Anda di halaman 1dari 15

TUGAS KELOMPOK

POSBINDU PTM (POS PEMBINAAN TERPADU PENYAKIT TIDAK


MENULAR)
“Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Konsep Keperawatan Anak”

Disusun oleh :
1. Bela Arfitasari (J210160062)
2. Marsono (J210160065)
3. Savira Nida A (J210160073)
4. Aprilia Kartika S (J210160079)
5. Dora Maziana (J210160080)
6. Zubaidah Kusuma W (J210160081)
7. Putri Auliya R (J210160088)
8. Murni Kusuma D (J210160104)
9. Yoga Pratama P.A (J210160124)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah


melimpahkan rahmat, karunia, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Adapun judul makalah ini adalah
“Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) POSBINDU PTM” Adapun
tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai salah satu metode pembelajaran
bagi mahasiswa-mahasiswi Keperawatan khususnya di Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Ucapan terimakasih tidak lupa penulis sampaikan
kepada semua pihak yang telah membantu sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas makalah ini, diantaranya:

1. Abi Muhlisin, S.KM., M.Kep.selakuDosenPembimbing.


2. Seluruhpihak yang telahmendukungpenyusunanmakalahini.

Penulis menyadari atas banyaknya kekurangan dalam makalah ini, sehingga


akan menjadi suatu kehormatan besar bagi penulis apabila mendapatkan kritik dan
saran yang membangun agar makalah selanjutnya menjadi lebih baik dan lebih
sempurna serta komprehensif.

Demikian akhir kata dari penulis, semoga makalah ini bermanfaat bagi
semua pihak terkaitpembelajaran Dasar Keperawatan Komunitas , khususnya
dalam “UKBM POSBINDU PTM” sehingga dapat membuka wawasan ilmu serta
dapat menghasilkan yang lebih baik di masa yang akan datang. Aamiin.

Surakarta, 8 November 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

JUDUL …………………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR …………………………………………………… ii
DAFTAR ISI …………………………………………………………….. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……….... ................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 2
C. Tujuan .............................................................................................. 2
D. Manfaat ............................................................................................ 3

BAB II LANDASAN TEORI


A. Pengertian ……….. .......................................................................... .. 4
B. Tujuan ............................................................................................... 4
C. Sasaran .............................................................................................. 4
D. Pembentukan Posbindu ..................................................................... 5
E. Komponen ......................................................................................... 5
F. Pelayanan Kesehatan.......................................................................... 6
G. Sarana dan Prasarana ........................................................................ 8
H. Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan .................................................... 8
I. Rekuitmen dan Pelatihan Kader Posbindu ........................................ 8
J. Indikator keberhasilan ....................................................................... 9

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ....................................................................................... 11
B. Saran ................................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah kesehatan masyarakat yang dihadapi saat ini adalah
makin meningkatnya kasus . Penyakit tidak menular adalah penyakit yang
bukan disebabkan oleh infeksi kuman termasuk penyakit kronis degeneratif,
antara lain penyakit jantung, diabetes melitus (DM), kanker, penyakit paru
obstruktif kronis (PPOK), dan gangguan akibat kecelakaan dan tindak
kekerasan. Angka kematian PTM meningkat dari 41,7 % pada tahun 1995
menjadi 59,5 % pada tahun 2007 (Riskesdas 2007).
Salah satu strategi dalam meningkatkan pembangunan kesehatan adalah
pemberdayaan dan peningkatan peran masyarakat termasuk dunia usaha.
Masyarakat diberi fasilitas dan bimbingan dalam mengembangkan wadah
untuk berperan, dibekali pengetahuan dan ketrampilan untuk mengenali
masalah di wilayahnya, mengidentifikasi, merumuskan dan menyelesaikan
permasalahannya sendiri berdasarkan prioritas dan potensi yang ada. Dalam
menentukan prioritas masalah, merencanakan, melaksanakan, memantau
dan menilai kegiatan, masyarakat perlu dilibatkan sejak awal. Potensi
dan partisipasi masyarakat dapat digali dengan maksimal, sehingga
solusi masalah lebih efektif dan dapat menjamin kesinambungan
kegiatan Upaya pengendalian PTM dibangun berdasarkan komitmen
bersama dari seluruh elemen masyarakat yang peduli terhadap ancaman
PTM melalui Posbindu PTM.
Pengembangan posbindu penyakit tidak menular merupakan bagian
integral dari sistem pelayanan kesehatan, diselenggarakan berdasarkan
permasalahan PTM yang ada di masyarakat dan mencakup berbagai upaya
promotif dan preventif serta pola rujukannya.

