Anda di halaman 1dari 48

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala

dan infeksi atau sindrom yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh

manusia akibat infeksi virus HIV. Virusnya Human Immunodeficiency Virus HIV

yaitu virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang terkena

virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah terkena

tumor. Meskipun penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju

perkembangan virus, namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan. HIV

umumnya ditularkan melalui kontak langsung antara lapisan kulit dalam (membran

mukosa) atau aliran darah, dengan cairan tubuh yang mengandung HIV, seperti

darah, air mani, cairan vagina, cairan preseminal, dan air susu ibu. Penularan dapat

terjadi melalui hubungan intim (vaginal, anal, ataupun oral), transfusi darah, jarum

suntik yang terkontaminasi, antara ibu dan bayi selama kehamilan, bersalin, atau

menyusui, serta bentuk kontak lainnya dengan cairan-cairan tubuh tersebut.


Penyakit AIDS ini telah menyebar ke berbagai negara di dunia. Bahkan

menurut UNAIDS dan WHO memperkirakan bahwa AIDS telah membunuh lebih

dari 25 juta jiwa sejak pertama kali diakui tahun 1981, dan ini membuat AIDS

sebagai salah satu epidemik paling menghancurkan pada sejarah. Meskipun baru

saja, akses perawatan antiretrovirus bertambah baik di banyak region di dunia,

epidemik AIDS diklaim bahwa diperkirakan 28 juta (antara 2,4 juta dan 3,3 juta)

hidup pada tahun 2005 dan lebih dari setengah juta (570.000) merupakan anak-anak.

Secara global, antara 33,4 dan 46 juta orang kini hidup dengan HIV.Pada tahun 2005,

antara 3,4 dan 6,2 juta orang terinfeksi dan antara 2,4 dan 3,3 juta orang dengan

AIDS meninggal dunia, peningkatan dari 2003 dan jumlah terbesar sejak tahun 1981.
Di Indonesia menurut laporan kasus kumulatif HIV/AIDS sampai dengan 31

Desember 2011 yang dikeluarkan oleh Ditjen PP & PL, Kemenkes RI tanggal 29

1
Februari 2012 menunjukkan jumlah kasus AIDS sudah menembus angka 100.000.

Jumlah kasus yang sudah dilaporkan 106.758 yang terdiri atas 76.979 HIV dan

29.879 AIDS dengan 5.430 kamatian. Angka ini tidak mengherankan karena di awal

tahun 2000an kalangan ahli epidemiologi sudah membuat estimasi kasus HIV/AIDS

di Indonesia yaitu berkisar antara 80.000 – 130.000. Dan sekarang Indonesia menjadi

negara peringkat ketiga, setelah Cina dan India, yang percepatan kasus HIV/AIDS-

nya tertinggi di Asia.

B. Tujuan Penulisan Laporan

1. Tujuan Umum
Untuk mengaplikasikan keterampilan dan pembelajaran yang ada disekolah
serta mendapatkan gambaran secara jelas dalam menerapkan asuhan
keperawatan pada Tn.M dengan kasus HIV/AIDS melalui pendekatan
keperawatan dasar secara langsung dengan berlandasan teori.
2. Tujuan Khusus

Laporan Ini Bertujuan Untuk:

a. Siswa mampu melakukan pengkajian pada Tn.M dengan HIV/AIDS


di RS SENTRA MEDIKA
b. Siswa mampu membuat diagnose keperawatan pada Tn.M dengan
HIV/AIDS di RS SENTRA MEDIKA
c. Siswa mampu membuat perencanaan keperawatan pada Tn.M dengan
HIV/AIDS di RS SENRA MEDIKA
d. Siswa mampu melakukan tindakan keperawatan pada Tn.M dengan
HIV/AIDS di RS SENTRA MEDIKA
e. Siswa mampu membuat evaluasi keperawatan pada Tn.M dengan
HIV/AIDS di RS SENTRA MEDIKA

C. Metode Penyelesaian Laporan

1. Pengamatan dan Wawancara

Pengamatan: dilakukan pengamatan dengan cara melakukan pemeriksaan fisik


dengan melihat keadaan umum dan kesadaran klien.

2
Wawancara: dilakukan dengan klien, dan keluarga, serta berdiskusi dengan
perawat ruangan tim kesehatan lain untuk mendapatkan data yang objektif dan
subjektif.
2. Literatur

Penulisan laporan ini di dapat dalam pembuatan laporan kasus ini


berasal dari buku, internet dan sumber-sumber lainnya yang mengenai
HIV/AIDS.

D. Sistematika Penyusunan Laporan

Agar pembahasan laporan ini lebih rapi dan sistematis maka penulis
menyusun dengan segala kemudahan sehingga memberikan pemahaman yang
mudah dimengerti. Adapun penyusunannya adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN, yang didalamnya mencakup:

A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan Laporan
C. Metode Penyusunan Masalah
D. Sistematika Penyusunan Laporan

BAB II TINJAUAN UMUM PRAKTEK KERJA INDUSTRI


(PRAKERIN) DAN RUMAH SAKIT, yang didalamnya mencakup:

A. Tinjauan Umum Praktek Karya Industri


1. Latar Belakang PRAKERIN
2. Pengertian PRAKERIN
3. Maksud dan Tujuan PRAKERIN
4. Manfaat PRAKERIN
B. Tinjauan Rumah Sakit
1. Sejarah Rumah Sakit Sentra Medika
2. Visi-Misi dan Motto Rumah Sakit Sentra Medika
3. Fasilitas Rumah Sakit Sentra Medika
4. Ruangan di Rumah Sakit Sentra Medika
5. Tenaga Kesehatan Rumah Sakit Sentra medika
6. Lokasi Rumah Sakit Sentra Medika

BAB III TINJAUAN TEORI, Yang mencakup:

A. Devinisi (Pengertian)
B. Etiologi (Penyebab)
C. Patofisiologi (Perjalanan penyakit)
D. Manifestasi Klinis (Tanda dan Gejala)
E. Klasifikasi (Jenis)

3
F. Epidemiologi (Penyebaran Penyakit)
G. Pencegahan
H. Implementasi/penatalakanaan medis dan keperawatan
I. Konsep lima standar keperawatan/ SOAP
J. Catatan perkembangan/ SOAP

BAB IV TINJAUAN KASUS, yang didalamnya mencakup:

A. Pengkajian
B. Diagnosa
C. Intervensi (Perencanaan)
D. Implementasi (Pelaksanaan)
E. Evaluasi
F. Catatan perkembangan SOAP

BAB V PENUTUP, yang didalamnya mencakup:

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BIODATA PENULIS

BAB II

TUJUAN UMUM PRAKERIN DAN RUMAH SAKIT

A. Tinjuan Umum Praktek Karya Industri


1. Latar Belakang PRAKERIN

Sumber Daya Manusia (SDM) adalah suatu ilmu atau cara bagaimana
mengatur hubungan dan peranan sumber daya (tenaga kerja) yang dimiliki oleh
individu secara efisien dan efektif serta dapat digunakan secara maksimal sehingga
tercapai tujuan bersama perusahan.

Pelaksanaan Praktik Kerja Industri (Prakerin) merupakan bagian dari


Pendidikan Sistem Ganda yang merupakan inovasi pada progam SMK dimana
peserta didik melakukan praktek kerja (magang) di perusahaan atau industri yang
merupakan bagian integral dari proses pendidikan dan pelatihan di SMK. Di
Indonesia mulai diberlakukan berdasarkan kurikulum terbaru SMK tahun 1994,
dipertajam dengan kurikulum SMK edisi 2004.
Prakerin bagi siswa SMK adalah untuk mengetahui lebih dini lingkungan
kerja sesuai dengan bidangnya, tidak hanya kompetensi yang dibutuhkan, tetapi juga

4
sosial skil bagaimana berinteraksi dengan sesama teman, anak buah, atasan,
menyampaikan pesan dan perintah, dan lain-lain yang tidak diajarkan disekolah.
Makin lama dan ikut bekerja pada saat prakerin akan lebih mudah beradaptasi
dengan lingkungan kerja pada saat yang bersangkutan lulus. (DR. Gatot Hari
Priowirjanto)

2. Pengertian PRAKERIN
PRAKERIN adalah kegiatan pendidikan, pelatihan dan pembelajaran yang
dilakukan didunia industri dimana siswa berkompetensi (kemampuan) sesuai
bidangnya.

