Tgas
Tgas
1 Biologi
a. Pengolahan Aerobik Unit pengolahan aerobik adalah untuk pengolahan kriteria Teknis
lanjutan yang disebut dengan secondary treatment atau Prasarana dan sarana
pengolahan sekunder. Pemilihan unit yang akan Pengelolaan Air
dipakai untuk pengolahan ini tergantung besar beban - - Limbah, PU, 2006)
(biologi dan hidrolis) yang akan diolah dan bergantung
pada hasil pengolahan yang dikehendaki (ultimate
objective).
Kolam Aerasi untuk membantu mekanisasi pasokan oksigen terlarut kriteria Teknis
(aerated lagoon) di dalam air. Prasarana dan sarana
- -
Pengelolaan Air
Limbah, PU, 2006)
Kolam Aerasi Tipe ini selaras dengan kolam algae pada pada kolam Gambar 1 Konsentrasi solid (mg/l) = 30 –
Fakultatif stabilisasi, hanya oksigen yang diperlukan disuplai 150
melalui aerator dan bukan melalui proses fotosintesis Waktu detensi (hari) = 3 – 6
algae. Dalam kolam (m) = 3 – 5
Efisiensi penysisihan BOD (%) =
75 – 90%
Kebutuhan lahan (m2/kapita) =
0,15 – 0,45
Kebutuhan oxigen+) = 0,6 – 0,8
HP/1000 orang = 1,0 – 1,3
HP/1000 m3/kolam = 1,0 – 1,5
Tipe Aerobic Flow prinsipnya menempatkan aerator yang dapat Gambar 2 Konsentrasi solid (mg/l) = 30 –
Through mengangkat seluruh endapan tersuspensi dalam aliran 300
sehingga dianggap terjadi pengadukan lengkap dari Waktu detensi (hari) = 2-5
seluruh sisi kolam sebagaimana terjadi pada aerasi di Dalam kolam (m) = 3 – 5
tangki sistem activated sludge/lumpur aktif Efisiensi penysisihan BOD (%) =
70 – 85%
Kebutuhan lahan (m2/kapita) =
0,10 – 0,35
Kebutuhan oxigen+) = 0,6 – 0,8
HP/1000 orang = 1,0 – 1,3
HP/1000 m3/kolam = 3,5– 5,2
Tipe Aerated merupakan pengembangan dari proses lumpur aktif Gambar 3 Konsentrasi solid (mg/l) = 4000 –
lagoon Extended konvensional (standar) yang secara umum terdiri dari 5000
Aearation bak pengendap awal, bak aerasi, dan bak pengendap Waktu detensi (hari) = 0,7 – 1
akhir, serta bak klorinasi untuk membunuh bakteri Dalam kolam (m) = 3 – 5
pathogen. Hanya saja khusus untuk extended Aeration, Efisiensi penysisihan BOD (%) =
tidak memerlukan bak pengendap awal. 95 – 98%
Kebutuhan lahan (m2/kapita) =
0,13 – 0,25
Kebutuhan oxigen+) = 1,2 – 1,8
HP/1000 orang = 2,0 – 3,0
HP/1000 m3/kolam = 1,5 – 2,5
Lumpur Aktif Lumpur aktif adalah seluruh lumpur yang tersuspensi kriteria Teknis
(Activated Sludge) dan diberi oksigen sehingga seluruh mikroorganisme Prasarana dan sarana
aerobik yang ada dan melekat dengan lumpur menjadi Pengelolaan Air
sangat aktif. Ada dua jenis lumpur aktif yaitu tipe Limbah, PU, 2006)
konvensional dan tipe extended aeration.