1
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut;
1. Apa pengertian dari POSBINDU PTM?
2. Bagaimana tujuan dari program posbindu tersebut?
3. Siapa saja yang menjadi sasaran kegiatan posbindu?
4. Bagaimana proses pembentukan posbindu di masyarakat?
5. Bagaimana komponen dari posbindu?
6. Apa saja bentuk pelayanan kesehatan di posbindu?
7. Apa saja sarana dan prasarana yang ada di posbindu?
8. Bagaimana mekanisme pelaksanaan kegiatan posbindu?
9. Bagaimana cara rekuitmen dan pelatihan kader posbindu?
10. Bagaimana indikator keberhasialan dalam kegiatan posbindu?

C. Tujuan
Adapun tujuan penulis menulis makalah ini adalah sebagai berikut;
1. Memahami pengertiandari POSBINDU PTM
2. Mengetahui tujuandari program posbindutersebut
3. Mengetahui siapa saja yang menjadi sasaran kegiatan posbindu
4. Memahami proses pembentukan posbindu di masyarakat
5. Mengerti komponen dari posbindu
6. Mengetahui bentuk pelayanan kesehatan di posbindu
7. Mengerti sarana dan prasarana yang ada di posbindu
8. Memahami mekanisme pelaksanaan kegiatan posbindu
9. Mengerti cara rekuitmen dan pelatihan kader posbindu
10. Mengerti indikator keberhasilan dalam kegiatan posbindu

2
D. Manfaat
Manfaat yang akan diperoleh dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Dapat mengetahui dan mempelajari lebih rincit entang upaya kesehatan
Berbasis Masyarakat “POSBINDU PTM” dan mampu menerapkan teori –
teori yang di dapat di dalaminstisusipendidikan.
2. Sebagai salah satu sumber literature dalam perkembangan dibidang profesi
keperawatan.

3
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian Posbindu PTM


Posbindu menurut Depkes RI (2002) adalah Pusat bimbingan pelayanan
kesehatan yang dikelola dan diselenggarakan untuk dan oleh masyarakat
dengan dukungan teknis dari petugas kesehatan dalam rangka pencapaian
masyarakat yang sehat dan sejahtera. Posbindu penyakit tidak menular
merupakan peran serta masyarakat dalam melakukan kegiatan deteksi dini
dan pemantauan factor risiko penyakit tidak menular utama yang
dilaksanakan secara terpadu, rutin, dan periodik. Faktor risiko penyakit tidak
menular (PTM) meliputi merokok, konsumsi minuman beralkohol,
polamakantidaksehat, kurangaktifitasfisik, obesitas, stres, hipertensi,
hiperglikemi, hiperkolesterol serta menindak lanjuti secara dini factor risiko
yang ditemukan melalui konseling kesehatan dan segera merujuk kefasilitas
pelayanan kesehatan dasar. Kelompok penyakit tidak menular utama adalah
diabetes melitus (DM), kanker, penyakit jantung dan pembuluh darah (PJPD),
penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), dan gangguan akibat kecelakaan dan
tindak kekerasan.

