Pengertian
Penyakit terminal adalah penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan tidak ada obatnya,
kematian tidak dapat dihindari dalam waktu yang bervariasi.
Penyakit pada stadium lanjut, penyakit utama tidak dapat diobati, bersifat progresif,
pengobatan hanya bersifat paliatif mengurangi gajala dan keluhan, memperbaiki kualitas hidup
Prognosis jelek
Bersifat progresif
Penyakit infeksi
AIDS
Membuat hari-hari akhir pasien sebaik mungkin untuk pasien maupun keluarga dengan sedikit
penderitaan
Masalah Fisik
– Nyeri
– Perubahan kulit
– Distensi
– Konstipasi
– Alopesia
– Kelemahan otot
2. Masalah Psikologi
– Ketergantungan tinggi
– Kehilangan control
– Kehilangan produktifitas
3. Masalah Spiritual
– Kehilangan harapan
Mengintegrasikan aspek psikologis, social, dan spiritual dalam perawatan pasien dan keluarga
Memberikan dukungan yang diperlukan agar pasien tetap aktif sesuai dengan kondisinya
sampai akhir hayat
Mahasiswa Keperawatan Poltekkes Kemenkes Malang 2015-2018 Alumni Santri Ponpes terpadu
Miftahul Ulum Al-Yasini Pasuruan 2015 Tutor Bahasa Inggris Lembaga pengembangan Bahasa
Asing Al-Yasini Pasuruan 2013-2015 Mu'allimah Lembaga Pendidikan Al-Qur'an Al-yasini
Pasuruan 2014-2015 Crew Forum Mahasiswa Jurnalistik 2015-2016 Himpunan Mahasiswa
Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemnekes Malang 2015-2017. Semoga beberapa Tulisan
sederhana saya bisa bermanfaat
Dosen Pembimbing :
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang maha Esa karena atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Keperawatan Terhadap
Pasien Terminal dan Membatu Keluarga Pasien Terminal” Makalah ini disusun untuk
melengkapi tugas Agama dan dapat juga dijadikan pedoman untuk kalangan masyarakat.
Terima kasih tak lupa kami ucapkan kepada dosen pembimbing kami yaitu Pak Abdul Hannan,
M.Ag. Serta kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah
ini,sehingga makalah ini dapat terselesaikan sesuai rencana.
Dengan ini kami mohon saran dan kritikannya atas kurang lebihnya makalah ini. Semoga
bermanfaat bagi seluruh pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.2. TUJUAN 3
3.1. PENGERTIAN 6
3.2. TUJUAN 6
3.3. INDIKASI 7
BAB IV PENUTUP 17
4.1. KESIMPULAN 17
DAFTAR PUSTAKA 19
BAB I
PENDAHULUAN
Hidup adalah serangkaian kehilangan dan pencapaian. Kehilangan dan kematian adalah
peristiwa dari pengalaman manusia yang bersifat universal dan unik secara individual. Seorang
anak yang mulai berjalan mencapai kemandiriannya dengan mobilitas. Seorang lansia dengan
perubahan visual dan pendengaran mungkin kehilangan keterandalan dirinya.
Kematian suatu bagian kehidupan yang tak dapat dihindari dan bagian yang paling sulit untuk
diterima. Setiap orang meninggal dengan unit dan oleh karena itu harus dirawat secara intensif,
karena itu perawat harus mengembangkan dan mempertahankan hubungan kebutuhan
perseptif positif dengan pasien dan keluarga yang akan memungkinkan pasien meninggal dalam
keadaan nyaman dan dengan terhormat.
Kematian dapat merupakan suatu pengalaman yang luar biasa sehingga dapat mempengaruhi
seseorang menjelang ajal dan keluarga, teman, dan pemberi asuhan mereka. Cara seseorang
meninggal mencerminkan gaya kehidupan orang tersebut, latar budaya keluarga, keyakinan,
dan sikap tentang kehidupan dan kematian.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan dan diharapkan bermanfaat bagi
kita semua. .
