4-1
MASTER PLAN DAN DETAIL DESAIN PENGENDALIAN BANJIR KOTA
PT ADITYA ENGINEERING CONSULTANT
MATARAM
4-2
MASTER PLAN DAN DETAIL DESAIN PENGENDALIAN BANJIR KOTA
PT ADITYA ENGINEERING CONSULTANT
MATARAM
4-3
MASTER PLAN DAN DETAIL DESAIN PENGENDALIAN BANJIR KOTA
PT ADITYA ENGINEERING CONSULTANT
MATARAM
4-4
MASTER PLAN DAN DETAIL DESAIN PENGENDALIAN BANJIR KOTA
PT ADITYA ENGINEERING CONSULTANT
MATARAM
Pengambilan sampel :
4-5
MASTER PLAN DAN DETAIL DESAIN PENGENDALIAN BANJIR KOTA
PT ADITYA ENGINEERING CONSULTANT
MATARAM
Tabung baja tipis (single/double core barrel) diameter luar 2” dan diameter dalam 63 mm
tebal 1,2 - 1,65 mm.
Label, data sheet, parafin dll.
Prosedur : ASTM Method D 1452 – 65
Berdasarkan kerangka acuan kerja dilakukan penyelidikan tanah pada rencana saluran primer
yang akan dilakukan konstruksi jumlah penyelidikan tanah sebagai berikut :
- 20 titik sondir
- 20 titik bor
- 10 titik testpit
Berikut lokasi pengambil sample untuk penyelidikan tanah :
4-6
MASTER PLAN DAN DETAIL DESAIN PENGENDALIAN BANJIR KOTA
PT ADITYA ENGINEERING CONSULTANT
MATARAM
4-7
MASTER PLAN DAN DETAIL DESAIN PENGENDALIAN BANJIR KOTA
PT ADITYA ENGINEERING CONSULTANT
MATARAM
4-8
MASTER PLAN DAN DETAIL DESAIN PENGENDALIAN BANJIR KOTA
PT ADITYA ENGINEERING CONSULTANT
MATARAM
4-9
MASTER PLAN DAN DETAIL DESAIN PENGENDALIAN BANJIR KOTA
PT ADITYA ENGINEERING CONSULTANT
MATARAM
1. Pondasi harus disesuaikan dengan sifat daya dukung tanah. Lapisan tanah yang direncanakan
sebagai lapisan pendukung harus mampu memikul beban struktur diatasnya dengan aman
tanpa mengalami kegagalan daya dukung (Shear Failure) maupun penurunan yang berlebihan.
Jika lapisan tanah permukaan mempunyai sifat daya dukung yang baik dan mampu memikul
beban struktur dengan aman, maka dapat digunakan pondasi dangkal karena secara teknis
maupun ekonomis pondasi dangkal sangat efektif.
Jika lapisan tanah permukaan tidak mampu memikul beban struktur maka beban tersebut
harus ditransfer kedalam lapisan tanah yang mempunyai daya dukung yang lebih memadai.
Dengan sendirinya dibutuhkan pondasi dalam yang berfungsi sebagai penyalur beban
melewati lapisan lunak hingga mencapai lapisan tanah keras dibawahnya
2. Tinjauan terhadap kekuatan material
Selain daya dukung tanah, daya dukung bahan dari pondasi juga merupakan unsur penting
yang harus dipertimbangkan. Pondasi harus terbuat dari bahan yang bermutu baik, sehingga
mampu memikul beban dengan aman tanpa menyebabkan kegagalan pondasi yang
disebabkan oleh pemilihan pondasi dan mutu bahan yang yang kurang sesuai
3. Kemampuan konstruksi (flexibility) untuk mengalami deformasi serta derajat kepekaan
(sensitivity) dari konstruksi terhadap penurunan.
Bagi konstruksi penting yang sensitif terhadap penurunan, harus menggunakan pondasi yang
bertumpu pada lapisan tanah yang stabil dan mempunyai daya dukung memadai sehingga
dapat dicegah seminim mungkin penurunan maupun pergerakan-pergerakan yang dapat
mempengaruhi keselamatan dan keamanan konstruksi
4-10
MASTER PLAN DAN DETAIL DESAIN PENGENDALIAN BANJIR KOTA
PT ADITYA ENGINEERING CONSULTANT
MATARAM
Proyek : Masterplan dan Detail Desain Pengendali Banjir Kota Mataram Tanggal : 28 November 2016
Lokasi : Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat Diperiksa : L. Junaidi
4-11
MASTER PLAN DAN DETAIL DESAIN PENGENDALIAN BANJIR KOTA
PT ADITYA ENGINEERING CONSULTANT
MATARAM
Proyek : Masterplan dan Detail Desain Pengendali Banjir Kota Mataram Tanggal : 28 November 2016
Lokasi : Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat Diperiksa : L. Junaidi
4-12
MASTER PLAN DAN DETAIL DESAIN PENGENDALIAN BANJIR KOTA
PT ADITYA ENGINEERING CONSULTANT
MATARAM
Proyek : Masterplan dan Detail Desain Pengendali Banjir Kota Mataram Tanggal : 28 November 2016
Lokasi : Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat Diperiksa : L. Junaidi
4-13
MASTER PLAN DAN DETAIL DESAIN PENGENDALIAN BANJIR KOTA
PT ADITYA ENGINEERING CONSULTANT
MATARAM
Proyek : Masterplan dan Detail Desain Pengendali Banjir Kota Mataram Tanggal : 28 November 2016
Lokasi : Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat Diperiksa : L. Junaidi
4-14
MASTER PLAN DAN DETAIL DESAIN PENGENDALIAN BANJIR KOTA
PT ADITYA ENGINEERING CONSULTANT
MATARAM
Proyek : Masterplan dan Detail Desain Pengendali Banjir Kota Mataram Tanggal : 28 November 2016
Lokasi : Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat Diperiksa : L. Junaidi
Berdasarkan hasil identifikasi dan inventarisasi lapangan yang dilaksanakan dengan berkoordinasi
pemerintah daerah setempat (Kota, kecamatan dan desa) berikut informasi genangan yang
diperoleh berdasarkan kecamatan di Kota Mataram :
4-15
MASTER PLAN DAN DETAIL DESAIN PENGENDALIAN BANJIR KOTA
PT ADITYA ENGINEERING CONSULTANT
MATARAM
KECAMATAN SANDUBAYA
Gambar 1
Gambar 2
Gambar 3
4-16
MASTER PLAN DAN DETAIL DESAIN PENGENDALIAN BANJIR KOTA
PT ADITYA ENGINEERING CONSULTANT
MATARAM
KECAMATAN MATARAM
1. Kordinasi dengan Sekcam Mataram dan Kepala Lingkungan
2. Berdasarkan kordinasi dengan Sekcam mataram, bahwa daerah genagan
terjadi di daerah kel pagesangan
umumnya di karenakan daerah tersebut memiliki sedimentasi
yang tinggi, lebar saluran kurang memadai
Penyempitan saluran, dan tutup lobang gorong-gorong terlalu
kecil dan jaraknya berjauhan, sehingga warga kesulitan dalam
pembersihan sedimentasi pada gorong-gorong
Beralih tata guna lahan, saluran masih saluran irigasi.
