PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dan infeksi atau sindrom yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh
manusia akibat infeksi virus HIV. Virusnya Human Immunodeficiency Virus HIV
yaitu virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang terkena
virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah terkena
perkembangan virus, namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan. HIV
umumnya ditularkan melalui kontak langsung antara lapisan kulit dalam (membran
mukosa) atau aliran darah, dengan cairan tubuh yang mengandung HIV, seperti
darah, air mani, cairan vagina, cairan preseminal, dan air susu ibu. Penularan dapat
terjadi melalui hubungan intim (vaginal, anal, ataupun oral), transfusi darah, jarum
suntik yang terkontaminasi, antara ibu dan bayi selama kehamilan, bersalin, atau
menurut UNAIDS dan WHO memperkirakan bahwa AIDS telah membunuh lebih
dari 25 juta jiwa sejak pertama kali diakui tahun 1981, dan ini membuat AIDS
sebagai salah satu epidemik paling menghancurkan pada sejarah. Meskipun baru
epidemik AIDS diklaim bahwa diperkirakan 28 juta (antara 2,4 juta dan 3,3 juta)
hidup pada tahun 2005 dan lebih dari setengah juta (570.000) merupakan anak-anak.
Secara global, antara 33,4 dan 46 juta orang kini hidup dengan HIV.Pada tahun 2005,
antara 3,4 dan 6,2 juta orang terinfeksi dan antara 2,4 dan 3,3 juta orang dengan
AIDS meninggal dunia, peningkatan dari 2003 dan jumlah terbesar sejak tahun 1981.
Di Indonesia menurut laporan kasus kumulatif HIV/AIDS sampai dengan 31
Desember 2011 yang dikeluarkan oleh Ditjen PP & PL, Kemenkes RI tanggal 29
1
Februari 2012 menunjukkan jumlah kasus AIDS sudah menembus angka 100.000.
Jumlah kasus yang sudah dilaporkan 106.758 yang terdiri atas 76.979 HIV dan
29.879 AIDS dengan 5.430 kamatian. Angka ini tidak mengherankan karena di awal
tahun 2000an kalangan ahli epidemiologi sudah membuat estimasi kasus HIV/AIDS
di Indonesia yaitu berkisar antara 80.000 – 130.000. Dan sekarang Indonesia menjadi
negara peringkat ketiga, setelah Cina dan India, yang percepatan kasus HIV/AIDS-
1. Tujuan Umum
Untuk mengaplikasikan keterampilan dan pembelajaran yang ada disekolah
serta mendapatkan gambaran secara jelas dalam menerapkan asuhan
keperawatan pada Tn.M dengan kasus HIV/AIDS melalui pendekatan
keperawatan dasar secara langsung dengan berlandasan teori.
2. Tujuan Khusus
2
Wawancara: dilakukan dengan klien, dan keluarga, serta berdiskusi dengan
perawat ruangan tim kesehatan lain untuk mendapatkan data yang objektif dan
subjektif.
2. Literatur
Agar pembahasan laporan ini lebih rapi dan sistematis maka penulis
menyusun dengan segala kemudahan sehingga memberikan pemahaman yang
mudah dimengerti. Adapun penyusunannya adalah sebagai berikut:
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan Laporan
C. Metode Penyusunan Masalah
D. Sistematika Penyusunan Laporan
A. Devinisi (Pengertian)
B. Etiologi (Penyebab)
C. Patofisiologi (Perjalanan penyakit)
D. Manifestasi Klinis (Tanda dan Gejala)
E. Klasifikasi (Jenis)
3
F. Epidemiologi (Penyebaran Penyakit)
G. Pencegahan
H. Implementasi/penatalakanaan medis dan keperawatan
I. Konsep lima standar keperawatan/ SOAP
J. Catatan perkembangan/ SOAP
A. Pengkajian
B. Diagnosa
C. Intervensi (Perencanaan)
D. Implementasi (Pelaksanaan)
E. Evaluasi
F. Catatan perkembangan SOAP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BIODATA PENULIS
BAB II
Sumber Daya Manusia (SDM) adalah suatu ilmu atau cara bagaimana
mengatur hubungan dan peranan sumber daya (tenaga kerja) yang dimiliki oleh
individu secara efisien dan efektif serta dapat digunakan secara maksimal sehingga
tercapai tujuan bersama perusahan.
