Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Indikator sekolah dalam menjalankan programnya dilihat dari kesesuaian


proses dengan apa yang direncanakan, kesesuaian dalam pencapaian tujuan,
penggunaan dan pemanfaatan sumber daya yang efektif dan efisien, serta
kemampuan dalam memberikan jaminan terhadap kesesuaian proses dan
pencapaian tujuan melalui suatu mekanisme kendali yang harmonis dan mendekat
utuh dalam sistem.

Proses pembelajaran dikelas diawali dengan merancang kegiatan


pembelajaran. Salah satu aspek yang ada dalam perencanaan tersebut adalah
tujuan pengajaran sebagai target yang diharapkan dari proses belajar mengajar dan
cara bagaimana tujuan dan proses belajar mengajar tersebut dapat dicapai dengan
efektif. Kemudian berdasarkan rencana dan tujuan yang telah ditetapkan
dilaksanakan kegiatan pembelajaran. Dalam pelaksanaan pembelajaran selalu
muncul pertanyaan, apakah kegiatan pembelajaran telah sesuai dengan tujuan,
apakah siswa telah dapat menguasai materi yang disampaikan, dan apakah proses
pembelajaran telah mampu membelajarkan siswa secara efektif dan efisien. Untuk
menjawab pertanyaan tersebut dapat dilakukan asesmen pembelajaran.

Asesmen pembelajaran merupakan bagian integral dari seluruh proses


pembelajaran, sehinga kegiatan asesmen harus dilakukan pengajar selama rentang
waktu berlangsung nya proses pembelajaran. Itulah sebabnya, kemampuan untuk
melakukan asesmen merupakan kemampuan yang dipersyaratkan bagi setiap
tenaga pengajar.

Monitoring dan evaluasi pembelajaran diseluruh lembaga pendidikan


dilakukan secara rutin dan bersinambungan. Pada dasarnya MONEV merupakan
kegiatan pemantauan suatu kegitan dan bukan merupakan suatu kegiatan yang
mencari-cari kesalahan, tetapi membantu melakukan tindakan perbaikan secara
terus menerus. Monitoring dan evaluasi (MONEV) dilakukan sebagai usaha untuk
menentukan apa yang sedang dilaksanakan dengan cara memantau hasil/prestasi

1
yang dicapai dan jika terdapat penyimpangan dari standar yang telah ditentukan,
maka segera diadakan perbaikan, sehinga semua hasil/prestasi yang dicapai dapat
sesuai dengan rencana.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah pengertian monitoring?
2. Apa sajakah tujuan monitoring dan evaluasi?
3. Apa sajakah komponen dan lndikator monitoring dan evaluasi?
4. Siapa sajakah lnstansi yang bertugas melaksanakan monitoring dan evaluasi?
5. Apa sajakah langkah-langkah monitoring?
6. Apakah pengertian asesmen?
7. Apa sajakah tujuan dan fungsi asesmen pendidikan?
8. Apa sajakah prinsip prinsip asesmen?
9. Siapa saja subjek, objek, dan sasaran asesmen pendidikan?
10. Apa sajakah kegunaan asesmen?
11. Apa saja teknik-teknik asesmen?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Pengertian Monitoring
2. Untuk mengetahui Tujuan Monitoring dan evaluasi
3. Untuk mengetahui Komponen dan lndikator monitoring dan evaluasi
4. Untuk mengetahui lnstansi yang Bertugas Melaksanakan monitoring dan
evaluasi
5. Untuk mengetahui langkah-langkah monitoring
6. Untuk mengetahui Pengertian Asesmen
7. Untuk mengetahui Tujuan Dan Fungsi Asesmen Pendidikan
8. Untuk mengetahui Prinsip Prinsip Asesmen
9. Untuk mengetahui Subjek, Objek, Dan Sasaran Asesmen Pendidikan
10. Untuk mengetahui Kegunaan Asesmen
11. Untuk mengetahui Teknik-teknik Asesmen

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Pengertian Monitoring
Menurut Mariana, Rejeki, dan Razaq (2017:366), monitoring adalah
kegiatan pengumpulan dan analisis informasi yang sitematis saat sebuah program
berjalan, hal ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas suatu
program. Monitoring didasarkan pada target yang ditetapkan dan kegiatan yang di
rencanakan selama tahap perencanaan kegiatan.

Menurut Muhaimin, Suti’ah, dan Prabowo (2009:373), monitoring dan


evaluasi (MONEV) pada dasarnya terdiri atas dua aspek kegiatan, yaitu
monitoring dan evaluasi. Monitoring merupakan suatu kegiatan yang dilakukan
untuk mengawasi atau memantau proses dan perkembangan pelaksanaan program
sekolah/madrasah. Fokus monitoring adalah untuk mendapatkan informasi
mengenai pelaksanaan program sekolah/madrasah, bukan pada hasilnya.
Sedangkan evaluasi merupakan suatu proses sistematis dalam mengumpulkan,
menganalisis dan menginterpretasikan informasi untuk mengetahui tingkat
keberhasilan pelaksanaan program sekolah/madrasah dengan kriteria tertentu
untuk keperluan pembuatan keputusan. Informasi hasil evaluasi dibandingkan
dengan sasaran yang telah ditetapkan pada program. Apabila hasilnya sesuai
dengan sasaran yang ditetapkan, berarti program tersebut efektif. Jika sebaliknya,
maka program tersebut dianggap tidak efektif (gagal).

Menurut Cross dalam Mariana, rejeki, dan Razaq (2017:366), evaluasi


meruapakan proses yang menentukan kondisi, dimana suatu tujuan telah dapat
dicapai. Definisi ini menerangkan secara langsung hubungan evaluasi dengan
tujuan suatu kegiatan mengukur derajat, di mana suatu tujuan dapat dicapai.
Sebenarnya, evaluasi juga merupakan proses memahami, memberi arti,
mendapatkan, dan mengkomunikasikan suatu informasi bagi keperluan
mengambil keputusan.

3
Sedikitnya ada tiga aspek yang perlu diperhatikan dalam evaluasi, yaitu:

a. Kegiatan evaluasi merupakan proses yang sistematis, ini berarti bahwa


evaluasi (dalam pengajaran) merupakan kegiatan yang terencana dan
dilakukan secara berkesinambungan. Evaluasi bukan hanya merupakan
kegiatan akhir atau penutup suatu pembelajaran, melainkan merupakan
kegiatan yang dilakukan pada permulaan, selama proses pembelajaran
berlangsung, dan pada akhir pembelajaran.
b. Setiap kegiatan evaluasi diperlukan berbagai informasi atau data yang
menyangkut objek yang sedang dievaluasi.
c. Setiap proses evaluasi, khususnya evaluasi pembelajaran tidak dapat
dilepaskan dari tujuan-tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.

Menurut Santrock dalam Dariyo (2008:147), evaluasi tidak akan ada


gunanya kalau tidak ditindak-lanjuti dalam proses pengambilan keputusan untuk
mengimplementasikan dalam pembuatan keputusan maupun pembuatan program-
program kerja di masa mendatang. Setelah seorang guru melakukan kegiatan
pengajaran, maka guru (dosen) mengevaluasi metode dan keefektifan pengajaran
selama satu semester, mengevaluasi kegiatan pembelajaran siswa (mahasiswa)
dan berusaha memperbaiki metode pengajaran maupun evaluasi penilaian
terhadap pembelajaran siswa (mahasiswa) nya.

Menurut Suryabrata dalam Dariyo (2008:147), menyatakan ada dua jenis


evaluasi yaitu:

a) Evaluasi Formatif, yang dimaksud dengan evaluasi formatif yaitu evaluasi


yang dilakukan selama perkembangan perencanaan dan pelaksanaan suatu
proses pendidikan. Kegiatan evaluasi justru dilakukan di tengah-tengah
kegiatan pendidikan. Seandainya ada kelemahan dalam kegiatan pendidikan
tersebut, maka segera akan dapat diperbaiki. Sebaliknya, bila dirasakan cukup
baik program kegiatan pendidikan tersebut, maka hal itu dapat dipertahankan.
Tujuan utama dan evaluasi ini ialah untuk mendapatkan umpan balik guna
penyempurnaan rancangan pelaksanaan program pendidikan selanjutnya.