Muara Saluran di sungai Ancar
3. Daerah banjir dengan tinggi genangan +- 50 cm, di perempat jalan
Sriwijaya, dan terdapat sidimentasi di pintu pembagi ke arah sungai Unus
Gambar 1
Gambar 2
Gambar 3
4-17
MASTER PLAN DAN DETAIL DESAIN PENGENDALIAN BANJIR KOTA
PT ADITYA ENGINEERING CONSULTANT
MATARAM
KECAMATAN SEKARBELA
Gambar 1
Gambar 2
Gambar 3
Gambar 4
4-18
MASTER PLAN DAN DETAIL DESAIN PENGENDALIAN BANJIR KOTA
PT ADITYA ENGINEERING CONSULTANT
MATARAM
KECAMATAN SELAPARANG
Gambar 1
Gambar 2
Gambar 3
4-19
MASTER PLAN DAN DETAIL DESAIN PENGENDALIAN BANJIR KOTA
PT ADITYA ENGINEERING CONSULTANT
MATARAM
KECAMATAN AMPENAN
Gambar 1
Gambar 2
Gambar 3
1. Daerah ampenan sering terjadi banjirdi akibatkan luapan air laut, karena
daerah ampenan terdapat di pesisir pantai.
2. Sering terjadi genagan akibat saluran drainase yang tersumbat oleh
sampah, di karenakan saluran drainase kecil dan tertutup/tidak ada
tutup lobang drainase, sehingga menyulitkan dalam pembersihan
sampah
3. Saluran drainase tertutup, banyak terdapat sedimentasi.
4. Kordinasi dengan aparat kecamatan ampenan.
Gambar 4
4-20
MASTER PLAN DAN DETAIL DESAIN PENGENDALIAN BANJIR KOTA
PT ADITYA ENGINEERING CONSULTANT
MATARAM
KECAMATAN CAKRANEGARA
Gambar 1
Gambar 2
Gambar 3
Gambar 4
4-21
MASTER PLAN DAN DETAIL DESAIN PENGENDALIAN BANJIR KOTA
PT ADITYA ENGINEERING CONSULTANT
MATARAM
Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode tersebut, diperoleh proyeksi penduduk Kota
Mataram tahun 2016 mencapai 450,777 jiwa sedangkan proyeksi jumlah penduduk sampai
dengan dua Puluh tahun kedepan yaitu tahun 2035 diperkirakan mencapai 485.350 jiwa.
Data dan proyeksi jumlah penduduk Kota Mataram Tahun 2016 – 2035 dapat dilihat pada Tabel
berikut:
4-22
MASTER PLAN DAN DETAIL DESAIN PENGENDALIAN BANJIR KOTA
PT ADITYA ENGINEERING CONSULTANT
MATARAM
Tabel 4-10 Proyeksi Jumlah Penduduk per Kecamatan di Kota Mataram Tahun 2012 - 2017
4-23
MASTER PLAN DAN DETAIL DESAIN PENGENDALIAN BANJIR KOTA
PT ADITYA ENGINEERING CONSULTANT
MATARAM
b. Load-count analysis : mengukur jumlah (berat dan/atau volume) sampah yang masuk ke
TPS, misalnya diangkut dengan gerobak, selama 8 hari berturut-turut. Dengan melacak
jumlah dan jenis penghasil sampah yang dilayani oleh gerobak yang mengumpulkan
sampah tersebut, sehingga akan diperoleh satuan timbulan sampah perekivalensi
penduduk.
c. Weigh-volume analysis : bila tersedia jembatan timbang maka jumlah sampah yang
masuk ke fasilitas penerima sampah akan dapat diketahui dengan mudah dari waktu ke
waktu. Jumlah sampah harian kemudian digabung dengan perkiraan area yang layanan,
dimana data penduduk dan sarana umum terlayani dapat dicari, maka akan diperoleh
satuan timbulan sampah per-ekuivalensi penduduk
d. Material balance analysis : merupakan analisis yang lebih mendasar, dengan menganalisa
secara cermat aliran bahan masuk, aliran bahan yang hilang dalam sistem, dan aliran
bahan yang menjadi sampah dari sebuah sistem yang ditentukan batas-batasnya (system
boundary).