4
sosial skil bagaimana berinteraksi dengan sesama teman, anak buah, atasan,
menyampaikan pesan dan perintah, dan lain-lain yang tidak diajarkan disekolah.
Makin lama dan ikut bekerja pada saat prakerin akan lebih mudah beradaptasi
dengan lingkungan kerja pada saat yang bersangkutan lulus. (DR. Gatot Hari
Priowirjanto)
2. Pengertian PRAKERIN
PRAKERIN adalah kegiatan pendidikan, pelatihan dan pembelajaran yang
dilakukan didunia industri dimana siswa berkompetensi (kemampuan) sesuai
bidangnya.
4. Manfaat PRAKERIN
a. Siswa-siswi dapat melatih kemampuan secara nyata didunia nyata
b. Sisw-siswi dapat menemukan proses adaptasi dibidang industri
sehingga teori yang dipelajari disekolah dapat terimplementasikan dengan
baik
c. Siswa-siswi dapat merumuskan uraian tiap jenis pekerjaan ditempat
prakerin
5
2. Visi-Misi dan Motto Rumah Sakit Sentra Medika
a. Visi RS Sentra Medika
Menjadikan rumah sakit pilihan dengan memberikan pelayanan yang terbaik
b. Misi RS Senta Medika
Sebelum pasien masuk UGD Pasien masuk ruang Triase dahulu untuk
memilah pasien.
Merah : Emergency
Unit pelayanan berada dibawah dan bertanggung jawab untuk pasien yang
dianjurkan untuk dapat pulang segera setelah diperiksa.
6
e. Instalasi bedah
f. Instalasi farmasi
g. Laboratorium
h. Radiologi
7
12. PICU : Peadttric Intensive CareUnit, adalah
adalah ruangan yang memerlukan pengawasan khusus dan
memerlukan alat-alat bantu pelayanan untuk anak kecil.
13. NICU : Neonatal Intensive CareUnit, adalah
pelayanan untuk neonates (bayi baru lahir).
14. Perinatologi : adalah pelayanan untuk bayi yang sakit
5. Tenaga Kesehatan Rumah Sakit Sentra Medika
a. Tenaga Medis : 74 orang
b. Tenaga Keperawatan : 173 orang
c. Tenaga Kefarmasian : 24 orang
d. Tenaga Kesehatan Masyarakat : 3 orang
e. Tenaga Gizi : 3 orang
f. Tenaga Keterampilan Fisik : 2 orang
g. Tenaga Non Kesehatan : 125 orang
8
BAB III
TINJAUAN TEORI
A. Devinisi (Pengertian)
B. Etiologi (Penyebab)
Normalnya sel darah putih dan antibodi menyerang dan menghancurkan
organisme asing yang masuk ke dalam tubuh. Respon ini diatur oleh sel darah putih
bernama limposit CD4. Limposit ini juga merupakan target utama HIV. Sekali masuk
ke dalam tubuh, virus memasukkna material genetiknya ke dalam limposit dan
melipatgandakan diri.
Ketika salinan virus baru keluar dari sel induk dan masuk ke dalam aliran
darah, virus akan menyerang sel lain. Sebagai efeknya sel CD4 akan mati. Siklus ini
terus berulang. Pada akhirnya menyebabkan kerusakan sistem imun yang berarti
tubuh tidak akan mempu melawan infeksi bakteri dan virus lain.
9
dalam jangka waktu lama. Supaya terjadi infeksi, virus harus masuk ke dalam sel,
dalam hal ini sel darah putih yang disebut limfosit. Materi genetik virus dimasukkan
ke dalam DNA sel yang terinfeksi. Di dalam sel, virus berkembangbiak dan pada
akhirnya menghancurkan sel serta melepaskan partikel virus yang baru. Partikel virus
yang baru kemudian menginfeksi limfosit lainnya dan menghancurkannya.
