Anda di halaman 1dari 7

Air Sebagai Komponen Tumbuhan

NABILLAH HAZIMAH
1710423009
KELOMPOK 4A
nabillahhazimah@gmail.com

ABSTRAK
Praktikum Air Sebagai Komponen Tumbuhan ini dilaksanakan pada Selasa, 18 September
2018 di Laboratorium Teaching 4 Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Andalas. Praktikum ini bertujuan untuk melihat peristiwa plasmolisis dan
deplasmolisis pada jaringan epidermis, menghitung tekanan osmosis cairan sel, dan
mengukur potensial air dengan metode Chardakov. Waktu yang dihasilkan pada plasmolisis
dan deplasmolisis jaringan epidermis yaitu 14 menit 45 detik dan 18 menit 45 detik. Dihasilkan
berkurangnya sel berwarna ungu dan banyaknya sel yang kembali berwarna ungu serta
presentase palsmolisis yang berbeda setiap konsentrasi larutan sukrosa. Umbi Pachyrhizus
erosus guna mengukur potensial air dan dihasilkan metilen blue yang ditetesi mengapung dan
melayang didalam larutan.

Kata kunci : Chardakov, deplasmolisis, metilen blue, osmosis, Pachyrhizus erosus,


potensial, Rhoe discolor
sebaliknya akan menimbulkan difusi,
PENDAHULUAN
atau dengan kata lain difusi
Air merupakan bagian dari semua sel,
merupakan pergerakan molekul
jumlahnya bervariasi tergantung dari
sejenis dari daerah konsentrasi timggi
jaringannya. Air merupakan sistem
ke konsentrasi rendah (Bidwell, 1979).
pelarut dari sel dan memberikam
Osmosis adalah bergeraknya
medium untuk pengangkutan dalam
molekul air melalui membran
tanah. Air dapat mempertahankan
semipermeabel (selektif permeabel)
turgor yang sangat perlu dalam
dari larutan berkadar rendah menuju
kerumitan transpirasi dan
larutan berkadar tinggi hingga
pertumbuhan tanaman ( Harjadi, 1979
kadarnya sama (Anthara.2011).
).
Membran dikatakan permeabel
Molekul air dan zat terlarut
apabila semua jenis molekul dalam
yang berada dalam sel selalu
cairan dapat melewati membran,
bergerak. Oleh karena itu terjadi
sedangkan suatu membran dikatakan
perpindahan terus-menerus dari
semi permeabel jika hanya dapat
molekul air, dari satu bagian ke bagian
dilewati oleh molekul-molekul tertentu
yang lain. Pada keadaan seimbang
saja (Annur,2008).
hasil akhir dari pergerakan molekul-
Osmosis dapat dicegah
molekul di dalam suatu medium ini
dengan menggunakan tekanan. Oleh
tidak akan menimbulkan efek apapun.
karena itu, ahli fisiologi tanaman lebih
Akan tetapi bila keadaan tidak
suka menggunakan istilah potensial
seimbang atau lebih banyak molekul
osmotic yakni tekanan yang diperlukan
akan bergerak ke satu arah dan
untuk mencegah osmosis. Jika anda
merendam wortel ke dalam larutan sitoplasma mengkerut dan membran
garam 10% maka sel-selnya akan plasma tertarik menjauhi dinding sel
kehilangan rigiditas. Hal ini disebabkan ketika sel melepaskan air ke
potensial air dalam sel wortel tersebut lingkungan hipertonik (Campbell,
lebih tinggi dibandingkan dengan 2009). Peristiwa ini terjadi bila jaringan
potensial air pada larutan garam ditempatkan pada larutan yang
sehingga air dari dalam sel akan keluar hipertonik atau memiliki potensial
ke dalam larutan tersebut (Limbangon, osmotic yang lebih tinggi. Dalam
2003). keadaan tersebut, air sel akan
Osmosis sangat ditentukan terdorong untuk berdifusi keluar sel
oleh potensial kimia air atau potensial menembus membran (osmosis).
air yang menggambarkan kemapuan Dalam keadaan tertentu, sel masih
molekul air untuk dapat melakukan mampu kembali ke keadaan semula
difusi. Potensial air murni dinyatakan bila jaringan dikembalikan ke air murni.
sebagai nol, yang satuannya dapat Peristiwa ini dikenl sebagai gejala
berupa satuan tekanan ( atm, bar ) deplasmolisis (Suyitno, 2010).
atau satuan energi. Potensial air akan
negatif apabila potensial air di dalam METODA PRAKTIKUM
sistem lebih rendah daripada air murni. Waktu dan Tempat
Sistem osmosis tetutup berbeda Praktikum Air Sebagai Komponen
dengan sistem osmosis terbuka, Tumbuhan dilaksanakan pada Selasa,
terutama pada cara penggunaan 18 September 2018 di Laboratorium
tekanan yang timbul pada larutan Teaching 4, Jurusan Biologi, Fakultas
