Anda di halaman 1dari 45

KEMBANGAN PERUBAHAN PENUTUPAN LAHAN EVALUASI PERKEMBANGAN PERUBAHAN PENUTUPAN LAHAN

EVALUASI PERKEMBANGAN PERUBAHAN PENUTUPAN LAHAN PROVINSI SULAWESI UTARA DAN PROVINSI MALUKU UTARA
PROVINSI SULAWESI UTARA DAN PROVINSI MALUKU UTARA TAHUN 2012, 2014 DAN 2017
TAHUN 2012, 2014 DAN 2017 SULAWESI UTARA DAN
PROVINSI MALUKU UTARA
TAHUN 2012, 2014 DAN 2017 Pengarah/Penanggungjawab :

Kepala Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah VI Manado

Editor :

Kepala Seksi Informasi Sumber Daya Hutan dan Lingkungan


Kepala Seksi Pemolaan Kawasan Hutan
Tim Penyusun :
Kepala Sub Bagian Tata Usaha
Andronikus Melky Paliling
Badrun Zaini
ISBN : 978-602-72808-5-4
Lidya Suryati Biringkanae
Didi Kasmadi
Tim Penyusun :
Rahmia
Andronikus Melky Paliling
Badrun Zaini
Lidya Suryati Biringkanae
Didi Kasmadi
HALAMAN COVER Rahmia

Penerbit :
Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah VI
Jl.17 Agustus Manado, Telp.0431-852709 fax. 0431-841075
Penerbit :
Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah VI
Jl.17 Agustus Manado, Telp.0431-852709 fax. 0431-841075

i
LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK

Pelaksanaan pembangunan dan pengelolaan hutan yang lestari membutuhkan


EVALUASI PERKEMBANGAN PERUBAHAN PENUTUPAN LAHAN
pemantapan prakondisi pengelolaan hutan dan data penutupan lahan merupakan satu
PROVINSI SULAWESI UTARA DAN PROVINSI MALUKU UTARA
TAHUN 2012, 2014 DAN 2017 diantara variable yang seing digunakan dalam pengambilan keputusan. Pemetaan
penutupan lahan sampai dengan saat ini diperoleh dengan menggunakan sumber data
satelit, terutama citra satelit resolusi sedang. Citra Landsat 7 dan Landsat8 dipilih

Disusun oleh :
karena memiliki cakupan pemotretan yang luas dan tidak berbayar.
1. Andronikus Melky Paliling Provinsi Sulawesi Utara pada tahun 2012 menunjukan bahwa kondisi penutupan
NIP. 19810508 200003 1 001 ………………………………….
2. Badrun Zaini lahan kelompok kelas berhutan seluas 568,511,99 ha (39,07%) dan bukan hutan
NIP. 19761016 200312 1 003 ………………………………….
3. Lidya Suryati Biringkanae
seluas 886.745,39 ha (60,93%), untuk tahun 2017 menunjukan bahwa kondisi
NIP. 19901025 201502 2 002 …………………………………. penutupan lahan kelompok kelas berhutan seluas 562,403,72 ha (38,65%) dan bukan
4. Didi Kasmadi
NIP. 19830605 200212 1 005 …………………………………. hutan seluas 892.853,65 ha (61,35%). Selanjutnya data penutupan lahan Provinsi
5. Rahmia
NIP. 19860128 201502 2 001 ………………………………….
Maluku Utara tahun 2012 menunjukan bahwa kondisi penutupan lahan kelompok kelas
berhutan seluas 2.039.814,99 ha (66,46%) dan bukan hutan seluas 1.056.758,79 ha
Disahkan Oleh : (33,54%), untuk tahun 2017 menunjukan bahwa kondisi penutupan lahan kelompok
Pada Tanggal : Nopember 2017 kelas berhutan seluas 2.018.065,31 ha (64,05%) dan bukan hutan seluas 1.132.508,47

Kepala Balai, ha (39,95%).


Kondisi penutupan lahan pada kawasan hutan di Provinsi Sulawesi Utara pada
tahun 2012, luas penutupan lahan kelompok berhutan seluas 515.028,01 ha (74,02%)
dan bukan hutan seluas 180.769,99 (26,51%), untuk tahun 2014 kelompok berhutan
Ir. Zahari H. Sipayung, M.Si seluas 512.730,03 ha (73,69%) dan bukan hutan seluas 183.067,98 ha (26,31%) serta
NIP. 19600512 198903 1 002
untuk tahun 2017 kelompok berhutan seluas 511,360,02 ha (73,49%) dan bukan hutan
seluas 184.437,98 ha (%). Provinsi Maluku Utara pada tahun 2012 luas penutupan
lahan berhutan seluas 1.964.664,37 ha (78,30%) dan bukan hutan seluas 544.558,84
ha (21,70%), tahun 2014 kondisi penutupan lahan untuk kawasan berhutan seluas
1.958.961,22 ha (78,08%) dan bukan hutan seluas 550.261,99 ha (21,92%) dan di
tahun 2017 luas penutupan lahan berhutan seluas 1.904.734,41 ha (75,91%) dan
bukan hutan seluas 604.488,80 ha (24,09%).

iiii
iii
Perubahan penutupan lahan tahun 2012 dan tahun 2017 dari kelompok penutupan KATA PENGANTAR
lahan berhutan menjadi bukan hutan di Provinsi Sulawesi Utara seluas 6.108,26 ha, jika
dirata-ratakan pertahun mengalami perubahan seluas 1.221,65 ha. Untuk Provinsi
Maluku Utara seluas 75.749,68 ha, jika dirata-ratakan pertahun mengalami perubahan
Buku evaluasi perkembangan penutupan lahan Provinsi Sulawesi Utara dan
seluas 15.149,94 ha/tahun.
Provinsi Maluku Utara tahun 2012, 2014 dan 2017 diperlukan data dan informasi
Pada kawasan hutan perubahan penutupan lahan kelompok berhutan dan bukan
terkinimengenai penutupan lahan.Balai Pemantapan Kawasan Hutan (BPKH) Wilayah VI
hutan Provinsi Sulawesi Utara tahun 2012 dan 2017 terjadi pengurangan pada
sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata
kelompok berhutan pada seluruh fungsi kawasan hutan sebesar 3.667,99 ha, jika
Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, di daerah telah
dirata-ratakan pertahun sebesar 733,598 ha/tahun. Untuk Provinsi Maluku Utara
melaksanakan penafsiran citra satelit resolusi sedang untuk memenuhi kebutuhan data
sebesar 59.929,96 ha, jika dirata-ratakan pertahun sebesar 11.985,99 ha/tahun.
tersebut. Hal ini untuk mendukung pengelolaan hutan di daerah.Penyajian buku ini
Dari hasil pengolahan data terhadap kecenderungan perubahan penutupan lahan
dibiayai DIPA BPKH Wilayah VI Manado Tahun Anggaran 2017.
tahun 2012, 2014 dan 2017 pada kawasan hutan menunjukan terjadi penurunan pada
Materi yang tersaji dalam buku ini meliputi pendahuluan, dasar pelaksanaan,
kelompok penutupan lahan kelas berhutan dan peningkatan luas pada kelompok
metodologi, hasil dan analisis serta penutup. Secara umum dari hasil analisis kondisi
penutupan lahan kelas bukan hutan.
penutupan lahan di Provinsi Sulawesi Utara dan Provinsi Maluku Utara terdapat
kecenderungan peningkatan luas penutupan lahan berhutan menjadi bukan hutan.
Pada kesempatan ini, disampaikan terima kasih kepada Ketua dan para
Anggota penyusun termasuk para struktural yang telah mendukung kelancaran
penyusunan buku ini. Segala saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan
guna penyempurnaan buku di masa mendatang.Semoga bermanfaat.

Manado, Nopember 2017

Kepala Balai,

Ir. Zahari H. Sipayung, M.Si


NIP. 19600512 198903 1 002

iv v
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL

Halaman
Halaman Judul ......................................................................................... i Nomor Halaman
Lembar Pengesahan ................................................................................ ii Judul
Abstrak ................................................................................................ iii
1. Luas Penutupan Lahan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2012 ............. 15
Kata Pengantar ........................................................................................ iv 2. Luas Penutupan Lahan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2017 .............. 17
Daftar Isi ............................................................................................... v 3. Luas Penutupan Lahan pada Fungsi Kawasan Hutan Provinsi Sulawesi
Daftar Tabel ............................................................................................ vi Utara Tahun 2012 ........................................................................ 19
Daftar Gambar ......................................................................................... vii 4. Luas Penutupan Lahan pada Fungsi Kawasan Hutan Provinsi Sulawesi
Daftar Lampiran ....................................................................................... viii Utara Tahun 2017 ........................................................................ 20
5. Luas Penutupan Lahan Provinsi Maluku Utara Tahun 2012 ................ 24
BAB I. Pendahuluan ............................................................................. 1 6. Luas Penutupan Lahan Provinsi Maluku Utara Tahun 2017 ................ 26
A. Latar Belakang ................................................................... 1 7. Luas Penutupan Lahan pada Fungsi Kawasan Hutan Provinsi Maluku
B. Maksud dan Tujuan ............................................................. 3 Utara Tahun 2012 ........................................................................ 28
C. Sasaran ............................................................................. 3 8. Luas Penutupan Lahan pada Fungsi Kawasan Hutan Provinsi Maluku
D. Lingkup Tulisan .................................................................. 4 Utara Tahun 2017 ........................................................................ 30
9. Perubahan Penutupan Lahan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2012
BAB II. Tinjauan Pustaka dan Dasar Pelaksanaan ..................................... 6 dan Tahun 2017 ........................................................................... 33
A. Tinjauan Pustaka ................................................................ 6 10. Perubahan Penutupan Lahan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2012,
B. Dasar Umum Pelaksanaan .................................................... 9 2014 dan Tahun 2017 ................................................................... 35
C. Dasar Teknis Pelaksanaan .................................................... 10 11. Luas Kelompok Penutupan lahan pada Fungsi Kawasan Hutan Hutan
BAB III. Metodologi ................................................................................ 10 Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2012 dan Tahun 2017 ....................... 36
12. Luas Penutupan Lahan Kelompok Berhutan pada Kawasan Hutan
A. Alat dan Bahan ................................................................... 10 Hutan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2012 dan Tahun 2017.............. 37
B. Pengumpulan data .............................................................. 10 13. Perubahan Penutupan Lahan Provinsi Sulawesi Utara pada Kawasan
C. Pengolahan data ................................................................. 11 Hutan Tahun 2012, 2014 dan 2017 ............................................... 39
D. Analisis dan Penyajian ......................................................... 12 14. Perubahan Penutupan Lahan Provinsi Maluku Utara Tahun 2012 dan
BAB IV. Hasil dan Analisis ....................................................................... 14 Tahun 2017 ................................................................................. 41
15. Luas Kelompok Penutupan lahan pada Fungsi Kawasan HutanProvinsi
A. Hasil .................................................................................. 14 Maluku Utara Tahun 2012 dan Tahun 2017 .................................... 43
1. Provinsi Sulawesi Utara ................................................. 14 16. Luas Penutupan Lahan Kelompok Berhutan pada Kawasan Hutan
2. Provinsi Maluku Utara ................................................... 22 Tahun 2012 dan Tahun 2017 ........................................................ 44
B. Analsis ............................................................................... 32 17. Perubahan Penutupan Lahan Provinsi Maluku Utara pada Kawasan
1. Provinsi Sulawesi Utara ................................................. 32 Hutan Tahun 2012, 2014 dan 2017 ............................................... 47
2. Provinsi Maluku Utara ................................................... 41
BAB V. Penutup .................................................................................... 49
Daftar Pustaka ........................................................................................ 51
Lampiran ............................................................................................. 52