Virus menempel pada limfosit yang memiliki suatu reseptor protein yang
disebut CD4, yang terdapat di selaput bagian luar. CD4 adalah sebuah marker atau
penanda yang berada di permukaan sel-sel darah putih manusia, terutama sel-sel
limfosit. Sel-sel yang memiliki reseptor CD4 biasanya disebut sel CD4+ atau limfosit
T penolong. Limfosit T penolong berfungsi mengaktifkan dan mengatur sel-sel
lainnya pada sistem kekebalan (misalnya limfosit B, makrofag dan limfosit T
sitotoksik), yang kesemuanya membantu menghancurkan sel-sel ganas dan
organisme asing. Infeksi HIV menyebabkan hancurnya limfosit T penolong, sehingga
terjadi kelemahan sistem tubuh dalam melindungi dirinya terhadap infeksi dan
kanker.
Seseorang yang terinfeksi oleh HIV akan kehilangan limfosit T penolong
melalui 3 tahap selama beberapa bulan atau tahun. Seseorang yang sehat memiliki
limfosit CD4 sebanyak 800-1300 sel/mL darah. Pada beberapa bulan pertama setelah
terinfeksi HIV, jumlahnya menurun sebanyak 40-50%. Selama bulan-bulan ini
penderita bisa menularkan HIV kepada 6 bulan, jumlah partikel virus di dalam darah
mencapai kadar yang stabil, yang berlainan pada setiap penderita. Perusakan sel
CD4+ dan penularan penyakit kepada orang lain karena banyak partikel virus yang
terdapat di dalam darah. Meskipun tubuh berusaha melawan virus, tetapi tubuh tidak
mampu meredakan infeksi. Setelah sekitar orang lain terus berlanjut. Kadar partikel
virus yang tinggi dan kadar limfosit CD4+ yang rendah membantu dokter dalam
menentukan orang-orang yang beresiko tinggi menderita AIDS. 1-2 tahun sebelum
terjadinya AIDS, jumlah limfosit CD4+ biasanya menurun drastis. Jika kadarnya
mencapai 200 sel/mL darah, maka penderita menjadi rentan terhadap infeksi.
Infeksi HIV juga menyebabkan gangguan pada fungsi limfosit B (limfosit
yang menghasilkan antibodi) dan seringkali menyebabkan produksi antibodi yang
berlebihan. Antibodi ini terutama ditujukan untuk melawan HIV dan infeksi yang
dialami penderita, tetapi antibodi ini tidak banyak membantu dalam melawan
berbagai infeksi oportunistik pada AIDS. Pada saat yang bersamaan, penghancuran
limfosit CD4+ oleh virus menyebabkan berkurangnya kemampuan sistem kekebalan
tubuh dalam mengenali organisme dan sasaran baru yang harus diserang.
Setelah virus HIV masuk ke dalam tubuh dibutuhkan waktu selama 3-6
bulan sebelum titer antibodi terhadap HIV positif. Fase ini disebut “periode jendela”
10
(window period). Setelah itu penyakit seakan berhenti berkembang selama lebih
kurang 1-20 bulan, namun apabila diperiksa titer antibodinya terhadap HIV tetap
positif (fase ini disebut fase laten) Beberapa tahun kemudian baru timbul gambaran
klinik AIDS yang lengkap (merupakan sindrom/kumpulan gejala). Perjalanan
penyakit infeksi HIV sampai menjadi AIDS membutuhkan waktu sedikitnya 26
bulan, bahkan ada yang lebih dari 10 tahun setelah diketahui HIV positif. (Heri:
2012)
Gejala- gejala yang umum orang yang tertular HIV/AIDS biasanya adalah:
1. Berat badan turun secara mencolok, biasanya lebih dari 10% dalam waktu 1 bulan
2. Demam lebih dari 38 derajat celcius disertai keringat tanpa sebab yang jelas pada
malam hari
5. Pembesaran kelenjar gatah bening yang menetap, biasanya disekitar leher dan
lipatan paha
6. Gatal-gatal; Herpes kulit serta kelainan lain pada kulit, rambut, mata, rongga
mulut, alat kelamin dan lainnya.
