Thayban (441413061)
Jurusan Pendidikan Kimia
2014
E-mail : Kim_thayban@yahoo.co.id
Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik
Modul 1, Tanggal 30 Oktober, Tahun 2014
A. Tujuan
Mahasiswa dapat menggunakan Peralatan analisis serta mampu menerapkannya.
B. Dasar Teori
(Astin lukum, 2009: 162) Dalam melakukan analisis kimia perlu kiranya
diperlukan peralatan yang kuantitatif dan sesuai dengan metode analisis yang
digunakan. Berikut ini akan diuraikan hal-hal yang penting dilakukan untuk
seorang praktikan dalam laboratorium:
1) Meja harus dijaga agar bersih dan harus tersedia lap meja sehingga ceceran
bahan kimia padat atau cair dapat segera dibuang.
2) Semua alat kaca harus benar-benar bersih, dan jika telah dibiarkan agak lama,
maka harus dibilas dengan air suling sebelum digunakan.
3) Alat-alat tanpa kecuali tak boleh berserakkan di atas meja kerja, ini sangat
penting untuk menghindari kebingungan bila sedang dilakukan penetapan
duplikat. Alat yang tidak dipakai hendaknya dikembalikan di lemari.
4) Jika suatu larutan, endapan filtrat dan sebagainya dikesampingkan untuk
pengerjaan berikutnya, maka wadah harus dibubuhi etiket sehingga isinya
mudah diidentifikasi, dan wadah harus ditutup.
5) Botol reagensia harus segera dikembalikan setelah digunakan.
6) Semua penetapan dilakukan duplo
7) Harus menyediakan buku catatan untuk merekam pengamatan.
1
Team Teaching. Modul Praktikum Dasar-dasar Kimia Analitik. (Gorontalo: UNG, 2010). Hal: 1
Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik
Modul 1, Tanggal 30 Oktober, Tahun 2014
4. Pipet
Alat untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu maupun takaran bebas.
Jenisnya :
- Pipet seukuran, digunakan untuk mengambil cairan dalam jumlah
tertentu secara tepat, bagian tengahnya menggelembung.
Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik
Modul 1, Tanggal 30 Oktober, Tahun 2014
9. Cawan
Terbuat dari porselen dan biasa digunakan untuk menguapkan larutan.
10. Mortar dan pestle
Terbuat dari porselen, kaca atau batu granit yang dapat digunakan untuk
menghancurkan dan mencampurkan padatan kimia.
Spatula : berupa sendok panjang dengan ujung atasnya datar, terbuat dari stainless
steel atau alumunium.
Fungsi :
Alat kategori 3 adalah alat yang rumit dan membutuhkan latihan khusus
dalam pengoperasian alat, dan terhubung oleh arus listrik. Contohnya alat
spekrofatometer.
Volume cairan yang kecil (0,1-10 ml) dapat disalurkan secara cepat dan
akurat menggunakan salah satu alat berikut. Dispenser volume konstan atau
variabel yang terhubung ke reservoir gelas atau polipropilen. Berbagai volume
cairan mulai dari 0,1 sampai 1,0 ml dan dari 2,0 sampai 10,0 ml dapat disalurkan.
Pipet terkalibrasi, dengan karet pengisapnya. Pada pipet berskala, tertera
keterangan di ujung atasnya mengenai volume total yang dapat diukur dan unit
skala pipet (besar volume di antara dua garis skala berurutan).
