1.2. TUJUAN
a. Mengetahui dan membandingkan daya hambat atau efektivitas bakteri Echerichia
coli dan Staphylococcus aureusterhadap suatu antibiotik.
b. Untuk menentukan sifat sensitifitas antibiotika pada bakteri
c. Mahasiswa mampu memahami karakteristik dari bakteri dan antibiotik yang digunakan
dalam pengujian dengan baik dan benar
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. TINJAUAN PUSTAKA
Antibiotik atau antibiotika merupakan segolongan senyawa alami atau sintesis yang
memiliki kemampuan untuk menekan atau menghentikan proses biokimiawi didalam suatu
organisme, khususnya proses infeksi bakteri. Definisi lain tentang antibiotik adalah substansi
yang mampu menghambat pertumbuhan serta reproduksi bakteri dan fungi. Penggunaan
antibiotik dikhususkan untuk mengobati penyakit infeksi atau sebagai aat seleksi terhadap
bakteri yang sudah berubah bentuk dan sifat dalam ilmu genetika( Syamsuni, 2005)
Antibiotika atau dikenal juga sebagai obat anti bakteri adalah obat yang digunakan
untuk mengobati penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Alexander Fleming pada
tahun 1927 menemukan antibiotika yang pertama yaitu penisilin. Setelah mulai digunakan
secara umum pada tahun 1940, maka antibiotika bisa dibilang merubah dunia pengobatan
serta mengurangi angka kesakitan & kematian yang disebabkan oleh penyakit infeksi secara
dramatis(Dwidjoseputro, D.1998)
Antibiotik adalah zat-zat kimia yang dihasilkan oleh fungi dan bakteri yang memiliki
khasiat mematikan atau menghambat pertumbuhan kuman-kuman sedangkan toksisitasnya
bagi manusia relatif kecil. Para peneliti diseluruh dunia memperoleh banyak zat lain dengan
khasiat antibiotik namun berhubung dengan adanya sifat toksis bagi manusia, hanya sebagian
kecil saja yang dapat digunakan sebagai obat diantaranya adalah streptomycin vial injeksi,
Tetrasiklin kapsul, Kanamicin kapsul, Erytromicin kapsul, Colistin tablet, Cefadroxil tablet
dan Rifampisin kapsul
Zona Hambat merupakan tempat dimana bakteri terhamabat pertumbuhannya akibat
antibakteri atau antimikroba. Zona hambat adalah daerah untuk menghambat pertumbuhan
mikroorrganisme pada media agar oleh antibiotik. Contohnya: tetracycline, erytromycin, dan
streptomycin. Tetracycline merupakan antibiotik yang memiliki spektrum yang luas sehingga
dapat menghambat pertumbuhan bakteri secara luas(Dwidjoseputro, D.1998)
Adapun penjelasan dari beberapa jenis antibiotika yang akan diujikan adalah sebagai
berikut(Syahrurrahman,1994)
a. Penisilin
Penisilin adalah antibiotika yang berasal dari jamur Penicillium. Secara umum, antibiotik
Penicilin bersifat signifikan, karena Penicilin adalah obat pertama yang efektif terhadap
penyakit yang serius seperti penyakit sefilis dan infeksi Stapylococcus.
b. Streptomycin
Streptomycin adalah obat yang termasuk kelompok aminoglycosyde. Streptomycin ini
bekerja dengan cara mematikan bakteri sensitif dengan menghentikan pemproduksian
protein esensial yang dibutuhkan bakteri untuk bertahan hidup. Streptomycin digunakan
untuk mengobati TB (Tuberculosis) dan infeksi yang disebabkan oleh bakteri.
c. Tetracyclin
Tetracyclin adalah zat anti mikroba yang diperoleh dengan cara deklorrinasi
klortetrasiklina, reduksi oksitetracyclin, atau dengan fermentasi. Tetracyclin adalah
spectrum luas poliketida yang dihasilkan oleh Streptomyces, genus dari
Actinobacteria,diindikasikan digunakan untuk melawan infeksi bakteri. Ini adalah inhibitor
sintesis protein. Hal ini umumnya digunakan untuk mengobati jerawat dan memainkan
peran dalam memerangi kolera di negara maju.
d. Chloramphenicol
Chloramphenicol adalah bakteriostatik antimicrobial. Hal ini dianggap sebagai proototipe
antibiotika spectrum luas, disamping tetracyclin. Chloramphenicol efektif terhadap
berbagai bakteri gram-positif dan gram negatif, termasuk sebagai organismeanaerobik.