7. Sesak bernapas
8. Batuk-batuk
E. Klasifikasi (Jenis)
11
a) HIV masuk ke dalam tubuh, sampai terbentuknya antibody terhadap HIV dalam
darah
b) Tidak ada tanda2 khusus, penderita HIV tampak sehat dan merasa sehat
b) Tidak ada tanda-tanda khusus, penderita HIV tampak sehat dan merasa sehat
c) Test HIV sudah dapat mendeteksi status HIV seseorang, karena telah terbentuk
antibody terhadap HIV
d) Umumnya tetap tampak sehat selama 5-10 tahun, tergantung daya tahan tubuhnya
(rata-rata 8 tahun (di negara berkembang lebih pendek)
c) Umumnya berlangsung selama lebih dari 1 bulan, tergantung daya tahan tubuhnya
4. Tahap 4: AIDS
F. Epidemiologi
HIV masuk kedalam tubuh manusia melalui berbagai cara yaitu secara
vertical, horizontal dan transeksual. Jadi HIV dapat mencapai sirkulasi sistemitik
secara langsung dengan diperantai benda tajam yang mampu menembus dinding
pembuluh darah atau secara tidak langsung melalui kulit dan mukosa yang tidak
12
intak seperti yang terjadi pada kontak seksual. Begitu mencapai atau dalam sirkulasi
sistemik 4-11 hari sejak paparan pertama HIV dapat dideteksi didalam darah.
Selama dalam sirkulasi tanda dan gejala mulai muncul sepeti panas tinggi,
nyeri sendi, nyeri otot, mual, muntah, sulit tidur, batuk pilek dan lain-lain. Keadaan
ini disebut Acute Retroviral Syndrom. Sindrom akut ini diikuti oleh penurunan CD4.
CD4 adalah sebuah marker atau penanda yang berada dipermukaan lekosit (sel darah
putih). Selain terjadi penurunan CD4, pada masa ini juga terjadi peningkatan kadar
HIV-RNA Viral load dalam plasma. Viral Load akan meningkat dangan cepat pada
awal infeksi dan kemudian turun pada suatu titik tertentu. Dengan semakin
berlanjutnya infeksi keadaan tersebut akan diikuti penuruna hitung CD4 secara
perlahan dalam waktu beberapa tahun dengan laju penurunan CD4 yang lebih cepat
pada kurun waktu 1,5-2,5 tahun sebelum akhirnya penderita HIV jatuh dalam
stadium AIDS.
G. Pencegahan
Tidak ada vaksin untuk mencegah infeksi HIV dan tidak ada penyembuh untuk
AIDS. Jaga kesehatan dan lindungi diri anda dari faktor-faktor resiko adalah jalan
terbaik.
Jika anda HIV negatif maka tindakan yang terbaik adalah:
a. Ketahui apa itu HIV dan bagaimana penularannya
b. Ketahui status kesehatan pasangan seksual anda
Jika anda positif mengidap HIV maka anda harus melindungi orang di sekeliling
anda dengan:
13
b. Beritahukan pasangan anda bahwa anda mengidap HIV
c. Katakan kepada orang lain yang anda rasa perlu untuk tahu bahwa anda
mengidap HIV
ODHA yaitu orang yang hidup dengan orang yang mengidap HIV/AIDS (anak, istri,
suami, ayah, ibu atau teman-teman).
1. Medis
1. Obat anti piretik, untuk menurukan panas, dapat juga dilakukan kompres
2. Keperawatan
2. Pemeriksaan penunjang
14
I. Lima Standar Praktik Keperawatan
1. Pengkajian Keperawatan
Definisi
a. Pengkajian keperawatan suatu kegiatan pemeriksaan atau peninjauan
terhadap situasi ataun kondisi uang dialami pasien untuk tujuan perumus
masalah atau diagnose keperawatan.
b. Pengkajian keperawatan: tahap pertama dari proses keperawatan dimana
pengumpulan data dilakukan dengan tujuan mengidentifikasi masalah
actual atau potensial atau resiko.
