Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Post Partum merupakan keadaan dimana dimulainya setelah plasenta
lahir dan berakhir ketika organ kandungan kembali seperti keadaan semula
dan sebelum hamil yang berlangsung sekitar 6 minggu (Syafrudin, &
Hamidah,, 2009).
Masa post partum dimulai setelah kelahiran dari plasenta dan akan
berakhir saat alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula sebelum
hamil. Masa post partum di mulai 2 jam sejak melahirkan sampai 6 minggu
pasca melahirkan atau 42 hari (Risa & Rika, 2014). Masa nifas ini
mengharuskan ibu untuk beristirahat yang cukup banyak dan tidak banyak
bergerak, karena untuk mencegah terjadinya perdarahan. Selain beristirahat
ibu post partum juga harus menjaga pola asupan nutrisi yang bergizi serta
banyak minum sekitar 1.500 ml per hari. Dan jumlah kalori yang dibutuhkan
ibu post partum sekitar 2.100 kalori, yang akan digunakan untuk pemulihan
organ reproduksi dan juga untuk menjadi produksi Air Susu Ibu (ASI)
(Sinsin, 2008).
Angka kematian bayi di Indonesia berdasarkan hasil Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) hingga tahun 2007 masih cukup
tinggi yaitu 34/1000 kelahiran hidup artinya 34 bayi meninggal dalam setiap
1000 kelahiran. Angka tersebut masih lebih tinggi dibanding Malaysia dan
singapura yang masing-masing 16/1000 dan 2/1000 kelahiran hidup (Biro,
2008).
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan agar bayi
baru lahir mendapat ASI eksklusif (tanpa tambahan apa-apa) selama 6 bulan
sebab ASI adalah nutrisi alamiah terbaik bagi bayi dengan kandungan gizi
paling sesuai untuk pertumbuhan optimal. UNICEF menjelaskan bahwa
kematian sekitar 30.000 anak Indonesia setiap tahunnya dapat dicegah

1
http://repository.unimus.ac.id
2

melalui pemberian ASI secara eksklusif selama 6 bulan sejak kelahiran bayi
(Roesli, 2005).
Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan dan nutrisi utama yang di
berikan pada bayi, produksi ASI di mulai pada saat kehamilan bulan ke 2 dan
ke 3. Manfaat dari ASI adalah nutrisi yang dapat di berikan setiap saat pada
bayi, terkandung zat kekebalan terhadap penyakit. Manfaat ASI bukan hanya
untuk bayi, akan tetapi bisa bermanfaat juga untuk ibu bayi, yaitu isapan awal
bayi secara terus-menerus yang dapat mempengaruhi produksi ASI.
Pemberian ASI adalah peran dari ibu, karna bayi diberikan nutrisi tidak hanya
saat di dalam kandungan, setelah dilahirkan seorang bayi masih memerlukan
nutrisi yaitu dengan pemberian ASI secara alami (Hayati, 2009).
Air Susu Ibu (ASI) di produksi antara faktor hormonal dan saraf.
Hormon yang mempengaruhi produksi ASI yaitu hormon estrogen, hormon
estrogen adalah hormon seks yang diproduksi oleh rahim utuk merangsang
organ seks yaitu seperti payudara dan rambut pubik, hormon estrogen juga
berfungsi membentuk tekstur payudara, pada ibu hamil puting payudara akan
mulai membesar dan akan merangsang pertumbuhan kelenjar ASI. Hormon
estrogen juga berfungsi sebagai pembentuk hipertrofi sistem duktus yaitu
saluran pada payudara untuk di keluarkannya ASI (Suryoprajogo, 2009).
Air Susu Ibu (ASI) ekslusif adalah pemberian ASI pada bayi tanpa
adanya makanan pendamping ASI seperti bubur bayi, susu formula, buah-
buahan maupun biskuit. Pemberian ASI eksklusif ini dapat diberikan pada
bayi dari usia 0-6 bulan dan setelah bayi berusia 6 bulan, bayi dapat
diperkenalkan dengan makanan pendamping ASI, tetapi ASI dapat diberikan
pada bayi sampai bayi berusia 2 tahun atau lebih (Suryoprajogo, 2009).
Makanan bayi yang paling baik adalah dengan diberinya ASI dari usia
0-6 bulan, kecuali pada bayi dengan berat badan bayi kurang dan produksi
ASI yang tidak baik atau kurang, produksi ASI masih menjadi permasalahan
yang utama pada ibu dalam pemberian ASI eksklusif, produksi ASI
dipengaruhi oleh faktor dan kondisi ibu, antara lain asupan gizi ibu, kondisi

