Anda di halaman 1dari 18

ISSN 2407-9189 The 4th Univesity Research Coloquium 2016

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRESS DENGAN KUALITAS HIDUP


LANSIA HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
WONOPRINGGO PEKALONGAN

Rohmatul Azizah, Rita Dwi Hartanti

Program Studi Ners


STIKes Muhammadiyah Pekajangan

ABSTRAK

Hipertensi merupakan penyakit yang paling banyak diderita para lansia.


Hipertensi pada lansia berdampak pada aspek fisik, psikososial, spiritual, ekonomi
yang mengakibatkan stress. Stress yang berkelanjutan dapat mempengaruhi
kualitas hidup lansia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
tingkat stress dengan kualitas hidup lansia hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas
Wonopringgo Pekalongan. Desain penelitian deskriptif korelatif melalui
pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan cluster
sampling dengan jumlah 42 responden. Alat pengumpulan data menggunakan
kuesioner dan uji statistik menggunakan uji Spearman Rank. Hasil penelitian
didapatkan sebagian besar tingkat stress lansia dengan hipertensi dalam kategori
stres sedang yaitu 29 responden (69%), Lebih dari separuh kualitas hidup lansia
dengan hipertensi dalam kategori cukup yaitu 22 responden (52,4%). Hasil uji
statistik didapatkan ρ value sebesar 0,001 (<0,05) dan nilai korelasi Spearman (r)
sebesar -0,535 yang artinya ada hubungan yang kuat antara tingkat stress dengan
kualitas hidup lansia dengan hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Wonopringgo
Kabupaten Pekalongan dengan arah korelasinya negatif artinya semakin tinggi
tingkat stress maka semakin menurun kualitas hidup lansia. Hasil penelitian ini
merekomendasikan tenaga kesehatan dalam menangani lansia dengan hipertensi
untuk mengingatkan atau membimbing terhadap pemenuhan kebutuhan
spiritualnya guna mengurangi stress atau ketegangan psikologis dalam hidup,
sehingga dapat meningkatkan kualitas hidupnya.

Kata kunci : stres, kualitas hidup, hipertensi


Daftar pustaka : 21 buku (2005-2015), 14 jurnal, 1 website

261
ISSN 2407-9189 The 4th Univesity Research Coloquium 2016

PENDAHULUAN Departemen Kesehatan tahun 2013


Diperkirakan jumlah lanjut usia di menunjukkan kecenderungan prevalensi
dunia tahun 2008 lebih dari 629 jiwa, dan hipertensi sebanyak 9,5% hasil ini lebih tinggi
diproyeksikan jumlah lanjut usia akan dibanding tahun 2007 sebanyak 7,6%
mencapai 1,2 milyar pada tahun 2025 (Riskesdas, 2013). Prevalensi hipertensi di
(Nugroho 2008, h.2). Indonesia merupakan Jawa Tengah pada tahun 2007 mencapai
negara yang mempunyai jumlah lansia yang 2,78% dari 32.380.279 jiwa dan pada tahun
cukup tinggi. Di Indonesia jumlah lanjut usia 2008 mengalami peningkatan yakni 4,28%
yang berusia 65 tahun keatas pada tahun 2010 dari 32.626.390 jiwa (Dinas Kesehatan Jawa
adalah 11 juta jiwa, dan diproyeksikan akan Tengah, 2010). Data dari Dinas Kesehatan
meningkat 7,2% pada tahun 2020 (Tamher & Kabupaten Pekalongan pada tahun 2015
Noorkasiani 2009, h.1). prevalensi hipertensi di Kabupaten
Perkiraan jumlah populasi lansia Pekalongan sebesar 8.975 jiwa. Prevalensi
hingga 414% pada tahun 2025 mengakibatkan tertinggi di Wilayah Kerja Puskesmas
banyak lansia yang tidak dapat menikmati Wonopringgo sebanyak 2524 dan jumlah
hidup dimasa tua dikarenakan masalah terbanyak di desa Jetak Kidul sebanyak 268
kesehatan. Salah satu masalah kesehatan yang (Dinkes Kabupaten Pekalongan, 2015).
paling banyak diderita para lanjut usia adalah Komplikasi hipertensi dapat
hipertensi. Sebanyak 1 milyar lanjut usia di menyebabkan penyakit jantung koroner,
dunia atau 1 dari 4 lanjut usia menderita infark jantung, stroke dan gagal ginjal.
hipertensi. Bahkan, diperkirakan jumlah Komplikasi dari hipertensi tersebut dapat
lanjut usia yang menderita hipertensi akan menyebabkan angka kematian yang tinggi.
meningkat menjadi 1,6 milyar menjelang Dampak dari penyakit hipertensi para lansia
tahun 2025 (Wahdah, 2011). dapat memicu terjadinya resiko serangan
Hipertensi adalah suatu keadaan jantung, stroke, dan gagal ginjal (Depkes,
dimana terjadi peningkatan tekanan darah 2007). Sedangkan menurut Wahdah (2011)
secara abnormal dan terus menerus pada tekanan darah yang terus meningkat
beberapa kali pemeriksaan tekanan darah mengakibatkan beban kerja jantung yang
yang disebabkan satu atau beberapa faktor berlebihan sehingga memicu kerusakan pada
resiko yang tidak berjalan sebagaimana pembuluh darah, gagal ginjal, jantung,
mestinya dalam mempertahankan tekanan kebutaan dan gangguan fungsi kognitif pada
darah secara normal (Wijaya 2013, h.52). lansia. Perubahan dalam kehidupan pada
Hipertensi seringkali disebut sebagai penderita hipertensi, merupakan salah satu
pembunuh gelap (sillent killer) karena pemicu terjadinya stres.
termasuk penyakit yang mematikan, tanda Berdasarkan hasil penelitian yang
disertai gejala-gejalanya lebih dahulu sebagai dilakukan oleh Rachma (2010) perasaan
peringatan bagi korbannya. Gejala-gejala lansia saat pertama kali terdiagnosis
hipertensi bervariasi pada masing-masing hipertensi, yaitu rasa tidak percaya, adapula
individu dan hampir sama dengan gejala reaksi pengingkaran yang masih dialami oleh
penyakit lainnya (Sustrani et al 2005, h.12). lansia meskipun sudah tujuh tahun menderita
Data World Health Organization (WHO) hipertensi. Lansia juga mengalami perasaan
tahun 2008 menunjukan, diseluruh dunia takut dan cemas akan dampak dari penyakit
sekitar 972 juta orang atau 26,4% penduduk darah tinggi, yaitu terjadinya stroke. Lansia
diseluruh dunia menderita hipertensi. Angka juga berespon sedih dan khawatir saat
ini kemungkinan akan meningkat menjadi mengetahui menderita hipertensi karena
29,2% di tahun 2025. Dari 972 juta penderita lansia mengetahui dampak dari penyakit
hipertensi, 333 juta berada di negara maju dan hipertensi adalah terjadinya penyakit stroke
639 sisanya berada di negara sedang yang mungkin akan membuat dirinya susah.
berkembang termasuk Indonesia. Rasa sedih yang dirasakan oleh lansia juga
Angka kejadian hipertensi berdasarkan dikarenakan hipertensi yang dialaminya
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
262
ISSN 2407-9189 The 4th Univesity Research Coloquium 2016

membutuhkan perawatan atau pengobatan berduka. Respon berduka yang dialami lansia
secara terus menerus. disebabkan karena hipertensi berdampak pada
Hasil penelitian lain yang dilakukan aspek fisik, psikososial, spiritual, ekonomi,
oleh Hilmi (2014) menunjukkan bahwa lebih dan individu lansia itu sendiri berupa stress
dari separuh (50,9%) lansia hipertensi yang berkelanjutan. Kondisi ini
memiliki tingkat stress sedang, dan hampir mengakibatkan lansia kehilangan status
separuh (43,4%) memiliki tingkat stress berat. fungsionalnya yang berdampak terhadap
Hasil penelitian lain yang dilakukan penurunan kualitas hidup lansia (Rachma
Prasetyorini (2012) menunjukkan bahwa lebih 2010).
dari 50% responden (55%) mengalami stres, Kualitas hidup lansia bisa didapatkan
dan lebih dari 50% responden (62%) dari kesejahteraan hidup lansia, emosi, fisik,
mengalami komplikasi hipertensi. Stres pekerjaan, kognitif dan kehidupan sosial
timbul pada pasien hipertensi disebabkan (Fogari dan Zoppi 2004, dalam Norma 2012,
adanya perubahan yang mendadak pada h.5). Menurut World Health Organization
aktivitas yang biasanya pasien lakukan, Quality of Life (WHOQOL), kualitas hidup
ketidakmampuan menyesuaikan diri dengan adalah kondisi fungsional lansia yang
keadaan penyakit, adanya pengobatan dan meliputi kesehatan fisik yaitu aktivitas sehari-
perubahan perilaku baik secara fisik maupun hari, ketergantungan pada bantuan medis,
emosional menjadi stressor bagi pasien kebutuhan istirahat, kegelisahan tidur,
hipertensi. Hadjam (2000, dalam Laksono penyakit, energi dan kelelahan, mobilitas,
2011, h.45) yang mengatakan bahwa pasien aktivitas sehari-hari, kapasitas pekerjaan,
yang mengalami penyakit kronis kesehatan psikologis yaitu perasaan positif,
memperlihatkan adanya stres dan depresi penampilan dan gambaran jasmani, perasaan
yang ditunjukkan dengan perasaan sedih, negatif, berfikir, belajar, konsentrasi,
putus asa, pesimis, merasa diri gagal, tidak mengingat, self esteem dan kepercayaan
puas dalam hidup, merasa lebih buruk individu, hubungan sosial lansia yaitu
dibandingkan dengan orang lain, penilaian dukungan sosial, hubungan pribadi, serta
rendah terhadap tubuhnya, dan merasa tidak aktivitas seksual, dan kondisi lingkungan
berdaya. Stress merupakan reaksi tubuh yaitu lingkungan rumah, kebebasan,
terhadap situasi yang menimbulkan tekanan, keselamatan fisik, aktivitas di lingkungan,
perubahan dan ketegangan emosi (Sunaryo kendaraan, keamanan, sumber keuangan,
2014, h. 215). Orang yang mengalami stress kesehatan dan kepedulian sosial.
adalah orang yang hidupnya berada di bawah Kualitas hidup merupakan salah satu
tekanan, oleh sebab itu stress akan sangat hal yang penting untuk diperhatikan karena
berpengaruh dan merubah keadaan otaknya, menurut konstitusi WHO tahun 1948,
dalam jangka pendek stress akan membuat kesehatan meliputi kesehatan fisik, mental,
orang lebih gampang marah, cemas, tegang serta sosial secara keseluruhan. Pengukuran
bingung dan pelupa (Budiman 2009, h.12). kesehatan serta perawatan kesehatan tidak
Berbagai masalah fisik dan psikososial hanya ditunjukkan oleh perubahan frekuensi
berpengaruh besar terhadap kehidupan sehari- dan beratnya penyakit, melainkan juga harus
hari lansia dengan hipertensi. Situasi ini dapat meliputi kenyamanan hidup yang dapat dinilai
menyebabkan perasaan kehilangan melalui peningkatan kualitas hidup
kesejahteraan fisik-psikososial pada lansia (Pangkahila, 2007). Lanjut usia dengan
akibat penyakit hipertensi yang dialaminya. hipertensi dinyatakan memiliki kualitas hidup
Bentuk kehilangan ini terdiri 3 komponen, yang baik, bila suatu kondisi yang
yaitu : kondisi fisiologis individu, ide-ide menyatakan tingkat kepuasan secara batin,
individu dan perasaan tentang dirinya, peran fisik, sosial, serta kenyamanan dan
sosial individu. Perasaan kehilangan fisik- kebahagiaan hidupnya, sedangkan penyakit
psikososial lansia ditunjukkan dengan respon kardiovaskular akibat hipertensi dapat

263
ISSN 2407-9189 The 4th Univesity Research Coloquium 2016

menyebabkan masalah pada kualitas hidup 1. Definisi


lanjut usia, sehingga kualitas hidup para lanjut Lanjut usia adalah kelompok
usia akan terganggu dan angka harapan hidup orang sedang mengalami suatu proses
lansia juga akan menurun (Yusup, 2010). perubahan yang bertahap dalam
Hasil penelitian Dewi (2013) jangka waktu beberapa dekade.
menunjukkan bahwa lebih dari separuh Menurut kamus besar bahasa
(56,7%) lansia hipertensi memiliki kualitas Indonesia (1995) lanjut usia (lansia)
hidup secara umum buruk, sebagian besar adalah tahap masa tua dalam
(62,1%) lansia hipertensi memiliki kualitas perkembangan individu dengan batas
kesehatan fisik buruk, kualitas psikologis usia 60 tahun keatas (Notoadmojo
buruk (70.4%). Hasil penelitian lain yang 2007, h. 279). Lanjut usia adalah
dilakukan Norma (2012) menunjukkan keadaan yang ditandai oleh kegagalan
kualitas hidup lansia dengan hipertensi seseorang untuk mempertahankan
sebagian besar lansia memiliki psikologis keseimbangan terhadap kondisi stress
yang kurang baik : merasa cemas dengan fisiologis (Makhfudli 2009, h. 249).
kondisinya. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan
Dari uraian latar belakang di atas bahwa lansia merupakan tahap akhir
peneliti tertarik melakukan penelitian tentang rentang hidup dengan batas usia 60
―Hubungan antara Tingkat Stress dengan tahun keatas yang ditandai dengan
Kualitas Hidup Lansia Hipertensi di Wilayah berbagai penurunan (seperti kondisi
Kerja Puskesmas Wonopringgo Pekalongan‖. fisik, psikologis, dan sosial).
2. Batasan-batasan lanjut usia
RUMUSAN MASALAH Ada beberapa pendapat mengenai
Berdasarkan latar belakang di atas, batasan umur lanjut usia, yaitu:
rumusan masalah pada penelitian ini adalah a. World Health Organization
―Apakah ada hubungan antara tingkat stress (WHO) (dalam Nugroho 2008,
dan kualitas hidup lansia dengan hipertensi di h.24) menyebutkan batasan-
wilayah kerja Puskesmas Wonopringgo batasan umur lanjut usia, yaitu :
Pekalongan?‖ 1) Usia pertengahan (middle
age), ialah kelompok usia 45
TUJUAN PENELITIAN sampai 59 tahun.
1. Tujuan Umum 2) Lanjut usia (elderly): antara
Tujuan umum dalam penelitian ini 60 dan 74 tahun.
adalah untuk mengetahui hubungan antara 3) Lanjut usia tua (old): antara
tingkat stress dengan kualitas hidup lansia 75 dan 90 tahun.
hipertensi di wilayah kerja Puskesmas 4) Usia sangat tua (very old): di
Wonopringgo Pekalongan. atas 90 tahun.
2. Tujuan Khusus b. Menurut Masdani (dalam
a. Mengetahui tingkat stres pada lansia Nugroho 2008, hh. 24-25)
yang mengalami hipertensi mengatakan, lanjut usia
b. Mengetahui kualitas hidup lansia yang merupakan kelanjutan dari usia
mengalami hipertensi dewasa. Kedewasaan dapat dibagi
c. Mengetahui hubungan antara tingkat menjadi empat bagian. Pertama:
stress dengan kualitas hidup lansia fase iuventus, antara 25 dan 40
hipertensi di wilayah kerja Puskesmas tahun, kedua: fase verilitas, antara
Wonopringgo Pekalongan. 40 dan 50 tahun, ketiga: fase
praesenium, antara 55 dan 65
TINJAUAN PUSTAKA tahun, dan keempat: fase senium,
A. Lanjut Usia antara 65 tahun hingga tutup usia.

264
ISSN 2407-9189 The 4th Univesity Research Coloquium 2016

c. Menurut Setyonegoro (dalam Komplikasi hipertensi pada otak,


Nugroho 2008, h. 25) menimbulkan resiko stroke
mengelompokkan lanjut usia apabila tidak diobati resiko
sebagai berikut : terkena stroke tujuh kali lebih
1) Usia dewasa muda (elderly besar.
adulhood): 18 atau 20-25 c. Ginjal
tahun. Tekanan darah tinggi juga
2) Usia dewasa penuh (middle menyebabkan kerusakkan ginjal,
years) atau maturitas: 25 – 60 tekanan darah tinggi dapat
atau 65 tahun. menyebabkan kerusakkan system
3) Lanjut usia (geriatric age) penyaringan di dalam ginjal
lebih dari 65 atau 70 tahun. akibatnya lambat laun ginjal
Terbagi untuk umur 70 -75 tidak mampu membuang zat-zat
tahun (young old), 75 -80 tahun yang tidak dibutuhkan tubuh
(old), dan lebih dari 80 tahun yang masuk melalui aliran darah
(very old). dan terjadi penumpukan di dalam
tubuh.
B. Hipertensi d. Mata
1. Pengertian hipertensi Pada mata hipertensi dapat
Hipertensi merupakan keadaan mengakibatkan terjadinya
ketika tekanan darah sistolik lebih retinopati hipertensi dan dapat
dari 120 mmHg dan tekan diastolik menimbulkan kebutaan.
lebih dari 80 mmHg. Hipertensi
sering menyebabkan perubahan pada C. Stress
pembuluh darah yang dapat 1. Pengertian
mengakibatkan semakin tingginya Stres adalah fenomena yang
tekanan darah. Pengobatan awal pada mempengaruhi semua dimensi dalam
hipertensi sangatlah penting karena kehidupan seseorang (Potter & Perry
dapat mencegah timbulnya 2005, h. 476). Menurut Hawari
komplikasi pada beberapa organ (dikutip dalam Sunaryo 2014, h. 215)
tubuh seperti jantung, ginjal, dan otak mengatakan bahwa stres adalah reaksi
(Muttaqin 2009, h. 112). atau respons tubuh terhadap stressor
2. Komplikasi psikososial. (Sunaryo 2014, h. 215)
Menurut Wijaya (2013, h. juga mendefinisikan secara umum
58) komplikasi hipertensi dapat bahwa stres adalah reaksi tubuh
terjadi pada organ-organ sebgai terhadap situasi yang menimbulkan
berikut : tekanan, perubahan dan ketegangan
a. Jantung emosi. Jadi, dapat peneliti simpulkan
Tekanan darah tinggi dapat bahwa stres adalah respons fisiologis
menyebabkan terjadinya gagal dan psikologis dari tubuh terhadap
jantung dan penyakit jantung rangsangan emosional yang
koroner. Pada penderita dipengaruhi baik oleh lingkungan
hipertensi, beban kerja jantung maupun penampilan dalam kehidupan
akan meningkat, otot jantung seseorang.
akan mengendor dan berkurang 2. Teori Stress
elastisitasnya, yang disebut Apabila ditinjau dari
dekompensasi penyebab stres, menurut Kusmiati
b. Otak (dikutip dalam Sunaryo 2014, h. 215),
dapat digolongkan sebagai berikut :

265
ISSN 2407-9189 The 4th Univesity Research Coloquium 2016

a. Stres fisik, disebabkan oleh suhu c. Stres tahap ketiga, yaitu tahapan
atau temperature yang terlalu stres dengan keluhan, seperti
tinggi atau rendah, suara bising, defekasi tidak teratur, otot semakin
sinar yang terlalu terang, atau tegang, emosional, insomnia,
tersengat arus listrik. mudah terjaga dan sulit tidur
b. Stres kimiawi, disebabkan oleh kembali, bangun terlalu pagi dan
asam basa kuat, obat obatan, zat sulit tidur kembali, koordinasi
beracun, hormon atau gas. tubuh terganggu.
c. Stres mikrobiologik, disebabkan d. Stres tahap keempat, yaitu tahapan
oleh virus, bakteri, atau parasit stres dengan keluhan, seperti tidak
yang menimbulkan penyakit. mampu bekerja sepanjang hari,
d. Stres fisiologik, disebabkan oleh aktivitas pekerjaan terasa sulit dan
gangguan struktur, fungsi jaringan, menjenuhkan, respons tidak
organ atau sistemik sehingga adekuat, kegiatan rutin terganggu,
menimbulkan fungsi tubuh tidak gangguan pola tidur, sering
normal. menolak ajakan, konsentrasi dan
e. Stres proses pertumbuhan dan daya ingat menurun, serta timbul
perkembangan, disebabkan oleh ketakutan dan kecemasan.
gangguan pertumbuhan dan e. Stres tahap kelima, yaitu tahapan
perkembangan pada masa bayi stres yang ditandai dengan
hingga tua. kelelahan fisik dan mental,
f. Stres psikis/emosional, disebabkan ketidakmampuan menyelesaikan
oleh gangguan hubungan pekerjaan yang sederhana dan
interpersonal, sosial, budaya atau ringan, gangguan pencernaan
ketegangan. berat, meningkatnya rasa takut dan
3. Tahapan stres cemas, bingung, dan panik.
Menurut Hawari (dikutip f. Stres tahap keenam, yaitu tahapan
dalam Sunaryo 2014, h. 219) stres dengan tanda tanda, seperti
menjelaskan bahwa tahapan stres jantung berdebar keras, sesak
adalah sebagi berikut: napas, badan gemetar, dingin dan
a. Stres tahap pertama (paling banyak keluar keringat, serta
ringan), yaitu stres yang disertai pingsan.
perasaan nafsu bekerja yang besar 4. Reaksi tubuh terhadap stres
dan berlebihan, mampu Menurut Hawari (dikutip
menyelesaikan pekerjaan tanpa dalam Sunaryo 2014, hh. 219-220)
memperhitungkan tenaga yang reaksi tubuh terhadap stres, yaitu
dimiliki dan penglihatan menjadi sebagai berikut:
tajam. a. Perubahan warna rambut dari
b. Stres tahap kedua, yaitu stres yang hitam menjadi kecoklatan, ubanan,
disertai keluhan, seperti bangun atau kerontokan.
pagi tidak segar atau letih, cepat b. Gangguan ketajaman penglihatan.
lelah saat menjelang sore, cepat c. Tinitus (pendengaran berdenging).
lelah sesudah makan, tidak dapat d. Daya mengingat, konsentrasi, dan
rileks, lambung atau perut tidak berpikir menurun.
nyaman, jantung berdebar, dan e. Wajah tegang, serius, tidak santai,
punggung tegang. Hal tersebut sulit senyum, dan kedutan pada
karena cadangan tenaga tidak kulit wajah.
memadai. f. Bibir dan mulut terasa kering,
tenggorokan terasa tercekik.

266
ISSN 2407-9189 The 4th Univesity Research Coloquium 2016

g. Kulit dingin atau panas, banyak yang tidak harmonis, kesulitan


berkeringat, kulit kering, timbul finansial dan penyakit fisik yang
eksim, biduran, gatal gatal, lama. Pada stres berat ini individu
tumbuh jerawat, telapak tangan sudah mulai ada gangguan fisik
dan kaki sering berkeringat, dan dan mental.
kesemutan. 6. Instrumen penilaian tingkat stress
h. Napas terasa berat dan sesak. Kuesioner Depression Anxiety
i. Jantung berdebar, muka merah Stress Scale 42 (DASS 42)
atau pucat. merupakan instrumen yang digunakan
j. Lambung mual, kembung dan oleh Lovibon 1995 untuk mengetahui
pedih, mulas, sulit defekasi, atau tingkat depresi, kecemasan dan stress
diare. yang berjumlah 42 pertanyaan. Tes
k. Sering berkemih. ini merupakan tes standar yang sudah
l. Otot sakit, seperti ditusuk, pegal diterima secara internasional
dan tegang. (Nursalam 2008, h.195).
m. Kadar gula meninggi, pada wanita Penilaian Depression Anxiety
terjadi gangguan menstruasi. Stress Scale 42 (DASS 42) adalah
n. Libido menurun atau bisa juga dengan memberikan skor yaitu :
meningkat. a. Skor 1 untuk setiap pertanyaan
5. Tingkat stres yang tidak ada atau tidak pernah
Menurut Potter & Perry (1989 dialami.
dikutip dalam Rasmun 2009 hh. 25- b. Skor 2 untuk setiap pertanyaan
26) membagi tingkat stres menjadi yang kadang-kadang dialami.
tiga yaitu : c. Skor 3 untuk setiap pertanyaan
a. Stres ringan yang sering dialami.
Apabila stressor yang d. Skor 4 untuk setiap pertanyaan
dihadapi setiap orang teratur, yang hampir setiap saat atau selalu
misalnya terlalu banyak tidur, dialami.
kemacetan lalu lintas. Situasi
seperti ini biasanya berlangsung D. Kualitas Hidup
beberapa menit atau jam dan 1. Pengertian
belum berpengaruh kepada fisik Kualitas hidup merupakan
dan mental hanya saja mulai persepsi psikologis individu tentang
sedikit tegang dan was-was. hal-hal nyata dari aspek-aspek dunia
b. Stres sedang (Rapley 2003, dalam Octaviyanti
Apabila berlangsung lebih 2013, h.17). Menurut World Health
lama, dari beberapa jam sampai Organization Quality of Life Group
beberapa hari, contohnya (WHOQOL Group) kualitas hidup
kesepakatan yang belum selesai, didefinisikan sebagai persepsi
beban kerja yang berlebihan dan individual terhadap posisinya dalam
mengharapkan pekerjaan baru. kehidupan pada konteks sistem nilai
Pada medium ini individu mulai dan budaya dimana mereka tinggal
kesulitan tidur sering menyendiri dan dalam berhubungan dengan
dan tegang. tujuannya, pengharapan, norma-norma
c. Stres berat dan kepedulian menyatu dalam hal
Apabila situasi kronis yang yang kompleks kesehatan fisik
dapat berlangsung beberapa seseorang, keadaan psikologis, level
minggu sampai beberapa tahun, kemandirian, hubungan sosial,
misalnya hubungan suami istri kepercayaan-kepercayaan personal

267
ISSN 2407-9189 The 4th Univesity Research Coloquium 2016

dan hubungannya dengan hal-hal yang kualitas hidup merupakan persepsi


penting pada lingkungan. Kualitas atau penilaian subjektif dari individu
hidup merujuk pada evaluasi subjektif yang mencakup beberapa aspek
yang berada di dalam lingkup suatu sekaligus, yang meliputi kondisi fisik,
kebudayaan, sosial dan konteks psikologis, sosial, kognitif, hubungan
lingkungan. Kualitas hidup tak dapat dengan peran, aspek spiritual dan
secara sederhana disamakan dengan lingkungan dalam kehidupan sehari-
istilah, status kesehatan, kepuasan hari.
hidup, keadaan mental atau 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
kesejahteraan. Lebih dari pada itu, Kualitas Hidup
kualitas hidup merupakan konsep Raeburn dan Rootman (2008,
multidimensional. dalam Octaviyanti 2013, h.19)
Sedangkan menurut Hermann mengemukakan bahwa terdapat
(2007, dalam Octaviyanti 2013, h.18) delapan faktor yang mempengaruhi
definisi kualitas hidup yang kualitas hidup seseorang, yaitu:
berhubungan dengan kesehatan dapat a. Kontrol, berkaitan dengan kontrol
diartikan sebagai respon emosi dari terhadap perilaku yang dilakukan
penderita terhadap aktivitas sosial, oleh seseorang, seperti pembatasan
emosional, pekerjaan dan hubungan terhadap kegiatan untuk menjaga
antar keluarga, rasa senang atau kondisi tubuh.
bahagia, adanya kesesuaian antara b. Kesempatan yang potensial,
harapan dan kenyataan yang ada, beraitan dengan seberapa besar
adanya kepuasan dalam melakukan seseorang dapat melihat peluang
fungsi fisik, sosial dan emosional serta yang dimilikinya.
kemampuan mengadakan sosialisasi c. Sistem dukungan, termasuk
dengan orang lain. Kualitas hidup didalamnya dukungan yang
(Quality of Life) merupakan konsep berasal dari lingkungan keluarga,
analisis kemampuan individu untuk masyarakat, maupun sarana-sarana
mendapatkan hidup normal terkait fisik seperti tempat tinggal atau
dengan persepsi secara individu rumah yang layak dan fasilitas-
mengenai tujuan, harapan, standar dan fasilitas yang memadai sehingga
perhatian secara spesifik terhadap dapat menunjang kehidupan.
kehidupan yang dialami dengan d. Keterampilan, berkaitan dengan
dipengaruhi oleh nilai dan budaya kemampuan seseorang untuk
pada lingkungan individu tersebut melakukan keterampilan lain yang
berada (Adam 2006, dalam Nursalam mengakibatkan ia dapat
2008, h.82). Kualitas hidup (Quality of mengembangkan dirinya, seperti
Life) digunakan dalam bidang mengikuti suatu kegiatan atau
pelayanan kesehatan untuk kursus tertentu.
menganalisis emosional seseorang, e. Kejadian dalam hidup, hal ini
faktor sosial, dan kemampuan untuk terkait dengan tugas
memenuhi tuntutan kegiatan dalam perkembangan dan stres yang
kehidupan secara normal dan dampak diakibatkan oleh tugas tersebut.
sakit dapat berpotensi untuk Kejadian dalam hidup sangat
menurunkan kualitas hidup terkait berhubungan erat dengan tugas
kesehatan (Brook & Anderson 2007, perkembangan yang harus dijalani,
dalam Nursalam 2008, h.82). dan terkadang kemampuan
Dari definisi-definisi kualitas seseorang untuk menjalani tugas
tersebut, dapat disimpulkan bahwa

268
ISSN 2407-9189 The 4th Univesity Research Coloquium 2016

tersebut mengakibatkan tekanan keberadaan, kesediaan, kepedulian


tersendiri. dari orang-orang yang dapat
f. Sumber daya, terkait dengan diandalkan, menghargai, dan
kemampuan dan kondisi fisik menyayangi kita. Dukungan sosial
seseorang. Sumber daya pada yang diterima seseorang dalam
dasarnya adalah apa yang dimiliki lingkungannya, baik berupa
oleh seseorang sebagai individu. dorongan semangat, perhatian,
g. Perubahan lingkungan, berkaitan penghargaan, bantuan maupun
dengan perubahan yang terjadi kasih sayang membuatnya akan
pada lingkungan sekitar seperti memiliki pandangan positif
rusaknya tempat tinggal akibat teradap diri dan lingkungannya.
bencana. d. Domain lingkungan berhubungan
h. Perubahan politik, berkaitan dengan sumber-sumber finansial;
dengan masalah negara seperti kebabasan, keamanan dan
krisis moneter sehingga keselamatan fisik; perawatan
menyebabkan orang kehilangan kesehatan dan sosial (aksesibilitas
pekerjaan/mata pencaharian. dan kualitas); lingkungan rumah;
3. Domain Kualitas Hidup kesempatan untuk memperoleh
Dalam definisi kualitas hidup informasi dan belajar keterampilan
yang dibuat oleh WHOQOL Group baru; berpartisipasi dan
(dalam Octaviyanti 2013, hh.21-22) kesempatan untuk rekreasi atau
terdapat domain-domain yang memiliki waktu luang; lingkungan
merupakan bagian penting untuk fisik (polusi, kebisingan, lalu
mengetahui kualitas hidup individu. lintas, iklim); serta tranportasi.
Domain-domain tersebut adalah 4. Pengukuran kualitas hidup
kesehatan fisik, psikologis, sosial, dan Pengukuran kualitas hidup oleh para
lingkungan. Berikut ini adalah hal-hal ahli belum mencapai suatu
yang tercakup dalam 4 domain pemahaman pada suatu standar atau
tersebut: metoda yang terbaik yangdapat
a. Domain kesehatan fisik, hal-hal menghasilkan nilai kualitas hidup
yang terkait di dalamnya meliputi: yang benar-benar tepat. Fokus
aktivitas sehari-hari, pengukuran kualitas hidup yang telah
ketergantungan pada bahan-bahan dikembangkan oleh WHO adalah
medis atau pertolongan medis, mengukur kualitas hidup dilihat dari
tenaga dan kelelahan, mobilitas, berbagai sudat pandang aspek lain dari
rasa sakit dan ketidaknyamanan, kehidupan seseorang seperti spiritual
tidur dan istirahat, serta kapasitas atau keyakinan dan pekerjaan, yang
bekerja. menjadi lebih komprehensif. Secara
b. Domain psikologis terkait dengan umum pengukuran kualitas hidup
hal-hal seperti body image dan dapat dengan cara kuantitatif maupun
penampilan; perasaan-perasaan pengukuran kualitatif. Pada tahun
negatif dan positif; self-esteem ; 1991 bagian kesehatan mental WHO
spiritualitas atau kepercayaan memulai penelitian dengan
personal; pikiran, belajar, memori mengembangkan instrument penilaian
dan konsentrasi. kualitas hidup (QOL) yang dapat
c. Domain sosial meliputi hubungan dipakai secara nasional dan secara
personal, hubungan sosial serta antar budaya. Instrumen WHOQoL
dukungan sosial dan aktivitas 100 ini telah dikembangkan secara
seksual. Dukungan sosial adalah kolaborasi dalam sejumlah pusat