Activated sludge Jenis aliran = Plug
conventional Waktu tinggal lumpur (jam) = 5-15
Rasio Makanan / Mikroba = 0,2-
0,4
Beban Aerator (kg/m3). hari) = 0,3
– 0,6
MLSS (mg/l) = 1.500-2.000
Periode aerasi (jam) = 4-8
Rasio Resirkulasi = 0,25-0,5
Extended Aeration Jenis aliran = Mix
Waktu tinggal lumpur (jam) = 20-
30
Rasio Makanan / Mikroba = 0,05 –
0,1
Beban Aerator (kg/m3).hari) = 0,1-
0,4
MLSS (mg/l) = 3.000 6.000
Periode aerasi (jam) = 18-36
Rasio Resirkulasi = 0,5-2
Kolam Aerasi Jenis aliran = Plug
Waktu tinggal lumpur (jam) = -
Rasio Makanan / Mikroba = -
Beban Aerator (kg/m3. hari) = 0,1
MLSS (mg/l) = 250-300
Periode aerasi (jam)= inter –mittent
Rasio Resirkulasi = 0
Oxidation Ditch Air diputar mengikuti saluran sirkular yang cukup Consentrasi solid (mg/ltr) = 5000-
panjang untuk tujuan aerasi dengan alat mekanik rotor 6000
seperti sikat baja yang berbentuk silinder Td (hari) = 0,7-1
Dalam kolam(m)= 3-5
Eff BOD removal % = 95-98
Keb. Lahan m2/cap = 0,13-0,35
Kebutuhan oxigen+) = 1,2 – 1,8
HP/1000 orang = 2,0 – 3,0
HP/1000 m3/kolam = 1,5 – 2,5
Kolam stabilisasi Pengolahan sistem ini menggunakan teknolgi paling Pengolahan effektif bila influent
fakultatif sederhana yaitu proses mengandalkan O2 dari BOD < 250 mg/l
fotosintesis algae. Sedangkan penguraian bakteri Kedalaman kolam 1.5 m – 2.0 m
terhadap bahan organik menjadi posfat dan amoniak Akumulasi lumpur 30 cm untuk 5
diperlukan algae sebagai nutrisinya (fertilizer) untuk tahun
pertumbuhannya. Untuk mencapai kondisi fakultatif di Keperluan lahan = 0.5 m2/capita
dalam kolam, maka kedalaman kolam berkisar antara jika menggunakan kolam
1,5-2 m sehingga pada bagian permukaan terjadi proses anaerobik sebelumnya dan 1.0 m2
aerobik dan pada bagian dasar kolam terjadi proses / capita jika tdk mengunakan
anaerobik algae
RBC ( Rotating Prinsip pengolahan dengan RBC adalah pengolahan Beban organik untuk piringan 20
Biological Contactor) zat-zat organik yang ada pada air limbah dengan gr BOD/ m2 luas piringan.hari
mengunakan bakteri yang melekat pada media berbeda Jarak antar piringan (3-5) cm
dengan trickling filter yang menggunakan filter media Diameter Piringan (1,5-3) m
yang diam sebagai tempat koloni bakteri berkembang. Waktu detensi dalam bak (2-4)
Air limbah dicurahkan ke atas filter media tersebut jam
secara intermittent untuk mendapatkan kondisi aerob. Kedalaman bak piringan
Sebagaimana umumnya koloni bakteri tersebut bergantung tinggi bagian piringan
menghasikan lendir (film) dari proses sintesa. Lendir- yang terbenam dalam air, misal
lendir ini berkembang menutupi celah (void) diantara untuk piringan diameter 3m maka
media sehingga terjadi penumbatan yang akan kedalam air dalam bak 2 m
menghambat aliran. Oleh karena itu, secara periodik Kebutuhan listrik untuk rotor 8-10
perlu adanya pembilasan. Kw.jam/(orang.tahun)
Produksi lumpur (0,4-0,5) kg / kg
penyisihan BOD
Sistem IPAL Bio- Air limpasan dari bak pengendap awal selanjutnya Bak Pengendap Awal
filter dialirkan ke bak kontaktor anaerob dengan arah aliran Waktu Tinggal (Retention Time)
dari atas ke bawah, dan dari bawah ke atas. Bak rata-rata = 3-5 jam
kontaktor anaerob diisi dengan media dari bahan Beban Permukaan = 20-50
plastik tipe sarang tawon. Jumlah bak kontaktor m3/m2.hari (JWWA)
