PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
mencapai 120 juta jiwa setiap tahunnya dan sekitar 1,4 juta orang meninggal.
Sekitar 95% kematian yang disebabkan ISPA terjadi di negara- negara dengan
kematian yang disebabkan ISPA di Indonesia mencapai 17% setiap tahunnya dan
sebagian besar terjadi pada anak dengan usia di bawah 5 tahun. Sementara itu,
prevalensi terjadinya ISPA di Propinsi Jawa Tengah pada tahun 2013 menduduki
ISPA disebabkan oleh virus, bakteri, dan jamur. ISPA akan menyerang host
apabila imunitas tubuh menurun (Sukarto et al., 2016). Faktor risiko yang
kebakaran hutan, polusi udara dan asap rokok, perilaku yang kurang baik terhadap
kesehatan diri serta rendahnya gizi pada masyarakat (Daroham dan Mutiatikum,
2009).
paling umum terjadi pada anak-anak. Hal ini terjadi karena sistem kekebalan
influenza, otitis media akut, sinusitis dan faringitis. Infeksi saluran pernapasan
atas akut (ISPaA) menyebabkan peradangan serta infeksi pada hidung dan
atas akut disebabkan oleh virus dan bakteri. Virus yang sebagian besar
dan virus influenza. Bakteri yang paling umum menyebabkan (ISPA) adalah
al., 2013).
antibiotik yang tidak tepat, dapat menimbulkan bakteri yang resisten terhadap
dengan cara mengubah sistem enzim atau dinding selnya menjadi resisten
peresepan obat yang tidak diperlukan, dan peningkatan biaya pengobatan (Llor
Kabupaten Blora menunjukan bahwa dari 110 sampel pada anak usia 0-12 tahun
dilakukan oleh Aprilia pada Tahun 2013 pasien ISPA non-pneumonia anak di
Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Demak dari 100 kasus ditemukan 75% tidak
sesuai dengan pedoman pengobatan berdasarkan acuan standar WHO (2001) dan
ketepatan indikasi, ketepatan dosis, ketepatan pasien dan ketepatan obat diperoleh
hasil ketepatan indikasi sebesar 100%, ketepatan obat sebesar 25%, ketepatan
penderita ISPA di daerah lain. Antibiotik yang digunakan secara tidak rasional
terhadap antimikroba yang ada. Penelitian ini dapat menjadi pertimbangan bagi
tenaga kesehatan untuk memberikan pengobatan yang rasional.Penelitian ini
dilakukan di Rawat Jalan Klinik Hadi Medika Kab.Bekasi, karena jumlah pasien
anak penderita ISPA di Rawat Jalan Klinik Hadi Medika Kab.Bekasi sangat tinggi
sehingga penelitian ini menjadi penting untuk meningkatkan kualitas hidup anak
pasien ISPA