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penulisan makalah ini ditujukan untuk :
Penulisan makalah ini mencakup tahapan menjelang ajal atau kematian, tanda-tanda kematian,
cara merawat jenazah, asuhan keperawatan menjelang ajal dan kematian, etika dalam bersikap
kepada pasien sekarat dan keluarganya.
BAB II
DASAR TEORI
Katakanlah, “Sesungguhnya kematian yang kamu lari dari padanya, ia pasti menemui kamu,
kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata,
lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. Al-Jumuah: 8)
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 PENGERTIAN
Keadaan terminal adalah suatu keadaan sakit di mana menurut akal sehat tidak ada harapan
lagi bagi si sakit untuk sembuh. Keadaan sakit itu dapat disebabkan oleh suatu penyakit atau
suatu kecelakaan.
3.2 TUJUAN
Ketika tidak mungkin untuk mencegah pasien meninggal, dan perawatan medis tidak mungkin
lagi atau tidak lagi bermanfaat, perawat memberikan perawatan penunjang pada pasien dan
keluarga. Tujuan utama perawatan ini adalah untuk :
Ø Membuat hari-hari akhir pasien sebaik mungkin untuk pasien maupun keluarga, dengan
sedikit mungkin penderitaan
Penting bagi perawat yang merawat pasien menjelang ajal menyadari perasaan merekan sendiri
tentang kematian dan tentang pasien mereka. Sulit untuk melihat orang yang telah anda rawat
meninggal. Khususnya sulit bila anak atau orang muda yang meninggal. Maka dari itu kita
sebgai perawat perlu saling memberi kenyamanan dan mendukung dalam perawatan terhadap
orang menjelang ajal.
3.3 INDIKASI
Perawatan terminal ditujukan bagi pasien-pasien sekarat, yang semakin mendekati ajal atau
kematian, yang secara logis tidak akan sembuh.
Sekarat (dying) merupakan suatu kondisi pasien saat sedang menghadapi kematian, yang
memiliki berbagi hal dan harapan tertentu untuk meninggal. Kematian secara klinis merupakan
kondisi terhentinya pernapasan, nadi, dan tekanan darah serta hilangnya respon terhadap
stimulus eksternal, ditandai dengan aktivitas listrik otak terhenti. Dengan perkataan lain,
kematian merupakan kondisi terhentinya fungsi jantung, paru-paru, dan kerja otak secara
menetap. Sekarat dan kematian memiliki proses atau tahapan yang sama seperti pada
kehilangan dan berduka. Tahapan tersebut sesuai dengan tahapan Kubler-Ross, yaitu diawali
dengan penolakan, kemarahan, tawar-menawar, depresi dan penerimaan.
Elisabeth Kubler-Ross, seorang ahli kejiwaan dari Amerika, menjelaskan secara mendalam
respon individu dalam menghadapi kematian. Secara umum ia membedakan respon tersebut
menjadi lima fase, yaitu penyangkalan dan isolasi, marah, tawar-menawar, depresi dan
penerimaan. Berdasarkan pandangannya, Kubler-Ross menyatakan bahwa respon tersebut.
Ø Menunjukkan reaksi penyangkalan secara verbal, “ tidak, bukan saya. Itu tidak mungkin.”
Ø Secara tidak langsung pasien ingin mengatakan bahwa maut menimpa semua orang kecuali
dia.
Ø Merepresi kenyataan
· Melakukan dialog di saat klien siap, dan menghentikannya ketika klien tidak mampu
menghadapi kenyataan
Ø Apapun yang dilihat atau dirasa akan menimbulkan keluhan pada diri individu.
Ø Menyalahkan takdir
Ø Kemungkinan akan mencela setiap orang dan segala hal yang berlaku.
Ø Berhati-hati dalam memberikan penilaian, mengenali kemarahan dan emosi yang tidak
terkendali.
Ø Tugas perawat adalah: sedapat mungkin berupaya agar keinginan klien terpenuhi
Ø Mengalami proses berkabung karena dulu ditinggalkan dan sekarang akan kehilangan nyawa
sendiri.
