1 Tinggi 10,425 14,168 23,45 27,94 26,24
tanaman
Jumlah daun 5 9 25 42 55
2 Tinggi 12,0 16,05 20,89 25,13 30,4
tanaman
Jumlah daun 5 11 19 30 38
3 Tinggi 9,44 13,85 20,56 23,96 26,19
tanaman
Jumlah daun 6 10 19 33 47
4 Tinggi 9,13 12,57 17,43 24,8 31,9
tanaman
Jumlah daun 5 8 19 32 40
5 Tinggi 11 13,38 20,59 23,42 40,25
tanaman
Jumlah daun 5 9 21 36 53
6 Tinggi 10,81 14,67 20,224 25,44 46,48
tanaman
Jumlah daun 6 8 17 30 40
Pengamatan hasil panen
Kel Parameter
Berat basah total Berat basah rata-rata Jumlah akar
1 1,7 0,053 57
2 2,6 0,052 36
3 1,9 0,059 55
4 2,7 0,056 72
5 2,6 0,081 31
6 2,7 0,054 190
4.2 Pembahasan
Budidaya hortikultura merupakan suatu rangkaian kegiatan pertanian dari
awal penanaman hingga penanganan pasca panen. Secara umum budidaya
hortikultura meliputi: tanaman sayuran (vegetable crops); tanaman buah ( fruit
crops);dan tanaman hias (ornamental crops). Sayuran merupakan komoditas penting
dalam mendukung ketahanan pangan nasional. Komoditas ini memiliki keragaman
yang luas dan berperan sebagai sumber karbohidrat, protein nabati, vitamin, dan
mineral. Sayuran merupakan sebutan umum bagi bahan pangan asal tumbuhan yang
biasanya mengandung kadar air tinggi dan dikonsumsi dalam keadaan segar atau
setelah diolah secara minimal.
Produksi sayuran di Indonesia meningkat setiap tahun dan konsumsinya
tercatat 44 kg/kapita/tahun. Laju pertumbuhan produksi sayuran di Indonesia berkisar
antara 7,7−24,2%/tahun. Peningkatan produksi terutama disebabkan oleh
pertambahan luas area tanam. Namun, untuk beberapa jenis sayuran seperti selada,
bawang merah, petsai, dan mentimun, peningkatan produksi merupakan dampak dari
penerapan teknologi budi daya. Prospek pengembangan tanaman sayuran di
Indonesia sangat menjanjikan karena tanaman sayuran merupakan kebutuhan pokok
bagi masyarakat indonesia, baik sayur hijau maupun sayuran buah. Budidaya sayur di
daerah dataran rendah, memang sangat bagus seiring dengan meningkatnya
permintaan masyarakat akan sayur, yang semakin hari terus meningkat. Sehingga
banyak petani yang beralih untuk membudidayakan sayur, dibandingkan menanam
padi atau palawija yang persaingan bisnisnya sudah sangat tinggi. Hasil penelitian
Assad et al., (2006), bahwa tanaman sayur-sayuran memberikan kontribusi yang
paling besar terhadap pendapatan petani, yakni 28,8 - 43,5%. Pengembangan
agribisnis sayuran dapat ditinjau dari dua sisi, yaitu berkelanjutan dari segi usaha
maupun pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan Menurut BPS Sulawesi
Selatan (2008), lahan yang berpotensi untuk pengembangan sayuran cukup luas, dari
1.411.446 ha lahan pertanian terdapat 178.734 ha (16,8%) yang sesuai untuk
pengembangan sayuran atau tanaman semusim ( Taufik, 2012).
Kangkung merupakan tanaman sayuran yang memiliki daya tumbuh yang cepat
dan dapat memberikan hasil dalam waktu 4-6 minggu sejak dari benih. Daya
adaptasinya yang cukup luas terhadap kondisi iklim dan tanah didaerah tropis,
membuat tanaman ini dapat ditanam di berbagai daerah atau wilayah di Indonesia.
Beberapa syarat tumbuh kangkung yang harus diperhatikan dalaam budidaya tanaman
kangkung antara lain:
1. Syarat iklim
Kangkung dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran rendah
sampaiu datarn tinggi (pegunungan) kurang lebih 2.000 m dpl dan diutamakan lokasi
lahannya terbuka atau mendapat sinar matahari yang cukup. Tanaman ini dapat
tumbuh dengan baik sepanjang tahun. Tanaman kangkung membutuhkan lahan yang
terbuka atau mendapat sinar matahari yang cukup. Di tempat yang terlindung
(ternaungi) tanaman kangkung akan tumbuh memanjang (tinggi) tetapi kurus-kurus.
