Buku Final Cetak PDF
Buku Final Cetak PDF
EVALUASI PERKEMBANGAN PERUBAHAN PENUTUPAN LAHAN PROVINSI SULAWESI UTARA DAN PROVINSI MALUKU UTARA
PROVINSI SULAWESI UTARA DAN PROVINSI MALUKU UTARA TAHUN 2012, 2014 DAN 2017
TAHUN 2012, 2014 DAN 2017 SULAWESI UTARA DAN
PROVINSI MALUKU UTARA
TAHUN 2012, 2014 DAN 2017 Pengarah/Penanggungjawab :
Editor :
Penerbit :
Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah VI
Jl.17 Agustus Manado, Telp.0431-852709 fax. 0431-841075
Penerbit :
Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah VI
Jl.17 Agustus Manado, Telp.0431-852709 fax. 0431-841075
i
LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK
Disusun oleh :
karena memiliki cakupan pemotretan yang luas dan tidak berbayar.
1. Andronikus Melky Paliling Provinsi Sulawesi Utara pada tahun 2012 menunjukan bahwa kondisi penutupan
NIP. 19810508 200003 1 001 ………………………………….
2. Badrun Zaini lahan kelompok kelas berhutan seluas 568,511,99 ha (39,07%) dan bukan hutan
NIP. 19761016 200312 1 003 ………………………………….
3. Lidya Suryati Biringkanae
seluas 886.745,39 ha (60,93%), untuk tahun 2017 menunjukan bahwa kondisi
NIP. 19901025 201502 2 002 …………………………………. penutupan lahan kelompok kelas berhutan seluas 562,403,72 ha (38,65%) dan bukan
4. Didi Kasmadi
NIP. 19830605 200212 1 005 …………………………………. hutan seluas 892.853,65 ha (61,35%). Selanjutnya data penutupan lahan Provinsi
5. Rahmia
NIP. 19860128 201502 2 001 ………………………………….
Maluku Utara tahun 2012 menunjukan bahwa kondisi penutupan lahan kelompok kelas
berhutan seluas 2.039.814,99 ha (66,46%) dan bukan hutan seluas 1.056.758,79 ha
Disahkan Oleh : (33,54%), untuk tahun 2017 menunjukan bahwa kondisi penutupan lahan kelompok
Pada Tanggal : Nopember 2017 kelas berhutan seluas 2.018.065,31 ha (64,05%) dan bukan hutan seluas 1.132.508,47
iiii
iii
Perubahan penutupan lahan tahun 2012 dan tahun 2017 dari kelompok penutupan KATA PENGANTAR
lahan berhutan menjadi bukan hutan di Provinsi Sulawesi Utara seluas 6.108,26 ha, jika
dirata-ratakan pertahun mengalami perubahan seluas 1.221,65 ha. Untuk Provinsi
Maluku Utara seluas 75.749,68 ha, jika dirata-ratakan pertahun mengalami perubahan
Buku evaluasi perkembangan penutupan lahan Provinsi Sulawesi Utara dan
seluas 15.149,94 ha/tahun.
Provinsi Maluku Utara tahun 2012, 2014 dan 2017 diperlukan data dan informasi
Pada kawasan hutan perubahan penutupan lahan kelompok berhutan dan bukan
terkinimengenai penutupan lahan.Balai Pemantapan Kawasan Hutan (BPKH) Wilayah VI
hutan Provinsi Sulawesi Utara tahun 2012 dan 2017 terjadi pengurangan pada
sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata
kelompok berhutan pada seluruh fungsi kawasan hutan sebesar 3.667,99 ha, jika
Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, di daerah telah
dirata-ratakan pertahun sebesar 733,598 ha/tahun. Untuk Provinsi Maluku Utara
melaksanakan penafsiran citra satelit resolusi sedang untuk memenuhi kebutuhan data
sebesar 59.929,96 ha, jika dirata-ratakan pertahun sebesar 11.985,99 ha/tahun.
tersebut. Hal ini untuk mendukung pengelolaan hutan di daerah.Penyajian buku ini
Dari hasil pengolahan data terhadap kecenderungan perubahan penutupan lahan
dibiayai DIPA BPKH Wilayah VI Manado Tahun Anggaran 2017.
tahun 2012, 2014 dan 2017 pada kawasan hutan menunjukan terjadi penurunan pada
Materi yang tersaji dalam buku ini meliputi pendahuluan, dasar pelaksanaan,
kelompok penutupan lahan kelas berhutan dan peningkatan luas pada kelompok
metodologi, hasil dan analisis serta penutup. Secara umum dari hasil analisis kondisi
penutupan lahan kelas bukan hutan.
penutupan lahan di Provinsi Sulawesi Utara dan Provinsi Maluku Utara terdapat
kecenderungan peningkatan luas penutupan lahan berhutan menjadi bukan hutan.
Pada kesempatan ini, disampaikan terima kasih kepada Ketua dan para
Anggota penyusun termasuk para struktural yang telah mendukung kelancaran
penyusunan buku ini. Segala saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan
guna penyempurnaan buku di masa mendatang.Semoga bermanfaat.
Kepala Balai,
iv v
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL
Halaman
Halaman Judul ......................................................................................... i Nomor Halaman
Lembar Pengesahan ................................................................................ ii Judul
Abstrak ................................................................................................ iii
1. Luas Penutupan Lahan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2012 ............. 15
Kata Pengantar ........................................................................................ iv 2. Luas Penutupan Lahan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2017 .............. 17
Daftar Isi ............................................................................................... v 3. Luas Penutupan Lahan pada Fungsi Kawasan Hutan Provinsi Sulawesi
Daftar Tabel ............................................................................................ vi Utara Tahun 2012 ........................................................................ 19
Daftar Gambar ......................................................................................... vii 4. Luas Penutupan Lahan pada Fungsi Kawasan Hutan Provinsi Sulawesi
Daftar Lampiran ....................................................................................... viii Utara Tahun 2017 ........................................................................ 20
5. Luas Penutupan Lahan Provinsi Maluku Utara Tahun 2012 ................ 24
BAB I. Pendahuluan ............................................................................. 1 6. Luas Penutupan Lahan Provinsi Maluku Utara Tahun 2017 ................ 26
A. Latar Belakang ................................................................... 1 7. Luas Penutupan Lahan pada Fungsi Kawasan Hutan Provinsi Maluku
B. Maksud dan Tujuan ............................................................. 3 Utara Tahun 2012 ........................................................................ 28
C. Sasaran ............................................................................. 3 8. Luas Penutupan Lahan pada Fungsi Kawasan Hutan Provinsi Maluku
D. Lingkup Tulisan .................................................................. 4 Utara Tahun 2017 ........................................................................ 30
9. Perubahan Penutupan Lahan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2012
BAB II. Tinjauan Pustaka dan Dasar Pelaksanaan ..................................... 6 dan Tahun 2017 ........................................................................... 33
A. Tinjauan Pustaka ................................................................ 6 10. Perubahan Penutupan Lahan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2012,
B. Dasar Umum Pelaksanaan .................................................... 9 2014 dan Tahun 2017 ................................................................... 35
C. Dasar Teknis Pelaksanaan .................................................... 10 11. Luas Kelompok Penutupan lahan pada Fungsi Kawasan Hutan Hutan
BAB III. Metodologi ................................................................................ 10 Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2012 dan Tahun 2017 ....................... 36
12. Luas Penutupan Lahan Kelompok Berhutan pada Kawasan Hutan
A. Alat dan Bahan ................................................................... 10 Hutan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2012 dan Tahun 2017.............. 37
B. Pengumpulan data .............................................................. 10 13. Perubahan Penutupan Lahan Provinsi Sulawesi Utara pada Kawasan
C. Pengolahan data ................................................................. 11 Hutan Tahun 2012, 2014 dan 2017 ............................................... 39
D. Analisis dan Penyajian ......................................................... 12 14. Perubahan Penutupan Lahan Provinsi Maluku Utara Tahun 2012 dan
BAB IV. Hasil dan Analisis ....................................................................... 14 Tahun 2017 ................................................................................. 41
15. Luas Kelompok Penutupan lahan pada Fungsi Kawasan HutanProvinsi
A. Hasil .................................................................................. 14 Maluku Utara Tahun 2012 dan Tahun 2017 .................................... 43
1. Provinsi Sulawesi Utara ................................................. 14 16. Luas Penutupan Lahan Kelompok Berhutan pada Kawasan Hutan
2. Provinsi Maluku Utara ................................................... 22 Tahun 2012 dan Tahun 2017 ........................................................ 44
B. Analsis ............................................................................... 32 17. Perubahan Penutupan Lahan Provinsi Maluku Utara pada Kawasan
1. Provinsi Sulawesi Utara ................................................. 32 Hutan Tahun 2012, 2014 dan 2017 ............................................... 47
2. Provinsi Maluku Utara ................................................... 41
BAB V. Penutup .................................................................................... 49
Daftar Pustaka ........................................................................................ 51
Lampiran ............................................................................................. 52
vi vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Nomor Halaman 21. Grafik Kecenderungan Perubahan Penutupan Lahan pada Kelompok
Judul Berhutan dan Bukan Hutan Provinsi Maluku Utara pada Kawasan
Hutan Tahun 2012, 2014 dan 2017 47
1. Bagan Alir Proses Penyusunan Buku dan Pembuatan Peta ................. 13 22. Cuplikan Citra Landsat Perubahan Penutupan Lahan Kelompok
2. Grafik Penutupan Lahan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2012 ............ 16 Berhutan menjadi Bukan Hutan Provinsi Sulawesi Utara 48
3. Grafik Penutupan Lahan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2017 ............ 17
4. Grafik Luas Kawasan Hutan Propinsi Sulawesi Utara ........................ 18
5. Grafik Luas Penutupan Lahan pada Fungsi Kawasan Hutan Provinsi
Sulawesi Utara Tahun 2012 ........................................................... 21
6. Grafik Luas Penutupan Lahan pada Fungsi Kawasan Hutan Provinsi
Sulawesi Utara Tahun 2017 .......................................................... 22
7. Grafik Penutupan Lahan Provinsi Maluku Utara Tahun 2012 .............. 25
8. Grafik Penutupan Lahan Provinsi Maluku Utara Tahun 2017............... 27
9. Grafik Luas Kawasan Hutan Propinsi Maluku Utara .......................... 28
10. Grafik Luas Penutupan Lahan pada Fungsi Kawasan Hutan Provinsi
Maluku Utara Tahun 2012 ............................................................. 31
11. Grafik Luas Penutupan Lahan pada Fungsi Kawasan Hutan Provinsi
Maluku Utara Tahun 2017 ............................................................. 32
12. Grafik Perubahan Penutupan Lahan Provinsi Sulawesi Utara Tahun
2012 dan Tahun 2017 ................................................................... 34
13. Perubahan Penutupan Lahan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2012,
2014 dan Tahun 2017 .................................................................. 35
14. Grafik Perubahan Penutupan Lahan pada Kelompok Berhutan pada
kawasan hutan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2012 dan Tahun
2017 ........................................................................................... 38
15. Grafik Perubahan Penutupan Lahan pada Kelompok Berhutan per
kawasan Hutan Provinsi Sulawesi UtaraTahun 2012 dan Tahun 2017 .
16. Grafik Kecenderungan Perubahan Penutupan Lahan pada Kelompok
Berhutan dan Bukan Hutan Provinsi Sulawesi Utara pada Kawasan
Hutan Tahun 2012, 2014 dan 2017 ................................................ 38
17. Cuplikan Citra Landsat Perubahan Penutupan Lahan Kelompok
Berhutan menjadi Bukan Hutan Provinsi Sulawesi Utara .................... 40
18. Grafik Perubahan Penutupan Lahan Provinsi Maluku Utara Tahun
2012 dan tahun 2017 42
19. Grafik Perubahan Penutupan lahan pada Kelompok Berhutan pada
Kawasan hutan Provinsi Maluku UtaraTahun 2012 dan Tahun 2017 45
20. Grafik Perubahan Penutupan lahan pada kelompok Berhutan per
Kawasan Hutan Provinsi Maluku Utaratahun 2012 dan Tahun 2017 46
vii ix
DAFTAR LAMPIRAN BAB I. PENDAHULUAN
peningkatan luas penutupan lahan berhutan menjadi bukan hutan. perubahan diwilayah Provinsi Sulawesi Utara dan Provinsi Maluku Utara.
penutupan lahan yang cenderung cepat dan dinamis disebabkan oleh banyak 2. Tersajinya data perubahan penutupan lahan dan kecenderungan
faktor antara lain tekanan penduduk, bencana alam, perambahan/illegal loging, perubahannya sehinggadiperoleh hasil penafsiran yang dapat digunakan
kegiatan non kehutanan seperti pertambangan, perkebunaan dan lain sebagai bahan perencanaan dan pengambilan keputusan.
sebagainya. Diharapkan dengan adanya bukuini dapat menggambarkan
kecenderungan perubahan penutupan lahan diwilayah.
2 3
D. Lingkup Tulisan BAB II. TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR PELAKSANAAN
4 5
Pemantauan penutupan lahan adalah rangkaian kegiatan untuk ekosistemnya. Kawasan hutan suaka alam adalah hutan dengan ciri khas tertentu,
mengumpulkan data dinamika perubahan keadaan penutupan hutan berdasarkan yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman
data citra penginderaan jauh. Klasifikasi Kelas penutupan lahan terdiri dari 22 kelas tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya, yang juga berfungsi sebagai wilayah
yang terbagi atas 7 kelas penutupan lahan berhutan diantaranya hutan lahan sistem penyangga kehidupan. Kawasan hutan Pelestarian alam adalah hutan
kering primer, hutan lahan kering sekunder, hutan rawa primer, hutan rawa dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai fungsi pokok perlindungan sistem
sekunder, hutan mangrove primer, hutan mangrove dan hutan tanaman. Pada 15 penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa,
kelas penutupan bukan hutan terdiri dari semak belukar, semak belukar rawa, serta pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya(UU
savanna, pertanian lahan kering, pertanian lahan kering campur semak, sawah, Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan).