· Memberi dukungan dan perhatian pada klien (misalnya, sentuhan tangan dan usapan
pada rambut).
Ø Respon verbal “ biarlah maut cepat mengambilku, karena aku sudah siap.”
Ø Tahap ini bukan tahap yang bahagia, namun lebih mirip perasaan yang hampa
· Mendampingi klien
· Menenangkan klien dan meyakinkannya bahwa Anda akan mendampinginya sampai akhir.
Upaya yang dapat perawat lakukan ketika klien melalui kelima tahap tersebut adalah menjadi
katalisator agar klien dapat mencapai tahap akhir. Upaya tersebut antara lain dilakukan dengan
mengenali dan memenuhi kebutuhan klien, mendorong dan memberikan klien kesempatan
untuk berbicara dan mengungkapkan emosinya secara bebas, selalu siap membantu klien, dan
menghormati perilaku klien.
Dampak sakit Penyakit yang diderita klien dapat berdampak khusus pada klien maupun
keluarga.
Klien
ü Menderita sampai saat kematian tiba; memerlukan bantuan dan dukungan dalam melewati
masa-masa tersebut.
ü Mendapatkan dukungan untuk setiap keputusan yang diambilnya. Dengan kata lain ada
kecenderungan keluarga untuk memenuhi semua keinginannya.
Keluarga
ü Pandangan tentang kematian. Seiring waktu, pandangan masyarakat tentang kematian telah
mengalami perubahan. Dahulu kematian cenderung dianggap sebagai hal yang menakutkan
dan tabu. Kini, kematian telah dipandang sebagai hal yang wajar dan merupakan proses normal
kehidupan.
Dulu
Sekarang
ü Tidak menakutkan
Tanda-tanda kematian terbagi dalam tiga tahap, yakni menjelang kematian,saat kematian, dan
setelah kematian.
o Gerakan ekstremitas berangsur-angsur menghilang, khususnya pada kaki dan ujung kaki
o Sulit berbicara
o Tubuh semakin melemah
b. Sirkulasi melemah
o Suhu tubuh pasien tinggi, tetapi kaki, tangan, dan ujung hidung pasien terasa dingin dan
lembap
o Kulit ekstremitas dan ujung hidung tampak kebiruan, kelabu, atau pucat
2. Saat kematian
a) Terhentinya pernapasan, nadi, tekanan darah, dan fungsi otak (tidak berfungsinya paru,
jantung dan otak)
b) Hilangnya respon terhadap stimulus eksternal
c) Hilangnya kontrol atas sfingter kandung kemih dan rectum (inkontinensia) akibat
peredaran darah yang terhambat; kaki dan ujung hidung menjadi dingin.
d) Hilangnya kemampuan pancaindera; hanya indera pendengaran yang paling lama dapat
berfungsi
Terjadi bila cadangan glikogen dalam otot habis maka energy tidak terbentuk dan aktin-miosin
menggumpal sehingga otot menjadi kaku. Pemeriksaan kaku mayat dilakukan pada persendian,
mulai tampak 2 jam setelah mati klinis, arahnya sentripetal(dari luar ke dalam), menjadi
lengkap dalam 12 jam, dipertahankan selama 12 jam, kemudian menghilang sesuai urutan
terbentuknya. 7
Faktor yang mempercepat terjadinya kaku mayat diantaranya aktivitas fisik prakematian, suhu
tubuh yang tinggi, tubuh kurus, suhu lingkungan tinggi. Kaku mayat merupakan tanda pasti
kematian dan dapat digunakan untuk menentukan saat kematian.
Terjadi karena proses pemindahan panas dari tubuh yang panas ke lingkungan yang lebih dingin
dengan cara radiasi, konduksi, evaporasi, dan konveksi. Penurunan suhu tubuh lebih cepat
terjadi pada suhu sekeliling yang rendah, lingkungan berangin dengan kelembaban rendah,
tubuh kurus, posisi telentang, tidak berpakaian/tipis, umumnya orang tua dan anak kecil.
