Anda di halaman 1dari 9

PROGRAM KESELAMATAN DAN KEAMANAN

LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. ISKAK TULUNGAGUNG


2014
Program Keselamatan Dan Keamanan Laboratorium Patologi Klinik
RSUD Dr. Iskak Tulungagung

I. PENDAHULUAN

Pelayanan laboratiorium Patologi klinik RS Iskak Tulungagung


dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Peningkatan
jumlah permintaan pemeriksaan ini harus diikuti dengan upaya
peningkatan mutu pelayanan. Pelayanan prima, yaitu suatu goal yang
harus terpatri dalam setiap insan yang bekerja di Laboratorium klinik
RS Dr Iskak Tulungagung.
Pelayanan prima dapat dicapai apabila dalam seluruh proses
pelayanan didukung oleh sumber daya manusia yang handal (terampil,
teliti dan tekun) serta sarana dan prasarana yang sesuai dengan
perkembangan teknologi. Selain itu tentunya kesehatan dan
keselamatan kerja (K3) merupakan hal yang paling pertama dan
utama karena menyangkut terhadap kesehatandan keselamatan kita.
Mengingat besarnya risiko kecelakaan dan gangguan
kesehatan yang dapat terjadi akibat kegiatan laboratorium maka
seluruh petugas di laboratorium harus mengenal berbagai bahaya
dan risiko kesehatan di laboratorium sehingga petugas dapat
melakukan tindakan pencegahan dan dapat menangani secara benar
jika terjadi kecelakaan kerja di laboratorium.

II. LATAR BELAKANG


Pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah
salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman,
sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat
mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan
produktivitas kerja.
Penyakit akibat kerja (PAK) dan kecelakaan kerja (KK) di
kalangan petugas kesehatan dan non kesehatan, kesehatan di
indonesia belum terekam dengan baik.
Dalam penjelasan undang-undang nomor 36 tahun 2009
tentang kesehatan telah mengamanatkan antara lain, setiap tempat
kerja harus melaksanakan upaya kesehatan kerja, agar tidak terjadi
gangguan kesehatan pada pekerja, keluarga, masyarakat dan
lingkungan disekitarnya.

Diantara sarana kesehatan, laboratorium kesehatan merupakan


suatu institusi dengan jumlah petugas kesehatan dan non kesehatan
yang cukup besar. Kegiatan laboratorium kesehatan mempunyai risiko
berasal dari faktor fisik, kimia, ergonomis dan psikosisial. Variasi,
ukuran, tipe, dan kelengkapan laboratorium menentukan kesehatan
dan keselamatan kerja.

Seiring dengan kemajuan IPTEK, khususnya kemajuan


teknologi laboratorium, maka risiko yang dihindari petugas
laboratorium semakin meningkat.

Oleh karena itu penerapan budaya aman dan sehat dalam


bekerja hendaknya dilaksanakan pada semua institusi di sektor
kesehatan termasuk laboratorium kesehatan.

2
III. TUJUAN

UMUM : Untuk mengenal berbagai bahaya dan risiko kesehatan di


laboratorium sehingga petugas dapat melakukan tindakan
pencegahan dan dapat menangani secara benar jika terjadi
kecelakaan kerja di laboratorium.

KHUSUS : 1. Acuan dalam melaksanakan tugas dilaboratorim


2. Meningkatkan pengetahuan petugas terhadap risiko
terjadinya kecelakaan dan gangguan kesehatan akibat
kegiatan laboratorium
3. Menjamin mutu pekerjaan laboratorium

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

1. Pengenalan dari berbagai bahaya dan resiko kesehatan kesehatan


ditempat dan lingkungan kerja biasanya sebagai berikut :
a. Mengenal zat kimia berbahaya di laboratorium dan cara
pencegahannya. Daftar zat kimia yang ada di laboratorium Rumah
sakit Dr.Iskak dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 7.4.1. Daftar zat kimia berbahaya di laboratorium