B. Tujuan posbindu
1. Tujuan umum
Terlaksananya pencegahan dan pengendalian faktor resiko PTM berbasis
peran serta masyarakat terpadu, rutin dan periodik.
2. Tujuan khusus
a. Terlaksananya deteksi dini faktor resiko penyakit tidak menular
b. Terlaksananya pemantauan faktor resiko penyakit tidak menular
c. Terlaksanya tindak lanjut dini faktor resiko penyakit tidak menular

C. Sasaran posbindu
Sasaran Posbindu PTM cukup luas mencakup semua masyarakat usia 15
tahun ke atas baik itu dengan kondisi sehat, masyarakat beresiko maupun
masyarakat dengan kasus PTM. Bagi sasaran masyarakat dengan kondisi

4
sehat, Posbindu PTM bertujuan untuk memberikan penyuluhan dan upaya
agar tidak sampai menjadi masyarakat yang beresiko terkena penyakit PTM.
Bagi masyarakat beresiko, Posbindu PTM bertujuan untuk mengenali factor
resiko PTM yang ada dan upaya mengurangi jumlah maupun intensitas factor
resiko tersebut agar tidak menjadi penyakit PTM. Dan untuk masyarakat
dengan penyakit PTM, Posbindu PTM bertujuan untuk mengontrol dan
menjaga kesehatan secara optimal baik dengan upaya preventif seperti
penyuluhan dan kuratif melalui system rujukan Posbindu PTM ke Puskesmas.

D. Pembentukan Posbindu
Pada prinsipnya pembentukan Posbindu didasarkan atas kebutuhan
masyarakat usia lanjut tersebut. Ada beberapa pendekatan yang digunakan
dalam pembentukan posbindu dimasyarakat sesuai dengan kondisi dan
situasi masing-masing daerah, misalnya mengambangkan kelompok-
kelompok yang sudah ada seperti kelompok pengajian, kelompok jemaat
gereja, kelompok arisan usia lanjut dan lain-lain. Pembentukan Posbindu
dapat pula menggunakan pendekatan Pembangunan Kesehatan
Masyarakat Desa (PKMD).
Pendekatan PKM merupakan suatu pendekatan yang sudah umum
dilaksanakan dan merupkan pendekatan pilihan yang dianjurkan untuk
pembentukan Posbindu baru. Langkah-langkahnya meliputi :
1. Pertemuan tingkat desa
2. Survey mawas diri
3. Musyawarah Masyarakat Desa
4. Pelatihan kader
5. Pelaksanaan upaya kesehatan oleh masyarakat
6. Pembinaan dan pelestarian kegiatan

E. Komponen Posbindu
Posbindu sebagai wadah yang bernuansa pemberdayaan masyarakat, akan
berjalan dengan baik dan optimal apabila memenuhi beberapa komponen

5
pokok, yaitu: adanya proses kepemimpinan, terjadinya proses
pengorganisasian, adanya anggota dan kader serta tersedianya pendanaan.
1. Kepemimpinan
Posbindu merupakan kegiatan dari, oleh dan untuk masyarakat.
Untuk pelaksanaanya memerlukan orang yang mampu mengurus dan
memimpin penyelenggaraan kegiatan tersebut sehingga kegiatan yang
dilaksanakan mencapai hasil yang optimal. Pemimpin Posbindu bisanya
berasal dari anggota Posbindu itu sendiri.
2. Pengorganisasian
Ciri dari suatu proses pengorganisasian dapat dilihat dari adanya
pembagian tugas, penunjukan kader, jadwal kegiatan yang teratur dan
sebagainya. Struktur organisasi Posbindu sedikitnya terdiri dari Ketua,
Sekretaris, Bendahara dan beberapa seksi dan kader.
3. Anggota Kelompok
Jumlah anggota kelompok Posbindu berkisar antara 50-100 orang.
Perlu diperhatikan juga jarak antara sasaran dengan lokasi kegiatan
dalam penentuan jumlah anggota, sehingga apabila terpaksa tidak
tertutup kemungkinan anggota Posbindu kurang dari 50 orang atau lebih
dari 100 orang.
4. Kader
Jumlah kader di setiap kelompok tergantung pada jumlah anggota
kelompok, volume dan jenis kegiatannya, yaitu sedikitnya 3 orang.
5. Pendanaan
Pendanaan bisa bersumber dari anggota kelompok Posbindu,
berupa iuran atau sumbangan anggota atau sumber lain seperti donatur
atau sumber lain yang tidak mengikat.