3. Maksud dan Tujuan PRAKERIN


a. Mengimplementasikan meteri yang selama ini didapatkan disekolah
b. Membentuk pola pikir yang konstruktif bagi siswa-siswi PRAKERIN
c. Melatih siswa-siswi untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara
profesional didunia kerja yang sebenarnya
d. Menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan sesuai dengan
bidangnya
e. Menambah jenis keterampilan diimplementasi dalam kehidupan
sehari-hari

4. Manfaat PRAKERIN
a. Siswa-siswi dapat melatih kemampuan secara nyata didunia nyata
b. Sisw-siswi dapat menemukan proses adaptasi dibidang industri
sehingga teori yang dipelajari disekolah dapat terimplementasikan dengan
baik
c. Siswa-siswi dapat merumuskan uraian tiap jenis pekerjaan ditempat
prakerin

B. Tinjauan Rumah Sakit


1. Sejarah Rumah Sakit Sentra Medika
RS SENTRA MEDIKA didirikan pada tanggal 12 juli 1999, dengan jumlah
tempat tidur yang tersedia sebanyak 100 tempat tidur. Pada tanggal 27 Mei
2000 RS Sentra Medika diresmikan oleh Dr. Ahmad Sujudi selaku menteri
Kesehatan.
Pada saat ini tempat tidur yang tersedia di RS SENTRA MEDIKA berjumlah
219 tempat tidur dan merupakan RS Swasta tipe B di Kota Depok dan
sekitarnya.
RS Sentar Medika didukung oloeh dokter umum, dokter spesialis (Jantung,
THT, Anak), dokter non spesialis: dokter bedah tumor dan dokter bedah tulang
(Urologi), serta para medis yang ahli dibidangnya. RS Sentra Medika
diharapkan dapat berperan sebagai pusat rujukan.

5
2. Visi-Misi dan Motto Rumah Sakit Sentra Medika
a. Visi RS Sentra Medika
Menjadikan rumah sakit pilihan dengan memberikan pelayanan yang terbaik
b. Misi RS Senta Medika

Memberikan pelayanan kesehatan yang professional, informative (memberi


informasi
tentang Rumah Sakit) dilingkungan yang bersih dan nyaman kepada masyarakat
dengan biaya yang terjangkau

c. Motto RS Sentra Medika

“Kesehatan anda Prioritas kami”

3. Fasilitas Rumah Sakit Sentra Medika


a. Instalasi Gawat Darurat (IGD)

Melayani pertolongan pertama pada kasus atau penyakit yang tergolong


emergency yaitu melakukan diagnosis dan pengobatan pada penyakit akut
dan cedera yang memerlukan tindakan segera

b. Unit Gawat Darurat (UGD)

Sebelum pasien masuk UGD Pasien masuk ruang Triase dahulu untuk
memilah pasien.

Label yang ada diUGD:

Merah : Emergency

Hijau : tidak terlalu darurat

Putih : memerlukan bantuan hidup dasar

Hitam : untuk orang meninggal

Kuning : memerlukan bantuan tindakan tetapi tidak darurat

c. Instalasi rawat jalan

Unit pelayanan berada dibawah dan bertanggung jawab untuk pasien yang
dianjurkan untuk dapat pulang segera setelah diperiksa.

d. Instalasi rawat inap

Bertugas 24 jam dari hari senin-minggu

6
e. Instalasi bedah

Melayani 24 jam untuk operasi elektif (direncanakan) dan cito (segera),


merupakan salah satu bagian dari sistem pelayanan kesehatan di RS Sentra
Medika.

Recovery Room (RR) merupakan ruangan pemulihan setelah atau


pasca operasi, mempunyai kapasitas 4 tempat tidur.

f. Instalasi farmasi

Merupakan tempat untuk melakukan pengelolaan mulai dari perencanaan,


pengadaan, penyimpanan, peracikan, serta layanan langsung kepada pasien.

g. Laboratorium

Melayani pelayanan pemeriksaan patoligi, klinik patologi, patologi anatomi,


serelogi, bakteriologi dan astrub (gas darah) (analisa gas darah).

h. Radiologi

Melayani pemeriksaan rontgen, USG, CT-scan sengan didukung peralatan


yang canggih, teknologi terkini yang potensial.

4. Ruangan yang terdapat di Rumah Sakit Sentra Medika


1. Amarillys : VIP
2. Orchid : Ruang kelas 1
3. Gladiol : Ruang bedah non infeksi seperti jantung,
stroke, gagal ginjal, hati dan lain-lain. (penyakit yang tidak menular)
fraktur, cedera.
4. Tulip 1 : Ruang kelas II dan III infeksi seperti TB, HIV,
Tifoid, Hepatitis, dan lain-lain (penyakit menular).
5. Daishy : Ruang anak
6. Lily : Ruang anak
7. Radiology : Ruang radiologi
8. Lavender : Ruang kebidanan
9. ICU : Intensive Care Unit
10. ICCU : Intensive Cardiace Care Unit, adalah
ruangan khusus untuk pasien penyakit jantung.
11. HCU : Height Care Unit, adalah pelayanan
yang masih bisa teratasi dan tidak parah.

7
12. PICU : Peadttric Intensive CareUnit, adalah
adalah ruangan yang memerlukan pengawasan khusus dan
memerlukan alat-alat bantu pelayanan untuk anak kecil.
13. NICU : Neonatal Intensive CareUnit, adalah
pelayanan untuk neonates (bayi baru lahir).
14. Perinatologi : adalah pelayanan untuk bayi yang sakit
5. Tenaga Kesehatan Rumah Sakit Sentra Medika
a. Tenaga Medis : 74 orang
b. Tenaga Keperawatan : 173 orang
c. Tenaga Kefarmasian : 24 orang
d. Tenaga Kesehatan Masyarakat : 3 orang
e. Tenaga Gizi : 3 orang
f. Tenaga Keterampilan Fisik : 2 orang
g. Tenaga Non Kesehatan : 125 orang

6. Lokasi Rumah sakit Sentra Medika


Rumah Sakit Sentra Medika
Jl. Raya Bogor KM.33 Sukmajaya Cisalak Depok
Tlp : (021)8743790 Fax : (021) 8743230 IGD : 021 8774 1669
E-mail : marketing@sentramedika-cisalak.com
Website : www.sentramedika-cisalak.com

8
BAB III

TINJAUAN TEORI

A. Devinisi (Pengertian)

HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus pada manusia yang


menyerang system kekebalan tubuh manusia yang dalam jangka waktu yang relatif
lama dapat menyebabkan AIDS. Sedangkan AIDS sendiri adalah suatu sindrom
penyakit yang muncul secara kompleks dalam waktu relatif lama karena penurunan
sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh infeksi HIV.

AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) adalah sindroma yang


menunjukkan defisiensi imun seluler pada seseorang tanpa adanya penyebab yang
diketahui untuk dapat menerangkan terjadinya defisiensi tersebut sepertii keganasan,
obat-obat supresi imun, penyakit infeksi yang sudah dikenal.

B. Etiologi (Penyebab)
Normalnya sel darah putih dan antibodi menyerang dan menghancurkan
organisme asing yang masuk ke dalam tubuh. Respon ini diatur oleh sel darah putih
bernama limposit CD4. Limposit ini juga merupakan target utama HIV. Sekali masuk
ke dalam tubuh, virus memasukkna material genetiknya ke dalam limposit dan
melipatgandakan diri.

Ketika salinan virus baru keluar dari sel induk dan masuk ke dalam aliran
darah, virus akan menyerang sel lain. Sebagai efeknya sel CD4 akan mati. Siklus ini
terus berulang. Pada akhirnya menyebabkan kerusakan sistem imun yang berarti
tubuh tidak akan mempu melawan infeksi bakteri dan virus lain.

C. Patofisiologi (Perjalanan penyakit)

Penyakit AIDS disebabkan oleh Virus HIV. Masa inkubasi AIDS


diperkirakan antara 10 minggu sampai 10 tahun. Diperkirakan sekitar 50% orang
yang terinfeksi HIV akan menunjukan gejala AIDS dalam 5 tahun pertama, dan
mencapai 70% dalam sepuluh tahun akan mendapat AIDS. Berbeda dengan virus lain
yang menyerang sel target dalam waktu singkat, virus HIV menyerang sel target

