Anda di halaman 1dari 10

4.

Sesi pelatihan akan ditawarkan dalam kuliah formal atau disetujui oleh IC
dalam presentasi;
5.
Kontraktor yang telah melakukan pelatihan mendapat sertifikat yang
berlaku selama satu tahun;
6.
Pendidikan harus diulang setiap satu tahun;
7.
Tes tertulis harus diberikan untuk memastikan bahwa poin yang
bersangkutan telah dipelajari.
M.
PENGAWASAN
1.
PM, IC dan fasilitas kesehatan akan memastikan kepatuhan dalam
menjalankan kebijakan ini, dan mereka mempunyai wewenang untuk
menghentikan semua pekerjaan jika kegiatan berisiko terhadap pasien,
staf, dan publik;
2.
Individu yang tidak bersertifikat tidak mempunyai pelatihan valid diminta
untuk meninggalkan fasilitas;
3.
ICRA memantau kepatuhan konstruksi dengan melihat inspeksi dari
ICRA dan zona kerja;
4.
Ketidakpatuhan akan segera ditindaklanjuti melalui komunikasi verbal
dan kemudian melalui dokumen tertulis. Rincian pelanggaran akan
dikirim ke PM, IC, dan Fasilitas Departemen dan akan ditempatkan di file
proyek. Selanjutnya ulasan akan dibahas dalam proyek dan pertemuan
konstruksi;
5.
Pelanggaran kebijakan ini dapat mempengaruhi status sebagai kontraktor
yang berkualitas untuk panawaran selanjutnya;
6.
PM akan memberitahukan Assosiated Director sesuai facilities jika
kontraktor melakukan pelanggaran ulang;
N.
YANG BERTANGGUNG JAWAB DALAM PROSEDUR
1.
Epidemiologi Rumah Sakit;
2.
Koordinator IC;
3.
Fasilitas yang ditunjuk oleh PM;
4.
Asosiasi Direktur Fasilitas Perencanaan dan Konstruksi;
5.
Direktur Pemeliharaan Fasilitas;
6.
Direktur Keselamatan
21
O.
KETERLIBATAN KOMITE PPI/TIM PPI DALAM ASPEK
PENGENDALIAN INFEKSISAAT RENOVASI/PEMBANGUNAN DAN
DESAIN RUMAH SAKIT
1.
Prinsip Dasar

Pencegahan infeksi terhadap
pasien, staf rumah sakit, pekerja
bangunan dan pengunjung
akibat gangguan kualitas lingkungan saat
renovasi/pembangunan dan sesudahnya;

Desain harus memungkinkan staf melaksanakan pedoman PPI (
IPC
Guidelines
);
Masalah
y
ang terjadi saat renovasi/pembangunan rumah sakit adalah :
a.
Debu;
Renovasi/pembangunan akan mengotori udara sehingga berdebu
dengan konsentrasi spora jamur (Aspergillus sp) dan kuman
(Legionella sp)
tinggi
(
CONSTRUCTION RELATED
NOSOCOMIAL INFECTIONS
)
.
Gambar III – 1 :
Spora Jamur Aspergillus Fumigatus
ASPERGILLUS FUMIGATUS

Penyebab tersering Aspergillosis :
-
Invasive
;
-
Non Invasive
.

> 50% Invasive Aspergillosis
;

Mampu berkembang sampai suhu 55 C

;

Terdapat dimana mana (lembab)
;
22
ASPERGILLUS
FUMIGATUS

Invasive Aspergillosis
;
-
Diagnosis Sulit
;
-
Mortalitas > 50 %
.
PALING PENTING : CEGAH TERPAPAR
RISIKO “OUTBREAKS” ASPERGILLOSIS

Semua aktifitas yang mengakibatkan peningkatan spora di udara :
Pembangunan Gedung, Konstruksi, Renovasi, Perbaikan
;

Permukaan Lembab
.
Gambar III – 2 : Atap Rumah dengan Permukaan Lembab
b.
Kontaminasi Air dan Sistem Pendingin Udara;
Saat renovasi terkontaminasi patogen
L
egionella Sp
(
CONSTRUCTION RELATED NOSOCOMIAL INFECTIONS
)
.
23
Gambar III – 3 : Contoh Salurah Pipa yang Rusak
LEGIONELLA Sp.

Airborne & Waterborne Transmission
;

Umum Terdapat
d
alam Sumber Air Natural
;

Berakumulasi dalam “BIOFILM” Pipa Air, Bak Penampungan;

Berkembang Biak pada Suhu 20° - 45° C.
Gambar III – 4 : Kuman Legionella Sp.
c.
Pasien “
High Risk”
.

Pasien Transplantasi
;

Pasien di Bangsal Hematologi dan Onkologi

Neutropenia
;

Pasien
dengan
Pengobatan Corticosteroid
;

Pasien “Immunocompromised” Lainnya (DM, ODHA, dll).
24
Gambar III – 5 :
Pasien High Risk
2.
Sumber Mikroorganisme
Penyebab Infeksi
a.
Debu dan Tanah;
b.
Pipa Saluran Air
;
c.
Sistem Ventilasi
.
Pencegahan :
a.
Kurangi Debu
;
b.
Cegah Migrasi Debu
d
ari Lokasi :“Barrier” Plastik
d
ari Lantai
s
ampai
Langit Langit
.
Gambar III – 6 :Contoh “Barrier” Plastik dari Lantai
c.
“Pre-Construction“
(Sebelum Kegiatan Dimulai)

Konsultasi
kepada
Komite PPIRS
;

Identifikasi Kemungkinan Kerusakan Saluran Pipa Air
a
tau Sistem
AC
;

Identifikasi
d
an Peta Pasien“High Risk”
;

Pelatihan Pekerja;

Tentukan Alur Gerakan Pekerja
.
d.
“Construction”
(Saat Kegiatan)
25

Awasi Alur Pasien, Kalau Perlu Gunakan Masker N-95 /
Respirator kepada Pasien;

Tutup Rapat Pintu dan Jendela, Tambahkan “Seal”;

“Barrier” Debu;

Tekanan Negatif Area Kerja;

Hepa Filter di Bangsal Pasien “High Risk”.

Awasi Kegiatan dengan Ketat :
-
Alur Material dan Bahan Sisa/Sampah;
-
Kepatuhan Pekerja;
-
Risiko Kontaminasi Pipa Air atau Sistem AC.
e.
“Post Construction”
(Pasca Kegiatan)

Area Harus Bersih dan Bebas Debu;

IPCO Menilai Area Sebelum Digunakan;

Kalau Perlu Lakukan “Air Sampling” dan “Kultur Lingkungan”
3.
Faktor “Design” yang Mempengaruhi Transmisi Infeksi Rumah Sakit
a.
Jumlah Pasien dan Perawat;
b.
Jumlah dan Jenis Pemeriksaan / Prosedur;
c.
Ruangan yang Tersedia;
d.
Jumlah dan Jenis Kamar;
e.
Jumlah Tempat Tidur per Kamar;
f.
Lantai dan “Permukaan”;
g.
Air, Listrik dan Sanitasi;
h.
Ventilasi dan Kualitas Udara;
i.
Pengelolaan Alat Medis;
j.
Pengelolaan Makanan, Laundry dan Limbah.

Jumlah Pasien dan Perawat;
Rasio Pasien – Perawat
1 : 3 – 10

Jumlah dan Jenis Pemeriksaan / Prosedur;
Desain Ketersediaan Alat Medis dan APD (Jumlah dan Jenis) yang
Dibutuhkan.

Ruangan yang Tersedia;
Ruang Tunggu, Ruang Petugas, Ruang Rawat, Ruang Isolasi (di tiap-
tiap Bangsal);
26

Jumlah dan Jenis Kamar;
-
Maksimum 40 Tempat Tidur setiap Bangsal / Ruangan;
-
Tersedia “Single Room” untuk Isolasi Pasien Infeksius.