F. Pelayanan Kesehatan
Pelayaan kesehatan di Posbindu meliputi pemeriksaan kesehatan fisik dan
mental emosional. Kartu Menuju Sehat (KMS) Usia Lanjut sebagai alat
pencatat dan pemantau untuk mengetahui lebih awal penyakit yang diderita
(deteksi dini) atau ancaman masalah kesehatan yang dihadapi dan mencatat

6
perkembangannya dalam Buku Pedoman Pemeliharaan Kesehatan (BPPK)
Usia Lanjut atau catatan kondisi kesehatan yang lazim digunakan di
Puskesmas. Jenis pelayanan kesehatan yang dapat diberikan kepada usia
lanjut dikelompok sebagai berikut:
1. Pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari (activity of daily living) melipui
kegiatan dasar dalam kehidupan seperti makan/minum, berjalan, mandi,
berpakaian, naik turun tempat tidur, buang air besar/kecil dan sebagainya.
2. Pemeriksaan status mental. Pemeriksaan ini berhubungan dengan mental
emosional dengan menggunakan pedoman 2 menit.
3. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran
tinggi badan dan dicatat pada grafik Indeks Masa Tubuh (IMT).
4. Pengukuran tekanan darah dengan tensimeter dan stetoskop serta
penghitungan denyut nadi selama 1 menit.
5. Pemeriksaan hemoglobin menggunakan Talquist atau Sahl.
6. Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal adanya
penyakit gula (diabetes mellitus).
7. Pemeriksaan adanya protein dalam air seni sebagai deteksi awal adanya
penyakit ginjal.
8. Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas bilamana ada keluhan dan atau
ditemukan kelainan.
9. Penyuluhan bisa dilakukan di dalam maupun di luar kelompok dalam
rangka kunjungan rumah dan konseling kesehatan dan gizi sesuai dengan
masalah kesehatan yang dihadapi oleh individu dan atau kelompok usia
lanjut.
10. Kunjungan rumah oleh kader disertai petugas bagi anggota kelompok usia
lanjut yang tidak datang, dalam rangka kegiatan perawatan kesehatan
masyarakat (public health nursing).
11. Pemberian Pemberian Makanan Tambahan (PMT), penyuluhan contoh
menu makanan dengan memperhatikan aspek kesehatan dan gizi usia
lanjut serta menggunakan bahan makanan yang berasal dari daerah
tersebut.

7
12. Kegiatan olah raga seperti senam lansia, gerak jalan santai dan lain
sebagainya untuk meningkatkan kebugaran.

G. Sarana Dan Prasarana


Untuk kelancaran pelaksanaan Posbindu, dibutuhkan sarana dan prasarana
penunjang antara lain:
1. Tempat kegiatan (gedung, ruangan atau tempat terbuka)
2. Meja dan kursi
3. Alat tulis
4. Buku pencatatan kegiatan (buku register buntu)
5. Kit usia lanjut yang berisi: Timbangan dewasa, meteran pengukur tinggi
badan, stetoskop, tensimeter, peralatan laboratorium sederhana
termometer.
6. Kartu Menuju Sehat (KMS) usia lanjut.

