Anda di halaman 1dari 29

I.

Pengertian

Stuard & Sundeen,1995

Penyakit terminal adalah penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan tidak ada obatnya,
kematian tidak dapat dihindari dalam waktu yang bervariasi.

2. Tim Medis RS Kanker darmais,1996

Penyakit pada stadium lanjut, penyakit utama tidak dapat diobati, bersifat progresif,
pengobatan hanya bersifat paliatif mengurangi gajala dan keluhan, memperbaiki kualitas hidup

II. Kriteria Penyakit Terminal

Ada beberapa kriteria untuk penyakit terminal, yakni :

Penyakit tidak dapat disembuhkan

Mengarah pada kematian

Diagnose medis sudah jelas

Tidak ada obat untuk menyembuhkan penyakit

Prognosis jelek

Bersifat progresif

III. Jenis-jenis Penyakit Terminal

Sebagai contoh beberapa penyakit terminal, yakni :


Penyakit kanker / Ca

Penyakit infeksi

Gagal ginjal / Congestif Renal Falure (CRF)

Mati batang otak

Stroke Multiple Sklerosis

Akibat kecelakaan fatal

AIDS

IV. Tujuan Perawatan Terminal

Tujuan dalam perawatan terminal adalah sebagai berikut :

Mempertahankan pasien nyaman dan bebas nyeri

Membuat hari-hari akhir pasien sebaik mungkin untuk pasien maupun keluarga dengan sedikit
penderitaan

Membantu pasien meninggal dengan damai

Memberikan kenyamanan bagi keluarga

V. Masalah Pada Pasien Terminal

Masalah Fisik

– Nyeri

– Perubahan kulit

– Distensi
– Konstipasi

– Alopesia

– Kelemahan otot

2. Masalah Psikologi

– Ketergantungan tinggi

– Kehilangan control

– Kehilangan produktifitas

– Hambatan dalam berkomunikasi

3. Masalah Spiritual

– Kehilangan harapan

– Perencanaan saat ajal tiba

VI. Perinsip Perawatan Terminal


Menghargai setiap kehidupan

Menganggap kematian sebagai proses yang normal

Tidak mempercepat atau menunda kematian

Menghargai keinginan pasien dalam mengambil keputusan

Menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang mengganggu

Mengintegrasikan aspek psikologis, social, dan spiritual dalam perawatan pasien dan keluarga

Menghindari tindakan medis yang sia-sia

Memberikan dukungan yang diperlukan agar pasien tetap aktif sesuai dengan kondisinya
sampai akhir hayat

Memberikan dukungan kepada keluarga dalam masa duka cita.

Diana Rokhmatul Laily Hadi

Mahasiswa Keperawatan Poltekkes Kemenkes Malang 2015-2018 Alumni Santri Ponpes terpadu
Miftahul Ulum Al-Yasini Pasuruan 2015 Tutor Bahasa Inggris Lembaga pengembangan Bahasa
Asing Al-Yasini Pasuruan 2013-2015 Mu'allimah Lembaga Pendidikan Al-Qur'an Al-yasini
Pasuruan 2014-2015 Crew Forum Mahasiswa Jurnalistik 2015-2016 Himpunan Mahasiswa
Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemnekes Malang 2015-2017. Semoga beberapa Tulisan
sederhana saya bisa bermanfaat

MAKALAH KEPERAWATAN TERMINAL dan BANTUAN TERHADAP KELUARGA PASIEN TERMINAL

September 26, 2015


“PANDANGAN AGAMA TERHADAP PERAWATAN TERMINAL DAN BANTUAN TERHADAP
KELUARGA PASIEN TERMINAL ”

Dosen Pembimbing :

Abdul Hamdah, M.Ag

Muhammad Sahri (1501200083)

Diana Rokhmatul Laily Hadi (1501200081)

Khoirunnisa Enggar Kusuma (1501200082)

POLTEKKES KEMENKES MALANG

D-III KEPERAWATAN LAWANG

Jl. A.Yani, Lawang, Kabupaten Malang, Telpon (0341) 427487

2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang maha Esa karena atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Keperawatan Terhadap
Pasien Terminal dan Membatu Keluarga Pasien Terminal” Makalah ini disusun untuk
melengkapi tugas Agama dan dapat juga dijadikan pedoman untuk kalangan masyarakat.