Terdapat dua macam pipet berskala yaitu Pipet dengan garis skala sampai
ujung bawah CA). Volume total yang dapat diukur yaitu di antara garis skala 0
dan ujung bawah pipet. Serta pipet dengan garis skala tidak sampai ujung bawah
CB). Volume total yang dapat diukur yaitu di antara garis skala 0 dan garis skala
terakhir sebelum ujung bawah pipet Uenis ini direkomendasikan untuk uji kimia
Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik
Modul 1, Tanggal 30 Oktober, Tahun 2014
2
Cara pemakaian secara manual: pertama Masukkan pipet volume ke
dalam wadah berisi cairan sampai ujung pipet tercelup (perhatian : ujung pipet
harus masuk jauh ke dalam cairan jangan sekedar tercelup atau berada dekat
permukaan cairan). Kemudian Sedot cairan sampai melebihi batas ukur. Langkah
berikutnya Tutup lubang atas dengan jari telunjuk (bila cairan cepat turun
kebawah batas pengukuran sebelum tertutup telunjuk, lakukan dengan cara
tempelkan ujung pipet pada dasar wadah baru tutup ujung pipet dengan telunjuk,
cara ini untuk mencegah cairan turun dengan cepat) lalu turunkan cairan sampai
miniskus tepat pada batas ukur selanjutnya keluarkan pipet dari wadah dan hal
penting yang perlu dilakukan adalah lap bagian luar pipet dengan kertas tissue
untuk mencegah adanya cairan yang nempel di dinding luar ikut turun pada saat
proses pemindahan (proses pengelapan dapat dilakukan sebelum cairan
diturunkan mencapai batas ukur)
Langkah berikutnya pindahkan cairan pada wadah lain dengan posisi tegak
lurus (jangan menyamping) dan ujung pipet ditempelkan pada wadah, proses ini
untuk mencegah cairan keluar terlalu cepat sehingga masih ada cairan yang
nempel pada dinding dalam pipet dan tidak ikut keluar. Kemudian ila masih ada
cairan yang tertinggal pada ujung pipet biarkan saja, namun sebelumnya coba
dengan memutar-mutar pipet dengan ujung menempel pada wadah akhirnya
Proses pemindahan selesai.
2
S. Hamdani. Penggunaan Pipet Volume. 2011. http://catatankimia.com
Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik
Modul 1, Tanggal 30 Oktober, Tahun 2014
Labu volumetrik lebih akurat dibandingkan gelas ukur. Labu ini sebaiknya
digunakan untuk membuat reagen. Sebagai contoh: 1 liter larutan natrium klorida
0,85% Creagen no. 53) dibuat dengan melarutkan 8,5 g natrium klorida dalam
1000 ml air suling di dalam gel as piala (gelas beaker), lalu dimasukkan ke dalam
labu volumetrik 1000 ml menggunakan corong dan diencerkan sampai garis skala
1000 ml. Larutan harus dikocok dahulu sebelum digunakan.
Meniskus adalah garis lengkung permukaan cairan yang disebabkan adanya gaya
kohesi atau adhesi zat cair dengan gelas ukur.
c) Memanaskan Cairan
Harus memperhatikan kemungkinan terjadinya bumping (meloncatnya
cairan akibat peningkatan suhu drastis). Cara mencegahnya dengan menambahkan
batu didih ke dalam gelas kimia. Proses pemanasan pemanasan cairan dalam
tabung reaksi angan sampai mengarahkan mulut tabung reaksi kepada praktikan
baik diri sendiri maupun orang lain. Jepit tabung reaksi pada bagian dekat dengan
mulut tabung. Posisi tabung ketika memanaskan cairan agak miring, aduk dan
sesekali dikocok. Pengocokan terus dilakukan sesaat setelah pemanasan.