H. MEKANISME PELAKSANAAN
Untuk memberikan pelayanan kesehatan yang prima terhadap usia lanjut
di kelompok, mekanisme pelaksanaan kegiatan yang sebaiknya digunakan
sistem 5 tahapan/5 meja sebagai berikut:
1. Tahap pertama: Pendaftaran, dilakukan sebelum pelaksanaan pelayanan.
2. Tahap kedua: Pencatatan kegiatan sehari-hari yang dilakukan usila,
serta penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan.
3. Tahap ketiga: Pengukuran tekanan darah, pemeriksaan kesehatan dan
pemeriksaan status mental.
4. Tahap keempat: Pemeriksaan air seni dan kadar darah (laboratorium
sederhana).
5. Tahap Kelima: Pemberian penyuluhan dan konseling.

I. Rekrutmen Dan Pelatihan Kader Posbindu


Kader sebaiknya berasal dari anggota kelompok Posbindu sendiri atau
dapat saja diambil dari anggota masyarakat lainnya yang bersedia menjadi
kader. Adapun persyaratan untuk menjadi kader Posbindu adalah:

8
1. Dipilih dari masyarakat dengan prosedur yang disesuaikan dengan
kondisi setempat;
2. Mau dan mampu bekerja secara sukarela;
3. Bisa membaca dan menulis huruf latin;
4. Sabar dan memahamil usia lanjut.

J. Indikator Keberhasilan Posbindu


Indikator ini untuk menilai cakupan kegiatan Posbindu PTM terhadap
masyarakat di tingkat desa/kelurahan.Cakupan tingkat posbindu adalah
prosentase penduduk > 15 tahun yang diperiksa faktor risiko PTM di 1(satu)
Posbindu PTM dibagi dengan jumlah penduduk berusia ≥ 15 tahun di satu
desa / kelurahan.

Cakupan posbindu:
Ʃ pddk > 15 tahun yang diperiksa faktor risiko PTM di 1(satu)
Posbindu PTM
______________________________________________ x 100 %
Ʃ jumlah penduduk berusia ≥ 15 tahun di satu desa / kelurahan

Dengan indikator tersebut, maka diketahui sejauh mana kegiatan


Posbindu PTM pada suatu wilayah telah menjangkau masyarakat sehingga
dengan demikian pengelola program PTM dapat melakukan pembinaan dan
tindak lanjut terkait hal ini.

Indikator Cakupan Kegiatan Posbindu PTM di Tingkat Puskesmas,


Kabupaten/Kota, Provinsi dan Nasional
Indikator ini digunakan untuk menilai cakupan kegiatan Posbindu PTM
pada tingkatan Puskesmas, Kabupaten/Kota, Provinsi dan Nasional
berdasarkan prosentase masing-masing wilayah. Cakupan Kegiatan Posbindu
PTM di Tingkat Puskesmas, Kabupaten/Kota, Propinsi dan Nasional adalah
prosentase penduduk berusia lebih >15 tahun yang diperiksa faktor risiko
disuatu wilayah (Puskesmas, kab/ kota, provinsi, nasional) dibagi jumlah

9
penduduk usia > 15 tahun di wilayah yang sama. Cakupan Kegiatan Posbindu
PTM di Tingkat Puskesmas, Kabupaten/Kota, Propinsi dan Nasional:

penduduk berusia lebih >15 tahun yang diperiksa faktor risiko


disuatu wilayah (Puskesmas, kab/ kota, provinsi, nasional)
_________________________________________________ x 100%
jumlah penduduk usia > 15 tahun di wilayah yang sama

Hasil cakupan akan dikompilasi disetiap tingkatan mulai dari


desa/kelurahan, puskemas, kabupaten/kota dan provinsi serta nasional dengan
2 kategori yaitu merah jika melebihi nilai yang ditetapkan dan hijau bila
kurang atau sama dengan nilai yang ditetapkan.

Indikator Proporsi Faktor Risiko PTM pada Posbindu PTM.