9
dalam jangka waktu lama. Supaya terjadi infeksi, virus harus masuk ke dalam sel,
dalam hal ini sel darah putih yang disebut limfosit. Materi genetik virus dimasukkan
ke dalam DNA sel yang terinfeksi. Di dalam sel, virus berkembangbiak dan pada
akhirnya menghancurkan sel serta melepaskan partikel virus yang baru. Partikel virus
yang baru kemudian menginfeksi limfosit lainnya dan menghancurkannya.
Virus menempel pada limfosit yang memiliki suatu reseptor protein yang
disebut CD4, yang terdapat di selaput bagian luar. CD4 adalah sebuah marker atau
penanda yang berada di permukaan sel-sel darah putih manusia, terutama sel-sel
limfosit. Sel-sel yang memiliki reseptor CD4 biasanya disebut sel CD4+ atau limfosit
T penolong. Limfosit T penolong berfungsi mengaktifkan dan mengatur sel-sel
lainnya pada sistem kekebalan (misalnya limfosit B, makrofag dan limfosit T
sitotoksik), yang kesemuanya membantu menghancurkan sel-sel ganas dan
organisme asing. Infeksi HIV menyebabkan hancurnya limfosit T penolong, sehingga
terjadi kelemahan sistem tubuh dalam melindungi dirinya terhadap infeksi dan
kanker.
Seseorang yang terinfeksi oleh HIV akan kehilangan limfosit T penolong
melalui 3 tahap selama beberapa bulan atau tahun. Seseorang yang sehat memiliki
limfosit CD4 sebanyak 800-1300 sel/mL darah. Pada beberapa bulan pertama setelah
terinfeksi HIV, jumlahnya menurun sebanyak 40-50%. Selama bulan-bulan ini
penderita bisa menularkan HIV kepada 6 bulan, jumlah partikel virus di dalam darah
mencapai kadar yang stabil, yang berlainan pada setiap penderita. Perusakan sel
CD4+ dan penularan penyakit kepada orang lain karena banyak partikel virus yang
terdapat di dalam darah. Meskipun tubuh berusaha melawan virus, tetapi tubuh tidak
mampu meredakan infeksi. Setelah sekitar orang lain terus berlanjut. Kadar partikel
virus yang tinggi dan kadar limfosit CD4+ yang rendah membantu dokter dalam
menentukan orang-orang yang beresiko tinggi menderita AIDS. 1-2 tahun sebelum
terjadinya AIDS, jumlah limfosit CD4+ biasanya menurun drastis. Jika kadarnya
mencapai 200 sel/mL darah, maka penderita menjadi rentan terhadap infeksi.
Infeksi HIV juga menyebabkan gangguan pada fungsi limfosit B (limfosit
yang menghasilkan antibodi) dan seringkali menyebabkan produksi antibodi yang
berlebihan. Antibodi ini terutama ditujukan untuk melawan HIV dan infeksi yang
dialami penderita, tetapi antibodi ini tidak banyak membantu dalam melawan
berbagai infeksi oportunistik pada AIDS. Pada saat yang bersamaan, penghancuran
limfosit CD4+ oleh virus menyebabkan berkurangnya kemampuan sistem kekebalan
tubuh dalam mengenali organisme dan sasaran baru yang harus diserang.
Setelah virus HIV masuk ke dalam tubuh dibutuhkan waktu selama 3-6
bulan sebelum titer antibodi terhadap HIV positif. Fase ini disebut “periode jendela”

10
(window period). Setelah itu penyakit seakan berhenti berkembang selama lebih
kurang 1-20 bulan, namun apabila diperiksa titer antibodinya terhadap HIV tetap
positif (fase ini disebut fase laten) Beberapa tahun kemudian baru timbul gambaran
klinik AIDS yang lengkap (merupakan sindrom/kumpulan gejala). Perjalanan
penyakit infeksi HIV sampai menjadi AIDS membutuhkan waktu sedikitnya 26
bulan, bahkan ada yang lebih dari 10 tahun setelah diketahui HIV positif. (Heri:
2012)

D. Manfifestasi Klinis (Tanda dan Gejala)

Gejala- gejala yang umum orang yang tertular HIV/AIDS biasanya adalah:

1. Berat badan turun secara mencolok, biasanya lebih dari 10% dalam waktu 1 bulan

2. Demam lebih dari 38 derajat celcius disertai keringat tanpa sebab yang jelas pada
malam hari

3. Diare kronis lebih dari 1 bulan

4. Rasa lelah berkepanjangan

5. Pembesaran kelenjar gatah bening yang menetap, biasanya disekitar leher dan
lipatan paha

6. Gatal-gatal; Herpes kulit serta kelainan lain pada kulit, rambut, mata, rongga
mulut, alat kelamin dan lainnya.

7. Sesak bernapas

8. Batuk-batuk

9. Sariawan disertai sulitnya menelan

10. Kesadaran menurun

11. Penurunan ketajaman penglihatan

12. Bercak hitam kebiruan dikuku dan kulit

E. Klasifikasi (Jenis)

1. Tahap 1: Periode Jendela

11
a) HIV masuk ke dalam tubuh, sampai terbentuknya antibody terhadap HIV dalam
darah

b) Tidak ada tanda2 khusus, penderita HIV tampak sehat dan merasa sehat

c) Test HIV belum bisa mendeteksi keberadaan virus ini

d) Tahap ini disebut periode jendela, umumnya berkisar 2 minggu – 6 bulan

2. Tahap 2: HIV Positif (tanpa gejala) rata-rata selama 5-10 tahun

a) HIV berkembang dalam tubuh

b) Tidak ada tanda-tanda khusus, penderita HIV tampak sehat dan merasa sehat

c) Test HIV sudah dapat mendeteksi status HIV seseorang, karena telah terbentuk
antibody terhadap HIV

d) Umumnya tetap tampak sehat selama 5-10 tahun, tergantung daya tahan tubuhnya
(rata-rata 8 tahun (di negara berkembang lebih pendek)

3. Tahap 3: HIV Positif (muncul gejala)

a) Sistem kekebalan tubuh semakin turun

b) Mulai muncul gejala infeksi oportunistik, misalnya: pembengkakan kelenjar limfa


di seluruh tubuh, diare terus menerus, flu, dll

c) Umumnya berlangsung selama lebih dari 1 bulan, tergantung daya tahan tubuhnya

4. Tahap 4: AIDS

a) Kondisi sistem kekebalan tubuh sangat lemah

b) Berbagai penyakit lain (infeksi oportunistik) semakin parah

F. Epidemiologi
HIV masuk kedalam tubuh manusia melalui berbagai cara yaitu secara
vertical, horizontal dan transeksual. Jadi HIV dapat mencapai sirkulasi sistemitik
secara langsung dengan diperantai benda tajam yang mampu menembus dinding
pembuluh darah atau secara tidak langsung melalui kulit dan mukosa yang tidak

12
intak seperti yang terjadi pada kontak seksual. Begitu mencapai atau dalam sirkulasi
sistemik 4-11 hari sejak paparan pertama HIV dapat dideteksi didalam darah.

Selama dalam sirkulasi tanda dan gejala mulai muncul sepeti panas tinggi,
nyeri sendi, nyeri otot, mual, muntah, sulit tidur, batuk pilek dan lain-lain. Keadaan
ini disebut Acute Retroviral Syndrom. Sindrom akut ini diikuti oleh penurunan CD4.
CD4 adalah sebuah marker atau penanda yang berada dipermukaan lekosit (sel darah
putih). Selain terjadi penurunan CD4, pada masa ini juga terjadi peningkatan kadar
HIV-RNA Viral load dalam plasma. Viral Load akan meningkat dangan cepat pada
awal infeksi dan kemudian turun pada suatu titik tertentu. Dengan semakin
berlanjutnya infeksi keadaan tersebut akan diikuti penuruna hitung CD4 secara
perlahan dalam waktu beberapa tahun dengan laju penurunan CD4 yang lebih cepat
pada kurun waktu 1,5-2,5 tahun sebelum akhirnya penderita HIV jatuh dalam
stadium AIDS.

G. Pencegahan

Tidak ada vaksin untuk mencegah infeksi HIV dan tidak ada penyembuh untuk
AIDS. Jaga kesehatan dan lindungi diri anda dari faktor-faktor resiko adalah jalan
terbaik.
Jika anda HIV negatif maka tindakan yang terbaik adalah:
a. Ketahui apa itu HIV dan bagaimana penularannya
b. Ketahui status kesehatan pasangan seksual anda

c. Gunakan kondom setiap kali melakukan hubungan seksual

d. Pertimbangan untuk melakukan penyunatan pada laki-laki

e. Gunakan jarum suntik steril

f. Waspada terhadap darah transfusi

g. Periksakan kesehatan secara teratur

Jika anda positif mengidap HIV maka anda harus melindungi orang di sekeliling
anda dengan:

a. Lakukan hubungan seksual yang aman dengan memakai kondom

13
b. Beritahukan pasangan anda bahwa anda mengidap HIV

c. Katakan kepada orang lain yang anda rasa perlu untuk tahu bahwa anda
mengidap HIV

d. Jangan berbagi jarum suntik

e. Jangan donorkan darah dan organ anda

f. Jangan berbagi pisau cukur atau sikat gigi

g. Jika anda hamil, ambil perawatan medis secepatnya

HIV tidak ditularkan melalui:

a. Hubungan sosial seperti jabatan tangan, bersentuhan, berciuman biasa,


berpelukan, penggunaan peralatan makan dan minum
b. Gigitan nyamuk
c. Kolam renang, penggunaan kamar mandi atau WC/jamban yang sama
d. Tinggal serumah bersama orang HIV/AIDS (ODHA)

OHIDA yaitu pengidap HIV/AIDS

ODHA yaitu orang yang hidup dengan orang yang mengidap HIV/AIDS (anak, istri,
suami, ayah, ibu atau teman-teman).

H. Implementasi/Pelaksanaan Medis Dan Keperawatan

1. Medis

1. Obat anti piretik, untuk menurukan panas, dapat juga dilakukan kompres

2. Inhalasi, untuk mengurangi batuk tidak berdahak yang dialami pasien

3. Transfusi darah jika Hb dan Ht pasien terus menurun infus RL

2. Keperawatan

1. Pengawasan tanda-tanda vital secara continue

2. Pemeriksaan penunjang

3. Asupan gizi intake output

14
I. Lima Standar Praktik Keperawatan

1. Pengkajian Keperawatan
Definisi
a. Pengkajian keperawatan suatu kegiatan pemeriksaan atau peninjauan
terhadap situasi ataun kondisi uang dialami pasien untuk tujuan perumus
masalah atau diagnose keperawatan.
b. Pengkajian keperawatan: tahap pertama dari proses keperawatan dimana
pengumpulan data dilakukan dengan tujuan mengidentifikasi masalah
actual atau potensial atau resiko.

Kegiatan dalam pengkajian

a. Pengumpulan atau validasi data


b. Validasi data yaitu meyakinkan apakah data yang sudah dikumpulkan
nyata benar atau meragukan.

Koleksi data

1) Mengidentifikasi informasi tentang nama, umur, jenis kelamin,


pekerjaan, dll.
2) Persepsi klien terhadap sakit atau gejala klinis yang dirasakan.
3) Stressor yang mempengaruhi kesehatan klien dan cara
penanganannya.
4) Gaya hidup dan pengaruh sakit terhadap kegiatan sehari-hari
5) Faktor social budaya yang mempengaruhi kesehaan
6) Tingkat perkembangan dan keutuhan

a. Ruang lingkup koleksi data


1) Kebutuhan dasar fisiologi dan psikolog
2) Sumber-sumber kekuatan
3) Kekurangan atau kelemahan atau keterbatasan fisik
4) Kemampuan intelektual, motivasi, dan keterampilan belajar
5) Harapan klien terhadap perawat
6) Pengalaman yang lalu tentang pelayanan kesehatan

Jenis data

a. Data Objektif
1) Disebut juga tanda (sign)
2) Diperoleh berdasarkan observasi atau pemeriksaan
3) Contoh: hasl pengukuran tanda vital (S,N,RR,TD)
b. Data Subjektif
1) Disebut juga gejala (symptom)
2) Ungkapan atau pernyataan klien atau keluarga tentang yang dirasakan
3) Contoh:klien merasa nyeri,khawatir
c. Karakteristik data yang baik
1) Lengkap

15
2) Akurat dan nyata
3) Relevan
d. Pengorganisasian data
1) Mengelompokan data berdasarkan kerangka kerja yang dapat
membantu mengidentifikasi masalah keperawatan
e. Metode pengorganisasian data
1) Berdasarkan hirarki kebutuhan “maslow”
2) Berdasarkan pola fungsi kesehatan “Gordon”
a) Pola persepsi penanganan kesehatan
b) Pola nutrisi metabolisme
c) Pola eliminasi
d) Pola aktivitas latihan
e) Pola istirahat
f) Pola persepsi diri
g) Pola sexual
h) Pola system nilai kepercayaan

2. Diagnosa Keperawatan

Pernyataan singkat dan jelas tentang masalah kesehatan pasien

Proses pemecahan masalah mencakup


a. Identifikasi masalah gangguan kesehatan atau kebutuhan pelayanan
keperawatan

Mencari dan menentukan penyebab permasalahan

Menentukan tanda dan gejala dari masalah cara penulisan diagnose, yaitu
dengan metode: PES (problem, sign atau symptom)

Contoh penulisan diagnose :

“Tn.M umur 28 tahun dengan “HIV/AIDS”

3. Intervensi Keperawatan
Harus mencakup
a. Perumusan tujuan
1) Berfokus pada masyarakat
2) Jelas dan singkat
3) Dapat diukur dan diobservasi
4) Realistis
5) Ada target waktu
6) Melibatkan peran serta masyarakat

Rencana tindakan

1) Tetapkan teknik dan prosedur yang akan digunakan

16
2) Mengarah pada tujuan yang akan dicapai
3) Realistis
4) Disusun berurutan dan ada rasionalnya

Pentingnya dokumentasi rencana asuhan keperawatan

1) Berdasarkan informasi yang penting dan jelas


2) Sebagai alat komunikasi antar perawat
3) Memudahkan melaksanakan masalah keperawatan yang berkelanjut

Tujuan dokumentasi tahap perencanaan:

1) Sebagai kerangka kerja dalam implementasi keperawatan


2) Merupakan inti dokumentasi keperawatan yang berorientasi
3) Sarana komunikasi tim keperawatan kepada pasien
4) Agar semua rencana tindakan dapat dipilih disesuaikan kondisi klien
sehingga efektif

Hal-hal didokumentaskan pada tahap perencanaan:

1) Seperangkat tujuan dan criteria hasil sesuai dengan prioritas masalah


2) Pendidikan kesehatan kepada klien dan kepada keluarga
3) Rencana tindakan harus logis dan operasional

4. Implementasi Keperawatan
a. Merupakan pelaksanaan rencana intervensi keperawatan
b. Terdiri semua aktivitas yang dilakukan oleh perawat dank klien untuk
merubah efek dari masalah dilakukan oleh:
1) Perawat
2) Perawat dan klien
3) Perawat dan keluarga
4) Perawat keluarga dan klien
5) Tenaga keperawatan lain

Kegiatan yang dilakukan:

a. Melanjutkan pengumpulan data dan melakukan pengkajian dan


pengumpulan data, contoh: saat melakukan prosedur memandikan pasien
ditempat tidur atau saat melakukan backrub, perawat akan memperoleh
data tentang status fisik seperti kondisi kulitnya dan kemampuan
pergerakannya
b. Melakukan intervensi keperawatan

Hal-hal yang perlu didokumentasikan pada tahap implementasi:

a. Mencatat waktu dan tanggal pelaksanaan.

17
b. Mencatat diagnose keperawatan nomor beberapa yang dilakukan
intervensi tersebut
c. Mencatat semua jenis intervensi keperawatan termasuk hasilnya. Contoh:
mengompres luka betadine 5% hasil: luka tampak bersih, tidak ada tidak
berbau.
d. Berikan tanda tangan dan nama jelas perawat satu tim kesehatan yang
telah melakukan intervensi.
e. Mendokumentasikan asuhan keperawatan
f. Memberikan laporan keperawatan secara verbal mempermudah rencana
asuhan

5. Evaluasi Keperawatan

1. Evaluasi adalah membandingkan suatu hasil atau perbuatan dengan standar


untuk tujuan pengambilan keputusan yang tepat sejauh mana tujuan tercapai
atau tahap akhir dari proses keperawatan.
2. Evaluasi keperawatan: membandingkan efek atau hasil suatu tindakan
keperawatan dengan norma atau criteria tujuan yang sudah dibuat.
3. Menilai tujuan dalam rencana perawatan tercapai atau tidak.
4. Menilai efektifitas rencana keperawatan atau strategi askep
5. Menentukan efektif atau tidaknya tindakan keperawatan dan perkembangan
pasien terhadap masalah kesehatan.

Tahap Dalam Evaluasi

1. Mengidentifikasi criteria hasil standar untuk mengukur keberhasilan


2. Mengumpulkan data sehubung dengan criteria hasil yang ditetapkan. Contoh :
dalam waktu 1 mgg BB naik satu setengah kg
3. Mengevaluasi pencapaian tujuan dengan membandingkan data yang
dikumpulkan dengan criteria. Contoh: setelah 1 mgg perawat menimbang BB
naik satu setengah kilogram.
4. Modifikasi rencana keperawatan

Tahap dalam Modifikasi Rencana Keperawatan

1. Kumpulan data untuk menentukan apakah timbul masalah baru atau dx tidak
tercapai.
2. Ubah diagnose keperawatan atau masalah kolabotatif yang tidak tepat,
kemudian ganti dengan yang baru
3. Cek kembali daftar dx keperawatan baru dan buat prioritas

Macam Evaluasi:

18
1. Evaluasi formatif
Hasil observasi dan analisa perawat terhadap respon pasien segera pada saat
atau setelah dilakukan tindakan keperawatan dan ditulis pada catatan
keperawatan
Contoh: membantu pasien duduk semiflower, pasien dapat duduk selama 30
menit
2. Evaluasi sumatif atau SOAPIER
Rekasipitulasi dan kesimpulan dari observasi dan analisa status kesehatan
sesuai waktu tujuanditulis pada catatan perkembangan.

J. Catatan Perkembangan / SOAP

A. Definisi

SOAP adalah cara mencatat informasi tentang pasien yang berhubungan


dengan masalah pasien yang terdapat pada catatan keperawatan atau kebidanan. Dan
bersifat sederhana, jelas, logis dan singkat. Prinsip dari metode SOAP ini merupakan
proses pemikiran penatalaksanaan manajemen keperawatan.
Dalam metode SOAP ini memiliki 4 unsur yaitu: S adalah data Subjektif, O adalah
data Objektif, A adalah Analysis atau Assessment dan P adalah Pelaksanaan.

B. Tujuan
1. SOAP merupakan pencatatan yang memuat kemajuan informasi yang
sistematis, mengorganisasikan penemuan kesimpulan sehingga
terbentuk suatu rencana asuhan.
2. SOAP merupakan intisari dari manajemen keperawatan untuk
penyediaan pendokumentasian.
3. SOAP merupakan urutan-urutan yang dapat membantu perawat
mengorganisasikan pikiran dalam pemberian asuhan yang bersifat
komprehensif.