vi vii
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Nomor Halaman 21. Grafik Kecenderungan Perubahan Penutupan Lahan pada Kelompok
Judul Berhutan dan Bukan Hutan Provinsi Maluku Utara pada Kawasan
Hutan Tahun 2012, 2014 dan 2017 47
1. Bagan Alir Proses Penyusunan Buku dan Pembuatan Peta ................. 13 22. Cuplikan Citra Landsat Perubahan Penutupan Lahan Kelompok
2. Grafik Penutupan Lahan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2012 ............ 16 Berhutan menjadi Bukan Hutan Provinsi Sulawesi Utara 48
3. Grafik Penutupan Lahan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2017 ............ 17
4. Grafik Luas Kawasan Hutan Propinsi Sulawesi Utara ........................ 18
5. Grafik Luas Penutupan Lahan pada Fungsi Kawasan Hutan Provinsi
Sulawesi Utara Tahun 2012 ........................................................... 21
6. Grafik Luas Penutupan Lahan pada Fungsi Kawasan Hutan Provinsi
Sulawesi Utara Tahun 2017 .......................................................... 22
7. Grafik Penutupan Lahan Provinsi Maluku Utara Tahun 2012 .............. 25
8. Grafik Penutupan Lahan Provinsi Maluku Utara Tahun 2017............... 27
9. Grafik Luas Kawasan Hutan Propinsi Maluku Utara .......................... 28
10. Grafik Luas Penutupan Lahan pada Fungsi Kawasan Hutan Provinsi
Maluku Utara Tahun 2012 ............................................................. 31
11. Grafik Luas Penutupan Lahan pada Fungsi Kawasan Hutan Provinsi
Maluku Utara Tahun 2017 ............................................................. 32
12. Grafik Perubahan Penutupan Lahan Provinsi Sulawesi Utara Tahun
2012 dan Tahun 2017 ................................................................... 34
13. Perubahan Penutupan Lahan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2012,
2014 dan Tahun 2017 .................................................................. 35
14. Grafik Perubahan Penutupan Lahan pada Kelompok Berhutan pada
kawasan hutan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2012 dan Tahun
2017 ........................................................................................... 38
15. Grafik Perubahan Penutupan Lahan pada Kelompok Berhutan per
kawasan Hutan Provinsi Sulawesi UtaraTahun 2012 dan Tahun 2017 .
16. Grafik Kecenderungan Perubahan Penutupan Lahan pada Kelompok
Berhutan dan Bukan Hutan Provinsi Sulawesi Utara pada Kawasan
Hutan Tahun 2012, 2014 dan 2017 ................................................ 38
17. Cuplikan Citra Landsat Perubahan Penutupan Lahan Kelompok
Berhutan menjadi Bukan Hutan Provinsi Sulawesi Utara .................... 40
18. Grafik Perubahan Penutupan Lahan Provinsi Maluku Utara Tahun
2012 dan tahun 2017 42
19. Grafik Perubahan Penutupan lahan pada Kelompok Berhutan pada
Kawasan hutan Provinsi Maluku UtaraTahun 2012 dan Tahun 2017 45
20. Grafik Perubahan Penutupan lahan pada kelompok Berhutan per
Kawasan Hutan Provinsi Maluku Utaratahun 2012 dan Tahun 2017 46

vii ix
DAFTAR LAMPIRAN BAB I. PENDAHULUAN

Nomor Halaman A. Latar Belakang


Judul
Pemantauan sumber daya hutan diperlukan untuk memberikan informasi
1. Peta Perkembangan Perubahan Penutupan Lahan Provinsi Sulawesi
Utara Tahun 2012 dan Tahun 2017 Skala 1 : 250.000 ..................... 55 kondisi penutupan lahan.Perubahan penutupan lahan yang sangat dinamis dan
2. Peta Perkembangan Perubahan Penutupan Lahan Provinsi Maluku cepat mendorong Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk
Utara Tahun 2012 dan Tahun 2017 Skala 1 : 250.000 ..................... 62
menyiapkan data secara rutin dalam jangka waktu tertentu sehingga membantu
mewujudkan kemantapan prakondisi pembangunan dan pengelolaan hutandii
tingkat pusat dan daerah. Pelaksanaan pembangunan dan pengelolaan hutan
yang lestari dibutuhkan kemantapan prakondisi pengelolaan hutan, dimana data
informasi penutupan lahan menjadi satu bagian dalam proses perencanaan.
Semakin majunya teknologi Sistem Informasi Geografis (SIG) dan
Penginderaan Jauh (PJ) khususnya citra satelit, maka kegiatan pemantauan
penutupan lahan menjadi semakin cepat, mudah dan relatif murah jika
dibandingkan dengan kegiatan pemetaan secara terestris ataupun dengan
bantuan foto udara.Untuk mendapatkan data terbaru mengenai luas tutupan
hutan, kegiatan pemetaan penutupan lahan terus dilakukanmenggunakan citra
landsat telah dilaksanakan sejak tahun 2000 hingga sekarang. Dalam periode
tahun 2000-2009 penafsiran citra satelit dilaksanakan dengan periode 3 tahunan
(2000,2003,2006 dan 2009). Namun dengan tersedianya data citra landsat yang
tidak berbayar sejak tahun 2009, maka sejak tahun 2011 penafsiran dilaksanakan
setiap tahunnya.
Pemetaan penutupan lahan sampai dengan saat ini diperoleh dengan
menggunakan sumber data satelit, terutama citra satelit resolusi sedang. Citra
landsat 7 dan landsat8 dipilih karena memiliki cakupan pemotretan yang luas dan
tidak berbayar. Citra satelit tersebut mempunyai resolusi spasial 30 m untuk
saluran multispektral, 60 m untuk saluran yang bekerja pada panjang gelombang
thermal dan 15 m untuk saluran yang bekerja pada panjang gelombang
pankromatik dengan resolusi temporal(siklus merekam daerah pada waktu lokal
x 1
yang sama) setiap 16 hari. Dengan kemampuannya dan resolusi spasialnya B. Maksud dan Tujuan
memungkinkan untuk dilakukan kegiatan pemantauan penutupan lahan melalui
1. Maksud
penafsiran citra satelit baik secara spectral based maupun secara visual, Kegiatan ini dimaksudkan untuk menyajikan data dan informasi
sekaligus kegiatan untuk memonitornya secara terus menerus. penutupan lahan pada periode waktu tertentu yang memuat pemantauan
Data penutupan lahan yang menjadi objek pemantauan yakni wilayah penutupan lahan periode tahun 2012 sampai dengan tahun 2017.
Provinsi Sulawesi Utara dan Provinsi Maluku Utara dengan periode pemantauan
2. Tujuan
dari tahun 2012, 2014 dan2017. Klasfikasi penutupan lahan yang digunakan
Adapun tujuan dari kegiatan ini antara lain:
merupakan klasifikasi 23 kelas yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Planologi
a) Menyajikan data dan informasi penutupan lahan dan perubahannya
Kehutanan dan Tata Lingkungan sesuai Peraturan Direktur Jendera lPlanologi
periode tahun 2012 sampai dengan tahun 2017 sesuai analisis citra
Kehutanan Nomor : P.1/VII-IPSDH/2015 tentang Pedoman Pemantauan
satelit multi temporal.
Penutupan Lahan, dimana terdapat 7 kelas penutupan lahan berhutan yakni
b) Menyajikan informasi penutupan lahan yang diperoleh dari hasil
hutan lahan kering primer, hutan lahan kering sekunder, hutan rawa primer,
penafsiran sehingga dapat digunakan untuk mengambarkan
hutanrawasekunder, hutan mangrove primer, hutan mangrove
kecenderungan perubahan penutupan lahan.
danhutantanaman. Kelas penutupan bukan hutan terdari semak belukar, semak
belukar rawa, savanna, pertanian lahan kering, pertanian lahan kering campur C. Sasaran
semak, sawah, tambak, perkebunan, permukiman, bandara/pelabuhan,
Adapun sasaran dari kegiatan ini antara lain yakni:
transmigrasi, lahanterbuka, pertambangan, tubuh air danrawa.
Hasil analisis perubahan penutupan lahan menunjukan kecenderungan 1. Terketahuinya data penutupan lahan periode tahun 2012, 2014 dan 2017

peningkatan luas penutupan lahan berhutan menjadi bukan hutan. perubahan diwilayah Provinsi Sulawesi Utara dan Provinsi Maluku Utara.

penutupan lahan yang cenderung cepat dan dinamis disebabkan oleh banyak 2. Tersajinya data perubahan penutupan lahan dan kecenderungan
faktor antara lain tekanan penduduk, bencana alam, perambahan/illegal loging, perubahannya sehinggadiperoleh hasil penafsiran yang dapat digunakan
kegiatan non kehutanan seperti pertambangan, perkebunaan dan lain sebagai bahan perencanaan dan pengambilan keputusan.
sebagainya. Diharapkan dengan adanya bukuini dapat menggambarkan
kecenderungan perubahan penutupan lahan diwilayah.

2 3
D. Lingkup Tulisan BAB II. TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR PELAKSANAAN

Batasan dalam penulisan ini yakni penyajian informasi perkembangan


penutupan lahan di Provinsi Sulawesi Utara dan Provinsi Maluku Utara selama
A. Pustaka
periode tahun 2012 dan tahun 2017 dengan mengunakan data hasil pelaksanaan
penafsiran citra satelit resolusi sedang yang dilaksanakan di Laboratorium BPKH Penginderaan jauh merupakan ilmu atau teknologi yang dipergunakan untuk
Wilayah VI, dengan menggunakan klasifikasi penutupan lahan yang mengacu mendapatkan informasi dipermukaan bumi tanpa kontak langsung dengan objek
pada Peraturan Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan tersebut. Citra penginderaan jauh adalah hasil penginderaan kenampakan
Nomor: P.1/VII-IPSDH/2015 tanggal 26 Mei 2015 tentang Pedoman Pemantauan permukaan bumi yang didapatkan dengan wahan teknik dan spesifikasi tertentu
Penutupan Lahan. Kelas penutupan lahan terdiri dari 22 kelas yang terbagi atas 7 dan disimpan dalam format digital maupun cetak. (Direktorat Jenderal Planologi,
kelas penutupan lahan hutan diantaranya hutan lahan kering primer, hutan lahan 2015)
kering sekunder, hutan rawa primer, hutan rawa sekunder, hutan mangrove Satelit Landsat 7 merupakan citra satelit bumi yang memiliki ETM (Enchnced
primer, hutan mangrove dan hutan tanaman. Pada 15 kelas penutupan bukan Thamatic Mapper) dan Scanner yang dapat membantu untuk pemotretan foto
hutan terdiri dari semak belukar, semak belukar rawa, savanna, pertanian lahan udara. Landsat 7 ini diluncurkan pada bulan April 1999. Kegunaan citra satelit
kering, pertanian lahan kering campur semak, sawah, tambak, perkebunan, Landsat 7 ini digunakan untuk pemetaan penutupan lahan, pemetaan geologi,
permukiman, bandara/pelabuhan, transmigrasi, lahan terbuka, pertambangan, serta pemetaan suhu permukaan laut. citra satelit Landsat 8 yang memiliki sensor
tubuh air dan rawa. Onboard Operational Land Imager (OLI) dan Thermal Infrared Sensor (TIRS).
Landsat ini memiliki 11 band, 9 band diantaranya berada di OLI dan 2 band lainnya
berada di TIRS. Sebagian band pada Landsat ini memiliki kesamaan dengan citra
satelit Landsat 7. Landsat 8 ini dapat digunakan untuk mengetahui tingkat
kerapatan dan luasan vegetasi. (https://pgsp.big.go.id/perkembangan-landsat)
Penutupan lahan merupakan garis yang mengambarkan batas penampakan
area tutupan diatas permukaan bumi yang terdiri dari bentang alam dan/atau
bentang buatan.( UU Nomor 4 tahun 2011 tentang Geospasial). Penutupan Lahan
dapat pula berarti tutupan biofisik pada permukaan bumi yang dapat diamati dan
merupakan hail pengaturan aktivitas dan perlakuan manusia yang dilakukan pada
jenis penutup lahan tertentu untuk melakukan kegiatan produksi, perubahan atau
pun perawatan pada areal tersebut. (SNI 7645 Klasifikasi penutupan lahan, Badan
Infromasi dan Geospasial, 2014)