269
ISSN 2407-9189 The 4th Univesity Research Coloquium 2016

kesehatan dunia menjadi WHOQoL- ini diukur dengan skala ordinal yaitu
BREF dan saat ini telah banyak dengan rincian skor 4 jika jawaban selalu
diadopsi dan diterjemahkan oleh (SL), skor 3 jika jawaban sering (SR),
berbagai negara untuk digunakan skor 2 jika jawaban kadang-kadang (KD)
melakukan penelitian mengenai dan skor 1 jika jawaban tidak pernah (TP).
kualitas hidup. Instrumen WHOQoL- Peserta atau responden diminta memilih
BREF terdiri dari 26 item, merupakan satu jawaban selalu (SL), sering (SR),
instrumen kualitas kehidupan paling kadang-kadang (KD) dan tidak pernah
pendek dan sederhana, namun (TP). Kemudian dilakukan
instrumen ini dapat menampung pengkodingan pada jawaban tersebut ke
aspirasi ukuran ungkapan dan kualitas dalam angka, skor 4 jika jawaban selalu
kehidupan seseorang. (SL), skor 3 jika jawaban sering (SR),
skor 2 jika jawaban kadang-kadang (KD)
DESAIN PENELITIAN dan skor 1 jika jawaban tidak pernah (TP).
Penelitian ini menggunakan desain studi Skor setiap pertanyaan dijumlahkan
deskriptif korelatif dengan pendekatan cross menjadi total skor, selanjutnya total skor
sectional. tersebut dikategorikan.
2. Bagian kedua, terdiri dari pertanyaan
POPULASI variabel kualitas hidup
Populasi dalam penelitian ini adalah Kuesioner variabel kualitas hidup
seluruh lansia hipertensi di wilayah dalam penelitian ini menggunakan
Puskesmas Wonopringgo Kabupaten instrument WHOQoL-BREF versi
Pekalongan pada bulan Januari s.d Maret Indonesia terjemahan dilakukan atas nama
tahun 2016 sebanyak 357 orang yang tersebar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) oleh
di 14 desa. Dr Ratna Mardiati; Satya Joewana,
Universitas Katolik Atma Jaya, Jakarta;
SAMPEL Dr Hartati Kurniadi; Isfandari,
Teknik pengambilan sampel yang Departemen Kesehatan Indonesia dan
digunakan dalam penelitian ini adalah cluster Riza Sarasvita, Rumah Sakit
sampling (area sampling) karena populasi Ketergantungan Obat Fatmawati, Jakarta.
dalam penelitian ini tersebar di beberapa Instrument WHOQoL-BREF
gugus atau desa. Besar gugus atau kelompok dikembangkan secara kolaborasi dalam
yang diambil sebesar 20% dari 14 desa yaitu sejumlah pusat kesehatan dunia untuk
3 desa didapatkan sampel 42 responden. digunakan melakukan penelitian
mengenai kualitas hidup. Instrument
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA WHOQoL-BREF terdiri dari 24 item,
Kuesioner penelitian terdiri dari dua merupakan instrumen kualitas kehidupan
bagian yaitu: paling pendek dan sederhana, namun
1. Bagian pertama, terdiri dari pertanyaan instrumen ini dapat menampung aspirasi
variabel tingkat stress ukuran ungkapan dan kualitas kehidupan
Kuesioner variabel tingkat stress seseorang. Bentuk pertanyaan kuesioner
dalam penelitian ini menggunakan merupakan pertanyaan tertutup (closed
kuesioner Depression Anxiety Stress Scale ended) dengan menggunakan skala Likert
42 (DASS 42) merupakan instrumen yang 5 kategori.
digunakan oleh Lovibon 1995 untuk Peserta atau responden diminta
mengetahui tingkat depresi, kecemasan memilih satu angka dari skala 1 sampai 5.
dan stress yang berjumlah 42 pertanyaan. Skor tiap dimensi yang didapat dari alat
Tes ini merupakan tes standar yang sudah ukur WHOQoL-BREF (raw score) harus
diterima secara internasional. Kuesioner ditransformasikan dalam skala 0-100

270
ISSN 2407-9189 The 4th Univesity Research Coloquium 2016

sehingga nilai skor dari alat ukur ini dapat Analisa bivariat ini digunakan
dibandingkan dengan nilai skor yang untuk mengetahui hubungan tingkat stress
digunakan dalam alat ukur WHOQoL-100 dengan kualitas hidup lansia dengan
(WHO Group, 2008). Selanjutnya total hipertensi di wilayah kerja Puskesmas
skor dikategorikan. Wonopringgo Kabupaten Pekalongan. Uji
statistik yang digunakan adalah uji
UJI VALIDITAS DAN REABILITAS statistik Korelasi Spearman Rank (rho)
1. Uji Validitas karena untuk mengetahui adanya
Hasil uji validitas DASS 42 yang hubungan variabel bebas dan variabel
dilakukan oleh Abdullah dan Amrullah terikat dengan skala data ordinal dan
(2014) dengan 20 responden ordinal.
menunjukkan nilai r hasil dari 42
pertanyaan berada di atas nilai r tabel HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
(r=0,444), sehingga dapat disimpulkan 1. Gambaran tingkat stress lansia dengan
keempat puluh dua pertanyaan tersebut hipertensi di wilayah kerja Puskesmas
sudah valid. Hasil uji validitas Wonopringgo Kabupaten Pekalongan
WHOQOL-BREF yang dilakukan Hasil penelitian menunjukkan
Sekarwiri (2008) menunjukkan bahwa bahwa pasien hipertensi di wilayah kerja
semua pertanyaan valid (r= 0,445-0,889). Puskesmas Wonopringgo Kabupaten
2. Uji Reliabilitas Pekalongan tidak terdapat kategori normal
Hasil uji reliabilitas DASS 42 (tidak stres), sebagian kecil tingkat stres
yang dilakukan oleh Abdullah dan dalam kategori ringan yaitu 13 responden
Amrullah (2014) dengan 20 responden (31%), sebagian besar dalam kategori
menunjukkan cronbach alpha (0,976) sedang sebanyak 29 responden (69%), dan
berada di atas nilai konstanta (0,6), tidak terdapat stres kategori berat.
sehingga dapat disimpulkan DASS 42 Berdasarkan hasil penelitian
merupakan alat yang reliable. Hasil uji tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
reliabilitas WHOQOL-BREF yang pasien hipertensi di wilayah kerja
dilakukan Sekarwiri (2008) menunjukkan Puskesmas Wonopringgo Kabupaten
cronbach alpha sebesar 0,902 (>0,6) Pekalongan mengalami stres tingkat
sehingga dapat disimpulkan bahwa ringan dan sedang. Namun tidak ada
WHOQOL-BREF merupakan alat yang pasien hipertensi mengalami stres berat.
reliable. Keberagaman tingkat stres ini disebabkan
oleh faktor yang mempengaruhi efek
ANALISA DATA stresor bagi individu juga berbeda-beda
Adapun tahap-tahap analisa data sebagai antara satu dengan lainnya (Rasmun 2009,
berikut: h.13).
a. Analisa univariat Komplikasi hipertensi dapat
Analisa univariat digunakan untuk menyebabkan penyakit jantung koroner,
menganalisis variabel-variabel secara infark jantung, stroke dan gagal ginjal.
deskriptif dengan menghitung frekuensi Komplikasi dari hipertensi tersebut dapat
dan prosentase masing-masing variabel. menyebabkan angka kematian yang
Analisa univariat dalam penelitian ini tinggi. Dampak dari penyakit hipertensi
adalah untuk mengetahui tingkat stress para lansia dapat memicu terjadinya
dan kualitas hidup pada lansia dengan resiko serangan jantung, stroke, dan gagal
hipertensi di wilayah kerja Puskesmas ginjal (Depkes, 2007). Sedangkan
Wonopringgo Kabupaten Pekalongan. menurut Wahdah (2011) tekanan darah
b. Analisa bivariat yang terus meningkat mengakibatkan
beban kerja jantung yang berlebihan