Kangkung sangat kuat menghadapi panas terik dan kemarau yang panjang. Apabila
ditanam di tempat yang agak terlindung, maka kualitas daun bagus dan lemas
sehingga disukai konsumen. Suhu udara dipengaruhi oleh ketinggian tempat, setiap
naik 100 m tinggi tempat, maka temperatur udara turun 1 derajat C. Apabila
kangkung ditanam di tempat yang terlalu panas, maka batang dan daunnya menjadi
agak keras, sehingga tidak disukai konsumen.
2. Syarat tanah / media tanam
Kangkung darat menghendaki tanah yang subur, gembur banyak mengandung
bahan organik dan tidak dipengaruhi keasaman tanah. Tanaman kangkung darat tidak
menghendaki tanah yang tergenang, karena akar akan mudah membusuk. Sedangkan
kangkung air membutuhkan tanah yang selalu tergenang air. Tanaman kangkung
membutuhkan tanah datar bagi pertumbuhannya, sebab tanah yang memiliki
kelerengan tinggi tidak dapat mempertahankan kandungan air secara baik. Syarat ini
sudah dipenuhi karena pada saat sebelum penanaman kami menambahkan bahan
organic kedalam tanah, sehingga tanah menjadi gembur dan subur.
3. Ketinggian tempat
Tanaman kangkung membutuhkan tanah datar bagi pertumbuhannya, sebab
tanah yang memiliki kelerengan tinggi tidak dapat mempertahankan kandungan air
secara baik. Kangkung dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran rendah
sampai dataran tinggi (pegunungan) ± 1500 meter dpl baik kangkung darat maupun
kangkung air. Kedua varietas tersebut dapat tumbuh di mana saja, baik di dataran
rendah maupun di dataran tinggi. Hasilnya akan tetap sama asal jangan dicampur
aduk dalam proses budidayanya.
Dari beberapa syarat tumbuh yang telah disebutkan, telah terpenuhi dengan
pelaksaaan pratikum ini. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil dari tanaman
kangkung yang telah dipanen. Walaupun sebelumnya ada beberapa tanaman yang
mati, dikarenakan tanaman kangkung yang masih belum mampu menghadapi kondisi
lapang pada saat aklimatisasi bukan karena syarat tumbuh tanaman.. Namun secara
keseluruhan tanaman kangkung dapat berproduksi optimal karena memiliki struktur
tanah yang gembur dan sistem pengelolahan tanah sebelum ditanami tanaman
kangkung.
Dari pratikum yang telah dilaksanakan dilakukan beberapa perlakuan untuk
membandingkan perlakuan mana yang lebih baik dan hasil produksinya paling bagus.
Perlakuan yang dibandingkan adalah perlakuan jarak tanam tanaman yang dibagi
menjadi dua perlakuan jarak tanam yakni : 25 x 25cm dan 20 x 20cm dengan lahan
yang digunakan dalam praktikum ini adalah 2 m x 1 m. Untuk tanaman kangkung
yang memiliki jarak tanam 20 x 20 memiliki jumlah populasi lebih besar daripada 25
x 25. Hal ini dikarenakan jarak tanam dapat mempengaruhi efektifitas penyerapan
unsur hara oleh tanaman. Semakin rapat jarak tanam, semakin banyak populasi
tanaman persatuan luas sehingga persaingan hara antar tanaman semakin ketat dan
akan menganggu produksi per satuan tanaman. Selain itu, pengaturan populasi
tanaman melalui pengaturan jarak tanam pada suatu pertanaman akan mempengaruhi
keefisienan tanaman dalam memanfaatkan matahari dan persaingan tanaman dalam
memanfaatkan hara dan air yang pada akhirnya mempengaruhi pertumbuhan dan
produksi tanaman.
Pada pratikum yang telah dilaksanakan terdapat beberapa kendala diantaranya
adalah kondisi iklim yang tidak menentu yang menyebabkan keadaan tanaman
kangkung tidak dapat tumbuh secara optimal. Curah hujan yang tinggi membuat
gulma dapat berkembang dengan pesat, sehingga perlu dilakukan pemeliharaan yang
optimal agar gulma tidak mengganggu tanaman kangkung. Disisi lain saat awan
terlihat mendung, kurangnya serapan cahaya pada tanaman kangkung menyebabkan
proses fotosintesis berjalan dengan lambat yang akhirnya menyebabkan pertumbuhan
tanaman tidak maksimal.
Parameter yang di amati dalam praktikum ini antara lain tinggi tanaman, jumlah
daun, jumlah akar, berat basah dan berat kering. Tinggi tanaman, diamati karena
berhubungan dengan proses pertumbuhan vegetative dari tanaman kangkung.