4 5
Pemantauan penutupan lahan adalah rangkaian kegiatan untuk ekosistemnya. Kawasan hutan suaka alam adalah hutan dengan ciri khas tertentu,
mengumpulkan data dinamika perubahan keadaan penutupan hutan berdasarkan yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman
data citra penginderaan jauh. Klasifikasi Kelas penutupan lahan terdiri dari 22 kelas tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya, yang juga berfungsi sebagai wilayah
yang terbagi atas 7 kelas penutupan lahan berhutan diantaranya hutan lahan sistem penyangga kehidupan. Kawasan hutan Pelestarian alam adalah hutan
kering primer, hutan lahan kering sekunder, hutan rawa primer, hutan rawa dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai fungsi pokok perlindungan sistem
sekunder, hutan mangrove primer, hutan mangrove dan hutan tanaman. Pada 15 penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa,
kelas penutupan bukan hutan terdiri dari semak belukar, semak belukar rawa, serta pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya(UU
savanna, pertanian lahan kering, pertanian lahan kering campur semak, sawah, Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan).
tambak, perkebunan, permukiman, bandara/pelabuhan, transmigrasi, lahan Pengukuran dan penghitungan perubahan tutupan hutan yaitu menghitung
terbuka, pertambangan, tubuh air dan rawa. (Direktorat Jenderal Planologi, 2015) tingkat perubahan tutupan hutan berdasarkan hasil penafsiran citra penginderaan
Penutupan lahan berhutan adalah kondisi tutupan lahan berupa hutan lahan jauh optik secara visual pada periode tertentu. Analisis dilakukan dengan
kering primer, hutan lahan kering sekunder, hutan rawa primer, hutan rawa pengelompokan beberapa kelas penutupan lahan menjadi suatu kelompok
sekunder, hutan mangrove primer, hutan mangrove sekunder dan hutan tanaman. tertentu. Kelas penutupan lahan dikelompokan menjadi kelas berhutan dan kelas
Penutupan lahan bukan hutan adalah bentuk tutupan lahan berupa semak belukar, bukan hutan. Analisis spasial dilakukan dengan melakukan tumpang susun
semak belukar rawa, savanna, pertanian lahan kering, pertanian lahan kering (overlay) kelas penutupan lahan pada waktu pengamatan awal (T0) dengan kelas
campur semak, sawah, tambak, perkebunan, permukiman, bandara/pelabuhan, penutupan lahan waktu berikutnya (T1), melakukan analisis objek yang tidak
transmigrasi, lahan terbuka, pertambangan, tubuh air dan rawa. (Direktorat berubah (pada T0 dan T1) dan yang berubah (pada T 0 dan T1 yang tidak sama),
Jenderal Planologi, 2017). melakukan penghitungan luasan pada setiap objek yang mengalmi perubahan
Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi (baik yang mengalami perubahan dan berhutan menjadi bukan hutan maupun
sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam sebaliknya) dan yang tidak mengalmi perubahan. Analisis tabular dilakukan dengan
lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan. Kawasan hutan melakukan penghitungan luasan pada setiap kelas (atau kelompok kelas)
adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau ditetapkan oleh pemerintah untuk penutupan lahan pada dua waktu pengamatan, melakukan penghitungan
dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap. Hutan produksi adalah perubahan luasan pada kelas tutupan hutan dan kelas tuutpan tidak berhutan
kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil hutan. Hutan pada dua waktu pengamatan, melakukan penghitungan luas perubahan tutupan
lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai berhutan dengan menggunakan rumus
perlindungan system penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah
banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan memelihara kesuburan
tanah. Hutan konservasi adalah kawasan hutan dengan ciri khas tertentu, yang
mempunyai fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta

6 7
C. Dasar Teknis Pelaksanaan

1. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.302/Menhut-II/2013 tanggal 1 Mei


Keterangan :
2013 tentang Penunjukan Kawasan Hutan dan Wilayah Tertentu yang
PTH : Perubahan tutupan berhutan per tahun pada periode tertentu,
ditunjuk Sebagai Kawasan Hutan di Provinsi Maluku Utara
dinyatakan dalam luas kurun waktu tertentu/per tahun (ha)
2. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor:734/Menhut-II/2014 tanggal 2
A0 : luas hutan pada waktu pengamatan awal, dinyatakan dalam
September 2014 tentang Kawasan Hutan dan Konservasi Perairan Provinsi
hektar (ha) Sulawesi Utara
A1 : luas hutan pada waktu pengamatan akhir, dinyatakan dalam 3. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor: P.18/Menlhk-
hektar (ha) II/2015, tanggal 11 Mei 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
T0 : tahun pengamatan awal Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
T1 : tahun pengamatan akhir 4. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor:
P.6/MenLHK/Setjen/OTL/I/2016 tanggal 29 Januari 2016 tentang Organisasi
Catatan : apabila PTH bernilai positif berarti terjadi penambahan tutupan dan Tata Kerja Balai Pemantapan Kawasan Hutan.

hutan sedangkan apabila PTH bernilai negative berarti terjadi pengurangan 5. Peraturan Direktur Jenderal Planologi Kehutanan Nomor : P.3/VII-IPSDH/2014
tanggal 25 Maret 2014 tentang Petunjuk Teknis Penggambaran dan Penyajian
tutupan hutan. (SNI 8033Metode penghitungan perubahan tutupan hutan
Peta Kehutanan
berdasarkan hasil penafsiran citra penginderaan jauh optic secara visual, Badan
6. Peraturan Direktur Jenderal Planologi Kehutanan Nomor : P.1/VII-IPSDH/2015
Infromasi dan Geospasial, 2014)
tanggal 26 Mei 2015 tentang Pedoman Pemantauan Penutupan Lahan
7. Petunjuk Teknis PenafsiranCitra Resolusi Sedang untuk Menghasilkan Data
B. Dasar Umum Pelaksanaan
Penutupan Lahan Nomor: 01/Juknis/PSDH/2015 tanggal 3 September 2015.
1. Undang-Undang Nomor : 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam 8. Petunjuk Teknis Pengecekan Lapangan Hasil Penafsiran Citra Resolusi
Hayati dan Ekosistemnya. Sedang untuk Menghasilkan Data Penutupan Lahan Nomor :
2. Undang-Undang Nomor : 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan sebagai 02/Juknis/PSDH/2015 tanggal 3 September 2015, Direktorat Inventarisasi dan
mana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor : 19 Tahun 2004. Pemantauan Sumber Daya Hutan, Tahun 2015.
3. Undang-Undang Nomor: 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan 9. Instruksi Direktur Jenderal Planologi Kehutanan Nomor : Ins.4/VII-
Lingkungan Hidup. IPSDH/2014 tentang Pelaksanaan Kegiatan Pemantauan Penutupan Hutan
4. Undang-Undang Nomor: 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Tahunan
5. Peraturan Pemerintah Nomor: 44 Tahun 2004 tentang Perencanaan Kehutanan. 10.Surat Tugas Kepala BalaiPemantapan Kawasan Hutan Wilayah VI
6. Peraturan Pemerintah Nomor: 45 Tahun 2004 tentang Perlindungan Hutan. Nomor:ST.203/BPKH VI/TU/PEG.3.0/11/2017 tanggal 3 Nopember 2017.

8 9
BAB III. METODOLOGI yang sudah berlalu yang berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seseorang. Literatur yang digunakan dalam penyusunan buku
A. Alat dan Bahan ini yakni data digital penutupan lahan dan laporan penutupan lahan Provinsi
Sulawesi Utara dan Maluku Utara tahun 2012 dan 2017.
1. Alat
a. PC atau laptop C. Pengolahan Data
b. Software pemetaan (seperti ArcGIS 10 dan Microsoft Office (Word dan
Excell). Data yang digunakan untukmenganalisis perkembangan tutupan lahandi
c. Printer dan plotter Provinsi Sulawesi Utara dan Provinsi Maluku Utara tahun 2012 dan tahun
2017merupakan data digital yang didistribusikan oleh Direktorat Inventarisasi dan
2. Bahan
Pemantauan Sumber Daya Hutan, Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan
a. Kertas Ukuran AO dan A4. Tata Lingkungan kepada BPKH Wilayah VI pada skala 1:250.000. Data digital
b. Peta RBI skala 1 : 50.000, Peta Dasar Tematik Kehutanan skala 1 : yang digunakan meliputi :
250.000, Peta Topografi skala 1 : 250.000 1. Data digital Peta RBI skala 1:50.000, liputan Provinsi Sulawesi Utara dan
c. Data digital penutupan lahan hasil penafsiran citra Landsat LDCM (The Provinsi Maluku Utara edisi tahun 2017.
Landsat Data Continuity Mission) tahun 2012, 2014 dan tahun 2017, 2. Data digital penutupan lahan hasil penafsiran citra Landsat LDCM (The
d. Peta Penutupan Lahan Provinsi Sulawesi Utara dan Provinsi Maluku Landsat Data Continuity Mission) 7 dan 8 tahun 2012dan tahun 2017,
Utara Tahun 2012 s/d 2017 skala 1 : 250.000. liputan Provinsi Sulawesi Utara dan Provinsi Maluku Utara dengan datum
World Cylindrical Equal Area.
B. Pengumpulan Data 3. Data digital kawasan hutan bersumber dari peta lampiran Keputusan Menteri
Kehutanan Nomor : SK. 734/Menhut-II/2014 tanggal 2 September 2014
Metode analisis yang digunakan adalah metode kualitatif yang
tentang Kawasan Hutan dan Konservasi Perairan Provinsi Sulawesi Utara.
merupakan metode yang digunakan untuk mengungkapkan permasalahan
4. Data digital kawasan hutan bersumber dari peta lampiranKeputusan Menteri
dalam kehidupan kerja organisasi pemerintah, swasta, kemasyarakatan,
Kehutanan Nomor: SK. 302/Menhut-II/2013 tanggal 1 Mei 2013 tentang
kepemudaan, perempuan, olah raga, seni dan budaya, dan lain-lain sehingga
Perubahan Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor:
dapat dijadikan suatu kebijakan untuk dilaksankan demi kesejahteraan
415/Kpts-II/1999 tentang Penunjukan Kawasan Hutan di Wilayah Provinsi
bersama. Jamesh Mc. Millan dan Sally Schumacer (1986) pada metode
Daerah Tingkat I Maluku Seluas ± 7.264.707 (Tujuh Juta Dua Ratus Enam
kualitatif teknik pengumpulan data yang biasa digunakan ada empat yaitu
Puluh Empat Ribu Tujuh Ratus Tujuh) Hektar).
dengan observasi partisipatif, wawancara mendalam, studi literatur dan artefak,
serta teknik pelengkap, penulisan buku ini menggunakan metode studi literatur.
Sugiyono (2013) menyatakan bahwa Literatur merupakan catatan peristiwa