Koleksi data
Jenis data
a. Data Objektif
1) Disebut juga tanda (sign)
2) Diperoleh berdasarkan observasi atau pemeriksaan
3) Contoh: hasl pengukuran tanda vital (S,N,RR,TD)
b. Data Subjektif
1) Disebut juga gejala (symptom)
2) Ungkapan atau pernyataan klien atau keluarga tentang yang dirasakan
3) Contoh:klien merasa nyeri,khawatir
c. Karakteristik data yang baik
1) Lengkap
15
2) Akurat dan nyata
3) Relevan
d. Pengorganisasian data
1) Mengelompokan data berdasarkan kerangka kerja yang dapat
membantu mengidentifikasi masalah keperawatan
e. Metode pengorganisasian data
1) Berdasarkan hirarki kebutuhan “maslow”
2) Berdasarkan pola fungsi kesehatan “Gordon”
a) Pola persepsi penanganan kesehatan
b) Pola nutrisi metabolisme
c) Pola eliminasi
d) Pola aktivitas latihan
e) Pola istirahat
f) Pola persepsi diri
g) Pola sexual
h) Pola system nilai kepercayaan
2. Diagnosa Keperawatan
Menentukan tanda dan gejala dari masalah cara penulisan diagnose, yaitu
dengan metode: PES (problem, sign atau symptom)
3. Intervensi Keperawatan
Harus mencakup
a. Perumusan tujuan
1) Berfokus pada masyarakat
2) Jelas dan singkat
3) Dapat diukur dan diobservasi
4) Realistis
5) Ada target waktu
6) Melibatkan peran serta masyarakat
Rencana tindakan
16
2) Mengarah pada tujuan yang akan dicapai
3) Realistis
4) Disusun berurutan dan ada rasionalnya
4. Implementasi Keperawatan
a. Merupakan pelaksanaan rencana intervensi keperawatan
b. Terdiri semua aktivitas yang dilakukan oleh perawat dank klien untuk
merubah efek dari masalah dilakukan oleh:
1) Perawat
2) Perawat dan klien
3) Perawat dan keluarga
4) Perawat keluarga dan klien
5) Tenaga keperawatan lain
17
b. Mencatat diagnose keperawatan nomor beberapa yang dilakukan
intervensi tersebut
c. Mencatat semua jenis intervensi keperawatan termasuk hasilnya. Contoh:
mengompres luka betadine 5% hasil: luka tampak bersih, tidak ada tidak
berbau.
d. Berikan tanda tangan dan nama jelas perawat satu tim kesehatan yang
telah melakukan intervensi.
e. Mendokumentasikan asuhan keperawatan
f. Memberikan laporan keperawatan secara verbal mempermudah rencana
asuhan
5. Evaluasi Keperawatan
1. Kumpulan data untuk menentukan apakah timbul masalah baru atau dx tidak
tercapai.
2. Ubah diagnose keperawatan atau masalah kolabotatif yang tidak tepat,
kemudian ganti dengan yang baru
3. Cek kembali daftar dx keperawatan baru dan buat prioritas
Macam Evaluasi:
18
1. Evaluasi formatif
Hasil observasi dan analisa perawat terhadap respon pasien segera pada saat
atau setelah dilakukan tindakan keperawatan dan ditulis pada catatan
keperawatan
Contoh: membantu pasien duduk semiflower, pasien dapat duduk selama 30
menit
2. Evaluasi sumatif atau SOAPIER
Rekasipitulasi dan kesimpulan dari observasi dan analisa status kesehatan
sesuai waktu tujuanditulis pada catatan perkembangan.
A. Definisi
B. Tujuan
1. SOAP merupakan pencatatan yang memuat kemajuan informasi yang
sistematis, mengorganisasikan penemuan kesimpulan sehingga
terbentuk suatu rencana asuhan.