Pemanasan cairan dalam gelas kimia dan labu Erlenmeyer, Bagian bawah dapat
kontak langsung dengan api sambil cairannya digoyangkan perlahan, sesekali
diangkat bila mendidih.3
d) Menggunakan Pipet
Pada saat mengisap cairan pada gelas , dengan cara menekan ibu jari pada
pipet . Tahan pipet tegak pada gelas kaca untuk menyerap cairan dalam gelas
kimia. Kemudian lepaskan tekanan pipet nya, keluarkan pipet dalm gelas kimia
3
Estu Lestari. Manual of Basic Techniques for A Health Laborator (pdf). 2011 hal. 70
Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik
Modul 1, Tanggal 30 Oktober, Tahun 2014
4
A.L. Underwood. Quantitative Chemical analysis 1988., hal 551
5
Lisa Moran. Keselamatan dan Keamanan Laboratorium Kimia. 2010. Hal. 98
Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik
Modul 1, Tanggal 30 Oktober, Tahun 2014
Bahan
No Nama Bahan Kategori Bahan Sifat fisik Sifat kimia
1 Larutan Bahan Umum Berbusa dan Dapat
Detergen bentuk cair melarutkan
lemak
2 Reagen A Bahan umum
3 HCl 0,1 N Bahan Khusus Gas berwarna Merupakan
kuning, titk didih oksidator kuat
-101 0C
4 NaOH 0,1 N Bahan Khusus Berwarna putih Mudah larut
dalam air dan
etanol
Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik
Modul 1, Tanggal 30 Oktober, Tahun 2014
D. Prosedur kerja
Cara membersihkan alat
Alat
- mencuci alat dengan air krang dengan bersih
- Membilas alat dengan menggunakan air suling
- Mencuci dengan detergen
- Menghilangkan detergen dengan air
- Menghilangkan air kerang dengan air suling
- Mengeringkan dengan kertas atau lab
E. Pembahasan
1. Penggunaan alat
a) Gelas ukur
Labu ukur : berupa labu dengan leher yang panjang dan bertutup; seperti
tampak pada gambar 2 terbuat dari kaca dan tidak boleh terkena panas karena
dapat memuai. Ukurannya mulai dari 1 mL hingga 2 L. Fungsi :Untuk membuat
larutan dengan konsentrasi tertentu dan mengencerkan larutan. Cara menggunakan
: Mengisikan larutan yang akan diencerkan atau padatan yang akan dilarutkan.
Tambahkan cairan yang dipakai sebagai pelarut sampai setengah labu terisi, kocok
kemudian penuhkan labu sampai tanda batas. Sumbat labu, pegang tutupnya
dengan jari, kocok dengan cara membolak-balikkan labu sampai larutan homogen.
c) Buret
d) Bunsen
terhubung gas agar dapat mengeluarkan api. Api yang dihasilkan bisa diatur
sesuai kebutuhannya.
e) Corong pisah
f) Mikropipet
lepaskan tekanan pada thumb knop agar larutan tersebut keluar. Kemudian neraca
cara menggunakannnya harus dipastikan bahwa neraca tersebut berada dalam
keadaan yang stabil. Tekan tombol untuk menyalakan neraca, beri alas seperti
perkamen ketika akan mulai menimbang zat. Harus diperhatikan juga kapasitas
minimum dan maksimum bahan yang boleh ditimbang.
g) Batang pengaduk
Batang pengaduk Batang gelas, dengan ujung bulat dan ujung yang lain
pipih. Seperti tampak pada gambar 7. Panjang 15 cm. Kegunaan Pengocok larutan
yang akan direaksikan.
i) Pipet tetes
Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik
Modul 1, Tanggal 30 Oktober, Tahun 2014
Desikator : berupa panci bersusun dua yang bagian bawahnya diisi bahan
pengering, dengan penutup yang sulit dilepas dalam keadaan dingin karena
dilapisi vaseline. Ada 2 macam desikator : desikator biasa dan vakum. Desikator
vakum pada bagian tutupnya ada katup yang bisa dibuka tutup, yang dihubungkan
dengan selang ke pompa. Bahan pengering yang biasa digunakan adalah silika
gel. Fungsi : Tempat menyimpan sampel yang harus bebas air, Mengeringkan
padatan Cara menggunakannya : Dengan membuka tutup desikator dengan
menggesernya ke samping. Letakkan sampel dan tutup kembali dengan cara yang
sama.
Botol semprot : berupa botol tinggi bertutup yang terbuat dari plastik.