10 11
C. Analisis dan Penyajian
Mulai

Kecenderungan perubahan penutupan lahanberhutan menjadi bukan hutan


di Provinsi Sulawesi Utara dan Provinsi Maluku Utara selama lima tahun terakhir Pengumpulan
data dan Peta
dapat dilihat dengan menganalisis data tutupan lahan hasil interpretasi citra
satelit resolusi sedang yang telah dilakukan oleh BPKH Wilayah VI dari tahun
2012dan tahun 2017. Proses analisis data penutupan lahan dilakukan dengan
memanfaatkan teknologi SIG dan pembacaan hasil tabulasi menggunakan Data penutupan Peta Kawasan Peta Dasar RBI
lahan tahun Prov. Sulut dan edisi 2017
Microsoft Excel. Data seri tutupan lahan yang digunakan merupakan data 2012, 2017 Malut

shapefile pada skala ketelitian interpretasi 1:250.000. Tahapan analisis dan


penyajian kecenderungan perubahan penutupan lahan tutupan lahan hutan
menjadi bukan hutan selama lima tahun terakhir antara lain:
Tidak
1. Penyiapan data seri penutupan lahan tahun 2012dan 2017 baik berupa data Penyesuaian data
dasar skala
shapefile(.shp) maupun data tabular. 1: 250.000

2. Overlay data seri tutupan lahan (.shp) menggunakan software ArcMap.


ya
3. Perhitungan perubahan tutupan lahan tutupan lahan hutan menjadi bukan
Proses analisis data
hutan tahun 2012 dan 2017 pada tiap provinsi dengan satuan terkecil spasial dan tabular
kawasan hutan.
4. Penyusunan Bukudan Pembuatan Peta PerkembanganPenutupanLahanTahun
2012 – 2017
Buku Evaluasi Peta
5. Penyimpanan dan penggandaan buku. PerkembanganPerubahanPenutupanL PerkembanganPerubahanPenutupanL
ahan Prov. Sulut dan Malut Tahun ahan Prov. Sulut dan Malut Tahun
2012 – 2017 2012 – 2017
Proses Penyusunan Bukudan Pembuatan Peta dapat dilihat pada Gambar
1berikut ini

Selesai

Gambar 1. Bagan Alir Proses Penyajian Bukudan Pembuatan Peta

12 13
BAB V. HASIL DAN ANALISIS Sedangkan untuk kelompok bukan hutan didominasi oleh kelas pertanian
lahan kering campur semak seluas 470.463,66 ha (32,33%) dan pertanian
lahan kering seluas 272.173,37 ha (18,70%). Hasil pelaksanaan pengecekan
A. Hasil
lapangan hasil penutupan lahan menunjukan vegetasi lahan pertanian
1. Provinsi Sulawesi Utara tersebut terdiri tanaman kelapa, cengkih, tanaman palawija, serta tanaman

Provinsi Sulawesi Utara, dibentuk berdasarkan UU Nomor: 13 Tahun sela lainnya. Secara rinci data penutupan lahan tahun 2012 sebagaimana

1964 tanggal 23 September 1964 tentang Pembentukan Propinsi Sulawesi Tabel 1dan Gambar 2berikut ini.

Utara, dengan ibukota Provinsi berlokasi di Manado. Luas Propinsi Sulawesi


Tabel 1. Luas Penutupan Lahan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2012
Utara seluas lebih kurang 1.455.257,37 ha, Secara administrasi wilayah Persentase
Nomor Kelompok/Kelas PL Luas (ha)
Provinsi Sulawesi Utara terdiri dari 11 kabupaten yaitu Kabupaten Bolaang (%)
Mongondow Utara,Kabupaten Bolaang Mongondow, Kabupaten Bolaang I Berhutan 568.511,99 39,07
1 Hutan lahan kering primer 266.154,30 18,29
Mongondow Selatan,Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, Kabupaten
2 Hutan lahan kering sekunder 290.065,84 19,93
Minahasa Selatan, Kabupaten Minahasa Tenggara, Kabupaten Minahasa,
3 Hutan mangrove primer 10.435,51 0,72
Kabupaten Minahasa Utara, Kabupaten Kepulauan Talaud, Kabupaten 4 Hutan mangrove sekunder 1.856,34 0,13
Kepulauan Sangihe, Kabupaten Kepulauan Sitaro dan 4 kota yaitu Manado, II Bukan Hutan 886.745,39 60,93
Kotamobagu, Bitung danTomohon. 1 Bandara/pelabuhan 268,95 0,02
Hasil penutupan lahan tahun2017 di Provinsi Sulawesi Utara terdapat 2 Lahan terbuka 8.059,65 0,55
3 Perkebunan 2.164,53 0,15
sebanyak 16 kelas penutupan lahan,4 kelas penutupan lahan berhutan
4 Permukiman 22.944,87 1,58
yakni: hutan lahan kering primer, hutan lahan kering sekunder, hutan
5 Pertambangan 357,12 0,02
mangrove primer dan hutan mangrove sekunder. Selanjutnya untuk kelas 6 Pertanian lahan kering 272.173,37 18,70
bukan hutan sebanyak 12 kelas yakni semak belukar, perkebunan, 7
Pertanian lahan kering campur
semak 470.463,66 32,33
permukiman, lahan terbuka, tubuh air,semak belukar rawa, pertanian lahan
8 Rawa 39,30 0,00
kering, pertanian lahan kering campur semak, sawah, tambak, bandara dan 9 Sawah 46.945,72 3,23
pertambangan. 10 Semak belukar 53.796,60 3,70
Data penutupan lahan tahun 2012 menunjukan bahwa kondisi 11 Semak belukar rawa 423,42 0,03
penutupan lahan kelompok kelas berhutan seluas 568,511,99 ha (39,07%) 12 Tambak 542,83 0,04
13 Tubuh air 8.565,36 0,59
dan bukan hutan seluas 886.745,39 ha (60,93%). Kelompok berhutan
Jumlah 1.455.257,37 100,00
didominasi oleh kelas hutan lahan kering sekunder seluas 290.065,84 ha
(19,93%) dan hutan lahan kering primer seluas 266.154,30 ha (18,29%).

14 15
239.015,45 311.707,54 8.638,31
53.796,60 423,42 542,83 8.565,36
46.945,72 3.042,42
294,44
39,30 266.154,30
312,79
977,33
8.279,80
470.463,66 290.065,84
1.455.257,37 29.092,74
10.435,51
292.082,03
1.856,34 6.341,23 425.896,18
953,21
1.242,00 80.127,00 47.254,90
268,95
272.173,37 Hutan lahan kering primer Hutan lahan kering sekunder
357,12 22.944,87 2.164,53 8.059,65 Hutan mangrove primer Hutan mangrove sekunder
Hutan lahan kering primer Hutan lahan kering sekunder Bandara/pelabuhan Lahan terbuka
Hutan mangrove primer Hutan mangrove sekunder Perkebunan Permukiman
Bandara/pelabuhan Lahan terbuka
Perkebunan Permukiman Pertambangan Pertanian lahan kering
Pertambangan Pertanian lahan kering Pertanian lahan kering campur semak Sawah
Pertanian lahan kering campur semak Rawa Semak belukar Semak belukar rawa
Sawah Semak belukar
Semak belukar rawa Tambak Gambar 3. Grafik Penutupan Lahan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2017
Tubuh air
Tabel 2. Luas Penutupan Lahan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2017
Gambar 2. Grafik Penutupan Lahan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2012
Persentase
Data penutupan lahan tahun 2017 menunjukan bahwa kondisi penutupan Nomor Kelompok/Kelas PL Luas (ha)
(%)
lahan kelompok kelas berhutan seluas 562,403,72 ha (38,65%) dan bukan hutan 1 2 3 4
seluas 892.853,65 ha (61,35%). Kelompok berhutan didominasi oleh kelas hutan I Berhutan 562.403,72 38,65
1 Hutan lahan kering primer 239.015,45 16,42
lahan kering sekunder seluas 311.707,54 ha (21,42%) dan hutan lahan kering
2 Hutan lahan kering sekunder 311.707,54 21,42
sekunder seluas 239.015,45 ha (16,42%). Sedangkan untuk kelompok bukan
3 Hutan mangrove primer 8.638,31 0,59
hutan didominasi oleh kelas pertanian lahan kering campur semak seluas 4 Hutan mangrove sekunder 3.042,42 0,21
452.896,18 ha (29,27%) dan pertanian lahan kering seluas 292.082,03 ha II Bukan Hutan 892.853,65 61,35
(20,07%). Secara rinci data penutupan lahan tahun 2017 sebagaimana Tabel 2 1 Bandara/pelabuhan 294,44 0,02
dan Gambar 3 dibawah ini. 2 Lahan terbuka 8.279,80 0,57
3 Perkebunan 312,79 0,02
4 Permukiman 29.092,74 2,00

16 17
di Propinsi Sulawesi Utara diluar penunjukan perairan Taman Nasional
1 2 3 4 (TN) Bunaken sampai dengan Oktober 2017 luas kawasan hutan seluas
5 Pertambangan 977,33 0,07 695.798,00 ha yang terdiri dari Kawasan Pelestarian Alam/Kawasan Suaka
6 Pertanian lahan kering 292.082,03 20,07
Alam (KSA/KPA) seluas 245.163,67 ha, Hutan Lindung (HL) seluas
Pertanian lahan kering campur
7 161.220,87 ha, Hutan Produksi Terbatas (HPT) seluas 210.316,11 ha,
semak 425.896,18 29,27
8 Sawah 47.254,90 3,25 Hutan Produksi (HP) seluas 64.319,89 ha, Hutan Produksi yang dapat di
9 Semak belukar 80.127,00 5,51 Konversi (HPK) seluas 14.705,45 ha.
10 Semak belukar rawa 1.242,00 0,09
Penutupan lahan pada tahun 2012 dan 2017 pada kawasan hutan
11 Tambak 953,21 0,07
didominasi oleh kelompok berhutan. Pada tahun 2012, luas penutupan
12 Tubuh air 6.341,23 0,44
Jumlah 1.455.257,37 100,00 lahan kelompok berhutan seluas 515.028,01 ha (74,02%) dan bukan hutan
seluas 184.437,98 (26,51%). Sedangkan pada tahun 2017 luas penutupan
lahan kelompok berhutan seluas seluas 511,360,02 ha (73,49%) dan
14.705,45 bukan hutan seluas 184.437,98 ha. Luas Penutupan Lahan pada Fungsi
210.316,11 245.163,67 Kawasan Hutan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2012 dan tahun 2017
sebagimana Tabel 3 dan Tabel 4 berikut ini.
KSA/ KPA Tabel 3. Luas Penutupan Lahan pada Fungsi Kawasan Hutan Provinsi
HL Sulawesi Utara Tahun 2012