tambak, perkebunan, permukiman, bandara/pelabuhan, transmigrasi, lahan Pengukuran dan penghitungan perubahan tutupan hutan yaitu menghitung
terbuka, pertambangan, tubuh air dan rawa. (Direktorat Jenderal Planologi, 2015) tingkat perubahan tutupan hutan berdasarkan hasil penafsiran citra penginderaan
Penutupan lahan berhutan adalah kondisi tutupan lahan berupa hutan lahan jauh optik secara visual pada periode tertentu. Analisis dilakukan dengan
kering primer, hutan lahan kering sekunder, hutan rawa primer, hutan rawa pengelompokan beberapa kelas penutupan lahan menjadi suatu kelompok
sekunder, hutan mangrove primer, hutan mangrove sekunder dan hutan tanaman. tertentu. Kelas penutupan lahan dikelompokan menjadi kelas berhutan dan kelas
Penutupan lahan bukan hutan adalah bentuk tutupan lahan berupa semak belukar, bukan hutan. Analisis spasial dilakukan dengan melakukan tumpang susun
semak belukar rawa, savanna, pertanian lahan kering, pertanian lahan kering (overlay) kelas penutupan lahan pada waktu pengamatan awal (T0) dengan kelas
campur semak, sawah, tambak, perkebunan, permukiman, bandara/pelabuhan, penutupan lahan waktu berikutnya (T1), melakukan analisis objek yang tidak
transmigrasi, lahan terbuka, pertambangan, tubuh air dan rawa. (Direktorat berubah (pada T0 dan T1) dan yang berubah (pada T 0 dan T1 yang tidak sama),
Jenderal Planologi, 2017). melakukan penghitungan luasan pada setiap objek yang mengalmi perubahan
Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi (baik yang mengalami perubahan dan berhutan menjadi bukan hutan maupun
sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam sebaliknya) dan yang tidak mengalmi perubahan. Analisis tabular dilakukan dengan
lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan. Kawasan hutan melakukan penghitungan luasan pada setiap kelas (atau kelompok kelas)
adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau ditetapkan oleh pemerintah untuk penutupan lahan pada dua waktu pengamatan, melakukan penghitungan
dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap. Hutan produksi adalah perubahan luasan pada kelas tutupan hutan dan kelas tuutpan tidak berhutan
kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil hutan. Hutan pada dua waktu pengamatan, melakukan penghitungan luas perubahan tutupan
lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai berhutan dengan menggunakan rumus
perlindungan system penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah
banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan memelihara kesuburan
tanah. Hutan konservasi adalah kawasan hutan dengan ciri khas tertentu, yang
mempunyai fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta
6 7
C. Dasar Teknis Pelaksanaan
hutan sedangkan apabila PTH bernilai negative berarti terjadi pengurangan 5. Peraturan Direktur Jenderal Planologi Kehutanan Nomor : P.3/VII-IPSDH/2014
tanggal 25 Maret 2014 tentang Petunjuk Teknis Penggambaran dan Penyajian
tutupan hutan. (SNI 8033Metode penghitungan perubahan tutupan hutan
Peta Kehutanan
berdasarkan hasil penafsiran citra penginderaan jauh optic secara visual, Badan
6. Peraturan Direktur Jenderal Planologi Kehutanan Nomor : P.1/VII-IPSDH/2015
Infromasi dan Geospasial, 2014)
tanggal 26 Mei 2015 tentang Pedoman Pemantauan Penutupan Lahan
7. Petunjuk Teknis PenafsiranCitra Resolusi Sedang untuk Menghasilkan Data
B. Dasar Umum Pelaksanaan
Penutupan Lahan Nomor: 01/Juknis/PSDH/2015 tanggal 3 September 2015.
1. Undang-Undang Nomor : 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam 8. Petunjuk Teknis Pengecekan Lapangan Hasil Penafsiran Citra Resolusi
Hayati dan Ekosistemnya. Sedang untuk Menghasilkan Data Penutupan Lahan Nomor :
2. Undang-Undang Nomor : 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan sebagai 02/Juknis/PSDH/2015 tanggal 3 September 2015, Direktorat Inventarisasi dan
mana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor : 19 Tahun 2004. Pemantauan Sumber Daya Hutan, Tahun 2015.
3. Undang-Undang Nomor: 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan 9. Instruksi Direktur Jenderal Planologi Kehutanan Nomor : Ins.4/VII-
Lingkungan Hidup. IPSDH/2014 tentang Pelaksanaan Kegiatan Pemantauan Penutupan Hutan
4. Undang-Undang Nomor: 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Tahunan
5. Peraturan Pemerintah Nomor: 44 Tahun 2004 tentang Perencanaan Kehutanan. 10.Surat Tugas Kepala BalaiPemantapan Kawasan Hutan Wilayah VI
6. Peraturan Pemerintah Nomor: 45 Tahun 2004 tentang Perlindungan Hutan. Nomor:ST.203/BPKH VI/TU/PEG.3.0/11/2017 tanggal 3 Nopember 2017.
8 9
BAB III. METODOLOGI yang sudah berlalu yang berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seseorang. Literatur yang digunakan dalam penyusunan buku
A. Alat dan Bahan ini yakni data digital penutupan lahan dan laporan penutupan lahan Provinsi
Sulawesi Utara dan Maluku Utara tahun 2012 dan 2017.
1. Alat
a. PC atau laptop C. Pengolahan Data
b. Software pemetaan (seperti ArcGIS 10 dan Microsoft Office (Word dan
Excell). Data yang digunakan untukmenganalisis perkembangan tutupan lahandi
c. Printer dan plotter Provinsi Sulawesi Utara dan Provinsi Maluku Utara tahun 2012 dan tahun
2017merupakan data digital yang didistribusikan oleh Direktorat Inventarisasi dan
2. Bahan
Pemantauan Sumber Daya Hutan, Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan
a. Kertas Ukuran AO dan A4. Tata Lingkungan kepada BPKH Wilayah VI pada skala 1:250.000. Data digital
b. Peta RBI skala 1 : 50.000, Peta Dasar Tematik Kehutanan skala 1 : yang digunakan meliputi :
250.000, Peta Topografi skala 1 : 250.000 1. Data digital Peta RBI skala 1:50.000, liputan Provinsi Sulawesi Utara dan
c. Data digital penutupan lahan hasil penafsiran citra Landsat LDCM (The Provinsi Maluku Utara edisi tahun 2017.
Landsat Data Continuity Mission) tahun 2012, 2014 dan tahun 2017, 2. Data digital penutupan lahan hasil penafsiran citra Landsat LDCM (The
d. Peta Penutupan Lahan Provinsi Sulawesi Utara dan Provinsi Maluku Landsat Data Continuity Mission) 7 dan 8 tahun 2012dan tahun 2017,
Utara Tahun 2012 s/d 2017 skala 1 : 250.000. liputan Provinsi Sulawesi Utara dan Provinsi Maluku Utara dengan datum
World Cylindrical Equal Area.
B. Pengumpulan Data 3. Data digital kawasan hutan bersumber dari peta lampiran Keputusan Menteri
Kehutanan Nomor : SK. 734/Menhut-II/2014 tanggal 2 September 2014
Metode analisis yang digunakan adalah metode kualitatif yang
tentang Kawasan Hutan dan Konservasi Perairan Provinsi Sulawesi Utara.
merupakan metode yang digunakan untuk mengungkapkan permasalahan
4. Data digital kawasan hutan bersumber dari peta lampiranKeputusan Menteri
dalam kehidupan kerja organisasi pemerintah, swasta, kemasyarakatan,
Kehutanan Nomor: SK. 302/Menhut-II/2013 tanggal 1 Mei 2013 tentang
kepemudaan, perempuan, olah raga, seni dan budaya, dan lain-lain sehingga
Perubahan Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor:
dapat dijadikan suatu kebijakan untuk dilaksankan demi kesejahteraan
415/Kpts-II/1999 tentang Penunjukan Kawasan Hutan di Wilayah Provinsi
bersama. Jamesh Mc. Millan dan Sally Schumacer (1986) pada metode
Daerah Tingkat I Maluku Seluas ± 7.264.707 (Tujuh Juta Dua Ratus Enam
kualitatif teknik pengumpulan data yang biasa digunakan ada empat yaitu
Puluh Empat Ribu Tujuh Ratus Tujuh) Hektar).
dengan observasi partisipatif, wawancara mendalam, studi literatur dan artefak,
serta teknik pelengkap, penulisan buku ini menggunakan metode studi literatur.