Berfungsi sebagai tempat menyimpan aquades. Cara menggunakannya dengan
menekan badan botol sampai airnya keluar.
Krusibel : berupa mangkok kecil yang dilengkapi tutup dan terbuat dari
porselen tahan panas, alumina. Dipakai sebagai tempat untuk mereaksikan bahan
kimia. Pada saat krus masih dalam keadaan panas, jangan langsung dikenai air.
Perubahan suhu mendadak menyebabkan krus pecah. Berikutnya Kaki tiga krus :
terbuat dari porselen dan berfungsi untuk menaruh krusibel saat akan dipanaskan
langsung di atas api.
Alat pendukung berikutnya adalah Statif dan klem. Statif : terbuat dari besi
atau baja yang berfungsi untuk menegakkan buret, corong, corong pisah dan
peralatan gelas lainnya pada saat digunakan. Dan klem manice : terbuat dari besi
atau alumunium yang berfungsi untuk memegang peralatan gelas yang dipakai
pada proses destilasi. Bagian belakangnya dihubungkan dengan statif
menggunakan klem bosshead. Klem bosshead : terbuat dari besi atau alumunium
yang berfungsi untuk menghubungkan statif dengan klem manice atau pemegang
Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik
Modul 1, Tanggal 30 Oktober, Tahun 2014
corong. Klem buret : terbuat dari besi atau baja untuk memegang buret yang
digunakan untuk titrasi.
Pemegang corong : terbuat dari besi atau baja untuk memegang corong
atau corong pisah yang dipakai pada proses penyaringan atau pemisahan. Bagian
belakang disambungkan dengan statif menggunakan klem bosshead.
6
Simbol bahaya digunakan untuk pelabelan bahan-bahan berbahaya
menurut Peraturan tentang Bahan Berbahaya (Ordinance on Hazardeous
Substances). Peraturan tentang Bahan Berbahaya (Ordinance on Hazardeous
Substances) adalah suatu aturan untuk melindungi/menjaga bahan-bahan
berbahaya dan terutama terdiri dari bidang keselamatan kerja. Arah Peraturan
tentang Bahan Berbahaya (Ordinance on Hazardeous Substances) untuk
klasifikasi, pengepakan dan pelabelan bahan kimia adalah valid untuk semua
bidang, area dan aplikasi, dan tentu saja, juga untuk lingkungan, perlindungan
konsumer dan kesehatan manusia.
Istilah bahan berbahaya adalah nama umum dan menurut hukum bahan
kimia (kemikalia) (Chemicals Law)19/2 didefinisikan sebagai : pertama bahan
berbahaya atau formulasi menurut hukum kemikalia (Chemicals Law), bahan
formulasi dan produk dapat membentuk atau melepaskan bahan atau formulasi
berbahaya selama produksi atau penggunaan, bahan formulasi dan produk bersifat
mudah meledak
6
Anonim. Simbol berbahaya pada laboratorium kimia. 2013. http://www.mataangin.us
Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik
Modul 1, Tanggal 30 Oktober, Tahun 2014
Bahan berbahaya yang didefinisikan di atas memiliki satu sifat atau lebih
yang ditandai dengan simbol-simbol bahaya. Simbol bahaya adalah piktogram
dengan tanda hitam pada latar belakang oranye, kategori bahaya untuk bahan dan
formulasi ditandai dengan simbol bahaya, yang terbagi dalam : Resiko kebakaran
dan ledakan (sifat fisika-kimia), Resiko kesehatan (sifat toksikologi) atau
Kombinasi dari keduanya. Label atau simbol bahaya bahan-bahan kimia serta cara
penanganan secara umum dapat diberikan sebagai berikut :
Huruf kode: E
Gambar 1. Explosive
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya explosive dapat
meledak dengan pukulan/benturan, gesekan, pemanasan, api dan sumber nyala
lain bahkan tanpa oksigen atmosferik. Ledakan akan dipicu oleh suatu reaksi
keras dari bahan. Energi tinggi dilepaskan dengan propagasi gelombang udara
yang bergerak sangat cepat. Resiko ledakan dapat ditentukan dengan metode yang
diberikan dalam Law for Explosive Substances.
b) Oxidizing (pengoksidasi)
Huruf kode: O
Gambar 2. Oxidizing
Huruf kode:F+
Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik
Modul 1, Tanggal 30 Oktober, Tahun 2014
Huruf kode: F
juga diberi label sebagai highly flammable. Frase-R untuk bahan sangat mudah
terbakar : R11. Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya aseton dan logam
natrium, yang sering digunakan di laboratorium sebagai solven dan agen
pengering. Keamanan : Hindari dari sumber api, api terbuka dan loncatan api,
setra hindari pengaruh pada kelembaban tertentu.
Gambar 5. Flammable
Tidak ada simbol bahaya diperlukan untuk melabeli bahan dan formulasi
dengan notasi bahaya FLAMMABLE. Bahan dan formulasi likuid yang memiliki
titik nyala antara +21oC dan +55oC dikategorikan sebagai bahan mudah terbakar
(Flammable). Frase-R untuk bahan mudah terbakar : R10. Contoh bahan dengan
sifat tersebut misalnya minyak terpentin. Keamanan : Hindari atau jauhkan dari
api terbuka, sumber api dan loncatan api.
Keamanan : Hindari panas atau bahan mudah terbakar dan reduktor serta hindari
kontak dengan air apabila bereaksi dengan air dan menimbulkan panas serta api.
Huruf kode: T+
Gambar 7. Very
toxic
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya very toxic dapat
menyebabkan kerusakan kesehatan akut atau kronis dan bahkan kematian pada
konsentrasi sangat rendah jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut
(ingestion),atau kontak dengan kulit. Suatu bahan dikategorikan sangat beracun
jika memenuhi kriteria berikut:
h) Toxic (beracun)
Huruf kode: T
Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik
Modul 1, Tanggal 30 Oktober, Tahun 2014
Gambar 8. Toxic
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya toxic dapat
menyebabkan kerusakan kesehatan akut atau kronis dan bahkan kematian pada
konsentrasi sangat rendah jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut
(ingestion),atau kontak dengan kulit. Sifat-sifat merusak secara kronis yang lain
(Frase-R :R48) ditandai dengan simbol bahaya toxic substances dan kode huruf T.
i) Harmful (berbahaya)
Huruf kode: Xn
Gambar 9. Harmful
secara kronis yang lain (Frase-R:R48) yang tidak diberi notasi toxic, akan ditandai
dengan simbol bahaya harmful substances dan kode huruf Xn.
Huruf kode : Xi
Bahan dan formulasi dengan notasi ‘irritant’ adalah tidak korosif tetapi
dapat menyebabkan inflamasi jika kontak dengan kulit atau selaput lendir. Frase-
R untuk bahan irritant : R36, R37, R38 dan R41. Contoh bahan dengan sifat
tersebut misalnya isopropilamina, kalsium klorida dan asam dan basa encer.
Keamanan : Hindari kontaminasi pernafasan, kontak dengan kulit dan mata.
k) Corrosive (korosif)
Huruf kode: C
Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik
Modul 1, Tanggal 30 Oktober, Tahun 2014
Huruf kode: N
F. Kesimpulan
Alat-alat serta bahan yang digunakan di laboratorium saat melakukan
percobaan memiliki fungsi dan peraturan untuk pemakaiannya masing-masing.
Alat-alat digunakan saat melakukan percobaan harus sesuai dengan apa yang akan
diteliti dengan harus memperhatikan kebersihan alat yang digunakan agar tidak
terjadi kekeliruan.
DAFTAR PUSTAKA
Underwood. A.L., Day, R.A Jr. (1990). Analisa Kimia Kuantitatif . Edsi ke 4.
Jakarta: Erlangga,