PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MAALAH
D. MANFAAT
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber informasi
tentang efektivitas ekstrak daun sirsak terhadap kadar glukosa
dalam darah dapat diaplikasikan oleh masyarakat sebagai
pengobatan herbal dalam menurunkan kadar glukosa. Khususnya
di Sulawesi tengah. Serta menambah wawasan ilmu pengetahuan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah pustaka
1. Tanaman sirsak
a. definisi
d. Kegunaan
Daun sirsak mempunyai kasiat yang manjur untuk
menyembuhkan penyakit kanker. Daun sirsak menjadi alternatif
banyak pasien untuk mengobati yang mana daunnya mudah di
dapat dan rasanya juga enak. Kandungan acetoginin dalam daun
sirsak mempunyai manfaat untuk menyerang sel kanker dengan
aman dan efektif secara alami, tanpa rasa mual, berat badan turun,
rambut rontok. .( Nurlaili Haida Kurnia Putri. 2013)
2. Flavonoida
Flavonoida mencangkup banyak pigmen yang paling
umum dan terdapat pada seluruh dunia tumbuhan mulai dari
fungus sampai angiospermae. Pada tumbuhan tinggi, flavonoida
terdapat baik dalam bagian vegetatif maupun dalam bunga. Pigmen
bunga flavonoida berperan jelas dalam menarik burung dan
serangga penyerbuk bunga. Beberapa fungsi flavonoida pada
tumbuhan ialah pengatur tumbuh, pengatur fotosintesis, kerja
antimikroba dan antivirus serta kerja terhadap serangga (Robinson,
1995).
3. Saponin
Saponin mula-mula diberi nama demikian karena sifatnya
yang menyerupai sabun (bahasa latin sapo berarti sabun). Saponin
tersebar luas diantara tanaman tinggi. Saponin merupakan senyawa
berasa pahit, menusuk, menyebabkan bersin dan mengakibatkan
iritasi terhadap selaput lendir. Saponin adalah senyawa aktif
permukaan yang kuat yang menimbulkan busa jika dikocok. Dalam
larutan yang sangat encer saponin sangat beracun untuk ikan, dan
tumbuhan yang mengandung saponin telah digunakan sebagai
racun ikan selama beratus-ratus tahun (Robinson, 1995: Gunawan,
et al, 2004).
4. Tanin
Tanin merupakan salah satu senyawa yang termasuk ke
dalam golongan polifenol yang terdapat dalam tumbuhan, yang
mempunyai rasa sepat dan memiliki kemampuan menyamak kulit.
Tanin terdapat luas dalam tumbuhan berpembuluh, dalam
angiospermae terdapat khusus dalam jaringan kayu (Harborne,
1987). Umumnya tumbuhan yang mengandung tanin dihindari oleh
pemakan tumbuhan karena rasanya yang sepat. Salah satu fungsi
tanin dalam tumbuhan adalah sebagai penolak hewan pemakan
tumbuhan (herbivora) (Harborne, 1987).
5. Glikosida
Glikosida adalah senyawa yang terdiri atas gabungan gula
dan bukan gula. Bagian gula biasa disebut glikon sementara bagian
bukan gula disebut aglikon atau genin (Gunawan, et al, 2002).
Klasifikasi (penggolongan) glikosida sangat sukar. Bila ditinjau
dari gulanya, akan dijumpai gula yang strukturnya belum jelas.
Sedangkan bila ditinjau dari aglikonnya akan dijumpai hampir
semua golongan konstituen tumbuhan, misalnya tanin, sterol,
terpenoid, dan flavonoid. Hampir semua glikosida dapat
dihidrolisis dengan pendidihan dengan asam mineral. Hidrolisis
dalam tumbuhan juga terjadi karena enzim yang terdapat dalam
tumbuhan tersebut. Nama enzimnya secara umum adalah beta
glukosidase, sedangkan untuk ramnosa nama enzimnya adalah
ramnase (Anonimc , 2010).
2. Diabetes militus
a. Pengertian diabetes melitus
Penyakit Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit tidak
menular yang mengalami peningkatan terus menerus dari tahun ke
tahun. Diabetes adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan
kadar gula darah yang tinggi (hiperglikemia) yang diakibatkan oleh
gangguan sekresi insulin, dan resistensi insulin atau keduanya.
Hiperglikemia yang berlangsung lama (kronik) pada Diabetes
Melitus akan menyebabkan kerusakan gangguan fungsi, kegagalan
berbagai organ, terutama mata, organ, ginjal, saraf, jantung dan
pembuluh darah lainnya.( Nurlaili Haida Kurnia Putri. 2013)
b. Klasifikasi
DM adalah kelainan endokrin yang ditandai dengan tingginya
kadar glukosa darah. Secara etiologi DM dapat dibagi menjadi DM
tipe 1, DM tipe 2, DM dalam kehamilan, dan diabetes tipe lain
c. Komplikasi
Diabetes Melitus dapat dibagi menjadi dua kategori mayor,
yaitu komplikasi metabolik akut dan komplikasi kronik jangka
pajang. Komplikasi metabolik akut disebabkan oleh perubahan
yang relatif akut dari konsentrasi glukosa plasma. Komplikasi
metabolik yang paling serius pada diabetes tipe 1 adalah
ketoasidosis diabetic (DKA). Apabila kadar insulin sangat
menurun, pasien mengalami hiperglikemia dan glukosuria berat,
penurunan lipogenesis, peningkatan lipolysis dan peningkatan
oksidasi asam lemak bebas disertai pembentukan benda keton
(asetoasetat, hidroksibutirat dan aseton). Peningkatan keton dalam
plasma mengakibatkan ketosis. Peningkatan produksi keton
meningkatkan beban ion hydrogen dan asidosis metabolik.
Glukosuria dan ketonuria yang jelas juga dapat mengakibatkan
dieresis osmotik dengan hasil akhir dehidrasi dan kehilangan
elektrolit. Pasien dapat mengalami hipotensi dan syok. Akhirnya,
akibat penurunan penggunaan oksigen otak, pasien akan
mengalami koma dan meninggal (Octaviana Wulandari. 2013 )
Komplikasi kronik jangka panjang atau dapat disebut juga
dengan komplikasi vaskular jangka panjang Diabetes Melitus
melibatkan pembuluhpembuluh kecil (mikroangiopati) dan
pembuluhpembuluh sedang dan besar. Mikroangiopati merupakan
lesi spesifik diabetes yang menyerangm kapiler dan arteriola retina
(retinopati diabetic), glumerolus ginjal (nefropati diabetic), dan
sarafsaraf kapiler (neuropati diabetic), otot-otot serta kulit.
Dipandang dari sudut histokimia, lesi-lesi ini ditandai dengan
peningkatan penimbunan glikoprotein. Selain itu, karena senyawa
kimia dari membran dasar dapat berasal dari glukosa, maka
hiperglikemia menyebabkan bertambahnya kecepatan
pembentukan sel-sel membran dasar. Namun, manifestasi klinis
penyakit vaskular, retinopati atau nefropati biasanya baru timbul
setelah 15 sampai 20 tahun sesudah awitan diabetes (Octaviana
Wulandari. 2013 )