Anda di halaman 1dari 20

TUGAS 4

ELEKTRONIKA DASAR 1

RANGKAIAN PENGISIAN DAN PENGOSONGAN KAPASITOR SERTA RANGKAIAN


PENGUBAH GELOMBANG

Oleh :
ADEK WULANDARI
NIM. 16033045

JURUSAN FISIKA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG


2017
Tugas 4
RANGKAIAN PENGISIAN DAN PENGOSONGAN KAPASITOR SERTA RANGKAIAN
PENGUBAH GELOMBANG

1. Pengisian dan pengosongan kapasitor

Salah satu fungsi kapasitor adalah bersifat menyimpan muatan listrik. Bila pada
kapasitor diberi suatu tegangan maka muatan listrik akan tersimpan pada kapasitor yang
ditandai dengan kenaikan tegangan pada kapasitor. Sebaliknya suatu kapasitor yang
sedang bermuatan dikosongkan akan terjadi penurunan tegangan pada kapasitor. Dalam
prakteknya untuk merealisasikan sifat ini biasanya kapasitor digabungkan dengan
tahanan dalam suatu rangkaian. Sifat pengisian dan pengosongan ini memegang peranan
penting karena berhubungan dengan waktu. Nilai dari tahanan dan kapasitansi kapasitor
yang digunakan akan berkaitan dengan waktu pengisian dan pengosongan kapasitor.

Saat pengisian dan pengosongan muatan pada kapasitor, waktu lamanya pengisian
dan pengosongan muatannya tergantung dari besarnya nilai resistansi dan kapasitansi
yang digunakan pada rangkaian. Pada saat saklar menghubungkan ketitik 1arus listrik
mengalir dari sumber-sumber tegangan melalui komponen R menuju komponen C.
Tegangan pada kapasitor meningkat dari 0 volt sampai sebesar tegangan sumber,
kemudian tak terjadi aliran, saklar dipindahkan posisinya ketitik 2 maka terjadi proses
pengosongan. Dalam proses pengisian ternyata kapasitor tidak langsung terisi penuh
tetapi pengisian kapasitor merupakan fungsi dari waktu. Begitu pula saat pengosongan
kapasotor.
a. Pengisian Kapasitor
Proses pengisian muatan kapasitor dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Pada saat saklar / switch ditekan maka kapasitor akan membentuk loop tertutup
dengan battery 9 Volt, maka kapasitor akan melakukan pengisian sampai dengan
tegangan pada kapasitor sama dengan tegangan pada baterry, dapat dilihat pada tampilan
grafiknya.

Pada saat pengisian kapasitor diperlukan sebuah sumber tegangan konstan (Vin)
yang digunakan untuk menyuplai muatan ke kapasitor dan sebuah resistor yang
digunakan untuk mengatur konstanta waktu pengisian (τ) serta membatasi arus pengisian.
Pada rangkaian pengisian kapasitor disamping, saat saklar (S) ditutup maka akan
ada arus yang mengalir dari sumber tegangan (Vin) menuju ke kapasitor. Besarnya arus
ini tidak tetap karena adanya bahan dielektrik pada kapasitor. Arus pengisian akan
menurun seiring dengan meningkatnya jumlah muatan pada kapasitor, dimana
Vc≈Vin saat i=0
Secara umum, rumus pengisian kapasitor untuk tegangan dan arus dapat
dinyatakan seperti berikut :

 tegangan kapasitor saat t detik

Apabila sebelum pengisian tidak terdapat adanya tegangan awal pada kapasitor,
Vc(0)=0V, maka persamaan diatas menjadi :

 arus pengisian setelah t detik

Apabila digambarkan dalam grafik maka tegangan dan arus pada pengisian
kapasitor akan membentuk grafik eksponensial seperti berikut.
Berdasarkan rumus pengisian kapasitor untuk tegangan, bisa didapat pula
hubungan antara waktu pengisian terhadap persentase tegangan pada kapasitor yang
dinyatakan dalam tabel berikut

T Vc
0 0
0,7RC 50%
RC 63%
2RC 86,5%
3RC 95%
4RC 98,2%
5RC 99%

Contoh Soal :
Berdasarkan pada rangkaian pengisian kapasitor diatas, dimana :
tegangan pengisian (Vin) = 12 V
hambatan (R) = 5 kΩ
kapasitor (C) = 100 μF
Tentukan :
a. Konstanta waktu pengisian (τ)
b. Arus awal yang mengalir pada rangkaian (io)
c. Tegangan dan arus kapasitor (Vc) setelah saklar ditutup selama 10 ms
d. Waktu pengisian yang dibutuhkan agar tegangan kapasitor (Vc) terisi 50%nya
e. Waktu pengisian yang dibutuhkan agar tegangan kapasitor (Vc) = 10V

Penyelesaian :

a. Konstanta waktu pengisian (τ)

τ = RC = (5 kΩ)(100 μF) = 0.5 s

b. Arus awal yang mengalir pada rangkaian (io)

c. Tegangan pada kapasitor saat saklar ditutup selama 10 ms

d. Waktu pengisian yang dibutuhkan agar tegangan kapasitor (Vc) terisi 50%nya

Dari tabel hubungan antara waktu pengisian terhadap persentase tegangan pada
kapasitor dapat diketahui bahwa tegangan pada kapasitor akan terisi 50% saat t=0,7RC,
yaitu :
t = 0,7(5kΩ)(100μF) = 0,35s = 350ms
Atau dengan cara lain,
tegangan pada kapasitor terisi 50% ≈ 12V/2 ≈ 6V
e. Waktu pengisian yang dibutuhkan agar tegangan kapasitor (Vc) = 10V
b. Pengosongan Kapasitor
Proses pengosongan muatan kapasitor dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Pada saat saklar / switch dilepas maka polaritas positf kapasitor akan terhubung
singkat dengan polaritas negatif kapasitor, maka kapasitor akan melakukan pengosongan
muatan sampai dengan tegangan pada kapasitor habis, dapat dilihat pada tampilan
grafiknya.
Lamanya proses pengosongan kapasitor ini juga ditentukan oleh nilai R-C yang
dipakai pada rangkaian. Berikut adalah rumus umum untuk pengosongan kapasitor

 tegangan kapasitor saat dikosongkan selama t detik, VC(t)

Vs adalah tegangan kapasitor sebelum dikosongkan. Vs akan bernilai sama dengan


tegangan input pengisi kapasitor apabila kapasitor diisi sampai penuh (fully charged).

 arus pengosongan setelah t detik


Contoh Soal

Berdasarkan pada rangkaian pengosongan kapasitor diatas, diketahui bahwa :


tegangan awal pada kapasitor (VS) = 12V
hambatan (R) = 5 kΩ
kapasitor (C) = 100 μF
Tentukan :
a. Konstanta waktu pengosongan (τ)
b. Tegangan dan arus kapasitor saat setelah dikosongkan selama 10 ms
c. Waktu pengosongan yang dibutuhkan agar tegangan kapasitor (Vc) terisi 50%nya
d. Waktu pengosongan yang dibutuhkan agar tegangan kapasitor (Vc) = 0,12V
Penyelesaian :

a. Konstanta waktu pengosongan (τ)

Konstanta waktu pengosongan = Konstanta waktu pengisian = τ


τ = RC = (5 kΩ)(100 μF) = 0.5 s

b. Tegangan dan arus kapasitor saat setelah dikosongkan selama 10 ms


c. Waktu pengosongan yang dibutuhkan agar tegangan kapasitor (Vc) terisi 50%nya
d. Waktu pengosongan yang dibutuhkan agar tegangan kapasitor (Vc) = 0,12V