Semakin tinggi proses vegetative, maka tinggi tanaman kangkung akan semakin cepat
tumbuh tinggi dan produksi tanaman semakin meningkat. Jumlah daun, berhubungan
dengan proses fotosintesis tanaman. Proses fotosintesis, merupakan proses yang
menghasilkan energy, dan energy tersebut dapat digunkan untuk proses metabolism
tanamanan. Maka semakin banyak jumlah daun, maka proses fotosintesis akan
semakin meningkat, sehingga produksi tanaman juga makin meningkat. Jumlah akar
berhubungan dengan penyerapan unsure hara, Karena semakin banyak jumlah akar
maka unsure hara makin optimal yang diserap, dan unsure hara ini mampu
mencukupi kebutuhan tanaman. Sehingga makin banyak jumlah akar maka, produksi
tanaman akan semakin meningkat juga. Berat basah berhubungan dengan kandungan
air, dalam tanaman kangkung. Karena tanaman sayuran memiliki kandungan air
hingga 70%-90%, sehingga makin banyak kandungan air dalam tanaman kangkung,
maka ukuran batang akan semakin besar, sehingga meningkatkan produksi tanaman.
Berdasarkan data yang diperoleh dan grafik diatas dapat diketahui bahwa
tanaman kangkung yang ditanam dengan jarak 25x25 cm, kelompok1 menunjukkan
rata rata tinggi tanaman kangkung 26,24 cm, jumlah daun 55 helai dan berat basah
tanaman 1,7 kg dengan jumlah akar 57. Pada kelompok 3 tanaman kangkung
memiliki tinggi rata rata 26,19 cm dengan jumlah daun sebanyak 47 helai. Sedangkan
berat basah tanaman adalah 1,9 kg dengan jumlah akar sebanyak 55. Pada tanaman
kangkung kelompok 5 menghasilkan tinggi rata rata 40,25 cm dengan jumlah daun
sebanyak 53 helai. Sedangkan berat basah tanaman adalah sebesar 2,6 kg dengan
jumlah akar 31. Pada perlakuan jarak tanam 20x20 tanaman kangkung pada
kelompok 2 menghasilkan tinggi rata rata 30,4 cm dengan jumlah daun sebanyak 38
helai. Sedangkan barat basah tanaman 2,6kg dengan jumlah akar 36. Pada tanaman
kangkung kelompok 4 menghasilkan tinggi rata rata 31,9 cm dengan jumlah daun 40
helai. Sedangkan berat basah tanaman 2,7 kg dengan umlah akar sebanyak 72. Pada
tanaman kangkung kelompok 6 menghasilkan tinggi rata rata tanaman 46,98 cm
dengan jumlah daun 40 helai. Sedangkan berat basah tanaman 2,7 kg dengan jumlah
akar sebanyak 63.
Berdasarkan data yang telah diperoleh, produksi tanaman kangkung tertinggi
adalah tanaman kangkung yang ditanaman dengan jarak 20x20. Hal tersebut
ditunjukkan oleh hasil dari kelompok 6 dengan data tinggi tanaman kangkung yang
paling tinggi yaitu sekitar 46,98 cm pada minggu ke lima. Parameter jumlah daun
terbanyak diperoleh kelompok 1 dengan jarak tanam 25x25 yaitu sebanyak 55 daun.
Pada parameter berat basah total dan jumlah akar perlakuan terbaik diperoleh
kelompok 4 dengan jarak tanam 20x20 cm yaitu dengan berat basah 2,7 kg dan
jumlah akar 190. Secara keseluruhan perlakuan terbaik adalah tanaman kangkung
yang ditanam dengan jarak tanam 20x20 cm. Hal tersebut dikarenakan jarak tanam
yang ideal bagi pertumbuahan tanaman kangkung. Jarak tanam yang terlalu lebar
akan mengakibatkan pengurangan jumlah populasi per satuan luas sehingga dapat
menurunkan hasil produksi. Sedangkan jarak tanam yang terlau sempit akan
menyebabkan tingkat persaingan tanaman akan tinggi. Hal ini berkaitan juga dengan
persaingan dalam hal kebutuhan sinar matahari, ruang, unsur hara dan air.
Agar bahas data diatas lebih mudah untuk dipahami, berikut grafik bahas data
dari pratikum yang telah dilakukan selama 5 minggu :
50
40 Minggu 1
Minggu 2
30
Minggu 3
20 Minggu 4
Minggu 5
10
0
1 2 3 4 5 6
2.5
1.5
Berat basah total
1
0.5
0
1 2 3 4 5 6
Jumlah akar
200
180
160
140
120
100
Jumlah akar
80
60
40
20
0
1 2 3 4 5 6
Neliyati. 2010. Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Tomat pada Beberapa Dosis
Kompos Sampah Kota. Jurnal Agronomi. 10(2): 93-97.
Tim Penulis PS. 2008. Agribisnis Tanaman Sayuran. Jakarta : Niaga Swadaya.