Berdasarkan hasil pemeriksaan faktor risiko, maka dapat diketahui
kondisi faktor risiko disuatu posbindu atau suatu wilayah yang merupakan
rekapitulasi proporsi dari posbindu di wilayahnya. Proporsi faktor risiko ini
untuk kewaspadaan masyarakat dan pengelola program PTM terhadap suatu
faktor risiko di waktu tertentu dan prediksi atau proyeksi PTM di masa
datang, serta intervensi yang diperlukan. Proporsi Faktor Risiko PTM adalah
prosentase hasil faktor risiko dari peserta Posbindu PTM yang diperiksa
dibagi jumlah peserta setiap kunjungan posbindu PTM.
Proporsi Faktor Risiko PTM:

Ʃ positif faktor risiko PTM


____________________________________ x 100 %
Ʃ peserta setiap kunjungan posbindu PTM

Hasil proporsi akan dikompilasi disetiap tingkatan mulai dari desa /


kelurahan, puskemas, kabupaten/kota dan provinsi serta nasional dengan 2
kategori yaitu merah jika melebihi nilai yang ditetapkan dan hijau bila kurang
atau sama dengan nilai yang ditetapkan

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Posbindu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumberdaya


masyarakat (UKBM) yang dibentuk oleh masyarakat berdasarkan inisiatif dan
kebutuhan masyarakat itu sendiri, khususnya penduduk usia lanjut. Posbindu
kependekan dari Pos Pembinaan Terpadu, program ini berbeda dengan Posyandu,
karena Posbindu dikhususkan untuk pembinaan para orang tua baik yang akan
memasuki masa lansia maupun yang sudah memasuki lansia.
Salah satu strategi dalam pengendalian faktor risiko PTM dengan
pemberdayaan dan peran serta aktif dari masyarakat. Dengan membangun
kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap ancaman PTM, maka peningkatan
kasus PTM di masyarakat pada masa mendatang dapat dikendalikan sehingga
beban pembiayaan kesehatan yang akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi
negara dapat dihindari. Peran pimpinan masyarakat/kelompok/organisasi/institusi
serta petugas pelaksana Posbindu PTM dalam pengendalian PTM di masyarakat
menjadi sangat penting. Di samping itu, efektifitas dan optimalisasi
penyelenggaraan Posbindu PTM memerlukan dukungan, fasilitasi, dan pembinaan
berkesinambungan.

B. SARAN
Pemahaman dan keahlian dalam aplikasi Pos Pembinaan Terpadu
(POSBINDU) merupakan salah satu cabang ilmu keperawatan yang harus
dimiliki oleh tenaga kesehatan khususnya perawat agar dapat
mengaplikasikannya serta berinovasi dalam pemberian asuhan keperawatan
pada pasien. Ini akan mendukung profesionalisme dalam wewenang dan
tanggung jawab perawat sebagai bagian dari tenaga medis yang
memberikan pelayanan Asuhan Keperawatan secara komprehensif.

11
DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes RI. 2012. Petunjuk Teknis Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak
Menular (Posbindu PTM).

Kemenkes RI. 2014. Pedoman Umum Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak
Menular. Ditjen Pengendalian Penyakit dan Lingkungan Direktorat
Pengendalian Penyakit Tidak Menular.

Kementerian Kesehatan Rl, Pusat Promosi Kesehatan, 2011. Rencana


Operasional Promosi Kesehatan Dalam Pengendalian PTM Tahun 2010-
2014. Jakarta.
Kementerian Kesehatan Rl, 2011. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu.
Jakarta.
Kementerian Kesehatan Rl, 2011. Revitalisasi Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan
Masyarakat. Jakarta.
Rahajeng, Ekowati, 2007. Kegiatan Posbindu PTM. Jakarta.
Kementerian Kesehatan Rl, Pusat Promosi Kesehatan, 2011. Buku Paket
Pelatihan Petugas pelaksana Kesehatan dan Tokoh Masyarakat dalam
Pengembangan Desa Siaga (Untuk Petugas pelaksana). Jakarta.

12

Anda mungkin juga menyukai