Metode pengambilan dan pengukuran timbulan dan komposisi sampah di Indonesia biasanya
berdasarkan SNI M 36-1991-03(02). Untuk memprediksi timbulan sampah di Kota Mataram dapat
menggunakan persamaan berikut:
( )
dengan
[ ( ) ]
[ ]
Dimana
Qn = timbulan sampah pada n tahun mendatang
Qt = timbulan sampah pada tahun awal perhitungan
Cs = peningkatan / pertumbuhan kota
Ci = laju pertumbuhan sektor industri
Cp = laju pertumbuhan sektor pertanian
Cqn = laju peningkatan pendapatan per kapita
P = laju pertumbuhan penduduk
Berdasarkan rumus tersebut maka :
Jumlah timbulan sampah Kota Mataram tahun 2015 sebesar = 1.350 m3/hari
Laju pertumbuhan sektor industri = 3,88% (PDRB Kota Mataram 2015)
Laju pertumbuhan sektor pertanian = 8,96% (PDRB Kota Mataram 2015)
Laju peningkatan pendapatan per kapita = 14.61% (PDRB Kota Mataram 2015)
Laju pertumbuhan penduduk dari tahun 2014 (421,679 jiwa) hingga tahun 2015
(441,064 jiwa) = 2,14%
4-24
MASTER PLAN DAN DETAIL DESAIN PENGENDALIAN BANJIR KOTA
PT ADITYA ENGINEERING CONSULTANT
MATARAM
Sehingga dengan pertumbuhan kota Mataram sebesar 3,23%, dan menggunakan rumus
( ) , maka :
Untuk lebih jelasnya proyeksi timbulan sampah di Kota Mataram mulai dari tahun 2016 hingga
tahun 2035 dapat dilihat pada berikut :
Tabel 4-12 Proyeksi Timbulan Sampah Kota Mataram Tahun 2016 – 2035
4-25
MASTER PLAN DAN DETAIL DESAIN PENGENDALIAN BANJIR KOTA
PT ADITYA ENGINEERING CONSULTANT
MATARAM
4-26
MASTER PLAN DAN DETAIL DESAIN PENGENDALIAN BANJIR KOTA
PT ADITYA ENGINEERING CONSULTANT
MATARAM
tersedia saat ini masih jauh dari cukup untuk mengangkut seluruh sampah setiap harinya.
Dimana sarana persampahan yang telah ada di Kota Mataram sebagaimana tercantum
pada tabel berikut:
4-27
MASTER PLAN DAN DETAIL DESAIN PENGENDALIAN BANJIR KOTA
PT ADITYA ENGINEERING CONSULTANT
MATARAM
Dengan kurangnya prasarana persampahan yang ada saat ini, sedangkan timbulan sampah dari
tahun ke tahun diproyeksikan akan meningkat maka dibutuhkan tambahan prasarana
persampahan untuk Kota Mataram. Sehingga jika dihitung perkiraan jumlah timbulan sampah di
Kota Mataram secara keseluruhan (100%) dengan memprediksikan jumlah volume yang terangkut
dari TPS ke TPA adalah sama dengan volume sampah yang terangkut di tahun 2015 maka akan
diperoleh volume sisa sampah yang harus diangkut ke TPA pada tahun 2016 sebesar 500 m3/hari.
Sedangkan dengan asumsi yang sama dan jika hanya 80% kewajiban pemda yang dipenuhi untuk
mengangkut sampah dari TPS ke TPA maka pada tahun 2016 akan ada volume sisa sampah yang
harus diangkut sebanyak 259 m3/hari. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
4-28
MASTER PLAN DAN DETAIL DESAIN PENGENDALIAN BANJIR KOTA
PT ADITYA ENGINEERING CONSULTANT
MATARAM
Volume Timbunan
No Tahun Terangkut Tidak terangkut
(m3/hari)
10 2025 1,480 893 587
11 2026 1,528 893 635
12 2027 1,576 893 683
13 2028 1,627 893 734
14 2029 1,679 893 786
15 2030 1,733 893 840
16 2031 1,788 893 895
17 2032 1,845 893 952
18 2033 1,905 893 1,012
19 2034 1,966 893 1,073
20 2035 2,029 893 1,136
Sumber : Hasil Analisa, 2016
4-29
MASTER PLAN DAN DETAIL DESAIN PENGENDALIAN BANJIR KOTA
PT ADITYA ENGINEERING CONSULTANT
MATARAM
Sehingga berdasarkan tabel di atas perkiraan jumlah sarana dan prasarana sampah Kota Mataram
dengan kapasitas timbulan sampah sebanyak 2,536 m3/hari sampai dengan tahun 2035
dibutuhkan tambahan 205 unit container atau 547 TPS dengan 52 unit amroll atau 274 unit dump
truck.
Penanganan sampah di Kota Mataram sementara ini masih menggunakan pola memindahkan
sampah dari tempat penampungan sampah sementara menuju tempat pengelolaan akhir di
wilayah Kebon Kongo, namun pola penanganan sampah yang demikian tersebut tidak bisa
dilakukan secara terus menerus, upaya pemerintah dan masyarakat untuk mengurangi jumlah
timbulan sampah domestik seperti yang telah disayaratkan dalam UU No. 18 tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sampah, maka secara ideal timbulan sampah domestik harus dikelola sendiri oleh
masyarakat dengan menggunakan konsep 3R yaitu Reuse, Recycle dan Reduce.