271
ISSN 2407-9189 The 4th Univesity Research Coloquium 2016

sehingga memicu kerusakan pada Upaya penanggulangan stres


pembuluh darah, gagal ginjal, jantung, menurut Rasmun (2009, hh. 70-73), yaitu
kebutaan dan gangguan fungsi kognitif sebagai berikut :
pada lansia. Perubahan dalam kehidupan a. Meningkatkan keimanan
pada penderita hipertensi, merupakan Individu hendaknya selalu
salah satu pemicu terjadinya stres. mensyukuri apa yang telah dicapai dan
Setiap individu memiliki dimiliki, rasa syukur menyebabkan
penanganan stress yang berbeda, terutama seseorang mempunyai sifat yang
pada lansia. Hal ini dikarenakan lansia sabar, tidak berprasangka buruk
telah mengalami perubahan dalam dirinya terhadap Tuhan. Selalu berfikir positif
baik perubahan fisik maupun mental, jika dihadapkan pada suatu cobaan,
perubahan tersebut dapat mempengaruhi dengan demikian individu dapat
kondisi psikologisnya. Apabila stress berharap bahwa stres/ketegangan
tersebut tidak diatasi dengan tepat, psikologis dalam hidup dapat
permasalahan yang harus dihadapi oleh dikurangi.
lansia akan menimbulkan akibat gangguan b. Meditasi dan pernafasan
sistem, timbulnya penyakit dan Meditasi dan pengaturan
manifestasi klinis (Perry & Potter 2005, pernafasan dapat membantu
h.476). mengurangi ketegangan psikologis,
Hasil penelitian menunjukkan karena melakukan meditasi dapat
lansia yang menderita hipertensi di menghilangkan pikiran yang
wilayah kerja Puskesmas Wonopringgo membebani. Pada saat meditasi segala
Kabupaten Pekalongan mengalami pikiran dipusatkan kepada upaya
mengalami stress. Hasil penelitian ini membersihkan diri atau melupakan
sejalan dengan teori yang menyebutkan masalah-masalah kehidupan duniawi.
bahwa pada umumnya lansia akan Sedangkan pengaturan pernafasan
mengalami stress, kecemasan dan depresi dapat membantu memaksimalkan
yang dapat terjadi gangguan baik fisik, sirukulasi oksigen keseluruh jaringan
mental maupun sosial. Dilihat dari segi tubuh sehingga diperoleh kesegaran
mental lansia dengan stress akan menjadi jasmani yang maksimal.
pemarah, pemurung, sering merasa cemas c. Menyalurkan energi melalui kegiatan
dan lain sebagainya ( Hawari 2007, h.33). olah raga
Stres dapat memperburuk Olah raga disamping dapat
kesehatan pasien hipertensi. Menurut melupakan ketegangan psikologis
Rasmun (2009, h.8) stres yang berlarut- karena dalam berolahraga terdapat
larut dan dalam intensitas tinggi dapat unsur rekreasi. Dengan berolahraga
menyebabkan penyakit fisik dan mental juga dapat meningkatkan kesehatan
seseorang, yang akhirnya dapat jasmani, karena energi cadangan yang
menurunkan produktifitas kerja dan tersimpan didalam tubuh berupa
buruknya hubungan interpersonal. Stres timbunan lemak dapat terbakar untuk
ringan biasanya tidak merusak aspek tenaga selama berolah raga, dengan
fisiologis, namun bila dialami terus berolah raga semua organ tubuh
menerus dapat menimbulkan penyakit. terstimulasi aktif bekerja.
Pada stres sedang jika seseorang telah d. Melakukan relaksasi
mempunyai ―bakat‖ penyakit jantung Seseorang yang sedang
koroner maka dapat menjadi pemicu dari mengalami stres dapat mengalami
serangan jantung (Rasmun 2009, h26). ketegangan fisik maupun psikologis,
yang langsung ataupun yang tidak
langsung dapat berpengaruh terhadap

272
ISSN 2407-9189 The 4th Univesity Research Coloquium 2016

kesehatan fisik dan psikologis. Oleh antara hipertensi dengan kualitas hidup
karena itu, relaksasi yang dilakukan yang menurun, dimana dalam penelitian
dapat mengendorkan ketegangan tersebut disebutkan bahwa lansia dengan
syaraf dan otot selama stres hipertensi 4,6 kali hidupnya kurang
berlangsung. berkualitas dibandingkan dengan lansia
a. Dukungan dari teman dan dukungan yang tidak mengalami hipertensi.
sosial, keluarga Hipertensi merupakan salah satu penyakit
Dukungan dari teman dan yang paling berpengaruh terhadap
keluarga sangat diperlukan oleh kesehatan dan kualitas hidup lansia
seseorang yang mengalami stres dan (Ogihara dan Rakugi 2005, dalam Norma
kecemasan, karena dengan 2012, h.5).
mendapatkan dukungan dari orang Mekanisme dari dimensi kesehatan
lain seseorang yang mengalami stres fisik yang buruk tidak diketahui secara
dan kecemasan tidak sendirian pasti, tetapi diperkirakan akibat dari
merasakan masalah yang dihadapinya. pengaruh komplikasi dan gejala klinis
Namun, demikian seseorang yang yang ditimbulkan oleh hipertensi.
mengalami stres dan kecemasan Individu dengan hipertensi dilaporkan
hendaknya membuka diri meminta mengalami gejala-gejala seperti sakit
pertolongan kepada orang lain, tidak kepala, depresi, cemas, dan mudah lelah.
menutup-nutupi masalahnya sendiri. Gejala-gejala ini dilaporkan dapat
b. Hindari kebiasaan atau kegiatan rutin mempengaruhi kualitas hidup seseorang
yang membosankan pada berbagai dimensi terutama dimensi
Membuat jadwal kegiatan baru, kesehatan fisik (Soni 2010, dalam Putri
yang lebih bervariasi untuk 2013, h.10). Oleh karena itu, dalam
menyelesaikan tugas-tugas harian. menangani individu dengan hipertensi
Untuk menghindari kebosanan sangat penting untuk mengukur kualitas
ditempat kerja, awali pekerjaan hidup agar dapat dilakukan manajemen
dengan rasa gembira dan semangat, yang optimal.
anggap pekerjaan itu adalah suatu Penerimaan diri terhadap penyakit
permainan yang menyenangkan. yang diderita lansia yang kurang baik,
2. Gambaran kualitas hidup lansia dengan adanya kekhawatiran terhadap komplikasi
hipertensi di wilayah kerja Puskesmas dari penyakit hipertensi dan masa depan.
Wonopringgo Kabupaten Pekalongan Penerimaan diri dan rasa syukur
Hasil penelitian menunjukkan menjadikan seseorang merasa bahagia,
bahwa lebih dari separuh (52,4%) kualitas optimistis dan lebih intens merasakan
hidup lansia dengan hipertensi di wilayah kepuasan hidup (Froh, Kashdan,
kerja Puskesmas Wonopringgo Kabupaten Ozimkowski, & Miller 2009, dalam Eko
Pekalongan dalam kategori cukup yaitu 22 2016, h.128). Bersyukur erat kaitanya
responden. Hasil penelitian dengan pengkondisian perasaan positif
menggambarkan bahwa tidak terdapat pada diri seseorang, hal ini baik secara
lansia dengan hipertensi yang memiliki langsung maupun tidak langsung rasa
kualitas hidup yang baik, hal ini syukur dapat meningkatkan kesejahteraan
mengindikasikan adanya penurunan psikologis pada diri seseorang (Emmons
kualitas hidup lansia dengan hipertensi di 2007, dalam Eko 2016, h.130).
wilayah kerja Puskesmas Wonopringgo Kimball Young dan Raymond W.
Kabupaten Pekalongan. Mack (2001, dalam Poerwanti 2012, h. 3)
Hasil penelitian lain yang dilakukan mengemukakan bahwa interaksi sosial
Soni (2010, dalam Putri 2013, h.9) merupakan kunci dari semua kehidupan
menyimpulkan bahwa terdapat hubungan sosial, karena tanpa interaksi sosial tidak