2. SOAP merupakan intisari dari manajemen keperawatan untuk
penyediaan pendokumentasian.
3. SOAP merupakan urutan-urutan yang dapat membantu perawat
mengorganisasikan pikiran dalam pemberian asuhan yang bersifat
komprehensif.
19
2. Apabila ada masalah baru maka dibuat SOAP lagi, sehingga
membutuhkan waktu
3. Harus di perbaharui secara terus menerus tentang kondisi pasien
E. Prinsip Dokumentasi SOAP S (Subjektif) Pernyataan atau Keluhan Klien
a. Data Subjektif merupakan data yang berhubungan atau masalah dari
sudut pandang pasien. Tanda gejala subjektif yang diperoleh dari hasil
bertanya dari pasien, suami atau keluarga.
b. Data Objektif merupakan pendokumentasian fisik pasien, pemeriksaan
laboratorium atau pemeriksaan diagnostic lain.
c. Assessment merupakan pendokumentasian hasil analisis dan
iterpretasi (kesimpulan) dari data subjektif dan objektif. Karena
keadaan pasien yang setiap saat bisa mengalami perubahan dan akan
ditemukan informasi baru dalam data subjektif maupun objektif.
d. Pelaksanaan adalah membuat rencana asuhan saat ini dan akan datang
untuk mengusahakan tercapainya kondisi pasien yang sebaik mungkin
atau menjaga atau mempertahankan kesejahteraannya.
20
BAB IV
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
Usia : 28 tahun
Agama : Islam
Cimanggis Depok
Identitas orangtua/pasangan
2. Riwayat kesehatan
Keluhan utama:
21
Klien mengatakan mengalami keluhan demam selama 8 hari , batuk-
batuk yang tidak sembuh-sembuh selama 1 bulan, terkadang keringat dingin
pada saat malam hari.
22
3) Jenis makanan Nasi, lauk ML (makan
pauk dan sayur lunak)
4) Makanan yang
Rendang ayam Telur balado
disukai
5) Alergi makanan Tidak ada Tidak ada
Pola Kebiasaan Normal Normal
Minum
2. Pola Kebisaan
Eliminasi
1) Miksi
4-5x sehari 5-7x sehari
Frekuensi
Kuning pekat Kuning jernih
Warna
Tidak ada Tidak ada
Keluhan saat miksi
2) Defekasi
1-3x sehari 2-4x sehari
Frekuensi
Lunak Lunak
Konsistensi
Kecoklatan Kecoklatan
Warna
Tidak ada Tidak ada
Keluhan saat defekasi
3. Pola Kebiasaan
Personal Hygiene
1-2x sehari 1-2x sehari
1) Frekuensi Mandi
2x sehari 1-2x sehari
2) Oral hygiene
1x/2 hari 1x/3 hari
3) Cuci rambut
4. Pola Kebiasaan
Istirahat dan Tidur
6-8/hari 7-8/hari
1) Tidur malam
1-2/hari 1-4/hari
2) Tidur siang
5. Pola Kebiasaan
Aktifitas dan Latihan
7-9 jam/hari Tidak bekerja
1) Lama bekerja
dalam sehari 1x/minggu Tidak
2) Frekuensi olahraga Lari pagi
berolahraga
3) Jenis olahraga
5. Pola Kebiasaan Yang
Mempengaruhi
Kesehatan Tidak pernah Tidak pernah
1) Merokok Tidak pernah Tidak pernah
2) Minuman berakohol
4. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan Umum : Sedang
b. Kesadaran : Compos Mentis
c. Tanda-tanda Vital
1) Nadi : 82x/menit
2) Suhu : 38,6oC
23
3) Pernafasaan : 22x/menit
4) Tekanan Darah : 110/60 MmHg