Terima kasih tak lupa kami ucapkan kepada dosen pembimbing kami yaitu Pak Abdul Hannan,
M.Ag. Serta kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah
ini,sehingga makalah ini dapat terselesaikan sesuai rencana.

Dengan ini kami mohon saran dan kritikannya atas kurang lebihnya makalah ini. Semoga
bermanfaat bagi seluruh pembaca.

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. LATAR BELAKANG 1

1.3 RUMUSAN MASALAH 2

1.2. TUJUAN 3

1.3. RUANG LINGKUP MATERI 4

BAB II DASAR TEORI 5

BAB III PEMBAHASAN 6

3.1. PENGERTIAN 6

3.2. TUJUAN 6

3.3. INDIKASI 7

3.4. TAHAPAN MENJELANG AJAL 7

3.5. TANDA-TANDA KEMATIAN 11

3.6. PERAWATAN JENAZAH 14

3.7. BANTUAN KELUARGA PASIEN TERMINAL 15

BAB IV PENUTUP 17

4.1. KESIMPULAN 17

4.2. KRITIK DAN SARAN 18

DAFTAR PUSTAKA 19
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Hidup adalah serangkaian kehilangan dan pencapaian. Kehilangan dan kematian adalah
peristiwa dari pengalaman manusia yang bersifat universal dan unik secara individual. Seorang
anak yang mulai berjalan mencapai kemandiriannya dengan mobilitas. Seorang lansia dengan
perubahan visual dan pendengaran mungkin kehilangan keterandalan dirinya.

Kematian suatu bagian kehidupan yang tak dapat dihindari dan bagian yang paling sulit untuk
diterima. Setiap orang meninggal dengan unit dan oleh karena itu harus dirawat secara intensif,
karena itu perawat harus mengembangkan dan mempertahankan hubungan kebutuhan
perseptif positif dengan pasien dan keluarga yang akan memungkinkan pasien meninggal dalam
keadaan nyaman dan dengan terhormat.

Kematian dapat merupakan suatu pengalaman yang luar biasa sehingga dapat mempengaruhi
seseorang menjelang ajal dan keluarga, teman, dan pemberi asuhan mereka. Cara seseorang
meninggal mencerminkan gaya kehidupan orang tersebut, latar budaya keluarga, keyakinan,
dan sikap tentang kehidupan dan kematian.
1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu Keadaan terminal itu ?

2. Apa Tujuan utama perawatan terminal itu ?

3. Bagaimana perawatan terminal itu ?

4. Apa saja bantuan terhadap keluarga pasien terminal ?


1.3 TUJUAN

Penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan dan diharapkan bermanfaat bagi
kita semua. .

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penulisan makalah ini ditujukan untuk :

1. Untuk mengetahui apa definisi perawatan terminal.

2. Untuk mengetahui tujuan perawatan terminal.

3. Untuk mengetahui cara perawatan terminal.

4. Untuk mengetahui bantuan yang diperuntukkan kepada keluarga pasien termnal.


1.4 RUANG LINGKUP MATERI

Penulisan makalah ini mencakup tahapan menjelang ajal atau kematian, tanda-tanda kematian,
cara merawat jenazah, asuhan keperawatan menjelang ajal dan kematian, etika dalam bersikap
kepada pasien sekarat dan keluarganya.
BAB II

DASAR TEORI

Katakanlah, “Sesungguhnya kematian yang kamu lari dari padanya, ia pasti menemui kamu,
kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata,
lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. Al-Jumuah: 8)
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 PENGERTIAN

Keadaan terminal adalah suatu keadaan sakit di mana menurut akal sehat tidak ada harapan
lagi bagi si sakit untuk sembuh. Keadaan sakit itu dapat disebabkan oleh suatu penyakit atau
suatu kecelakaan.