Sugiyono (2013) menyatakan bahwa Literatur merupakan catatan peristiwa
10 11
C. Analisis dan Penyajian
Mulai
Selesai
12 13
BAB V. HASIL DAN ANALISIS Sedangkan untuk kelompok bukan hutan didominasi oleh kelas pertanian
lahan kering campur semak seluas 470.463,66 ha (32,33%) dan pertanian
lahan kering seluas 272.173,37 ha (18,70%). Hasil pelaksanaan pengecekan
A. Hasil
lapangan hasil penutupan lahan menunjukan vegetasi lahan pertanian
1. Provinsi Sulawesi Utara tersebut terdiri tanaman kelapa, cengkih, tanaman palawija, serta tanaman
Provinsi Sulawesi Utara, dibentuk berdasarkan UU Nomor: 13 Tahun sela lainnya. Secara rinci data penutupan lahan tahun 2012 sebagaimana
1964 tanggal 23 September 1964 tentang Pembentukan Propinsi Sulawesi Tabel 1dan Gambar 2berikut ini.
14 15
239.015,45 311.707,54 8.638,31
53.796,60 423,42 542,83 8.565,36
46.945,72 3.042,42
294,44
39,30 266.154,30
312,79
977,33
8.279,80
470.463,66 290.065,84
1.455.257,37 29.092,74
10.435,51
292.082,03
1.856,34 6.341,23 425.896,18
953,21
1.242,00 80.127,00 47.254,90
268,95
272.173,37 Hutan lahan kering primer Hutan lahan kering sekunder
357,12 22.944,87 2.164,53 8.059,65 Hutan mangrove primer Hutan mangrove sekunder
Hutan lahan kering primer Hutan lahan kering sekunder Bandara/pelabuhan Lahan terbuka
Hutan mangrove primer Hutan mangrove sekunder Perkebunan Permukiman
Bandara/pelabuhan Lahan terbuka
Perkebunan Permukiman Pertambangan Pertanian lahan kering
Pertambangan Pertanian lahan kering Pertanian lahan kering campur semak Sawah
Pertanian lahan kering campur semak Rawa Semak belukar Semak belukar rawa
Sawah Semak belukar
Semak belukar rawa Tambak Gambar 3. Grafik Penutupan Lahan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2017
Tubuh air
Tabel 2. Luas Penutupan Lahan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2017
Gambar 2. Grafik Penutupan Lahan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2012
Persentase
Data penutupan lahan tahun 2017 menunjukan bahwa kondisi penutupan Nomor Kelompok/Kelas PL Luas (ha)
(%)
lahan kelompok kelas berhutan seluas 562,403,72 ha (38,65%) dan bukan hutan 1 2 3 4
seluas 892.853,65 ha (61,35%). Kelompok berhutan didominasi oleh kelas hutan I Berhutan 562.403,72 38,65
1 Hutan lahan kering primer 239.015,45 16,42
lahan kering sekunder seluas 311.707,54 ha (21,42%) dan hutan lahan kering
2 Hutan lahan kering sekunder 311.707,54 21,42
sekunder seluas 239.015,45 ha (16,42%). Sedangkan untuk kelompok bukan
3 Hutan mangrove primer 8.638,31 0,59
hutan didominasi oleh kelas pertanian lahan kering campur semak seluas 4 Hutan mangrove sekunder 3.042,42 0,21
452.896,18 ha (29,27%) dan pertanian lahan kering seluas 292.082,03 ha II Bukan Hutan 892.853,65 61,35
(20,07%). Secara rinci data penutupan lahan tahun 2017 sebagaimana Tabel 2 1 Bandara/pelabuhan 294,44 0,02
dan Gambar 3 dibawah ini. 2 Lahan terbuka 8.279,80 0,57
3 Perkebunan 312,79 0,02
4 Permukiman 29.092,74 2,00
16 17
di Propinsi Sulawesi Utara diluar penunjukan perairan Taman Nasional
1 2 3 4 (TN) Bunaken sampai dengan Oktober 2017 luas kawasan hutan seluas
5 Pertambangan 977,33 0,07 695.798,00 ha yang terdiri dari Kawasan Pelestarian Alam/Kawasan Suaka
6 Pertanian lahan kering 292.082,03 20,07
Alam (KSA/KPA) seluas 245.163,67 ha, Hutan Lindung (HL) seluas
Pertanian lahan kering campur
7 161.220,87 ha, Hutan Produksi Terbatas (HPT) seluas 210.316,11 ha,
semak 425.896,18 29,27
8 Sawah 47.254,90 3,25 Hutan Produksi (HP) seluas 64.319,89 ha, Hutan Produksi yang dapat di
9 Semak belukar 80.127,00 5,51 Konversi (HPK) seluas 14.705,45 ha.
10 Semak belukar rawa 1.242,00 0,09
Penutupan lahan pada tahun 2012 dan 2017 pada kawasan hutan
11 Tambak 953,21 0,07
didominasi oleh kelompok berhutan. Pada tahun 2012, luas penutupan
12 Tubuh air 6.341,23 0,44
Jumlah 1.455.257,37 100,00 lahan kelompok berhutan seluas 515.028,01 ha (74,02%) dan bukan hutan
seluas 184.437,98 (26,51%). Sedangkan pada tahun 2017 luas penutupan
lahan kelompok berhutan seluas seluas 511,360,02 ha (73,49%) dan
14.705,45 bukan hutan seluas 184.437,98 ha. Luas Penutupan Lahan pada Fungsi
210.316,11 245.163,67 Kawasan Hutan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2012 dan tahun 2017
sebagimana Tabel 3 dan Tabel 4 berikut ini.