sebagai akibat dari osmosis itu. Pada Matematika dan Ilmu Pengetahuan
sistem terbuka tekanan digunakan Alam, Universitas Andalas.
dalam pembentukan tekanan
hidrostatik larutan sedangkan pada Alat dan Bahan
sistem tertutup digunakan dalam Alat yang digunakan pada praktikum
pengembangan tekanan dinding ke ini diantaranya mikroskop, kaca objek
dalam. Sistem osmosis tipe tertutup dan cover, pisau silet, pipet tetes,
sangat sejajar dengan yang ada pada tabung reaksi, pinset, pipet, alat
sel tumbuhan hidup (Kimball, 1989). pengebor gabus, dan mikropipet.
Potensial air adalah suatu Bahan yang digunakan diantaranya
pernyataan dari status energi bebas jaringan epidermis daunRhoe
air, suatu ukuran datat yang discolour segar, umbi Pachyrhizus
menyebabkan air bergerak ke dalam erosus, sukrosa 1M, sukrosa dengan
suatu sistem, seperti jaringan konsentrasi 0,1M, 0,3M, 0,5M, 0,7M,
tumbuhan, tanah atau atmosfir, atau dan methylene blue.
dari suatu bagian ke bagian lain dalam
suatu sistem. Potensial air mungkin Cara Kerja
merupakan parameter yang paling Pada percobaan Plasmolisis dan
bermanfaat untuk diukur dalam Deplasmolisis Pada Jaringan
hubungannya dengan sistem tanah, Epidermis, disayat tipis permukaan
tanaman dan atmosfir (Nio, 2011). epidermis bawah Rhoe discolor
Plasmolisis merupakan suatu menggunakan silet berukuran 1-3cm2.
fenomena pada sel berdinding dimana Diletakkan dengan cover glass,
diamati dibawah mikroskop dengan diperiksa dibawah mikroskop. Jika
perbesaran rendah. Sel-sel berwarna cukup, sayatan dimasukkan ke dalam
ditepi irisan diamati adanya sel-sel tabung reaksi serta waktu dicatat mulai
yang tidak berpigmen, adanya nucleus perendaman. Sayatan dibiarkan dalam
dan partikel subsel lainya didalam sel. larutan selama 30 menit. Setelah 30
Ditambahkan dua atau tiga tetes menit, sayatan epidermis diperiksa
sukrosa 1M diantara gelas preparat dibawah mikroskop dan ditetesi
dan kaca penutup melalui salah satu larutan sukrosa kemudian dihitung
sisinya. Air yang berlawanan diserap jumlah sel yang masih berwarna ungu
kertas tissue ditepi kaca penutup yang utuh. Dicari konsentrasi sukrosa 50%
berlawanan. Diteteskan larutan dari jumlah sel epidermis telah
sukrosa terus menerus hingga terplasmolisis. Presentase sel yang
terserap oleh kertas tissue ke dalam mengalami plasmolysis dihitung
kaca. Diamati penurunan voume dengan persamaan. Pada percobaan
protoplas dan diperhatikan benang- Mengukur Potensial Air Jaringan
benang sitoplasmik tak berpigmen Dengan Metode Chardakov, tabung
tetap melkeat pada dinding sel dan reaksi diisi larutan sukrosa sebanyak
dicatat waktu untuk proses. DIletakkan 10mL. Dibuat potongan umbi dengan
sehelai tissue untuk menyerap keluar alat pengebor gabus. Potongan umbi
larutan sukrosa, dan ditambahkan dimasukkan ke dalam tabung reaksi,
beberapa tetes air disisi kaca yang kemudian ditutup dan didiamkan 30
berlawanan. Diamati proses menit. Setiap 5 menit tabung reaksi
deplasmolisis yang erjadi dan dicatat digoyang agar mempercepat
waktu yang diperlukan untuk terjadinya keseimbangan. Setelah 30
berlangsungnya proses tersebut pada menit, potongan umbi dikeluarkan
satu sel. Pada percobaan Penentuan dengan pinset dengan pinset berbeda
Tekanan Osmotik Cairan Sel, tujuh tiap tabung. Larutan sukrosa sisa
tabung reaksi diisi larutan sukrosa ke perendaman ditetesi metilen blue.
dalam tabung kira-kira 1/3 bagian, satu Diamati apakah metilen blue
tabung reaksi untuk satu konsentrasi. mengapaung atau melayang dalam
Disayat selapis lapisan epidermis larutan perendaman sukrosa tadi.
Rhoe discolour dengan silet. Sayatan

HASIL DAN PEMBAHASAN


a. Plasmolisis dan Deplasmolisis Pada Jaringan Epidermis daun Rhoe discolor
Tabel 1. Plasmolisis dan Deplasmolisis Pada Jaringan Epidermis
Waktu
Perlakuan Deskripsi Pengamatan Waktu Plasmolisis
Deplasmolisis
Plasmolisis ditandai
dengan berkurangnya sel
berwarna ungu pada
Sukrosa
sayatan epidermis Rhoe 14 menit 45 detik 18 menit 45 detik
1M
discolor yang diamati.
Adapun deplasmolisis
ditandai dengan
banyaknya kembali sel
yang berwarna ungu pada
pengamatan.