3.2 TUJUAN

Ketika tidak mungkin untuk mencegah pasien meninggal, dan perawatan medis tidak mungkin
lagi atau tidak lagi bermanfaat, perawat memberikan perawatan penunjang pada pasien dan
keluarga. Tujuan utama perawatan ini adalah untuk :

Ø Mempertahankan pasien nyaman dan bebas nyeri

Ø Membuat hari-hari akhir pasien sebaik mungkin untuk pasien maupun keluarga, dengan
sedikit mungkin penderitaan

Ø Membantu pasien meninggal dengan damai

Ø Memberikan kenyamanan bagi keluarga

Penting bagi perawat yang merawat pasien menjelang ajal menyadari perasaan merekan sendiri
tentang kematian dan tentang pasien mereka. Sulit untuk melihat orang yang telah anda rawat
meninggal. Khususnya sulit bila anak atau orang muda yang meninggal. Maka dari itu kita
sebgai perawat perlu saling memberi kenyamanan dan mendukung dalam perawatan terhadap
orang menjelang ajal.
3.3 INDIKASI

Perawatan terminal ditujukan bagi pasien-pasien sekarat, yang semakin mendekati ajal atau
kematian, yang secara logis tidak akan sembuh.

Sekarat (dying) merupakan suatu kondisi pasien saat sedang menghadapi kematian, yang
memiliki berbagi hal dan harapan tertentu untuk meninggal. Kematian secara klinis merupakan
kondisi terhentinya pernapasan, nadi, dan tekanan darah serta hilangnya respon terhadap
stimulus eksternal, ditandai dengan aktivitas listrik otak terhenti. Dengan perkataan lain,
kematian merupakan kondisi terhentinya fungsi jantung, paru-paru, dan kerja otak secara
menetap. Sekarat dan kematian memiliki proses atau tahapan yang sama seperti pada
kehilangan dan berduka. Tahapan tersebut sesuai dengan tahapan Kubler-Ross, yaitu diawali
dengan penolakan, kemarahan, tawar-menawar, depresi dan penerimaan.

3.4 TAHAPAN MENJELANG AJAL

Elisabeth Kubler-Ross, seorang ahli kejiwaan dari Amerika, menjelaskan secara mendalam
respon individu dalam menghadapi kematian. Secara umum ia membedakan respon tersebut
menjadi lima fase, yaitu penyangkalan dan isolasi, marah, tawar-menawar, depresi dan
penerimaan. Berdasarkan pandangannya, Kubler-Ross menyatakan bahwa respon tersebut.

• Tidak selamanya berurutan secara tetap

• Dapat tumang tindih

• Lama tiap tahap bervariasi

• Perlu perhatian perawat secara penuh dan cermat.

Ada lima fase menjelang kematian menurut Kubler-Ross:

1. Penyangkalan dan isolasi. Karakteristiknya antara lain:

Ø Menunjukkan reaksi penyangkalan secara verbal, “ tidak, bukan saya. Itu tidak mungkin.”

Ø Secara tidak langsung pasien ingin mengatakan bahwa maut menimpa semua orang kecuali
dia.

Ø Merepresi kenyataan

Ø Mengisolasi diri dari kenyataan

Ø Tidak memperhatikan fakta-fakta yang dijelaskan padanya.


Ø Mensupresi kenyataan

Ø Meminta penguatan dari orang lain untuk penolakannya

Ø Gelisah dan cemas

Tugas perawat pada tahap ini adalah:

· Membina hubungan saling percaya

· Memberikan kesempatan pada klien untuk mengekspresikan dirinya

· Melakukan dialog di saat klien siap, dan menghentikannya ketika klien tidak mampu
menghadapi kenyataan

· Mendengarkan klien dengan penuh perhatian

2. Marah, karakteristiknya antara lain:

Ø Mengekspresikan kemarahan dan permusuhan.

Ø Menunjukkan kemarahan, kebencian, perasaan gusar, dan cemburu.

Ø Emosi tidak terkendali.

Ø Apapun yang dilihat atau dirasa akan menimbulkan keluhan pada diri individu.

Ø Menyalahkan takdir

Ø Kemungkinan akan mencela setiap orang dan segala hal yang berlaku.

Tugas perawat adalah:

Ø Menerima kondisi klien.

Ø Berhati-hati dalam memberikan penilaian, mengenali kemarahan dan emosi yang tidak
terkendali.

Ø Membiarkan klien mengungkapkan kemarahannya.