Chloramphenicol adalah inhibitor sintesis protein, yang menghambat aktivitas transferase
peptida dari ribosom bakteri, mengikat A2A52 dan residu A2451 di 235 rRNA dari
sub unit ribosom 50S, mencegah pembentukan ikatan peptide.
Faktor-faktor yang berpengaruh pada metode Kirby-Bauer adalah:
Ketebalan media agar Dapat mempengaruhi penyebaran dan difusi antibiotik yang
digunakan.
Umur bakteri Bakteri yang berumur tua (fase stationer) tidak efektif untuk diuji karena
mendekati kematian dan tidak terjadi pertumbuhan lagi sehingga yang dipakai bekteri
berumur sedang (fase eksponential) karena aktivitas metabolitnya tinggi, pertumbuhan
cepat sehingga lebih peka terhadapa daya kerja obat dan hasilnya lebih akurat.
Waktu inkubasi Waktu yang cukup supaya bakteri dapat berkembang biak dengan
optimal dan cepat. Waktunya minimal 16 jam.
pH, temperature Bakteri memiliki pH dan temperature optimal untuk tumbuh yang
berbeda-beda sehingga sebaiknya dilakukan saat pH dan temperature yang optimal.
Konsentrasi antibiotic Semakin besar konsentrasinya semakin besar diameter
hambatannya(Pelczar, Michael J, 1986)
Jenis antibiotik setiap bakteri memiliki respon yang berbeda-beda terhadap antibiotiknya,
tergantung sifat antibiotik tersebut (berspektrum luas/berspektrum sempit).
BAB III
ALAT, BAHAN DAN PROSEDUR KERJA
3.1. ALAT DAN BAHAN
Alat yang digunakan pada saat praktikum adalah bunsen, spidol marker, inkubator,
cawan petri, tabung reaksi, warping, sprayer, cutton bud, kertas cakram, pinset, jangka
sorong.
Bahan yang digunakan pada saat praktikum adalah bakteri propionibacterium acnes,
medium MHA (Mueller-Hinton Agar), spiritus, kertas label, antibiotik yang digunakan:
penicilin(P),cloramphenicol(C),bacitracin(B),vancomicin(V), kanamycin (K), amoxicillin dan
tetrasiklin (T).
Pada praktikum kali ini dilakukan uji resistensi bakteri terhadap antibiotika
menggunakan dengan metode Kirby-bauer yaitu antibiotik yang mengandung antibiotika
ditempatkan pada media agar (Na) yang telah membeku dan telah diolesi bakteri. Bakteri
yang sensitif terhadap antibiotika akan menunjukkan lingkaran seperti cincin yang disekitar
discus antibiotika yang diletakkan diatas media agar, dimana lingkaran disekitar discus
antibiotika ini disebut zona hambatan atau zona inhibisi. Dengan menguji sensitifitas
antibiotika pada bakteri yang sama akan diperoleh diameter zona hambatan yang berbeda-
beda, hal ini disebabkan karena sensitifitas bakteri terhadap setiap antibiotika berbeda. Selain
itu juga dipengaruhi oleh kerentanan dari bakteri yang diuji terhadap masing-masing
antibiotika(Aryulina, Diah,2006)
Pada praktikum yang kami lakukan dengan pengujian menggunakan antibiotika yang
pertama celupkan cotton bud (cutton Swab) dalam biakan bakteri kemudian tekan kapas kesisi
tabung agar air tiris, kemudian mengulaskan pada seluruh permukaan cawan Mueller-Hinton
Agar secara merata serta mencelupkan kertas cakram dalam larutan antibiotik dengan
kosentrasi tertentu (10,20 dan 30 Mcg) dan kemudian mengangkat kertas cakram,
membiarkan sejenak agar tiris, selanjutnya meletakan kertas cakram pada permukaan agar