2. Rangkaian Pengintergral RC pasif (Integrator)

Rangkaian Integrator ini memiliki fungsi dan biasanya sering menjadi alat untuk
melakukan komputasi sinyal analog. Dan rangkaian inegrator ini tidak jarang menjadi
alat untuk menyelesaikan persamaan integral yang terjadi. Untuk melakukan
penyelesaian persamaan integral, rangkaian integrator membutuhkan sumber tegangan
DC yang kuat dan stabil. Jika tegangan tidak stabil, kemungkinan proses tersebut akan
hilang. Dan rangkaian integrator ini berbeda dengan rangkaian lainnya jika terkena
tegangan yang tidak stabil, bisa diperkuat dengan penguatan lingkar terbuka.

Rangkaian Integrator aktif dengan op-amp merupakan rangkaian penguat


inverting yang menggunakan kapasitor untuk menggantikan komponen ketahanan umpan
balik tegangan. Dan anda bisa melihat skema rangkaian integrator seperti di bawah ini.
Pada rangkaian tersebut, arus di i yang melewati simbol R akan terus menuju ke C
akibat tidak dibalikkan. Untuk penghitungan serta analisanya, maka didapatkan rumus :

ic : C * dvc / dt

Sementara untuk tegangan output pada rangkaian integrator dituliskan dengan


rumus sebagai berikut :

Vo : -1/C ∫ idt : -1 / RC ∫ Vmdt

Pada gambar dan analisa diatas maka didapatkan nilai atau besaran tegangan Vo
merupakan integral dari input tegangan tersebut.
Untuk mengetahui batas normal dari frekuensi yang melalui kapasitor bisa menggunakan
perhitungan :

Fo : 1 / 2π R1Cf

Untuk penggunaan normal, perlu dilakukan pemutusan dan penyambungan


kembali atau mereset dengan rentang waktu tertentu. Setelah mereset, proses integrasi
sudah bisa dilakukan kembali. Biasanya pula ditambahkan tahanan yang dirangkai paralel
dengan kapasitor feedback yang diberi nama RF pada rangkaian integrator tersebut. Dan
skema gambar di bawah ini menunjukkan rangakain integrator yang belum menggunakan
komponen tambahan dimana sering diparalel dengan kapasitor. Nilai ROM biasanya
diantara 0 sampia nilai R1.
Pada gambar skema rangkaian tersebut, perhitungan nilai Rf berdasarkan kepada
komponen fa dab fb, dimana fa harusnya memiliki nilai lebih kecil dibandingkan dengan
fb. Untuk rumus dari fb sendiri adalah :

Fa : 1 / 2π RfCf

Sementara untuk mengetahui besaran fa adalah :

Fb : 1 / 2π R1Cf

Op-amp bisa juga digunakan untuk membuat rangkaian-rangkaian dengan respons


frekuensi, misalnya rangkaian penapis (filter). Rangkaian dasar sebuah integrator adalah
rangkaian op-amp inverting, hanya saja rangkaian umpanbaliknya (feedback) bukan
resistor melainkan menggunakan capasitor C.
Rangkaian integrator banyak digunakan dalam “computer analog” sebagai alat
untuk memecahkan persamaan integral. Sirkuit ini dapat di buat dengan menempatkan
kapasitor pada input dan output terbalik dan tidak ada reverse input dibumikan.

Rumus mencari Vout:

Rumus mencari omega:

Rumus mencari G(omega):

Rumus mencari penguatan integrator:

3. Rangkaian Pendifferensial RC pasif (Differnsitor)

Rangkaian diferensiator, yaitu keluaran merupakan derivatif dari masukan. Untuk


kasus masukan tegangan berupa gelombang kotak, tegangan keluaran proportional
dengan proses pemuatan dan pelucutan sebagai reaksi dari tegangan undakan (step
voltage). Dalam hal ini rangkaian RC berfungsi sebagai pengubah gelombang kotak
menjadi bentuk rangkaian pulsa jika konstanta waktu RC berharga lebih kecil
dibandingkan periode dari gelombang masukan.