Jumlah Tempat Tidur per Kamar;
-
2 – 4 Tempat Tidur (Jarak Minimum 1 Meter);
Ideal :
1 Tempat Tidur Tiap Kamar;
-
Tiap Kamar Tersedia Fasilitas
Alcohol – Based Hand Rub
(ABHR);
Ideal :
Tiap Tempat Tidur;
-
Toilet dan Shower tiap Kamar.

Lantai dan “Permukaan”;
-
Mudah Dibersihkan;
-
Tidak Ada Karpet;
-
Rekomendasi : Vinyl.

Air, Listrik dan Sanitasi;
-
Air Minum Diperiksa Secara Berkala;
-
Air Bersih dan Listrik Tersedia 24 Jam / Hari;
-
Pengelolaan Air Unit Khusus (Hemodialisis, Bangsal Transplant)
--- Cegah Perkembangan Kuman Legionella, Pseudomonas, Jamur
dan Mikroorganisme Lingkungan Lainnya.

Ventilasi dan Kualitas Udara;
-
Who Menyarankan Ventilasi Alamiah untuk PPI – TB ( 2009 );
-
Mampu Mencegah Transmisi Airborne.

Pengelolaan Alat Medis;
-
“Clean” & “Dirty” Harus Terpisah;
-
Tindakan Mempersiapkan Infus dan Injeksi di Ruang Bersih dan
Terpisah;
-
Alat Steril Disimpan di Lemari Tertutup.

Pengelolaan Makanan, Laundry dan Limbah.
-
Lantai Dapur dan “ Permukaan “ Harus Terbuat dari Bahan yang
Mudah Dibersihkan;
-
Makanan Hangat Segera Dikonsumsi atau Didinginkan Sebelum
Disimpan;
-
Linen dan Pakaian Kerja Petugas Sudah Terkontaminasi
à
Cuci di
Rumah Sakit;
Alasan WHO Menyarankan 1 Kamar - 1 Tempat Tidur (
Single Bed
Rooms
)
-
Kwalitas Tidur Lebih Baik;
-
Privasi Meningkat;
-
Tingkat Kebisingan Menurun;
27
-
Transmisi Mikroorganisme Menurun;
-
Kesalahan Pemberian Obat Menurun;
-
Proteksi Data Pasien Lebih Baik.
Q.
KESIMPULAN
1.
IPCO Harus Dilibatkan dalam Perencanaan, Pelaksanaan dan
Pengawasan;
2.
Pelatihan terhadap Pekerja Bangunan;
3.
Tentukan Alur Pekerja, Bahan Material dan Sampah Bangunan;
4.
Pekerjaan Tidak Boleh Dimulai Sebelum “Penilaian Risiko” Lengkap
Dilakukan;
5.
Waspada Terhadap “CONSTRUCTION RELATED NOSOCOMIAL
INFECTIONS”

Aspergillosis;

Legionellosis.
6.
Fokus Perhatian

Lingkungan Sekitar Area;

Sistem Pipa Air;

Sistem Ventilasi.
7.
Renovasi di Rumah Sakit berbeda karena Pasien lebih Memerlukan
Kualitas Udara yang Baik;
8.
Syarat Penting dalam Desain

Suplai Air Bersih dan Listrik Konstan 24 Jam / Hari;

Jumlah dan Jarak Tempat Tidur Adekuat;

Ventilasi sesuai Prinsip PPI;

Sanitasi Untuk :
-
Pasien;
-
Pengunjung;
-
Staf Rumah Sakit;
-
Lantai dan Permukaan;
-
Bahan yang Mudah Dibersihkan.
28
BAB IV
DOKUMENTASI
Standar Prosedur Operasional (SPO) ICRA
Akibat Dampak dari Renovasi dan
Konstruksi Gedung Rumah Sakit, terlampir
29
DAFTAR PUSTAKA
Fasilities Guideline Institute (FGI), 2010
Guidelaine for design and Construction of Health Care Facilities
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas
Pelayanan Kesehatan lainnya, Depkes RI – Perdalin Pusat Jakarta, 2008
Perdalin Pusat, Handout Pelatihan Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi di
Rumah Sakit, 2012
Materi Bimbingan KARS 201

Anda mungkin juga menyukai