4
b) Evaluasi sumatif, yaitu evaluasi yang dilakukan pada akhir suatu unit proses
pendidikan, dinakan evaluasi sumatif. Kegiatan evaluasi ini dilakukan setelah
suatu rangkaian program kegiatan pendidikan berakhir. Tujuan utamanya ialah
untuk menentukan tentang keseluruhan proses pendidikan yang sudah selesai
dijalani apakah tergolong baik atau buruk.

Menurut Mulyono dan Yumari (2017:9), evaluasi merupakan sebuah


penilaian yang dilakukan seobyektif dan sesistematik mungkin terhadap sebuah
intervensi yang direncanakan, sedang berlangsung atau pun yang telah
diselesaikan.

According Laska (2016:371), the monitor should correctly recognizes the


performance of each teacher. In order to achieve this, there must be developed a
systematic monitoring and evaluation of the class and the work of teachers. Not only
that, but as far as the observer observes classes, the more he recognizes high school
students. The monitor (director, inspector, etc.), must possibly recognize all
students, in order to recognize their individual features of mental work, inclinations,
desires and abilities. This can only be achieved through a systematic observation of
teaching process as a whole. Monitor harus mengenali kinerja setiap guru dengan
benar. Untuk mencapai ini, harus ada pemantauan dan evaluasi yang sistematis
terhadap kelas dan pekerjaan guru.Bukan hanya itu, tetapi sejauh pengamat
mengamati kelas, semakin dia mengenali siswa sekolah menengah.Monitor
(sutradara, inspektur, dll.), mungkin harus mengenali semua siswa, agar dapat
mengenali fitur individual dari pekerjaan mental, kecenderungan, keinginan, dan
kemampuan. Ini hanya dapat dicapai melalui pengamatan sistematis terhadap proses
pengajaran secara keseluruhan.

According William in Ndungu, Allan, dan Emily (2015:10), monitoring


and evaluation is done in the education sector to monitor programs like quality of
education. In education two activities take place these are teaching done by the
teachers and learning by the students. The principal is responsible for monitoring
and evaluation at the school level to ensure effective teaching and learning is
going on.

Menurut William dalam Ndungu, Allan, dan Emily (2015:10),


Pemantauan dan evaluasi dilakukan di sektor pendidikan untuk memantau
program-program seperti kualitas pendidikan.Dalam pendidikan dua kegiatan
berlangsung ini adalah pengajaran yang dilakukan oleh guru dan pembelajaran
oleh siswa. Kepala sekolah bertanggung jawab atas pemantauan dan evaluasi di
tingkat sekolah untuk memastikan berlangsungnya proses belajar mengajar yang
efektif.

5
According Mishra in M. M. Kayani, Begum, A. Kayani, dan Naureen
(2011: 148), monitoring is the process of gathering data and periodically
assembling key indicators to count or measure inputs, outputs and processes to
report on the functions of elements of the education system.

Menurut Mishra dalam M. M. Kayani, Begum, A. Kayani, dan Naureen


(2011: 148), Pemantauan adalah proses pengumpulan data dan secara berkala
mengumpulkan indikator-indikator kunci. untuk menghitung atau mengukur
input, output dan proses untuk melaporkan fungsi elemen-elemen sistem
pendidikan.

According to Edward (2006:92), monitoring is the systematic and


continuous assesment of the progress of project or programme over time. It is a
basic and universal management tool for identifying strengts and weaknesses in a
programme and is perhaps the most important part of the ‘programme spiral’.

Menurut Edward (2006:92), pemantauan adalah penilaian sistematis dan


berkelanjutan dari kemajuan proyek atau program dari waktu ke waktu. Ini adalah
alat manajemen dasar dan universal untuk mengidentifikasi kekuatan dan
kelemahan dalam suatu program dan mungkin merupakan bagian terpenting dari
'spiral program'.

According to Edwards (2006:95), monitoring should also provide


information on progress towards acheving objectives, and on the impact the
programme is having in relation to these objectives. All monitoring is a form of
continuous self-evaluation.

Menurut Edwards (2006:95), pemantauan juga harus memberikan


informasi tentang kemajuan menuju pencapaian tujuan, dan tentang dampak
program terhadap sasaran-sasaran ini. Semua pemantauan adalah bentuk evaluasi
diri terus menerus.

According Mbabu, et al (2014:43), Monitoring is systematic process of


collecting, analyzing and using information for the purpose of management and
decision making that accompanies the implementation of an action, project or
program. Its goals are:

6
a. To ensure that inputs, work schedules, and outputs are proceeding according to
plan (in other words, that implementations on course )
b. To provide a record of input use, activities, and results
c. To warn of deviations from expected outputs

Evaluation is a systematic process of collecting and analyzing information


that determines to what extent and action, project or program has achieved its
defined goals and objectives. It is a periodic assessment to explain the results and
outcomes of an action: assesses relevance, efficiency, sustainability and
effectiveness of delivered outputs to the purpose/outcome. Evaluation results feed
into impact assessment processes.

Pemantauan adalah proses pengumpulan, analisis, dan penggunaan


informasi yang sistematis untuk keperluan manajemen dan pengambilan keputusan
yang menyertai pelaksanaan suatu tindakan, proyek atau program. Tujuannya
adalah:

a. Untuk memastikan bahwa input, jadwal kerja, dan output berjalan sesuai
rencana (dengan kata lain, bahwa implementasi pada jalur)
b. Untuk memberikan catatan penggunaan input, kegiatan, dan hasil
c. Untuk memperingatkan penyimpangan dari output yang diharapkan.

Evaluasi adalah proses sistematis mengumpulkan dan menganalisis


informasi yang menentukan sejauh mana dan tindakan, proyek atau program telah
mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan. Ini adalah penilaian berkala untuk
menjelaskan hasil dan hasil dari suatu tindakan: menilai relevansi, efisiensi,
keberlanjutan, dan efektivitas hasil yang disampaikan dengan tujuan / hasil. Hasil
evaluasi dimasukkan ke dalam proses penilaian dampak.

Menurut Pophan dalam Gunadi (2014:1), evaluasi sebagai informasi yang


digunakan untuk mempertimbangkan keputusan dalam penilaian prestasi.
Sedangkan Amri dalam Gunadi (2014:1) menjelaskan evaluasi dapat juga
diartikan sebagai suatu proses merencanakan, memperoleh, dan menyediakan
informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif-aiternatif keputusan.

2.1.2 Tujuan Monitoring dan evaluasi


Menurut Muhaimin Suti’ah, dan Prabowo (2009:373-374), monitoring
dilakukan untuk tujuan supervisi, yaitu untuk mengetahui apakah program
sekolah/madrasah berjalan sebagaimana yang direncanakan, apa hambatan yang
terjadi dan bagaimana cara mengatasi masalah tersebut. Dengan kata lain
monitoring menekankan pada pemantauan proses pelaksanaan program dan
sedapat mungkin tim/petugas memberikan saran untuk mengatasi masalah yang
terjadi. Hasil monitoring digunakan sebagai umpan balik untuk penyempurnaan
pelaksanaan program program di sekolah/ madrasah.

Evaluasi bertujuan untuk mengetahui apakah program sekolah/madrasah


mencapai sasaran yang diharapkan. Evaluasi menekankan pada aspek hasil

7
(output). Konsekuensinya, evaluasi baru dapat dilakukan jika program
sekolah/madrasah sudah berjalan dalam satu periode, sesuai dengan tahapan
sasaran yang dirancang. Misalnya untuk satu tahun pelajaran. Dapat juga untuk
satu catur wulan atau satu semester, jika memang programnya dirancang dengan
tahapan catur wulan/semester.

Monitoring, bertujuan untuk mengamati/ mengetahui perkembangan dan


kemajuan, identifikasi dan permasalahan serta antisipasinya/ upaya pemecahannya
(Mulyono dan Yumari, 2017:9).

Menurut Mariana, Rejeki, dan Razaq (2017:366), Adapun tujuan dari


evaluasi adalah untuk memperoleh informasi yang akurat dan obyektif tentang
suatu program yang digunakan sebagai acuan untuk mengetahui efisiensi dan
efektifitas kegiatan evaluasi suatu program. Informasi tersebut dapat berupa
proses pelaksanaan program, dampak atau hasil yang dicapai, efisiensi serta
pemanfaatan hasil evaluasi.

According singh, Chandurkar and Dutt (2017:179), process Evaluation


ascertains whether the programme activities have been implemented as intended or
planned. Process evaluation plays a critical role in evaluating how a specific set of
processes as enshrined in the project document have been implemented at the field
level and whether it has further resulted in change in the outcome. Process
evaluation is usually done at the end of the project but a concurrent process
monitoring exercise can also be carried out to provide specific feedback about the
course correction. Process evaluation helps in identifying processes and how or
whether the proecsses have resulted in the desired outcome. Evaluasi Proses
memastikan apakah kegiatan program telah dilaksanakan sebagaimana dimaksud
atau direncanakan. Evaluasi proses memainkan peran penting dalam mengevaluasi
bagaimana serangkaian proses spesifik seperti yang diabadikan dalam dokumen
proyek telah dilaksanakan di tingkat lapangan dan apakah proses tersebut
selanjutnya menghasilkan perubahan dalam hasil. Evaluasi proses biasanya
dilakukan pada akhir proyek tetapi latihan pemantauan proses bersamaan juga dapat
dilakukan untuk memberikan umpan balik khusus tentang koreksi kursus. Evaluasi
proses membantu dalam mengidentifikasi proses dan bagaimana atau apakah proses
telah menghasilkan hasil yang diinginkan.

2.1.3 Komponen dan lndikator monitoring dan evaluasi


Menurut Muhaimin, Suti’ah, dan Prabowo (2009:374-3776), Secara
umum, MONEV program sekolah/madrasah mencakup lima komponen utama,
yaitu: (a) konteks, (b) input, (c) proses, (d) output, dan (e) outcome.

a. Komponen konteks pada dasarnya mempertanyakan apakah program


sekolah/madrasah sesuai dengan landasan hukum dan kebijakan pendidikan,

8
tantangan masa datang, dan kondisi lingkungan sekolah/madrasah. Komponen
konteks mencakup indikator yang mempertanyakan apakah program sekolah/
madrasah sesuai dengan:
a) landasan, baik landasan religius maupun landasan hukum, termasuk
kebijakan pendidikan yang berlaku;
b) kondisi geografis, demografis, dan sosial ekonomi masyarakat;
c) tantangan masa depan bagi lulusan;
d) lingkungan budaya dan apresiasi masyarakat terhadap pendidikan; dan
e) harapan dan daya dukung stakeholders terhadap program pendidikan.
b. Komponen input mencakup indikator antara lain: (1) standar isi, (2) standar
proses, (3) standar kompetensi lulusan, (4) standar pendidik dan tenaga
kcpcndidikan, (5) standar sarana dan prasarana, (6) standar pcngelolaan, (7)
standar pembiayaan dan (8) standar penilaian pendidikan.
c. Komponen proses pada dasarnya mempertanyakan apakah proses pengolahan
input telah sesuai dengan yang seharusnya. Artinya apakah proses tersebut
telah sesuai dengan prinsip yang diyakini atau terbukti baik sesuai dengan atau
di atas standar nasional yang ada. Komponen proses mencakup antara lain
indikator: (1) pelaksanaan standar isi; (2) pelaksanaan standar proses; (3)
pelaksanaan standar kompetensi lulusan; (4) pelaksanaan standar pendidik dan
tenaga kependidikan; (5) pelaksanaan standar sarana dan prasarana; (6)
pelaksanaan standar pengelolaan; (7) pelaksanaan standar pembiayaan; dan(8)
pelaksanaan standar penilaian pendidikan
d. Komponen output pada dasarnya mempertanyakan apakah sasaran yang ingin
dicapai pada suatu program tertentu dari 8 standar tersebut telah tercapai.
Dengan demikian untuk komponen output, MONEV baru dapat dilakukan
pada saat program sudah selesai dan kegiatannya merupakan evaluasi.
Komponen output selalu mengenai kinerja siswa, karena pendidikan pada
dasarnya mendidik siswa.
e. Komponen outcome pada dasarnya mempertanyakan dampak dari program
sekolah/madrasah dari 8 standar tersebut. Dampak biasanya muncul setelah
output terjadi beberapa lama.

9
According Handmer and Dovers (2007:129), monitoring and evaluation of
policy and institutional settings may be thought of as having four possible outcomes,
depending on the degree to which policy goals are attained:

1. Cessation of a policy intervention with policy goals achieved;


2. Continuation of a policy intervention or institutional/organizational structure,
with goals approached satisfactorily but not yet attained;
3. Revision of a policy and/or institutional settings in light of poor performance
and demonstrable low likelihood of achicving the goals of the whole programme
or setting, or of parts thereof, whether radically or more moderately;
4. Redefinition of the policy problem in light of new information and
understanding, involving significant redesign of policy interventions.

Pemantauan dan evaluasi pengaturan kebijakan dan kelembagaan dapat


dianggap memiliki empat hasil yang mungkin, tergantung pada sejauh mana tujuan
kebijakan tercapai:

1. Penghentian intervensi kebijakan dengan tujuan kebijakan tercapai;


2. Kelanjutan dari intervensi kebijakan atau struktur kelembagaan / organisasi,
dengan sasaran yang didekati dengan memuaskan tetapi belum tercapai;
3. Revisi kebijakan dan / atau pengaturan kelembagaan dalam terang kinerja yang
buruk dan kemungkinan rendah terbukti mencapai tujuan seluruh program atau
pengaturan, atau bagian-bagiannya, baik secara radikal atau lebih moderat;
4. Redefinisi masalah kebijakan dengan mempertimbangkan informasi dan
pemahaman baru, yang melibatkan desain ulang intervensi kebijakan yang
signifikan.

2.1.4 lnstansi yang Bertugas Melaksanakan monitoring dan evaluasi

Menurut muhaimin, Suti’ah, dan Prabowo (2009:377), lnstansi yang


Bertugas Melaksanakan monitoring dan evaluasi yaitu :

a. Kepala sekolah/madrasah melaksanakan MONEV terhadap program-program


yang dilaksanakan di sekolah/madrasahnya, baik yang fokusnya pada
monitoring pelaksanaan program maupun pada evaluasi hasil program.
b. Depag Kabupaten/Kota melaksanakan MONEV sebagai bagian tugas
fungsional pembinaan sekolah/madrasah. Dengan demikian, MONIEV yang
dilaksanakan oleh Depag Kabupaten/ Kota mencakup seluruh
sekolah/madrasah yang berada di kabupaten/kota yang bersangkutan.
c. Kanwil Depag Provinsi juga melakukan MONEV secara sampling unluk
validasi hasil MONEV yang dilakukan oleh Depag Kabupaten/Kota, dalam
rangka menyusun simpulan pada tingkat provinsi.

Objek evaluasi ialah sasaran penilaian atau evaluasi untuk mengetahui


kondisi siswa maupun guru/dosen dalam proses pendidikan. Pada satu sisi, objek

10
evaluasi meliputi beberapa hal yaitu kepribadian, intergensi dan keterampilan,
kemampuan (kompetensi).

Subjek evaluasi ialah para pelaku yang melaksanakan proses penilaian


dalam pendidikan yaitu lembaga pendidikan, guru/dosen, maupun siswa. Masing-
masing penilaian bersifat interaktif, artinya lembaga pendidikan menilai kinerja
para guru pengajar, guru menilai terhadap siswa dan sebaliknya siswa menilai
terhadap gurunya. Dalam sistem pendidikan modern, ketiga komponen tersebut
memberi pengaruh besar terhadap kemajuan pendidikan (Dariyo, 2008:153-154).

2.1.5 Langkah-langkah Monitoring

According Hoover in M. M. Kayani, Bgum, A. Kayani, dan Naureen


(2011:149), mentions the followings steps for monitoring:

1. dentify skill to monitored


2. Select/develop valid assessment measures to quickly assess skills
3. Determine monitoring schedule
4. Conduct assessment adhering to the established schedule
5. Graph or chart for the results of each assessment
6. Evaluate level of performance and rate of progress
7. Adjust instructions based on progress –monitoring data
8. Continue with ongoing progress monitoring, charts, result, and adjust
instructions as needed.

Menurut Hoover dalam M. M. Kayani, Bgum, A. Kayani dan Naureen


(2011:149), menyebutkan langkah-langkah berikut untuk pemantauan:

1. Identifikasi keterampilan untuk dipantau


2. Pilih/kembangkan langkah-langkah penilaian yang valid untuk menilai
keterampilan dengan cepat
3. Menentukan jadwal pemantauan
4. Melakukan penilaian sesuai dengan jadwal yang ditetapkan
5. Grafik atau bagan untuk hasil setiap penilaian
6. Mengevaluasi tingkat kinerja dan tingkat kemajuan

11
7. Sesuaikan instruksi berdasarkan progres - memonitor data
8. Lanjutkan dengan pemantauan kemajuan yang sedang berlangsung, grafik,
hasil, dan sesuaikan instruksi sesuai kebutuhan.

According to Scheerens, Glas, and Thomas (2007:38), Students monitoring


system is:

1. General description
student monitoring system operate at the micro level (class level) of educational
system.
Basically student monitoring system are sets of educational achievement tests
that are used for purpose of formative didactic evaluatio. An important function
is to identify thoso pupils who fall behind, and also to indicate in which subject
matter areas or skills they experience difficulties.
2. Main audiences and types of use the information
Student monitoring system are used in the interaction between teachers and
students. A part from the achievement tests remedial material should be seen as
the major component of a pupil monitoring system.
3. Thecnical issues
An important precondition for the curriculum validity of the tests is that there is
at least consensus about the educational objectives at the end of the program.
4. Technical and Organizational required
Technical and organization capacity requrements are basically similar to those
for national assessment programs.
5. Controversial points
The same kind of controversies might arise as in national and school
assessment progfram, primarily the criticism that important educational goals
would escape measurement.

Sistem pemantauan siswa yaitu:


1. Deskripsi umum
Sistem pemantauan siswa beroperasi di tingkat mikro (tingkat kelas) sistem
pendidikan.
Pada dasarnya sistem pemantauan siswa adalah serangkaian tes prestasi
pendidikan yang digunakan untuk tujuan evaluasi didaktik formatif. Fungsi
penting adalah untuk mengidentifikasi siswa yang tertinggal di belakang, dan
juga untuk menunjukkan di mana bidang studi atau keterampilan mereka
mengalami kesulitan.
2. Audiens utama dan jenis penggunaan informasi
Sistem pemantauan siswa digunakan dalam interaksi antara guru dan siswa.
Bagian dari materi remedi tes prestasi harus dilihat sebagai komponen utama
dari sistem pemantauan murid.
3. Masalah teknis
Sebuah prasyarat penting untuk validitas kurikulum dari tes adalah bahwa
setidaknya ada konsensus tentang tujuan pendidikan di akhir program.
4. Dibutuhkan Teknis dan Organisasi
Persyaratan kapasitas teknis dan organisasi pada dasarnya sama dengan yang
diperlukan untuk program penilaian nasional.
5. Poin kontroversial
Jenis kontroversi yang sama mungkin muncul seperti dalam progfram penilaian
nasional dan sekolah, terutama kritik bahwa tujuan pendidikan penting akan
luput dari pengukuran.

12
2.1.6 Pengertian Asesmen

Menurut Zaim (2016:55), asesmen pembelajaran berkaitan dengan sejauh


mana diperoleh informasi tentang apa yang telah berhasil dikuasai peserta didik
dalam proses pembelajaran. Di dalam proses pembelajaran akan selalu dilakukan
penilaian dan pengukuran keberhasilan peserta didik dalam menguasai materi
yang diajarkan sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan. Oleh karena itu, perlu
dilakukan pengukuran dan penilaian secara berulang ulang terhadap kemampuan
peserta didik.

Menurut Yusuf (2015:11-12), pada l960-an dua kata dalam bahasa Inggris
"measurement dan evaluation" sangat populer di Indonesia, terutama ketika
seseorang ingin menilai hasil belajar. Kedua kata itu sering diterjemahkan ke
dalam bahasa Indonesia dengan istilah Pengukuran dan Penilaian. Ini berarti
bahwa evaluasi dapat diartikan sebagai suatu proses penggambaran, pemerolehan,
dan penyediaan informasi yang berguna untuk penetapan alternatif-alternatif
keputusan. Ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian sebagai berikut:

a. Evaluasi dibangun dalam kerangka jasa untuk pcngambilan keputusan, yaitu


penyediaan informasi yang berguna bagi pengambil keputusan.
b. Evaludsi itu sualu sirkel/siklus, yakni suatu proses yang terus-menerus dalam
suatu program.
c. Proses evaluasi mencakup tiga langkah utama yaitu: (1) penggambaran
informasi yang dibutuhkan dan perlu dikumpulkan, (2) pemerolehan,
pengadaan dan pengumpulan informasi, maupun penyediaan informasi; (3)
pemberian makna terhadap informasi tersebut.

Menurut Yusuf (2015:14-15), asesmen (penilaian) dapat diartikan sebagai


suatu proses pengumpulan data dan/atau informasi (termasuk di dalamnya
pengolahan dan pendokumentasian) secara sistematis tentang suatu atribut, orang
atau objek, baik berupa data kualitatif maupun kuantitatif tentang jumlah,
keadaan, kemampuan atau kemajuan suatu atribut. Apabila bidang yang dinilai
adalah kegiatan belajar dan pembelajaran, maka arah asesmen sebagai berikut:

13
a. Asesmen hendaklah menyertai semua komponen-komponen belajar dan
pembelajaran; dapat dilakukan di awal kegiatan, saat kegiatan sedang
berlangsung, maupun diakhir kegiatan pembelajaran.
b. Fokus utama asesmen yaitu untuk mengetahui pencapaian dan kemajuan
peserta didik dalam belajar serta memperbaiki proses pembelajaran dan
kegitan peserta didik dalam belajar (assessnwm of learning and assessment for
learning) Dengan menggunakan model asesmen yang baik, guru/pendidik
mengetahui di mana kelemahan-kelemahannya dalam membelajarkan,
sehingga dapat ia perbaiki.
c. Asesmen harus terfokus, menuntut perhatian kolektif serta menciptakan
hubungan/keterpautan, dan memperkaya koherensi kurikulum.
d. Perbedaan penekanan antara asesmen untuk memperbaiki dan asesmen untuk
akuntabilitas harus dikelola dengan baik, sehingga menemukan tilik temu
yang saling menguntungkan.

Pada waktu melaksanakan asesmen tersebut, penilai dapat memilih teknik


dan cara yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan dan aspek yang dinilai.
Beberapa di antara teknik tersebut adalah: tes, skala, angket, pengamatan formal
dan informal, tugas performans, rubrik, portofolio, checklist, jurnul, peta konsep,
peta pikiran, refleksi peserta didik atau karangan pendek dalam waktu singkat.

Menurut Yusuf (2015:16), Seandainya pendidik ingin mengetahui


kemajuan (progress) peserta didiknya dalam belajar. Ia dapat melakukan
bermacam cara, anlara Iain: asessmen kelas (class room assessmet) tentang
pencapaian peserta didik terhadap materi yang disampaikan, asesmen formatif
(formative assessment), atau dapat juga asesmen sumatif (summative assessment).
Kalau pendidik hanya ingin mengetahui dan memperbaiki kelemahan-kelemahan
dalam proses pembelajaran (teaching learning activities) yang dilakukannya,
dengan maksud supaya ia dapat membelajarkan dengan baik pada waktu
berikutnya. dan pcserta didik terdorong unluk belajar lebih baik, maka ia cukup
melakukan asesmen formatif (formative asssessmem) maupun asemen kelas
(classroom assessment).

14
Evaluasi dalam sistem pendidikan adalah salah satu kegiatan yang sangat
penting dilaksanakan secara teratur pada periode-periode tertentu, antara lain
untuk memantau kualitas mutu pendidikan dan membantu proses belajar mengajar
(PBM) di kelas, karena itu diperlukan alat ukur. Pemahaman siswa terhadap
materi pelajaran dapat diketahui seseorang berdasarkan hasil evaluasi, sehingga
informasi yang bermakna dapat diperoleh dalam pengambilan keputusan (Suryani,
2017:143).

According Gelbal and Kelecioğlu in Kihc, Kaya, and Kurt (2012:112),


Assessing the student success in traditional methods is generally implemented in a
way of focusing mainly on products independently of the education process; and
for this reason, short-answered tests and written and oral exams are given
importance. Assessment and evaluation in constructivist learning approach is the
part of education process and it takes a part in all important points not only in the
beginning and in the end of the education process.

Menurut Gelbal and Kelecioğlu dalam kihc Kaya, and Kurt (2012:112)
Menilai keberhasilan siswa dalam metode tradisional umumnya dilaksanakan
dengan cara berfokus terutama pada produk-produk secara independen dari proses
pendidikan; dan untuk alasan ini, tes jawaban singkat dan ujian tertulis dan lisan
diberikan penting. Penilaian dan evaluasi dalam pendekatan pembelajaran
konstruktivis adalah bagian dari proses pendidikan dan dibutuhkan sebuah bagian
dalam semua poin penting tidak hanya di awal dan di akhir proses pendidikan.

According Kalimullin, Khodyrepa, and Zoellner (2016:6004), We defin


eeducation quality assessment as a complex system which provides assessment of
the state of the educational process in respect of its regulatory compliance (legal
requirements in the field of education, provisions of the federal state educational
standards, legal and regulatory framework of the educational institution), as well
as in respect of its compliance with the requirements of the entities of the
educational process.

15
Menurut Kalimullin, Khodyrepa, and Zoellner (2016:6004), Kami
mendefinisikan penilaian kualitas pendidikan sebagai sistem yang kompleks yang
memberikan penilaian kondisi proses pendidikan sehubungan dengan kepatuhan
terhadap peraturan (persyaratan hukum di bidang pendidikan, ketentuan standar
pendidikan negara federal, kerangka hukum dan peraturan lembaga pendidikan),
serta sehubungan dengan kepatuhannya dengan persyaratan entitas dari proses
pendidikan.

2.1.7 Tujuan Dan Fungsi Asesmen Pendidikan

Menurut Yusuf (2015:23-26), dalam arti luas, tujuan dan fungsi asesmen
dalam pendidikan adalah sebagai penyedia informasi tentang:

a. penguasaan pengetahuan, nilai, sikap dan keterampilan untuk perbaikan


pendndikan;
b. pengendalian mutu pendidikan dan pembelajaran;
c. pengambilan keputusan tentang peserta didik,
d. akuntabilitas untuk peserta didik dan publik, dan
e. regulasi administratif.

data dan informasi penguasaan pengetahuan, sikap dan keterampilan


peserta didik sehubungan dengan pembelajaran yang telah dilakukan, dapat
digunakan untuk: memperbaiki kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan
pendidik, memperbaiki cara-cara peserta didik dalam belajar dan
menyempurnakan fasilitas belajar. Di samping itu melalui asesmen dan evaluasi
pendidikan yang terfokus, terkendali, komprehensif dan terus-menerus, dapat pula
tersedia informasi yang dapat di pergunakan untuk mengendalikan mutu
pendidikan (fungsi kedua). Fungsi ketiga, yang sangat banyak digunakan selama
ini adalah berdasarkan asesmen, dimungkinkan memberikan berbagai keputusan
yang tepat kepada peserta didik, seperti mengindentifikasi kondisi dan kebutuhan
tiap peserta didik. Fungsi keempat adalah akuntabilitas peserta didik dan publik.
Pendidik secara moral mendapat mandat dari publik untuk membina dan
mengembangkan individu (peserta didik) seoptimal mungkin melalui pendidikan
sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai manusia. Tidak dapat diabaikan

16
pula bahwa dengan informasi asesmen dan evaluasi pendidikan, akan mendorong
regulasi administrative. Seorang pengambil kebijakan dalam bidang pendidikan
akan dapat mengatakan bagaiman abagusnya system sekolah A, bagaimana
pendidikan disekolah A, bagaimana fasilitas belajar disekolah C, dan lain
sebagainya, berdasarkan data dan informasi sebagai hasil asesmen yang telah
dilakukan.

Menurut Budiyanto (2017:130-132), Secara umum tujuan


asesmen/identifikasi adalah untuk menghimpun informasi yang lengkap mengenai
kondisi anak dalam rangka penyusunan program pembelajaran sesuai dengan
kebutuhan khusus anak. Adapun fungsi asesmen/identifikasi sebagai berikut:

a. penjaringan (Screening)
Pada tahap ini identifikasi berfungsi umuk menandai anak anak mana yang
memiliki gejala berkebutuhan khusus.
b. Pengalihtanganan (Refferal)
Berdasarkan gejala yang ditemukan pada tahap penjaringan, selanjutnya anak-
anak yang teridentifikasi dapat dikelompokkan menjadi dua. Pertama,
kelompok anak yang tidak perlu dirujuk ke ahli lain. Kedua, anak yang perlu
dirujuk ke ahli lain.
c. Klasiflkasi (Classification)
Pada tahap ini, kegiatan asesmen/identifikasi bertujuan umuk menentukan
apakah mereka yang telah dirujuk tersebut benar benar memerlukan layanan
khusus atau tidak.
d. Perencanaan Pembelajaran (Instructional planning)
Pada tahapan ini kegiatan asesmen/identiflkasi bertujuan untuk keperluan
penyusunan program pengajaran individual. Dasarnya adalah hasil
pemeriksaan para ahli yang telah diklasiflkasikan sesuai dengan kebutuhan
khusus masing masing anak. Misalnya, anak yang mengalami ke sulitan
belajar membaca perlu diberikan latihan khusus membaca.
e. Pemantauan Kemajuan Belajar (Monitoring pupil progress)
Kemajuan belajar perlu dipantau untuk mengetahui apakah program
pembelajaran khusus yang kita berikan berhasil atau tidak.

17
Menurut Zaim (2016:55-56), ada tiga tujuan umum asesmen, yaitu dilihat
dari tujuan administratif, pembelajaran, dan penelitian.

1. Untuk tujuan administratif, asesmen digunakan untuk penilaian kemampuan


secara umum (proficiency), penempatan (placement), kelulusan (exemption),
sertifikasi (certification), dan promosi (promotion).
2. Untuk tujuan pembelajaran, asesmen digunakan untuk diagnosis, kemajuan
belajar, umpan balik (feedback), dan evaluasi pembelajaran atau kurikulum.
3. Untuk tujuan penelitian, asesmen digunakan untuk melakukan penelitian
evaluasi, eksperimen, dan pembelajaran bahasa dan penggunaan bahasa.

According Dunn et al in Jabbarifar (2009:2), the purpose of classroom


assessment and evaluation is to give students the opportunity to show what they
have learned rather than catching them out or to show what they have not
learned.

Menurut Dunn, dkk dalam Jabbarifar (2009:2), tujuan dari penilaian dan
evaluasi kelas dalah untuk memberi siswa kesempatanperlihatkan apa yang telah
mereka pelajari daripada menangkap mereka atau untuk menunjukkan apa yang
belum mereka pelajariterpelajar.

2.1.8 Prinsip Prinsip Asesmen

Menurut Yusuf (2015:38-42), Prinsip-prinsip tersebut sebagai berikut:

1. Asesmen yang baik bersifat komprehensif


2. Asesmen hendaklah dilakukan secara kontiniu
3. Asesmen yang baik bersifat objektif
4. Asesmen yang baik berpijak pada tujuan yang telah ditetapkan dan
menggunakan kroteria yang jelas
5. Suatu prosedur asesmen dapat digunakan jika prosedur ilu relevan dengan
tujuan pendidikan/pembelajaran dan karakteristik unjuk kerja yang dinilai
dengan menggunakan instrumen asesmen yang tepat, valid dan reliabel.

18
6. Makin banyak dan relevan informasi yang dikumpulkan melalui asesmen,
makin baik tingkat kepercayaan terhadap keputusan yang diambil melalui
evaluasi pendidikan.
7. Asesmen yang baik hendaknya dilakukan oleh suatu tim
8. Asesmen bukanlah tujuan, melainkan cara dalam menyediakan informasi
untuk mencapai suatu tujuan
9. Asesmen pendidikan bersifat mendidik

According Jabbarifar (2009:1-2), evaluation is a process that includes five


basic components:
1) Articulating the purpose of the educational system.
2) Identifying and collecting relevant information.
3) Having ideas that are valuable and useful to learners in their lives and
professions.
4) Analyzing and interpreting information for learners.
5) Classroom management or classroom decision making.

Menurut Jabbarifar (2009:1-2), valuasi adalah suatu proses itu termasuk


lima komponen dasar:

1) Mengartikulasikan tujuan sistem pendidikan.


2) Mengidentifikasi dan mengumpulkan informasi yang relevan.
3) Memiliki gagasan yang berharga dan bermanfaat bagi pelajar dalam
kehidupan dan profesi mereka.
4) Menganalisis dan menafsirkan informasi untuk peserta didik.
5) Manajemen kelas atau pengambilan keputusan di kelas.

According Dunn et al in Jabbarifar (2009 :2), assessment is a process that


includes four basic components:
1) Measuring improvement over time.
2) Motivating students to study.
3) Evaluating the teaching methods.
4) Ranking the students' capabilities in relation to the whole group evaluation.

19
Menurut Dunn, dkk dalam Jabbarifar (2009 : 2), penilaian adalah proses
yang mencakup empat komponen dasar:

1) Mengukur peningkatan seiring waktu.


2) Memotivasi siswa untuk belajar.
3) Mengevaluasi metode pengajaran.
4) Peringkat kemampuan siswa dalam kaitannya dengan evaluasi seluruh
kelompok.

According Kalimullin, Khodyderep, and Zoellner (2016:6004-6005), the


basic principles of development of the internal system of education quality
assessment at a higher educational institution are:

1. The principle of integrity assumes integrity of all components of the system


providing a comprehensive character of the educational process at a university
in the form of measurable indicators, a strong link between the internal system
of quality assessment with the external quality assessment system provided by
licensing procedures, state accreditation procedures, and government
monitoring and supervision.
2. The reasonability principle requires uniformity of quality assessment methods
and educational activity technologies.
3. The process-oriented principle requires studying the quality characteristics of
the educational process at a university in the course of their modification and
development.
4. The multifunctional principle is based on comprehensive assessment of all the
components of the educational process, its content, methods and organizational
forms, results, as well as conditions of their implementation. It is aimed at
defining the main factors influencing quality of education, providing all the
parties of educational relations with reliable information on the quality of the
educational process and on the ways to improve the university management on
the basis of the data obtained.
5. The result-oriented principle assumes that the content and technologies of the
internal system of education quality assessment are aimed at achieving the
goals of the system, which allows monitoring its current state, determining the
problems and development prospects.

Prinsip dasar pengembangan sistem internal penilaian kualitas pendidikan


di lembaga pendidikan tinggi adalah:

1. Prinsip integritas mengasumsikan integritas semua komponen sistem yang


memberikan karakter komprehensif dari proses pendidikan di universitas dalam
bentuk indikator yang terukur, hubungan yang kuat antara sistem penilaian
kualitas internal dengan sistem penilaian kualitas eksternal yang disediakan oleh
perizinan. prosedur, prosedur akreditasi negara, dan pemantauan dan
pengawasan pemerintah.
2. Prinsip kewajaran membutuhkan keseragaman metode penilaian kualitas dan
teknologi aktivitas pendidikan.
3. Prinsip berorientasi proses mengharuskan mempelajari karakteristik kualitas
dari proses pendidikan di universitas dalam rangka modifikasi dan
pengembangannya.
4. Prinsip multifungsi didasarkan pada penilaian komprehensif semua komponen
proses pendidikan, kontennya, metode dan bentuk organisasi, hasil, serta
kondisi pelaksanaannya. Ini bertujuan untuk mendefinisikan faktor-faktor utama

20
yang mempengaruhi kualitas pendidikan, memberikan semua pihak hubungan
pendidikan dengan informasi yang dapat dipercaya tentang kualitas proses
pendidikan dan tentang cara-cara untuk meningkatkan manajemen universitas
berdasarkan data yang diperoleh.
5. Prinsip berorientasi hasil mengasumsikan bahwa konten dan teknologi sistem
internal penilaian kualitas pendidikan ditujukan untuk mencapai tujuan sistem,
yang memungkinkan pemantauan keadaan saat ini, menentukan masalah dan
prospek pengembangan.

2.1.9 Subjek, Objek, Dan Sasaran Asesmen Pendidikan

Menurut Yusuf (2015:42), secara umum, objek asesmen dalam


pendidikan adalah semua komponen pendidikan, seperti peserta didik,
kurikulum/program, sarana, prasarana, media dan alat pendidikan, proses
pendidikan, lingkungan belajar, proses dan hasil belajar serta dampak pendidikan.
Adapun asessor adalah individu yang berhak dan mampu, serta dapat berfungsi
sebagai penilai yang baik dan benar pada setiap komponen pendidikan yang
dibebankan kepadanya. Khusus asesmen dan evaluasi hasil belajar peserta didik,
pendidik merupakan pelaksana pendidikan dan pengelola kekas, baik sebagai
penggerak dan pendorong, pemandu dan pemacu semangat peserta didik, sehingga
pendidiklah yang menjadi subjek penilai atau asessor.

Menurut Budiyanto (2017:132-133), secara khusus sasaran identifikasi


yang perlu mendapat perhatian atnara lain: (1) Anak anak yang mengalami gejala
kesulitan belajar spesiflk, seperti, kesulitan belajar menulis, kesulitan belajar
membaca, dan kesulitan belajar berhitung/ matematika; (2) Anak yang mengalami
gejala unclerxcllieuer, (3) Anak yang prestasi belajarnya sangat rendah; (4) Anak
yang memiliki gejala gangguan emosi dan perilaku; (5) Anak yang memiliki
gejala gangguan komunikasi; (6) Anak yang memiliki gejala gangguan kesehatan
dan gizi; (7) Anak yang memiliki gejala gangguan gerakan anggota tubuh; (8)
Anak yang memiliki gejala gangguan penglihatan; (9) Anak yang memiliki gejala
gangguan pendengaran.

Menurut Yusuf (2015:15-16), asesmen tersebut merupakan informasi yang


akan digunakan dalam pengambilan keputusan oleh pemangku kebijakan. Kalau
dilihat dari segi subjek dan objek pendidikan, maka asesmen dapat dilakukan
terhadap semua objek, kejadian alau peristiwa pendidikan dan/atau pembelajaran
maupun lingkungan pendidikan atau pembelajaran, seperti peserta didik, pendidik,

21
tenaga administratif, sarana dan prasarana, kurikulum, proses pembelajaran,
lingkungan belajar, kemajuan belajar maupun dampak pendidikan, kualitas
lulusan, dan relevansi pendidikan.

2.1.10 Kegunaan Asesmen

Menurut Zaim (2016:60), di antara kegunaan yang dapat diambil dari


melaksanakan asesmen pembelajaran, dapat dinyatakan sebagai berikut:

a. Asesmen berguna untuk melihat ketercapaian tujuan pembelajaran yang


dilaksanakan pada periode tertentu.
b. Asesmen berguna untuk melihat kemampuan siswa menyerap materi ajar yang
diberikan, baik berupa pengetahuan, keterampilan, maupun sikap.
c. Asesmen berguna untuk melakukan perbaikan proses pem belajaran di dalam
kelas, baik dilihat dari startegi pengajaran guru maupun strategi pembelajaran
peserta didik.

Menurut Arikunto dalam Nova, Parno, dan Koes (2016:1196), asesmen


memiliki peran penting pada kegiatan pembelajaran yaitu :
1) asesmen dapat membantu siswa mengetahui sejauh mana telah berhasil
mengikuti pelajaran yang diberikan oleh guru
2) asesmen membantu guru untuk dapat mengetahui siswa mana yang kesulitan
dan berhasil menguasai materi.

Menurut Kusairi dan Aman dalam Nova, Parno dan Koes (2016:1196),
menjelaskan terdapat 4 peranan asesmen yaitu :

1) asesmen merupakan perangkat untuk mendiagnosis kekuatan dan kelemahan


siswa.
2) asesmen berguna untuk memonitor kemajuan siswa.
3) asesmen membantu menentukan tingkatan siswa dan
4) asesmen juga dapat menentukan efektivitas pembelajaran yang telah
dirancang. Semakin berkualitas asesmen pembelajaran, maka pemahaman
guru akan kelemahan dan kekuatan siswa dalam mempelajari materi tertentu
semakin baik.

22
According to Gensee and Upshur in Jabbarifar (2009:5), the particular
part of instructional plans that are useful in classroom assessment and evaluation
can briefly be considered as:
a. Content: specific language content or objectives to be taught and learned which
identify interim learning outcomes can provide criteria for assessing progress
in learning.
b. Organization: a sequence of units that is organized in some way according to,
(1) general theme (holidays, transportation) (2) situation (the supermarket, the
post office), (3) tasks (preparing research reports, taking lecture notes), (4)
communicative functions (inviting, asking for information, greeting), or (5)
linguistic structures (prepositions of place, past tense of irregular verbs, direct
and indirect pronouns).
c. Materials and equipment: The materials may include textbooks, audiotapes,
videotapes, picture tests, language games and flash cards. Equipment might
include filmstrip projectors, overhead projectors, tape recorders, audio cassette
recorders, or television monitors.
d. Activities and roles: Activities refer to the ways in which materials and
equipment are used and how the content is to be taught.

Bagian tertentu dari rencana pengajaran yang berguna dalam penilaian


dan evaluasi kelas dapat secara singkat dianggap sebagai:
a. Konten: konten bahasa tertentu atau tujuan yang harus diajarkan dan dipelajari
mengidentifikasi hasil belajar sementara yang dapat memberikan kriteria untuk
menilai kemajuan dalam belajar.
b. Organisasi: urutan unit yang diatur dalam beberapa cara sesuai dengan, (1) tema
umum (liburan, transportasi) (2) situasi (supermarket, kantor pos), (3) tugas
(menyiapkan laporan penelitian, membuat catatan kuliah), (4) komunikatif
fungsi (mengundang, meminta informasi, menyapa), atau (5) struktur linguistic
(preposisi tempat, bentuk lampau dari kata kerja tidak beraturan, kata ganti
langsung dan tidak langsung).
c. Bahan dan peralatan: Bahan mungkin termasuk buku teks, kaset audio, kaset
video, tes gambar, permainan bahasa dan kartu flash. Peralatan mungkin
termasuk proyektor filmstrip, proyektor overhead, perekam kaset, perekam
kaset audio, atau monitor televise.
d. Kegiatan dan peran: Kegiatan mengacu pada cara-cara di mana bahan dan
peralatan berada digunakan dan bagaimana kontennya diajarkan.

2.1.11 Teknik-teknik Asesmen

Menurut Zaim (2016:56-60), ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk
melihat kemampuan peserta didik secara komprehensif. Untuk itu perlu dilakukan
beberapa teknik asesmen. Beberapa teknik asesmen dalam pembelajaran bahasa
dapat dikemukakan sebagai berikut :

1. Ceklis (checklist)

Guru dapat membuat secara perinci tujuan khusus pembelajaran berupa


keterampilan yang harus dimiliki peserta didik dalam mata pelajaran yang

23
diasuhnya. Guru memberi tanda ceklis pada setiap keterampilan yang sudah
dikuasai peserta didik.

2. Skla rating (rating scale)

Skala rating dapat digunakan untuk mengecek seberapa sering dia dapat
mengguanakn ungkapan-ungkapan bahasa tertentu dengan menggunakan skala
rating.

3. Observasi (observation)

Observasi dapat dilakukan guru terhadap peserta didik dalam berinteraksi


didalam kelas. Pada observasi, semua aktivitas yang terkait dengan tujuan
pembelajaran dicatat oleh guru, baik dalam proses interaksi guru dan murid
maupun murid dengan murid lainnya yang terjadi selama proses pembelajaran
berlangsung.

4. Tugas rumah (homework assignment)

Tugas rumah biasanya disampaikan secara tertulis, namun tidak tertutup


kemungkinan diberikan secara lisan. Guru mencatat kemajuan belajar peserta
didik terhadap nilai tugas rumah yang diselesaikan oleh peserta didik dalam
buku catatan guru atau dapat juga dalam file computer guru.

5. Portofolio (portfolio)

Portofolio adalah berupa kumpulan hasil belajar siswa selama proses


pembelajaran berlangsung dalam jangka waktu tertentu.

6. Pemberian tugas (task)

Pemberian tugas adalah salah satu cara untuk mengetahui keterampilan apa
yang sudah dimiliki oleh peserta didik. Hasil dari pemancingan atau respons
yang diberikan peserta didik terhadap tugas yang diberikan, merupakan
gambaran sejauh mana kemampuan atau keterampilan tertentu telah dimiliki
oleh peserta didik.

7. Tes (test)

24
Berbeda dengan pemberian tugas, pemberian tes adalah untuk mengetahui
bukan hanya keterampilan apa yang sudah dikuasai, tetapi juga keterampilan
apa yang belum dikuasai peserta didik terkait dengan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai.

8. Kuis (quiz)

Kuis adalah bentuk tes kecil yang bersifat informal untuk mengetahui
ketercapain tujuan pembelajaran pada segmen kecil pembelajaran.

9. Performan

Performan adalah bentuk asesmen yang mengharuskan siswa


mempertunjukkan kemampuan bahasanya secara langsung, baik secara lisan
maupun tertulis.

2.2 Kajian Kritis

Monitoring, evaluasi dan asessment adalah serangkaian proses dalam


melakukan penilaian terhadap proses pembelajaran guna menjamin mutu suatu
pendidikan. Monitoring atau pengawasan adalah suatu rangkaian kegiatan yang
mengawasi segala kegiatan proses pembelajaran dalam satuan pendidikan baik itu
dari perencanaan dan bagaimana pembelajaran tersebut berlangsung. Sementara
evaluasi adalah kegiatan yang menjalankan penilaian serta mengontrol setiap
proses pembelajaran yang berlangsung dalam suatu satuan pendidikan. Setelah
monitoring dan evaluasi maka perlu dilakukan yang namanya asessmen.
Asessmen sendiri adalah bagian dari evaluasi yang khusus dilakukan pada peserta
didik dan pendidik. Asessmen selalu berkaitan dengan sejauh mana diperoleh
informasi tentang apa yang telah berhasil dikuasai peserta didik dalam proses
pembelajaran.

Monitoring, Evaluasi dan asessmen akan selalu berhubungan dengan


keberhasilan dari suatu instansi pendidikan. Monitoring atau pengawasan akan
dilakukan oleh instansi pemerintah yang terkait untuk proses pembelajaran di
suatu instansi pendidikan sementara monitoring pemebalajaran di kelas akan
dilakukan oleh pihak yang berwenang di sekolah yakni kepala sekolah dan wakil

25
kepala sekolah bidang kurikulum dan wakil kepala sekolah bidang
kemahasiswaan. Sementara untuk evaluasi dapat dilakukan oleh kepala sekolah
guna penilaian terhadap bagaimana seorang guru mendidik dan guru dapat menilai
bagaimana seorang peserta didik menerima dan memahami pembelajaran yang
berlangsung. Asessmen adalah hal yang akan menampilkan segala informasi,
dalam hal ini asessmen memuat data-data hasil monitoring dan evaluasi secara
nyata.

26
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Pengelolaan sekolah didasarkan pada perencanaan program, pelaksanaan


rencana kerja, pengawasan dan evaluasi, kepemimpinan sekolah, dan sistem
informasi manajemen. Sekolah mengembangkan perencanaan program mulai dari
penetapan visi, misi, tujuan, dan rencana kerja.

Dalam pengelolannya, sekolah memerlukan adanya monitoring dan


evaluasi guna mencapai tujuan dari pendidikan agar prosesnya dapat terlaksana
dengan baik dan untuk mengetahui apakah suatu sekolah mengalami kemajuan
atau tidak. Monitoring dan evaluasi, pada umumnya menghasilkan informasi yang
dapat digunakan untuk pengambilan keputusan. Oleh karena itu, monitoring dan
evaluasi yang bermanfaat adalah monitoring dan evaluasi yang menghasilkan
informasi yang cepat, tepat, dan cukup untuk pengambilan keputusan. Standar
monitoring dan evaluasi yang harus dipenuhi dan dilaksanakan oleh sekolah
antara lain: aspek-aspek program pengawasan, evaluasi diri, evaluasi dan
pengembangan, evaluasi pendayagunaan pendidik dan tenaga kependidikan, serta
akreditasi sekolah.

Monitoring dan evaluasi terhadap pengelolaan sekolah bertujuan untuk


mendapatkan informasi yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan.
Hasil monitoring dapat digunakan untuk memberi masukan (umpan balik) bagi
perbaikan pelaksanaan pengelolaan sekolah. Sedangkan hasil evaluasi dapat
memberikan informasi yang dapat digunakan untuk memberi masukan terhadap
keseluruhan komponen pengelolaan sekolah, baik pada konteks, input, proses,
output, maupun outcome-nya. Masukan-masukan dari hasil monitoring dan
evaluasi akan digunakan untuk pengambilan keputusan.

3.2 Saran

Pembaca hendaknya mengetahui tentang bagaimana proses pengelolaan


satuan pendidikan agar dapat membentuk sekolah yang efektif. Disini, salah satu
faktor dari keefektivan sekolah adalah dengan adanya monitor dan evaluasi yang

27
dilakukan oleh pengawas dan kepala sekolah. Maka, bagi calon pendidik tentu
harus memahami tentang komponen atau standar yang harus dipenuhi oleh
sekolah agar dapat mencapai tujuan yang ingin dicapai.

Disamping itu, tugas seorang pendidik tidak hanya melakukan tugasnya


untuk menyampaikan pendidikan yang baik terhadap siswa, namun juga perlu
mematuhi peraturan yang mengatur tentang standar pengelolaan satuan
pendidikan. Tujuannya adalah untuk dapat membentuk sekolah yang didalamnya
terdapat kepala sekolah dan pengajar yang inovatif bagi kemajuan sekolahnya.

28
DAFTAR PUSTAKA

Budiyanto. 2017. Pengantar Pendidikan Inklusif. Jakarta: Prenadamedia Group.

Dariyo, A. 2008. Peran Evaluasi Pendidikan UntukPengembangan Kualitas


Pendidikan Di Perguruan Tinggi. Jurnal Pendidikan Universitas
Tarumanagara. Vol. 10, No. 2, ISSN: 1411-2159.

Edwards, M., and Gosling, L. 2006. A Practrical Guide To Planning, Monitoring,


evaluation And Impact Assessment. UK: Save The Children.

Gunadi, R., A. 2014. Evaluasi Prmbelajaran Aktif Kreatif Efektif Dan


Menyenangkan Dengan Mpdel Context Input Process Product. Jurnal
Ilmiah WIDYA. Vol. 2, No. 2, ISSN: 2337-6686.

Handmer, J. and Dovers, S. 2007. The Handbook Of Disaster And Emergency


Policies And Institution. London: Earthscan.

Jabbarifar, T. 2009. The Importance Of Classroom Assessment And Evaluation In


Educational System. Malaysia: Inti University College.

Kalimullin, M. A., Khodyreva, E. A., and Zoellner, J. K. 2016. Development of


Internal System of Education Quality Assessment at a University.
Internasional Journal Of Environmental& Science Education. Vol. 11,
No. 13, ISSN: 6002-6013.

Kayani, M. M., Begum, N., and Kayani, A. 2011. Effectiveness Of Monitoring


System At Primary Level In Pakistan. International Journal Of Business
And Social Science. Vol. 2, No. 19.

Kihc, S., Kaya, B., and Kurt, H. 2012. Assessment And Evaluation Techniques
Being Used In Classrooms By Biology Teachers.International Journal
Of New Trends In Arts, Sports & Science Education.Vol. 1, No.1.

Laska, L. 2016. Monitoring And Evaluating The Performance Of Teachers


Through The Process Of Observation In The Classroom. European
Journal Of Multidisciplinary Studies.Vol.1, No. 2, ISSN: 2414-8385.

29
Mariana, N., Rejeki, R. S. A., and Razaq, J. A. 2017. Rancangan Sistem Evaluasi
Dan Monitoring Proses Pembelajaran Pada Program Studi. Jurnal
Prosiding SINTAK. ISBN: 978-602-8557-20-7.

Mbubu, A. N., et al. 2014. Engendered Orange-Fleshed Seetpotato Poject


Planing, Implementation, Monitoring and Evaluation: A Learning Kit
Vol.4. Project implementation and M&E International Potato Center,
Nairobi, Kenya. Vol.4.

Muhaimin, H., Suti’ah, dan Prabowo, S. L. 2009. Manajemen Pendidikan.


Jakarta: Prenadamedia Group.

Mulyono dan Yumari. 2017. Strategi Monitoring Dan Evaluasi Pelaksanaan


Anggaran. Yogyakarta: Deepublish.

Ndungu, B. W., Allan, G., and Emily, B. J. 2015. Influence Of Monitoring And
Evaluation By Principals On Effectiveteaching And Learning In Public
Secondary Schools In Githunguri District. Journal Of Education And
Practice. Vol. 6, No. 9, ISSN: 2222-1735.

Nova TFT, A., R., Parno, and Koes, S. 2016. Pengembangan Instrumen Asesmen
Penguasaan Konsep Tes Testlet Pada Materi Suhu Dan Kalor. Jurnal
Pendidikan. Vol. 1, No. 6, ISSN: 2502-471X.

Scheerens, J., Glas, C., and Thomas, S. M. 2007. Educational Evaluation,


Assesment, And Monitoring. NY: Taylor.

Singh, k., Chandurkar, D. and Dutt, V. 2017. A Practitioners’ manual on


monitoring and evaluation of development projects. Inggris: Cambridge
Scholars.

Suryani, Y., E. 2017. Pemetaan Kualitas Empirik Soal Ujian Akhir Semester
Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sma Di Kabupaten Klaten. Jurnal
Penelitian Dan Evaluasi Pendidikan. Vol. 21, No.2. ISSN: 1410-4725
(Print), ISSN: 2338-6061 (Online).

30
Yusuf, A., M. 2015. Asesesmen Dan Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Zaim, M. 2016. Evaluasi Pembelajaran Bahasa Inggris. Jakarta: Kencana.

31

Anda mungkin juga menyukai