anaerob terdiri dari dua buah ruangan. Penguraian zat- Biofilter Anaerob
zat organik yang ada dalam air limbah dilakukan oleh Waktu Tinggal (Retention Time)
bakteri anaerobik atau fakultatif aerobik. Setelah rata-rata = 6-8 jam
beberapa hari operasi, pada permukaan media filter Tinggi ruang lumpur
akan tumbuh lapisan film mikroorganisme. = 0,5 m
Mikroorganisme inilah yang akan menguraikan zat Tinggi Bed Media pembiakan
organik yang belum sempat terurai pada bak mikroba = 0,9-1,5 m
pengendap. Tinggi air di atas bed media = 20
cm
BOD per satuan permukaan
media (LA) = 5-30 g
BOD/m2.hari
Biofilter Aerob
Waktu Tinggal (Retention Time)
rata-rata = 6-8 jam
Tinggi ruang lumpur = 0,5 m
Tinggi Bed Media pembiakan
mikroba = 1,2 m
Tinggi air di atas bed media = 20
cm
Beban BOD per satuan
permukaan media (LA) = 5-30 g
BOD/m2.hari
Bak Pengendap Akhir
Waktu Tinggal (retention time)
rata-rata = 2-5 jam
Beban Permukaan (Surface
Loading) rata-rata = 10
m3/m2.hari
Beban Permukaan = 20-50
m3/m2.hari
Media Pembiakan Mikroba
Tipe : Sarang Tawon (Cross
flow)
Material : PVC Sheet
Ketebalan : 0,15 – 0,23 mm
Luas Kontak Spesifik : 150 –
226 m2/m3
Diameter lubang : 2 cm x 2 cm
Warna : hitam atau transparan
Berat Spesifik : 30 – 35 kg/m3
Porositas Rongga : 0,9
o Stabilisasi Lumpur Tujuan stabilisasi lumpur adalah mengurangi bakteri 1. Standard Rate
Dengan Sludge pathogen, mengurangi bau yang menyengat dan Lama Pengeraman (SRT)
Digester mengendalikan pembusukan zat organik. Stabilisasi ini (hari) 30 – 60
dapat dilakukan dengan proses kimia, fisika dan Sludge loading (kg
biologi. Umumnya proses biologi banyak digunakan VS/m3.hari) 0,64 – 1,60
dalam proses pengeraman secara anaerobik yang Kriteria volume Pengendapan
disebut anaerobic digester. I (m3/kapita) 0,03 – 0,04
Pengendapan I + II (dari
activated sludge) (m3/kapita)
0,06 – 0,08
Pengendapan I + II (trickling
filter) (m3/kapita) 0,06 – 0,14
Konsentrasi solid (lumpur
kering) yg masuk (%) 2 – 4
Konsentrasi setelah pengerama
= 4-6
2. High rate
Lama Pengeraman (SRT)
(hari) 10 – 30
Sludge loading (kg
VS/m3.hari) 2,40 – 6,41
Kriteria volume Pengendapan
I (m3/kapita) 0,02 – 0,03
Pengendapan I + II (dari
activated sludge) (m3/kapita)
0,02 – 0,04
Pengendapan I + II (trickling
filter) (m3/kapita) 0,02 – 0,04
Konsentrasi solid (lumpur
kering) yg masuk (%) 4 – 6
Konsentrasi setelah pengerama
= 4-6
2 Fisika
a. Sumur pengumpul Menampung air limbah dari saluran air limbah ( Pada sumur kering dan basah, air Metcalf&Eddy, 2003
intercepting sewer ) yang kedalamannya berada di dengan gas harus dipisah dengan
bawah permukaan instalasi pengolahan air limbah memberi jalan masuk yang berbeda
/ terpisah untuk masing-masing
Sumur basah Mengggunakan pompa submersible atau suspended sumur. ·
/motor yang terpasang di atas level muka air di dalam Harus tersedia ventilasi untuk
sumur basah sedangkan bagian pompa terendam semua sumur kering yang berada di
bawah muka tanah dan pada sumur
basah yang ditempatkan dalam
Sumur kering Menggunakan salah satu dari self - priming / suction suatu bangunan ·
lift centrifugal pump atau pompa sumur kering / pompa Dasar sumur basah harus
dipasang dalam kompartemen yang terpisah dengan air mempunyai kemiringan minimum
yang diisap 1:1 terhadap pompa intake.