Berdasarkan praktikum yang berfungsi sebagai pembatas antara


dilaksanakan, didapatkan waktu satu sel dengan sel lain di sebelahnya.
plasmolisis yang terjadi pada jaringan Selain itu membrane plasma juga
epidermis Rhoe discolor yaitu 14 menit berfungsi untuk mengatur lalu lintas
45 detik. Sedangkan waktu materi yang akan masuk dan keluar
deplamsolisis yang terjadi yitu 18 menit dari sel. Masuk dan keluarnya zat,
45 detik. Plasmolisis ditandai dengan harus menembus membran plasma
berkurangnya sel berwarna ungu pada dan berlangsung secara aktif maupun
sayatan epidermis Rhoe discolor yang pasif. Transpor pasif berlangsung
diamati. Adapun deplasmolisis dengan cara difusi, dan osmosis.
ditandai dengan banyaknya kembali Proses difusi adalah percampuran
sel yang berwarna ungu pada antara dua senyawa yang berbeda
pengamatan. konsentrasinya, difusi terjadi dari
tempat yang konsentrasinya tinggi ke
Hal ini sesuai dengan
tempat yang konsentrasinya rendah.
pernyataan Campbell (2009), yang
Difusi juga terjadi pada sel, tetapi
menyatakan bahwa peristiwa
antara senyawa yang berbeda
plasmolisis terjadi karena larutan
konsentrasinya itu terdapat membran
eksternal sel memiliki potensial air
plasma yang mempunyai pori (osmos).
yang lebih kecil sehingga di dalam sel
Dengan begitu difusi pada membran
meninggalkan sel dengan cara
harus melalui pori- pori membran
osmosis. Pada bagian luar sitoplasma
plasma, proses ini disebut dengan
terdapat membran plasma yang
osmosis (Salisbury and Rross, 1995).
b. Penentuan Tekanan Osmotik Cairan Sel
Tabel 2. Penebalan Tekanan Osmotik Cairan Sel Epidermis Daun Rhoe discolor
No. Larutan Sukrosa Presentase Plasmolisis (%)
1. 0,1 M 53,13 %
2. 0,3 M 22,8%
3. 0,5 M 90,5%
4. 0,7 M 100%

Berdasarkan praktikum yang plasmolisis tertinggi yaitu pada


dilaksanakan, didapatkan hasil jaringan epidermis yang direndam
presentase plasmolisis dari jaringan dalam sukrosa 0,7 M sebesar 100%.
epidermis yang telah direndam dalam Menurut Lakitan (2004),
larutan sukrosa seperti table diatas. Tekanan osmosis cairan dapat
Didapatkan hasil presentase ditentukan dengan cara mencari suatu
plasmolisis terednah yaitu pada larutan yang mempunyai tekanan
jaringan epidermis yang direndam osmosis sama dengan cairan tersebut.
dalam larutan sukrosa 0,3M sebesar Dalam cara ini kita dapat mengambil
22,8%. Sedangkan hasil presentase patokan pada terjadinya peristiwa
plasmolisis sel.dalam keadan insipien Menurut Salisbury dan Ross
plasmolisis tekanan osmosis cairan sel (1992), larutan yang di dalamnya
adalah sama dengan tekanan osmosis terdapat sekumpulan sel dimana 50%
larutan dalam massa jaringan sel berplasmolisis dan 50% tidak
tersebut direndam. Plasmolisis dapat berplasmolisis disebut plasmolisis
dilihat dibawah mikroskop sebagai insipien. Plasmolisis ini terjadi apabila
suatu percobaan. sel berada dalam keadaan tanpa
tekanan.
c. Mengukur Potensial Air Jaringan dengan Metode Chardakov
Tabel 3. Mengukur Potensial Air dengan Metode Chardakov
No. Larutan Sukrosa Arah Pergerakan Larutan Penguji
1. 0,12 M Mengapung lebih banyak dan cepat
2. 0,16 M Mengapung agak lambat dan sedikit
3. 0,20 M Melayang agak lambat
4. 0,24 M Melayang lebih cepat