KSA/ KPA Tabel 3. Luas Penutupan Lahan pada Fungsi Kawasan Hutan Provinsi
HL Sulawesi Utara Tahun 2012
HPT 1 2 3 4 5 6 7 8 9
I Berhutan
HPK
Hutan lahan kering
1
primer 129.317,13 68.040,13 45.782,73 13.925,76 - 257.065,75 36,95
Hutan lahan kering
2
sekunder 81.429,13 36.930,93 101.657,12 17.729,55 12.279,91 250.026,65 35,93
64.391,89 161.220,87 3 Hutan mangrove
primer 2.097,72 5.449,63 - - - 7.547,35 1,08
4 Hutan mangrove
sekunder - 388,26 - - - 388,26 0,06
Gambar 4. Grafik Luas Kawasan Hutan Propinsi Sulawesi Utara Jumlah I 212.843,98 110.808,95 147.439,85 31.655,32 12.279,91 515.028,01 74,02
II Bukan Hutan -
Dari Gambar 4 diatas menunjukan Kawasan Hutan di Propinsi 1
Lahan terbuka 1.208,37 4.769,14 721,99 - - 6.699,50 0,96
Sulawesi Utara telah ditunjuk dengan Keputusan 2
Perkebunan - - - 1,07 - 1,07 0,00
MenteriKehutananNomor:SK.734/Menhut-II/2014 tanggal 2 September 3
Permukiman 27,91 120,55 3,45 2,44 - 154,34 0,02
2014, sesuai data digital hasil perkembangan pengukuhan kawasan hutan
19
18
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pertanian lahan
4 6
Pertambangan - - 84,41 - - 84,41 0,01 kering - 18,45 265,70 - - 284,15 0,04
Pertanian lahan Pertanian lahan
5
kering 10.982,78 6.140,21 6.098,45 4.556,46 183,69 27.961,58 4,02 7 kering campur
Pertanian lahan semak 11.575,82 8.085,10 5.475,61 4.498,27 42,62 29.677,42 4,27
6
kering campur semak 15.354,71 32.024,30 45.555,93 25.925,87 1.614,62 120.475,43 17,31
8
Sawah 14.872,73 30.282,40 45.412,72 22.727,18 1.301,24 114.596,28 16,47
7
Sawah 20,87 208,71 32,71 46,52 4,49 313,31 0,05
9
Semak belukar 4.951,98 7.079,02 12.403,68 6.101,50 1.141,58 31.677,75 4,55
8
Semak belukar 4.588,97 6.581,37 10.219,04 2.092,91 567,16 24.049,44 3,46
10
Semak belukar rawa 13,82 256,64 - - - 270,46 0,04
9
Semak belukar rawa 13,82 191,96 - - - 205,78 0,03
11
Tambak - 233,30 - - - 233,30 0,03
10
Tambak - 190,59 - - - 190,59 0,03
12
Tubuh air 84,36 170,47 57,57 1,50 6,16 320,07 0,05
11
Tubuh air 122,26 185,10 160,28 111,30 55,58 634,53 0,09
13
Jumlah II 32.835,00 51.153,09 64.475,43 33.463,10 2.511,36 184.437,98 26,51
Jumlah II 32.319,69 50.411,92 62.876,26 32.736,57 2.425,55 180.769,99 25,98
Grand Total 245.163,67 161.220,87 210.316,11 64.391,89 14.705,45 695.798,00 100,00
Jumlah I + II 245.163,67 161.220,87 210.316,11 64.391,89 14.705,45 695.798,00 100,00
No %
Kelompok PL KSA/ KPA HL HPT HP HPK Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9
I BerHutan
Hutan lahan kering
1
primer 127.897,80 57.827,87 35.670,04 10.587,91 - 231.983,61 33,34
Hutan lahan kering
2
sekunder 82.333,15 46.496,98 110.170,64 20.340,88 12.194,09 271.535,75 39,03
3 Hutan mangrove
primer 2.069,24 4.518,86 - - - 6.588,10 0,95
4 Hutan mangrove
sekunder 28,49 1.224,07 - - - 1.252,55 0,18
Gambar 5. Grafik Luas Penutupan Lahan pada Fungsi Kawasan Hutan Provinsi Sulawesi
Utara Tahun 2012
20 21
Provinsi Maluku Utara terdapat 21 kelas penutupan lahan yakni kelas
berhutan sebanyak 7 kelas yakni hutan lahan kering primer, hutan lahan
kering sekunder, hutan mangrove primer hutan rawa primer,hutan
tanaman, hutan mangrove sekunder dan hutan rawa sekunder.
Selanjutnya untuk kelas bukan hutan sebanyak 14 kelas yaitu semak
belukar, perkebunan, permukiman, tanahterbuka,tubuhair,semak belukar
rawa, pertanian lahan kering,pertanian lahan kering campur semak,
sawah,tambak,bandara/pelabuhan, transmigrasi,pertambangan dan rawa.
Data penutupan lahan tahun 2012 menunjukan bahwa kondisi
penutupan lahan kelompok kelas berhutan seluas 2.039.814,99 ha
(66,46%) dan bukan hutan seluas 1.056.758,79 ha (33,54%). Kelompok
berhutan didominasi oleh kelas hutan lahan kering sekunder seluas
1.639.603,61 ha (52,04%) dan hutan lahan kering primer seluas
369.544,92 ha (11,73%). Sedangkan untuk kelompok bukan hutan
didominasi oleh kelas pertanian lahan kering campur semak seluas
520.398,35 ha (16,52%) dan semak belukar seluas 331.687,09 ha
(10,53%). Hasil pelaksanaan pengecekan lapangan hasil penutupan lahan
Gambar 6. Grafik Luas Penutupan Lahan pada Fungsi Kawasan Hutan Provinsi
Sulawesi Utara Tahun 2017 menunjukan vegetasi lahan pertanian tersebut terdiri tanaman kelapa,
cengkih, tanaman palawija, serta tanaman sela lainnya. Secara rinci data
2. Provinsi Maluku Utara penutupan lahan tahun 2012 sebagaimana Tabel 5 dan Gambar 7 berikut
22 23
Tabel 5. Luas Penutupan Lahan Provinsi Maluku Utara Tahun 2012
Persentase
No Kelompok/Kelas PL Luas (ha)
(%)
1 2 3 4
I Hutan 2.093.814,99 66,46
1 Hutan lahan kering primer 369.544,92 11,73
2 Hutan lahan kering sekunder 1.639.603,61 52,04
3 Hutan mangrove primer 29.081,97 0,92
4 Hutan mangrove sekunder 16.555,95 0,53
5 Hutan Rawa primer 162,18 0,01
6 Hutan Rawa sekunder 4.062,79 0,13
7 Hutan Tanaman 34.803,58 1,10
II Non Hutan 1.056.758,79 33,54
1 Bandara/pelabuhan 276,56 0,01
2 Lahan terbuka 15.258,62 0,48
3 Perkebunan 126,69 0,00
4 Permukiman 17.845,48 0,57
5 Pertambangan 1.158,13 0,04
6 Pertanian lahan kering 152.676,23 4,85
7 Pertanian lahan kering campur semak 520.398,35 16,52 Gambar 7. Grafik Penutupan Lahan Provinsi Maluku Utara Tahun 2012
8 Rawa 108,16 0,00
9 Data penutupan lahan tahun 2017 menunjukan bahwa kondisi penutupan
Sawah 6.950,24 0,22
10 Semak belukar 331.687,09 10,53 lahan kelompok kelas berhutan seluas 2.018.065,31 ha (64,05%) dan bukan
11 Semak belukar rawa 3.768,90 0,12 hutan seluas 1.132.508,47 ha (39,95%). Kelompok berhutan didominasi oleh
12 Tambak 35,85 0,00 kelas hutan lahan kering sekunder seluas 1.640.148,23 ha (50,92%) dan hutan
13 Transmigrasi 3.221,95 0,10 lahan kering primer seluas 328.616,16 ha (10,43%). Sedangkan untuk kelompok
14 Tubuh air 3.246,54 0,10
bukan hutan didominasi oleh kelas pertanian lahan kering campur semak seluas
3.150.573,78 100,00
581.644,67 ha (18,46%) dan semak belukar seluas 323.701,55 ha (10,27%).
Secara rinci data penutupan lahan tahun 2017 sebagaimana Tabel 6 dan
Gambar 8 berikut ini.
24 25
Tabel 6. Luas Penutupan Lahan Provinsi Maluku Utara Tahun 2017
Persentase
Nomor Kelompok/Kelas PL Luas (ha)
(%)
I Hutan 2.018.065,31 64,05
1 Hutan lahan kering primer 328.616,16 10,43
2 Hutan lahan kering sekunder 1.604.148.,23 50,92
3 Hutan mangrove primer 27.177,10 0,86
4 Hutan mangrove sekunder 17.250,34 0,55
5 Hutan Rawa primer 6,97 0,00
6 Hutan Rawa sekunder 4.179,84 0,13
7 Hutan Tanaman 36.686,67 1,16
II Non Hutan 1.132.508,47 5,95
1 Bandara/pelabuhan 391,04 0,01
2 Lahan terbuka 27.257,93 0,87
3 Perkebunan 4.947,23 0,16
4 Permukiman 18.196,27 0,58
5 Pertambangan 3.988,62 0,13
6 Pertanian lahan kering 153.107,14 4,86 Gambar 8. Grafik Penutupan Lahan Provinsi Maluku Utara Tahun 2017
7 Pertanian lahan kering campur semak 581.644,67 18,46 Kawasan Hutan di Propinsi Maluku Utara telah ditunjuk dengan
8 Rawa 102,99 0,00 Keputusan Menteri Kehutanan Nomor :SK.302/Menhut- II/2013tanggal
9 Sawah 7.110,69 0,23 1Mei 2013tentangPerubahanatas Keputusan Menteri Kehutanan dan
10 Semak belukar 323.701,55 10,27 Perkebunan Nomor : 415/Kpts-II/1999 tentang Penunjukan Kawasan
11 Semak belukar rawa 4.454,73 0,14 Hutan di Provinsi Daerah TingkatIMaluku seluas ± 7.624.707 ha, sesuai
12 Tambak 35,85 0,00 data digital hasil perkembangan pengukuhan kawasan hutan sampai
13 Transmigrasi 4.816,38 0,15 dengan Oktober 2017 luas kawasan hutan seluas 2.509.232,22 ha yang
14 Tubuh air 2.753,37 0,09 terdiri dari KSA/KPA seluas 219.048,10 ha, HL seluas 578.041,10 ha, HPT
Jumlah 3.150.573,78 100,00 seluas 675.902,40 ha, HP seluas 483.714,81 ha, HPK seluas 552.516,81
ha.
26 27
219.048,10
578.041,10
552.516,81
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Hutan mangrove
3 primer 1,30 19.116,44 206,50 591,09 1.050,71 20.966,05 0,84
Hutan mangrove
KSA 4 sekunder 7.416,72 120,91 653,79 903,40 9.094,82 0,36
Bukan Hutan
lahan berhutan seluas 1.904.734,41 ha (75,91%) dan bukan hutan seluas 8 Rawa 0,00 6,00 6,00 0,00
604.488,80 ha (24,09%). Luas Penutupan Lahan pada Fungsi Kawasan 9 Sawah 19,96 8,80 19,20 47,96 0,00
Hutan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2012 dan Tahun 2017 sebagimana 10 Semak belukar 9.110,28 42.132,20 52.139,04 57.712,30 102.601,18 263.695,00 10,51
Tabel 7 dan Tabel 8 berikut ini. 11 Semak belukar rawa 724,77 17,11 1.124,20 743,53 2.609,60 0,10
Tabel 7. Luas Penutupan Lahan pada Fungsi Kawasan Hutan Provinsi 13 Transmigrasi 11,24 65,65 76,89 0,00
Maluku Utara Tahun 2012
14 Tubuh air 179,4258857 43,5995071 1259,51669 862,978436 2.345,52 0,09
Fungsi Kawasan Hutan
No Kelompok PL Jumlah % Jumlah II 13.641,61 76.033,40 104.891,96 107.633,17 242.358,70 544.558,84 21,70
KSA/ KPA HL HPT HP HPK
Jumlah I + II 219.048,10 578.041,10 675.902,40 483.714,81 552.516,81 2.509.223,22 100
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Berhutan
Hutan lahan kering
1 primer 76.926,88 135.161,60 108.308,15 30.653,55 16.830,96 367.881,13 14,66
Hutan lahan kering
2 sekunder 128.478,31 340.021,40 458.325,26 312.002,62 289.286,60 1.528.114,19 60,90
28
29
Tabel 8. Luas Penutupan Lahan pada Fungsi Kawasan Hutan Provinsi
Maluku Utara Tahun 2017 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Bukan hutan -
Gambar 10. Grafik Luas Penutupan Lahan pada Fungsi Kawasan Hutan Provinsi
Maluku Utara Tahun 2012
31
30
ha/tahun, perubahan ini merupakan perubahan dari kelas hutan lahan
kering primer, hutan lahan kering sekunder, hutan mangrove primer dan
hutan mangrove sekunder menjadi lahan terbuka seluas 297,49 ha,
pemukiman seluas 19,51 ha, pertanian lahan kering seluas 183,28 ha,
pertanian lahan kering campur semak seluas 2.624,48 ha, sawah seluas
37,47 ha, semak belukar seluas 2.574,96, semak belukar rawa seluas
246,54 ha dan tambak seluas 124,54 ha. Secara rinci perubahan pada
kelompok berhutan menjadi bukan hutan dapat dilihat pada Tabel 9 dan
Gambar 12 berikut ini.
32 33
Dari hasil pengolahan data terhadap kecenderungan perubahan
penutupan lahan tahun tahun 2012,2014 dan 2017 dapat diketahui bahwa
terjadi penurunan pada kelompok penutupan lahan kelas berhutan dan
peningkatan luas pada kelompok penutupan lahan kelas bukan hutan.
Gambaran perubahan penutupan lahan tersebut sebagimana Tabel 10 dan
Gambar 13 dibawah ini.
No Tahun
Kelompok /Kelas
Penutupan Lahan 2012 2014 2017
1 Berhutan 568.511,99 564.655,95 562.403,72
2 Bukan Hutan 886.745,39 890.601,43 892.853,66
Jumlah 1.455.257,38 1.455.257,38 1.455.257,38
34 35
sekunder seluas 864,30 ha merupakan akibat perubahan pada kelas hutan
Pada kawasan hutan perubahan penutupan lahan kelompok lahan kering primer dan hutan mangrove primer. Penutupan lahan pada
berhutan dan bukan hutan tahun 2012 dan 2017 terjadi pengurangan kawasan hutan kelompok berhutan pada fungsi kawasan hutan tahun
pada kelompok berhutan pada seluruh fungsi kawasan hutan sebesar 2012 dan 2017 sebagaimana Tabel 12, Gambar 14 dan Gambar
3.667,99 ha, jika dirata-ratakan pertahun sebesar 733,598 ha/tahun, 15dibawah ini.