5) Berat Badan Sebelum Sakit : 76 kg
6) Berat Badan Sekarang : 64 kg
7) Tinggi Badan : 170 cm
8) Kepala dan Wajah
a) Rambut : Normal
b) Wajah : Normal
9) Sistem Penglihatan
a) Posisi Mata : Normal
b) Pergerakan Bola Mata : Normal
c) Konjungtivita : Merah muda/tidak anemis
d) Sklera : Tidak ikterik
e) Pemakai Kacamata : Tidak menggunakan
f) Pemakaian Lensa Mata : Tidak memakai
10) Sistem Pendengaran
a) Daun Telinga : Normal
b) Kondisi Telinga : Normal
c) Cairan dari Telinga : Tidak ada
d) Perasaan Penuh Ditelinga : Tidak
e) Fungsi Pendengaran : Normal
f) Pemakaian Alat Bantu : Tidak ada system wicara
11) Sistem Berbicara : Bicara lancar
12) Sistem Pernafasan
a) Jalan Nafas : Normal
b) Frekuensi : 22x/menit
c) Irama : Irama teratur
d) Batuk : Ada (tidak berdahak)
e) Sputum : Tidak ada
f) Suara Nafas : Normal
13) Sistem Abdomen
a) Nyeri Abdomen : Tidak ada
b) Kelainan Yang Ditemukan : Tidak ada
14) Sistem Eskreminitas
a) Eksreminitas Atas : Terlihat simetris telah terpasang RL
8jam/kolf pada tangan bagan kiri, tidak ada oedema.
b) Eskreminitas Bawah : tidak ada oedema
15) Pemeriksaan Penunjang
Tanggal 29 Januari 2015
Diagnosa
24
1. Dignosa Medis: “Tn.M dangan HIV/AIDS”
C. Perencanaan
D. Pelaksanaan (Implementasi)
E. EVALUASI
25
Tekanan darah : 110/60 mmHg
Suhu : 38.6 derjat celcius
Nadi : 82x/menit
Pernafasan : 22x/menit
3. Klien nyaman dengan posisi supinasi
4. Klien terpasang infuse jam 14.15 wib
5. Infuse terpasang RL 8 jam/kolf di tangan kiri, tetesan lancar tidak ada
tanda-tanda phlebitis
6. Masalah teratasi sebagian
26
badan lemaas, nyeri saat menelan, dalam keadaan lemas,
sakit kepala, nafsu makan terasa pusing, sulit
menurun, riwayat alergi obat tidak menelan dan panas
ada, alergi pada makanan tidak dingin
ada, riwayat asma tidak ada,
-O: keadaan umum
riwayat hipertensi tidak ada
lemah kesadaran
Keadaan umum : Sedang compos mentis
27
TANGGAL/JAM PELAKSANAAN EVALUASI
29 Januari 2015
Suhu : 38,40C
-P: intervensi dilanjutkan
Respirasi : 22x/menit
Infus RL 8jam/kolf
Nadi : 82x/menit
Th/injeksi
Memberikan makan siang untuk
- Parcetamol
12.00 pasien
Tamoliv (drip)
Memberikan klien kompres
28
kepalanya dengan air hangat : 1000 mg
- Ceftriaxone:
13.45 3x500mg
Th/oral
- Cotrimoxasol :
2x2 tablet
29
29 Januari 2015 Dinas Sore SOAP
0
Suhu : 38,80C
Suhu : 38,8 C
Nadi : 84x/menit
Nadi : 84x/menit
Respirasi : 24x/menit
Respirasi : 24x/menit
Hasil pemeriksaan
Memberikan makanan untuk
17.00 H2TL :
pasien
1. Hemoglobin :
Dr.Teguh Sp.Pd visit memberikan
12,7gr/dl
18.00 obat oral Paracetamol 1x1 tablet
2. Hematokrit : 37%
19.00 Memberikan obat oral sesuai
intruksi dokter Paracetamol 1x1 3. Trombosit : 317/ul
tablet dan cotrimoxasol: 2x2tablet
4. Leukosit : 7.000/ul
Mengganti sarung bantal klien
-A: masalah belum
19.15
Memberikan obat injeksi sesuai teratasi