tunggu media agar memadat setelah itu menekan kertas cakram menggunakan pinset supaya
menempel sempurna di permukaan agar dan menginkubasi pada suhu 37°C selama 24-48 jam
dan mengamati perubahan ukuran diameter zona hambat (mm) kemudian membandingkan
dengan tabel, sensitivitas antibiotik(Syamsuni, H., Drs., 2005)
Antibiotik yang digunakan pada praktikum resistensi antibiotic yaiitu penisilin,
kanamycin, vancomicin, bacitracin dan chloramphenicol diketahui bahwa bakteri sangat
sensitif atau rentan terhadap antibiotik utamanya pada antibiotika chloramphenicol, dimana
panjang zona hambatan yang dibentuk mencapai 25,05 mm. Hal ini terjadi karena antibiotik
chloramphenicol inhibitor sintesis protein yang menghambat aktivitas transferase peptida dari
ribosom bakteri sehingga antibiotik ini efektif membunuh atau menghambat pertumbuhan
bakteri dan pada bakteri bacitracin yaitu 12,8 mm, bakteri vancomicin ukuranya mencapai
17,25, dan bakteri canomycin adalah 5,3 mm, serta amoxxilin yaitu 5,55 mm.
1) Golongan Penisilin
Penisilin diklasifikasikan sebagai obat β-laktam karena cincin laktam mereka yang unik.
Mereka memiliki ciri-ciri kimiawi, mekanisme kerja, farmakologi, efek klinis, dan
karakteristik imunologi yang mirip dengan sefalosporin, monobactam, carbapenem, dan
β-laktamase inhibitor, yang juga merupakan senyawa β-laktam (Henry. 2011).
2) Golongan Kloramfenikol
Kloramfenikol merupakan inhibitor yang poten terhadap sintesis protein mikroba.
Kloramfenikol bersifat bakteriostatik dan memiliki spektrum luas dan aktif terhadap
masing – masing bakteri gram positif dan negatif baik yang aerob maupun anaerob (M.K.
Lalitha. 2011).
3) Golongan Tetrasiklin
Golongan tetrasiklin merupakan obat pilihan utama untuk mengobati infeksi dari
Micobacterium pneumonia, klamidia, riketsia, dan beberapa infeksi dari spirokaeta.
Tetrasiklin juga digunakan untuk mengobati ulkus peptikum yang disebabkan oleh
H.pylori. Tetrasiklin menembus plasenta dan juga diekskresi melalui ASI serta dapat
menyebabkan gangguan pertumbuhan tulang dan gigi pada anak akibat ikatan tetrasiklin
dengan kalsium. Tetrasiklin diekskresi melalui urin dan cairan empedu (Lalitha. 2011).
4) Golongan Amoksisilin
Amoksisilin aktif melawan bakteri gram positif yang tidak menghasilkan β laktamase
dan aktif melawan bakteri gram negatif karena obat tersebut dapat menembus pori–pori
dalam membran fosfolipid luar. Untuk pemberian oral, amoksisilin merupakan obat
pilihan karena di absorbsi lebih baik daripada ampisilin, yang seharusnya diberikan
secara parenteral (Pertiwi. 2010).
5) Golongan Bacitracin
Bacitracin adalah obat yang digunakan untuk mencegah infeksi bakteri pada kulit
akibat luka kecil seperti luka iris, luka gores, luka bakar ringan. Karena kemampuannya
menghentikan pertumbuhan beberapa jenis bakteri, bacitracin juga digolongkan sebagai
antibiotik. Namun obat ini dikhususkan untuk penggunaan topikal tidak seperti
antiobiotik umumnya. Meskipun digunakan untuk luka, penggunaannya pada luka serius
dan besar pada kulit tidak direkomendasikan. Selain itu penggunaan secara terus menerus
dapat menurunkan keefektifan obat ini.