Ø Menjaga agar tidak terjadi kemarahan dekstruktif dan melibatkan keluarga.

3. Tawar-menawar. Karakteristiknya antara lain:


Ø Kemarahan mulai mereda

Ø Melakukan tawar-menawar/barter, misalnya untuk menunda kematian.

Ø Mempunyai harapan dan keinginan

Ø Terkesan sudah menerima kenyataan

Ø Berjanji pada tuhan untuk menjadi manusia yang lebih baik

Ø Cenderung membereskan segala urusan

Ø Tugas perawat adalah: sedapat mungkin berupaya agar keinginan klien terpenuhi

4. Depresi. Karakteristiknya antara lain:

Ø Mengalami proses berkabung karena dulu ditinggalkan dan sekarang akan kehilangan nyawa
sendiri.

Ø Cenderung tidak banyak bicara, sering menangis.

Ø Klien berada pada proses kehilangan segala hal yang ia cintai.

Tugas perawat adalah:

· Duduk tenang disamping klien.

· Memberi klien kesempatan untuk mengungkapkan perasaanya.

· Tidak terus-menerus memaksa klien melihat sisi terang suatu keadaan.

· Memberi dukungan dan perhatian pada klien (misalnya, sentuhan tangan dan usapan
pada rambut).

5. Penerimaan. Karakteristiknya antara lain:

Ø Mampu menerima kenyataan

Ø Merasakan kedamaian dan ketenangan.

Ø Respon verbal “ biarlah maut cepat mengambilku, karena aku sudah siap.”

Ø Merenungkan saat-saat akhir dengan pengharapan tertentu.


Ø Sering merasa lelah dan memerlukan tidur lebih banyak.

Ø Tahap ini bukan tahap yang bahagia, namun lebih mirip perasaan yang hampa

Tugas perawat adalah:

· Mendampingi klien

· Menenangkan klien dan meyakinkannya bahwa Anda akan mendampinginya sampai akhir.

· Membiarkan klien mengetahui perihal yang terjadi pada dirinya.

Upaya yang dapat perawat lakukan ketika klien melalui kelima tahap tersebut adalah menjadi
katalisator agar klien dapat mencapai tahap akhir. Upaya tersebut antara lain dilakukan dengan
mengenali dan memenuhi kebutuhan klien, mendorong dan memberikan klien kesempatan
untuk berbicara dan mengungkapkan emosinya secara bebas, selalu siap membantu klien, dan
menghormati perilaku klien.

Dampak sakit Penyakit yang diderita klien dapat berdampak khusus pada klien maupun
keluarga.

Klien

ü Menderita sampai saat kematian tiba; memerlukan bantuan dan dukungan dalam melewati
masa-masa tersebut.

ü Memutuskan perawatan yang akan dijalani

ü Mendapatkan dukungan untuk setiap keputusan yang diambilnya. Dengan kata lain ada
kecenderungan keluarga untuk memenuhi semua keinginannya.

Keluarga

ü Berpartisipasi aktif dalam perawatan untuk penyembuhan klien.

ü Memperoleh dukungan dan perhatian selama proses berduka.

ü Pandangan tentang kematian. Seiring waktu, pandangan masyarakat tentang kematian telah
mengalami perubahan. Dahulu kematian cenderung dianggap sebagai hal yang menakutkan
dan tabu. Kini, kematian telah dipandang sebagai hal yang wajar dan merupakan proses normal
kehidupan.
Dulu

ü Tragis dan memilukan

ü Tabu untuk dibicarakan

ü Menimbulkan sindrom kesedihan dan ketakutan

ü Selamanya tidak disukai.

ü Anak-anak tidak perlu mengetahui

Timbul karena perilaku buruk, pertengkaran, pembalasan, dan hukuman.

Sekarang

ü Menjadi hal yang patut dibicarakan.

ü Harus disertai dengan “niyahah”.

ü Merupakan prose salami kehidupan

ü Tidak menakutkan

ü Lebih rasional dan bijak dalam menghadapinya.

ü Merupakan proses yang progresif.