Nama zat kimia Cara pencegahan Bahaya (kode)
dan penangganan
bila terpapar
Asam asetat Ada dibuku MSDS Ada dibuku
MSDS
Alkohol absolut Ada dibuku MSDS Ada dibuku
MSDS
Bayclin (klorin) Ada dibuku MSDS Ada dibuku
MSDS
Methanol Ada dibuku MSDS Ada dibuku
MSDS
Stromatolyser – 4DL Ada dibuku MSDS Ada dibuku
MSDS
Stromatolyser – 4 DS Ada dibuku MSDS Ada dibuku
MSDS
Stromatolyser – FB Ada dibuku MSDS Ada dibuku
MSDS
Sulfolyser Ada dibuku MSDS Ada dibuku
MSDS
Cellpack Ada dibuku MSDS Ada dibuku
MSDS
e-Check Ada dibuku MSDS Ada dibuku
MSDS
Reagen benedict Ada dibuku MSDS Ada dibuku
MSDS
Kontrol plasma N Ada dibuku MSDS Ada dibuku
MSDS
Reagen biolyte 2000 Ada dibuku MSDS Ada dibuku
MSDS
Pathromtin S Ada dibuku MSDS Ada dibuku
MSDS
Thromborel/Dede Ada dibuku MSDS Ada dibuku
inovin MSDS
Eosin Ada dibuku MSDS Ada dibuku
MSDS

3
Gentian violet Ada dibuku MSDS Ada dibuku
MSDS
Methylen blue Ada dibuku MSDS Ada dibuku
MSDS
Lugol Ada dibuku MSDS Ada dibuku
MSDS
Carbol fuchsin Ada dibuku MSDS Ada dibuku
MSDS
KOH 10% Ada dibuku MSDS Ada dibuku
MSDS
Larutan turk Ada dibuku MSDS Ada dibuku
MSDS
New methylenblue Ada dibuku MSDS Ada dibuku
MSDS

Untuk pencegahan B3 setiap petugas harus memahami buku


MSDS Rumah Sakit dan buku MSDS (Material Safety Data Sheet)
atau informasi data keamanan bahan Laboratorium
b. Mengenal gangguan kesehatan yang disebabkan oleh
mikroorganisme yang infeksius.
c. Mengenal bahaya radiasi dari peralatan laboratorium. Radiasi dari
peralatan laboratorium kesehatan adalah menggunakan radiasi
non pengion yaitu radiasi tanpa pelepasan elektron seperti dari
sinar ultraviolet.
d. Mengenal bahaya stres akibat keadaan ditempat kerja
e. Mengenal bahaya stres akibat peralatan yang tidak ergonomis

Pencegahan bahaya dilaboratorium secara umum yaitu ruangan:


a. Kebersihan ruangan laboratorium harus selalu terjaga
b. Permukaan meja kerja harus selalu dibersihkan setelah selesai
bekerja dan jika terjadi bahan yang potensial berbahaya
c. Lantai harus bersih, kering, tidak licin dan ada saluran
pembuangan
d. Suhu ruangan antara 15-25OC dengan kelembaban 35-60%
e. Udara dalam ruangan harus dibuat mengalir searah (dari ruang
bersih keruang kotor)
f. Dinding hendaknya dicat dengan bahan epoksi, permukaannya
harus rata, mudah dibersihkan, tidak tembus cairan dan tahan
terhadap desinfektan.
g. Label internasional untuk BIOHAZARD/LABEL BAHAYA harus
terpasang di pintu masuk laboratorium yang menangani
kelompok mikroorganisme risiko 2,3 dan 4 (mikrobiologi).
h. Pintu laboratorium harus selalu tertutup jika petugas sedang
bekerja, mereka yang tidak berkepentingan dilarang masuk.