pengurangan tertinggi terjadi pada kawasan Hutan HPT seluas 1.599,17
Tabel 12. Luas Penutupan Lahan Kelompok Berhutan pada Kawasan Hutan
ha dan HL seluas 726,53 ha. Luas kelompok penutupan lahan berhutan
Hutan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2012 dan Tahun 2017
dan bukan hutan tahun 2012 dan 2017 pada fungsi kawasan hutan dapat
No Luas KSA/ KPA HL HPT HP HPK Jumlah
dilihat pada Tabel 11berikut ini I
2012
Tabel 11. Luas Kelompok Penutupan Lahan pada Fungsi Kawasan Hutan 1 Hutan lahan
kering primer 129.317,13 68.040,13 45.782,73 13.925,76 0 257.065,75
Hutan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2012 dan Tahun 2017 2 Hutan lahan
kering sekunder 81.429,13 36.930,93 101.657,12 17.729,55 12.279,91 250.026,64
No Kelompok PL KSA/ KPA HL HPT HP HPK Jumlah
3 Hutan mangrove
1 2 3 4 5 6 7 8 primer 2.097,72 5.449,63 0 0 0 7.547,35
4 Hutan mangrove
I 2012 sekunder 0 388,26 0 0 0 388,26
1 Berhutan 212.843,98 110.808,95 147.439,85 31.655,32 12.279,91 515.028,01 Jumlah I 212.843,98 110.808,95 147.439,85 31.655,31 12.279,91 515.028,01
2 Bukan Hutan 32.319,69 50.411,92 62.876,26 32.736,57 2.425,55 180.769,99 II
2017
Jumlah I 245.163,67 161.220,87 210.316,11 64.391,89 14.705,46 695.798,00 1 Hutan lahan
kering primer 127.897,80 57.827,87 35.670,04 10.587,91 0 231.983,62
II 2017 2 Hutan lahan
1 Berhutan 212.328,67 110.067,78 145.840,68 30.928,79 12.194,09 511.360,02 kering sekunder 82.333,15 46.496,98 110.170,64 20.340,88 12.194,09 271.535,74
3 Hutan mangrove
2 Bukan Hutan 32.835,00 51.153,09 64.475,43 33.463,10 2.511,36 184.437,98 primer 2.069,24 4.518,86 0 0 0 6.588,10
4 Hutan mangrove
Jumlah II 245.163,67 161.220,87 210.316,11 64.391,89 14.705,45 695.798,00
sekunder 28,49 1.224,07 0 0 0 1.252,56
Selisih 2012-
Jumlah II 212.328,68 110.067,78 145.840,68 30.928,79 12.194,09 511.360,02
2017 III Selisih 2012-
2017
1 Berhutan -515,31 -741,17 -1.599,17 -726,53 -85,82 -3.667,99
1 Hutan lahan
kering primer -1.419,33 -10.212,26 -10.112,69 -3.337,85 0,00 -25.082,13
2 Bukan Hutan 2 Hutan lahan
515,31 741,17 1.599,17 726,53 85,81 3.667,99
kering sekunder 904,02 9.566,05 8.513,52 2.611,33 -85,82 21.509,10
3 Hutan mangrove
primer -28,48 -930,77 0,00 0,00 0,00 -959,25
Perubahan penutupan lahan kelompok berhutan terjadi pada hutan 4 Hutan mangrove
sekunder 28,49 835,81 0,00 0,00 0,00 864,30
lahan kering primer terdapat pengurangan seluas 25.082,13 ha dan hutan
mangrove primer seluas 959,25 ha sedangkan penambahan pada kelas
hutan lahan kering sekunder seluas 21.509,10 dan hutan mangrove
36 37
Dari hasil pengolahan data terhadap kecenderungan perubahan
penutupan lahan tahun tahun 2012, 2014 dan 2017 pada kawasan hutan
dapat diketahui bahwa terjadi penurunan pada kelompok penutupan lahan
kelas berhutan dan peningkatan luas pada kelompok penutupan lahan
kelas bukan hutan. Gambaran perubahan penutupan lahan tersebut
sebagaimana Tabel 13 dan Gambar 16 dibawah ini.
No Tahun
Kelompok /Kelas
Penutupan Lahan 2012 2014 2017
1 Berhutan 515.028,01 512.730,03 511.360,02
2 Bukan Hutan 180.769,99 183.067,98 184.437,98
Jumlah 695.798,00 695.798,00 695.798,00
Gambar 14. Grafik Perubahan Penutupan Lahan pada Kelompok Berhutan pada
Kawasan Hutan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2012 dan Tahun 2017
38 39
2. Provinsi Maluku Utara
Secara garis besar perubahan penutupan lahan tahun 2012 dan tahun
2017 dari kelompok penutupan lahan berhutan menjadi bukan hutan seluas
75.749,68 ha, jika dirata-ratakan pertahun mengalami perubahan seluas
15.149,94 ha/tahun, perubahan ini merupakan perubahan dari kelas hutan
lahan kering primer, hutan lahan kering sekunder, hutan mangrove primer
dan hutan mangrove sekunder, hutan rawa primer, hutan tanaman menjadi
lahan terbuka seluas 8.868,72 ha, perkebunan seluas 2.674,80 ha,
permukiman seluas 127,19 ha, pertambangan seluas 1.089,24 ha, pertanian
lahan kering seluas 5.077,20 ha, pertanian lahan kering campur semak
seluas 29.990,63 ha, semak belukar seluas 26.601,49 ha, semak belukar
Tahun 2012 Tahun 2017
rawa 712,16 ha, transmigrasi seluas 602,27 ha dan tubuh air seluas 5,96 ha.
Secara rinci perubahan pada kelompok berhutan menjadi bukan hutan dapat
dilihat pada Tabel 14dan Gambar 18dibawah ini.
Tabel 14. Perubahan Penutupan Lahan Provinsi Maluku Utara Tahun 2012
dan Tahun 2017
40 41
kering campur semak, semak belukar, semak belukar rawa, transmigrasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 dan tubuh air, perubahan tertingi pertanian lahan kering campur semak
7 Semak belukar 594,06 25.919,50 18,28 69,66 26.601,49 35,12 seluas 29.990,63 ha (39,59%) dan semak belukar 26.601,49 ha (35,12%).
Semak belukar
8
rawa 0,00 514,92 159,08 38,16 712,16 0,94 Perubahan pada tertinggi terjadi pada kelas hutan lahan kering sekunder
9 Transmigrasi 602,27 602,27 0,80 seluas 71.919,21 ha (94,94%).
10 Tubuh air 3,50 2,47 5,96 0,01
Perubahan penutupan lahan kelompok berhutan dan bukan hutan
Jumlah 2.572,19 71.919,21 780,59 429,88 38,16 9,65 75.749,68 100,00
Persentase (%)
tahun 2012 dan 2017 terjadi pengurangan pada kelompok berhutan pada
3,40 94,94 1,03 0,57 0,05 0,01 100,00
seluruh fungsi kawasan hutan sebesar 59.929,96 ha, jika dirata-ratakan
pertahun sebesar 11.985,99 ha/tahun, pengurangan tertinggi terjadi pada
kawasan Hutan HPK seluas 23.390,40 ha dan HL seluas 13.148,64 ha,
Luas kelompok penutupan lahan berhutan dan bukan hutan Tahun 2012
dan 2017 pada fungsi kawasan hutan dapat dilihat pada Tabel 15berikut
ini.
1 Berhutan
205.406,49 502.007,70 571.010,44 376.081,64 310.158,11 1.964.664,37
2 Bukan Hutan
13.641,61 76.033,40 104.891,96 107.633,17 242.358,70 544.558,84
Jumlah I
219.048,10 578.041,10 675.902,40 483.714,81 552.516,81 2.509.223,22
II 2017
1 Berhutan
204.740,63 488.859,06 559.426,38 364.940,64 286.767,71 1.904.734,41
Gambar 18. GrafikPerubahan Penutupan Lahan Provinsi Maluku Utara Tahun 2 Bukan Hutan
14.307,47 89.182,04 116.476,02 118.774,17 265.749,10 604.488,80
2012 dan Tahun 2017
Jumlah II
219.048,10 578.041,10 675.902,40 483.714,81 552.516,81 2.509.223,22
Perubahan penutupan lahan kelompok berhutan menjadi bukan Selisih 2012-
2017
hutan pada Tabel 14dan Gambar 18 diatas disebabkan oleh berbagai
1 Berhutan
-665,86 -13.148,64 -11.584,06 -11.141,00 -23.390,40 -59.929,96
faktor antara lain perubahan menjadi lahan terbuka, perkebunan,
2 Bukan Hutan
permukiman, pertambangan, pertanian lahan kering, pertanian lahan 665,86 13.148,64 11.584,06 11.141,00 23.390,40 59.929,96
42 43
Perubahan penutupan lahan kelompok berhutan terjadi pada
seluruh kelas penutupan lahan hutan pada kelas hutan lahan kering 1 2 3 4 5 6 7 8
Hutan Rawa
primer seluas 40.440,44 ha,, Hutan lahan kering sekunder seluas 6 sekunder 31,56 3.285,07 545,19 3.861,82
20.733,80 ha, hutan mangrove primer seluas 1.272,73 ha, Hutan rawa 7 Hutan Tanaman 259,98 4.227,79 30.447,90 1.651,45 36.587,12
primer seluas 145,80 ha sedangkan penambahan pada kelas Hutan Jumlah II 204.740,62 488.859,07 559.426,39 364.940,64 286.767,70 1.904.734,42
Hutan lahan
mangrove sekunder seluas 672,08 ha, Hutan Rawa sekunderseluas seluas 1 kering primer -13.961,93 -13.974,34 -6.557,13 -2.297,61 -3.649,44 -40.440,44
Hutan lahan
107,64ha merupakan akibat perubahan pada kelas hutan mangrove 2 kering sekunder 13.296,06 1.386,14 -5.196,09 -10.395,44 -19.824,47 -20.733,80
Hutan mangrove
primer dan hutan rawa primer. Penutupan lahan pada kawasan hutan 3 primer 0,00 -1.242,05 -7,28 0,00 -23,39 -1.272,73
Hutan mangrove
kelompok berhutan pada fungsi kawasan hutan tahun 2012 dan 2017 4 sekunder 0,00 681,62 -1,72 -0,33 -7,49 672,08
sebagaimana Tabel 16, Gambar 19 dan Gambar 20berikut ini. Hutan Rawa
5 primer 0,00 0,00 0,00 0,00 -145,80 -145,80
Hutan Rawa
Tabel 16. Luas Penutupan Lahan Kelompok Berhutan pada Kawasan Hutan 6 sekunder 0,00 0,00 0,00 0,00 107,64 107,64
Tahun 2012 dan Tahun 2017
7 Hutan Tanaman 0,00 0,00 178,17 1.552,38 152,55 1.883,10
No Tahun
Kelompok /Kelas
Penutupan Lahan 2012 2014 2017
1
Berhutan 1.964.664,37 1.958.961,22 1.904.734,41
2
Bukan Hutan 544.558,84 550.261,99 604.488,80
Gambar 20. Grafik Perubahan Penutupan Lahan pada Kelompok Berhutan per
Kawasan Hutan Provinsi Maluku Utaratahun 2012 dan Tahun 2017
Gambar 21. Grafik Kecenderungan Perubahan Penutupan Lahan pada Kelompok
Dari hasil pengolahan data terhadap kecenderungan perubahan Berhutan dan Bukan Hutan Provinsi Maluku Utara pada Kawasan Hutan
penutupan lahan tahun tahun 2012, 2014 dan 2017 pada kawasan hutan Tahun 2012, 2014 dan 2017
46 47
BAB V. PENUTUP
Data hasil analisis Perkembangan penutupan lahan Provinsi Sulawesi Utara dan
Provinsi Maluku Utara Tahun 2012 dan Tahun 2017 menunjukan bahwa:
1. Hasil penutupan lahan diProvinsi Sulawesi Utara terdapat sebanyak 16 kelas
penutupan lahan,4 kelas penutupan lahan berhutan yakni:hutan lahan kering
primer, hutan lahan kering sekunder, hutan mangrove primer dan hutan
mangrove sekunder. Selanjutnya untuk kelas bukan hutan sebanyak 12 kelas yakni
: semak belukar, perkebunan, permukiman, lahan terbuka,tubuh air, semak
belukar rawa, pertanian lahan kering, pertanian lahan kering campur semak,
sawah,tambak,bandara dan pertambangan.
2. Hasil penutupan lahan diProvinsi Maluku Utara terdapat 21 kelas penutupan lahan
Tahun 2012 Tahun 2017 yakni kelas berhutan sebanyak 7 kelas yakni hutan lahan kering primer, hutan
lahan kering sekunder, hutan mangrove primer,hutan rawa primer,hutan
tanaman, hutan mangrove sekunder dan hutan rawa sekunder .Selanjutnya untuk
kelas bukan hutan sebanyak 14 kelas yaitu semak belukar, perkebunan,
permukiman, tanah terbuka,tubuh air,semak belukar rawa, pertanian lahan
kering,pertanian lahan kering campur semak, sawah,tambak,,bandara/pelabuhan,
transmigrasi,pertambangan dan rawa
3. Perubahan penutupan lahan tahun 2012 dan tahun 2017 dari kelompok penutupan
lahan berhutan menjadi bukan hutan seluas 6.108,26 ha, jika dirata-ratakan
pertahun mengalami perubahan seluas 1.221,65 ha/tahun. Sedangkan pada
kawasan hutan sebesar 3.635,32 ha, jika dirata-ratakan pertahun sebesar 727,06
ha, pengurangan tertinggi terjadi pada kawasan Hutan HPT seluas 1.582,24 ha
dan HL seluas 739,26 ha.
4. Perubahan penutupan lahan Provinsi Maluku Utara tahun 2012 dan tahun 2017
Tahun 2012 Tahun 2017 dari kelompok penutupan lahan berhutan menjadi bukan hutan seluas 75.749,68
Gambar 22. Cuplikan Citra Landsat Perubahan Penutupan Lahan Kelompok ha, jika dirata-ratakan pertahun mengalami perubahan seluas 15.149,94 ha/tahun.
Berhutan menjadi Bukan Hutan Provinsi Sulawesi Utara
Sedangkan pada kawasan hutan sebesar 59.929,96 ha, jika dirata-ratakan
48 49
pertahun sebesar 11.985,99 ha, pengurangan tertinggi terjadi pada kawasan DAFTAR PUSTAKA
Hutan HPK seluas 23.390,40 ha dan HL seluas 13.148,64 ha.
5. hasil pengolahan data terhadap kecenderungan perubahan penutupan lahan tahun
Provinsi Sulawesi Utara dan Provinsi Maluku Utara tahun 2012, 2014 dan 2017 Badan Infromasi dan Geospasial, 2017. Perkembangan
Landsat.https://pgsp.big.go.id/perkembangan-landsat, diakses 20 Nopember 2017
pada kawasan hutan dapat diketahui bahwa terjadi penurunan pada kelompok
penutupan lahan kelas berhutan dan peningkatan luas pada kelompok penutupan Badan Infromasi dan Geospasial, 2014. SNI 7645, Klasifikasi Penutupan Lahan.
lahan kelas bukan hutan.
Badan Infromasi dan Geospasial, 2014. SNI 8033,Metode Penghitungan Perubahan
Tutupan Hutan Berdasarkan Hasil Penafsiran Citra Penginderaan Jauh Optic
Secara Visual.
50 51
Profil Tim Penyusun :
52 53
Catatan : 2017
Peta Perkembangan Perubahan Penutupan Lahan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2012
dan Tahun 2017 Skala 1 : 250.000 dapat diakses melalui alamat berikut ;
http://goo.gl/fHe8zg
Peta Perkembangan Perubahan Penutupan Lahan Provinsi Maluku Utara Tahun 2012
dan Tahun 2017 Skala 1 : 250.000 dapat diakses melalui alamat berikut ;
http://goo.gl/fHe8zg
HALAMAN BELAKANG
54 55
56 57
58 59
60 61
62 63
64 65
66 67
70 71
72 73
74 75
76 77
78 79
80