273
ISSN 2407-9189 The 4th Univesity Research Coloquium 2016

akan mungkin ada kehidupan bersama. Kabupaten Pekalongan. Nilai korelasi


Status perkawinan pada lansia juga Spearman (r) sebesar - 0,535
merupakan salah satu faktor yang menunjukkan bahwa kekuatan hubungan
mempengaruhi kualitas hidup lansia. yang kuat dan karena nilai korelasi r-nya
Seluruh responden dalam penelitian ini (-) negatif maka arah korelasinya negatif
berstatus duda atau janda, sehingga artinya semakin tinggi tingkat stress maka
responden tidak memiliki kepuasan dalam semakin menurun kualitas hidup lansia,
kehidupan seksual yang berdampak pada begitu juga sebaliknya.
kehidupan sosial lansia. Penelitian empiris Hasil penelitian ini mendukung teori
di Amerika secara umum menunjukkan yang dikemukakan oleh Lindstrom (2009,
bahwa individu yang menikah memiliki dalam Octaviyanti 2013, h.20) yang
kualitas hidup yang lebih tinggi dari pada menyatakan bahwa stress merupakan
individu yang tidak menikah, bercerai, salah satu faktor yang mempengaruhi
ataupun janda/duda akibat pasangan kualitas hidup. Jika dalam kehidupannya
meninggal (Moons, dkk 2004, dalam seseorang mengalami situasi yang
Nofitri, 2009). menekan atau terjadi perubahan kondisi
Dukungan yang diberikan oleh (menjadi buruk), namun bila ia memiliki
keluarga lansia dengan hipertensi sangat kemampuan serta kesempatan untuk
mempengaruhi kualitas hidup lansia menghadapi dan mengontrol keadaan
dengan hipertensi. Dukungan merupakan yang dialaminya maka orang tersebut
hal yang berharga dan akan menambah dapat mempertahankan kondisi kualitas
ketentraman hidup lansia. Dukungan bisa hidupnya pada arah yang lebih positif.
didapatkan dari pasangan, saudara, teman, Hasil penelitian ini juga sejalan dengan
rekan kerja dan kelompok komunitas. hasil penelitian Zainuddin (2015) yang
Namun, dari sekian banyak sumber menunjukkan ada hubungan antara stres
dukungan, keluarga merupakan sumber dengan kualitas hidup penderita diabetes
dukungan yang paling penting bagi mellitus tipe 2 di RSUD Arifin Achmad
individu (Safarino 1994, dalam Annisa Pekanbaru. Penyakit diabetes mellitus tipe
2005). Sebagian besar responden dalam 2 keduanya merupakan penyakit menahun
penelitian ini masih tinggal dalam satu yang akan diderita seumur hidup.
rumah dengan keluarga, sehingga Diabetes dan tekanan darah tinggi
lingkungan tempat tinggal cukup cenderung terjadi bersamaan karena
terpelihara. Hal ini diperkuat oleh hasil mereka memiliki ciri-ciri fisiologis
penelitian Wayan (2013) yang tertentu, yaitu, efek yang disebabkan oleh
menunjukkan ada hubungan antara masing-masing penyakit cenderung
dukungan keluarga dengan kualitas hidup membuat penyakit lain lebih mungkin
lansia yang mengalami hipertensi. terjadi (Lika, 2016).
3. Hubungan tingkat stress dengan kualitas Stress pada lansia hipertensi akan
hidup lansia dengan hipertensi di wilayah memperburuk kondisinya sehingga dapat
kerja Puskesmas Wonopringgo Kabupaten menyebabkan komplikasi. Stres dapat
Pekalongan meningkatkan tekanan darah secara
Berdasarkan hasil analisis statistik intermiten. Stres yang terlalu besar dapat
dengan menggunakan uji Spearman Rank memicu terjadinya berbagai penyakit,
didapatkan nilai ρ value sebesar 0,001 misalnya sakit kepala, sulit tidur, tukak
(<0,05) sehingga Ho ditolak, dapat lambung, hipertensi, penyakit jantung,
disimpulkan bahwa ada hubungan yang dan stroke (Sustrani et al 2005, hh. 26-
signifikan antara tingkat stress dengan 28).
kualitas hidup lansia dengan hipertensi di Stres bisa memiliki konsekuensi
wilayah kerja Puskesmas Wonopringgo secara fisik, emosional, intelektual, sosial

274
ISSN 2407-9189 The 4th Univesity Research Coloquium 2016

dan spiritual. Biasanya akibat tercampur lebih bugar ketimbang orang-orang yang
aduk, karena akibat yang ditimbulkan oleh kurang bersyukur atas apa yang
stres mempengaruhi keseluruhan individu. dialaminya.
Secara fisik, stres dapat mengancam Allah SWT berfirman (dalam surat
homeostasis fisiologis individu. Secara Al-Baqoroh : 155-156) yang artinya Dan
emosional stres dapat mengakibatkan sungguh akan kami berikan cobaan
perasaan negatif atau konstruktif terhadap kepadamu, dengan sedikit ketakutan,
diri. Secara intelektual stres dapat kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan
mempengaruhi persepsi dan kemampuan buah-buahan. dan berikanlah berita
memecahkan masalah. Secara sosial, gembira kepada orang-orang yang sabar.
stress dapat mengubah hubungan (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa
seseorang dengan orang lain. Secara musibah, mereka mengucapkan: "Inna
spiritual, stress dapat mempengaruhi nilai lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun". Surat
dan kepercayaan individu (Kozier 2004, Ali Imran ayah 139 yang artinya
dalam Loly 2010, h.173). Secara umum “Janganlah kamu bersikap lemah, dan
dapat disimpulkan bahwa kondisi stress janganlah (pula) kamu bersedih hati,
akan menimbulkan dampak baik padahal kamulah orang-orang yang
intrapersonal maupun interpersonal. Stres paling tinggi (derajatnya), jika kamu
dapat mengubah pandangan dan persepsi orang-orang yang beriman”. Dari ayat
seseorang akan arti hidup, tujuan hidup, tersebut dijelaskan bahwa manusia
kepuasan hidup dan dampak terhadap diingatkan agar dalam menghadapi segala
kualitas hidup. permasalahan hidup ini hendaknya tetap
Lansia dengan hipertensi hendaknya tegar dan tidak mudah jatuh dalam
selalu mensyukuri apa yang telah dicapai depresi, dengan tetap menjaga keimanan,
dan dimiliki, rasa syukur menyebabkan sabar dan bersyukur.
seseorang mempunyai sifat yang sabar, Berdasarkan hasil penelitian dan
tidak berprasangka buruk terhadap Tuhan. uraian tersebut, sangat penting bagi
Penerimaan diri dan rasa syukur perawat dalam menangani lansia dengan
menjadikan seseorang merasa bahagia, hipertensi untuk mengingatkan atau
optimistis dan lebih intens merasakan membimbing terhadap pemenuhan
kepuasan hidup. Selalu berfikir positif jika kebutuhan spiritualnya guna mengurangi
dihadapkan pada suatu cobaan, dengan stress atau ketegangan psikologis dalam
demikian individu dapat berharap bahwa hidup, sehingga dapat meningkatkan
stress atau ketegangan psikologis dalam kualitas hidupnya.
hidup dapat dikurangi, sehingga dapat
meningkatkan kualitas hidupnya (Froh, KESIMPULAN
Kash dan Ozimkowski & Miller 2009, 1. Sebagian besar tingkat stress lansia dengan
dalam Eko 2016, h.128). hipertensi di wilayah kerja Puskesmas
Allah SWT telah memberikan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan
janjinya bagi orang-orang yang banyak dalam kategori stres sedang yaitu 29
bersyukur dalam (QS: Ibrahim: 7). responden (69%).
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, 2. Lebih dari separuh kualitas hidup lansia
pasti Kami (Allah) akan menambah dengan hipertensi di wilayah kerja
(nikmat) kepadamu, dan jika kamu Puskesmas Wonopringgo Kabupaten
mengingkari (nikmat-Ku), maka Pekalongan dalam kategori cukup yaitu 22
sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.”. responden (52,4%).
Hasil penelitian Emmons dalam Akbar 3. Ada hubungan yang signifikan antara
(2011) menunjukkan bahwa mereka yang tingkat stress dengan kualitas hidup lansia
bersyukur memiliki kondisi tubuh yang dengan hipertensi di wilayah kerja