Cara kerja bacitracin yaitu menghancurkan selaput peptidoglikan pada bakteri yang
menyebabkan lisisnya dinding sel bakteri. Antibiotik ini dihasilkan oleh organisme dari
jenis Licheniformis bacillus sub tilis var tracy dalam bentuk campuran polipeptida siklik.
Sebagai polipeptida yang bersifat toksik dan sulit diolah secara kimia membuat bacitracin
tidak bekerja secara baik jika digunakan secara oral namun sangat efektif pada
penggunaan topikal. Secara in virto beberapa jenis bakteri gram positif dan negatif dapat
diatasi oleh antibiotik ini. Namun diantara penyakit sistemik hanya infeksi staphilococus
saja yang direkomendasikan (Pertiwi. 2010).
6) Golongan Vancomicin
Vancomycin adalah antibotika golongan glikopeptida, memiliki efektivitas terutama
pada bakteri gram positif. Vancomycin bekerja dengan cara menghambat sintesis dinding
sel bakteri gram positif, oleh karena terdapat perbedaan antara dinding sel bakteri gram
positif dengan bakteri gram negatif, maka hal ini menjelaskan selektifitas vancomycin
terhadap bakteri gram positif.
7) Golongan Canamicin
Canamycin (kanamisin) adalah antibiotika bakterisidal aminoglikosida yang
digunakan secara luas terutama untuk infeksi-infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram
negatif. kanamisin (canamycin) bekerja dengan cara mengikat secara ireversibel sub unit
30s dari ribosom prokariotik bakteri sehingga menghambat sintesa protein yang pada
akhirnya menghambat pertumbuhan bakteri itu.
Resistensi sel mikroba ialah suatu sifat tidak terganggunya kehidupan sel mikroba oleh
antibiotik. Sifat ini bisa merupakan suatu mekanisme alamiah untuk tetap bertahan hidup.
Timbulnya resistensi pada suatu strain mikroba terhadap suatu antibiotika terjadi berdasarkan
salah satu atau lebih dari mekanisme berikut:
Penghambatan secara enzimatik
Perubahan membran sel bakteri
Effluks antibiotik
Perubahan sasaran di ribosom
Perubahan target pada dinding sel
Perubahan target pada enzim.
Adapun factor-faktor lain yang dapat menyebabkan adanya resistensi terhadap antibiotic adalah :
Kelemahan atau ketiadaan system monitoring dan surveilans
Ketidakmampuan system untuk mengontrol kualitas suplai obat
Ketidaktepatan serta ketidakrasionalan penggunaan obat
Buruknya pengontrolan pencegahan infeksi penyakit
Kesalahan diagnosis dan pengobatan yang diberikan(Pelczar, Michael J, 1986)
BAB V
KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan yang kami lakukan dapat disimpulkan bahwa bakteri sensitif
terhadap antibiotika, terutama pada antibiotika chloramphenicol, hal ini dibuktikan dengan
terbentukkan zona hambatan yang cukup besar dari antibiotika lain yaitu 25,05 mm.
Antibiotik ialah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba, terutama fungi, yang dapat
menghambat atau dapat membasmi mikroba jenis lain. Resisten adalah dalam konsentrasi
antimikroba yang sangat besar atau dalam konsentrasi berapa pun,ia tidak dapat
menghambat ataupun membunuh mikroorganisme.
Sensitivitas adalah suatu keadaan dimana mikroba sangat peka terhadap antibiotik serta
Kertas whattman berfungsi sebagai filter antibiotik.
Zona hambat semakin kecil maka bakteri semakin kebal dengan antibiotik.
DAFTAR PUSTAKA
Jawetz, G., Melnick, J. L., dan Adelberg, E. A. 1991, Mikrobiologi untuk Profesi Kesehatan, Jakarta,
EGC.
Syamsuni, H., Drs., 2005, Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi, Penerbit EGC, Jakarta.
Syahrurrahman, A.,dkk.,1994, Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran, Fakultas Kedokteran UI, Jakarta.