ü Sesuatu yang harus dihadapi

3.5 TANDA-TANDA KEMATIAN

Tanda-tanda kematian terbagi dalam tiga tahap, yakni menjelang kematian,saat kematian, dan
setelah kematian.

1. Mendekati kematian. Tanda-tanda fisik menjelang kematian meliputi:

a. Penurunan tonus otot

o Gerakan ekstremitas berangsur-angsur menghilang, khususnya pada kaki dan ujung kaki

o Sulit berbicara
o Tubuh semakin melemah

o Aktivitas saluran pencernaan menurun sehingga perut membuncit

o Otot rahang dan muka mengendur

o Rahang bawah cenderung turun

o Sulit menelan, refleks gerakan menurun

o Mata sedikit terbuka

b. Sirkulasi melemah

o Suhu tubuh pasien tinggi, tetapi kaki, tangan, dan ujung hidung pasien terasa dingin dan
lembap

o Kulit ekstremitas dan ujung hidung tampak kebiruan, kelabu, atau pucat

o Nadi mulai tidak teratur, lemah dan cepat

o Tekanan darah menurun

o Peredaran darah perifer terhenti

c. Kegagalan fungsi sensorik

o Sensasi nyeri menurun atau hilang

o Pandangan mata kabur/berkabut

o Kemampuan indera berangsur-angsur menurun

o Sensasi panas, lapar, dingin dan tajam menurun

d. Penurunan /kegagalan fungsi pernapasan

o Mengorok (death rattle)/ bunyi napas terdengar kasar

o Pernapasan tidak teratur dan berlangsung melalui mulut

o Pernapasan Cheyne Stokes

2. Saat kematian

a) Terhentinya pernapasan, nadi, tekanan darah, dan fungsi otak (tidak berfungsinya paru,
jantung dan otak)
b) Hilangnya respon terhadap stimulus eksternal

c) Hilangnya kontrol atas sfingter kandung kemih dan rectum (inkontinensia) akibat
peredaran darah yang terhambat; kaki dan ujung hidung menjadi dingin.

d) Hilangnya kemampuan pancaindera; hanya indera pendengaran yang paling lama dapat
berfungsi

e) Adanya garis datar pada mesin elektroensefalografi menunjukkan terhentinya aktivitas


listrik otak untuk penilaian pasti suatu kematian.

3. Setelah kematian. Fase ini ditandai dengan:

a. Livor mortis (lebam mayat)

Merupakan bercak merah-ungu(livide) pada bagian terbawah tubuh karena penumpukan


eritrosit pada lokasi terenda akibat pengaruh gravitasi, kecuali bagian tubuh ynang tertekan
alas keras. Mulai tampak 20-30 menit pascamati, makin lama makin luas dan lengkap, akhirnya
menetap setelah 8-12 jam.

b. Rigor mortis (kaku mayat)

Terjadi bila cadangan glikogen dalam otot habis maka energy tidak terbentuk dan aktin-miosin
menggumpal sehingga otot menjadi kaku. Pemeriksaan kaku mayat dilakukan pada persendian,
mulai tampak 2 jam setelah mati klinis, arahnya sentripetal(dari luar ke dalam), menjadi
lengkap dalam 12 jam, dipertahankan selama 12 jam, kemudian menghilang sesuai urutan
terbentuknya. 7

Faktor yang mempercepat terjadinya kaku mayat diantaranya aktivitas fisik prakematian, suhu
tubuh yang tinggi, tubuh kurus, suhu lingkungan tinggi. Kaku mayat merupakan tanda pasti
kematian dan dapat digunakan untuk menentukan saat kematian.

c. Algor mortis (penurunan suhu tubuh)

Terjadi karena proses pemindahan panas dari tubuh yang panas ke lingkungan yang lebih dingin
dengan cara radiasi, konduksi, evaporasi, dan konveksi. Penurunan suhu tubuh lebih cepat
terjadi pada suhu sekeliling yang rendah, lingkungan berangin dengan kelembaban rendah,
tubuh kurus, posisi telentang, tidak berpakaian/tipis, umumnya orang tua dan anak kecil.
Berguna untuk penghitungan saat kematian.

d. Dekomposisi (pembusukan)