HP No Kelompok PL KSA/ KPA HL HPT HP HPK Jumlah %

HPT 1 2 3 4 5 6 7 8 9

I Berhutan
HPK
Hutan lahan kering
1
primer 129.317,13 68.040,13 45.782,73 13.925,76 - 257.065,75 36,95
Hutan lahan kering
2
sekunder 81.429,13 36.930,93 101.657,12 17.729,55 12.279,91 250.026,65 35,93
64.391,89 161.220,87 3 Hutan mangrove
primer 2.097,72 5.449,63 - - - 7.547,35 1,08
4 Hutan mangrove
sekunder - 388,26 - - - 388,26 0,06

Gambar 4. Grafik Luas Kawasan Hutan Propinsi Sulawesi Utara Jumlah I 212.843,98 110.808,95 147.439,85 31.655,32 12.279,91 515.028,01 74,02
II Bukan Hutan -
Dari Gambar 4 diatas menunjukan Kawasan Hutan di Propinsi 1
Lahan terbuka 1.208,37 4.769,14 721,99 - - 6.699,50 0,96
Sulawesi Utara telah ditunjuk dengan Keputusan 2
Perkebunan - - - 1,07 - 1,07 0,00
MenteriKehutananNomor:SK.734/Menhut-II/2014 tanggal 2 September 3
Permukiman 27,91 120,55 3,45 2,44 - 154,34 0,02
2014, sesuai data digital hasil perkembangan pengukuhan kawasan hutan

19
18
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pertanian lahan
4 6
Pertambangan - - 84,41 - - 84,41 0,01 kering - 18,45 265,70 - - 284,15 0,04
Pertanian lahan Pertanian lahan
5
kering 10.982,78 6.140,21 6.098,45 4.556,46 183,69 27.961,58 4,02 7 kering campur
Pertanian lahan semak 11.575,82 8.085,10 5.475,61 4.498,27 42,62 29.677,42 4,27
6
kering campur semak 15.354,71 32.024,30 45.555,93 25.925,87 1.614,62 120.475,43 17,31
8
Sawah 14.872,73 30.282,40 45.412,72 22.727,18 1.301,24 114.596,28 16,47
7
Sawah 20,87 208,71 32,71 46,52 4,49 313,31 0,05
9
Semak belukar 4.951,98 7.079,02 12.403,68 6.101,50 1.141,58 31.677,75 4,55
8
Semak belukar 4.588,97 6.581,37 10.219,04 2.092,91 567,16 24.049,44 3,46
10
Semak belukar rawa 13,82 256,64 - - - 270,46 0,04
9
Semak belukar rawa 13,82 191,96 - - - 205,78 0,03
11
Tambak - 233,30 - - - 233,30 0,03
10
Tambak - 190,59 - - - 190,59 0,03
12
Tubuh air 84,36 170,47 57,57 1,50 6,16 320,07 0,05
11
Tubuh air 122,26 185,10 160,28 111,30 55,58 634,53 0,09
13
Jumlah II 32.835,00 51.153,09 64.475,43 33.463,10 2.511,36 184.437,98 26,51
Jumlah II 32.319,69 50.411,92 62.876,26 32.736,57 2.425,55 180.769,99 25,98
Grand Total 245.163,67 161.220,87 210.316,11 64.391,89 14.705,45 695.798,00 100,00
Jumlah I + II 245.163,67 161.220,87 210.316,11 64.391,89 14.705,45 695.798,00 100,00

Tabel 4. Luas Penutupan Lahan pada Fungsi Kawasan Hutan Provinsi


Sulawesi Utara Tahun 2017

No %
Kelompok PL KSA/ KPA HL HPT HP HPK Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9

I BerHutan
Hutan lahan kering
1
primer 127.897,80 57.827,87 35.670,04 10.587,91 - 231.983,61 33,34
Hutan lahan kering
2
sekunder 82.333,15 46.496,98 110.170,64 20.340,88 12.194,09 271.535,75 39,03
3 Hutan mangrove
primer 2.069,24 4.518,86 - - - 6.588,10 0,95
4 Hutan mangrove
sekunder 28,49 1.224,07 - - - 1.252,55 0,18

Jumlah I 212.328,67 110.067,78 145.840,68 30.928,79 12.194,09 511.360,02 73,49


II
Bukan Hutan -
1
Bandara/pelabuhan - 0,36 - - - 0,36 0,00
2
Lahan terbuka 1.265,62 4.613,85 791,27 82,76 12,82 6.766,33 0,97
4
Permukiman - - - - - - -
5
Pertambangan 43,75 203,45 27,97 7,40 0,60 283,18 0,04

Gambar 5. Grafik Luas Penutupan Lahan pada Fungsi Kawasan Hutan Provinsi Sulawesi
Utara Tahun 2012
20 21
Provinsi Maluku Utara terdapat 21 kelas penutupan lahan yakni kelas
berhutan sebanyak 7 kelas yakni hutan lahan kering primer, hutan lahan
kering sekunder, hutan mangrove primer hutan rawa primer,hutan
tanaman, hutan mangrove sekunder dan hutan rawa sekunder.
Selanjutnya untuk kelas bukan hutan sebanyak 14 kelas yaitu semak
belukar, perkebunan, permukiman, tanahterbuka,tubuhair,semak belukar
rawa, pertanian lahan kering,pertanian lahan kering campur semak,
sawah,tambak,bandara/pelabuhan, transmigrasi,pertambangan dan rawa.
Data penutupan lahan tahun 2012 menunjukan bahwa kondisi
penutupan lahan kelompok kelas berhutan seluas 2.039.814,99 ha
(66,46%) dan bukan hutan seluas 1.056.758,79 ha (33,54%). Kelompok
berhutan didominasi oleh kelas hutan lahan kering sekunder seluas
1.639.603,61 ha (52,04%) dan hutan lahan kering primer seluas
369.544,92 ha (11,73%). Sedangkan untuk kelompok bukan hutan
didominasi oleh kelas pertanian lahan kering campur semak seluas
520.398,35 ha (16,52%) dan semak belukar seluas 331.687,09 ha
(10,53%). Hasil pelaksanaan pengecekan lapangan hasil penutupan lahan
Gambar 6. Grafik Luas Penutupan Lahan pada Fungsi Kawasan Hutan Provinsi
Sulawesi Utara Tahun 2017 menunjukan vegetasi lahan pertanian tersebut terdiri tanaman kelapa,
cengkih, tanaman palawija, serta tanaman sela lainnya. Secara rinci data
2. Provinsi Maluku Utara penutupan lahan tahun 2012 sebagaimana Tabel 5 dan Gambar 7 berikut

Provinsi Maluku Utara terbentuk pada tanggal 4 Oktober 1999, ini.

melalui Undang-Undang (UU) Nomor: 46 Tahun 1999 dan UU Nomor: 6


Tahun 2003 dengan ibukota Provinsi berlokasi di Sofifi. Luas Provinsi
Maluku Utara seluas lebih kurang 3.150.573,78 ha, di mana terdapat 10
kabupaten/kotayakni Kabupaten Halmahera Barat, KabupatenHalmahera
Tengah, KabupatenHalmahera Timur, KabupatenHalmahera Selatan,
Kabupaten Halmahera Utara, Kabupaten Kepulauan Sula,Kabupaten Pulau
Morotai, Kabupaten Pulau Taliabu, KotaTernate, Kota Tidore Kepulauan.

22 23
Tabel 5. Luas Penutupan Lahan Provinsi Maluku Utara Tahun 2012

Persentase
No Kelompok/Kelas PL Luas (ha)
(%)
1 2 3 4
I Hutan 2.093.814,99 66,46
1 Hutan lahan kering primer 369.544,92 11,73
2 Hutan lahan kering sekunder 1.639.603,61 52,04
3 Hutan mangrove primer 29.081,97 0,92
4 Hutan mangrove sekunder 16.555,95 0,53
5 Hutan Rawa primer 162,18 0,01
6 Hutan Rawa sekunder 4.062,79 0,13
7 Hutan Tanaman 34.803,58 1,10
II Non Hutan 1.056.758,79 33,54
1 Bandara/pelabuhan 276,56 0,01
2 Lahan terbuka 15.258,62 0,48
3 Perkebunan 126,69 0,00
4 Permukiman 17.845,48 0,57
5 Pertambangan 1.158,13 0,04
6 Pertanian lahan kering 152.676,23 4,85
7 Pertanian lahan kering campur semak 520.398,35 16,52 Gambar 7. Grafik Penutupan Lahan Provinsi Maluku Utara Tahun 2012
8 Rawa 108,16 0,00
9 Data penutupan lahan tahun 2017 menunjukan bahwa kondisi penutupan
Sawah 6.950,24 0,22
10 Semak belukar 331.687,09 10,53 lahan kelompok kelas berhutan seluas 2.018.065,31 ha (64,05%) dan bukan
11 Semak belukar rawa 3.768,90 0,12 hutan seluas 1.132.508,47 ha (39,95%). Kelompok berhutan didominasi oleh
12 Tambak 35,85 0,00 kelas hutan lahan kering sekunder seluas 1.640.148,23 ha (50,92%) dan hutan
13 Transmigrasi 3.221,95 0,10 lahan kering primer seluas 328.616,16 ha (10,43%). Sedangkan untuk kelompok
14 Tubuh air 3.246,54 0,10
bukan hutan didominasi oleh kelas pertanian lahan kering campur semak seluas
3.150.573,78 100,00
581.644,67 ha (18,46%) dan semak belukar seluas 323.701,55 ha (10,27%).
Secara rinci data penutupan lahan tahun 2017 sebagaimana Tabel 6 dan
Gambar 8 berikut ini.

24 25
Tabel 6. Luas Penutupan Lahan Provinsi Maluku Utara Tahun 2017

Persentase
Nomor Kelompok/Kelas PL Luas (ha)
(%)
I Hutan 2.018.065,31 64,05
1 Hutan lahan kering primer 328.616,16 10,43
2 Hutan lahan kering sekunder 1.604.148.,23 50,92
3 Hutan mangrove primer 27.177,10 0,86
4 Hutan mangrove sekunder 17.250,34 0,55
5 Hutan Rawa primer 6,97 0,00
6 Hutan Rawa sekunder 4.179,84 0,13
7 Hutan Tanaman 36.686,67 1,16
II Non Hutan 1.132.508,47 5,95
1 Bandara/pelabuhan 391,04 0,01
2 Lahan terbuka 27.257,93 0,87
3 Perkebunan 4.947,23 0,16
4 Permukiman 18.196,27 0,58
5 Pertambangan 3.988,62 0,13
6 Pertanian lahan kering 153.107,14 4,86 Gambar 8. Grafik Penutupan Lahan Provinsi Maluku Utara Tahun 2017

7 Pertanian lahan kering campur semak 581.644,67 18,46 Kawasan Hutan di Propinsi Maluku Utara telah ditunjuk dengan
8 Rawa 102,99 0,00 Keputusan Menteri Kehutanan Nomor :SK.302/Menhut- II/2013tanggal
9 Sawah 7.110,69 0,23 1Mei 2013tentangPerubahanatas Keputusan Menteri Kehutanan dan
10 Semak belukar 323.701,55 10,27 Perkebunan Nomor : 415/Kpts-II/1999 tentang Penunjukan Kawasan
11 Semak belukar rawa 4.454,73 0,14 Hutan di Provinsi Daerah TingkatIMaluku seluas ± 7.624.707 ha, sesuai
12 Tambak 35,85 0,00 data digital hasil perkembangan pengukuhan kawasan hutan sampai
13 Transmigrasi 4.816,38 0,15 dengan Oktober 2017 luas kawasan hutan seluas 2.509.232,22 ha yang
14 Tubuh air 2.753,37 0,09 terdiri dari KSA/KPA seluas 219.048,10 ha, HL seluas 578.041,10 ha, HPT
Jumlah 3.150.573,78 100,00 seluas 675.902,40 ha, HP seluas 483.714,81 ha, HPK seluas 552.516,81
ha.

