Anda di halaman 1dari 10

TERMINOLOGI

1. PTP
- Perencanaan Tingkat Puskesmas.
- Proses penyusunan rencana kegiatan Puskesmas untuk tahun yang akan datang,
dilakukan secara sistematis untuk mengatasi masalah atau sebagian masalah
kesehatan masyarakat diwilayah kerjanya.

2. Manajemen Puskesmas
- Rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik untuk menghasilkan luaran
Puskesmas yang efektif dan efisien.
- Serangkaian proses yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
dan kontrol untuk mencapai sasaran/tujuan secara efektif dan efisien.

3. K4 Ibu Hamil
- Kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang ke empat atau lebih untuk
mendapatkan pelayanan Ante Natal Care (pelayanan selama masa kehamilan)
sesuai standar yang ditetapkan.
- Kontak ibu hamil yang keempat atau lebih dengan petugas kesehatan untuk
mendapatkan pemeriksan kehamilan dan pelayanan kesehatan pada trimester III,
usia kehamilan > 24 minggu.

4. Lokakarya mini
- Salah satu bentuk upaya untuk penggalangan dan pemantauan berbagai kegiatan
(puskesmas) melalui pertemuan.
- Suatu kegiatan pertemuan yang dilakukan untuk mengevaluasi kinerja
sebelumnya, mendiskusikan masalah dan jalan keluarnya, serta menyusun rencana
kerja untuk selanjutnya.

5. Penilaian Kinerja Puskesmas


- Suatu upaya untuk melakukan penilaian hasil kerja/ prestasi Puskesmas sebagai
instrumen mawas diri karena suatu upaya untuk melakukan penilaian hasil kerja/
prestasi Puskesmas.
MASALAH

1. Bagaimanakah penyelenggaraan manajemen puskesmas yang baik?


Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Puskesmas tersebut, Puskesmas harus
melaksanakan manajemen Puskesmas secara efektif dan efisien. Siklus manajemen
Puskesmas yang berkualitas merupakan rangkaian kegiatan rutin berkesinambungan,
yang dilaksanakan dalam penyelenggaraan berbagai upaya kesehatan secara bermutu,
yang harus selalu dipantau secara berkala dan teratur, diawasi dan dikendalikan
sepanjang waktu, agar kinerjanya dapat diperbaiki dan ditingkatkan dalam satu siklus
“Plan-Do-Check-Action (P-D-C-A)”.
Untuk terselenggaranya berbagai upaya kesehatan perorangan dan upaya
kesehatan masyarakat yang sesuai dengan azas penyelenggaraan Puskesmas perlu
ditunjang oleh manajeman Puskesmas yang baik.
Berikut beberapa model manajemen dan fungsi penjabarannya :
- Model PIE (planning, implementation, evaluation)
- Model POAC (planning, organizing, actuating, controling)
- Model P1 – P2 – P3 (perencanaan, pergerakan-pelaksanaan, pengawasan-
pengendalian-penilaian)
- Model ARRIF (analisis, rumusan, rencana, implementasi dan forum komunikasi)
- Model ARRIME (analisis, rumusan, rencana, implementasi, monitoring, evaluasi).
Dari berbagai model manajemen tersebut sebenarnya mempunyai fungsi
manajemen yang sama. Setiap puskesmas bebas menentukan model manajemen yang
ingin diterapkan.
Model manajemen puskesmas yang umumnya dilaksanakan yaitu model P1 –
P2 – P3.
1) P1 (Perencanaan Tingkat Puskesmas / PTP)
Dilaksanakannya penyusunan rencana kegiatan tahunan yang sistematis untuk
mengatasi masalah atau sebagian masalah kesehatan masyarakat di wilayah kerja.
Tahap perencanaan dimulai dengan mengumpulkan semua data tersebut,
menganalisisnya, merekomendasikan dan merencanakan tindak lanjutnya
(Peraturan Menteri Kesehatan No. 44 Tahun 2016). Pada tahap pengumpulan data,
diharapkan puskesmas sudah memiliki data baik data lama maupun data baru, baik
yang berasal dari Top Down, Horisontal maupun Bottom Up. Kemudian data-data
tersebut dikelompokkan sesuai kelompok penyelenggaraan (ADMEN, UKM dan
UKP), dikelompokkan pula dalam usulan peningkatan mutu dan keselamatan
pasien dan dikelompokkan sesuai dengan prioritas yang dihadapi. Penentuan
prioritas dapat dilakukan bersama-sama saat menganalisis data melalui analisis
yang direkomendasikan yaitu fish bone sebagai analisis penyebab dan penunjang
dengan bentuk seperti tulang ikan serta USG (Urgency, Severity dan Grouth)
sebagai analisis prioritas, berat ringan dan peluangnya. Hasil dari analisis data
adalah status untuk kegiatan atau program yang berhubungan dengan
penyelenggaraan puskesmas. Kemudian tersusunlah rekomendasi kegiatan apa
yang harus dilaksanakan untuk mengatasi hasil ini. Jika datanya buruk maka
kegiatannya adalah untuk memperbaiki, jika datanya standar maka kegiatannya
adalah untuk meningkatkannya dan jika datanya baik, maka kegiatannya untuk
mempertahankan.
Bagian terakhir dalam perencanaan adalah menentukan Rencana Tindak Lanjut
atau kapan kegiatan-kegiatan tersebut dilaksanakan. Penentuan harus secara detail
hingga ke tanggal pelaksanaan. Hasil akhir dari tahap ini adalah keluarlah
perencanaan tingkat puskesmas (PTP) yang terdiri atas Rencana Usulan Kegiatan
(RUK) dan ketika disesuaikan dengan ketersediaan anggaran yang ada maka
menjadi Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK).
2) P2 (Penggerakan Pelaksanaan)
Tahap pelaksanaan dan penggerakan adalah tahap melakukan apa yang sudah
direncanakan dalam tahap perencanaan. Pada tahap ini semua kegiatan yang sudah
direncanakan harus dapat terlaksana secara terukur, terjaga, jelas arahnya dan jelas
penggunaan semua penunjangnya, termasuk anggarannya. Oleh karena itu pada
tahap ini harus memiliki teknis yang dapat dipertanggungjawabkan, mulai dari
proses pelaksanaan kegiatan hingga output dan outcome yang diharapkan.
Kegiatan-kegiatan pada tahap ini dapat ditunjang oleh pertemuan-pertemuan
koordinasi seperti lokakarya mini bulanan puskesmas (lokmin) untuk lintas
program puskesmas dan Lokakarya mini tri bulanan puskesmas (loktri) untuk
lintas sektor.
3) P3 (Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Kinerja Puskesmas)
Tahap Pengawasan, pengendalian dan penilaian adalah tahap menentukan apakah
kegiatan yang dilaksanakan sudah sesuai dengan yang direncanakan atau apakah
hasil, output dan outcome sudah sesuai dengan yang diharapkan. Jjika belum
maka harus dilakukan evaluasi apa yang menyebabkan masalah tersebut,
dilanjukan dengan rekomendasi kembali kegiatan perbaikannya dan tentunya
rencana tindak lanjut kembali, begitu seterusnya sehingga akan menyerupai suatu
siklus. Siklus ini digambarkan sebagai siklus rencanakan, kerjakan, periksa dan
lakukan (plan, do, check, dan action yang disingkat dengan PDCA).
Tiga tahap puskesmas ini harus benar-benar terlaksana sehingga mampu membentuk
sistem yang kuat. Inilah sistem manajemen yang ada di puskesmas.

2. Bagaimanakah seharusnya (tahap-tahap) membuat perencanaan tingkat


puskesmas/PTP yang benar?
1) Tahap Persiapan
Langkah – langkah dalam persiapan :
a. kepala puskesmas membentuk tim perencanaan tingkat puskesmas
b. kepala puskesmas menjelaskan buku PTP kepada tim sehingga tim memahami
langkah2 PTP
c. tim penyusun PTP mempelajari kebijakan dan mendengarkan arahan strategi
dari dinkes kab/kota, dinkes propinsi dan kemkes
2) Tahap Analisa Situasi
Analisis situasi merupakan langkah awal proses penyusunan (rencana operasional)
RO Puskesmas yang bertujuan untuk identifikasi masalah. Secara konsepsual,
analisis situasi Puskesmas adalah proses berikut kecenderungannya dan faktor-
faktor yang mempengaruhi masalah tersebut, serta potensi sumber daya
Puskesmas yang dapat digunakan untuk melakukan intervensi. Analisis situasi
akan menghasilkan rumusan masalah dan berbagai faktor yang berkaitan dengan
masalah kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas serta potensi sumber
daya Puskesmas yang dapat digunakan untuk melakukan intervensi. Langkah ini
dilakukan dengan mengumpulkan dan menganalisis data atau fakta yang berkaitan
dengan masalah kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas.
Analisis ini meliputi data umum dan data khusus. Data umum ini berupa peta
wilayah dan data sumber daya (ketenagaan, obat & bahan habis pakai, peralatan,
sumber pembiayaan, sarana prasarana, data peran serta masyarakat, data penduduk
& sasaran program, data sekolah, data kesling.
3) Tahap Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK)
Terdapat 2 tahap dalam penyusunan rencana usulan kegiatan (RUK), yaitu :
a. Analisis masalah,
meliputi :
1. Identifikasi masalah,
Setiap hasil kegiatan dalam pelaksanaan tahun yang lalu ada beberapa yang
kurang / tidak berhasil mencapai target. Identifikasi masalah diutamakan
untuk kegiatan-kegiatan dengan hasil kesenjangan yang lebih besar,
permasalahan dapat dicari dari hasil Penilaian Kinerja Puskesmas, hasil
laporan SPM (Standar Pelayanan Minimal) atau dari Laporan Tahunan
Puskesmas.
2. Prioritas masalah,  LIAT MASALAH NOMOR 3
Prioritas masalah dapat dilakukan dengan cara penilaian scoring dengan
menggunakan metode USG (Urgency, Seriousness, Growth )
- Urgency (urgensi), yaitu dilihat dari tersedianya waktu, mendesak atau
tidak masalah tersebut diselesaikan.
- Seriousness (keseriusan), yaitu melihat dampak masalah tersebut
terhadap produktifitas kerja, pengaruh terhadap keberhasilan,
membahayakan sistem atau tidak, dan sebagainya.
- Growth (berkembangnya masalah), yaitu apakah masalah tersebut
berkembang sedemikian rupa sehingga sulit dicegah.
3. Merumuskan masalah,
Merumuskan masalah dengan memakai pertanyaan apa, bagaimana, berapa,
dimana dan kapan masalah tersebut ada.
4. Penyebab masalah
Dengan menggunakan diagram Tulang Ikan (Ishikawa), dapat menggali
semua penyebab masalah dari masing-masing variable : Manusia, Dana,
Metode, Material dan Lingkungan.
b. Penyusunan RUK
Pada dasarnya menyusun RUK harus memperhatikan berbagai kebijakan yang
berlaku secara global, nasional maupun daerah sesuai dengan hasil kajian data
dan informasi yang tersedia di puskesmas. Puskesmas haruslah
mempertimbangkan masukan dari masyarakat melalui Konsil Kesehatan
Kecamatan/Badan Penyantun Puskesmas. Rencana usulan kegiatan harus
dilengkapi pula dengan usulan pembiayaan untuk kebutuhan rutin, sarana,
prasarana, dan operasional puskesmas. RUK yang disusun tersebut merupakan
RUK untuk tahun mendatang (H+1). Penyusunan RUK tersebut disusun pada
bulan januari tahun berjalan (H) berdasarkan hasil kajian pencapaian kegiatan
pada tahun sebelumnya (H-1). Dalam hal ini diharapkan penyusunan RUK
telah selesai dilaksanakan di puskesmas pada akhir bulan januari tahun
berjalan (H).
Setelah menyusun, kemudian RUK tersebut dibahas di Dinas kabupaten/kota,
kemudian diajukan ke Pemerintah Daerah kabupaten/kota melalui Dinas
kesehatan kabupaten/kota. RUK yang terangkum dalam usulan Dinas
kesehatan kabupaten/kota akan diajukan ke DPRD untuk memperoleh
persetujuan pembiayaan dan dukungan politis.
Setelah mendapat persetujuan, selanjutnya diserahkan ke puskesmas melalui
dinas kesehatan kabupaten/kota. Berdasarkan alokasi biaya yang disetujui
tersebut puskesmas menyusun rencana pelaksanaan kegiatan.
4) Tahap Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)
Setelah RUK disetujui, dengan alokasi biaya yang ditentukan, puskesmas
membuat rencana pelaksanaan kegiatan. Sumber pembiayaan puskesmas selain
dari anggaran daerah (DAU), adalah dari pusat dan pinjaman/bantuan luar negeri
yang dialokasikan melalui dinas kesehatan kabupaten/kota.
RPK disusun dengan melakukan penyesuaian dan tetap mempertimbangkan
masukan dari masyarakat. Penyesuaian ini dilakukan, karena RPK yang disusun
adalah persetujuan atas RUK tahun lalu (H-1), alokasi yang diterima tidak selalu
sesuai dengan yang diusulkan, adanya perubahan sasaran kegiatan, tambahan
anggaran (selain dari DAU), dan lain-lainnya. Penyusunan RPK dilaksanakan
pada bulan Januari tahun berjalan, dalam forum lokakarya mini yang pertama.

3. Bagaimanakah cara (teknik apa saja) untuk mengetahui prioritas masalah yang
harus dipecahkan pada saat proses perencanaan (P1)?
1) Metode USG
- Urgency (urgensi), yaitu dilihat dari tersedianya waktu, mendesak atau tidak
masalah tersebut diselesaikan.
- Seriousness (keseriusan), yaitu melihat dampak masalah tersebut terhadap
produktifitas kerja, pengaruh terhadap keberhasilan, membahayakan sistem
atau tidak, dan sebagainya.
- Growth (berkembangnya masalah), yaitu apakah masalah tersebut berkembang
sedemikian rupa sehingga sulit dicegah.
2) Teknik Delphi
Yaitu masalah-masalah didiskusikan oleh sekelompok orang yang mempunyai
keahlian yang sama. Melalui diskusi tersebut akan menghasilkan prioritas
masalah yang disepakati bersama.
3) Teknik Delbeq
Melalui diskusi kelompok, namun peserta diskusi terdiri dari peserta yang tidak
sama keahliannya, maka sebelumnya dijelaskan dulu sehingga mereka
mempunyai persepsi yang sama terhadap masalah-masalah yang akan dibahas.
Hasil diskusi ini adalah prioritas masalah yang disepakati bersama.

4. Apakah tujuan dilaksanakannya lokakarya mini?


Tujuan umum Lokakarya Mini Puskesmas adalah untuk meningkatkan fungsi
Puskesmas melalui penggalangan kerja sama tim baik lintas program maupun lintas
sektor serta terlaksananya kegiatan Puskesmas sesuai dengan perencanaan.
Sedangkan tujuan khusus Minlok Puskesmas antara lain untuk :
- Tergalangnya kerjasama tim baik lintas program maupun lintas sektor.
- Terpantaunya hasil kegiatan Puskesmas sesuai dengan perencanaan.
- Teridentifikasinya masalah dan hambatan dalam pelaksanaan kegiatan Puskesmas.
- Teridentifikasinya penyebab masalah serta diupayakannya pemecahan masalah.
- Tersusunnya rencana kerja untuk periode selanjutnya.

5. Apa saja jenis-jenis lokakarya yang dapat dilaksanakan oleh puskesmas dalam
melaksanakan P2?
4) Berdasarkan ruang lingkup
- Lokakarya mini lintas program
Dilaksanakan untuk memantau pelaksanaan kegiatan Puskesmas berdasarkan
perencanaan dan memecahkan masalah yang dihadapi serta tersusunnya rencana
kerja baru. Biasanya dihadiri oleh berbagai bidang dalam puskesmas,
puskesmas, pembantu, bidan desa (intinya masih orang kesehatan).
- Lokakarya mini lintas sektor
Untuk meningkatkan peran serta masyarakat dan dukungan sektor-sektor yang
bersangkutan dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan. Dihadiri oleh sektor-
sektor lain yang terkait. Misalnya camat/lurah, dinas pendidikan, atau dinas
lainnya yang terkait. Biasanya membahas tentang kerjasama dalam pemecahan
suatu masalah.
5) Berdasarkan waktu pelaksanaan
- Lokakarya mini bulanan
Merupakan pemantauan hasil kerja petugas puskesmas dengan cara
membandingkan rencana kerja bulan lalu dari setiap petugas dengan hasil
kegiatannya dan membandingkan cakupan kegiatan dari daerah binaan dengan
targetnya serta tersusunnya rencana kerja bulan berikutnya.
Intinya dilaksanakan tiap bulan dan biasanya lintas program.
- Lokakarya mini triwulan
Merupakan pemantauan pelaksanaan kerjasama lintas sektoral dengan lokakarya
mini yang diselenggarakan setiap tiga bulan.
Intinya dilaksanakan tiap tiga bulan dan lintas sektor.

6. Apa saja upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk peningkatan kesehatan


masyarakat oleh puskesmas?
Upaya kesehatan masyarakat merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memelihara,
meningkatkan, serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan
dengan sasaran keluarga, kelompok, dan masyarakat. Pelayanan kesehatan
masyarakat ini dilakukan oleh puskesmas maupun dokter keluarga.
Upaya-upaya peningkatan kesehatan masyarakat meliputi:
6) Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial
- Promosi kesehatan, seperti pola hidup yang sehat (olahraga, PHBS, dsb) agar
lebih tahan terhadap penyakit.
- Pelayanan kesehatan lingkungan.
- Pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA) dan keluarga berencana (KB),
misalnya K1-K4 untuk mencegah komplikasi kehamilan dan pasca melahirkan.
- Pelayan gizi, untuk mencegah penyakit-penyakit yang diakibatkan oleh status
gizi.
- Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit, misalnya imunisasi.
- Pelayanan pengobatan bagi penduduk yang sakit melalui pelayanan medis.
7) Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan
Merupakan upaya kesehatan masyarakat yang kegiatannya memerlukan upaya
yang sifatnya inovatif dan/atau bersifat ekstensifikasi dan intensifikasi pelayanan,
disesuaikan dengan prioritas masalah kesehatan, kekhususan wilayah kerja dan
potensi sumber daya yang tersedia di masing-masing puskesmas.

7. Tentang penilaian kinerja puskesmas (P3)


1) Tujuan dan manfaat kinerja puskesmas
Tujuan Umum
Tercapainya tingkat kinerja Puskesmas yang berkualitas secara optimal dalam
mendukung pencapaian tujuan pembangunan kesehatan kabupaten / kota.
Tujuan Khusus
- Mendapatkan gambaran tingkat pencapaian hasil cakupan dan mutu kegiatan
serta manajemen Puskesmas pada akhir tahun kegiatan.
- Mendapatkan gambaran tingkat pencapaian hasil cakupan dan mutu kegiatan
serta manajemen Puskesmas pada akhir tahun kegiatan.
- Mengetahui tingkat kinerja Puskesmas pada akhir tahun berdasarkan urutan
peringkat kategori kelompok Puskesmas.
- Mendapatkan informasi analisis kinerja Puskesmas dan bahan masukan dalam
penyusunan rencana kegiatan Puskesmas dan dinas kesehatan kabupaten/kota
untuk tahun yang akan datang.

Manfaat Penilaian Kinerja Puskesmas :

- Puskesmas mengetahui tingkat pencapaian (prestasi) kunjungan dibandingkan


dengan target yang harus dicapai.
- Puskesmas dapat melakukan identifikasi dan analisis masalah, mencari
penyebab dan latar belakang serta hambatan masalah kesehatan di wilayah
kerjanya berdasarkan adanya kesenjangan pencapaian kinerja Puskesmas
(output dan outcome)
- Puskesmas dan dinas kesehatan kabupaten/kota dapat menetapkan tingkat
urgensi suatu kegiatan untuk dilaksanakan segera pada tahun yang akan datang
berdasarkan prioritasnya.
- Dinas kesehatan kabupaten/kota dapat menetapkan dan mendukung kebutuhan
sumber daya Puskesmas dan urgensi pembinaan Puskesmas.
2) Ruang Lingkup Penilaian Kinerja Puskesmas
- Penilaian pencapaian hasil cakupan kegiatan pelayanan (output): terdiri dari 6
kelompok program kesehatan dasar yaitu promosi kesehatan, kesling, KIA & KB,
gizi, P2M, dan pengobatan.
- Penilaian pencapaian mutu pelayanan.
- Penilaian kinerja puskesmas hasil manajemen puskesmas.

Anda mungkin juga menyukai