2. Peralatan
a. Sarung tangan harus dilepaskan jika menerima telpon
b. Penggunaan pipet dengan MULUT tidak diperbolehkan
c. Penyimpanan jas laboratorium tidak boleh dalam satu lemari
dengan pakaian lain yang dipakai diluar laboratorium
d. Diwajibkan memakai sarung tangan plastik karet tipis selama
bekerja, dengan ketentuan pada saat pengambilan sampel,
satu sarung tangan untuk satu pasien.

4
e. Setelah dipakai sarung tangan harus dibuang bersama
limbah laboratorium lainnya, kemudian petugas mencuci
tangan sampai bersih
f. Sarung tangan yang akan dipakai kembali (reusable), dicuci
dulu pada saat masih dipakai, setelah dilepas dilakukan
dekontaminasi dan desinfektan
g. Penyimpanan harus sesuai prosedur kerja.

3. Sistem/prosedur
a. Penggunaan bahan-bahan harus sesuai dengan ukuran
b. Semua prosedur tetap yang tersedia harus dilaksanakan dan
diperhatikan untuk mencegah atau meminimalisir
terbentuknya aerosol atau tetesan
c. Semua prosedur tetap harus dilakukan untuk mencegah atau
meminimalisir bahaya atau kecelakaan akibat kerja
d. Semua limbah atau bahan yang terkontaminasi, spesimen
dan kultur harus dilakukan dekontaminasi sebelum dibuang
atau akan digunakan kembali.
e. Limbah infeksius hendaknya dimasukkan ke dalam kantong
plastik sesuai dengan kode dan warnanya untuk dikelola
f. Seluruh petugas laboratorium harus selalu mencuci tangan
setelah menangani bahan infeksius, setelah bersentuhan
dengan lingkungan pasien, setelah menyentuh pasien,
sebelum mengambil darah pasien dan sebelum
meninggalkan laboratorium. Mencuci tangan dapat dilakukan
dengan memakai sabun jika tangan terlihat kotor dan
memakai handrub jika tangan terlihat bersih.
g. Jas laboratorium hanya boleh dipakai diruangan laboratorium
dan pada saat pengambilan sampel pasien
h. Penyimpanan pakaian pelindung diri tidak boleh dalam satu
lemari dengan pakaian yang dipakai diluar ruang kerja
laboratorium.

4. Petugas
a. Dilarang makan, minum, merokok, menyimpan makanan serta
menggunkan kosmetik didalam ruangan laboratorium
b. Cincin, gelang tidak boleh digunakan selama bekerja
c. Rambut panjang harus diikat selama bekerja
d. Tidak diperbilehkan menggunakan pipet isap mulut
e. Seluruh petugas laboratorium harus selalu mencuci tangan
setelah menangani bahan infeksius dan sebelum meninggalkan
laboratorium
f. Jangan menggunakan ludah untuk merekatkan label
g. Pakailah kaca mata pelindung, kaca pelindung wajah (visors)
atau alat pelindung diri lainnya jika menangani objek yang
mudah menyemprot atau memantul ke tubuh kita, atau jika
diperlukan.
h. Seluruh petugas manangani bahan infeksius harus memakai
sarung tangan untuk menghindari kontak langsung dengan
spesimen
i. Jangan memakai sandal jepit di laboratorium

5
j. Petugas harus melapor semua kejadian baik berupa tumpahan,
kecelakaan kerja, ataupun terpapar dengan bahan potensial
berbahaya atau infeksius lainnya kepada kepala ruangan
secara tertulis

5. Pencegahan bahaya di laboratorium secara khusus


A. Kimia
1. Material safety data sheet (MSDS) dari seluruh bahan
kimia yang terdapat di laboratorium harus tersedia
ditempat kerja dan diketahui seluruh petugas laboratorium
2. Bahan kimia tidak diisap melalui pipet dengan mulut tetapi
dengan menggunakan karet isap (rubber bulb), atau alat
vakum untuk mencegah tertelannya bahan berbahaya dan
terhirupnya aerosol
3. Gunakan peralatan pelindung seperti pelindung mata dan
muka, sarung tangan karet, celemek (apron), jas
laboratorium yang tepat pada saat menangani bahan kimia
terutama pelarut organik
4. Gunakan pelindung mata yang tepat jika bekerja dengan
bahan atau alat yang dapat menimbulkan bahaya
pecahan, percikan atau radiasi gelombang perusak mata.
Pelindung mata harus dapat menutup rapat daerah sekitar
mata dan tahan terhadap percikan zat kimia
5. Hindari pemakaian lensa kontak pada waktu menangani
bahan kimia karena dapat melekat antara mata dan lensa
B. Biologi
Upaya pencegahan bahaya didasarkan klasifikasi tingkat
keamanan biologi laboratorium yang bersangkutan. Hal-hal
umum yang penting diperhatikan adalah :
1. Lakukan pekerjaan laboratorium dengan menerapkan
praktek laboratorium yang benar (good laboratory practive)
2. Penggunaan desinfektan yang sesuai dengan cara
penggunaan yang benar
3. Lakukan sterilisasi dan desinfektan terhadap sisa bahan
infeksius dan spesimen secara benar
4. Pengelolaan limbah infeksius diterapkan dengan benar
5. Gunakan kabinet keamanan biologis yang sesuai

C. Fisika
Pencegahan terhadap panas dilakukan dengan pemasangan
AC, pengaturan ventilasi

D. Psikososial/stres
a. Menjaga keseragaman jasmani petugas
b. Mengenali stres melalui buku bacaan, seminar
c. Mengadakan kegiatan yang menimbulkan rasa betah
dalam bekerja misalnya makan siang bersama, musik,
mengadakan kegiatan piknik bersama
d. Membudayakan budaya safety, berani menegur atau
meningkatkan untuk memakai atat pelindung diri

6
E. Ergonomi
Pemakaian komputer harus memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
a. Jangan terus menerus bekerja di keyboard
b. Pencegahan kelelahan mata
c. Menghindari hal-hal yang menimbulkan kecelakaan seperti
- Jangan makan minum di dekat komputer dan jagalah
komputer tetap bersih
- Dilarang merokok disetiap unit kerja

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


Tindakan jika terjadi bahaya di laboratorium
Segera
a. Umum
2. Jika terjadi kebakaran, beritahu kepada seluruh petugas,
lakukan dengan tenang
3. Bunyikan alaram
4. Informasikan kepada tim/petugas K3RS. Kalau perlu
kepada petugas pemadam kebakaran, polisi, kelurahan,
RS
5. Ikuti prosedur yang berlaku, hubungi organisasi tim
penanggulangan bencana
- Dokter IGD : Pusat komando bencana (bersama
direktur, manajer umum, ketua K3)
- Dokter bangsal : Tim medis (bersama MOD)
- Tim lain : Pemadam kebakaran ruangan, petugas
keamanan, maintenance, komunikasi
b. Khusus
Tumpahan dan kebocoran bahan kimia
a. Cucilah mata atau kulit di pancuran air (shower) terdekat
bila terkena zat kimia
b. Ikuti semua petunjuk material safety data sheet (MSDS),
tentang proses netralisasi bahan kimia yang bocor atau
tumpahan sebaik-baiknya
c. Bila tumpahan diperkirakan dapat menimbulkan kebakaran
dan peledakan, tinggalkan segera ruangan
d. Semua petugas laboratorium wajib mengetahui bahan B3
yang ada di laboratorium
e. Staf harus mengtahui buku B3/MSDS
f. Spill kit harus ada diletakkan ditempat yang mudah
dijangkau oleh siapa pun.
Keracunan bahan kimia melalui kontak langsung
1. Bila kena mata
- Keluarkan lensa kontak jika memakai
- Cucilah mata yang terkena dengan semprotan air selama 15
menit
- Jangan menggunakan salep mata atau bahan netralisasi
2. Bila kena kulit
- Cuci tangan hingga bersih jika bahan kimia menganai kulit,
siram air mengalir selama 15 menit

7
- Mandikan korban di pancuran dan pakailah apron dan sarung
tangan
- Bersihkan dengan teliti lipatan atau rongga tubuh korban.
Posisi kepala harus lebih tinggi dari tubuh untuk menghindari
cipratan ke mata korban
- Semprot air ke tubuh dan cuci mata ini bisa dilakukan dengan
posisi korban duduk dengan kepala menengadah
3. Bila terminum
Bila terminum segera berkumur-kumur, selanjutnya bawa ke IGD
4. Bila terhirup
Bila terhirup longgarkan pakaian, bawa ketempat yang segar, beri
nafas bantuan (bila perlu)
5. Bila tertumpah
Prosedur penanganan cairan tubuh yang tumpah di lantai
a. Gunakan APD (sarung tangan, masker)
b. Serap cairan tubuh yang berada dilantai sebanyak-banyaknya
dengan kertas penyerap/koran/tissue
c. Buang kertas penyerap kedalam kantong sampah infeksius
d. Lokalisir area bekas tumpahan cairan tubuh tadi dengan cairan
deterjen, diamkan 5 menit, kemudian bersihkan
e. Beri klorin yang sudah diencerkan, diamkan selama 5 menit,
kemudian bersihkan
f. Bilas dengan lab basah yang bersih hingga larutan klorin
terangkat
g. Lepaskan sarung tangan, sesuai prosedur kemudian buang ke
tempat sampah infeksius
h. Cuci tangan sampai bersih

VI. SASARAN
a. Petugas laboratorium merupakan orang pertama yang terpajan
terhadap bahan kimia yang merupakan bahan toksik korosif,
mudah meledak dan terbakar serta bahan biologis. Selain itu
dalam pekerjaannya menggunakan alat-alat yang mudah
pecah, berionisasi dan radiasi serta alat-alat elektronik dengan
voltase yang mematikan.

b. Oleh karena itu penerapan budaya aman dan sehat dalam


bekerja hendaknya dilaksanakan pada semua institusi di sektor
kesehatan termasuk laboratorium kesehatan.

8
VII. JADWAL PELAKSANAAN

NO NAMA JENIS TEMPAT WAKTU


PELATIHAN
. Semua karyawan Pengenalan dari
1. medis & non medis berbagai bahaya Laboratorium Berkala
laboratorium Mengenal zat kimia RS Dr. Iskak (Reagen
berbahaya di Tulungagung / bahan
laboratorium dan Ada di buku kimia
cara MSDS baru)
pencegahannya
. Semua karyawan Manjemen
2. medis & non medis Kesehatan RS Dr Iskak 3 HARI
laboratorium sesuai Keselamatan Kerja Tulungagung
jadwal yang telah ( K3)
ditentukan

VIII. EVALUASI
a. Evaluasi pelaksanaan program keamanan patologi klinik dilakukan
oleh kepala Instalasi patologi klinik setiap akhir pelaksanan
b. Hasil evaluasi akhir tetap dalam tanggung jawab Kepala Instalasi
Patologi Klinik.

IX. TINDAK LANJUT


Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, perlu kemauan, kemampuan
dan kerjasama yang baik dari semua pihak. Keterlibatan dan komitmen
yang tinggi dari pihak manajemen atau pengelola laboratorium
kesehatan mempunyai peran sentral dalam pelaksanaan program ini.
Demikian pula dengan pihak petugas kesehatan dan non kesehatan
yang menjadi sasaran program K3 ini harus berpartisipasi secara aktif,
bukan hanya sebagai obyek tetapi juga berperan sebagai subyek dari
upaya mulia ini. Melalui kegiatan kesehatan dan keselamatan kerja,
diharapkan petugas kesehatan dan non kesehatan yang bekerja di
laboratorium kesehatan dapat bekerja dengan lebih produktif.

Anda mungkin juga menyukai