Pengelolaan sampah yang dilakukan oleh masyarakat akan mengurangi jumlah timbulan sampah
yang harus dipindahkan ke lokasi pengolahan akhir. Pengelolaan sampah memerlukan target
untuk pengurangan jumlah sampah yang ada. Target yang dijadikan pedoman oleh Indonesia
dalam pengurangan volume sampah sesuai dengan MDGs yang mana menargetkan pengurangan
produksi sampah sebesar 20% setiap tahunnya.
Sehingga sisa timbulan sampah yang menjadi tanggung jawab pemerintah Kota Mataram yang
harus terlayani adalah sebanyak 80% dari jumlah sampah yang dihasilkan. Sehingga dengan dasar
tersebut perkiraan jumlah sisa timbulan sampah pada tahun 2016 yang harus dilayani sebanyak
222 m3/hari, dan membutuhkan 27 unit container atau 73 unit TPS, hingga tahun 2035 perkiraan
jumlah sisa volume sampah yang harus terangkut ke TPA sebanyak 1,136 m3/hari sehingga
membutuhkan kebutuhan sarana prasarana persampahan yaitu : 141 unit container atau 378 unit
TPS serta 36 unit amroll atau 189 unit dump truck. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel
berikut :
4-30
MASTER PLAN DAN DETAIL DESAIN PENGENDALIAN BANJIR KOTA
PT ADITYA ENGINEERING CONSULTANT
MATARAM
Tabel 4-17 Proyeksi Kebutuhan Sarana dan Prasarana Sampah Kota Mataram Tahun 2013-2017
(dengan Tingkat Pelayanan 80%)
Volume Sisa Keb. Keb. Keb. Dump
Keb. TPS(2)
Sampah yang Container(1) Amroll(3) truck(4)
Tahun
belum terangkut
4-31
MASTER PLAN DAN DETAIL DESAIN PENGENDALIAN BANJIR KOTA
PT ADITYA ENGINEERING CONSULTANT
MATARAM
4-32
MASTER PLAN DAN DETAIL DESAIN PENGENDALIAN BANJIR KOTA
PT ADITYA ENGINEERING CONSULTANT
MATARAM
depo, kemudian dibawa ke TPA. Selain itu dilakukan penangan secara langsung
oleh para penghasil sampah, yaitu dengan ditimbun pada lahan–lahan kosong.
Dalam pengolahan sampah dengan sistem komunal dapat dilakukan di 2 lokasi, yaitu:
Tempat Penampungan Sementara (TPS)
Masalah persampahan dan upaya penanganannya di Kota Mataram dilakukan
melalui suatu konsep yaitu bahwa masalah ini merupakan tanggung jawab
bersama antara pemerintah dengan masyarakat yang diwujudkan dalam
bentuk pembagian peran dan tanggung jawab. Sampah yang berada pada
sumber sampah yang dipindahkan ke TPS / TD / Kontainer menjadi tanggung
jawab masyarakat, penangannya dikoordinir oleh perangkat di tingkat
kecamatan ke bawah. Secara operasioanal masyarakat dapat melakukan sendiri
dengan pola sampah dimasukkan ke dalam kantong dan kemudian dibuang ke
TPS.
Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)
Pengelolaan sampah dengan sistem ini dapat dilakukan kerjasama antara pihak
swasta, masyarakat dan Dinas Kebersihan yang meliputi :
– Pihak masyarakat dapat melakukan kegiatan pemisahan sampah sesuai
dengan sampah yang dihasilkan yaitu memisahkan sampah kering dan
sampah basah yang terkumpul pada tempat terpisah.
– Pihak swasta dapat bekerjasama dalam pengolahan sampah yang bersifat
daur ulang yaitu sampah-sampah kering yang dapat mereka beli dan
dapat didaur ulang.
– Pihak Dinas Kebersihan melakukan pengangkutan sisa-sisa sampah yang
telah terpisah untuk diangkut ke TPA.
Peran serta masyarakat sangat diperlukan dalam pemilihan awal sampah yang
dihasilkan yang mana mampu mengurangi beban dinas kebersihan dalam pengangkutan
sampah. Beban TPA semakin berkurang dengan berkurangnya sampah yang diangkut ke
TPA.
Aspek teknis operasional dibagi atas 6 elemen fungsi (aspek), yaitu : penimbulan
(waste generation), penanganan yang terdiri dari pemisahan, penyimpanan dan prosesing
di tempat (waste handling, seperation, storage and processing at the source),
pengumpulan (collection), pemindahan dan pengangkutan (transfer and transport),
pemisahan, prosesing dan transformasi (separation and processing and transformation),
4-33
MASTER PLAN DAN DETAIL DESAIN PENGENDALIAN BANJIR KOTA
PT ADITYA ENGINEERING CONSULTANT
MATARAM
dan pemrosesan akhir (disposal). Hubungan ke enam aspek tersebut dapat dilihat pada
gambar berikut.
Penimbulan
Pengumpulan
Pemrosesan Akhir
1. Penimbulan
Sumber sampah seperti yang telah dijelaskan dalam UU No 18 Tahun 2008
didefinisikan sebagai asal timbulan sampah. Sampah yang akan dikelola dibedakan
atas :
a. Sampah rumah tangga yang berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah
tangga, tidak termasuk tinja dan sampah spesifik.
b. Sampah sejenis sampah rumah tangga sebagaimana dimaksud berasal dari
kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas sosial,
fasilitas umum dan/atau fasilitas lainnya.