20.00 dengan intruksi dokter
30
- Pulmicort 1x2ml, bisovon Infus RL 8 jam/kolf
10 tetes
21.00 Th/injeksi
Membantu menggantikan cairan - Ceftriaxone :
21.20
infuse pasien 3x500mg
21.05 Th/oral
Infuse terpasang RL 8 jam/kolf
- Cotrimoxasol :
Mengambil obat pasien didepo
2x2 tablet
farmasi - Paracetamol :
1x1 tablet
Inhalasi
- Pulmicort 1x2ml,
bisovon 10 tetes
31
22.30 (drip) : x1000 mg S : 37,30C
32
30 Jabuari 2015 Dinas Pagi SOAP
0
- Cotrimoxasol : 2x2 tablet Suhu : 37,7 C
33
Tekanan Darah : 100/60 mmHg - Cotrimoxasol :
2x2 tablet
Nadi : 80 x/menit
Inhalasi
Suhu : 37,70C
- Pulmicort:
13.45 Respirasi : 22 x/menit 1x2ml, bisovon
10 tetes
Memberikan makan siang untuk
pasien
34
Memberikan terapi sebagian
- Ceftriaxone : 3x500mg
35
: x1000 mg mentis
Suhu : 37,30C
-P: intervensi dilanjutkan
Respirasi : 24x/menit
Infus RL 8jam/kolf
Nadi : 84x/menit
Th/injeksi
Memberikan obat oral
- Parcetamol
06.35
- Cotrimoxasol : 2x2 Tamoliv (drip)
tablet : 1000 mg
- Ceftriaxone :
07.00 Memberikan sarapan untuk klien 3x500mg
Th/oral
- Cotrimoxasol :
2x2 tablet
36
31 Desember 2015 Dinas Pagi SOAP
13.00 : 1000 mg
-P: Theraphy Lanjutkan
Mengganti infuse dengan RL 8
jam/kolf - Infuse RL 8 jam/kolf
37
Tekanan Darah : 100/60 mmHg Th/oral
38
Respirasi : 22 x/menit
Infus RL 8 jam/kolf
Th/injeksi
- Ceftriaxone :
3x500mg
Hasil :
-A: masalah teratasi
Kesadaran : Compos Mentis sebagian
39
Keadaan umum : baik
40
1 Februari 2015 Dinas Pagi SOAP
Hasil : 1000 mg
- Ceftriaxone :
Keadaan umum : sedang 3x500mg
41
Kesadaran : Compos Mentis Th/oral
42
Nadi :82 x/menit sebagian
Suhu : 37,20C
Th/injeksi
- Ceftriaxone :
3x500mg
Th/oral
- Paracetamol 1x1
tablet
Inhalasi
- Pulmicort: 1x2ml,
bisovon 10 tetes
Pasien di perbolehkan
untuk pulang
- obat dilanjutkan
dirumah
BAB V
43
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hasil akhirnya adalah pasien dalam keadaan lebih baik setelah dilakukan tindakan
dan perawatan di rumah sakit selama lima hari dan pada akhirnya keluarga pasien
meminta kepada pihak rumah sakit agar diperbolehkan untuk pulang dan pemberian
obat therapy dapat dilanjutkan dirumah.
44
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
45
http://agungprasetya140494.blogspot.com/2014/08/asuhan-keperawatan-hivaids.html
http://holidahirwansyah.blogspot.com/2013/10/asuhan-keperawatan-hiv.html
http://asuhanhivaids.blogspot.com/
http://achsanblogers.blogspot.com/2015/01/makalah-asuhan-kaperawatan-pada-
pasien.html
http://wahyunurasih.blogspot.com/2013/02/askep-dengan-pasien-hivaids.html
www.diskes.baliprov.go.id/HIV/AIDS
Dr. Nursalam, M.Nurs (Hons) & Ninuk Dian K, S.Kep.Ns. (2007). Asuhan
Keperawatan Pada Pasien Terinfeksi HIV. Jakarta: PT Salemba Medika
46
NISN : 9983433497
BIODATA PENULIS
47
Nama Peserta : Roro Prahesti
NISN : 9983433497
Golongan Darah :B
48