26 27
219.048,10
578.041,10
552.516,81
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Hutan mangrove
3 primer 1,30 19.116,44 206,50 591,09 1.050,71 20.966,05 0,84
Hutan mangrove
KSA 4 sekunder 7.416,72 120,91 653,79 903,40 9.094,82 0,36

HL 5 Hutan Rawa primer 149,98 149,98 0,01


Hutan Rawa
HP 6 sekunder 31,56 3.285,07 437,55 3.754,18 0,15
HPT
7 Hutan Tanaman 259,98 4.049,62 28.895,52 1.498,90 34.704,02 1,38
HPK
Jumlah I 205.406,49 502.007,70 571.010,44 376.081,64 310.158,11 1.964.664,37 78,30

Bukan Hutan

1 Bandara/pelabuhan 0,18 0,18 0,00


675.902,40
483.714,81 2 Lahan terbuka 879,23 3.463,45 4.979,00 1.996,14 1.571,27 12.889,09 0,51

3 Perkebunan 31,02 95,66 126,69 0,01


Gambar 9. Grafik Luas Kawasan Hutan Propinsi Maluku Utara
4 Permukiman 121,10 201,65 10,10 267,27 600,12 0,02
Penutupan lahan pada tahun 2012 dan 2017 pada kawasan hutan
5 Pertambangan 183,10 75,51 127,70 361,43 747,74 0,03
didominasi oleh kelompok berhutan. Pada tahun 2012, luas penutupan Pertanian lahan
6 kering 1.906,56 1.881,61 7.978,72 4.785,37 22.890,73 39.442,99 1,57
lahan berhutan seluas 1.964.664,37 ha (78,30%) dan bukan hutan seluas Pertanian lahan
kering campur
544.558,84 ha (21,70%).Sedangkan pada tahun 2017 luas penutupan 7 semak 1.745,54 27.347,57 39.406,35 40.597,80 112.873,80 221.971,06 8,85

lahan berhutan seluas 1.904.734,41 ha (75,91%) dan bukan hutan seluas 8 Rawa 0,00 6,00 6,00 0,00

604.488,80 ha (24,09%). Luas Penutupan Lahan pada Fungsi Kawasan 9 Sawah 19,96 8,80 19,20 47,96 0,00

Hutan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2012 dan Tahun 2017 sebagimana 10 Semak belukar 9.110,28 42.132,20 52.139,04 57.712,30 102.601,18 263.695,00 10,51

Tabel 7 dan Tabel 8 berikut ini. 11 Semak belukar rawa 724,77 17,11 1.124,20 743,53 2.609,60 0,10

Tabel 7. Luas Penutupan Lahan pada Fungsi Kawasan Hutan Provinsi 13 Transmigrasi 11,24 65,65 76,89 0,00
Maluku Utara Tahun 2012
14 Tubuh air 179,4258857 43,5995071 1259,51669 862,978436 2.345,52 0,09
Fungsi Kawasan Hutan
No Kelompok PL Jumlah % Jumlah II 13.641,61 76.033,40 104.891,96 107.633,17 242.358,70 544.558,84 21,70
KSA/ KPA HL HPT HP HPK
Jumlah I + II 219.048,10 578.041,10 675.902,40 483.714,81 552.516,81 2.509.223,22 100
1 2 3 4 5 6 7 8 9

Berhutan
Hutan lahan kering
1 primer 76.926,88 135.161,60 108.308,15 30.653,55 16.830,96 367.881,13 14,66
Hutan lahan kering
2 sekunder 128.478,31 340.021,40 458.325,26 312.002,62 289.286,60 1.528.114,19 60,90

28
29
Tabel 8. Luas Penutupan Lahan pada Fungsi Kawasan Hutan Provinsi
Maluku Utara Tahun 2017 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Fungsi Kawasan Hutan 13 Transmigrasi 63,44 355,13 418,56 0,02


No Kelompok PL Jumlah %
KSA/ KPA HL HPT HP HPK
14 Tubuh air 180,20 43,60 1.257,16 405,93 1.886,89 0,08
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Jumlah II 14.307,47 89.182,04 116.476,02 118.774,17 265.749,10 604.488,80 24,09
Berhutan
Hutan lahan kering Jumlah I + II 219.048,10 578.041,10 675.902,40 483.714,81 552.516,81 2.509.223,22 100,00
1 primer 62.964,95 121.187,26 101.751,02 28.355,94 13.181,52 327.440,69 13,05
Hutan lahan kering
2 sekunder 141.774,37 341.407,54 453.129,17 301.607,18 269.462,13 1.507.380,39 60,07
Hutan mangrove
3 primer 1,30 17.874,39 199,22 591,09 1.027,32 19.693,32 0,78
Hutan mangrove
4 sekunder 8.098,34 119,19 653,46 895,91 9.766,90 0,39

5 Hutan Rawa primer 4,18 4,18 0,00


Hutan Rawa
6 sekunder 31,56 3.285,07 545,19 3.861,82 0,15

7 Hutan Tanaman 259,98 4.227,79 30.447,90 1.651,45 36.587,12 1,46

Jumlah I 204.740,63 488.859,06 559.426,38 364.940,64 286.767,71 1.904.734,41 75,91

Bukan hutan -

1 Bandara/pelabuhan 9,61 9,61 0,00

2 Lahan terbuka 1.504,44 3.066,51 6.161,08 3.856,81 4.177,88 18.766,72 0,75

3 Perkebunan 369,29 287,20 656,49 0,03

4 Permukiman 120,84 201,65 15,86 289,58 627,93 0,03

5 Pertambangan 270,07 635,62 942,24 1.109,84 2.957,77 0,12


Pertanian lahan
6 kering 1.865,53 3.421,56 7.646,77 6.005,63 22.019,19 40.958,68 1,63
Pertanian lahan
kering campur
7 semak 2.774,30 32.999,90 42.949,15 46.726,62 142.842,78 268.292,75 10,69

8 Rawa 0,00 0,97 0,97 0,00

9 Sawah 5,46 54,40 8,80 9,98 78,64 0,00

10 Semak belukar 8.157,75 48.185,04 58.404,86 58.763,23 93.634,84 267.145,72 10,65

11 Semak belukar rawa 937,92 1.134,38 615,77 2.688,07 0,11

Gambar 10. Grafik Luas Penutupan Lahan pada Fungsi Kawasan Hutan Provinsi
Maluku Utara Tahun 2012

31
30
ha/tahun, perubahan ini merupakan perubahan dari kelas hutan lahan
kering primer, hutan lahan kering sekunder, hutan mangrove primer dan
hutan mangrove sekunder menjadi lahan terbuka seluas 297,49 ha,
pemukiman seluas 19,51 ha, pertanian lahan kering seluas 183,28 ha,
pertanian lahan kering campur semak seluas 2.624,48 ha, sawah seluas
37,47 ha, semak belukar seluas 2.574,96, semak belukar rawa seluas
246,54 ha dan tambak seluas 124,54 ha. Secara rinci perubahan pada
kelompok berhutan menjadi bukan hutan dapat dilihat pada Tabel 9 dan
Gambar 12 berikut ini.

Tabel 9.Perubahan Penutupan Lahan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2012


dan Tahun 2017

Kelompok /Kelas Penutupan Lahan


Kelompok /Kelas Berhutan Tahun 2012
Persen-
Penutupan Lahan Hutan Hutan Jumlah
No Hutan Hutan tase
Bukan Hutan lahan lahan (ha)
mangrove mangrove (%)
Tahun 2017 kering kering
primer sekunder
primer sekunder
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Lahan terbuka 53,21 220,83 15,31 8,14 297,49 4,87
2 Permukiman 0,64 18,87 19,51 0,32
3 Pertanian lahan kering 35,92 15,94 131,42 183,28 3,00
Pertanian lahan kering
Gambar 11. Grafik Luas Penutupan Lahan pada Fungsi Kawasan Hutan 4 562,75 2.026,26 35,47 2.624,48 42,97
campur semak
Provinsi Maluku Utara Tahun 2017
5 Sawah 32,17 0,05 5,25 37,47 0,61
6 Semak belukar 721,19 1.844,81 1,20 7,76 2.574,96 42,16
B. Analisis
7 Semak belukar rawa 142,18 104,35 246,54 4,04
1. Provinsi Sulawesi Utara 8 Tambak 15,36 109,18 124,54 2,04
Jumlah 1.337,16 4.159,98 226,14 384,98 6.108,26 100,00
Perubahan penutupan lahan tahun 2012 dan tahun 2017 dari
Persentase (%) 21,89 68,10 3,70 6,30 100,00
kelompok penutupan lahan berhutan menjadi bukan hutan seluas 6.108,26
ha, jika dirata-ratakan pertahun mengalami perubahan seluas 1.221,65

32 33
Dari hasil pengolahan data terhadap kecenderungan perubahan
penutupan lahan tahun tahun 2012,2014 dan 2017 dapat diketahui bahwa
terjadi penurunan pada kelompok penutupan lahan kelas berhutan dan
peningkatan luas pada kelompok penutupan lahan kelas bukan hutan.
Gambaran perubahan penutupan lahan tersebut sebagimana Tabel 10 dan
Gambar 13 dibawah ini.

Tabel 10.Perubahan Penutupan Lahan Provinsi Sulawesi Utara Tahun


2012, 2014 dan Tahun 2017

No Tahun
Kelompok /Kelas
Penutupan Lahan 2012 2014 2017
1 Berhutan 568.511,99 564.655,95 562.403,72
2 Bukan Hutan 886.745,39 890.601,43 892.853,66
Jumlah 1.455.257,38 1.455.257,38 1.455.257,38

Gambar 12. Grafik Perubahan Penutupan Lahan Provinsi Sulawesi Utara


Tahun 2012 dan Tahun 2017

Perubahan penutupan lahan kelompok berhutan pada Tabel 9dan


Gambar 12 disebabkan oleh berbagai faktor antara lain perubahan dari
kelompok berhutan menjadi lahan terbuka seluas 297,49 ha, permukiman
seluas 19,51 ha, pertanian lahan kering 183,28 ha, pertanian lahan kering
campur semak seluas 2.624,48 ha, sawah seluas 37,47 ha, semak belukar
2.574,96 ha, semak belukar rawa seluas 246,54 ha, tambak seluas 124,54
ha, perubahan tertingi pertanian lahan kering campur semak seluas Gambar 13. Perubahan Penutupan Lahan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2012,
2.624,48 ha (42,97%) dan semak belukar seluas 2.574,96 ha (42,16%). 2014 dan Tahun 2017