Berdasarkan praktikum yang dengan 0. Agar potensial turgor sama


dilaksanakan, pada larutan sukrosa dengan 0 maka haruslah terjadi
dengan konsentrasi 0,12 M, arah plasmolisis. Plasmolisis adalah suatu
pergerakannya lebih banyak dan lebih proses lepasnya protoplasma dari
cepat mengapung keatas. Pada dinding sel yang diakibatkan keluarnya
larutan sukrosa dengan konsentrasi sebagian air dari vakuola.
0,16M arah pergerakannya Potensial air adalah potensial
mengapung agak lambat dan sedikit. kimia air dalam suau system atau
Sedangkan larutan sukrosa 0,20 M bagian system. Dinyatakan dalam
memiliki arah pergerakan melayang satuan tekanan dan dibandingkan
lebih cepat, dan arah pergerakkan dengan potensial kimia air murni (juga
larutan sukrosa 0,24 melayang lebih dalam satuan tekanan) pada tekanan
cepat. atmosfer dan pada suhus serta
Hal ini sesuai dengan ketinggian yang sama potensial murni
pernyataan Salisbury dan Ross (1995), ditentukan sama dengan nol. Faktor-
yang menyatakan bahwa adanya faktor penghasil gradient yaitu
potensial osmosis cairan sel air murni konsentrasi atau aktivitas, suhu,
cenderung untuk memasuki sel, tekanan, efek larutan terhadap
sedangkan potensial turgor yang potensial kimia pelarut, matriks.
berada di dalam sel mengakibatkan air Mengukur metode air dengan metode
untuk cenderung meninggalkan sel. volume jaringan, metode chordate,
Saat pengaturan potensial osmosis metode tekanan uap (Salisbury dan
maka potensial turgor harus sama Ross 1995).
Tabel 4. Pengaruh Suhu Terhadap Permeabilitas Membran Sel.
No. Suhu Nilai Absorban
1. 85 0,002
2. 70 0,001
3. 55 0,01
4. 40 0,02
5. 2 0,06
6. Suhu kamar 0,049

Berdasarkan praktikum yang nilai absorban 0,02, suhu 2 memiliki


dilaksanakan, didapatkan nilai nilai absorban 0,06 dan pada suhu
absroban membran sel dengan suhu kamar memiliki niali absorban 0,049.
yang berbeda-beda. Suhu 85 memiliki Berdasarkan data yang didapatkan,
nilai absorban 0,002, suhu 70 memiliki nilai absorban terendah adalah pada
nilai absroban 0,001, suhu 55 memiliki suhu 85 dan nilai absorban tertinggi
nilai absorban 0,01, suhu 40 memiliki yaitu pada suhu 2.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan 3. Metilen blue yang diteteskan
1. Waktu plasmolisis pada larutan pada larutan sukrosa
sukrosa 1M yaitu 14 menit 45 mengapung pada konsentrasi
detik sedangkan waktu 0,12 M dan 0,16 M sedangkan
deplasmolisis pada larutan metilen blue melayang pada
sukrosa 1M yatu 18 menit 45 0,20 M dan 0,24 M.
detik Saran
2. Presentase plamolisis terbesar Diharapkan praktikan lebih teliti dalam
terjadi pada larutan sukrosa 0,7 melakukan penghitungan saat
M sebesar 100% dan praktikum, lebih sigap dalam
presentase plasmolisis terkecil melaksanakan percobaan, dan lebih
terjadi pada larutan sukrosa 0,3 berhati-hati serta serius dalam
M sebesar 22,8%. melaksanakan praktikum.

DAFTAR PUSTAKA Fahn. 1991. Anatomi Tumbuhan Edisi


Anthara, I Made Suma dan Suartha, I Ketiga. Gajah Mada Universitas
Nyoman. 2011. Homeostasis Press. Yogyakarta.
Cairan Tubuh pada Anjing dan Lakitan, Benjamin. 2004. Dasar-Dasar
Kucing [Buletin Veteriner Fisiologi Tumbuhan. PT. Raja
Udayana]. Vol.3 No. 1. Halaman: Grafindo Persada: Jakarta.
23-37 Limbongan, J. dan Maskar. Potensi
Annur, H dan H.H, Santosa. 2008. Pengembangan dan
Jurnal Ilmiah GIGA Analisa Ketersediaan Teknologi Bawang
Temperatur Pada Proses Difusi Merah Palu DI Sulawesi Tengah.
Obat Dalam Membran Dengan 2003. Jurnal Litbang Pertanian.
Metode Diferensial Parabolik 22(3).
Untuk Mendeteksi Sinyal MCampbell dan Reece. 2002. Biologi
Fotoakustik, Vol. 11, No. 3, Hal: Edisi Kelima Jilid 3. Erlangga. Jakarta.
45-56. Salisbury, F. B dan Cleon W, Ross.
Bidwell, R.G.S. 1979. Plant Physiology 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 1. ITB.
Second Edition. Max Million Bandung.
Publiching. New York.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai