Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keselamatan adalah suatu keadaan seseorang atau lebih yang
terhindar dari ancaman bahaya atau kecelakaan. Kecelakaan
merupakan kejadian yang tidak dapat diduga dan diharapkan
yang dapat menimbulkan kerugian ,sedangkan keamanan adalah
keadaan aman dan tentram (Kebutuhan Dasar dan Proses
Keperawatan ,edisi 4 ,Tarwoto dan Wartonah thn 2011).
Keamanan dan keselamatan merupakan kebutuhan dasar
manusia, yang merupakan kebutuhan prioritas kedua setelah
kebutuhan fisiologis pada Hirarki kebutuhan Maslow. Keamanan
tidak hanya pencegahan kecelakaan dan injuri tetapi juga
mengijinkan seseorang untuk merasakan bebas dalam beraktivitas
tanpa bahaya.
Keamanan mengurangi stress, meningkatkan satus kesehatan
umum. Keamanan memungkinkan seseorang untuk memenuhi
kebutuhan dasar mereka seperti dicintai dan mencintai dan harga
diri dan memungkinkan seseorang mencapai kebutuhannya.
Dampak positif dalam kehidupannya adalah menghasilkan status
kesehatan mental yang lebih baik dan fungsi individu lebih efektif
(Craven, 2001).

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian nyeri.
2. Untuk factor penyebab nyeri.
3. Untuk mengetahui teknik-teknik non farmakologi
mengatasi nyeri.
4. Dapat melakukan pengkajian nyeri.
5. Dapat mengetahui dan mempelajari teknik distraksi dan
relaksasi.
6. Dapat menentukan factor yang berhubungan dengan nyeri.
7. Dapat merencanakan dan menentukan tindakan atau
intervensi untuk diagnosa nyeri.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Kasus

1. Definisi
Keselamatan adalah suatu keadaan seseorang atau lebih
yang terhindar dari ancaman bahaya atau
kecelakaan.Kecelakaan merupakan kejadian yang tidak dapat
diduga dan diharapkan yang dapat menimbulkan kerugian
,sedangkan keamanan adalah keadaan aman dan tentram
(Kebutuhan Dasar dan Proses Keperawatan ,edisi 4 ,Tarwoto
dan Wartonah thn 2011).
Definisi lain Keamanan merupakan keadaan bebas dari
cedera fisik dan psikologis atau bisa juga keadaan aman dan
tentram (Potter& Perry, 2006)
Perubahan kenyamanan adalah keadaan dimana individu
mengalami sensasi yang tidak menyenangkan dan berespons
terhadap suatu rangsangan yang berbahaya (Carpenito, Linda
Jual, 2000)
Keamanan dan keselamatan merupakan kebutuhan dasar
manusia, yang merupakan kebutuhan prioritas kedua setelah
kebutuhan fisiologis pada Hirarki kebutuhan Maslow.
Keamanan tidak hanya pencegahan kecelakaan dan injuri tetapi
juga mengijinkan seseorang untuk merasakan bebas dalam
beraktivitas tanpa bahaya.
Keamanan mengurangi stress, meningkatkan satus
kesehatan umum. Keamanan memungkinkan seseorang untuk
memenuhi kebutuhan dasar mereka seperti dicintai dan
mencintai dan harga diri dan memungkinkan seseorang
mencapai kebutuhannya. Dampak positif dalam kehidupannya
adalah menghasilkan status kesehatan mental yang lebih baik
dan fungsi individu lebih efektif (Craven, 2001)
2. Karakteristik dari keamanan
Karakteristik dari kemanan mencakup 3 hal yaitu
pervasiveness (mempengaruhi/mengisi), perception (persepsi),
dan management (managemen) (Craven, 2001):
1) Pervasiveness
Kemanan adalah pengisi, mempengaruhi segalanya.
Scara khusus, individu sangat memperhatikan kemanan
pada setiap atau semua aktivitasnya, termasuk makan,
bernafas, tidur, bekerja, dan bermain. Secara umum,
individu mengasumsikan atau bertanggung jawab terhadap
kemanan dari mereka sendiri.
2) Perception
Persepsi seseorang terhadap bahaya mempengaruhi
dalam penyusunan kemanan ke dalam aktivitas sehari-hari
mereka. Pengukuran kemanan efektif hanya sejauh sebagai
seseorang yang mengerti secara akurat dan menghindari
bahaya. Manusia tidak mengerti faktor-faktor keamanan,
tetapi mereka belajar secara sendiri melalui proses
kehidupan mereka. Kematangan membawa dalam
menyusun hal-hal yang mungkin membahayakan dan
menyadari betapa pentingnya keamanan. Keluarga, guru,
pekerja kesehatan dan hukum berkontribusi dalam
meningkatkan tingkat pengetahuan dan kesadaran akan
keamanan dan prinsip-prinsip pencegahan injuri.
3) Management
Seseorang mungkin pada suatu waktu menyadari
bahaya dalam lingkungannya. Ia akan mengukur terhadap
hal tersebut untuk mencegah bahaya dan mempraktekkan
keamanan.
Pencegahan adalah karakteristik utama dari keamanan.
Perawatan diri termasuk dalam praktek keamanan, tetapi
keamanan bagi yang lainnya harus memberikan hal yang
lebih baik.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keselamatan & Keamanan


a. Usia
Pada anak-anak tidak terkontrol dan tidak mengetahui
akibat dari apa yang dilakukan. Pada orang tua atau lansia
akan mudah sekali terjatuh atau kerapuhan tulang.
b. Tingkat kesadaran
Pada pasien koma,menurunya respon terhadap rangsang
,paralisis ,disorientasi dan kurang tidur.
c. Emosi
Seperti kecemasan ,depresi ,dan marah akan mudah sekali
terjadi dan berpengaruh terhadap masalah keselamatan dan
keamanan.
d. Status moblisasi
Keterbatasan aktivitas ,paralisis ,kelemahan otot,
dan kesadaran menurun memudahkan terjadinya resiko injuri
atau gangguan integritas kulit .
e. Gangguan Persepsi Sensory
Mempengaruhi adaptasi terhadap rangsangan yang
berbahaya seperti gangguan penciuman dan penglihatan.
f. Informasi atau Komunikasi
Gangguan komunikasi seperti aphasia atau tidak dapat
membaca dapat menimbulkan kecelakaan.
g. Penggunaan antibiotic yang tidak rasional
Dapat menimbulkan resisten dan syok anafilaktik
h. Keadaan imunitas
Gangguan imunitas akan menimbulkan daya tahan tubuh
yang kurang sehingga mudah terserang penyakit.
i. Ketidak mampuan tubuh memproduksi leukosit
Leukosit berfungsi sebagai pertahanan tubuh terhadap
suatu penyakit
j. Status nutrisi
Keadaan nutrisi yang kurang dapat menimbulkan
kelemahan dan mudah terserang penyakit ,demikian
sebaliknya,kelebihan nutrisi beresiko terhadap penyakit
tertentu.
k. Tingkat pengetahuan
Kesadaran akan terjadinya gangguan keselamatan dan
keamana dapat diprediksi sebelumnya.
(Kebutuhan Dasar dan Proses Keperawatan ,edisi 4 ,Tarwoto
dan Wartonah thn 2011).

4. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan medis
a) Pemberian obat melalui oral ataupun injeksi
b) Pemasangan infuse dan pemberian cairan RL atau NaCl
c) Pemasangan DC
b. Penatalaksanaan keperawatan
a) Melakukan penkes
b) Melakukan kolaborasi dokter pemberian inj atau cairan
infuse
c) Merawat DC

5. Pengkajian
a. Data Subjektive
Perawat perlu mengidentifikasi adanya faktor resiko untuk
keamanan klien mencangkup kondisi dewasa,fisiologis
,kognitif , pengobatan ,lingkungan dan kondisi anak anak.
a) Dewas seperti riwayat terjatuh,usia yang lebih tua
,penggunaan alat bantu (alat bantu jalan,tongkat), protesis
anggota badan bagian bawah, umur >65 tahun dan hidup
sendiri.
b) Fisiologis seperti kehadiran penyakit akut,kondisi post
op,kesulitan pendengaran,atritis ,hipotesis ,tidak dapat
tidur, pusing ketika kepala digerakan, anemia, penyakit
vaskuler ,kesulitan mobilitas fisik, kerusakan
keseimbangan neuropati.
c) Kognitif seperti penurunan status mental (kebingungan
,delirium ,dimensia, kerusakan orientasi orang,tmpat dan
waktu)
d) Pengobatan seperti obat anti hipertensi,penghambat ACE
,diuretic,pengobatan alcohol dan narkotika .
e) Lingkungan dapat berhubungan dengan cuaca , ventilasi
ataupun penataan lingkungan.
f) Anak-anak seperti anak <2 tahum penggunaan pengaman,
penataan ruang,dan penggunaan mainan.
b. Data Objektive
a) System neurologis
(a) Status mental
(b) Tingkat kesadaran
(c) Fungsi sensori
(d) System koordinasi
(e) Tes penglihatan,pendengaran, dan pembauan
(f) Sensitive terhadap lingkunagan
b) System kasdiovaskuler dan respon
(a) Toleransi terhadap aktivitas
(b) Nyeri dada
(c) Kesulitan nfas saat bernafas
(d) Frekuensi nafas,TD dan Nadi
c) Integritas kulit
(a) Inspekasi terhadap keutuhan kulit klien
(b) Kaji adanya luka atau lesi
d) Mobilitas
(a) Inspeksi dan palpasi terhadap otot ,persendian dan
tulang
(b) Kaji range of motion
(c) Kaji kekuatan otot klien.
6. Masalah yang mungkin muncul
a. Nyeri akut b.d agen cedera fisik atau trauma
b. Nyeri kronis b.d control nyeri yang tidak adekuat
c. Cemas b.d perubahan status kesehatan
d. Resiko infeksi b.d resiko inuasif ,tidak cukup pengetahuan
dalam menghindari paparan pathogen
e. Nausea b.d terapi ,biofisik dan situasional .
f. Resiko Trauma berhubungan dengan faktor resiko eksternal
yang berasal dari lingkungan sekitar dan internal yang berasal
dari diri sendiri
7. Fokus Intervensi Keperawatan
1) Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik
N Tujuan intervensi rasional
o
Setelah dilakukan 1. Lakukan 1.untuk
tindakan selama pengkajian mengetahu
…x8 jam maslah nyeri i
dapat teratasi peyebab,sk
dengan kriteria ala,tempat
hasil sbb: dan waktu
1.Mampu 2. Observasi 2. untuk
mengontrol nyeri reaksi mengetahu
2. dapat abnormal dari i ketidak
melaporkan nyeri ketidaknyama nyamanan
berkurang nan yang
menggunakan dirasakan
management nyeri 3. Tingkatkan 3. untuk
3. Mampu istirahat dapat
mengenali nyeri mengurang
i nyeri
4. Beri analgetik
4. untuk
sesuai
membantu
indikasi
proses
dokter
penyembu
han
5. Ajarkan
5. untuk
teknik non
mengurang
farmakologik
i nyeri
2) Resiko kerusakan integritas kulit
N T ujuan Intervensi Rasional
o
.
2 Setelah dilakukan 1. Monitor kulit 1. Mengat
tindakan adanya ahui
keperawatan kemerahan adanya
selama …x8 jam kemera
masalah dapat han
teratasi dengan pada
kriteria hasil sbb: kulit
1. Integritas kulit2. Monitor 2. Menget
yang baik aktivitas dan ahui
dapat mobilitas aktivitas
dipertahankan yang
2. Tidak ada luka dilakuka
atau lesi n
3. Perfusi 3. Hindari kerutan 3. Agar
jaringan baika pada tempat tidak
tidur 4. menam
bah
nyeri
4. Oleskan baby oil 4. Agar
pada daerah kulit
yang tertekan tidak
lembab
3) Resiko trauma berhubungan dengan kekurangwaspadaan
N Tujuan Intervensi Rasional
o
.
3 Setelah dilakukan 1. Monitor 1. Menget
. tindakan kebutuhan ahui
keperawatan keamanan dan kenyam
selama …x8 jam kenyamanan anan
masalah dapat pasien pasien
teratasi dengan 2. Hindarkan dari 2. Agar
kriteria hasil sbb: lingkungan yang terhinda
1. Bebas dari berbahaya r dari
trauma fisik lingkung
2. Lingkungan an yang
yang aman berbaha
3. Dapat ya
memproteksi 3. Batasi 3. Agar
terhadap pengunjung tidak
kekerasan mengga
nggu
kenyam
anan
4. Berikan pasien
penjelasan pada 4. Agar
keluarga dan tahu
pasien apabila perkem
terjadi bangan
perubahan pasien
status kesehatan

BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Pasien bernama Ny.T berumur 74 tahun, berjenis kelamin
perempuan, bertempat tinggal di kecamatan Cimanggu
kabupaten Cilacap, pasien sudah menikah, beragamaa islam.
Pasien bersuku jawa, pendidikan pasien tidak sekolah, pasien
tidak bekerja keeseharian pasien hanya sebagai ibu rumah
tangga. Pasien masuk rumah sakit tanggal 30 juni 2014.
Pengkajian pada pasien di lakukan pada tanggal 30 juni 2014,
sumber informasi di dapat dari pasien dan kelurga secara
langsung melalui wawancara. Dan yang bertanggung jawab
atas pasien bernama Sumirah selaku anak pasien yang berumur
49 tahun dan bertempat tinggal di Cimanggu.

2. Riwayat Penyakit

Pada saat masuk rumah sakit pasien mengatakan nyeri di


daerah perut dan badan lemas sudah 5 hari. Pada saat di
lakukan pengkajian pasien mengatakan keluhan utama yang
dirasakan masih nyeri di daerah perut. Pasien sebelumnya
belum pernah di rawat di Rumah Sakit mananpun. Pasien tidak
memiliki riwayat penyakit keluarga yang menurun seperti
jantung, hipertensi, diabetes mellitus dan asma. Pasien
merupakan anak ke 3 dari 5 bersaudara.

Pada saat masuk rumah sakit pasien di diagnose gastritis


akut dan anemia grafis hasil pemeriksaan penunjang fungsi
ginjal, fungsi lemak dan hematologi dan terpasang infuse RL
20 tpm pada ekstermitas atas tangan sebelah kanan. Pasien
diberikan program terapi berupa Inf RL dan NaCl 20 tpm,
Pumpitor inj , Transfusi Hb <8 dan tranfusi pre 500cc.

3. Pengkajian Saat Ini


Intake cairan, Pasien mengatakan sebelum sakit minum 6-8
gelas sehari berupa air putih.Selama sakit minum 2-5 gelas
sehari berupa air putih dan teh. Pola kebutuhan dasar meliputi
pola persepsi dan management kesehatan pasien mengatakan
ingin sembuh dan cepat pulang,pola nutrisi metabolic sebelum
sakit pasien mengatakan makan 3 kali sehari (nasi,sayur.lauk)
minum 6-8 gelas/hari namun selama sakit pasien mengatakan
makan makanan yang diberikan dari rumah sakit habis tetapi
minum hanya 2-5 gelas perhari

Pasien mengatakan sebelum sakit BAK lancar 4-6 kali


sehari, jumlah normal seperti biasanya, warna kuning keruh,
bau khas amoniak. Selama sakit BAK 5-9 kali sehari, warna
kuning biasa, jumlah normal seperti biasa, bau khas amoniak

Pasien mengatakan Pola aktivitas dan latihan seperti


makan, minum, dan berpakaian di bantu orang lain, sedangkan
aktivitas toileting, mobilitas di tempat tidur, berpindah dan
ambulasi atau ROM pelaksanaannya di bantu orang lain dan
alat.

4. Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum pasien baik, Kesadaran pasien


kompometis, Tekanan darah 110/60 mmHg, nadi 75 x/mnt,
Respirasi 20 x/m, Suhu 36,70 C, berat badan 46 kg, tinggi
badan 150 cm. Bentuk kepala pasien mesochepal, rambutnya
berwarna putih lembab berkerudung dan kondisi kepala bersih.
Kondisi mata pasien bersih, bentuknya simetris, konjungtiva
anemis, pupil isokor dan tanpa alat bantu. Dada berbentuk
simetris tidak ada luka, abdomen terdapat nyeri tekan di daerah
abdomen sebelah kiri atas, Alat genitalia bersih. Integumen
kulit pucat dan turgorya elastis ,dan ekstermitas kanan
terpasang ifus RL 20 tpm.

5. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan GDS 130 mg/dl, laboratorium
darah/hematologi menunjukan beberapa komponen darah tidak
normal diantaranya kadar Hemoglobin 3,2 g/dl, Hematokrit
12,3%, MCV 61,2 Fl, MCH 15,9 pg. leukosit jt/µl,eritrosit 9,8
26,0 g/dljt/µl,MCHC26,0 g/dl, test fungsi lemak meliputi
kolesterol total 88 mg/dl ,trigliserid 135 mg/dl,HDL direct 25
mg/dl , LDL kolesterol 36.dan test fungsi ginjal ureum 34
mg/dl dan kreatinin 0,9 mg/dl.Renitidine
,metronidasol,kelelahan B12
i. Analisa Data
No Data Etiologi Problem
1. DS : Pasien Agen injuri Nyeri akut
mengatakan nyeri di biologis
daerah perut
DO : Pasien terlihat
merintih kesakitan
2. DS :Pasien Faktor Keletihan
mengatakan badan nutrisi
lemas sudah 5 hari
DO :Pasien terlihat
pucat
ii. Prioritas Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologis di tandai dengan pasien
mengatakan nyeri di daerah perut .
2. Keletihan berhubungan dengan factor nutrisi di tandai dengan pasien mengatakan
badan lemas sudah 5 hari.

iii. Focus Intervensi


1. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x 8 jam di harapkan masalah
nyeri akut dapat teratasi dengan criteria hasil :

Indicator IR ER
1. Mampu mengontrol nyeri 4 5
2. Mampu mengenali nyeri 3 5
3. Melaporkan nyeri berkurang 3 5
dengan managemen nyeri

Intervensi :
a. Lakukan pengkajian nyeri
Rasional : agar mengetahui lokasi , kualitas nyeri,penyebab ,skala dan waktu
nyeri.
b. Memonitor TTV
Rasional : mengetahui TTV pasien
c. Nasehati untuk meningkatkan istirahat
Rasional : agar pasien bias beristirahat
d. Control lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri
Rasional : agar pasien dapat beristirahat dengan nyaman
2. Setelah dialkukan tindakan keperawatan selama 1 x 8 jam di harapkan masalah
dapat teratasi dengan kriteria hasil:

Indicator IR ER
1. Kecemasan menurun 3 5
2. Gula darah adekuat 3 5
3. Istirahat cukup 3 5

Intervensi :
a. Kaji factor penyebab kelelahan
Rasional : mengetahui penyebab kelelahan
b. Tingkatkan tirah baring
Rasional : agar keletihan dapat berkurang
c. Monitor kelelahan fisik
Rasional : untuk mengetahui kelelahan otot.
d. Ukur TTV
Rasional : untuk mengetahui TTV pasien.
e. Cek Hb dengan pengambilan darah
Rasional : mengetahui Hb pasien
iv. Implementasi
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologis
Senin,30 juni 2014.
Pukul 20.00 : melakukan pengkajian nyeri.
Respon DS : Pasien mengatakan nyeri di daerah perut
DO : P=Pasien nyeri karena adanya penyakit gastritis
Q= Nyeri seperti diremas-remas
R= nyeri di perut kiri atas
S= skala nyeri 7
T =waktunya hilang timbul setiap 2 jam sekali tetapi paling sering
terjadi di siang hari
2. Keletihan berhubungan dengan factor nutrisi
Senin ,1juli 2014
Pukul 06.00 : Ukur TTV.
Respon DS : -
DO : Tekanan darah 110/60 mmHg,
nadi 75 x/mnt,
Respirasi 20 x/m,
Suhu 36,70 C,

Pukul 09.30 : mengecek Hb dengan pengambilan darah sebanyak 3 cc.


Respon DS : Pasien mengatakan masih lemas
DO : Posisi terlihat pucat.

v. Evaluasi
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologis .
Senin , 1 juli 2014.
S: Pasien mengatakan masih nyeri
O: masih terdapat nyeri tekan
Tekanan darah 110/60 mmHg,
nadi 75 x/mnt,
Respirasi 20 x/m,
Suhu 36,70 C,

A:

Indicator IR ER
1. Mampu mengontrol nyeri 4 4
2. Mampu mengenali nyeri 3 4
3. Melaporkan nyeri berkurang 3 4
dengan managemen nyeri

Masalah belum teratasi


P: Lanjutkan intervensi no. 1,2,3,dan 4
2. Keletihan berhubungan dengan factor nutrisi
Senin , 1 juli 2014.
S: Pasien mengatakan masih masih lemas
O:Pasien masih terlihat pucat
Tekanan darah 110/60 mmHg,
Nadi 75 x/mnt,
Respirasi 20 x/m,
Suhu 36,70 C,

A:

Indicator IR ER
1. Kecemasan menurun 3 4
2. Gula darah adekuat 3 4
3. Istirahat cukup 3 5

Masalah belum teratasi


P: Lanjutkan intervensi no. 1,2,3,4 dan 5.
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Pengkajian
Setelah penulis melakukan pengkajian terhadap pasien dan pemeriksaan fisik
head to toe terhadap pasien hampir semua hasil pengkajian yang penulis lakukan
terhadap pasien dengan gangguan kebutuhan keamanan dan kenyamanan . Dari
diagnose yang mungkin muncul , diambil satu yang sesuai dengan keadaan yang di
alami oleh Ny.T yaitu Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologis,
sedangkan keletihan berhubungan dengan factor nutrisi diambil sebagai diagnose
kedua karena Ny.T merasakan lemas karena asupan makanan sedikit yang
dikonsumsi selama sakit.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Diagnose keperawatan yang ditemukan pada kasus yang sesuai dengan teori
Adalah. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologis
2. Diagnose keperawatan yang tidak ditemukan pada kasus nyata tetapi ada di konsep
teori adalah.Nyeri kronis b.d control nyeri yang tidak adekuat ,Cemas b.d
perubahan status kesehatan,Resiko infeksi b.d resiko inuasif ,tidak cukup
pengetahuan dalam menghindari paparan pathogen, Nausea b.d terapi ,biofisik dan
situasional . dan Resiko Trauma berhubungan dengan faktor resiko eksternal yang
berasal dari lingkungan sekitar dan internal yang berasal dari diri sendiri
3. Diagnose keperawatan yang di temukan pada kasus nyata tetapi tidak ada di
konsep teori adalah keletihan berhubungan dengan factor nutrisi

BAB V
PENUTUP
A.KESIMPULAN

Keamanan dan kenyamanan merupakan kebutuhan dasar manusia, yang


merupakan kebutuhan prioritas kedua setelah kebutuhan fisiologis pada Hirarki
kebutuhan Maslow. Keamanan tidak hanya pencegahan kecelakaan dan injuri
tetapi juga mengijinkan seseorang untuk merasakan bebas dalam beraktivitas
tanpa bahaya.
Keamanan mengurangi stress, meningkatkan satus kesehatan umum.
Keamanan memungkinkan seseorang untuk memenuhi kebutuhan dasar
mereka seperti dicintai dan mencintai dan harga diri dan memungkinkan
seseorang mencapai kebutuhannya. Dampak positif dalam kehidupannya
adalah menghasilkan status kesehatan mental yang lebih baik dan fungsi
individu lebih efektif

B. SARAN

Demikian yang dapat saya tulis semonga bemanfaat bagi pembaca dan

dalam laporan ini masih terdapat banyak kekurangan-kekurangan dalam segi

penulisan, bahasa,isi dan kerapihan,penulis menerima saran dan kritik yang

sifatnya membangun.Terimakasih.

DAFTAR PUSTAKA

Ali mulhidayat, Aziz. 1997. Kebutuhan Dasar Manusia. EGC: Jakarta


Brunner&Suddarth, Suzanne C. Smeltzer, Brenola G. Bare. 2001. Keperawatan
Medikal Bedah. EGC: Jakarta
Ganong. 2003. Fisiologi Kedokteran. EGC: Jakarta
Nanda International (2009). Diagnosis Keperawatan: definisi & Klasifikasi.
2009-2011. Penerbit buku kedokteran EGC : Jakarta
Potter & Perry. 2006. Fundamental Keperawatan. EGC: Jakarta
Price, Sylvia A. 2006. Patofisiologi Volume I dan II. EGC: Jakarta
Tarwoto & Wartonah. (2011). Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses
Keperawatan. Edisi 4. Salemba Medika : Jakarta
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai