Disusun oleh :
1. Bela Arfitasari (J210160062)
2. Marsono (J210160065)
3. Savira Nida A (J210160073)
4. Aprilia Kartika S (J210160079)
5. Dora Maziana (J210160080)
6. Zubaidah Kusuma W (J210160081)
7. Putri Auliya R (J210160088)
8. Murni Kusuma D (J210160104)
9. Yoga Pratama P.A (J210160124)
i
KATA PENGANTAR
Demikian akhir kata dari penulis, semoga makalah ini bermanfaat bagi
semua pihak terkaitpembelajaran Dasar Keperawatan Komunitas , khususnya
dalam “UKBM POSBINDU PTM” sehingga dapat membuka wawasan ilmu serta
dapat menghasilkan yang lebih baik di masa yang akan datang. Aamiin.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
JUDUL …………………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR …………………………………………………… ii
DAFTAR ISI …………………………………………………………….. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……….... ................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 2
C. Tujuan .............................................................................................. 2
D. Manfaat ............................................................................................ 3
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah kesehatan masyarakat yang dihadapi saat ini adalah
makin meningkatnya kasus . Penyakit tidak menular adalah penyakit yang
bukan disebabkan oleh infeksi kuman termasuk penyakit kronis degeneratif,
antara lain penyakit jantung, diabetes melitus (DM), kanker, penyakit paru
obstruktif kronis (PPOK), dan gangguan akibat kecelakaan dan tindak
kekerasan. Angka kematian PTM meningkat dari 41,7 % pada tahun 1995
menjadi 59,5 % pada tahun 2007 (Riskesdas 2007).
Salah satu strategi dalam meningkatkan pembangunan kesehatan adalah
pemberdayaan dan peningkatan peran masyarakat termasuk dunia usaha.
Masyarakat diberi fasilitas dan bimbingan dalam mengembangkan wadah
untuk berperan, dibekali pengetahuan dan ketrampilan untuk mengenali
masalah di wilayahnya, mengidentifikasi, merumuskan dan menyelesaikan
permasalahannya sendiri berdasarkan prioritas dan potensi yang ada. Dalam
menentukan prioritas masalah, merencanakan, melaksanakan, memantau
dan menilai kegiatan, masyarakat perlu dilibatkan sejak awal. Potensi
dan partisipasi masyarakat dapat digali dengan maksimal, sehingga
solusi masalah lebih efektif dan dapat menjamin kesinambungan
kegiatan Upaya pengendalian PTM dibangun berdasarkan komitmen
bersama dari seluruh elemen masyarakat yang peduli terhadap ancaman
PTM melalui Posbindu PTM.
Pengembangan posbindu penyakit tidak menular merupakan bagian
integral dari sistem pelayanan kesehatan, diselenggarakan berdasarkan
permasalahan PTM yang ada di masyarakat dan mencakup berbagai upaya
promotif dan preventif serta pola rujukannya.
1
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut;
1. Apa pengertian dari POSBINDU PTM?
2. Bagaimana tujuan dari program posbindu tersebut?
3. Siapa saja yang menjadi sasaran kegiatan posbindu?
4. Bagaimana proses pembentukan posbindu di masyarakat?
5. Bagaimana komponen dari posbindu?
6. Apa saja bentuk pelayanan kesehatan di posbindu?
7. Apa saja sarana dan prasarana yang ada di posbindu?
8. Bagaimana mekanisme pelaksanaan kegiatan posbindu?
9. Bagaimana cara rekuitmen dan pelatihan kader posbindu?
10. Bagaimana indikator keberhasialan dalam kegiatan posbindu?
C. Tujuan
Adapun tujuan penulis menulis makalah ini adalah sebagai berikut;
1. Memahami pengertiandari POSBINDU PTM
2. Mengetahui tujuandari program posbindutersebut
3. Mengetahui siapa saja yang menjadi sasaran kegiatan posbindu
4. Memahami proses pembentukan posbindu di masyarakat
5. Mengerti komponen dari posbindu
6. Mengetahui bentuk pelayanan kesehatan di posbindu
7. Mengerti sarana dan prasarana yang ada di posbindu
8. Memahami mekanisme pelaksanaan kegiatan posbindu
9. Mengerti cara rekuitmen dan pelatihan kader posbindu
10. Mengerti indikator keberhasilan dalam kegiatan posbindu
2
D. Manfaat
Manfaat yang akan diperoleh dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Dapat mengetahui dan mempelajari lebih rincit entang upaya kesehatan
Berbasis Masyarakat “POSBINDU PTM” dan mampu menerapkan teori –
teori yang di dapat di dalaminstisusipendidikan.
2. Sebagai salah satu sumber literature dalam perkembangan dibidang profesi
keperawatan.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
B. Tujuan posbindu
1. Tujuan umum
Terlaksananya pencegahan dan pengendalian faktor resiko PTM berbasis
peran serta masyarakat terpadu, rutin dan periodik.
2. Tujuan khusus
a. Terlaksananya deteksi dini faktor resiko penyakit tidak menular
b. Terlaksananya pemantauan faktor resiko penyakit tidak menular
c. Terlaksanya tindak lanjut dini faktor resiko penyakit tidak menular
C. Sasaran posbindu
Sasaran Posbindu PTM cukup luas mencakup semua masyarakat usia 15
tahun ke atas baik itu dengan kondisi sehat, masyarakat beresiko maupun
masyarakat dengan kasus PTM. Bagi sasaran masyarakat dengan kondisi
4
sehat, Posbindu PTM bertujuan untuk memberikan penyuluhan dan upaya
agar tidak sampai menjadi masyarakat yang beresiko terkena penyakit PTM.
Bagi masyarakat beresiko, Posbindu PTM bertujuan untuk mengenali factor
resiko PTM yang ada dan upaya mengurangi jumlah maupun intensitas factor
resiko tersebut agar tidak menjadi penyakit PTM. Dan untuk masyarakat
dengan penyakit PTM, Posbindu PTM bertujuan untuk mengontrol dan
menjaga kesehatan secara optimal baik dengan upaya preventif seperti
penyuluhan dan kuratif melalui system rujukan Posbindu PTM ke Puskesmas.
D. Pembentukan Posbindu
Pada prinsipnya pembentukan Posbindu didasarkan atas kebutuhan
masyarakat usia lanjut tersebut. Ada beberapa pendekatan yang digunakan
dalam pembentukan posbindu dimasyarakat sesuai dengan kondisi dan
situasi masing-masing daerah, misalnya mengambangkan kelompok-
kelompok yang sudah ada seperti kelompok pengajian, kelompok jemaat
gereja, kelompok arisan usia lanjut dan lain-lain. Pembentukan Posbindu
dapat pula menggunakan pendekatan Pembangunan Kesehatan
Masyarakat Desa (PKMD).
Pendekatan PKM merupakan suatu pendekatan yang sudah umum
dilaksanakan dan merupkan pendekatan pilihan yang dianjurkan untuk
pembentukan Posbindu baru. Langkah-langkahnya meliputi :
1. Pertemuan tingkat desa
2. Survey mawas diri
3. Musyawarah Masyarakat Desa
4. Pelatihan kader
5. Pelaksanaan upaya kesehatan oleh masyarakat
6. Pembinaan dan pelestarian kegiatan
E. Komponen Posbindu
Posbindu sebagai wadah yang bernuansa pemberdayaan masyarakat, akan
berjalan dengan baik dan optimal apabila memenuhi beberapa komponen
5
pokok, yaitu: adanya proses kepemimpinan, terjadinya proses
pengorganisasian, adanya anggota dan kader serta tersedianya pendanaan.
1. Kepemimpinan
Posbindu merupakan kegiatan dari, oleh dan untuk masyarakat.
Untuk pelaksanaanya memerlukan orang yang mampu mengurus dan
memimpin penyelenggaraan kegiatan tersebut sehingga kegiatan yang
dilaksanakan mencapai hasil yang optimal. Pemimpin Posbindu bisanya
berasal dari anggota Posbindu itu sendiri.
2. Pengorganisasian
Ciri dari suatu proses pengorganisasian dapat dilihat dari adanya
pembagian tugas, penunjukan kader, jadwal kegiatan yang teratur dan
sebagainya. Struktur organisasi Posbindu sedikitnya terdiri dari Ketua,
Sekretaris, Bendahara dan beberapa seksi dan kader.
3. Anggota Kelompok
Jumlah anggota kelompok Posbindu berkisar antara 50-100 orang.
Perlu diperhatikan juga jarak antara sasaran dengan lokasi kegiatan
dalam penentuan jumlah anggota, sehingga apabila terpaksa tidak
tertutup kemungkinan anggota Posbindu kurang dari 50 orang atau lebih
dari 100 orang.
4. Kader
Jumlah kader di setiap kelompok tergantung pada jumlah anggota
kelompok, volume dan jenis kegiatannya, yaitu sedikitnya 3 orang.
5. Pendanaan
Pendanaan bisa bersumber dari anggota kelompok Posbindu,
berupa iuran atau sumbangan anggota atau sumber lain seperti donatur
atau sumber lain yang tidak mengikat.
F. Pelayanan Kesehatan
Pelayaan kesehatan di Posbindu meliputi pemeriksaan kesehatan fisik dan
mental emosional. Kartu Menuju Sehat (KMS) Usia Lanjut sebagai alat
pencatat dan pemantau untuk mengetahui lebih awal penyakit yang diderita
(deteksi dini) atau ancaman masalah kesehatan yang dihadapi dan mencatat
6
perkembangannya dalam Buku Pedoman Pemeliharaan Kesehatan (BPPK)
Usia Lanjut atau catatan kondisi kesehatan yang lazim digunakan di
Puskesmas. Jenis pelayanan kesehatan yang dapat diberikan kepada usia
lanjut dikelompok sebagai berikut:
1. Pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari (activity of daily living) melipui
kegiatan dasar dalam kehidupan seperti makan/minum, berjalan, mandi,
berpakaian, naik turun tempat tidur, buang air besar/kecil dan sebagainya.
2. Pemeriksaan status mental. Pemeriksaan ini berhubungan dengan mental
emosional dengan menggunakan pedoman 2 menit.
3. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran
tinggi badan dan dicatat pada grafik Indeks Masa Tubuh (IMT).
4. Pengukuran tekanan darah dengan tensimeter dan stetoskop serta
penghitungan denyut nadi selama 1 menit.
5. Pemeriksaan hemoglobin menggunakan Talquist atau Sahl.
6. Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal adanya
penyakit gula (diabetes mellitus).
7. Pemeriksaan adanya protein dalam air seni sebagai deteksi awal adanya
penyakit ginjal.
8. Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas bilamana ada keluhan dan atau
ditemukan kelainan.
9. Penyuluhan bisa dilakukan di dalam maupun di luar kelompok dalam
rangka kunjungan rumah dan konseling kesehatan dan gizi sesuai dengan
masalah kesehatan yang dihadapi oleh individu dan atau kelompok usia
lanjut.
10. Kunjungan rumah oleh kader disertai petugas bagi anggota kelompok usia
lanjut yang tidak datang, dalam rangka kegiatan perawatan kesehatan
masyarakat (public health nursing).
11. Pemberian Pemberian Makanan Tambahan (PMT), penyuluhan contoh
menu makanan dengan memperhatikan aspek kesehatan dan gizi usia
lanjut serta menggunakan bahan makanan yang berasal dari daerah
tersebut.
7
12. Kegiatan olah raga seperti senam lansia, gerak jalan santai dan lain
sebagainya untuk meningkatkan kebugaran.
H. MEKANISME PELAKSANAAN
Untuk memberikan pelayanan kesehatan yang prima terhadap usia lanjut
di kelompok, mekanisme pelaksanaan kegiatan yang sebaiknya digunakan
sistem 5 tahapan/5 meja sebagai berikut:
1. Tahap pertama: Pendaftaran, dilakukan sebelum pelaksanaan pelayanan.
2. Tahap kedua: Pencatatan kegiatan sehari-hari yang dilakukan usila,
serta penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan.
3. Tahap ketiga: Pengukuran tekanan darah, pemeriksaan kesehatan dan
pemeriksaan status mental.
4. Tahap keempat: Pemeriksaan air seni dan kadar darah (laboratorium
sederhana).
5. Tahap Kelima: Pemberian penyuluhan dan konseling.
8
1. Dipilih dari masyarakat dengan prosedur yang disesuaikan dengan
kondisi setempat;
2. Mau dan mampu bekerja secara sukarela;
3. Bisa membaca dan menulis huruf latin;
4. Sabar dan memahamil usia lanjut.
Cakupan posbindu:
Ʃ pddk > 15 tahun yang diperiksa faktor risiko PTM di 1(satu)
Posbindu PTM
______________________________________________ x 100 %
Ʃ jumlah penduduk berusia ≥ 15 tahun di satu desa / kelurahan
9
penduduk usia > 15 tahun di wilayah yang sama. Cakupan Kegiatan Posbindu
PTM di Tingkat Puskesmas, Kabupaten/Kota, Propinsi dan Nasional:
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. SARAN
Pemahaman dan keahlian dalam aplikasi Pos Pembinaan Terpadu
(POSBINDU) merupakan salah satu cabang ilmu keperawatan yang harus
dimiliki oleh tenaga kesehatan khususnya perawat agar dapat
mengaplikasikannya serta berinovasi dalam pemberian asuhan keperawatan
pada pasien. Ini akan mendukung profesionalisme dalam wewenang dan
tanggung jawab perawat sebagai bagian dari tenaga medis yang
memberikan pelayanan Asuhan Keperawatan secara komprehensif.
11
DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes RI. 2012. Petunjuk Teknis Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak
Menular (Posbindu PTM).
Kemenkes RI. 2014. Pedoman Umum Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak
Menular. Ditjen Pengendalian Penyakit dan Lingkungan Direktorat
Pengendalian Penyakit Tidak Menular.
12