http://repository.unimus.ac.id
3

psikologis ibu, dan manipulasi pijatan untuk mempercepat produksi ASI


dengan merangsang hormon (Roesli, 2005).
Penurunan produksi ASI pada hari pertama melahirkan dikarenakan
kurangnya rangsangan hormon prolaktin dan oksitosin yang berperan dalam
produksi dan pengeluaran ASI. Ada beberapa faktor untuk merangsang
pengeluaran ASI, salah satunya adalah dengan perawatan payudara dengan
tehnik pijat oksitosin. Perawatan payudara dapat dilakukan setelah
melahirkan yaitu 1-2 hari dan harus dilakukan secara rutin. Dengan dilakukan
perawatan payudara dapat merangsang otot-otot payudara yang dapat
membantu merangsang hormon prolaktin untuk di produksinya ASI. Pijat
oksitosin adalah sebuah stimulus yang digunakan merangsang pengeluaran
ASI. Pijatan ini memberikan rasa nyaman pada ibu setelah mengalami proses
persalinan, pijat oksitosin dapat dilakukan selama 2-3 menit secara rutin 2
kali dalam sehari (Bobak, 2005).
Pijat oksitosin merupakan suatu tindakan pemijatan pada tulang
belakang dari nervus ke 5-6 sampai ke scapula yang bisa mempercepat kerja
syaraf parasimpatis untuk menyampaikan perintah ke otak bagian belakang
sehinggat dikeluarkannya hormon oksitosin. Pijat oksitosin dapat dilakukan
sebelum ibu menyusui dan dapat di ulangi beberapa kali setelah ibu
menyusui, pijat oksitosin dapat dilakukan beberapa kali dalam sehari dengan
waktu 3-5 menit pemijatan. Efek dari pijat oksitosin dapat di lihat reaksinya
dalam 6-12 jam pemijatan (Suhermi, 2008).
Hasil dari study pendahuluan yang didapat dari kepala Rumah
Bersalin Citra Insani Semarang terdapat 52 pasien melahirkan pada bulan
Desember dari tanggal 1 sampai 31 Desember 2015 dengan hasil ibu
primipara sebanyak 14 pasien dan multipara sebanyak 38 pasien, sedangkan
pada bulan Januari tanggal 1 sampai 31 Januari 2016 terdapat 56 pasien
melahirkan dengan primipara 12 pasien dan multipara 44 pasien pasien, pada
bulan Februari dari tanggal 3 sampai 29 februari 2016 terdapat 39 pasien,
serta pada bulan Maret tanggal 1 sampai 31 maret 2016 terdapat 57 pasien ibu
post partum dengan primipara 20 pasien dan multipara 37 pasien. Hasil

http://repository.unimus.ac.id
4

wawancara dengan bidan rumah bersalin, bahwa di tempat tersebut telah


menerapkan tehnik pijat oksitosin. Sedangkan hasil wawancara dari beberapa
ibu post partum yang dating ke rumah bersalin tersebut mengatakan bahwa
ASI yang dikeluarkan sekarang berbeda dan respon anak diperlihatkan oleh
anaknya juga berbeda.
Berdasarkan dari uraian tersebut, peneliti bermaksud untuk melakukan
penelitian dengan judul penelitian “Pengaruh Terapi Pijat Oksitosin Terhadap
Produksi ASI Pada Ibu Post Partum Di Rumah Bersalin Citra Insani
Semarang”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang saya uraikan di atas, maka penelitian
yang akan saya lakukan adalah untuk menentukan apakah ada atau tidak
pengaruh pijat oksitosin terhadap produksi ASI pada ibu post partum di
rumah bersalin citra insane semarang

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum :
Mengetahui pengaruh terapi pijat oksitosin terhadap produksi ASI pada
ibu post partum
2. Tujuan Khusus :
a. Mengidentifikasi karakteristik ibu post partum
b. Mengidentifikasi produksi ASI sebelum dilakukan terapi pijat oksitosin
pada ibu post partum
c. Mengidentifikasi produksi ASI sesudah dilakukan terapi pijat oksitosin
pada ibu post partum
d. Menganalisis perbedaan produksi ASI sebelum dan sesudah dilakukan
terapi pijat oksitosin terhadap produksi ASI pada ibu post partum

http://repository.unimus.ac.id
5

D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan dari latar belakang masalah penelitian ini diharapkan mampu
memberikan manfaat kepada :
1. Penulis
Mengembangkan ilmu yang telah di dapat di instansi pendidikan
Universitas Muhammadiyah Semarang untuk di aplikasikan dalam
pemberian asuhan keperawatan
2. Instansi kesehatan
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi kepada petugas
kesehatan khususnya tentang pengaruh pijat oksitosin terhadap produksi
ASI pada ibu post partum yang baik dan benar.
3. Responden
Meningkatkan rasa nyaman kepada ibu post partum, sehingga mencegah
terjadinya kesulitan dalam produksi ASI dan mencegah angka kematian
bayi akibat kegagalan pemberian ASI
4. Peneliti lain
Dapat menjadi data pendukung atau pelengkap dalam penelitian
berikutnya untuk menentukan teknik lain yang mampu mendukung
produksi ASI