Merupakan proses degradasi jaringan akibat autolysis dan kerja bakteri. Pembusukan mulai
tampak kira-kira 24 jam pascamati berupa perubahan warna kehijauan pada perut kanan
bawah yang secara bertahap menyebar ke seluruh perut dan dada, menyertai terciumnya bau
busuk. Pembuluh darah bawah kulit akan melebar, hijau kehitaman, kemudian kulit ari
terkelupas/menggelembung, lama-lama gas menyebabkan pembengkakan tubuh menyeluruh,
terutama pada jaringan longgar. Rambut dan kuku mudah dicabut, seluruh wajah membengkak
warna ungu kehijauan. Kira-kira 36-48 jam pascamati akan dijumpai larva lalat.

e. Adiposera (lilin mayat)

Adalah perubahan postmortem berupa terbentuknya bahan yang berwarna keputihah, lunak,
atau berminyak, berbau tengik dalam jaringan lunak tubuh pascamati. Terbebtuk di sembarang
lemak tubuh, tetapi lemak superficial yang pertama kali terkena. Adiposera akan membuat
tubuh utuh hingga bertahun-tahun sehingga identifikasi mayat dan luka masih dapat dilakukan
lama setelah kematian.

f. Mumifikasi

Proses penguapan cairan atau dehidrasi jaringan yang cukup cepat sehingga terjadi
pengeringan jaringan yang selanjutnya dapat menghentikan pembusukan. Jaringan berubah
menjadi keras dan kering, keriput, gelap, dan tidak membusuk. Terjadi pada suhu hangat,
kelembaban rendah, aliran udara yang baik, tubuh yang dehidrasi dan waktu yang lama (12-14)
minggu.

3.6. PERAWATAN JENAZAH

a) Tempatkan dan atur jenazah pada posisi anatomis.

b) Singkirkan pakaian.

c) Lepaskan semua alat kesehatan.


d) Bersihkan tubuh dari noda dan kotoran.

e) Tempatkan kedua tangan jenazah di atas abdomen dan ikat pergelangannya (bergantung
dari kepercayaan atau agama)

f) Tempatkan satu bantal di bawah kepala.

g) Tutup kelopak mata, jika tidak ada tutup, bisa menggunakan kapas basah.

h) Katupkan rahang atau mulut, kemudian ikat dan letakkan gulungan handuk di bawah dagu.

i) Letakkan alas di bawah glutea.

j) Tutup sampai sebatas bahu, kepala ditutup demgan kain tipis.

k) Catat semua milik pasien dan berikan pada keluarga.

l) Beri kartu atau tanda pengenal.

m) Bungkus jenazah dengan kain panjang.

ü Perawatan Jenazah yang akan Diotopsi

1. Ikuti prosedur rumah sakit dan jangan lepas alat kesehatan.

2. Beri label pada pembungkus jenazah.

3. Beri label pada alat protesis yang digunakan.

4. Tempatkan jenazah pada lemari pendingin.

ü Perawatan terhadap keluarga

1. Dengarkan ekspresi keluarga

2. Beri kesempatan keluarga untuk bersama dengan jenazah beberapa saat.

3. Siapkan ruangan khusus untun berduka.

4. Bantu keluarga untuk membuat keputusan dan perencanaan pada jenazah.

5. Beri dukungan jika terjadi disfungsi berduka.

3.5 BANTUAN TERHADAP KELUARGA PASIEN TERMINAL


• Saat memberikan informasi diagnosis terhadap keluarga pasien terminal seorang dokter
atau perawat harus memberikannya secara hati-hati dan perlahan agar tidak mengguncang
keluarga pasien

• Menghibur seta memberi pengertian terhadap keluarga pasien

• Banyak memberikan waktu keluarga terhadap pasien terminal

• Menekan kesedihan keluarga pasien dengan banyak beribadah kepada Allah SWT

• Menyerahkan semua atau bertawakal terhadap Allah SWT

• Mendekatkan diri kepada Allah SWT

• Berusaha untuk tegar dan kuat didepan pasien terminal


BAB IV

PENUTUP

4.1. KESIMPULAN

Keadaan terminal adalah suatu keadaan sakit di mana menurut akal sehat tidak ada harapan
lagi bagi si sakit untuk sembuh. Keadaan sakit itu dapat disebabkan oleh suatu penyakit atau
suatu kecelakaan.