Fungsi rangkaian untuk menghasilkan tegangan yang merupakan fungsi dari


tegangan input diferensial waktu. Diferensiator sirkuit pada dasarnya sebuah pass filter
untuk kondensor yang terdiri dari baris dan resistor baris. Karena reaktansi kondensor
meningkat jika frekuensi jatuh, sirkuit ini menghilangkan komponen frekuensi rendah
dari input. Jika ada masukan tingkat diterapkan untuk diferensiator, tegangan pada
kondensor berubah dalam sekejap sehingga ada tegangan pada resistor berkurang secara
eksponensial sesuai dengan rumus.

Penguat diferensial digunakan untuk mencari selisih dari dua tegangan yang telah
dikalikan dengan konstanta tertentu yang ditentukan oleh nilai resistansi yaitu sebesar
Rf/R1 untuk R1 = R2 dan Rf = Rg. Penguat jenis ini berbeda dengan diferensiator. Rumus
yang digunakan adalah sebagai berikut:
Sedangkan untuk R1 = R2 dan Rf = Rg maka bati diferensial adalah:

Rangkaian diferensiator

Penguat diferensial tersebut menggunakan komponen BJT (Bipolar Junction


Transistor) yang identik / sama persis sebagai penguat. Pada penguat diferensial terdapat
dua sinyal masukan (input) yaitu V1 dan V2. Dalam kondisi ideal, apabila kedua
masukan identik (Vid = 0), maka keluaran Vod = 0. Hal ini disebabkan karena IB1 = IB2
sehingga IC1 = IC2 dan IE1 = IE2. Karena itu tegangan keluaran (VC1 dan VC2)
harganya sama sehingga Vod = 0.

Apabila terdapat perbedaan antara sinyal V1 dan V2, maka Vid = V1 – V2. Hal
ini akan menyebabkan terjadinya perbedaan antara IB1 dan IB2. Dengan begitu harga
IC1 berbeda dengan IC2, sehingga harga Vod meningkat sesuai sesuai dengan besar
penguatan Transistor.

Untuk memperbesar penguatan dapat digunakan dua tingkat penguat diferensial


(cascade). Keluaran penguat diferensial dihubungkan dengan masukan penguat
diferensial tingkatan berikutnya. Dengan begitu besar penguatan total (Ad) adalah hasil
kali antara penguatan penguat diferensial pertama (Vd1) dan penguatan penguat
diferensial kedua (Vd2).

Dalam penerapannya, penguat diferensial lebih disukai apabila hanya memiliki


satu keluaran. Jadi yang diguankan adalah tegangan antara satu keluaran dan bumi
(ground). Untuk dapat menghasilkan satu keluaran yang tegangannya terhadap bumi
(ground) sama dengan tegangan antara dua keluaran (Vod), maka salah satu keluaran dari
penguat diferensial tingkat kedua di hubungkan dengan suatu pengikut emitor (emitter
follower).

Untuk memperoleh kinerja yang lebih baik, maka keluaran dari pengikut emiter
dihubungkan dengan suatu konfigurasi yang disebut dengan totem-pole. Dengan
menggunakan konfigurasi ini, maka tegangan keluaran X dapat berayun secara positif
hingga mendekati harga VCC dan dapat berayun secara negatif hingga mendekati harga
VEE.

Apabila seluruh rangkaian telah dihubungkan, maka rengkaian tersebut sudah


dapat dikatakan sebagai penguat operasional (Operational Amplifier (Op Amp)).
Penjelasan lebih lanjut mengenai hal ini akan dilakukan pada sub bab berikut.
DAFTAR PUSTAKA

https://andipiliang.files.wordpress.com/2013/06/lecture11.pdf

http://irsad.blog.upi.edu/2015/03/11/rangkaian-elektronika/

Sutrisno. 1986. Elektronika, Teori dan Penerapannya, Jilid 1. Bandung :


Penerbit ITB.

Anda mungkin juga menyukai