C. Keuntungan Dari SOAP


Lebih sistematis dalam penulisan
1. Penulisan lebih ringkas dan tidak membutuhkan waktu yang lama
2. Mengorganisir pemikiran
3. Lebih banyak digunakan oleh berbagai profesi
4. Memudahkan komunikasi dan kerja sama

D. Kerugian Dari SOAP


1. Tidak terperinci karena rencana untuk selanjutnya tidak ada

19
2. Apabila ada masalah baru maka dibuat SOAP lagi, sehingga
membutuhkan waktu
3. Harus di perbaharui secara terus menerus tentang kondisi pasien
E. Prinsip Dokumentasi SOAP S (Subjektif) Pernyataan atau Keluhan Klien
a. Data Subjektif merupakan data yang berhubungan atau masalah dari
sudut pandang pasien. Tanda gejala subjektif yang diperoleh dari hasil
bertanya dari pasien, suami atau keluarga.
b. Data Objektif merupakan pendokumentasian fisik pasien, pemeriksaan
laboratorium atau pemeriksaan diagnostic lain.
c. Assessment merupakan pendokumentasian hasil analisis dan
iterpretasi (kesimpulan) dari data subjektif dan objektif. Karena
keadaan pasien yang setiap saat bisa mengalami perubahan dan akan
ditemukan informasi baru dalam data subjektif maupun objektif.
d. Pelaksanaan adalah membuat rencana asuhan saat ini dan akan datang
untuk mengusahakan tercapainya kondisi pasien yang sebaik mungkin
atau menjaga atau mempertahankan kesejahteraannya.

F. Langkah-langkah Dalam Metode SOAP


1. Tahap pertama adalah pendokumentasian data subyektif dan obyektif.
Semua data yang telah dikumpulkan didokumentasikan kedalam
format pendokumentasian sesuai dengan situasi klien pada saat itu
2. Tahap kedua adalah setelah data subyektif dan obyektif di
dokumentasikan, dibuat assessment data yang akurat berupa diagnosa
atau masalah yang masalah yang spesifik di dokumentasikan sesuai
dengan nomenklatur diagnosa keperawatan
3. Tahap ketiga adalah Menyusun rencana asuhan Rencana asuhan yang
sudah dirumuskan dengan mencakup setiap hal yang berkaitan dengan
mencangkup setiap hal yang berkaitan dengan semua asuhan
kesehatan
4. Tahap empat adalah pelaksanaan asuhan yang telah direncanakan
asuhan ini didokumentasikan dalam lembar pelaksanaan asuhan
5. Tahap lima adalah mendokumentasikan evaluasi ke efektifan
pelaksanaan rencana asuhan dan pendokumentasian SOAP dimulai
lagi

20
BAB IV

TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN

1. Identitas Pasien

Nama Klien : Tn. M

Tempat, Tanggal, Lahir : Jakarta, 19 Maret 1987

Jenis Kelamin : Laki-laki

Usia : 28 tahun

Status : Sudah menikah

Agama : Islam

Suku Banga : Warga Negara Indonesia

Bahasa Yang Digunakan : Bahasa Indonesia

Pendidika Terakhir : SMA

Pekerjaan : Karyawan Swasta

Alamat : Kp.Tipar G.Roda No.16 Rt. 02 Rw. 04

Cimanggis Depok

Identitas orangtua/pasangan

Nama : Ulfa Nuraini


Tempat, tanggal, lahir : Jakarta, 07 Agustus 1989
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 26 tahun
Status : Sudah menikah
Agama : Islam
Suku bangsa : Warga Negara Indonesia
Bahasa yang digunakan : Bahasa Indonesia
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan : Ibu ramah tangga
Alamat : Kp. Tipar G Roda, Cimanggis Depok

2. Riwayat kesehatan

Keluhan utama:

21
Klien mengatakan mengalami keluhan demam selama 8 hari , batuk-
batuk yang tidak sembuh-sembuh selama 1 bulan, terkadang keringat dingin
pada saat malam hari.

Riwayat kesehatan sekarang:

Klien datang dengan mengeluh demam selama 8 hari, badan lemaas,


nyeri ketika menelan makanan/minuman. Kemudian tanggal 28 Januari 2015
klien dibawa oleh keluarganya ke IGD Sentra Medika jam 13.30 WIB, dan
hasil pengkajian mendapatkan diagnose medis yaitu HIV/AIDS, kemudian
klien menjalani rawat inap diruang Isolasi Gladiol.

Riwayat kesehatan dahulu:

Klien mengatakan sering mengalami demam yang berkepanjangan,


mudah lelah, dan klien sudah menjalalani pengobatan, asupan nutrisi dan pola
kebiasaan sehari-hari, klien tidak mempunyai alergi obat dan tidak pernah
mengkonsumsi obat-obatan terlarang selain dari anjuran dokter.

Riwayat kesehatan keluarga:

Keluarga tidak ada yang memiliki riwayat penyakit keturunan dan


tidak ada riwayat penyakit yang sama dengan klien.

3. Pola kebiasaan sehari-hari

No Pola Nutrisi Di Rumah Di RS


1. Pola Kebiasaan Makan
1) Frekuensi Maka 3 x/hari 3 x/hari
2) Nafsu Makan Sedang Kurang

22
3) Jenis makanan Nasi, lauk ML (makan
pauk dan sayur lunak)
4) Makanan yang
Rendang ayam Telur balado
disukai
5) Alergi makanan Tidak ada Tidak ada
Pola Kebiasaan Normal Normal
Minum
2. Pola Kebisaan
Eliminasi
1) Miksi
4-5x sehari 5-7x sehari
Frekuensi
Kuning pekat Kuning jernih
Warna
Tidak ada Tidak ada
Keluhan saat miksi
2) Defekasi
1-3x sehari 2-4x sehari
Frekuensi
Lunak Lunak
Konsistensi
Kecoklatan Kecoklatan
Warna
Tidak ada Tidak ada
Keluhan saat defekasi
3. Pola Kebiasaan
Personal Hygiene
1-2x sehari 1-2x sehari
1) Frekuensi Mandi
2x sehari 1-2x sehari
2) Oral hygiene
1x/2 hari 1x/3 hari
3) Cuci rambut

4. Pola Kebiasaan
Istirahat dan Tidur
6-8/hari 7-8/hari
1) Tidur malam
1-2/hari 1-4/hari
2) Tidur siang
5. Pola Kebiasaan
Aktifitas dan Latihan
7-9 jam/hari Tidak bekerja
1) Lama bekerja
dalam sehari 1x/minggu Tidak
2) Frekuensi olahraga Lari pagi
berolahraga
3) Jenis olahraga
5. Pola Kebiasaan Yang
Mempengaruhi
Kesehatan Tidak pernah Tidak pernah
1) Merokok Tidak pernah Tidak pernah
2) Minuman berakohol

4. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan Umum : Sedang
b. Kesadaran : Compos Mentis
c. Tanda-tanda Vital
1) Nadi : 82x/menit
2) Suhu : 38,6oC

23
3) Pernafasaan : 22x/menit
4) Tekanan Darah : 110/60 MmHg
5) Berat Badan Sebelum Sakit : 76 kg
6) Berat Badan Sekarang : 64 kg
7) Tinggi Badan : 170 cm
8) Kepala dan Wajah
a) Rambut : Normal
b) Wajah : Normal
9) Sistem Penglihatan
a) Posisi Mata : Normal
b) Pergerakan Bola Mata : Normal
c) Konjungtivita : Merah muda/tidak anemis
d) Sklera : Tidak ikterik
e) Pemakai Kacamata : Tidak menggunakan
f) Pemakaian Lensa Mata : Tidak memakai
10) Sistem Pendengaran
a) Daun Telinga : Normal
b) Kondisi Telinga : Normal
c) Cairan dari Telinga : Tidak ada
d) Perasaan Penuh Ditelinga : Tidak
e) Fungsi Pendengaran : Normal
f) Pemakaian Alat Bantu : Tidak ada system wicara
11) Sistem Berbicara : Bicara lancar
12) Sistem Pernafasan
a) Jalan Nafas : Normal
b) Frekuensi : 22x/menit
c) Irama : Irama teratur
d) Batuk : Ada (tidak berdahak)
e) Sputum : Tidak ada
f) Suara Nafas : Normal
13) Sistem Abdomen
a) Nyeri Abdomen : Tidak ada
b) Kelainan Yang Ditemukan : Tidak ada
14) Sistem Eskreminitas
a) Eksreminitas Atas : Terlihat simetris telah terpasang RL
8jam/kolf pada tangan bagan kiri, tidak ada oedema.
b) Eskreminitas Bawah : tidak ada oedema
15) Pemeriksaan Penunjang
Tanggal 29 Januari 2015

Hematologi Rutin Hasil Satuan Nilai Normal


B.
Hemoglobin 12,7gr/dl Gr/dl 11,7-15,5

Hematokrit 37% % 35-47

Trombosit 317/ul /ul 150.000-450.000

Leukosit 7.000/ul /ul 3.600-11.000

Diagnosa

24
1. Dignosa Medis: “Tn.M dangan HIV/AIDS”

2. Diagnosa Keperawatan: “Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan tidak


stabilnya suhu badan (hipertermi) dan batuk yang tidak berdahak”