c. Sampah spesifik sebagaimana dimaksud meliput :
– Sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun
– Sampah yang mengandung limbah bahan berbahaya dan beracun
– Sampah yang timbul akibat bencana
– Bongkaran bangunan
– Sampah yang secara teknologi belum dapat diolah, dan/atau
– Sampah yang timbul secara tidak periodik
4-34
MASTER PLAN DAN DETAIL DESAIN PENGENDALIAN BANJIR KOTA
PT ADITYA ENGINEERING CONSULTANT
MATARAM
4-35
MASTER PLAN DAN DETAIL DESAIN PENGENDALIAN BANJIR KOTA
PT ADITYA ENGINEERING CONSULTANT
MATARAM
3. Pengumpulan
Sistem pengumpulan sampah, khususnya sampah rumah tangga yang saat ini
dilakukan berdasarkan kondisi dan kultur masyarakat. Sistem pengumpulan
sampah yang ada masih bervariasi baik individual maupun komunal, langsung
maupun tidak langsung. Pengumpulan individual secara langsung dengan truk
masih banyak digunakan sekalipun cara tersebut tergolong tidak efisien dan
relatif mahal, pengumpulan dengan gerobak masih banyak ditemukan namun
dibeberapa tempat masih menemui kendala
a. Pengumpulan sampah dari sumber dapat dilakukan secara langsung dengan
alat angkut (untuk sumber sampah besar atau daerah yang memiliki
kemiringan lahan cukup tinggi) atau tidak langsung dengan menggunakan
gerobak (untuk daerah teratur) dan secara komunal oleh masyarakat sendiri
(untuk daerah tidak teratur)
b. Penyapuan jalan diperlukan pada daerah pusat kota seperti ruas jalan
protokol, pusat perdagangan, taman kota, dan lain-lain
4. Transfer dan Transport
Pemindahan :
a. Pemindahan sampah dari alat pengumpul (gerobak) ke alat angkut (truk)
dilakukan di transfer depo atau container untuk meningkatkan efisiensi
pengangkutan
b. Lokasi pemindahan harus dekat dengan daerah pelayanan atau radius ± 500
m
c. Pemindahan skala kota ke stasiun transfer diperlukan bila jarak ke lokasi TPA
lebih besar dari 25 km.
Pengangkutan :
a. Pengangkutan secara langsung dari setiap sumber harus dibatasi pada daerah
pelayanan yang tidak memungkinkan cara operasi lainnya atau pada daerah
pelayanan tertentu berdasarkan pertimbangan keamanan maupun estetika
dengan memperhitungkan besarnya biaya operasi yang harus dibayar oleh
pengguna jasa
b. Penetapan rute pengangkutan sampah harus didasarkan pada hasil survey
time motion study untuk mendapatkan jalur yang paling efisien
c. Jenis truk yang digunakan minimal dump truck yang memiliki kemampuan
muatan secara hidrolis, efisien dan cepat
4-36
MASTER PLAN DAN DETAIL DESAIN PENGENDALIAN BANJIR KOTA
PT ADITYA ENGINEERING CONSULTANT
MATARAM
Landfill merupakan suatu kegiatan penimbunan sampah padat pada tanah. Jika
tanah memiliki muka air yang cukup dalam, tanah bisa digali, dan sampah bisa
ditimbun didalamnya. Metode ini kemudian dikembangkan menjadi sanitary
landfill yaitu penimbunan sampah dengan cara yang sehat dan tidak mencemari
4-37
MASTER PLAN DAN DETAIL DESAIN PENGENDALIAN BANJIR KOTA
PT ADITYA ENGINEERING CONSULTANT
MATARAM
4-38
MASTER PLAN DAN DETAIL DESAIN PENGENDALIAN BANJIR KOTA
PT ADITYA ENGINEERING CONSULTANT
MATARAM
4-39
MASTER PLAN DAN DETAIL DESAIN PENGENDALIAN BANJIR KOTA
PT ADITYA ENGINEERING CONSULTANT
MATARAM
4-40
MASTER PLAN DAN DETAIL DESAIN PENGENDALIAN BANJIR KOTA
PT ADITYA ENGINEERING CONSULTANT
MATARAM
4-41
MASTER PLAN DAN DETAIL DESAIN PENGENDALIAN BANJIR KOTA
PT ADITYA ENGINEERING CONSULTANT
MATARAM
Data hujan yang tersedia adalah data hujan harian untuk rentang waktu Tahun 2006 sd Tahun
2015. Berikut ini data hujan bulanan masing-masing pos hujan:
4-42
MASTER PLAN DAN DETAIL DESAIN PENGENDALIAN BANJIR KOTA
PT ADITYA ENGINEERING CONSULTANT
MATARAM
4-43
MASTER PLAN DAN DETAIL DESAIN PENGENDALIAN BANJIR KOTA
PT ADITYA ENGINEERING CONSULTANT
MATARAM
4-44
MASTER PLAN DAN DETAIL DESAIN PENGENDALIAN BANJIR KOTA
PT ADITYA ENGINEERING CONSULTANT
MATARAM
Tabel 4-26 Daftar Hujan Harian Maksimum Wilayah Untuk masing-masing DAS
Hujan Harian Max Wilayah (mm)
Tahun
DAS Midang DAS Jangkok DAS Ancar DAS Unus
2006 105 101 96 73
2007 113 139 120 60
2008 75 72 78 48
2009 173 152 108 113
2010 118 120 124 158
2011 60 61 57 53
2012 64 66 65 72
2013 80 77 74 62
2014 54 56 56 67
2015 81 81 81 85
Persamaan Fungsi Kerapatan Probabilitas (Probability Density Function, PDF) Normal adalah:
x - 2
-
1 2
p(x) e 2
2
Dimana dan adalah parameter dari Distribusi Normal. Dari analisa penentuan paramater
Distribusi Normal, diperoleh nilai adalah nilai rata-rata dan adalah nilai simpangan baku
dari populasi, yang masing-masing dapat didekati dengan nilai-nilai dari sample data.
x-
Dengan subtitusi t , akan diperoleh Distribusi Normal Standar dengan = 0 dan =1.
Persamaan Fungsi Kerapatan Probabilitas Normal Standar adalah:
t 2
1 -2
P(t) e
2
Ordinat Distribusi Normal Standar dapat dihitung dengan persamaan
4-45
MASTER PLAN DAN DETAIL DESAIN PENGENDALIAN BANJIR KOTA
PT ADITYA ENGINEERING CONSULTANT
MATARAM
dimana:
x-
t = , standard normal deviate
x = Variabel acak kontinyu
= Nilai rata-rata dari x
= Nilai simpangan baku (standar deviasi) dari x.
Persamaan di atas dapat diselesaikan dengan bantuan tabel luas di bawah kurva distribusi
normal yang banyak terdapat di buku statistik dan probabilitas.Untuk menghitung variabel
acak x dengan periode ulang tertentu, digunakan rumus umum yang dikemukakan oleh Ven
Te Chow (1951) sebagai berikut:
X T X K
dimana:
XT = Variabel acak dengan periode ulang T tahun
X T X KT S x
Sx
X xi
2
n 1
6 T
KT 0,5772 ln ln
T 1
dimana :
XT : curah hujan maksimum dalam periode ulang T
4-46
MASTER PLAN DAN DETAIL DESAIN PENGENDALIAN BANJIR KOTA
PT ADITYA ENGINEERING CONSULTANT
MATARAM
Sx : Standar Deviasi
T : Periode Ulang
Dengan memasukkan nilai-nilai tersebut, maka didapat curah hujan rencana untuk beberapa
periode ulang yang diperlukan.
Curah hujan rencana dihitung menurut ketentuan Standard Perencanaan Irigasi, dengan
menggunakan Distribusi Log Pearson III, yang formulanya adalah sebagai berikut :
Sedangkan untuk mencari besarnya masing-masing koefisien diatas adalah sebagai berikut :
LogX
LogX
n
S log X
LogX LogX 2
n 1
G
n LogX LogX 3
4-47
MASTER PLAN DAN DETAIL DESAIN PENGENDALIAN BANJIR KOTA
PT ADITYA ENGINEERING CONSULTANT
MATARAM
Pemeriksaan uji kesesuaian distribusi ini dimaksudkan untuk mengetahui suatu kebenaran
hipotesa distribusi frekuensi. Dengan pemeriksaan uji ini akan diketahui:
a. Kebenaran antara hasil pengamatan dengan model distribusi yang diharapkan atau yang
diperoleh secara teoritis.
b. Kebenaran hipotesa (diterima/ditolak).
Pemeriksaan/pengujian distribusi frekuensi dipakai dengan 2 metode sebagai berikut
a. Uji Horizontal dengan Metode Smirnov-Kolmogorof
b. Uji Vertikal dengan Metode Chi Square
Pemilihan metode distribusi yang dipilih adalah dengan uji simpangan kuadrat terkecil.
4-48
MASTER PLAN DAN DETAIL DESAIN PENGENDALIAN BANJIR KOTA
PT ADITYA ENGINEERING CONSULTANT
MATARAM
a. DAS Midang
Berikut ini rekapitulasi hasil uji kesesuaian distribusi untuk masing-masing DAS MIdang.
Dari analisis tersebut dapat diketahui bahwa distribusi yang paling sesuai untuk DAS Midang
adalah distribusi Gumbel.
4-49
MASTER PLAN DAN DETAIL DESAIN PENGENDALIAN BANJIR KOTA
PT ADITYA ENGINEERING CONSULTANT
MATARAM
b. DAS Jangkok
Berikut ini rekapitulasi hasil uji kesesuaian distribusi untuk masing-masing DAS Jangkok
Dari analisis tersebut dapat diketahui bahwa distribusi yang paling sesuai untuk DAS Jangkok
adalah distribusi Gumbel.
4-50
MASTER PLAN DAN DETAIL DESAIN PENGENDALIAN BANJIR KOTA
PT ADITYA ENGINEERING CONSULTANT
MATARAM
c. DAS Ancar
Berikut ini rekapitulasi hasil uji kesesuaian distribusi untuk masing-masing DAS Ancar.
Dari analisis tersebut dapat diketahui bahwa distribusi yang paling sesuai untuk DAS Ancar adalah
distribusi Gumbel.
4-51
MASTER PLAN DAN DETAIL DESAIN PENGENDALIAN BANJIR KOTA
PT ADITYA ENGINEERING CONSULTANT
MATARAM
d. DAS Unus
Berikut ini rekapitulasi hasil uji kesesuaian distribusi untuk masing-masing DAS Unus.
Dari analisis tersebut dapat diketahui bahwa distribusi yang paling sesuai untuk DAS Unus adalah
distribusi Gumbel.
4-52
MASTER PLAN DAN DETAIL DESAIN PENGENDALIAN BANJIR KOTA
PT ADITYA ENGINEERING CONSULTANT
MATARAM
Tabel 4-39 Analisis Distribusi Hujan jam-jam Rujukan untuk Kota Mataram
Jam ke- Jam ke- Jam ke- Jam ke- Jam ke- Jam ke- Jam ke- Jam ke-
Tahun 1 2 3 4 5 6 7 8
2009 4 12 32 5 8 5 1 0.5
2010 0.6 1.1 18.8 1 1 1.7 3.3
2011 0.7 49.9 3.5 1
2012 44.7 24.5 15 1 7 1.5 0.6
2013 15.7 15 17.3 4.8 14.8 0.4 0.4 0.4
2014 32 81.8
2015 11.7 5.8 5.5 70.1 1.7 3.3 0.1
Rata-rata 15.6 27.2 15.4 13.8 6.5 2.4 1.1 0.5
Prosentase 0.19 0.33 0.19 0.17 0.08 0.03 0.01 0.01
Sumber: Hasil analisis konsultan, 2016
0.350
0.300
0.250
Prosentase (%)
0.200
0.150
0.100
0.050
0.000
Jam ke-1 Jam ke-2 Jam ke-3 Jam ke-4 Jam ke-5 Jam ke-6 Jam ke-7 Jam ke-8
4-53
MASTER PLAN DAN DETAIL DESAIN PENGENDALIAN BANJIR KOTA
PT ADITYA ENGINEERING CONSULTANT
MATARAM
4-54
MASTER PLAN DAN DETAIL DESAIN PENGENDALIAN BANJIR KOTA
PT ADITYA ENGINEERING CONSULTANT
MATARAM
4-55
MASTER PLAN DAN DETAIL DESAIN PENGENDALIAN BANJIR KOTA
PT ADITYA ENGINEERING CONSULTANT
MATARAM
10
8
6
4
2
0
0 4 8 12 16 20 24
Jam Ke-
20
Debit (m3/dt)
15
10
0
0 4 8 12 16 20 24
Jam Ke
400
300
200
100
0
0 4 8 12 16 20 24
Jam Ke
4-56
MASTER PLAN DAN DETAIL DESAIN PENGENDALIAN BANJIR KOTA
PT ADITYA ENGINEERING CONSULTANT
MATARAM
DAS Midang
700
600
500
Debit (m3/dt)
400
300
200
100
0
0 4 8 12 16 20 24
Jam Ke
600
500
400
300
200
100
0
0 4 8 12 16 20 24
Jam Ke
5
4
3
2
1
0
0 4 8 12 16 20 24
Jam Ke
4-57
MASTER PLAN DAN DETAIL DESAIN PENGENDALIAN BANJIR KOTA
PT ADITYA ENGINEERING CONSULTANT
MATARAM
Debit (m3/dt)
600
500
400
300
200
100
0
0 4 8 12 16 20 24
Jam Ke
800
600
400
200
0
0 4 8 12 16 20 24
-200
Jam Ke
80
60
40
20
0
0 4 8 12 16 20 24
Jam Ke
4-58
MASTER PLAN DAN DETAIL DESAIN PENGENDALIAN BANJIR KOTA
PT ADITYA ENGINEERING CONSULTANT
MATARAM
DAS Unus
1600
1400
1200
Debit (m3/dt)
1000
800
600
400
200
0
0 4 8 12 16 20 24
Jam Ke
DAS Ancar
100
80
Debit (m3/dt)
60
40
20
0
0 4 8 12 16 20 24
Jam Ke
4-59
MASTER PLAN DAN DETAIL DESAIN PENGENDALIAN BANJIR KOTA
PT ADITYA ENGINEERING CONSULTANT
MATARAM
Untuk menentukan besarnya intensitas hujan tiap jam untuk hujan digunakan rumus Mononobe
sebagai berikut :
2
Rt 24 3
I
24 t
dimana
I = intensitas curah hujan tiap jam (mm)
Rt = curah hujan rencana dengan periode ulang t tahun (mm)
t = waktu konsentrasi hujan jam ke t
250.000
200.000
150.000
100.000
50.000
0.000
0 25 50 75 100 125 150 175 200 225 250
Durasi (menit)
4-60
MASTER PLAN DAN DETAIL DESAIN PENGENDALIAN BANJIR KOTA
PT ADITYA ENGINEERING CONSULTANT
MATARAM
200.000
150.000
100.000
50.000
0.000
0 25 50 75 100 125 150 175 200 225 250
Durasi (menit)
200.000
150.000
100.000
50.000
0.000
0 25 50 75 100 125 150 175 200 225 250
Durasi (menit)
4-61
MASTER PLAN DAN DETAIL DESAIN PENGENDALIAN BANJIR KOTA
PT ADITYA ENGINEERING CONSULTANT
MATARAM
200.000
150.000
100.000
50.000
0.000
0 25 50 75 100 125 150 175 200 225 250
Durasi (menit)
4-62
MASTER PLAN DAN DETAIL DESAIN PENGENDALIAN BANJIR KOTA
PT ADITYA ENGINEERING CONSULTANT
MATARAM
63
MASTER PLAN DAN DETAIL DESAIN PENGENDALIAN BANJIR KOTA
PT ADITYA ENGINEERING CONSULTANT
MATARAM
Tabel 4-1 Daftar Koordinat Planimetris dan Ketinggian Lokasi Pekerjaan .................................................... 4-3
Tabel 4-2 Lokasi Penyelidikan Tanah untuk Handbor .................................................................................. 4-7
Tabel 4-3 Lokasi Penyelidikan Tanah untuk Sondir ..................................................................................... 4-8
Tabel 4-4 Jumlah Penduduk Kota Mataram ............................................................................................... 4-22
Tabel 4-5 Proyeksi Jumlah Penduduk per Kecamatan di Kota Mataram Tahun 2012 - 2017 ...................... 4-23
Tabel 4-6 Proyeksi Timbulan Sampah ....................................................................................................... 4-25
Tabel 4-7 Proyeksi Timbulan Sampah Kota Mataram Tahun 2016 – 2035 ................................................. 4-25
Tabel 4-8 Kapasitas Muatan Prasarana Persampahan Kota Mataram ....................................................... 4-27
Tabel 4-9 Proyeksi Timbulan Sampah (100%) ........................................................................................... 4-28
Tabel 4-10 Proyeksi Timbulan Sampah (80%)........................................................................................... 4-28
Tabel 4-11 Proyeksi Kebutuhan Sarana dan Prasarana Sampah Kota Mataram Tahun 2016-2035 ........... 4-29
Tabel 4-12 Proyeksi Kebutuhan Sarana dan Prasarana Sampah Kota Mataram Tahun 2013-2017 ........... 4-31
Tabel 4-13 Lokasi Pos Hujan di Kota Mataram .......................................................................................... 4-41
Tabel 4-14 Data Hujan Harian Maksimum Pos Batu Layar ........................................................................ 4-42
Tabel 4-15 Data Hujan Harian Maksimum Pos Lingsar .............................................................................. 4-42
Tabel 4-16 Data Hujan Harian Maksimum Pos Dasan Tareng ................................................................... 4-42
Tabel 4-17 Data Hujan Harian Maksimum Pos Ampenan .......................................................................... 4-43
Tabel 4-18 Data Hujan Harian Maksimum Pos Cakranegara ..................................................................... 4-43
Tabel 4-19 Data Hujan Harian Maksimum Pos Mataram ........................................................................... 4-43
Tabel 4-20 Pengaruh Pos Hujan pada masing-masing DAS ...................................................................... 4-44
Tabel 4-21 Daftar Hujan Harian Maksimum Wilayah Untuk masing-masing DAS ....................................... 4-45
Tabel 4-22 Hasil Perhitungan Distribusi Hujan DAS Midang ...................................................................... 4-47
Tabel 4-23 Hasil Perhitungan Distribusi Hujan DAS Jangkok..................................................................... 4-48
Tabel 4-24 Hasil Perhitungan Distribusi Hujan DAS Ancar......................................................................... 4-48
Tabel 4-25 Hasil Perhitungan Distribusi Hujan DAS Unus ......................................................................... 4-48
Tabel 4-26 Uji Tingkat Kepercayaan Distribusi untuk DAS Midang ............................................................ 4-49
64
MASTER PLAN DAN DETAIL DESAIN PENGENDALIAN BANJIR KOTA
PT ADITYA ENGINEERING CONSULTANT
MATARAM
Tabel 4-27 Uji Kecocokan Simpangan Kuadrat Kecil – DAS MIdang ......................................................... 4-49
Tabel 4-28 Uji Tingkat Kepercayaan Distribusi untuk DAS Jangkok ........................................................... 4-50
Tabel 4-29 Uji Kecocokan Simpangan Kuadrat Kecil – DAS Jangkok ........................................................ 4-50
Tabel 4-30 Uji Tingkat Kepercayaan Distribusi untuk DAS Ancar............................................................... 4-51
Tabel 4-31 Uji Kecocokan Simpangan Kuadrat Kecil – DAS Ancar ............................................................ 4-51
Tabel 4-32 Uji Tingkat Kepercayaan Distribusi untuk DAS Unus................................................................ 4-52
Tabel 4-33 Uji Kecocokan Simpangan Kuadrat Kecil – DAS Unus ............................................................. 4-52
Tabel 4-34 Analisis Distribusi Hujan jam-jam Rujukan untuk Kota Mataram ............................................... 4-53
Tabel 4-35 Distribusi Hujan Jam-Jaman DAS Midang ............................................................................... 4-54
Tabel 4-36 Distribusi Hujan Jam-Jaman DAS Jangkok .............................................................................. 4-54
Tabel 4-37 Distribusi Hujan Jam-Jaman DAS Ancar .................................................................................. 4-54
Tabel 4-38 Distribusi Hujan Jam-Jaman DAS Unus ................................................................................... 4-55
Tabel 4-39 Rekapitulasi Debit Banjir Puncak ............................................................................................. 4-59
0.350
0.300
0.250
Prosentase (%)
0.200
0.150
0.100
0.050
0.000
Jam ke-1 Jam ke-2 Jam ke-3 Jam ke-4 Jam ke-5 Jam ke-6 Jam ke-7 Jam ke-8
Gambar 4-10 Grafik Hujan Jam-jam an Rujukan untuk Kota Mataram ....................................................... 4-53
Gambar 4-11 Skema Tata Air Kota Mataram ............................................................................................. 4-55
Gambar 4-12 Debit Banjir Sub Basin Midang Hulu .................................................................................... 4-56
65
MASTER PLAN DAN DETAIL DESAIN PENGENDALIAN BANJIR KOTA
PT ADITYA ENGINEERING CONSULTANT
MATARAM
Gambar 4-13 Debit Banjir Sub Basin Midang Hilir ..................................................................................... 4-56
Gambar 4-14 Debit Banjir Sub Basin Midang Utara ................................................................................... 4-56
Gambar 4-15 Debit Banjir DAS Midang ..................................................................................................... 4-57
Gambar 4-16 Debit Banjir di Sub Basin Jangkok Hulu ............................................................................... 4-57
Gambar 4-17 Debit Banjir di Sub Basin Jangkok Hilir ................................................................................ 4-57
Gambar 4-18 Debit Banjir DAS Jangkok.................................................................................................... 4-58
Gambar 4-19 Debit Banjir di Sub Basin Unus Hulu .................................................................................... 4-58
Gambar 4-20 Debit Banjir di Sub Basin Unus Tengah ............................................................................... 4-58
Gambar 4-21 Debit Banjir DAS Unus ........................................................................................................ 4-59
Gambar 4-22 Kurva IDF DAS Midang ....................................................................................................... 4-60
Gambar 4-23 Kurva IDF DAS Jangkok ...................................................................................................... 4-61
Gambar 4-24 Kurva IDF DAS Ancar.......................................................................................................... 4-61
Gambar 4-25 Kurva IDF DAS Unus ........................................................................................................... 4-62
66