b. Screen Menyisihkan material berukuran besar yang masuk ke
dalam WWTPyang dapat merusak unit-unit operasi,
mengurangi efisiensi kinerja WWTP& mencemari
badan air
c. GRIT CHAMBER Melindungi atau mencegah terjadinya gesekan KRITERIA DESAIN HORIZONTAL Metcalf&Eddy, 2003
pada peralatan mekanik dan pompa akibat adanya FLOW GRIT CHAMBER
pemakaian yang tidak perlu dan akibat adanya PARAMETER
abrasi Mencegah terjadinya penyumbatan pada 1.Waktu detensi (menit) = RANGE (45
pipa akibat adanya endapan kasar di dalam saluran – 90 ) TIPIKAL (60)
Mencegah timbulnya efek penyemenan di dasar 2.Kec.Horisontal (m/s) = RANGE (0,2–
sludge digester dan primary sedimentation tank 0,4 ) TIPIKAL (0,3)
Menurunkan akumulasi material inert di dalam
kolam aerasi dan sludge digester yang akan 3.Kec.mengendap removal material 60
mengurangi volume yang dapat digunakan. mesh = RANGE (1,0 -1,3) TIPIKAL
(1,15)
d. BAK PENGENDAP I Meremoval partikel yang mudah mengendap dan benda (Eddy& Metcalf,
(SEDIMENTASI) yang terapung serta mengurangi kandungan suspended 2003)
solid
ZONA INLET tempat memperhalus transisi aliran dari aliran 1. Bentuk segi empat dengan panjang: Al-Layla “ Water
influent ke aliran steady uniform di zona pengendapan lebar = 1:2 Supply Engineering
ZONA OUTLET. tempat memperhalus transisi dari settling zone ke 2. Kedalaman bak = 1-3 m
aliran effluent 3. Jumlah bak = minimum 2 bak
ZONA LUMPUR tempat menampung material yang diendapkan berupa 4. Waktu detensi = 1-3 jam
lumpur endapan 5. Slope dasar saluran = 1-2%
ZONA PENGENDAPAN tempat berlangsungnya proses pengendapan 6. Nre aliran < 2000 agar aliran
(pemisahan) partikel dari air baku, sehingga harus laminer
bebas terlepas dari 3 zona lainnya. 7. NFr > 10-5 agar tidak terjadi aliran
pendek
8. Nre partikel < 0,5 untuk
pengendapan partikel
9. Vh < Vsc agar tidak terjadi
penggerusan
10. Freeboard = 30-50 cm
11. Weir Loading = 9-13 m3/m.dt
RECTANGULAR 1. Kedalaman 3.05 – 4.6 m Tipikal Metcalf dan Eddy,
3.66m 1991
2. Panjang 15.24 – 91.44 m Tipikal
24.4 – 39.6 m
3. Lebar 3.05 – 24.4 m Tipikal 4.88
– 9.75 m
4. Flight speed 0.61 – 1.22 m/mnt
Tipikal 0.91m
CIRCULAR 1. Kedalaman 3.05 – 4.6 m Tipikal Metcalf dan Eddy,
3.66m 1991
2. Diameter 3,05 – 60,96 m Tipikal
12,2–45,72 m
3. Slope Dasar 0,75 - 2,0 in/ft
Tipikal 1 in/ft
4. Flight Travel speed 0.02– 0.05
m/mnt Tipikal 0. 03 m/mnt