C. Perencanaan

 Beri penjelasan hasil pemeriksaan kepada klien dan keluarga


 Observasi keadaan umum, kesadaran dan tanda-tanda vital
 Atur posisi yang nyaman bagi klien
 Anjurkan klien untuk beristirahat yang cukup
 Beri klien untuk minum air putih hangat
 Anjurkan klien untuk dikompres jika demam
 Beri klien tranfusi darah dengan golongan B
 Kolaborasi dengan tenaga medis pasang infus RL 8 jam/kolf
 Kolaborasi dengan Dr.Teguh Sp.Pd dalam pemberian therapy
o Ceftriaxone : 1x500mg (iv)
o Cotrimoxasol : 2x2 tablet (oral)
o Paracetamol Tamoliv (drip) : 2x1000 mg (iv)
o Inhalasi :2x/hari

D. Pelaksanaan (Implementasi)

 Memberi penjelasan hasil pemeriksaan kepada klien dan keluarga


 Mengobservasi keadaan umum, kesadaran dan tanda-tanda vital
 Mengatur posisi yang nyaman bagi klien
 Menganjurkan klien untuk beristirahat yang cukup
 Menganjurkan klien untuk minum air putih hangat
 Menganjurkan klien untuk dikompres jika demam
 Melakukan transfusi darah dengan golongan B
 Berkolaborsi dengan medis memasangkan infus RL 8/jam/kolf
 Berkolaborasi dengan dokter therapy instruksi nya adalah :
 Rawat inap
 Memberikan therapy
o Ceftriaxone : 3x500mg (iv)
o Cotrimoxasol : 2x2 tablet (oral)
o Paracetamol Tamoliv (drip) : 2x1000 mg (iv)
o Inhalasi : 2x/hari
o Berkolaborasi dangan spesialis penyakit dalam. Klien
diberikan diit makan lunak rendah serat

E. EVALUASI

1. Klien dan keluarga mengerti tentang penjelasan informasi dan pendidikan


kesehatan yang telah di berikan
2. Keadaan umum sedang , kesadaran compos mentis , dan tanda-tanda vital

25
Tekanan darah : 110/60 mmHg
Suhu : 38.6 derjat celcius
Nadi : 82x/menit
Pernafasan : 22x/menit
3. Klien nyaman dengan posisi supinasi
4. Klien terpasang infuse jam 14.15 wib
5. Infuse terpasang RL 8 jam/kolf di tangan kiri, tetesan lancar tidak ada
tanda-tanda phlebitis
6. Masalah teratasi sebagian

Catatan Perkembangan (SOAP)

TANGGAL/JAM PELAKSANAAN EVALUASI

28 Januari 2015 SOAP


13.30 WIB Pemberitahuan dari UGD, dengan
-S: Klien mengatakan
keluhan demam selama 8 hari,

26
badan lemaas, nyeri saat menelan, dalam keadaan lemas,
sakit kepala, nafsu makan terasa pusing, sulit
menurun, riwayat alergi obat tidak menelan dan panas
ada, alergi pada makanan tidak dingin
ada, riwayat asma tidak ada,
-O: keadaan umum
riwayat hipertensi tidak ada
lemah kesadaran
Keadaan umum : Sedang compos mentis

Kesadaran : Compos Tanda-tanda Vital


Mentis
Tekanan darah: 110/60
Terpasang infuse RL 8 jam/kolf mmHg

Tanda-Tanda Vital : Suhu : 38,6 0C

Tekanan Darah : 110/60 mmHg Nadi : 82x/menit

Suhu : 38,6 0C Respirasi : 22 x/menit

Nadi : 82x/menit -A: masalah belum


teratasi
Respirasi : 22x/menit
-P: theraphy lanjutkan
Berat Badan : 64 kg
Infus RL 8 jam/kolf
Beri tahu Dr.Teguh Sp.Pd
Th/injeksi
- Infuse RL 8 jam/kolf
- Pemeriksaan Lab
- Ceftriaxone :
- Pemberian obat therapy
- Ceftriaxone : 3x500mg (iv) 3x500mg
- Paracetamol Tamoliv (drip) - Paracetamol
: 2x1000 mg (iv) Tamoliv (drip) :
- Cotrimoxasol : 2x2 tablet 2x1000 mg
(oral)
- Pemberian obat inhalasi Th/oral
pulmicort 1x2ml, bisovon 10 tetes,
- Cotrimoxasol :
2 x/hari
2x2 tablet

27
TANGGAL/JAM PELAKSANAAN EVALUASI

29 Januari 2015

Dinas pagi SOAP

07.00 Mengobservasi keadaan umum, -S: Klien mengatakan


dan infuse pasien, terpasang infuse badan terasa lemas
RL 8jam/kolf tetesan lancar tidak
ada tanda-tanda phlebitis
-O: keadaan umum
08.30 Menawarkan posisi nyaman pada
sedang, kesadaran
pasien, dan menganjurkan untuk
compos mentis
banyak minum air putih dan
memberikan makan pagi untuk TD : 110/70 mmHg
klien
S : 38,40C
Mengobservasi keadaan umum,
09.45 N : 82x/menit
kesadaran dan tanda-tanda vital
R : 22x/menit
Hasil :

Kesadaran : Compos Mentis


-A: masalah belum
Keadaan umum : sedang
taratasi
Tekanan Darah : 110/70 mmHg

Suhu : 38,40C
-P: intervensi dilanjutkan
Respirasi : 22x/menit
Infus RL 8jam/kolf
Nadi : 82x/menit
Th/injeksi
Memberikan makan siang untuk
- Parcetamol
12.00 pasien
Tamoliv (drip)
Memberikan klien kompres

28
kepalanya dengan air hangat : 1000 mg
- Ceftriaxone:
13.45 3x500mg
Th/oral

- Cotrimoxasol :
2x2 tablet

TANGGAL/JAM PELAKSANAAN EVALUASI

29
29 Januari 2015 Dinas Sore SOAP

14.00 Mengobservasi keadaan umum dan -S: klien mengatakan


infuse. tetesan infuse lancar, klien masih batuk dan
terpasang infuse RL 8jam/kolf demam masih naik turun

Menganjurkan untuk banyak


14.30 minum air putih
-O: keadaan umum
15.20 cek H2TL tanggal 29, Januari 2015 sedang, kesadaran
compos mentis
16.00 Mengobservasi keadaan umum,
kesadaran dan tanda-tanda vital Tekanan darah : 110/70
mmHg
Tekanan darah : 110/70 mmHg

0
Suhu : 38,80C
Suhu : 38,8 C
Nadi : 84x/menit
Nadi : 84x/menit
Respirasi : 24x/menit
Respirasi : 24x/menit
Hasil pemeriksaan
Memberikan makanan untuk
17.00 H2TL :
pasien
1. Hemoglobin :
Dr.Teguh Sp.Pd visit memberikan
12,7gr/dl
18.00 obat oral Paracetamol 1x1 tablet
2. Hematokrit : 37%
19.00 Memberikan obat oral sesuai
intruksi dokter Paracetamol 1x1 3. Trombosit : 317/ul
tablet dan cotrimoxasol: 2x2tablet
4. Leukosit : 7.000/ul
Mengganti sarung bantal klien
-A: masalah belum
19.15
Memberikan obat injeksi sesuai teratasi
20.00 dengan intruksi dokter

20.30 - Ceftriaxone : 3x500mg


-P: intervensi dilanjutkan
Memberikan inhalasi

30
- Pulmicort 1x2ml, bisovon Infus RL 8 jam/kolf
10 tetes
21.00 Th/injeksi
Membantu menggantikan cairan - Ceftriaxone :
21.20
infuse pasien 3x500mg
21.05 Th/oral
Infuse terpasang RL 8 jam/kolf
- Cotrimoxasol :
Mengambil obat pasien didepo
2x2 tablet
farmasi - Paracetamol :
1x1 tablet
Inhalasi

- Pulmicort 1x2ml,
bisovon 10 tetes

TANGGAL/JAM PELAKSANAAN EVALUASI

29 Januari 2015 Dinas Malam SOAP

21.00 Mengobservasi keadaan umum, -S: Klien mengatakan


dan infuse pasien, terpasang infuse sedikit merasa baik dan
RL 8jam/kolf tetesan lancar tidak sudah tidak panas lagi
ada tanda-tanda phlebitis

22.00 Menyiapkan obat oral dan injeksi


-O: keadaan umum: Baik
untuk klien
kesadaran : compos
Memberikan obat injeksi
22.15 mentis
- Paracetamol tamoliv
TD : 110/80 mmHg

31
22.30 (drip) : x1000 mg S : 37,30C

Mengganti cairan infuse dengan N : 84x/menit


RL 8 jam/kolf
06.00 R : 24x/menit
Mengobservasi keadaan umum,
kesadaran dan tanda-tanda vital
-A: masalah teratasi
Hasil :
sebagian
Kesadaran : Compos Mentis

Keadaan umum : baik


-P: intervensi dilanjutkan
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Infus RL 8jam/kolf
Suhu : 37,30C
Th/injeksi
Respirasi : 24x/menit
- Parcetamol
Nadi : 84x/menit Tamoliv (drip)
06.35 : 1000 mg
Memberikan obat oral - Ceftriaxone :
07.00
- Cotrimoxasol : 2x2 tablet 3x500mg
Th/oral
Memberikan sarapan untuk klien
- Cotrimoxasol :
2x2 tablet

TANGGAL/JAM PELAKSANAAN EVALUASI

32
30 Jabuari 2015 Dinas Pagi SOAP

07.00 Mengobservasi keadaan umum dan -S: Klien mengatakan


cairan infuse pasien. lemas, dan mersa pusing

Tetesan infuse lancar, Infuse RL 8


jam/kolf
-O:Keadaan Umum:
08.00
Melakukan inhalasi sedang

- Pulmicort: 1x2ml, bisovon Kesadaran : Compos


10 tetes Mentis

Obat injeksi Tekanan Darah : 100/60


mmHg
- Ceftriaxone : 3x500mg
Obat oral Nadi : 80 x/menit

0
- Cotrimoxasol : 2x2 tablet Suhu : 37,7 C

10.30 Memberikan kompres air hangat Respirasi : 22 x/menit


pada pasien

Memberikan obat injeksi


-A: masalah belum
12.00
- Parcetamol Tamoliv(drip) teratasi

: 1000 mg -P: Theraphy Lanjutkan


13.00 Mengganti infuse dengan RL 8 - Infuse RL 8 jam/kolf
jam/kolf
Th/injeksi
13.30 Mengobservasi keadaan umum,
kesadaran, dan Tanda-tanda vital. - Parcetamol
Tamoliv (drip)
Hasil :
: 1000 mg
- Ceftriaxone :
Keadaan umum : sedang
3x500mg
Kesadaran : Compos Mentis Th/oral

33
Tekanan Darah : 100/60 mmHg - Cotrimoxasol :
2x2 tablet
Nadi : 80 x/menit
Inhalasi
Suhu : 37,70C
- Pulmicort:
13.45 Respirasi : 22 x/menit 1x2ml, bisovon
10 tetes
Memberikan makan siang untuk
pasien

TANGGAL/JAM PELAKSANAAN EVALUASI

30 Januari 2015 Dinas Sore SOAP

14.00 Mengobservasi keadaan umum, -S: klien mengatakan


dan cairan infuse pasien. masih terasa lemas tidak
ada perubahan, tetapi
Tetesan infuse lancar, infuse
batuk-batuk mulai
terpasang RL 8 jam/kolf
jarang-jarang
Dr.Teguh Sp.Pd visit memberikan
15.15 intruksi yaitu lakukan transfusi
darah secepatnya dan berikan obat -O: keadaan umum
oral tambahan Paracetamol 1x1 sedang, kesadaran
tablet compos mentis

16.00 Membantu menyiapkan obat oral, Tekanan darah : 100/70


injeksi dan kantung darah sesuai mmHg
dengan intruksi dokter
Suhu : 37,80C
Membantu melakukan transfusi
Nadi : 82x/menit
16.25 darah dengan golongan darah B.
tetesan lancar Respirasi : 22x/menit
17.25
Mengganti infuse klien dengan
NaCl 0,9%. Tetesan lancar
-A: masalah teratasi
18.30

34
Memberikan terapi sebagian

- Ceftriaxone : 3x500mg

Dan obat oral sesuai dengan -P: intervensi dilanjutkan


intruksi dokter
Infus RL 8 jam/kolf dan
- Paracetamol : 1x1tablet infuse tambahan NaCl
19.30
0,9%
Menyiapkan kompres air hangat
19.45
Th/injeksi
Mengobservasi keadaan umum,
kesadaran, dan tanda-tanda vital - Ceftriaxone :
3x50mg
Tekanan Darah : 100/70 mmHg
 Dan transfusi
Nadi :82 x/menit
darah dengan
Suhu : 37,80C golongan B
20.00
Respirasi : 22 x/menit Th/oral

Mengganti infuse klien dengan RL - Paracetamol :


8jam/kolf 1x1tablet

TANGGAL/JAM PELAKSANAAN EVALUASI

30 Januari 2015 Dinas Malam SOAP

21.00 Mengobservasi keadaan umum, -S: Klien mengatakan


dan infuse pasien, terpasang infuse keadaan sedikit
RL 8jam/kolf tetesan lancar tidak membaik, sudah tidak
ada tanda-tanda phlebitis panas lagi

22.00 Menyiapkan obat oral dan injeksi


untuk klien
-O: keadaan umum: Baik
Memberikan obat injeksi
22.15 kesadaran : compos
- Paracetamol tamoliv (drip)

35
: x1000 mg mentis

Mengganti cairan infuse dengan TD : 110/80 mmHg


RL 8 jam/kolf
22.30 S : 37,20C
Mengobservasi keadaan umum,
06.00 N : 84x/menit
kesadaran dan tanda-tanda vital
R : 24x/menit
Hasil :

Kesadaran : Compos Mentis


-A: masalah teratasi
Keadaan umum : baik
sebagian
Tekanan Darah : 110/70 mmHg

Suhu : 37,30C
-P: intervensi dilanjutkan
Respirasi : 24x/menit
Infus RL 8jam/kolf
Nadi : 84x/menit
Th/injeksi
Memberikan obat oral
- Parcetamol
06.35
- Cotrimoxasol : 2x2 Tamoliv (drip)
tablet : 1000 mg
- Ceftriaxone :
07.00 Memberikan sarapan untuk klien 3x500mg
Th/oral

- Cotrimoxasol :
2x2 tablet

TANGGAL/JAM PELAKSANAAN EVALUASI

36
31 Desember 2015 Dinas Pagi SOAP

07.00 Mengobservasi keadaan umum -S: Klien mengatakan


dan cairan infuse pasien. lemas

Tetesan infuse lancar, Infuse RL 8


jam/kolf
-O:Keadaan Umum:
Melakukan inhalasi sedang
08.00
- Pulmicort: 1x2ml, bisovon Kesadaran : Compos
10 tetes Mentis

Obat injeksi Tekanan Darah : 100/60


mmHg
- Ceftriaxone : 3x500mg
Obat oral Nadi : 80 x/menit

- Cotrimoxasol : 2x2 Suhu : 37,70C


tablet
Respirasi : 22 x/menit
10.30
Memberikan kompres hangat pada
pasien
-A: masalah belum
12.00 Memberikan obat injeksi
teratasi

- Parcetamol Tamoliv (drip)

13.00 : 1000 mg
-P: Theraphy Lanjutkan
Mengganti infuse dengan RL 8
jam/kolf - Infuse RL 8 jam/kolf

Mengobservasi keadaan umum, Th/injeksi


13.30 kesadaran, dan Tanda-tanda vital. - Parcetamol

Hasil : Tamoliv (drip)


: 1000 mg
Keadaan umum : sedang - Ceftriaxone :
3x500mg
Kesadaran : Compos Mentis

37
Tekanan Darah : 100/60 mmHg Th/oral

Nadi : 80 x/menit - Cotrimoxasol :


2x2 tablet
Suhu : 37,70C
Inhalasi
Respirasi : 22 x/menit
- Pulmicort:
13.45 Memberikan makan siang untuk 1x2ml, bisovon
pasien 10 tetes

TANGGAL/JAM PELAKSANAAN EVALUASI

31 Januari 2015 Dinas Sore SOAP

14.00 Mengobservasi keadaan umum, -S: klien mengatakan


dan cairan infuse pasien. keadaan jauh lebih baik
dank lien meminta agar
Tetesan infuse lancar, infuse
sesegera mungkin untuk
terpasang RL 8 jam/kolf
pulang
Dr.Teguh Sp.Pd visit keadaan
15.45 klien semakin baik, jika besok
keadaan klien memungkinkan -O: keadaan umum baik,
kleien sudah bisa dapat pulang kesadaran compos mentis
17.25
Memberikan terapi Tekanan darah : 110/70
mmHg
- Ceftriaxone : 3x500mg
Suhu : 37,30C
Mengobservasi keadaan umum,
17.30 kesadaran, dan tanda-tanda vital Nadi : 82x/menit

Tekanan Darah : 110/70 mmHg Respirasi : 22x/menit

Nadi :82 x/menit

Suhu : 37,30C -A: masalah teratasi


sebagian

38
Respirasi : 22 x/menit

-P: intervensi dilanjutkan

Infus RL 8 jam/kolf

Th/injeksi

- Ceftriaxone :
3x500mg

TANGGAL/JAM PELAKSANAAN EVALUASI

31 Januari 2015 Dinas Malam SOAP

21.00 Mengobservasi keadaan umum, -S: Klien mengatakan


dan infuse pasien, terpasang keadaan sudah membaik
infuse RL 8jam/kolf tetesan dan sudah tidak sabar
lancar tidak ada tanda-tanda untuk pulang
phlebitis

Menyiapkan obat oral dan injeksi


22.00 -O: keadaan umum: Baik
untuk klien
kesadaran : compos
Memberikan obat injeksi
mentis
22.15
- Paracetamol tamoliv
TD : 110/80 mmHg
(drip) : x1000 mg
S : 37,30C
22.30 Mengganti cairan infuse dengan
RL 8 jam/kolf N : 84x/menit

Mengobservasi keadaan umum, R : 24x/menit


06.00
kesadaran dan tanda-tanda vital

Hasil :
-A: masalah teratasi
Kesadaran : Compos Mentis sebagian

39
Keadaan umum : baik

Tekanan Darah : 110/70 mmHg -P: intervensi dilanjutkan

Suhu : 37,30C Infus RL 8jam/kolf

Respirasi : 24x/menit Th/injeksi

Nadi : 84x/menit - Parcetamol


Tamoliv
06.35
(drip) : 1000
Memberikan obat oral mg
- Ceftriaxone :
- Cotrimoxasol : 2x2 3x500mg
tablet Th/oral
07.00
Memberikan sarapan untuk klien - Cotrimoxasol :
2x2 tablet

TANGGAL/JAM PELAKSANAAN EVALUASI

40
1 Februari 2015 Dinas Pagi SOAP

07.00 Mengobservasi keadaan umum -S: Klien mengatakan


dan cairan infuse pasien. sedikit pusing tetapi sudah
tidak sabar untuk pulang
Tetesan infuse lancar, Infuse RL
8 jam/kolf

Melakukan inhalasi -O:Keadaan Umum: baik


08.00
- Pulmicort: 1x2ml, Kesadaran : Compos
bisovon 10 tetes Mentis

Obat injeksi Tekanan Darah : 110/80


mmHg
- Ceftriaxone : 3x500mg
Obat oral Nadi : 80 x/menit

- Cotrimoxasol : 2x2 Suhu : 37,20C


tablet
Respirasi : 22 x/menit
Memberikan kompres hangat
10.30 pada pasien
-A: masalah teratasi
Memberikan obat injeksi
sebagian
12.00 - Parcetamol Tamoliv
(drip) : 1000 mg
-P: Theraphy Lanjutkan
13.00 Mengganti infuse dengan RL 8
jam/kolf - Infuse RL 8 jam/kolf

Mengobservasi keadaan umum, Th/injeksi


13.30 kesadaran, dan Tanda-tanda - Parcetamol
vital.
Tamoliv (drip) :

Hasil : 1000 mg
- Ceftriaxone :
Keadaan umum : sedang 3x500mg

41
Kesadaran : Compos Mentis Th/oral

Tekanan Darah : 100/60 mmHg - Cotrimoxasol :


2x2 tablet
Nadi : 80 x/menit
Inhalasi
Suhu : 37,70C
- Pulmicort: 1x2ml,
13.45 Respirasi : 22 x/menit bisovon 10 tetes

Memberikan makan siang untuk


pasien

TANGGAL/JAM PELAKSANAAN EVALUASI

01 Februari 2015 Dinas Sore SOAP

14.00 Mengobservasi keadaan umum, -S: klien mengatakan


dan cairan infuse pasien. hanya sedikit pusing

Tetesan infuse lancar, infuse


terpasang RL 8jam/kolf
-O: keadaan umum: baik
Membantu menyiapkan obat oral
Kesadaran : Compos
16.00 sesuai dengan intruksi dokter
Mentis
Memberikan terapi
Tekanan Darah : 110/70
16.30 - Ceftriaxone : 3x500mg mmHg
Dan obat oral tambahan sesuai
Nadi : 82 x/menit
intruksi dokter Paracetamol 1x1
tablet Suhu : 37,20C
Mengobservasi keadaan umum,
18.00 Respirasi : 22 x/menit
kesadaran, dan tanda-tanda vital

Tekanan Darah : 110/70 mmHg


-A: masalah teratasi

42
Nadi :82 x/menit sebagian

Suhu : 37,20C

Respirasi : 22 x/menit -P : Theraphy Lanjutkan

Memberikan obat terapi Inhalasi - infuse terpasang


- Pulmicort: 1x2ml, RL 8jam/kolf
18.20
bisovon 10 tetes

Th/injeksi
- Ceftriaxone :
3x500mg
Th/oral

- Paracetamol 1x1
tablet

Inhalasi
- Pulmicort: 1x2ml,
bisovon 10 tetes

-Jam 19.48 Dr.Teguh


Sp.Pdvisit

Pasien di perbolehkan
untuk pulang

- obat dilanjutkan
dirumah

- kontrol hari sabtu 07


Februari 2015

BAB V

43
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Penulis telah melakukan PRAKERIN Sentra Medika yang baralamatkan di


Jl.Raya Bogor KM.33 Sukmajaya Cisalak, Depok Indonesia, selama 60 hari dari
tanggal 15 Desember 2014 sampai dengan tanggal 15 Februari 2015.

Setelah dilakukan pengkajian dan anamnesa didapatkan pasien dengan


keluhan demam selama 8 hari , sakit kepala, batuk-batuk yang tidak sembuh-sembuh
selama 1 bulan, terkadang keringat dingin pada saat malam hari. Setelah dilakukan
pemeriksaan fisik keadaan umum keadaan sedang, kesadaran compos mentis,
tekanan darah rendah, suhu tidak stabil, nadi dan pernafasan dalam batas normal.
Pemeriksaan fisik ini dilakukan berdasarkan teori.

Dari hasil pengkajian, pemeriksaan fisik ditambah dengan pemeriksaan


penunjang didapatkan diagnose HIV/AIDS. Perencanaan berdasarkan diagnose hari
pertama yaitu obsrvasi keadaan umum, observasi kesadaran, observasi tanda-tanda
vital, pemasangan infuse, berkolaborasi dengan dokter spesialis, memberikan therapy
injeksi dan oral, monitor cairan infuse, dan diberikaan Diit makan lunak.

Pelaksanaan berdasarkan perencanaan yang ada yaitu mengobservasi keadaan


umum, mengobservasi kesadaran, mengobservasi suhu klien, mengobservasi tanda-
tanda vital, memasang infuse, memberikan obat injeksi, menawaran pasien makan,
memberikan air hangat untuk lap badan, menganjurkan banyak minum air putih,
menganjurkan untuk makan sedikit tetapi sering, dan melakukan kolaborasi dengan
dokter dalam pemberian obat .

Setelah dilakukan tindakan keperawatan lalu pasien di evaluasi untuk dilihat


perkembangan penyakitnya.

Hasil akhirnya adalah pasien dalam keadaan lebih baik setelah dilakukan tindakan
dan perawatan di rumah sakit selama lima hari dan pada akhirnya keluarga pasien
meminta kepada pihak rumah sakit agar diperbolehkan untuk pulang dan pemberian
obat therapy dapat dilanjutkan dirumah.

44
B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis hanya menyampaikan beberapa


saran
sebagai berikut:

1. Saran untuk pasien:

Diharapkan kepada pasien untuk menjaga kesehatannya dan menjaga


kebersihan baik personal maupun lingkungannya.

2. Saran untuk Rumah Sakit

a. Kedisiplinan dan kerapihan para pegawai perlu ditingkatkan lagi, agar


kegiatan atau pekerjaan dapat diselesaikan tepat waktu.
b. Terus meningkatkan kebersihan dilingkungan Rumah Sakit agar selalu
terlihat bersih dan memberi kenyamanan kepada pasien.
c. Selalu memberikan pelayanan dengan sepenuh hati dan maksimal agar
pasien merasa senang dan nyaman.

3. Saran untuk penulis:

a. Penulis dapat menambah ilmu pengetahuan serta mengaplikasikan


ilmu yang
telah didapat di sekolah dengan ilmu yang didapat selama di Rumah Sakit

b. Penulis mendapat pengalaman bagaimana proses kerja di Rumah Sakit

c. Penulis dapat melakukan pengkajian sampai dengan evaluasi.

DAFTAR PUSTAKA

45
http://agungprasetya140494.blogspot.com/2014/08/asuhan-keperawatan-hivaids.html

http://holidahirwansyah.blogspot.com/2013/10/asuhan-keperawatan-hiv.html

http://asuhanhivaids.blogspot.com/

http://achsanblogers.blogspot.com/2015/01/makalah-asuhan-kaperawatan-pada-
pasien.html

http://wahyunurasih.blogspot.com/2013/02/askep-dengan-pasien-hivaids.html

www.diskes.baliprov.go.id/HIV/AIDS

Dr. Nursalam, M.Nurs (Hons) & Ninuk Dian K, S.Kep.Ns. (2007). Asuhan
Keperawatan Pada Pasien Terinfeksi HIV. Jakarta: PT Salemba Medika

Format Bimbingan Laporan Kasus

46
NISN : 9983433497

Nama Siswa : Roro Prahesti

Guru Bembimbing : Ibu Uji Rusmini.SKM

No Tanggal Materi Bambingan Perbaikan Tanda Tangan

BIODATA PENULIS

47
Nama Peserta : Roro Prahesti

NISN : 9983433497

Program Keahlian : Keperawatan

Tempat/ Tgl Lahir : Bogor, 27 September 1998

Riwayat Pendidikan : SD Negeri Mekarjaya 2 Depok

SMP Perintis Depok

SMK Kesehatan Bhakti Insani 2013-Sekarang

Golongan Darah :B

Catatan Kesehatan : Sehat

Alamat : Jl. Letnan Hatta Sukirman Rt/Rw 003/02 No.72

Kel.Mekarjaya Kec.Sukmajaya. Kota Depok

Nama Ayah : Muhammad Mahmudin

Riwayat Pendidikan : STM

Nama Ibu : Mira Hanifah

Riwayat pendidikan : SMA

Alamat orang tua : Jln. Letnan Hatta Sukirman

48

Anda mungkin juga menyukai