34 35
sekunder seluas 864,30 ha merupakan akibat perubahan pada kelas hutan
Pada kawasan hutan perubahan penutupan lahan kelompok lahan kering primer dan hutan mangrove primer. Penutupan lahan pada
berhutan dan bukan hutan tahun 2012 dan 2017 terjadi pengurangan kawasan hutan kelompok berhutan pada fungsi kawasan hutan tahun
pada kelompok berhutan pada seluruh fungsi kawasan hutan sebesar 2012 dan 2017 sebagaimana Tabel 12, Gambar 14 dan Gambar
3.667,99 ha, jika dirata-ratakan pertahun sebesar 733,598 ha/tahun, 15dibawah ini.
pengurangan tertinggi terjadi pada kawasan Hutan HPT seluas 1.599,17
Tabel 12. Luas Penutupan Lahan Kelompok Berhutan pada Kawasan Hutan
ha dan HL seluas 726,53 ha. Luas kelompok penutupan lahan berhutan
Hutan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2012 dan Tahun 2017
dan bukan hutan tahun 2012 dan 2017 pada fungsi kawasan hutan dapat
No Luas KSA/ KPA HL HPT HP HPK Jumlah
dilihat pada Tabel 11berikut ini I
2012
Tabel 11. Luas Kelompok Penutupan Lahan pada Fungsi Kawasan Hutan 1 Hutan lahan
kering primer 129.317,13 68.040,13 45.782,73 13.925,76 0 257.065,75
Hutan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2012 dan Tahun 2017 2 Hutan lahan
kering sekunder 81.429,13 36.930,93 101.657,12 17.729,55 12.279,91 250.026,64
No Kelompok PL KSA/ KPA HL HPT HP HPK Jumlah
3 Hutan mangrove
1 2 3 4 5 6 7 8 primer 2.097,72 5.449,63 0 0 0 7.547,35
4 Hutan mangrove
I 2012 sekunder 0 388,26 0 0 0 388,26
1 Berhutan 212.843,98 110.808,95 147.439,85 31.655,32 12.279,91 515.028,01 Jumlah I 212.843,98 110.808,95 147.439,85 31.655,31 12.279,91 515.028,01
2 Bukan Hutan 32.319,69 50.411,92 62.876,26 32.736,57 2.425,55 180.769,99 II
2017
Jumlah I 245.163,67 161.220,87 210.316,11 64.391,89 14.705,46 695.798,00 1 Hutan lahan
kering primer 127.897,80 57.827,87 35.670,04 10.587,91 0 231.983,62
II 2017 2 Hutan lahan
1 Berhutan 212.328,67 110.067,78 145.840,68 30.928,79 12.194,09 511.360,02 kering sekunder 82.333,15 46.496,98 110.170,64 20.340,88 12.194,09 271.535,74
3 Hutan mangrove
2 Bukan Hutan 32.835,00 51.153,09 64.475,43 33.463,10 2.511,36 184.437,98 primer 2.069,24 4.518,86 0 0 0 6.588,10
4 Hutan mangrove
Jumlah II 245.163,67 161.220,87 210.316,11 64.391,89 14.705,45 695.798,00
sekunder 28,49 1.224,07 0 0 0 1.252,56
Selisih 2012-
Jumlah II 212.328,68 110.067,78 145.840,68 30.928,79 12.194,09 511.360,02
2017 III Selisih 2012-
2017
1 Berhutan -515,31 -741,17 -1.599,17 -726,53 -85,82 -3.667,99
1 Hutan lahan
kering primer -1.419,33 -10.212,26 -10.112,69 -3.337,85 0,00 -25.082,13
2 Bukan Hutan 2 Hutan lahan
515,31 741,17 1.599,17 726,53 85,81 3.667,99
kering sekunder 904,02 9.566,05 8.513,52 2.611,33 -85,82 21.509,10
3 Hutan mangrove
primer -28,48 -930,77 0,00 0,00 0,00 -959,25
Perubahan penutupan lahan kelompok berhutan terjadi pada hutan 4 Hutan mangrove
sekunder 28,49 835,81 0,00 0,00 0,00 864,30
lahan kering primer terdapat pengurangan seluas 25.082,13 ha dan hutan
mangrove primer seluas 959,25 ha sedangkan penambahan pada kelas
hutan lahan kering sekunder seluas 21.509,10 dan hutan mangrove

36 37
Dari hasil pengolahan data terhadap kecenderungan perubahan
penutupan lahan tahun tahun 2012, 2014 dan 2017 pada kawasan hutan
dapat diketahui bahwa terjadi penurunan pada kelompok penutupan lahan
kelas berhutan dan peningkatan luas pada kelompok penutupan lahan
kelas bukan hutan. Gambaran perubahan penutupan lahan tersebut
sebagaimana Tabel 13 dan Gambar 16 dibawah ini.

Tabel 13.Perubahan Penutupan Lahan Provinsi Sulawesi Utara pada


Kawasan Hutan Tahun 2012, 2014 dan 2017

No Tahun
Kelompok /Kelas
Penutupan Lahan 2012 2014 2017
1 Berhutan 515.028,01 512.730,03 511.360,02
2 Bukan Hutan 180.769,99 183.067,98 184.437,98
Jumlah 695.798,00 695.798,00 695.798,00
Gambar 14. Grafik Perubahan Penutupan Lahan pada Kelompok Berhutan pada
Kawasan Hutan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2012 dan Tahun 2017

Gambar 16. Grafik Kecenderungan Perubahan Penutupan Lahan pada Kelompok


Gambar 15. Grafik Perubahan Penutupan Lahan pada Kelompok Berhutan per Berhutan dan Bukan Hutan Provinsi Sulawesi Utara pada Kawasan
kawasan Hutan Provinsi Sulawesi UtaraTahun 2012 dan Tahun 2017 Hutan Tahun 2012, 2014 dan 2017

38 39
2. Provinsi Maluku Utara

Secara garis besar perubahan penutupan lahan tahun 2012 dan tahun
2017 dari kelompok penutupan lahan berhutan menjadi bukan hutan seluas
75.749,68 ha, jika dirata-ratakan pertahun mengalami perubahan seluas
15.149,94 ha/tahun, perubahan ini merupakan perubahan dari kelas hutan
lahan kering primer, hutan lahan kering sekunder, hutan mangrove primer
dan hutan mangrove sekunder, hutan rawa primer, hutan tanaman menjadi
lahan terbuka seluas 8.868,72 ha, perkebunan seluas 2.674,80 ha,
permukiman seluas 127,19 ha, pertambangan seluas 1.089,24 ha, pertanian
lahan kering seluas 5.077,20 ha, pertanian lahan kering campur semak
seluas 29.990,63 ha, semak belukar seluas 26.601,49 ha, semak belukar
Tahun 2012 Tahun 2017
rawa 712,16 ha, transmigrasi seluas 602,27 ha dan tubuh air seluas 5,96 ha.
Secara rinci perubahan pada kelompok berhutan menjadi bukan hutan dapat
dilihat pada Tabel 14dan Gambar 18dibawah ini.

Tabel 14. Perubahan Penutupan Lahan Provinsi Maluku Utara Tahun 2012
dan Tahun 2017

Kelompok /Kelas Penutupan Lahan


Kelompok /Kelas Berhutan Tahun 2012
Persen-
Penutupan Lahan Hutan Hutan Jumlah
No Hutan Hutan Hutan Hutan tase
Bukan Hutan lahan lahan (ha)
mangrove mangrove Rawa Tana- (%)
Tahun 2017 kering kering
primer sekunder primer man
primer sekunder
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Lahan terbuka 1.587,32 7.253,96 13,04 4,75 9,65 8.868,72 11,71
2 Perkebunan 2.674,80 2.674,80 3,53
3 Permukiman 66,78 55,79 4,62 127,19 0,17
4 Pertambangan 1.063,05 8,47 17,72 1.089,24 1,44
Tahun 2012 Tahun 2017
Pertanian lahan
5
kering 5.048,35 25,17 3,68 5.077,20 6,70
Gambar 17. Cuplikan Citra Landsat Perubahan Penutupan Lahan Kelompok Berhutan Pertanian lahan
menjadi Bukan Hutan Provinsi Sulawesi Utara 6 kering campur
semak 390,81 29.286,98 142,46 170,38 0,00 29.990,63 39,59

40 41
kering campur semak, semak belukar, semak belukar rawa, transmigrasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 dan tubuh air, perubahan tertingi pertanian lahan kering campur semak
7 Semak belukar 594,06 25.919,50 18,28 69,66 26.601,49 35,12 seluas 29.990,63 ha (39,59%) dan semak belukar 26.601,49 ha (35,12%).
Semak belukar
8
rawa 0,00 514,92 159,08 38,16 712,16 0,94 Perubahan pada tertinggi terjadi pada kelas hutan lahan kering sekunder
9 Transmigrasi 602,27 602,27 0,80 seluas 71.919,21 ha (94,94%).
10 Tubuh air 3,50 2,47 5,96 0,01
Perubahan penutupan lahan kelompok berhutan dan bukan hutan
Jumlah 2.572,19 71.919,21 780,59 429,88 38,16 9,65 75.749,68 100,00
Persentase (%)
tahun 2012 dan 2017 terjadi pengurangan pada kelompok berhutan pada
3,40 94,94 1,03 0,57 0,05 0,01 100,00
seluruh fungsi kawasan hutan sebesar 59.929,96 ha, jika dirata-ratakan
pertahun sebesar 11.985,99 ha/tahun, pengurangan tertinggi terjadi pada
kawasan Hutan HPK seluas 23.390,40 ha dan HL seluas 13.148,64 ha,
Luas kelompok penutupan lahan berhutan dan bukan hutan Tahun 2012
dan 2017 pada fungsi kawasan hutan dapat dilihat pada Tabel 15berikut
ini.

Tabel 15. Luas Kelompok Penutupan Lahan pada Fungsi Kawasan


HutanProvinsi Maluku Utara Tahun 2012 dan Tahun 2017
No
Kelompok PL KSA/ KPA HL HPT HP HPK Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8
I 2012

1 Berhutan
205.406,49 502.007,70 571.010,44 376.081,64 310.158,11 1.964.664,37
2 Bukan Hutan
13.641,61 76.033,40 104.891,96 107.633,17 242.358,70 544.558,84
Jumlah I
219.048,10 578.041,10 675.902,40 483.714,81 552.516,81 2.509.223,22
II 2017

1 Berhutan
204.740,63 488.859,06 559.426,38 364.940,64 286.767,71 1.904.734,41
Gambar 18. GrafikPerubahan Penutupan Lahan Provinsi Maluku Utara Tahun 2 Bukan Hutan
14.307,47 89.182,04 116.476,02 118.774,17 265.749,10 604.488,80
2012 dan Tahun 2017
Jumlah II
219.048,10 578.041,10 675.902,40 483.714,81 552.516,81 2.509.223,22
Perubahan penutupan lahan kelompok berhutan menjadi bukan Selisih 2012-
2017
hutan pada Tabel 14dan Gambar 18 diatas disebabkan oleh berbagai
1 Berhutan
-665,86 -13.148,64 -11.584,06 -11.141,00 -23.390,40 -59.929,96
faktor antara lain perubahan menjadi lahan terbuka, perkebunan,
2 Bukan Hutan
permukiman, pertambangan, pertanian lahan kering, pertanian lahan 665,86 13.148,64 11.584,06 11.141,00 23.390,40 59.929,96

42 43
Perubahan penutupan lahan kelompok berhutan terjadi pada
seluruh kelas penutupan lahan hutan pada kelas hutan lahan kering 1 2 3 4 5 6 7 8
Hutan Rawa
primer seluas 40.440,44 ha,, Hutan lahan kering sekunder seluas 6 sekunder 31,56 3.285,07 545,19 3.861,82