Tujuan utama perawatan ini adalah untuk :

• Mempertahankan pasien nyaman dan bebas nyeri

• Membuat hari-hari akhir pasien sebaik mungkin untuk pasien maupun keluarga, dengan
sedikit mungkin penderitaan

• Membantu pasien meninggal dengan damai

• Memberikan kenyamanan bagi keluarga

Perawatan terminal ditujukan bagi pasien-pasien sekarat, yang semakin mendekati ajal atau
kematian, yang secara logis tidak akan sembuh.

4.2.KRITIK dan SARAN


Dalam pengerjaan makalah ini, kami sangat bersyukur karena telah dibimbing dengan sangat
baik, namun agar lebih efektif, kiranya diberikan waktu yang lebih efisien sehingga diperoleh
hasil yang lebih memuaskan.

DAFTAR PUSTAKA

Anshul. 2008. Perawatan Pasien Sekarat. In www.sweetadvice02.blogspot.com. Last Update 20


Oktober 2009 Diposkan oleh Mustamin Smafy di 19.56 (diakses, 20 Maret 2014)
Erik. 2009. Konsep Pasien Terminal. in www.erik-acver-qincai.blogspot.com. Lats Update 20
Oktober 2009

Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Ed. 3, cet.1 Jilid 2.

Jakarta: Media Aesculapius

Mubarak, Wahid Iqbal dan Chayatin, Nurul. 2007. Buku Ajar KDM

Teori dan Aplikasi. Jakarta: EGC

Porter dan Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Vol 1. Jakarta: EGC

Tucker, Susan Martin dkk.1998. Standar Perawatan Pasien. Jakarta: EGC

Wahyuningsih dan Subekti. 2005. Pedoman Perawatan Pasien. Jakarta: EGC


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lomba Desain Poster Hari Sumpah Pemuda 2016

Juni 02, 2017

Gambar

MANA SUMPAHMU? diselenggarakan oleh Forum Komunikasi Mahasiswa Poltekkes se-


Indonesia 28 Oktober 2016

designed by Diana R Mahasiswa Keperawatan Poltekkes Kemenkes Malang

BACA SELENGKAPNYA

PERTOLONGAN PERTAMA PADA BERBAGAI KONDISI (AIR PANAS, MINYAK PANAS, DIGIGIT ULAR,
ASMA, KEJANG, VERTIGO, KNALPOT, DLL)

Januari 14, 2019

Gambar
Banyak diantara kita yang masih belum mengerti pertolongan pertama pada berbagai kondisi
yang menurut kita membahayakan apalagi saat kita paniqueeee hehe.

yuk simak cara-cara mengatasinya :)

1. TERSIRAM AIR PANAS

Pertolongan pertama tersiram air panas

Apa yang harus dilakukan saat kita tersiram air panas?

Sebelum kita melakukan pertolongan pertama alangkah baiknya kita mengetahui prinsip
pertolongan pertama saat tersiram air panas. yaitu sebagai berikut :

•Mengurangi rasa sakit atau panas akibat tersiram air panas tsb.

•Mencegah Kulit melepuh atau menghindari meluasnya kulit yang melepuh.

•Mencegah resiko infeksi.

Penanganan pertama saat tersiram dapat mencegah kerusakan lebih lanjut bagian tubuh yang
tersiram dan juga dapat mencegah bekas luka. Karena bila penanganan yang salah dapat
berakibat luka menjadi infeksi dan meninggalkan bekas luka yang sulit di sembuhkan.

Berikutan Pertolongan pertama saat tersiram air panas:

1.Jangan panik dan tetap tenang

2.Aliri bagian tubuh yang tersiram air p…


BACA SELENGKAPNYA

Diberdayakan oleh Blogger

Gambar tema oleh Galeries

Viewers

2315

Foto saya

DIANA ROKHMATUL LAILY HADI

segala kekurangan dalam diriku yang kan terpendam tanpa batas

KUNJUNGI PROFIL

Arsip Blog dara

Laporkan Penyalahgunaan

Diana Rokhmatul Laily Hadi

Anda mungkin juga menyukai