Berguna untuk penghitungan saat kematian.
d. Dekomposisi (pembusukan)
Merupakan proses degradasi jaringan akibat autolysis dan kerja bakteri. Pembusukan mulai
tampak kira-kira 24 jam pascamati berupa perubahan warna kehijauan pada perut kanan
bawah yang secara bertahap menyebar ke seluruh perut dan dada, menyertai terciumnya bau
busuk. Pembuluh darah bawah kulit akan melebar, hijau kehitaman, kemudian kulit ari
terkelupas/menggelembung, lama-lama gas menyebabkan pembengkakan tubuh menyeluruh,
terutama pada jaringan longgar. Rambut dan kuku mudah dicabut, seluruh wajah membengkak
warna ungu kehijauan. Kira-kira 36-48 jam pascamati akan dijumpai larva lalat.
Adalah perubahan postmortem berupa terbentuknya bahan yang berwarna keputihah, lunak,
atau berminyak, berbau tengik dalam jaringan lunak tubuh pascamati. Terbebtuk di sembarang
lemak tubuh, tetapi lemak superficial yang pertama kali terkena. Adiposera akan membuat
tubuh utuh hingga bertahun-tahun sehingga identifikasi mayat dan luka masih dapat dilakukan
lama setelah kematian.
f. Mumifikasi
Proses penguapan cairan atau dehidrasi jaringan yang cukup cepat sehingga terjadi
pengeringan jaringan yang selanjutnya dapat menghentikan pembusukan. Jaringan berubah
menjadi keras dan kering, keriput, gelap, dan tidak membusuk. Terjadi pada suhu hangat,
kelembaban rendah, aliran udara yang baik, tubuh yang dehidrasi dan waktu yang lama (12-14)
minggu.
b) Singkirkan pakaian.
e) Tempatkan kedua tangan jenazah di atas abdomen dan ikat pergelangannya (bergantung
dari kepercayaan atau agama)
g) Tutup kelopak mata, jika tidak ada tutup, bisa menggunakan kapas basah.
h) Katupkan rahang atau mulut, kemudian ikat dan letakkan gulungan handuk di bawah dagu.
• Menekan kesedihan keluarga pasien dengan banyak beribadah kepada Allah SWT
PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
Keadaan terminal adalah suatu keadaan sakit di mana menurut akal sehat tidak ada harapan
lagi bagi si sakit untuk sembuh. Keadaan sakit itu dapat disebabkan oleh suatu penyakit atau
suatu kecelakaan.
• Membuat hari-hari akhir pasien sebaik mungkin untuk pasien maupun keluarga, dengan
sedikit mungkin penderitaan
Perawatan terminal ditujukan bagi pasien-pasien sekarat, yang semakin mendekati ajal atau
kematian, yang secara logis tidak akan sembuh.
DAFTAR PUSTAKA
Mubarak, Wahid Iqbal dan Chayatin, Nurul. 2007. Buku Ajar KDM
Porter dan Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Vol 1. Jakarta: EGC
Gambar
BACA SELENGKAPNYA
PERTOLONGAN PERTAMA PADA BERBAGAI KONDISI (AIR PANAS, MINYAK PANAS, DIGIGIT ULAR,
ASMA, KEJANG, VERTIGO, KNALPOT, DLL)
Gambar
Banyak diantara kita yang masih belum mengerti pertolongan pertama pada berbagai kondisi
yang menurut kita membahayakan apalagi saat kita paniqueeee hehe.
Sebelum kita melakukan pertolongan pertama alangkah baiknya kita mengetahui prinsip
pertolongan pertama saat tersiram air panas. yaitu sebagai berikut :
•Mengurangi rasa sakit atau panas akibat tersiram air panas tsb.
Penanganan pertama saat tersiram dapat mencegah kerusakan lebih lanjut bagian tubuh yang
tersiram dan juga dapat mencegah bekas luka. Karena bila penanganan yang salah dapat
berakibat luka menjadi infeksi dan meninggalkan bekas luka yang sulit di sembuhkan.
Viewers
2315
Foto saya
KUNJUNGI PROFIL
Laporkan Penyalahgunaan