20.733,80 ha, hutan mangrove primer seluas 1.272,73 ha, Hutan rawa 7 Hutan Tanaman 259,98 4.227,79 30.447,90 1.651,45 36.587,12

primer seluas 145,80 ha sedangkan penambahan pada kelas Hutan Jumlah II 204.740,62 488.859,07 559.426,39 364.940,64 286.767,70 1.904.734,42
Hutan lahan
mangrove sekunder seluas 672,08 ha, Hutan Rawa sekunderseluas seluas 1 kering primer -13.961,93 -13.974,34 -6.557,13 -2.297,61 -3.649,44 -40.440,44
Hutan lahan
107,64ha merupakan akibat perubahan pada kelas hutan mangrove 2 kering sekunder 13.296,06 1.386,14 -5.196,09 -10.395,44 -19.824,47 -20.733,80
Hutan mangrove
primer dan hutan rawa primer. Penutupan lahan pada kawasan hutan 3 primer 0,00 -1.242,05 -7,28 0,00 -23,39 -1.272,73
Hutan mangrove
kelompok berhutan pada fungsi kawasan hutan tahun 2012 dan 2017 4 sekunder 0,00 681,62 -1,72 -0,33 -7,49 672,08
sebagaimana Tabel 16, Gambar 19 dan Gambar 20berikut ini. Hutan Rawa
5 primer 0,00 0,00 0,00 0,00 -145,80 -145,80
Hutan Rawa
Tabel 16. Luas Penutupan Lahan Kelompok Berhutan pada Kawasan Hutan 6 sekunder 0,00 0,00 0,00 0,00 107,64 107,64
Tahun 2012 dan Tahun 2017
7 Hutan Tanaman 0,00 0,00 178,17 1.552,38 152,55 1.883,10

No Luas KSA/ KPA HL HPT HP HPK Jumlah


1 2 3 4 5 6 7 8
Hutan lahan
1 kering primer 76.926,88 135.161,60 108.308,15 30.653,55 16.830,96 367.881,13
Hutan lahan
2 kering sekunder 128.478,31 340.021,40 458.325,26 312.002,62 289.286,60 1.528.114,19
Hutan mangrove
3 primer 1,3 19.116,44 206,5 591,09 1.050,71 20.966,05
Hutan mangrove
4 sekunder 7.416,72 120,91 653,79 903,4 9.094,82
Hutan Rawa
5 primer 149,98 149,98
Hutan Rawa
6 sekunder 31,56 3.285,07 437,55 3.754,18
7 Hutan Tanaman 259,98 4.049,62 28.895,52 1.498,90 34.704,02
Jumlah I 205.406,49 502.007,70 571.010,44 376.081,64 310.158,10 1.964.664,37
Hutan lahan
1 kering primer 62.964,95 121.187,26 101.751,02 28.355,94 13.181,52 327.440,69
Hutan lahan
2 kering sekunder 141.774,37 341.407,54 453.129,17 301.607,18 269.462,13 1.507.380,39
Hutan mangrove
3 primer 1,3 17.874,39 199,22 591,09 1.027,32 19.693,32
Hutan mangrove
4 sekunder 8.098,34 119,19 653,46 895,91 9.766,90
Hutan Rawa
5 primer 4,18 4,18
Gambar 19. Grafik Perubahan Penutupan Lahan pada Kelompok Berhutan pada
Kawasan Hutan Provinsi Maluku UtaraTahun 2012 dan Tahun 2017
44 45
Tabel 17.Perubahan Penutupan Lahan Provinsi Maluku Utara pada
Kawasan Hutan Tahun 2012, 2014 dan 2017

No Tahun
Kelompok /Kelas
Penutupan Lahan 2012 2014 2017
1
Berhutan 1.964.664,37 1.958.961,22 1.904.734,41
2
Bukan Hutan 544.558,84 550.261,99 604.488,80

Jumlah 2.509.223,22 2.509.223,22 2.509.223,22

Gambar 20. Grafik Perubahan Penutupan Lahan pada Kelompok Berhutan per
Kawasan Hutan Provinsi Maluku Utaratahun 2012 dan Tahun 2017
Gambar 21. Grafik Kecenderungan Perubahan Penutupan Lahan pada Kelompok
Dari hasil pengolahan data terhadap kecenderungan perubahan Berhutan dan Bukan Hutan Provinsi Maluku Utara pada Kawasan Hutan
penutupan lahan tahun tahun 2012, 2014 dan 2017 pada kawasan hutan Tahun 2012, 2014 dan 2017

dapat diketahui bahwa terjadi penurunan pada kelompok penutupan lahan


kelas berhutan dan peningkatan luas pada kelompok penutupan lahan
kelas bukan hutan. Gambaran perubahan penutupan lahan tersebut
sebagimana Tabel 17 dan Gambar 21 berikut ini.

46 47
BAB V. PENUTUP

Data hasil analisis Perkembangan penutupan lahan Provinsi Sulawesi Utara dan
Provinsi Maluku Utara Tahun 2012 dan Tahun 2017 menunjukan bahwa:
1. Hasil penutupan lahan diProvinsi Sulawesi Utara terdapat sebanyak 16 kelas
penutupan lahan,4 kelas penutupan lahan berhutan yakni:hutan lahan kering
primer, hutan lahan kering sekunder, hutan mangrove primer dan hutan
mangrove sekunder. Selanjutnya untuk kelas bukan hutan sebanyak 12 kelas yakni
: semak belukar, perkebunan, permukiman, lahan terbuka,tubuh air, semak
belukar rawa, pertanian lahan kering, pertanian lahan kering campur semak,
sawah,tambak,bandara dan pertambangan.
2. Hasil penutupan lahan diProvinsi Maluku Utara terdapat 21 kelas penutupan lahan
Tahun 2012 Tahun 2017 yakni kelas berhutan sebanyak 7 kelas yakni hutan lahan kering primer, hutan
lahan kering sekunder, hutan mangrove primer,hutan rawa primer,hutan
tanaman, hutan mangrove sekunder dan hutan rawa sekunder .Selanjutnya untuk
kelas bukan hutan sebanyak 14 kelas yaitu semak belukar, perkebunan,
permukiman, tanah terbuka,tubuh air,semak belukar rawa, pertanian lahan
kering,pertanian lahan kering campur semak, sawah,tambak,,bandara/pelabuhan,
transmigrasi,pertambangan dan rawa
3. Perubahan penutupan lahan tahun 2012 dan tahun 2017 dari kelompok penutupan
lahan berhutan menjadi bukan hutan seluas 6.108,26 ha, jika dirata-ratakan
pertahun mengalami perubahan seluas 1.221,65 ha/tahun. Sedangkan pada
kawasan hutan sebesar 3.635,32 ha, jika dirata-ratakan pertahun sebesar 727,06
ha, pengurangan tertinggi terjadi pada kawasan Hutan HPT seluas 1.582,24 ha
dan HL seluas 739,26 ha.
4. Perubahan penutupan lahan Provinsi Maluku Utara tahun 2012 dan tahun 2017
Tahun 2012 Tahun 2017 dari kelompok penutupan lahan berhutan menjadi bukan hutan seluas 75.749,68
Gambar 22. Cuplikan Citra Landsat Perubahan Penutupan Lahan Kelompok ha, jika dirata-ratakan pertahun mengalami perubahan seluas 15.149,94 ha/tahun.
Berhutan menjadi Bukan Hutan Provinsi Sulawesi Utara
Sedangkan pada kawasan hutan sebesar 59.929,96 ha, jika dirata-ratakan

48 49
pertahun sebesar 11.985,99 ha, pengurangan tertinggi terjadi pada kawasan DAFTAR PUSTAKA
Hutan HPK seluas 23.390,40 ha dan HL seluas 13.148,64 ha.
5. hasil pengolahan data terhadap kecenderungan perubahan penutupan lahan tahun
Provinsi Sulawesi Utara dan Provinsi Maluku Utara tahun 2012, 2014 dan 2017 Badan Infromasi dan Geospasial, 2017. Perkembangan
Landsat.https://pgsp.big.go.id/perkembangan-landsat, diakses 20 Nopember 2017
pada kawasan hutan dapat diketahui bahwa terjadi penurunan pada kelompok
penutupan lahan kelas berhutan dan peningkatan luas pada kelompok penutupan Badan Infromasi dan Geospasial, 2014. SNI 7645, Klasifikasi Penutupan Lahan.
lahan kelas bukan hutan.
Badan Infromasi dan Geospasial, 2014. SNI 8033,Metode Penghitungan Perubahan
Tutupan Hutan Berdasarkan Hasil Penafsiran Citra Penginderaan Jauh Optic
Secara Visual.

Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan, 2015. Pemantauan


Sumber daya Hutan Indonesia

Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan, 2015.. Deforestasi


Indonesia 2014 -2015,
Sugiono, 2013. Memahami Penelitian Kualitatif, Alfabeta.

50 51
Profil Tim Penyusun :

Andronikus Melky Paliling, dilahirkan di Ambon, 8 Mei 1981, lulusan


Sekolah Kehutanan Menengah Atas (SKMA) Manokwari tahun 1999,.
Sejak tahun 2000 hingga sekarang bekerja pada BPKH Wilayah VI
Manado, Direktorat Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan,
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sebagai Fungsional
Pranata Komputer.

Badrun Zaini, dilahirkan di Jakarta, 16 Oktober 1976, lulusan Sekolah


Kehutanan Menengah Atas (SKMA) Pekanbaru tahun 1994, Universitas
Sam Ratulangi tahun 2010, saat ini sedang mengikuti Program Pasca
Sarjana pada Universitas Sam Ratulangi Manado. Sejak tahun 2003.
hingga sekarang bekerja pada BPKH Wilayah VI Manado, Direktorat
Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan, Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan sebagai Fungsional Pengendali Ekosistem Hutan.
LAMPIRAN
Lidya Suryati Biringkanae, dilahirkan di Tana Toraja, 25 Oktober 1990,
lulusan Universitas Hasanuddin Makasssar tahun 2013. Sejak tahun
2015 hingga sekarang bekerja pada BPKH Wilayah VI Manado,
Diektorat Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan, Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan sebagai Fungsional Pengendali
Ekosistem Hutan.

Didi Kasmadi, dilahirkan di Pekanbaru, 5 Juni 1983, lulusan Sekolah


Kehutanan Menengah Atas (SKMA) Pekanbaru tahun 2002, Universitas
Sam Ratulangi Manado tahun 2016. Sejak tahun 2003 hingga sekarang
bekerja pada BPKH Wilayah VI Manado, Direktorat Planologi Kehutanan
dan Tata Lingkungan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
sebagai Fungsional Pengendali Ekosistem Hutan.

Rahmia, S. Si, dilahirkan di Sleman Yogyakarta, 28 Januari 1986,


lulusan Universitas Gajah Mada Yogyakarta tahun 2010. Sejak tahun
2015 hingga sekarang bekerja pada BPKH Wilayah VI Manado,
Direktorat Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan, Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan sebagai Fungsional Surveyor dan

52 53
Catatan : 2017

Peta Perkembangan Perubahan Penutupan Lahan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2012
dan Tahun 2017 Skala 1 : 250.000 dapat diakses melalui alamat berikut ;
http://goo.gl/fHe8zg
Peta Perkembangan Perubahan Penutupan Lahan Provinsi Maluku Utara Tahun 2012
dan Tahun 2017 Skala 1 : 250.000 dapat diakses melalui alamat berikut ;
http://goo.gl/fHe8zg

HALAMAN BELAKANG

54 55
56 57
58 59
60 61
62 63
64 65
66 67
70 71
72 73
74 75
76 77
78 79
80

Anda mungkin juga menyukai