275
ISSN 2407-9189 The 4th Univesity Research Coloquium 2016

Puskesmas Wonopringgo Kabupaten sehingga dapat meningkatkan kualitas


Pekalongan, didapatkan nilai ρ value hidupnya.
sebesar 0,001 (<0,05) dan nilai korelasi
Spearman (r) sebesar - 0,535 menunjukkan
bahwa kekuatan hubungan yang kuat REFERENSI
dengan arah korelasinya negatif artinya
semakin tinggi tingkat stress maka semakin Annisa, F. 2005. Studi Deskriptif mengenai
menurun kualitas hidup lansia, begitu juga Penghayatan terhadap Dukungan
sebaliknya. Keluarga pada Lansia di Panti Wredha
“X” Bandung. Jurnal Psikologi. Bandung
: Universitas Kristen Marantha..
SARAN
1. Bagi peneliti selanjutnya Cecilia. 2011. Hubungan Tingkat Stress
Hasil dari penelitian ini dapat digunakan dengan Kualitas Hidup Pasien Gagal
sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya Ginjal Kronik yang Menjalani
yang terkait dengan stress dan kualitas Hemodialisa di RSUP DR. M. Djamil
hidup lansia dengan hipertensi. Peneliti Padang. Jurnal Keperawatan. Padang :
menyarankan kepada peneliti lain untuk Universitas Andalas.
mengeksplore lebih mendalam mengenai Dewi. 2013. Gambaran Kualitas Hidup pada
faktor-faktor lain yang mempengaruhi Lansia dengan Normotensi dan
kualitas hidup lansia dengan hipertensi Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas
dengan metode kualitatif. Gianyar I Periode Bulan November
2. Bagi institusi pendidikan keperawatan Tahun 2013. Jurnal Kesehatan. Bali :
Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan Universitas Udayana.
pertimbangan dalam merumuskan
kurikulum pendidikan agar menambah Dinkes Kabupaten Pekalongan. 2015. Laporan
materi yang berkaitan dengan aspek Penyakit Tidak Menular. Kabupaten
spiritual guna menciptakan karakteristik Pekalongan : Dinas Kesehatan.
perawat dengan spiritualitas tinggi guna Eko, K. 2016. Perbedaan Tingkat
memenuhi kebutuhan spiritual lansia Kebersyukuaran pada Laki-laki dan
dengan hipertensi yang mengalami stress. Perempuan. Jurnal Psikologi. Malang :
3. Bagi profesi keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang.
Bagi profesi keperawatan diharapkan
dalam menangani lansia dengan hipertensi Hawari, D. 2007. Manajemen Stress. Cemas.
melibatkan keluarga untuk mengingatkan dan Depresi. Jakarta : Universitas
atau membimbing terhadap pemenuhan Indonesia.
kebutuhan spiritualnya dengan lebih Hilmi., H. 2014. Gambaran Tingkat Stres
mendekatkan pada agama guna pada Lansia yang Menderita Hipertensi
mengurangi stress atau ketegangan di Gandu Sendang Tirto Berbah Sleman
psikologis dalam hidup, sehingga dapat Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta :
meningkatkan kualitas hidupnya. STIKes Aisyiyah.
4. Bagi responden
Laksono. 2011. Analisis Pengaruh Faktor
Bagi responden hendaknya selalu
Stres terhadap Kekambuhan Penderita
mensyukuri apa yang telah dicapai dan
Hipertensi di Puskesmas Bendosari
dimiliki, dan menerima dengan ikhlas
Sukoharjo. Skripsi Keperawatan.
semua cobaan yang dihadapi, serta selalu
Surakarta : UMS.
berfikir positif jika dihadapkan pada suatu
cobaan dengan demikian individu dapat Lika, A S. 2016. Hubungan antara Diabetes
berharap bahwa stress atau ketegangan dan Hipertensi. diakses tanggal 14 Juli
psikologis dalam hidup dapat dikurangi, 2016 <https://hellosehat.com>.

276
ISSN 2407-9189 The 4th Univesity Research Coloquium 2016

Loly, I S. 2010. Hubungan antara Stress Keperawatan. Kediri : STIKES RS


dengan Konsep Diri pada Penderita Baptis.
Diabetes Mellitus Tipe 2. Jurnal Ners
Indonesia. Vol. 2. No. 2. Maret 2012.
Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan
Komunitas: Teori dan Praktek dalam
Keperawatan. Jakarta : Salemba medika. Putri, R D 2013. Gambaran Kualitas Hidup
Muttaqin, A. 2009. Pengantar Asuhan pada Lansia dengan Normotensi dan
Keperawatan Klien dengan Gangguan Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas
Sistem Kardiovaskuler. Jakarta : Salemba Gianyar I Periode Bulan November
medika. Tahun 2013. Jurnal Kedokteran. Bali :
Universitas Udayana.
Nofitri. 2009. Gambaran Kualitas Hidup
Penduduk Dewasa pada Lima Wilayah di Rachma, N. 2010. Studi Fenomologi :
Jakarta. Skripsi Psikologi. Jakarta : Pengalaman Lanjut Usia Melakukan
Universitas Indonesia. Perawatan Tekanan Darah Tinggi di
Kelurahan Ngresep Kecamatan
Norma, K. 2012. Kualitas Hidup Lansia Banyumanik Kota Semarang Jawa
Dengan Hipertensi Di Wilayah Kerja Tengah. Tesis. Depok : Universitas
Puskesmas Karangmalang Kabupaten Indonesia.
Sragen. Skripsi Keperawatan. Surakarta :
UMS. Rasmun. 2009. Stres. Koping dan Adaptasi.
Jakarta : Sagung Seto.
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Riyanto, A. 2009. Pengolahan dan Analisis
Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika.
2007. Promosi Kesehatan &
Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta. Setiadi. 2008. Konsep dan Proses
Keperawatan Keluarga. Yogyakarta :
Nugroho, W. 2008. Keperawatan Gerontik Graha Ilmu.
dan Geriatrik. Jakarta : EGC.
Sunaryo. 2014. Psikologi untuk keperawatan.
Nursalam 2008. Konsep dan penerapan Jakarta : EGC.
metodologi penelitian ilmu keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika. Sustrani, L A S & Hadibroto, I. 2005.
Hipertensi. Jakarta : Gramedia Pustaka
Octaviyanti, R. 2013. Kualitas Hidup (Quality Utama.
Of Life) Seorang Penderita Tuberkulosis
(TB). Skripsi. Surabaya : UIN Sunan Tamher, S dan Noorkasiani. 2009. Kesehatan
Ampel. Usia Lanjut dengan Pendekatan Asuhan
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Palmer, A and Williams, B. 2007. Simple
Guides : Tekanan Darah Tinggi. Jakarta: Wahdah, N. 2011. Menaklukan Hipertensi
Erlangga. dan Diabetes. Yogyakarta : Multipress.
Potter, P A & Perry, A G. 2005. Buku Ajar Wayan, S. 2013. Dukungan Keluarga dan
Fundamental Keperawatan: Konsep. Kualitas Hidup Lansia Hipertensi. Jurnal
Proses dan Praktik. vol.1 E/4. Jakarta : Keperawatan. Denpasar : Politeknik
EGC. Kesehatan Denpasar.
Prasetyorini, 2012. Stres pada Penyakit Widyanto, F C & Triwibowo, C. 2013. Trend
terhadap Kejadian Komplikasi Hipertensi Disease “Trend penyakit masa kini”.
pada Pasien Hipertensi. Jurnal Jakarta : Trans Info Media.

277
ISSN 2407-9189 The 4th Univesity Research Coloquium 2016

Wijaya, A S & Putri, Y M. 2013. KMB 1


Keperawatan Medikal Bedah.
Yogyakarta : Nuha Medika.
Wirawan. 2012. Menghadapi Stres dan
Depresi. Seni Menikmati Hidup Agar
Selalu Bahagia. Jakarta : Platinum.
Yusup, L. 2010. Rahasia Tetap Muda Hingga
Lansia. Jakarta : Gramedia Pustaka.

278

Anda mungkin juga menyukai