E. Bidang Ilmu
Penelitian ini merupakan lingkup ilmu keperawatan maternitas

F. Keaslian Penelitian
Tabel 1.1 keaslian penelitian

No Nama Peneliti Judul Penelitian Variable yang Desain Hasil Penelitian


diteliti penelitian
1 (Suryani & Pengaruh pijat Variabel Penelitian Menunjukan semua
Widhi Astuti, oksitosin terhadap independent dengan jenis bayi dilahirkan secara
2014) produksi ASI ibu adalah ibu penelitian normal dengan berat
post partum di postpartum dengan quasi badan bayi rata-rata
BPM wilayah intervensi pijat eksperimen 3070gr, rata-rata
kabupaten klaten oksitosin dengan desain frekwensi BAK 5 kali
Variable penelitian pre pada hari pertama, rata-

http://repository.unimus.ac.id
6

dependent adalah and post test rata frekwensi menyusu


produksi ASI dengan tehnik pada 24 jam pertama 8
dengan indikator sampel non kali,dan lama bayi
berat badan, probability menyusu 2.17 jam pada
frekwensi bayi sampling hari pertama. Semua
BAK, frekwensi indicator meningkat
bayi menyusu pada hari ke 7 dan 14.
dalam sehari dan Hasil analisa bivariat
lama tidur bayi menunjukan adanya
setelah menyusu perbedaan rata-rata
berat badan bayi
dengan p value : 0,001,
ada perbedaan
frekwensi BAK yang
bermakna dengan P
value = 0,001 dan ada
perbedaan frekwensi
menyusu yang
bermakna dengan p
value = 0,001 serta ada
perbedaan lama tidur
yang bermakna dengan
p value = 0,001.
2 (Sarwinanti, Terapi pijat Variabel Metode Hasil penelitian
2014) oksitosin independent penelitian yang menunjukan ada
meningkatkan adalah ibu post digunakan pengaruh yang
produksi ASI partum normal adalah signifikan antara terapi
pada ibu post dengan keadaan eksperimental pijat oksitosin terhadap
partum sehat dan status dengan desain produksi ASI ibu post
gizi baik dengan penelitian yang partum (p value =
pijat oksitosin digunakan 0,000). Mayoritas
Variable adalah pra produksi ASI pada
dependent eksperimen kelompok eksperimen
produksi ASI post test only adalah baik (72%) dan
berdasarkan usia design kelompok control
adalah cukup (48%).
3 (Ummah, Pijat oksitosin Variable Desain Hasil penelitian
2014) untuk independent penelitian yang menunjukan
mempercepat adalah ibu pasca digunakan pengeluaran ASI pada
pengeluaran ASI salin normal adalah kelompok intervensi
pada ibu pasca dengan intervensi randomised pijat olsitosin lebih
salin normal di 14 orang dengan control trial cepat (mean = 6.2143)
dusun sono desa terapi pijat dari pada kelompok
ketanen oksitosin dan 14 control (mean =
kecamatan orang tanpa pijat 8.9286). hasil uji
panceng gresik oksitosin independent sample
Variable test didapatkan p value
dependent adalah = 0,000 (p < 0,005),
pengeluaran ASI artinya ada pengaruh
pijat oksitosin terhadap
pengeluaran ASI pada
ibu pasca salin normal
di dusun sono desa
ketanen kecamatan
panceng gresik

http://repository.unimus.ac.id
7

Perbedaan penelitian ini dibandingkan dengan penelitian di atas adalah terletak


pada tempat penelitian, variabel yang akan diteliti, cara dan tehnik ukur dalam
penelitian, penelitian ini dilakukan di Rumah Bersalin Citra Insani Semarang.
Penelitian ini mengenai pengaruh terapi pijat oksitosin terhadap produksi ASI,
jenis penelitian yang peneliti gunakan adalah kuantitatif, populasi adalah ibu post
partum primigravida di rumah bersalin citra insani semarang

http://repository.unimus.ac.id
8
http://repository.unimus.ac.id

Anda mungkin juga menyukai